SISTEM PENGENDALIAN MUTU. KANTOR JASA AKUNTANSI (KJA) Dr. SURYO PRATOLO & REKAN

dokumen-dokumen yang mirip
Standar Audit SA 220. Pengendalian Mutu untuk Audit atas Laporan Keuangan

Panduan Standar Pengendalian Mutu 1: Pengendalian Mutu bagi KJA yang Melaksanakan Perikatan Selain Perikatan Asurans

PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL. Bab I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 Tujuan

SOP-2 KETENTUAN ETIK PROFESI YANG BERLAKU

PANDUAN SISTEM PENGENDALIAN MUTU KANTOR JASA AKUNTANSI

BAB I PENDAHULUAN. Derasnya arus globalisasi yang mengarah pada perdagangan bebas kini

ED SPM 1: PENGENDALIAN MUTU BAGI KJA YANG MELAKSANAKAN PERIKATAN SELAIN PERIKATAN ASURANS

PIAGAM INTERNAL AUDIT

PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL

Standar Audit SA 620. Penggunaan Pekerjaan Pakar Auditor

INTERNAL AUDIT CHARTER 2016 PT ELNUSA TBK

STANdAR PENGENDALIAN MUTU 1 PENGENDALIAN MUTU BAGI KJA YANG MELAKSANAKAN PERIKATAN SELAIN PERIKATAN ASURANS

BAB IV HASIL PENELITIAN. IV.1 Penetapan Kebijakan Dan Prosedur Pengendalian Mutu

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA KOMITE AUDIT

SOP-6 PENELAAHAN MUTU. Halaman 1 dari 12

Standar Audit SA 300. Perencanaan Suatu Audit atas Laporan Keuangan

1.1. Dasar/ Latar Belakang Penyusunan Piagam Audit Internal

2. Pertanyaan Mengenai Persepsi terhadap Kode Etik Akuntan

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA KOMITE AUDIT

BAB I PENDAHULUAN. keuangan yang telah diaudit oleh akuntan publik kewajarannya lebih dapat

SPJ 4400: PERIKATAN UNTUK MELAKUKAN PROSEDUR YANG DISEPAKATI ATAS INFORMASI KEUANGAN SPJ 4410: PERIKATAN KOMPILASI

PT ARGHA KARYA PRIMA INDUSTRY, Tbk. PIAGAM UNIT INTERNAL AUDIT

SISTEM PENGENDALIAN MUTU

PIAGAM KOMITE AUDIT PT DUTA INTIDAYA, TBK

SOP-4 SUMBERDAYA MANUSIA. Halaman 1 dari 9

SURAT KEPUTUSAN BERSAMA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI NO.SKB.003/SKB/I/2013

PIAGAM AUDIT INTERNAL

SEKSI 100 A. PRINSIP-PRINSIP DASAR ETIKA PROFESI

Pedoman Kerja Unit Internal Audit (Internal Audit Charter)

Perencanaan audit meliputi pengembangan strategi menyeluruh pelaksanaan dan lingkup audit yang

PIAGAM KOMITE AUDIT. ( AUDIT COMMITTE CHARTER ) PT FORTUNE MATE INDONESIA Tbk

Internal Audit Charter

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam melakukan audit (Mulyadi dan Puradiredja, (1998)

PIAGAM (CHARTER) AUDIT SATUAN PENGAWASAN INTERN PT VIRAMA KARYA (Persero)

Piagam Unit Audit Internal ( Internal Audit Charter ) PT Catur Sentosa Adiprana, Tbk

AUDIT MUTU INTERNAL SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN IMMI SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN IMMI

SPR Reviu atas Informasi Keuangan Interim yang Dilaksanakan oleh Auditor Independen Entitas

Pedoman Kerja Komite Audit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SEttEN IN00NESiA GRO IPIEDOMAN KERJA(CHARTER) KOMITE AUDI丁. PToSEMEN丁 ONASA

PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR : 54 TAHUN 2010 TENTANG

PIAGAM KOMITE AUDIT. PT Wahana Ottomitra Multiartha, Tbk. DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH

STANDAR PENGENDALIAN MUTU 1 STANDAR PERIKATAN JASA 4410 PERIKATAN KOMPILASI

PT MULTI INDOCITRA Tbk PIAGAM KOMITE AUDIT

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 25 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH (SPIP) KABUPATEN SITUBONDO

DEPARTEMEN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS HASANUDDIN FAKULTAS KEDOKTERAN

INSTITUT AKUNTAN PUBLIK INDONESIA DEWAN STANDAR PROFESIONAL AKUNTAN PUBLIK

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER)

Piagam Audit Internal. PT Astra International Tbk

Standar Audit SA 610. Penggunaan Pekerjaan Auditor Internal

I. PENDAHULUAN. 1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan;

PIAGAM KOMITE AUDIT DAN RISIKO USAHA (BUSINESS RISK AND AUDIT COMMITTEES CHARTER) PT WIJAYA KARYA BETON Tbk. BAGIAN I

PT INDO KORDSA Tbk. PIAGAM AUDIT INTERNAL

FAKTOR PENILAIAN: PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARIS

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama dari pelaporan keuangan adalah menyediakan informasi

PEDOMAN KERJA KOMITE AUDIT

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Profesi akuntan publik merupakan salah satu profesi yang dianggap sangat

MANUAL PROSEDUR AUDIT MUTU AKADEMIK INTERNAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DAFTAR ISI CHARTER KOMITE AUDIT PT INDOFARMA (Persero) Tbk

BATASAN, STANDAR, DAN KODE ETIK AUDIT INTERNAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Standar Pengendalian Mutu SPM 1

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat dan pemakai laporan keuangan mengharapkan agar auditor dapat

PIAGAM KOMITE AUDIT 2015

BUPATI GARUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PT. BUANA FINANCE, TBK PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER)

DAFTAR ISI CHARTER KOMITE AUDIT. I Pendahuluan 1. II Tujuan Pembentukan Komite Audit 1. III Kedudukan 2. IV Keanggotaan 2. V Hak dan Kewenangan 3

1.1 Latar Belakang Penelitian Guna menghadapi era globalisasi yang menuju ke arah pasar bebas, terutama di Indonesia akan banyak masuk akuntan luar

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal

Standar Audit SA 250. Pertimbangan atas Peraturan Perundang-Undangan dalam Audit atas Laporan Keuangan

PIAGAM AUDIT INTERNAL PT SILOAM INTERNATIONAL HOSPITALS TBK.

SOP-1 TANGGUNG JAWAB KEPEMIMPINAN KJPP ATAS MUTU

PT. Wahana Ottomitra Multiartha, Tbk

Standar Audit SA 230. Dokumentasi Audit

INTERNAL AUDIT CHARTER

STANDAR PERIKATAN AUDIT

BUPATI BANYUMAS, TENTANG SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH. menetapkann. Sistem

KOMUNIKASI ANTARA AUDITOR PENDAHULU DENGAN AUDITOR PENGGANTI

- 1 - LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 7 /SEOJK.03/2016 TENTANG STANDAR PELAKSANAAN FUNGSI AUDIT INTERN BANK PERKREDITAN RAKYAT

Struktur Organisasi. PT. Akari Indonesia. Pusat dan Cabang. Dewan Komisaris. Direktur. General Manager. Manajer Sumber Daya Manusia Kepala Cabang

Piagam Audit Internal. PT Astra International Tbk

BERITA DAERAH KOTA SUKABUMI TAHUN 2011 NOMOR 16 PERATURAN WALIKOTA SUKABUMI

REVISI LAPORAN SELF ASESSMENT PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PT. BANK NTB PERIODE DESEMBER TAHUN 2012

SA Seksi 801 AUDIT KEPATUHAN YANG DITERAPKAN ATAS ENTITAS PEMERINTAHAN DAN PENERIMA LAIN BANTUAN KEUANGAN PEMERINTAH. Sumber: PSA No.

