SUMBER HUKUM INTERNASIONAL

dokumen-dokumen yang mirip
HUKUM INTERNASIONAL. Oleh : Nynda Fatmawati, S.H.,M.H.

3. Menurut Psl 38 ayat I Statuta Mahkamah Internasional: Perjanjian internasional adalah sumber utama dari sumber hukum internasional lainnya.

BAB III SUMBER HUKUM INTERNASIONAL TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU)

MATERI PERKULIAHAN HUKUM INTERNASIONAL MATCH DAY 3 SUMBER-SUMBER HUKUM INTERNASIONAL

BAB IV PENUTUP. sebelumnya, penulis menyimpulkan beberapa hal sebagai berikut:

KONFERENSI PERSERIKATAN BANGSA-BANGSA MENGENAI ARBITRASE KOMERSIAL INTERNASIONAL KONVENSI MENGENAI PENGAKUAN DAN PELAKSANAAN PUTUSAN ARBITRASE ASING

Sarana utama memulai & mengembangkan hubungan internasional. Bentuk semua perbuatan hukum dan transaksi masyarakat internasional

HUKUM INTERNASIONAL PENYELESAIAN SENGKETA INTERNASIONAL PERTEMUAN XXVII, XXVIII & XXIX. By Malahayati, SH, LLM

Pengantar Ilmu Hukum Materi Sumber Hukum. Disampaikan oleh : Fully Handayani Ridwan

TINJAUAN MATA KULIAH...

SUMBER HUKUM TATA NEGARA

Pasal 38 Statuta MI, sumber-sumber HI:

Indonesian translation of the 2005 Choice of Court Convention

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan Berdasarkan uraian dan permasalahan yang dikemukakan pada bab-bab sebelumnya dapat disusun kesimpulan sebagai berikut:

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN Oleh DANIEL ARNOP HUTAPEA, S.Pd Materi Ke-2 Perjanjian Internasional yang dilakukan Indonesia

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan rumusan masalah yang telah dibentuk maka ditarik tiga. kesimpulan, yakni:

HUKUM PERJANJIAN. Aspek Hukum dalam Ekonomi Hal. 1

PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Permasalahan C. Tujuan

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Konvensi ini mengandung 16 pasal. Dari pasal-pasal ini dapat ditarik 5 prinsip berikut dibawah ini:

2. Perundingan: Merupakan tahap awal yang dilakukan oleh kedua pihak yang berunding mengenai kemungkinan dibuatnya suatu perjanjian internasional.

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan undang-undang atau keputusan pengadilan. Hukum internasional

SUMBER-SUMBER HUKUM dalam TATA HUKUM INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB III SUMBER HUKUM

II. OBJEK PERMOHONAN Pengujian materiil Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial (UU 2/2004).

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Hubungan Hukum Internasio nal dan Hukum Nasional H. BUDI MULYANA, S.IP., M.SI

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MASALAH KEWARGANEGARAAN DAN TIDAK BERKEWARGANEGARAAN. Oleh : Dr. Widodo Ekatjahjana, S.H, M.H. 1. Abstrak

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR...TAHUN... TENTANG PERJANJIAN INTERNASIONAL

Volume 12 Nomor 1 Maret 2015

SUMBER HUKUM ADMINISTRASI NEGARA MAKALAH

Oleh. Luh Putu Yeyen Karista Putri Suatra Putrawan Program Kekhususan Hukum Internasional dan Bisnis Internasional Fakultas Hukum Universitas Udayana

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2000 TENTANG PERJANJIAN INTERNASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

TEORI / AJARAN TTG HUBUNGAN H.I. DGN. H.N.: TEORI DUALISME, MONISME DAN PRIMAT HI

BAB I PENDAHULUAN. dan dalam lingkungan wilayah yang dibatasi oleh garis-garis perbatasan

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 57/PUU-XV/2017

VIENNA CONVENTION ON THE LAW OF TREATIES 1969

SEMESTER II SEMESTER III SEMESTER IV SEMESTER V

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2000 TENTANG PERJANJIAN INTERNASIONAL

PERSETUJUAN ANTARA REPUBLIK INDONESIA DAN REPUBLIK FEDERAL JERMAN TENTANG PENINGKATAN DAN PERLINDUNGAN TIMBAL BALIK PENANAMAN MODAL

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN...1 A. Latar Belakang...1. B. Rumusan Masalah...7. C. Tujuan Penelitian...8. D. Manfaat Penelitian...

