Pengertian Iklim Kerja Iklim kerja adalah faktor-faktor termis dalam lingkungan kerja yang dapat mempengaruhi kesehatan manusia. Manusia mempertahankan suhu tubuhnya antara 36-37 0 C dengan berbagai cara pertukaran panas baik melalui konduksi, konveksi dan radiasi. Walaupun banyak faktor yang dapat menaikan suhu tubuh, tapi mekanisme dalam tubuh, membuat suhu tetap stabil. Faktor lingkungan yang mempengaruhi keseimbangan suhu tubuh adalah suhu panas atau dingin yang berlebihan. Beberapa istilah yang harus dipahami: 1.Temperature suhu kering, t (ºC) Temperature yang dibaca oleh sensor suhu kering dan terbuka, namun hasil pembacaan tidak terlalu tepat karena adnya pengaruh radiasi panas, kecuali sensornya mendapat ventilasi baik. 2.Temperature suhu basah, t (ºC) Temperature yang dibaca oleh sensor yang telah dibalut dengan kain / kapas basah untuk menghilangakan pegaruh radiasi, yang harus diperhatikan adalah aliran udara yang melewati sensor minimal 5 m/s 3.Kelembaban relative, Q (%) Kelembaban relative adalah perbandingan antara tekanan parsial uap air yang ada di dalam udara dan tekanan jenuh uap air pada temperature yang sama. Macam-Macam Iklim Kerja Kemajuan teknologi dan proses produksi di dalam industry telah menimbulkan suatu lingkungan kerja yang mempunyai iklim atau cuaca tertentu yang dapat berupa iklim kerja panas dan iklim kerja dingin. a. Iklim kerja panas Iklim kerja panas merupakan meteorologi dari lingkungan kerja yang dapat disebabkan oleh gerakan angin, kelembaban, suhu udara, suhu radiasi dan sinar matahari.salah satu kondisi yang disebabkan oleh iklim kerja
yang terlalu tinggi adalah apa yang dinamakan dengan Hear Stress ( tekanan panas). Tekanan panas adalah keseluruhan beban panas yang diterima tubuh yang merupakan kombinasi dari kerja fisik, faktor lingkungan ( suhu udara, tekanan uap air, pergerakan udara, perubahan panas radiasi ) dan faktor lain. Tekanan panas akan berdampak pada terjadinya : 1. Dehidrasi adalah penguapan yang berlebihan yang akan mengurangi volume darah dan pada tingkat awal aliran darah akan menurun dan otak akan kekurangan oksigen. 2. Heat rash, Gejala ini bias berupa lecet terus menerus dan panas disertai gatal yang menyengat. 3. Heat Fatique, Gangguan pada kemampuan motorik dalam kondisi p a na s. Gerakan tubuh menjadi lambat, kurang waspada terhadap tugas. 4. Heat cramps, Kekejangan otot yang diikuti penurunan sodium klorida dalam darah sampai tingkat kritis. Dapat terjadi sendiri atau bersama dengan kelelahan panas, kekejangan timbul secara mendadak. 5. Heat exhaustion : dikarenakan kekurangan cairan tubuh 6. Heat Sincope:Keadaan kolaps atau kehilangan kesadaran selama pemajanan panas dan tanpa kenaikan suhu tubuhatau penghentian keringat. 7. Heat stroke Kerusakan serius yang bekaitan dengan kesalahan pada pusat pengatur suhu tubuh. Pada kondisi ini mekanisme pengatur suhu tidak berfungsi lagidisertai hambatan proses penguapan secara tiba-tiba. b. Iklim kerja dingin Pengaruh suhu dingin dapat mengurangi efisiensi dengan keluhan kaku atau kurangnya koordinasi otot. Sedangkan pengaruh suhu ruangan sangat rendah terhadap kesehatan dapat mengakibatkan penyakit yang terkenal yang disebut dengan chilblains, trench foot dan frostbite.
