BAB 8. Gerakan Tanah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau menurunnya kekuatan geser suatu massa tanah. Dengan kata lain, kekuatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Rumusan Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Longsoran translasi adalah ber-geraknya massa tanah dan batuan pada bidang gelincir berbentuk rata atau menggelombang landai.

TANAH LONGSOR; merupakan salah satu bentuk gerakan tanah, suatu produk dari proses gangguan keseimbangan lereng yang menyebabkan bergeraknya massa

L O N G S O R BUDHI KUSWAN SUSILO

I. Pendahuluan Tanah longsor merupakan sebuah bencana alam, yaitu bergeraknya sebuah massa tanah dan/atau batuan menuruni lereng akibat adanya gaya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau tandus (Vera Sadarviana, 2008). Longsorlahan (landslides) merupakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DEFINISI. Thornbury, 1954 : Proses akibat gaya gravitasi secara langsung.

GERAKAN TANAH DI KAMPUNG BOJONGSARI, DESA SEDAPAINGAN, KECAMATAN PANAWANGAN, KABUPATEN CIAMIS, JAWA BARAT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. arah bawah (downward) atau ke arah luar (outward) lereng. Material pembentuk

TINJAUAN PUSTAKA. Longsor. Gerakan tanah atau lebih dikenal dengan istilah tanah longsor adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. air. Melalui periode ulang, dapat ditentukan nilai debit rencana. Debit banjir

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tanah lempung adalah tanah yang memiliki partikel-partikel mineral tertentu

Bencana Benc Longsor AY 11

Bab IV STABILITAS LERENG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. adalah perbandingan relatif pasir, debu dan tanah lempung. Laju dan berapa jauh

BAB II KAJIAN TEORI. Menurut Arsyad (dalam Ahmad Denil Efendi 1989 : 27) Mengemukakan bahwa tanah

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI

MITIGASI BENCANA ALAM II. Tujuan Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Bencana longsor merupakan proses alami bumi yang sering terjadi pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II FAKTOR PENENTU KEPEKAAN TANAH TERHADAP LONGSOR DAN EROSI

Pengenalan Gerakan Tanah

Contents BAB I... 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Pokok Permasalahan Lingkup Pembahasan Maksud Dan Tujuan...

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam penggunaan lahan. Lahan juga diartikan sebagai Permukaan daratan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. jenuh air atau bidang luncur. (Paimin, dkk. 2009) Sutikno, dkk. (2002) dalam Rudiyanto (2010) mengatakan bahwa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. rendah (Dibyosaputro Dalam Bayu Septianto S U. 2008). Longsorlahan

GERAKAN TANAH DAN BANJIR BANDANG DI WILAYAH KECAMATAN TAHUNA DAN SEKITARNYA, KABUPATEN SANGIHE, SULAWESI UTARA

BAB 2 LANDASAN TEORI

MEKANIKA TANAH (CIV -205)

PENANGANAN BENCANA GERAKAN TANAH DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. batuan, bahan rombakan, tanah, atau campuran material tersebut yang bergerak ke

WORKSHOP PENANGANAN BENCANA GERAKAN TANAH

Identifikasi Daerah Rawan Longsor

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Menurut seorang ilmuwan kuno yang bernama Eratosthenes Geografi berasal

MEKANIKA TANAH 2 KESTABILAN LERENG. UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bintaro Sektor 7, Bintaro Jaya Tangerang Selatan 15224

BENCANA GERAKAN TANAH DI INDONESIA

HIDROSFER I. Tujuan Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

DISASTER NURSING AND TRAUMA HEALING. Project Observasi Potensi Bencana di Kelurahan Pongangan. Gunung Pati, Semarang, Jawa Tengah.

Bencana Longsor yang Berulang dan Mitigasi yang Belum Berhasil di Jabodetabek

Pemeriksaan lokasi bencana gerakan tanah Bagian 1: Tata cara pemeriksaan

GERAKAN TANAH DI KABUPATEN KARANGANYAR

KEJADIAN GERAKAN TANAH DAN BANJIR BANDANG PADA TANGGAL 20 APRIL 2008 DI KECAMATAN REMBON, KABUPATEN TANA TORAJA, PROVINSI SULAWESI SELATAN

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR. pengetahuan yang mencitrakan, menerangkan sifat-sifat bumi,

BAB III PENGENDALIAN LONGSOR Identifikasi dan Delineasi Daerah Rawan Longsor

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kerentanan longsor yang cukup besar. Meningkatnya intensitas hujan

KEJADIAN GERAKAN TANAH DI INDONESIA PERIODE MEI-AGUSTUS 2009

ANALISIS STABILITAS LERENG TEBING SUNGAI GAJAHWONG DENGAN MEMANFAATKAN KURVA TAYLOR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

GEOTEKNIK TAMBANG DASAR DASAR ANALISIS GEOTEKNIK. September 2011 SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL (STTNAS) YOGYAKARTA.