BADAN YUDIKATIF, BADAN LEGISLATIF DAN BADAN EKSEKUTIF

Terjemahan Tidak Resmi STATUTA UNIDROIT. Pasal 1

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PEMBAHASAN SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER II TAHUN 2014/2015 MATA KULIAH HUKUM TATA NEGARA

Bola Panas Putusan Pengujian Undang-Undang Pengesahan Piagam ASEAN oleh: Ade Irawan Taufik *

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2000 TENTANG PERJANJIAN INTERNASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Perkara Nomor 84/PUU-XII/2014 Pembentukan Pengadilan Hubungan Industrial di Kabupaten/Kota

Hukum Internasional Kl Kelautan. Riza Rahman Hakim, S.Pi

I. UMUM. 1. Latar Belakang Pengesahan

I. PEMOHON Imam Ghozali. Kuasa Pemohon: Iskandar Zulkarnaen, SH., MH., berdasarkan surat kuasa khusus tertanggal 15 Desember 2015.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2000 TENTANG PERJANJIAN INTERNASIONAL

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Hukum Laut Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah 1.3 Tujuan

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 85/PUU-XV/2017 Akses Informasi Keuangan Untuk Kepentingan Perpajakan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 24 TAHUN 2000 TENTANG PERJANJIAN INTERNASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

KEKUASAAN HUBUNGAN LUAR NEGERI PRESIDEN (FOREIGN POWER OF THE PRESIDENT) Jumat, 16 April 2004

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN Oleh DANIEL ARNOP HUTAPEA, S.Pd Materi Ke-3 Kedudukan Perwakilan Diplomatik di Indonesia

UMUM. 1. Latar Belakang Pengesahan

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 26/PUU-XV/2017 Pembatalan Putusan Arbitrase

Chapter Three. Pembuatan Perjanjian Internasional. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Pasal 11 (1)

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 19/PUU-XIII/2015 Batas Waktu Penyerahan/Pendaftaran Putusan Arbitrase Internasional

KULTAS HUKUM UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SEMARANG

Evaluasi Belajar Tahap Akhir Nasional Tahun 1994 Tata Negara

Telah menyetujui sebagai berikut: Pasal 1. Untuk tujuan Konvensi ini:

DAFTAR ISI Peraturan Mediasi KLRCA

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor : 37/PUU-X/2012 Tentang Peraturan Perundang-Undangan Yang Tepat Bagi Pengaturan Hak-Hak Hakim

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2006 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KONVENSI PERSERIKATAN BANGSA BANGSA TENTANG HUKUM LAUT BAB VII LAUT LEPAS BAB IX LAUT TERTUTUP ATAU SETENGAH TERTUTUP.

K185 PERUBAHAN DOKUMEN IDENTITAS PELAUT, 2003

BAB IV PENUTUP. yang dikemukakakan sebelumnya maka Penulis memberikan kesimpulan sebagai

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERJANJIAN INTERNASIONAL DI ERA GLOBALISASI

KONVENSI INTERNASIONAL TENTANG PENCARIAN DAN PERTOLONGAN MARITIM, 1979 (Hamburg, 27 April 1979)

HPI PEMAKAIAN HUKUM ASING PERTEMUAN XIII, XIV & XV. By Malahayati, SH, LLM

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN

1. PENDAHULUAN. meningkat pula frekuensi lalu lintas transportasi laut yang mengangkut manusia

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Perkara Nomor 39/PUU-XII/2014 Hak Memilih

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DAFTAR ISI PERATURAN MEDIASI KLRCA SKEMA UU MEDIASI 2012 PANDUAN PERATURAN MEDIASI KLRCA. Peraturan Mediasi KLRCA. Bagian I. Bagian II.

II. TINJAUAN PUSTAKA. diadakan antara anggota masyarakat bangsa-bangsa dan bertujuan untuk

Sumber Hukum Internasional : Prinsip Prinsip Umum Hukum (General Principles of Law)

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Ujian Akhir Sekolah Tahun 2004 Tata Negara

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. selanjutnya disebut UUD 1945 secara tegas menyatakan bahwa. berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar

TINJAUAN TERHADAP PENGHORMATAN HAK ASASI MANUSIA (HAM) PADA WAKTU PERTIKAIAN BERSENJATA DALAM PERSPEKTIF HUKUM INTERNASIONAL

BAB V PENUTUP. Berdasarkan pembahasan yang sudah diuraikan sebelumnya, maka

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

I. PEMOHON Imam Ghozali. Kuasa Pemohon: Iskandar Zulkarnaen, SH., MH., berdasarkan surat kuasa khusus tertanggal 15 Desember 2015.