INTERNAL AUDIT. Materi 1. Oleh Wisnu Haryo Pramudya, S.E., M.Si., Ak., CA

Kode Etik Profesi Akuntan Publik

PIAGAM UNIT AUDIT INTERNAL PT NUSANTARA PELABUHAN HANDAL TBK ( Perseroan )

PT. BUANA FINANCE, TBK PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER)

BUPATI CILACAP PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 88 TAHUN 2013 TENTANG

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

DAFTAR PERTANYAAN MENGENAI PENGARUH AUDIT INTERN (VARIABEL INDEPENDEN) NO PERTANYAAN Y N T Independensi

BAB I PENDAHULUAN. Praktek penyelenggaraan pemerintah dewasa ini menjadi potret. buram kekecewaan masyarakat yang terjadi di semua tempat dan di

SA Seksi 324 PELAPORAN ATAS PENGOLAHAN TRANSAKSI OLEH ORGANISASI JASA. Sumber: PSA No. 61 PENDAHULUAN

VISI, MISI, TUJUAN, KEWENANGAN DAN TANGGUNG JAWAB.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS AUDIT

KEPUTUSAN DEWAN KOMISARIS PT INDONESIA ASAHAN ALUMINIUM (PERSERO) NOMOR : PC-07/05/2014 TENTANG PIAGAM KOMITE AUDIT

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal

Transkripsi:

KANTOR JASA AKUNTANSI (KJA) Dr. SURYO PRATOLO & REKAN A. Pendahuluan Untuk menjamin Kantor Jasa Akuntansi (KJA) Dr. Suryo Pratolo & Rekan bekerja secara profesional dan menjaga etika profesi, maka perlu disusun Sistem Pengendalian Mutu (SPM). Dengan SPM ini akan didapatkan standar yang jelas dalam menerima, melanjutkan atau menolak penugasan dari klien. Dalam dokumen SPM ini akan diuraikan hal-hal berikut: Prosedur Penerimaan Klien, Jaminan Mutu, Manajemen Risiko, Pengendalian Mutu Penugasan, Independensi dan Penelaahan Mutu. B. Prosedur Penerimaan Klien Kantor Jasa Akuntansi (KJA) merupakan institusi yang memberikan jasa kepada para klien, sehingga keberadaan klien bagi KJA merupakan peluang untuk mendapatkan pendapatan, namun demikian tidak berarti semua calon klien yang meminta atau akan menggunakan jasa KJA akan langsung dapat diterima. KJA Dr. Suryo Pratolo & Rekan memiliki prosedur terhadap para calon klien yang akan menggunakan jasa KJA Dr. Suryo Pratolo & Rekan, dengan terlebih dahulu menguji integritas calon klien. Standar yang diberlakukan adalah KJA Dr. Suryo Pratolo & Rekan hanya akan menerima klien yang memiliki manajemen dengan integritas yang baik, hal ini dimaksudkan untuk mengurangi risiko penugasan yang didapat dari klien. Terhadap calon klien KJA Dr. Suryo Pratolo & Rekan akan terlebih dahulu melakukan identifikasi calon klien, apakah manajemen calon klien dapat dipercaya dan bertanggung jawab. Proses untuk mendapatkan gambaran calon klien di atas dapat dilakukan dengan berkomunikasi dengan KJA sebelumnya yang pernah memberikan jasa kepada calon klien, mencari informasi dari pihak ketiga yang diyakini memiliki informasi yang cukup dan pandangan obyektif terhadap calon klien, atau dapat juga dilakukan dengan mengandalkan pada pengalaman dan pemahaman KJA tentang calon klien tersebut. KJA Dr. Suryo Pratolo & Rekan Page 1