Penilaian Tekanan Panas Tekanan panas dapat disebabkan oleh berbagai faktor yang selanjutnya dapat digolongkan dalam: a. Climatic faktor: suhu udara, humidity, radiasi, ke ce pa ta n gerakan udara. b. Non climatic faktor: panas, metabolisme, pakaian kerja dan tingkat aklimatisasi (Subaris,2007). Untuk menyederhanakan pengertian maka beberapa ahli menciptakan suatu indeks menurut fungsinya, sebagai berikut: a. Suhu efektif yaitu indeks sensoris dari tingkat panas yangdialami oleh seseorang tanpa baju dan kerja ringan dalam berbagai kombinasi suhu, kelembaban dan kecepatan aliranudara. Cara ini mempunyai kelemahan yaitu tidak memperhitungkan panas radiasi dan panas metabolisme tubuhsendiri. b. Indeks suhu basah dan bola (Wet Bulp-Globe Temperature Index dengan rumus untuk pekerjaan yang mengalami kontak dengan sinar matahari c. Indeks kecepatan pengeluaran keringat selama 4 jam, sebagai akibat dari kombinasi suhu, kelembaban dan kecepatan gerakan udara serta panas radiasi. Dapat juga dikoreksi denganpakaian dan tingkat kegiatan pekerjaan. d. Indeks Belding Hatch yaitu pengukuran tekanan panas dengan menghubungkan kemampuan berkeringat dari orang standar yaitu orang yang masih muda dengan tinggi 170 cm danberat 154 pond, kondisi sehat, kesegaran jasmani baik sertabeaklimatisasi terhadap panas. Metode ini mendasarkan indeksnya atas perbandingan banyaknya keringat yang diperlukan untuk mengimbangi panas dan kapasitas maksimaltubuh untuk berkeringat. Untuk menentukan indeks tersebut diperlukan pengukuran suhu kering dan basah, suhu globe thermometer, kecepatan aliran udara dan produksi panas akibat kegiatan kerja (Ramdan, 2007).
Pengukuran Iklim Kerja Alat yang dapat digunakan adalah Arsmann psychrometer untuk mengukur suhu basah, termometer bola untuk mengukur suhu radiasi. Selain itu pengukuran iklim kerja dapat menggunakan Questemp yaitu suatu alat digital untuk mengukur tekanan panas dengan parameter Indek Suhu Bola Basah (ISBB). Caranya dengan meletakkan alat pada ketinggian 1,2 m (3,3kaki) bagi tenaga kerja yang berdiri dan 0,6 m (2 kaki) bila tenagakerja duduk dalam melakukan pekerjaan. Pad a sa a t pe n gu ku ra n reservoir (tandon) termometer suhu basah diisi dengan aquadest dan waktu adaptasi alat 10 menit (Tim Hiperkes, 2006). Nilai Ambang Batas Iklim Kerja (Panas) dengan Indeks Suhu Basah dan Bola (ISBB) tidak diperkenankan melebihi : 1. Jenis pekerjaan ringan,wbgti 30,0 C 2. Jenis pekerjaan sedang, WBGTI 26,7 C 3. Jenis pekerjaan berat,wbgti 25,0 C Pengendalian Iklim Kerja Tinggi Pengendalian heat stress dan heat stein dipusatkan disekitar penyebab dari heat stress dan ketegangan physiologi yang dihasilkan. Hal ini memerlukan : 1. Pengendalian secara umum Training (pendidikan/latihan) Pengendalian tekanan panas melalui penerapan hygiene. Yang dimaksud adalah tindakan-tindakan yang diambil oleh perorangan untuk mengurangi resiko penyakit yang disebabkan oleh panas. a. Pengandalian cairan b. Aklimatisasi
c. Self determination : diartikan sebagai pembatasan terhadap pajanan panas dimana tenaga kerja menghindari terhadap cuaca panas apabila ia sudah merasakan terpapar suhu panas secara berlebihan. d. Diet : makanan yang terlalu manis atau mengandung karbohidrat berlebihan tidak dianjurkan karena akan menahan cairan melalui ginjal atau keringat. e. Gaya hidup dan status kesehatan f. Pakaian kerja : Pakaian kerja untuk lingkungan tempat kerja panas sebaiknya dari bahan yang mudah menyerap keringat seperti : bahan yang terbuat dari katun, sehingga penguapan mudah terjadi. 2. Pengendalian secara khusus Pengendalian secara khusus dapat dilaksanakan dengan 3 cara : 1. Pengendalian secara teknis Cara ini mencakup : a). Mengurangi beban kerja b). Menurunkan suhu udara : (bila suhu udara di atas 104 F (40 C), tenaga kerja mendapat tambahan pans secara nyata dari udara. Bila suhu udara dibawah 90 F (32 C), maka ada pelepasan panas dari tubuh secara nyata. Suhu udara dapat diturunkan dengan memasang ventilasi dengan cara pengenceran dan pendinginan secara aktif). c). Menurunkan kelembaban udara : (dengan menggunakan ruangan yang dingin akan menurunkan tekanan panas, hal ini disebabkan oleh karena suhu udara dan kelembaban udara yang lebih rendah, sehingga meningkatkan kecepatan penguapan dengan pendinginan). d). Menurunkan panas radiasi : (bila suhu globe lebih dari 109 F (43 C) panas radiasi merupakan sumber tekanan panas secara nyata.. 3. Pengendalian secara administrative adalah perubahan cara kerja yang dilakukan dalam upaya untuk membatasi resiko pemajanan. 4. Perlindungan perorangan adalah suatu cara pengendalian yang dilaksanakan perorangan(setiap pekerja).
PERILAKU ORGANISASI IKLIM KERJA Kelompok 2 Yessy Rahayaan (3130047) Nurjanah (3130023) Fathur Robi (3130086) Christina Estomihi (3150112) Kevin Tampubolon (3150159)