Pengertian Iklim Kerja Macam-Macam Iklim Kerja

dokumen-dokumen yang mirip
Indeks Suhu Bola Basah (ISBB)/WBGT (Wet Bulb Globe Temperature Index)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pergerakan udara dan radiasi perpindahan panas) dan pakaian yang digunakan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dihubungkan dengan produksi panas oleh tubuh disebut tekanan panas. menyangkut panas akan meningkat (ACGIH, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan hidup manusia secara luas, namun tanpa disertai dengan

BAB I PENDAHULUAN. yang mempengaruhinya menjalankan kegiatan. Kondisi manusia dipengaruhi

IV-138 DAFTAR ISTILAH

BAB I PENDAHULUAN. bila berada dalam temperatur ekstrim selama durasi waktu tertentu. Kondisi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. gerakan dan suhu radiasi. Kombinasi dari keempat faktor ini dihubungkan dengan

Universitas Sumatera Utara

KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA NOMOR : KEP.51/MEN/1999 T E N T A N G NILAI AMBANG BATAS FAKTOR FISIKA DI TEMPAT KERJA

TEKANAN PANAS DAN METODE PENGUKURANNYA DI TEMPAT KERJA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGENDALIAN TEKANAN PANAS (HEAT STRESS) LINGKUNGAN KERJA BERDASARKAN METODE ISBB

Bab V Hasil dan Pembahasan. Bab ini akan menampilkan data yang diperoleh selama penelitian beserta pengolahan dan pembahasannya

BAB I PENDAHULUAN. Industrialisasi akan selalu diiringi oleh penerapan teknologi tinggi.

MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONSIA KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA NOMOR : KEP 51/MEN/I999 TENTANG NILAI AMBANG BATAS FAKTOR FISIKA DI TEMPAT KERJA

ANALISIS TINGKAT IKLIM KERJA DI DALAM RUANG KERJA PT. KHARISMA RANCANG ABADI KECAMATAN SAMBUTAN. Oleh : KHIKIE PRATIWI NIM.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Suhu inti (core temperature) Suhu inti menggambarkan suhu organ-organ dalam (kepala, dada, abdomen) dan dipertahankan mendekati 37 C.

BAB I PENDAHULUAN. ribuan orang cedera setiap tahun (Ramli, 2009). (K3) perlu mendapat perhatian yang sebaik-baiknya sehingga diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. untuk keperluan suatu usaha dimana terdapat sumber-sumber bahaya (UU no. 1/

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HUBUNGAN IKLIM KERJA DAN STATUS GIZI DENGAN PERASAAN KELELAHAN KERJA PADA TENAGA KERJA BAGIAN PRODUKSI DI PABRIK KOPI PD. AYAM RAS KOTA JAMBI TAHUN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. panas umumnya lebih banyak menimbulkan masalah dibanding iklim kerja dingin,

BAB I PENDAHULUAN. mencakup syarat-syarat keselamatan kerja yang berkaitan dengan suhu,

Pengukuran iklim kerja (panas) dengan parameter indeks suhu basah dan bola

BAB I PENDAHULUAN. Bagian ini terdiri dari latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah dan sistematika penulisan.

BAB V PEMBAHASAN. saat penelitian dilakukan yang diukur dengan satuan tahun. Dalam

EVALUASI KONDISI IKLIM KERJA DI LABORATORIUM BETON TEKNIK SIPIL INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perhatian dan persepsi terhadap objek (Notoatmodjo, 2003)

BAB I PENDAHULUAN. maupun psikis terhadap tenaga kerja (Tarwaka, 2014). Dalam lingkungan

BAB II LANDASAN TEORITIS. Kenyamanan dan perasaan nyaman adalah penilaian komprehensif

Nilai Ambang Batas iklim kerja (panas), kebisingan, getaran tangan-lengan dan radiasi sinar ultra ungu di tempat kerja