Setelah gambaran profil calon klien diperoleh, langkah berikutnya adalah KJA Dr. Suryo Pratolo & Rekan melakukan identifikasi penugasan, identifikasi dimaksud adalah siapa yang akan menjadi pengguna informasi yang dihasilkan dari penugasan tersebut, bagaimana prosepek hukum dan stabilitas keuangan calon klien, juga batas lingkup penugasan. Langkah selanjutnya KJA Dr. Suryo Pratolo & Rekan melakukan pendalaman pemahaman calon klien terkait dengan potensi-potensi yang dapat memengaruhi dalam pelaksanaan penugasan, memahami karakter manajemen dan pemiliknya sehingga dapat dipertimbangkan kemungkinan perlunya perhatian khusus, atau adanya potensi risiko yang tidak wajar, melalui langkah ini dapat direview dan diperoleh informasi data mengenai calon klien lebih dalam. Berdasarkan data dan informasi yang telah diperoleh, akan dilakukan pertimbangan risiko calon klien sesuai dengan persyaratan penerimaan atau penolakan klien. Jika berdasarkan informasi yang diperoleh mengarah pada menerima klien, KJA Dr. Suryo Pratolo & Rekan akan menunjuk tim yang akan melaksanakan penugasan klien dengan mempertimbangkan independensi, keahlian, pengetahuan tentang industri dan jumlah personel yang akan dilibatkan. Jika kesimpulan awal adalah menerima calon klien maka akan diterbitkan proposal persetujuan menerima klien, sebelum dibuat keputusan final penerimaan klien akan dilakukan proses verifikasi, apakah tim yang akan menerima penugasan setuju serta bersedia bertanggungjawab atas penugasan yang diberikan. Tim yang ditunjuk harus senantiasa memiliki kewaspadaan terkait dengan integritas atau ketidaksepahaman dengan manajemen klien atau direksi, dan selalu waspada terhadap alasan profesional mengapa harus menolak atau tidak menerima penugasan yang diberikan. Bila semua langkah di atas mengarah pada kesimpulan yang meyakinkan, KJA Dr. Suryo Pratolo & Rekan akan memutuskan menerima, melanjutkan atau menolak klien, setelah mendapatkan dan mempertimbangkan seluruh informasi yang dibutuhkan serta pertimbangan dari risiko klien. Apabila keyakinan mengarah pada persetujuan untuk menerima klien, KJA Dr. Suryo Pratolo & Rekan akan membuat KJA Dr. Suryo Pratolo & Rekan Page 2

laporan persetujuan penerimaan klien yang ditandatangani oleh klien dan pimpinan tim. C. Jaminan Mutu KJA Dr. Suryo Pratolo & Rekan dalam menjalankan penugasan selalu memegang teguh terhadap kualitas jasa yang dikerjakan. Kualitas merupakan cermin kompetensi penyedia jasa yang harus ditunjukkan kepada para pengguna jasa, oleh karena itu para tenaga profesional yang ada di KJA Dr. Suryo Pratolo & Rekan wajib mematuhi dan melaksanakan kode etik. Tenaga profesional harus handal dan memiliki kemampuan, kompetensi dan komitmen untuk mematuhi seluruh etika yang ada. Setiap penugasan akan diberikan kepada tenaga profesional yang memiliki tingkat pelatihan dan keahlian teknis yang memadai, dan sekurang-kurangnya akan ditunjuk satu orang staf yang dinilai tepat untuk menjadi penanggung jawab setiap penugasan. Untuk memastikan setiap penugasan dilaksanakan dengan sebaikbaiknya, dibuat ketentuan bahwa penugasan harus dikomunikasikan kepada para staf yang terlibat dalam penugasan tersebut. Dalam melaksanakan tugas, staf harus melakukan konsultasi secara cukup dan sebaik-baiknya agar diperoleh informasi sesuai kebutuhan dari pihak-pihak yang memiliki pengetahuan, kompetensi dan pemikiran atau pertimbangan yang memadai. Konsultasi dilakukan dengan merujuk pada pedoman prosedur yang harus dirujuk yaitu, dapat mengungkap identifikasi masalah dan informasi khusus serta mengungkap masalah yang kompleks dan tidak biasa. Tugas konsultasi untuk dapat mengungkap berbagai informasi, diberikan kepada personal atau staf yang memiliki kemampuan dan kewenangan dan hasil konsultasi harus didokumentasi secara memadai. KJA Dr. Suryo Pratolo & Rekan meyakini bahwa kualitas penugasan sangat ditentukan oleh kualitas SDM yang terlibat dalam proses pengerjaan suatu penugasan, untuk itu proses rekruitmen staf dilakukan dengan standar kualifikasi dan pedoman evaluasi SDM potensial yang mampu dipekerjakan. Dengan adanya KJA Dr. Suryo Pratolo & Rekan Page 3