BAPPEDA Kabupaten Probolinggo 1.1 LATAR BELAKANG

Bab I Pendahuluan I.1. Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PEDOMAN PENATAAN RUANG

BAB 2 METODOLOGI DAN KAJIAN PUSTAKA...

BAB I PENDAHULUAN I - 1

TINJAUAN PUSTAKA. Eurasia, lempeng Pasifik, dan lempeng Australia yang bergerak saling

2016 STUDI PARAMATERIK PENGARUH INTENSITAS CURAH HUJAN TERHADAP JARAK JANGKAUAN DAN KECEPATAN LONGSOR BERDASARKAN MODEL GESEKAN COLOUMB SEDERHANA

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PERSETUJUAN... KATA PENGANTAR... PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL...

JIME, Vol. 3. No. 1 ISSN April 2017

BAB IV GEOMORFOLOGI DAN TATA GUNA LAHAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Batasan Longsor 2.2 Jenis Longsor

BAB III TATANAN GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB IV STUDI LONGSORAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Bendungan Urugan II. Dr. Eng Indradi W. Sunday, May 19, 13

2/25/2017. Pengertian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ANALISA KESTABILAN LERENG METODE SLICE (METODE JANBU) (Studi Kasus: Jalan Manado By Pass I)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

IDENTIFIKASI JENIS-JENIS TANAH DI INDONESIA A. BAGAIMANA PROSES TERBENTUKNYA TANAH

Stabilitas lereng (lanjutan)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil pemodelan fisik menunjukkan bahwa konfigurasi elektroda yang sensitif

LANDSLIDE OCCURRENCE, 2004 STRATEGI MITIGASI DAN SIFAT GERAKAN TANAH PENYEBAB BENCANA DI INDONESIA. BENCANA GERAKAN TANAH 2005 dan 2006

BENCANA GERAKAN TANAH AKIBAT GEMPABUMI JAWA BARAT, 2 SEPTEMBER 2009 DI DESA CIKANGKARENG, KECAMATAN CIBINONG, KABUPATEN CIANJUR, PROVINSI JAWA BARAT

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengaruh iklim sangat berpengaruh dalam menjaga kestabilan tanah,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

POTRET BENCANA BANJIR BANDANG DI WASIOR. Djadja, Agus Solihin, Agus Supriatna Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II DESKRIPSI KONDISI LOKASI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TANAH DASAR (SUB GRADE)

RESUME HASIL KEGIATAN PEMETAAN GEOLOGI TEKNIK PULAU LOMBOK SEKALA 1:

TANAH / PEDOSFER. OLEH : SOFIA ZAHRO, S.Pd

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( R P P )

Mekanika Tanah I Norma Puspita, ST. MT.

PERENCANAAN DINDING PENAHAN TANAH PADA RUAS JALAN TENGGARONG SEBERANG KM 10 KECAMATAN TENGGARONG SEBERANG

BAB I PENDAHULUAN. Bencana geologi merupakan bencana yang terjadi secara alamiah akibat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Sungai

Transkripsi:

BAB 8 Gerakan Tanah A. Pengertian Gerakan Tanah Gerakan tanah adalah perpindahan massa tanah atau batuan pada arah tegak, datar, atau miring dari kedudukannya semula, yang terjadi bila ada gangguan kesetimbangan pada saat itu. Gerakan tanah adalah suatu konsekuensi fenomena dinamis alam untuk mencapai kondisi baru akibat gangguan keseimbangan lereng yang terjadi, baik secara alamiah maupun akibat ulah manusia. Gerakan tanah akan terjadi pada suatu lereng, jika ada keadaan ketidakseimbangan yang menyebabkan terjadinya suatu proses mekanis, mengakibatkan sebagian dari lereng tersebut bergerak mengikuti gaya gravitasi, dan selanjutnya setelah terjadi longsor, lereng akan seimbang atau stabil kembali. Jadi longsor merupakan pergerakan massa tanah atau batuan menuruni lereng mengikuti gaya gravitasi akibat terganggunya kestabilan lereng. Apabila massa yang bergerak pada lereng ini didominasi oleh tanah dan gerakannya melalui suatu bidang pada lereng, baik berupa bidang miring maupun lengkung, maka proses pergerakan tersebut disebut sebagai longsoran tanah. B. Klasifikasi Gerakan Tanah Gerakan tanah diklasifikasikan berdasarkan macam atau tipe gerakan, macam material yang bergerak, dan kecepatan gerakan. Dari dasar klasifikasi tersebut, Highway Research Board Lanslide Committee (1958) membagi gerakan tanah menjadi: 1. Runtuhan batuan ( Rock fall) 1 G e r a k a n T a n a h