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi termal tempat kerja merupakan suatu kondisi lingkungan kerja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TEMPERATUR EKSTRIM. Heat transfer. Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. berlebihan dan kondisi fisik yang lain dapat mengakibatkan gangguan

KEDARURATAN LINGKUNGAN

ALAT UKUR KELEMBABABAN UDARA

- TEMPERATUR - Temperatur inti tubuh manusia berada pada kisaran nilai 37 o C (khususnya bagian otak dan rongga dada) 30/10/2011

ANALISIS KUISIONER LINGKUNGAN KERJA DAN GANGGUAN KESEHATAN PEKERJA DI INDUSTRI GERABAH - JOGJAKARTA

HUBUNGAN ANTARA IKLIM KERJA PANAS DENGAN TINGKAT DEHIDRASI PADA TENAGA KERJA DI UNIT KANTIN PT. INDOACIDATAMA. Tbk. KEMIRI, KEBAKRAMAT, KARANGANYAR.

BAB I PENDAHULUAN. Temperature merupakan keadaan udara pada waktu dan tempat. pertukaran panas diantara tubuh dan lingkungan sekitar.

KESEIMBANGAN SUHU TUBUH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sehat anda untuk jangka panjang (kecuali dalam kondisi tertentu ketika tekanan darah

-THESIS (TI )- Perancangan Model Penilaian Potensi Personal Protective Clothing (PPC) dalam Mempengaruhi Kinerja Karyawan di Lingkungan Panas

BAB I PENDAHULUAN. Lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada disekitar pekerja dan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Lingkungan kerja adalah sesuatu yang ada disekitar para pekerja dan dapat

EVALUASI KONDISI IKLIM KERJA DI BENGKEL KONSTRUKSI POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat kota besar yang mengandalkan kepraktisan sehingga

BAB I PENDAHULUAN. dengan kadar yang melebihi nilai ambang batas (NAB), yang diperkenankan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. setiap unit dinding pembuluh darah. Jantung secara umum memberikan tekanan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional dimana variabel

BAB II LANDASAN TEORI

Bab III Metodologi Penelitian

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. dihindari, terutama pada era industrialisasi yang ditandai adanya proses

FISIOLOGI DAN PENGUKURAN KERJA

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia Indonesia seutuhnya berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Menurut ASHRAE (American Society of Heating, Refrigerating and

ANALISIS TEKANAN PANAS DAN KELUHAN SUBJEKTIF AKIBAT PAJANAN TEKANAN PANAS PADA PEKERJA DI AREA PT UNITED TRACTORS TBK TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Taufik Awaluddin Muharom,2013

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan bagi pekerja (Sucipto, 2014). Dalam lingkungan industri, proses. terhadap kondisi kesehatan pekerja (Kuswana, 2015).

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN HEAT STRAIN PADA TENAGA KERJA YANG TERPAPAR PANAS DI PT. ANEKA BOGA MAKMUR

SKRIPSI SYLVIA ANJANI NIM. D

Dr.Or. Mansur, M.S. Dr.Or. Mansur, M.S

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT TEKANAN PANAS DENGAN FREKUENSI DENYUT NADI PEKERJA PANDAI BESI DI KELURAHAN PADEBUOLO

PERBEDAAN TEKANAN DARAH PADA PAPARAN TEKANAN PANAS DI ATAS DAN DI BAWAH NAB PADA PEKERJA BAGIAN COR CETAK PT. SUYUTI SIDOMAJU CEPER KLATEN SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. statis artinya normalnya fungsi alat-alat tubuh pada waktu istirahat dan sehat

PROGRAM PENCAHAYAAN (Lighting) TIM BROILER MANAGEMENT 2017

PERBEDAAN DENYUT NADI SEBELUM DAN SESUDAH BEKERJA PADA IKLIM KERJA PANAS DI UNIT WORKSHOP PT. INDO ACIDATAMA Tbk KEMIRI, KEBAKKRAMAT KARANGANYAR

Suhu tubuh: Keseimbangan antara panas yg diproduksi tubuh dgn panas yg hilang dr tubuh. Jenis2 suhu tubuh: 1. Suhu inti: suhu jar.