sistem, kebijakan dan prosedur yang jelas akan menjadikan staf bekerja secara profesional, memiliki kompetensi dan integritas. Profesionalitas staf dalam melaksanakan tugas sangat ditentukan oleh proses pengembangan profesi mereka, untuk itu KJA Dr. Suryo Pratolo & Rekan selalu melaksanakan program pengembangan staf baik secara internal maupun eksternal. Pelatihan dilakukan baik dengan cara on the job training maupun off the job training. Program dan kriteria dalam pengembangan kapasitas staf selalu dikomunikasikan kepada seluruh staf. Untuk mengikuti perkembangan terkini terkait standar akuntansi maupun standar profesional bila ada peraturan baru akan segera disampaikan kepada staf. Dalam mewujudkan jenjang karir yang jelas kepada staf, KJA Dr. Suryo Pratolo & Rekan menerapkan program promosi jabatan dan juga evaluasi kinerja staf. Berdasarkan Key performance indicator (KPI) yang telah ditetapkan, staf akan senantiasa dievaluasi kinerjanya, bila berkinerja baik sesuai KPI yang telah ditetapkan, staf akan mendapatkan promosi dengan pemberian tanggungjawab yang lebih tinggi lagi, sebaliknya bila staf menunjukkan kinerja yang jelek, maka akan dilakukan pembinaan, peringatan hingga pemberhentian. D. Manajemen Risiko Untuk memastikan organisasi berjalan sesuai dengan prinsip-prinsip profesionalisme, terdapat berbagai ketentuan terkait dengan manajemen risiko organisasi dan penugasan, yaitu: pertama, adanya pedoman penerimaan dan penolakan klien. harus dipastikan klien memiliki integritas yang baik, untuk menghindari memperoleh penugasan dari klien yang meragukan integritasnya. Analisis ini diperlukan agar terhindar dari penugasan yang melanggar prinsip independensi. Apabila berdasarkan analisis dinyatakn klien layak untuk menerima penugasan darinya, maka dilakukan perikatan secara tertulis, yang mencantumkan lingkup penugasan yang dideskripsikan secara jelas dan akurat, tanggungjawab dalam hal kebenaran dan keakuratan data yang diberikan klien. Untuk kelancaran penugasan, maka semua proses kegiatan harus didokumentasi secara memadai, dan laporan hanya dapat diberikan kepada pihak-pihak yang semestinya. Kedua, adanya KJA Dr. Suryo Pratolo & Rekan Page 4