Suatu massa batuan yang terjatuh kebawah karena terlepas dari batuan induknya. Terjadi pada tebing- tebing yang terjal serta gerakannya ekstrim cepat. Rock fall dapat terjadi karena: a. Tarikan gaya berat, kekar dan rekahan. b. Pem oton gan kaki tebin g oleh alam mau pun man usia. GAMBAR ROCK FALL 2. Runtuhan tanah (Soil fall) 2 G e r a k a n T a n a h

Sama seperti rock fall, hanya saja yang jatuh adalah massa tanah. Gerakannya sangat cepat. 3. Runtuhan bahan rombakan (Debris fall) Sama halnya seperti rockfall dan soil fall, hanya saja yang jatuh berupa massa berupa tanah dan batuan yang relatif kering dan lepas-lepas dan gerakannya relatif cepat. 4. Nendatan (Slump) Pada waktu terjadi pergerakan terbentuk tebing (scarp, cliff) yang melngkung dan massa yang terletak di atasnya akan meluncur ke bawah dan terputar kebelakang dengan kecepatan ekstrim lambat sampai agak cepat (moderate). Proses ini merupakan proses longsoran yang sangat umum terjadi terutama pada tempat akumulasi sedimen yang kohesif seperti lempung yang cukup tebal. Pada umumnya slump terjadi pada daerah dengan kemiringan lereng yang terlalu terjal. 3 G e r a k a n T a n a h

Sesuai dengan prosesnya yang terputus- putus sehingga mempunyai lebih dari satu bidang longsor yang kurang lebih sejajar atau searah satu sama lain. 5. Blok glide Gerakan turun ke bawah dari massa tanah atau batuan yang berupa blok dengan kecepatan lambat sampai agak cepat. Blok yang turun dapat disebabkan atau dibatasi oleh sesar atau kekar. GAMBAR BLOCK GLIDE 6. Lonsoran batuan (Rock slide) Gerakan massa batuan kearah bawah yang biasanya melalui bidang perlapisan, rekahan, dan bidang sesar. Dalam hal ini kemiringan lereng searah dengan kemiringan perlapisan batuan. Lapisan batuan yang dapat bertindak sebagai bidang longsor adalah batuan yang berukuran sangat halus (lempung, tuf- halus, napal dan sebagainya). Kecepatannya amat 4 G e r a k a n T a n a h

lambat sampai cepat. Biasanya proses ini terjadi pada waktu batuan penyusun kerak bumi mengalami proses deformasi. 7. Longsoran bahan rombakan (Debris slide) Gerakan massa tanah atau hasil pelapukan batuan melalui bidang longsor yang relatif turun secara meluncur atau menggelinding. Bidang longsor merupakan bidang batas antara tanah dengan batuan induknya. 8. Aliran tanah ( Earth flow) Gerakan dari massa tanah secara mengalir dengan kecepatan lambat sampai cepat. Material (massa) tanah yang sangat plastis biasanya dengan kecepatan lambat sampai cepat dan lumpur dengan kecepatan sangat lambat, sehingga ada yang disebut aliran tanah cepat dan lambat. Faktor kandungan air sangat penting. Aliran ini sering terjadi di daerah yang beriklim basah (humid). Proses ini terjadi akibat hujan terus menerus mengakibatkan tanah yang kaya akan lempung akan jenuh air dan akan terurai. 5 G e r a k a n T a n a h

9. Aliran fragmen batuan Gerakan secara mengalir dari massa batuan berupa fragmenfragmen dengan kecepatan ekstrim cepat dan kering. Macam aliran batuan, misalnya rockfall avalanche. Massa yang bergerak sangat luas, baik berupa longsoran ataupun rutuhan batuan, akan bergerak dengan kecepatan ekstrim cepat. 10. Sand run Gerakan dari massa pasir secara mengalir dengan kecepatan capat sampai sangat lambat dalam keadaan kering. 11. Loess flow (dry) Aliran loes kering, massa yang mengalir berupa loes yang sangat kering biasanya disebabkan oleh gempa bumi. Kecepatan aliran ekstrim cepat. 12. Debris avalanche Gerakan bahan rombakan dalam keadaan agak basah dengan kecepatan sangat cepat sampai ekstrim cepat. 6 G e r a k a n T a n a h