BAB II DASAR TEORI 0,93 1,28 78,09 75,53 20,95 23,14. Tabel 2.2 Kandungan uap air jenuh di udara berdasarkan temperatur per g/m 3

D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I F A K U L T A S T E K N I K UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N 2016

PERBEDAAN KELELAHAN KERJA SEBELUM DAN SESUDAH TERPAPAR TEKANAN PANAS PADA TENAGA KERJA BAGIAN PENGGILINGAN KAIN PERCA DI INDUSTRI KASUR X SUKOHARJO

ANALISA VALIDASI PERALATAN METEOROLOGI KONVENSIONAL DAN DIGITAL DI STASIUN METEOROLOGI SAM RATULANGI oleh

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 DATA METEOROLOGI

DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

BAB III METODE PENELITIAN

Pathologi Bangunan dan Gas Radon Salah satu faktor paling populer penyebab terganggunya kesehatan manusia yang berdiam

BAHAN AJAR GIZI OLAHRAGA DEHIDRASI. Oleh: Cerika Rismayanthi, M.Or

Pengeringan. Shinta Rosalia Dewi

PENGARUH TEKANAN PANAS TERHADAP KELELAHAN KERJA PADA PEKERJA DI INDUSTRI PEMBUATAN BATU BATAA DS. SUKOREJO SRAGEN SKRIPSI

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL PENGESAHAN PERNYATAAN NASKAH SOAL HALAMAN PERSEMBAHAN KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH

BAB III METODE PENELITIAN

Nama : Maruli Tua Sinaga NPM : 2A Jurusan : Teknik Mesin Fakultas : Teknologi Industri Pembimbing :Dr. Sri Poernomo Sari, ST., MT.

BAB I PENDAHULUAN. seluruh dunia, dan belum banyak menjadi perhatian bagi peneliti ergonomis di

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ASPEK KENYAMANAN TERMAL PADA PENGKONDISIAN RUANG DALAM

Pengeringan Untuk Pengawetan

Transkripsi:

Pengertian Iklim Kerja Iklim kerja adalah faktor-faktor termis dalam lingkungan kerja yang dapat mempengaruhi kesehatan manusia. Manusia mempertahankan suhu tubuhnya antara 36-37 0 C dengan berbagai cara pertukaran panas baik melalui konduksi, konveksi dan radiasi. Walaupun banyak faktor yang dapat menaikan suhu tubuh, tapi mekanisme dalam tubuh, membuat suhu tetap stabil. Faktor lingkungan yang mempengaruhi keseimbangan suhu tubuh adalah suhu panas atau dingin yang berlebihan. Beberapa istilah yang harus dipahami: 1.Temperature suhu kering, t (ºC) Temperature yang dibaca oleh sensor suhu kering dan terbuka, namun hasil pembacaan tidak terlalu tepat karena adnya pengaruh radiasi panas, kecuali sensornya mendapat ventilasi baik. 2.Temperature suhu basah, t (ºC) Temperature yang dibaca oleh sensor yang telah dibalut dengan kain / kapas basah untuk menghilangakan pegaruh radiasi, yang harus diperhatikan adalah aliran udara yang melewati sensor minimal 5 m/s 3.Kelembaban relative, Q (%) Kelembaban relative adalah perbandingan antara tekanan parsial uap air yang ada di dalam udara dan tekanan jenuh uap air pada temperature yang sama. Macam-Macam Iklim Kerja Kemajuan teknologi dan proses produksi di dalam industry telah menimbulkan suatu lingkungan kerja yang mempunyai iklim atau cuaca tertentu yang dapat berupa iklim kerja panas dan iklim kerja dingin. a. Iklim kerja panas Iklim kerja panas merupakan meteorologi dari lingkungan kerja yang dapat disebabkan oleh gerakan angin, kelembaban, suhu udara, suhu radiasi dan sinar matahari.salah satu kondisi yang disebabkan oleh iklim kerja