pedoman kepastian mutu dan kebijakan etika. Dalam pedoman staf harus ditegaskan untuk berhati-hati terkait dengan tindakan yang berpotensi menjadi kewajiban hukum. Harus dipastikan penugasan dilaksanakan oleh staf profesional yang memiliki keahlian teknis. Ketiga, pengendalian mutu. Kepada staf yang mendapatkan penugasan harus diingatkan kembali tentang prosedur perencanaan tugas. Keempat, prinsip independensi, staf harus berhati-hati dengan berbagai hal yang berpotensi melanggar ketentuan/prinsip independensi. Kelima, harus dipastikan hasil pekerjaan dilaporkan sesuai dengan data dan informasi yang didapatkan dan laporan disusun sesuai dengan standar yang berlaku. Penelaahan mutu, ini dilakukan untuk memastikan semua kertas kerja telah terdokumentasi dengan baik, ada rview secara periodik dan inspeksi yang dilakukan oleh staf yang tepat, prosedur ini dilakukan dalam rangka manajemen risiko pelaksanaan penugasan. E. Pengendalian Mutu Penugasan Sebagai organisasi profesional, KJA Dr. Suryo Pratolo & Rekan harus dapat memberikan keyakinan yang cukup bahwa pelaksanaan penugasan memenuhi standar mutu yang telah ditetapkan, oleh karena itu perlu dilakukan pengendalian mutu penugasan yang terdiri dari dua bagian yaitu supervisi dan inspeksi. Supervisi mencakup kebijakan dan prosedur mengenai pengendalian mutu atas pelaksanaan penugasan, untuk memastikan pelaksanaan penugasan memenuhi standar mutu yang telah ditetapkan. Inspeksi merupakan kebijakan dan prosedur terkait dengan pengendalian mutu dalam inspeksi. Standar mutu dalam supervisi pengendalian mutu penugasan meliputi prosedur perencanaan, prosedur mempertahankan standar mutu dan prosedur review kertas kerja untuk tiap laporan penugasan. dalam prosedur perencanaan akan ditunjuk staf yang bertanggungjawab untuk melaksanakan fungsi perencaan penugasan yang bertugas untuk membuat membuat pengembangan usulan program kerja, penentuan kebutuhan staf dan kompetensi yang dibutuhkan, dan melakukan estimasi waktu yang diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan. Tahap selanjutnya adalah membuat prosedur untuk mempertahankan standar mutu agar terlaksana KJA Dr. Suryo Pratolo & Rekan Page 5

dalam penugasan, yang meliputi, supervisi dilakukan secara memadai pada semua tingkatan organisasi dan semua staf memanfaatkan lembar isian yang telah disusun. Tahap berikutnya adalah prosedur review kertas kerja, yang meliputi pedoman review kertas kerja dan dokumentasi proses review, penunjukkan pe-review yang memiliki kompetensi dan tanggungjawab yang cukup, memastikan pekerjaan telah dilaksanakan dengan lengkap sesuai prosedur, adanya review untuk setiap laporan penugasan yang akan diterbitkan, penunjukkan pe-review laporan yang akan diterbitkan yang tidak terkait dengan penugasan yang sedang direview, memastikan laporan yang akan diterbitkan telah didukung bukti pekerjaan dan simpulan kertas kerja yang sesuai dengan ketentuan KJA Dr. Suryo Pratolo & Rekan. Standar mutu dalam inspeksi meliputi lingkup inspeksi dan isi program inspeksi. Inspeksi dilakukan untuk memastikan bahwa kebijakan dan prosedur pengendalian mutu telah dilaksanakan secara efektif, dan dilakukan oleh staf sesuai kualifikasi yang ditetapkan. Inspeksi juga dilakukan untuk menguji kepatuhan terhadap kebijakan dan prosedur pengendalian mutu dan review kesesuaian dengan penugasan tertentu yang diberikan oleh KJA Dr. Suryo Pratolo & Rekan, untuk selanjutnya dilaporkan temuan-temuan inspeksi dan tindakan pemantauannya kepada manajemen. F. Independensi Pelaksanaan penugasan yang diberikan oleh klien harus dijalankan secara independen, dan KJA Dr. Suryo Pratolo & Rekan harus memastikan kepada seluruh staf disemua tingkatan organisasi harus mampu mempertahankan sikap indenendennya, ini dilakukan dengan mewajibkan semua staf disemua tingkatan organisasi wajib memenuhi kode etik, dan menugaskan beberapa staf untuk memberikan panduan dan bertanggungjawab untuk menjaga masalah independensi ini, kemudian menyiapkan dokumentasi penyelesaian hal-hal yang terkait dengan persoalan independensi dan melakukan konsultasi dengan sumber atau pihak berwenang terkait dengan peraturan atau ketentuan yang berlaku. KJA Dr. Suryo Pratolo & Rekan juga membuat jalur komunikasi untuk diseminasi kebijakan dan prosedur terkait independensi kepada semua staf disemua KJA Dr. Suryo Pratolo & Rekan Page 6