13. Sand flow dan Silt flow Seperti sand run, hanya saja disini dalam keadaan basah. Kalau materialnya yang mengalir berupa pasir disebut sand flow, sedangkan jika berupa lumpur disebut dengan silt flow. Kecepatan alirannya cepat sampai sangat cepat. Perkiraan kecepatan gerak (alir) material yang bergerak: Ekstrim cepat > 10 ft/s Sangat cepat 1 ft/menit- 10 ft/menit Cepat 10 ft/menit- 5 ft/hari Moderate 5 ft/hari- 5 ft/bulan Lambat 1 ft/5 bulan- 5 ft/tahun Sangat lambat 5 ft/tahun- 1 ft/5 tahun Ekstrim lambat <1 ft/5 tahun C. Gerakan Tanah Lain 1. Creeping (rayapan tanah), yaitu gerakan massa tanah sepanjang bidang batas dengan batuan induknya, gerakannya sangat lambat, biasanya terjadi di area yang sangat luas. 2. Subsidence (amblesan), yaitu gerakan massa tanah dan batuan yang relatif vertikal, gerakannya bisa lambat dan bisa cepat. 3. Mudflow (aliran lumpur), yaitu gerakan massa yang relatif cair, gerakannya relatif cepat. Contohnya aliran lahar. 7 G e r a k a n T a n a h

D. Penyebab Terjadinya Gerakan Tanah Peristiwa yang dapat menyebabkan terjadinya gerakan tanah dibedakan menjadi gangguan luar dan gangguan dalam. 1. Gangguan Luar a. Getaran yang ditimbulkan oleh: gempa bumi, peledakan, keretaapi, dapatmengakibatkan gerakan tanah, sebagai contoh : gempa bumi Tes di Sumatera Selatan pada tahun 1952 dan getaran yang ditimbulkan oleh kereta api Jakarta - Yogyakarta di dekat Purwokerto tahun 1947. b. Pembebanan tambahan, terutama disebabkan oleh aktivitas manusia, misalnya adanya bangunan atau timbunan di atas tebing. c. Hilangnya penahan lateral, dapat disebabkan antara lain pengikisan (erosi sungai, pantai), aktivitas manusia (penggalian). Sebagai contoh : penggalian tras di tepi jalan Bandung - Lembang (Pasirjati), erosi sungai pada jalan Pacitan - Ponorogo, erosi pantai Bengkulu. d. Hilangnya tumbuhan penutup, dapat menyebabkan timbulnya alur pada beberapa daerah tertentu. Erosi makin meningkat dan akhimya tejadi gerakan tanah. 2. Gangguan dalam : a. Hilangnya rentangan permukaan : selaput air yang terdapat diantara butir tanah memberikan tegangan tarik yang tidak kecil. Sebaliknya jika air merupakan lapisan tebal, maka akibatnya akan berlawanan. Karena itu makin banyak air masuk ke dalam tanah, parameter kuat gesemya makin berkurang. b. Naiknya berat massa tanah batuan : masuknya air ke dalam tanah menye- babkan terisinya rongga antarbutir sehingga massa tanah bertambah. c. Pelindian bahan perekat, air mampu melarutkan bahan pengikat butir yang membentuk batuan sedimen. Misalnya perekat dalam batu pasir yang dilarutkan air sehingga ikatannya hilang. 8 G e r a k a n T a n a h