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 19/PUU-XII/2014 Penyelenggaraan Organisasi KONI dan Penyelesaian Sengketa Keolahragaan

Transkripsi:

SUMBER HUKUM INTERNASIONAL a. Pengertian Sumber Hukum Internasional Sumber hukum dibedakan menjadi dua yaitu sumber hukum formal dan sumber hukum materiil. Sumber hukum formil adalah sumber hukum yang dapat dilihat bentuknya, sedang sumber hukum materiil adalah segala sesuatu yang menentukan isi dan hukum. Menurut Starke, sumber hukum materiil hukum internasional diartikan sebagai bahanbahan aktual yang digunakan oleh para ahli hukum intrenasional untuk menetapkan hukum yang berlaku bagi suatu penistiwa atau situasi tertentu. b. Macam-Macam Sumber Hukum Internasional Sumber hukum internasional dapat dibedakan berdasarkan penggolongannya. Berdasarkan penggolongannya sumber hukum internasional dibedakan menjadi dua: 1) Penggolongan Menurut Pendapat Para sarjana Hukum Internasional Sumber Internasional menggolongkan sumber hukum internasional yaitu, meliputi: a) Kebiasaan Hukum kebiasaan berasal dan praktek negara-negara melalui sikap dan tindakan yang diambil terhadap suatu kebijaksanaan dan kebijasanaan diikuti oleh negaranegara lain dan dilakukan berkali-kali serta tanpa adanya protes atau tantangan dan pihak lain maka secara berangsur terbentuklah suatu kebiasaan. Contoh hasil kodiikasi hukum kebiasaan : Konvensi-konvensi hubungan diplomatik, konsuler, konvensi hukum laut tahun 1958 dan konvensi tentang Hukum perjanjian tahun 1969. Hukum kebiasaan bersifat tidak tertulis dan diturunkan dan praktek-praktek nyata negara-negara dalam jangka waktu lama. Untuk diterima sebagai hukum, suatu kebiasaan haruslah dipraktekkan secara terus-menerus, meluas, dan seragam serta konsisten di antara bangsa-bangsa. Contoh hukum kebiasaan internasional : hak satu negara untuk memanfaatkan laut bebas (high seas) untuk penangkapan ikan, navigasi, penerbangan, dan kapal selam.

b) Traktat Sebelum tahun 1969 hukum traktat terdiri dan kaidah-kaidah hukum kebiasaan internasional, kemudian dimodifikasikan dan disusun kembali dalam Konvensi Wina tentang Hukum Traktat yang dibentuk pada tanggal 23 Mei 1969 dan mulai berlaku pada tanggal 27 Januari 1980. Traktat merupakan perjanjian tertulis yang dibentuk oleh dua atau lebih negara berdaulat atau oleh satu negara dan satu organisasi internasional. Kekuasaan untuk mengikuti hubungan dalam traktat merupakan atribut penting dari kedualatan. Aturan utama (cardinal rule) dalam hukum internasional menyangkut traktat adalah bahwa traktat yang dibentuk secara sah akan mengikat para pihak yang harus melaksanakannya dengan itikad baik. Berbagai Iangkah yang ditempuh dalam penciptaan kewajiban traktat adalah : a. Menunjukan orang-orang yang melakukan negosiasi-negosiasi atas nama negara-negara peserta perjanjian b. Negosiasi-negosiasi dan pemerimaan c. Pengesahan, penandatanganan dan pertukaran instrumen-instrumen d. Ratifikasi e. Aksesi dan adhesi f. Pemberlakuan g. Pendaftaran dan publikasi h. Penerapan dan pelaksanaan c) Keputusan Pengadilan atau Badan-Badan Arbitrase Keputusan-keputusan peradilan memainkan peranan yang cukup penting dalam membantu pembentukan norma-norma baru hukum internasional. Keputusankeputusan Mahkamah Internasional misalnya dalam sengketa-sengketa ganti rugi dan penangkapan ikan yang telah memasukkan unsur-unsur baru ke dalam hukum internasional yang selanjutnya mendapatkan persetujuan negara-negara secara umum. Disamping itu karya dari tokoh-tokoh kenamaan dapat memainkan peranan dalam proses pembentukan ketentuan-ketentuan hukum.