yang terlalu tinggi adalah apa yang dinamakan dengan Hear Stress ( tekanan panas). Tekanan panas adalah keseluruhan beban panas yang diterima tubuh yang merupakan kombinasi dari kerja fisik, faktor lingkungan ( suhu udara, tekanan uap air, pergerakan udara, perubahan panas radiasi ) dan faktor lain. Tekanan panas akan berdampak pada terjadinya : 1. Dehidrasi adalah penguapan yang berlebihan yang akan mengurangi volume darah dan pada tingkat awal aliran darah akan menurun dan otak akan kekurangan oksigen. 2. Heat rash, Gejala ini bias berupa lecet terus menerus dan panas disertai gatal yang menyengat. 3. Heat Fatique, Gangguan pada kemampuan motorik dalam kondisi p a na s. Gerakan tubuh menjadi lambat, kurang waspada terhadap tugas. 4. Heat cramps, Kekejangan otot yang diikuti penurunan sodium klorida dalam darah sampai tingkat kritis. Dapat terjadi sendiri atau bersama dengan kelelahan panas, kekejangan timbul secara mendadak. 5. Heat exhaustion : dikarenakan kekurangan cairan tubuh 6. Heat Sincope:Keadaan kolaps atau kehilangan kesadaran selama pemajanan panas dan tanpa kenaikan suhu tubuhatau penghentian keringat. 7. Heat stroke Kerusakan serius yang bekaitan dengan kesalahan pada pusat pengatur suhu tubuh. Pada kondisi ini mekanisme pengatur suhu tidak berfungsi lagidisertai hambatan proses penguapan secara tiba-tiba. b. Iklim kerja dingin Pengaruh suhu dingin dapat mengurangi efisiensi dengan keluhan kaku atau kurangnya koordinasi otot. Sedangkan pengaruh suhu ruangan sangat rendah terhadap kesehatan dapat mengakibatkan penyakit yang terkenal yang disebut dengan chilblains, trench foot dan frostbite.

Penilaian Tekanan Panas Tekanan panas dapat disebabkan oleh berbagai faktor yang selanjutnya dapat digolongkan dalam: a. Climatic faktor: suhu udara, humidity, radiasi, ke ce pa ta n gerakan udara. b. Non climatic faktor: panas, metabolisme, pakaian kerja dan tingkat aklimatisasi (Subaris,2007). Untuk menyederhanakan pengertian maka beberapa ahli menciptakan suatu indeks menurut fungsinya, sebagai berikut: a. Suhu efektif yaitu indeks sensoris dari tingkat panas yangdialami oleh seseorang tanpa baju dan kerja ringan dalam berbagai kombinasi suhu, kelembaban dan kecepatan aliranudara. Cara ini mempunyai kelemahan yaitu tidak memperhitungkan panas radiasi dan panas metabolisme tubuhsendiri. b. Indeks suhu basah dan bola (Wet Bulp-Globe Temperature Index dengan rumus untuk pekerjaan yang mengalami kontak dengan sinar matahari c. Indeks kecepatan pengeluaran keringat selama 4 jam, sebagai akibat dari kombinasi suhu, kelembaban dan kecepatan gerakan udara serta panas radiasi. Dapat juga dikoreksi denganpakaian dan tingkat kegiatan pekerjaan. d. Indeks Belding Hatch yaitu pengukuran tekanan panas dengan menghubungkan kemampuan berkeringat dari orang standar yaitu orang yang masih muda dengan tinggi 170 cm danberat 154 pond, kondisi sehat, kesegaran jasmani baik sertabeaklimatisasi terhadap panas. Metode ini mendasarkan indeksnya atas perbandingan banyaknya keringat yang diperlukan untuk mengimbangi panas dan kapasitas maksimaltubuh untuk berkeringat. Untuk menentukan indeks tersebut diperlukan pengukuran suhu kering dan basah, suhu globe thermometer, kecepatan aliran udara dan produksi panas akibat kegiatan kerja (Ramdan, 2007).