d. Naiknya muka air tanah : muka air dapat naik karena rembesan yang masuk pada pori antar butir tanah. Tekanan air pori naik sehingga kekuatan gesernya turun. e. Pengembangan tanah : rembesan air dapat menyebabkan tanah mengembang terutama untuk tanah lempung tertentu,jika lempung semacam itu terdapat di bawah lapisan lain. f. Surut cepat ; jika air dalam sungai atau waduk menurun terlalu cepat, maka muka air tanah tidak dapat mengikuti kecepatan menurunnya muka air. g. Pencairan sendiri dapat terjadi pada beberapa jenis tanah yang jenuh air, seperti pasir halus lepas hila terkena getaran (dikarenakan gempa bumi, kereta api dan sebagainya). E. Beberapa Bencana Longsor di Indonesia 1. Pada awal bulan Februari 2009, terjadi longsor tebing di poros Malino- Majannang, sekitar 80 kilometer dari Kota Makassar. 2. Longsor di Desa Silalahi Kecamatan Silalahi Sabungan Kabupaten Dairi, 22 Nopember 2009 3. 25 Desember 2009, tebing setinggi 30 meter di Jln. Kp. Cipare RW 12 arah Tapos, Desa Pancawati, Kec. Caringin, Kab. Bogor, longsor. 4. Lonsor di Kecamatan Kemranjen tepatnya di desa Petarangan. 5. Longsor Areal Tambang PT Freeport Indonesia di Tembagapura Papua, tepatnya di Mile 72 Areal Ridge Camp dekat Bukti Aptonal, pada 13 Desember 2009. 6. Di penghujung tahun 2009, longsor terjadi di poros Kota Palopo menuju Kabupaten Tana Toraja, tepatnya di Kecamatan Wara Barat, Kota Palopo. 7. Longsor di Kabupaten Karanganyar, 26 Desember 2009i, setelah hujan deras melanda kawasan di lereng Gunung Lawu. 9 G e r a k a n T a n a h

F. Penanggulangan Longsor (Gerakan tanah) Penanggulangan lonsor (gerakan tanah) dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu: 1. Cara vegetatif Cara vegetatif dilakukan apabila faktor penyebab gerakan tanah adalah kandungan air dalam tanah akibat curah hujan. Fungsi vegetasi adalah: a. Mengurangi energi butir hujan b. Mengurangi energi aliran permukaan c. Mengurangi jumlah air hujan yang sampai ke permukaan tanah d. Akar tumbuh-tumbuhan dapat memperkuat tanah Dalam metoda ini harus dipilih vegetasi yang cocok karena vegetasi yang besar justru dapat memperbesar pembebanan. 2. Cara mekanis Dalam metoda ini ada dua prinsip: a. Pengurangan tekanan, dilakukan dengan cara: Melandaikan lereng, terasering Mengalirkan air permukaan (drain surface) Mengalirkan air bawah permukaan(drai sub surface) Mengurangi beban b. Memperbesar kekuatan, dilakukan dengan cara: Menggunakan buttress Pemasangan anchor dan bolt Grounting c. Cara gebungan metoda vegetatif dan mekanis 10 G e r a k a n T a n a h

PENUTUP 1. Kesimpulan Gerakan tanah atau tanah longsor adalah perpindahan material pembentuk lereng berupa batuan, bahan rombakan,tanah, atau material campuran tersebut, bergerak ke bawah atau keluar lereng. Proses terjadinya tanah longsor dapat diterangkan sebagai berikut: air yang meresap ke dalam tanah akan menambah bobot tanah. Jika air tersebut menembus sampai tanah kedap air yang berperan sebagai bidang gelincir, maka tanah menjadi licin dan tanah pelapukan di atasnya akan bergerak mengikuti lereng dan keluar lereng.terdapat beberapa gejala umum yang dapat kita ketahui bila terjadi tanah longsor, yaitu: Munculnya retakan-retakan di lereng yang sejajar dengan arah tebing. Biasanya terjadi setelah hujan. Munculnya mata air baru secara tiba-tiba. Tebing rapuh dan kerikil mulai berjatuhan. 2. Saran Sebaiknya kita menjaga lingkungan daerah disekitar kita, karena seperti kita ketahui Indonesia dilewati 3 lempeng benua yang senantiasa bergerak sehingga rawan terjadi gerakan tanah atau tanah longsor. Jika kita memperhatikan lingkungan kita tersebut kita dapat meminimalkan dampak dari gerakan tanah tersebut. Kemudian kita juga perlu berdoa kepada tuhan kita, bagaimanapun bumi beserta isinya ini ialah milik-nya, semua dapat terjadi karena kehendak-nya, oleh karena itu sebaiknya kita juga berdoa untuk meminta perlindungan dari-nya. Allahualam. 11 G e r a k a n T a n a h

DAFTAR PUSTAKA http://www.esdm.go.id/batubara/doc_download/489-pengenalan-gerakantanah.html http://kiradminner.blogspot.com/2011/03/gerakan-tanah.html http://fgmi.iagi.or.id/berita/berita-dunia-geosaintis/gerakan-massa-tanah/ http://id.wikipedia.org/wiki/tanah_longsor 12 G e r a k a n T a n a h