d) Karya-karya Hukum Karya-karya hukum bukan merupakan sumber hukum yang berdiri sendiri, walaupun kadang-kadang opini hukum mengarahkan pada pembentukan hukum internasional. Menurut laporan sebuah badan ahli pada Liga Bangsa-Bangsa, opini hukum hanya penting sebagai suatu sarana guna menjelaskan kaidah-kaidah hukum internasional dan mempermudah pembentukan hukum internasional. Fungsi utama dari karya-karya hukum adalah untuk memberikan bukti hukum yang dapat dipercaya. Fungsi pembukti dan karya-karya hukum dikemukakan dengan tepat oleh Gray J. Dan Mahkamah Agung Amerika Serikat: Apabila tidak ada traktat dan tidak ada pengawasan tindakan eksekutif atau legislatif atau keputusan pengadilan. harus dilakukan upaya melihat kepada kebiasaan dan adat istiadat bangsa-bangsa beradab dan sebagai bukti dan hal-hal ini, kepada karya-karya para yuris dan komentator yang bekerja, melakukan riset e) Keputusan atau Ketetapan Organ-organ/lembaga Internasional Keputusan-keputusan atau ketetapan-ketetapan organ atau lembaga-lembaga internasional atau konferensi-konferensi internasional dapat membawa ke arah pembentukan kaidah-kaidah hukum internasional melalui berbagai cara yang berlainan: a. Keputusan-keputusan atau ketetapan itu dapat merupakan langkah-langkah antara atau langkah akhir dalam evolusi kaidah-kaidah kebiasaan, khususnya kaidah-kaidah yang mengatur fungsi-fungsi konstitusional dari lembagalembaga ini. b. Suatu Resolusi organ lembaga internasionat yang secara sah merumuskan prinsip-prinsip atau pengaturan bagi tugas intern lembaga itu yang dapat memiliki daya berlaku hukum secara penuh sebagai kaidah-kaidah yang diterapkan yang mengikat anggota-anggota dan organ-organ lembaga tersebut. c. Karena suatu organ lembaga internasional mempunyai kekuasaan yang melekat, dalam hal-hal yang diragukan tercakup secara persis oleh

konstitusinya, untuk menentukan batas-batas kewenangannya, maka keputusan-keputusannya mengenai masalah-masalah yang yuridiksi dapat memiliki daya berlaku sebagai pembentukan hukum. d. Kadang-kadang organ-organ lembaga internasional diberi kewenangan untuk memberikan ketetapan yang mengikat mengenal interprestasi instrumeninstrumen konstitusi. e. Beberapa organ lembaga-lembaga internasional diberi kewenangan untuk memberikan keputusan-keputusan umum atau perintah-perintah yang berdaya laku kuasa-legislatif atau yang mengikat semua anggota yang dituju oleh keputusan atau perintah. f) Prinsip-prinsip umum hukum Prinsip-prinsip umum hukum yang berlaku dalam seluruh atau sebagian besar hukum nasional negara-negara. Walaupun hukum nasional berbeda antara satu negara dengan negara lain. Namun prinsip-prinsip pokoknya sarna, prinsip-prinsip umum yang diambil dai sistem-sistem nasional tidak dapat mengisi kekosongan yang terjadi dalam hukum nasional. Prinsip-prinsip hukum administrasi dan perdagangan, ganti rugi, dan kontrak kerja diambil dan sistem-sistem nasional untuk mengatur kegiatan yang sama dengan kerangka hukum internasional. 2) Berdasarkan sifat daya ikatnya : Sumber hukum Internasional jika dibedakan berdasarkan sifat daya ikatnya maka dapat dibedakan menjadi sumber hukum primer dan sumber hukum subsider. Sumber hukum primer adalah sumber hukum yang sifatnya paling utama artinya sumber hukum ini dapat berdiri sendiri-sendiri meskipun tanpa keberadaan sumber hukum yang lain. Sedangkan sumber hukum subsider merupakan sumber hukum tambahan yang baru mempunyai daya ikat bagi hakim dalam memutuskan perkara apabila didukung oleh sumber hukum primer. Hal ini berarti bahwa sumber hukum subsider tidak dapat berdiri sendiri sebagaimana sumber hukum primer. a) Sumber Hukum Primer Hukum Internasional Sumber hukum Primer dan hukum internasional meliputi: 1. Perjanjian Internasional (International Conventions) 2. Kebiasaan International (International Custom)

3. Prinsip Hukum Umum (General Principles of Law) yang diakui oleh negaranegara beradab Oleh karena sumber hukum internasional nomor 1, 2, 3 merupakan sumber hukum primer maka Mahkamah Internasional dapat memutuskan suatu perkara yang diajukan kepadanya dengan berdasarkan sumber hukum nomor 1 saja, 2 saja, atau 3 saja. Namun penlu diketahui bahwa pemberian nomor 1, 2, 3 tidak menunjukan herarki dan sumber hukum tersebut. Artinya bahwa ketiga sumber hukum tersebut mempunyai kedudukan yang sama tingginya atau yang satu tidak lebih tinggi atau lebih rendah kedudukannya dan sumber hukum yang lain. b) Sumber Hukum Subsider Bahwa yang termasuk sumber hukum tambahan dalam hukum internasional adalah: a. Keputusan Pengadilan. b. Pendapat Para Sarjana Hukum Internasional yang terkemuka. Oleh karena sumber hukum internasional nomor 4 dan 5 merupakan sumber hukum subsider maka Mahkamah Internasional tidak dapat memutuskan suatu perkara yang diajukan kepadanya dengan hanya berdasarkan sumber hukum nomor 4 saja, 5 saja, atau 4 dan 5 saja. Hal ini berarti bahwa kedua sumber hukum tersebut hanya bersifat menambah sumber hukum primer sehingga tidak dapat berdiri sendiri.