tingkatan, menyediakan literatur yang mengulas masalah independensi yang berasal dari kalangan profesional, regulator maupun organisasi profesi. KJA Dr. Suryo Pratolo & Rekan juga melakukan pemantauan atas kepatuhan terhadap kebijakan dan prosedur independensi, dan menunjuk seorang staf yang memiliki tanggungjawab yang baik untuk menyelesaikan atas berbagai pengecualian dari ketentuan independensi dengan tingkat kewenangan yang memadai, KJA Dr. Suryo Pratolo & Rekan juga melakukan review secara periodik untuk memastikan apabila terdapat transaksi antara KJA Dr. Suryo Pratolo & Rekan dengan klien jumlah transaksi tidak mengurangi independensi. Untuk memastikan adanya independensi dalam penugasan, disusun juga prosedur pemerolehan bukti yang memadai, karena opini dan rekomendasi yang diberikan wajib didasarkan pada data dan informasi yang cukup sebagai dasar yang rasional. Adanya dokumentasi semua kertas kerja yang terkait dengan penugasan, dan dilakukan closing conference dengan klien mengenai hasil penugasan yang dilaksanakan. G. Penelaahan Mutu Untuk memastikan prosedur mutu telah dilakukan dan diterapkan secara efektif, perlu dilakukan penelaahan mutu yang meliputi, review setiap laporan penugasan yang akan dikeluarkan, review pedoman pengendalian mutu secara periodik, melakukan komunikasi atas setiap perubahan pedoman pengendalian mutu, melakukan monitoring dan pendidikan profesionalisme staf secara berkelanjutan, melakukan review pengembangan dan pelatihan staf secara teratur, melakukan review terhadap pekerjaan yang dilakukan asisten oleh staf yang berkemampuan setara untuk memastikan pekerjaan dilakukan sesuai dengan kebijakan dan prosedur yang ada, memastikan semua pekerjaan telah didokumentasi dengan baik, dan simpulan yang dibuat konsisten dengan hasil pekerjaan. Penelaahan mutu juga dilakukan terhadap program inspeksi, hal ini terkait dengan penentuan tujuan, penyiapan petunjuk inspeksi, review program pelaksanaan inspeksi, menetapkan frekuensi dan waktu pelaksanaan inspeksi, KJA Dr. Suryo Pratolo & Rekan Page 7

menetapkan prosedur penyelesaian atas ketidaksepakatan yang mungkin timbul diantara reviewer dengan staf pelaksana atau manajemen, dan menetapkan kualifikasi staf pelaksana inspeksi dan cara pemilihannya. Dalam penetapan batas lingkup dan isi program inspeksi dilakukan penelaahan atas penetapan tanggungjawab pemilihan staf inspeksi, melakukan review atas penugasan untuk memastikan kesesuaian dengan standar penilaian, kebijakan dan prosedur pengendalian mutu. Melakukan pembahasan temuan inspeksi terkait unit, fungsi departemen yang direview dan dengan staf manajemen yang bersangkutan, melaporkan temuan dan rekomendasi dan tindakan perbaikan yang harus dilakukan atau direncanakan kepada manajemen. KJA Dr. Suryo Pratolo & Rekan Page 8