Pengukuran Iklim Kerja Alat yang dapat digunakan adalah Arsmann psychrometer untuk mengukur suhu basah, termometer bola untuk mengukur suhu radiasi. Selain itu pengukuran iklim kerja dapat menggunakan Questemp yaitu suatu alat digital untuk mengukur tekanan panas dengan parameter Indek Suhu Bola Basah (ISBB). Caranya dengan meletakkan alat pada ketinggian 1,2 m (3,3kaki) bagi tenaga kerja yang berdiri dan 0,6 m (2 kaki) bila tenagakerja duduk dalam melakukan pekerjaan. Pad a sa a t pe n gu ku ra n reservoir (tandon) termometer suhu basah diisi dengan aquadest dan waktu adaptasi alat 10 menit (Tim Hiperkes, 2006). Nilai Ambang Batas Iklim Kerja (Panas) dengan Indeks Suhu Basah dan Bola (ISBB) tidak diperkenankan melebihi : 1. Jenis pekerjaan ringan,wbgti 30,0 C 2. Jenis pekerjaan sedang, WBGTI 26,7 C 3. Jenis pekerjaan berat,wbgti 25,0 C Pengendalian Iklim Kerja Tinggi Pengendalian heat stress dan heat stein dipusatkan disekitar penyebab dari heat stress dan ketegangan physiologi yang dihasilkan. Hal ini memerlukan : 1. Pengendalian secara umum Training (pendidikan/latihan) Pengendalian tekanan panas melalui penerapan hygiene. Yang dimaksud adalah tindakan-tindakan yang diambil oleh perorangan untuk mengurangi resiko penyakit yang disebabkan oleh panas. a. Pengandalian cairan b. Aklimatisasi

c. Self determination : diartikan sebagai pembatasan terhadap pajanan panas dimana tenaga kerja menghindari terhadap cuaca panas apabila ia sudah merasakan terpapar suhu panas secara berlebihan. d. Diet : makanan yang terlalu manis atau mengandung karbohidrat berlebihan tidak dianjurkan karena akan menahan cairan melalui ginjal atau keringat. e. Gaya hidup dan status kesehatan f. Pakaian kerja : Pakaian kerja untuk lingkungan tempat kerja panas sebaiknya dari bahan yang mudah menyerap keringat seperti : bahan yang terbuat dari katun, sehingga penguapan mudah terjadi. 2. Pengendalian secara khusus Pengendalian secara khusus dapat dilaksanakan dengan 3 cara : 1. Pengendalian secara teknis Cara ini mencakup : a). Mengurangi beban kerja b). Menurunkan suhu udara : (bila suhu udara di atas 104 F (40 C), tenaga kerja mendapat tambahan pans secara nyata dari udara. Bila suhu udara dibawah 90 F (32 C), maka ada pelepasan panas dari tubuh secara nyata. Suhu udara dapat diturunkan dengan memasang ventilasi dengan cara pengenceran dan pendinginan secara aktif). c). Menurunkan kelembaban udara : (dengan menggunakan ruangan yang dingin akan menurunkan tekanan panas, hal ini disebabkan oleh karena suhu udara dan kelembaban udara yang lebih rendah, sehingga meningkatkan kecepatan penguapan dengan pendinginan). d). Menurunkan panas radiasi : (bila suhu globe lebih dari 109 F (43 C) panas radiasi merupakan sumber tekanan panas secara nyata.. 3. Pengendalian secara administrative adalah perubahan cara kerja yang dilakukan dalam upaya untuk membatasi resiko pemajanan. 4. Perlindungan perorangan adalah suatu cara pengendalian yang dilaksanakan perorangan(setiap pekerja).

PERILAKU ORGANISASI IKLIM KERJA Kelompok 2 Yessy Rahayaan (3130047) Nurjanah (3130023) Fathur Robi (3130086) Christina Estomihi (3150112) Kevin Tampubolon (3150159)