Contoh : (200) (250) 2.550

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 4 Analisis Ratio

Bagi pihak diluar perusahaan, terutama pihak-pihak yang memiliki hubungan atau kepentingan dengan perusahaan. Tujuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

RASIO LAPORAN KEUANGAN

MAKMUR Tbk Periode 2009, 2010 dan 2011)

Analisis Laporan Keuangan PT. UNILEVER Indonesia, Tbk Periode Tahun

RASIO LIKUIDITAS DAN PROFITABILITAS PADA PT. KALBE FARMA BEKASI

LAPORAN KEUANGNAN DAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN. Febriyanto, S.E., M.M.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. keuangan, diperlukan kemampuan untuk membaca, menganalisa, dan menafsirkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV. Analisis dan Pembahasan. dan 2012 terdapat analisis keuangan sebagai berikut :

Analisis Penggunaan Rasio Keuangan (BAB 1) Astried P. ANALISIS PENGGUNAAN RASIO KEUANGAN

Bab 1 Analisis Penggunaan Rasio Keuangan

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat

Analisis Rasio Keuangan

Bab 2: Analisis Laporan Keuangan

Bab 3 Analisis Rasio Keuangan

MANAJEMEN KEUANGAN. Analisis Rasio Keuangan. Riska Rosdiana SE., M.Si. Modul ke: Fakultas Ekonomi & Bisnis. Program Studi Manajemen

BAB IV. ANALISA dan PEMBAHASAN. 4.1 Kinerja dan Posisi Keuangan PT. BAKRIE TELECOM Tbk beserta

LAPORAN KEUANGAN DEPRESIASI

ANALISIS DU PONT SYSTEM TERHADAP PENGGUNAAN RASIO KEUANGAN UNTUK MENGUKUR KINERJA PERUSAHAAN PADA PT. NIPPON INDOSARI CORPINDO Tbk.

III. METODE PENELITIAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

ANALISIS PENGGUNAAN RASIO KEUANGAN

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. Untuk mengetahui kinerja keuangan PT.Indo Citra Finance Tbk

Analisis Kinerja Keuangan Dengan Metode Profitabilitas Terhadap Laba Perusahaan Pada PT. Indofood Sukses Makmur Tbk

BAB II LANDASAN TEORI

Analisa Laporan keuangan

Analisa Rasio Keuangan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT.

BAB IV KESIMPULAN. Tabel 4.1 PT XL AXIATA TBK DAN ENTITAS ANAK. Rasio Profitabilitas, Likuiditas dan Solvabilitas.

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS RASIO KEUANGAN SEBAGAI ALAT UKUR KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PT. MANDOM INDONESIA TBK.

Gambar 4. Kerangka pemikiran penelitian

PT BENTOEL INTER LAPORAN POSISI KE 200 KETERANGAN 2009 ASSET ASSET LANCAR kas dan setara kas 84,310,801,719 piutang usaha pihak ketiga

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Manajemen Keuangan. Memahami Kondisi dan Kinerja Keuangan Perusahaan. Basharat Ahmad. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN. By: Budi Setiawan

Analisis Laporan Keuangan

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. perusahaan serta proyeksi keuangan, dan harus mengevaluasi akuntansi. untuk meramalkan laba, deviden, dan harga saham.

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan 2.2. Laporan Keuangan

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN DITINJAU DARI SEGI PROFITABILITAS PADA PT. INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR

Financial Performance (2)

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. suatu perusahaan dalam periode tertentu. Salah satu cara dalam penilaian

Shantylana Butar-butar

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. saran yang sesuai dengan penelitian analisis data yang telah dilakukan.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka kesimpulan yang dapat

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. membiayai operasi perusahaan, tetapi juga digunakan untuk ekspansi

BAB III TINJAUAN TEORI DAN PRAKTEK

: Fajar Adiwinanto NPM : Dosen Pembimbing : Diah Aryati Prihartini, SE., MMSI

BAB II KERANGKA TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN. peralatan lainnya yan mempunyai masa manfaat jangka panjang atau lebih dari satu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III PEMBAHASAN. Menurut Veithzal et al (2012:616), laporan keuangan adalah laporan periodik

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. dan pembahasan dapat disimpulkan kinerja keuangan PT Indofood Tbk adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Lampiran 1 DATA ANALISIS RASIO AKTIVITAS. A. Inventory Turnover Periode Tahun (Dalam Jutaan Rupiah) 2007 DESCRIPTION TMS SIK TMS SIK

ANALISIS KINERJA KEUANGAN MENGGUNAKAN SYSTEM DU PONT PADA PT. MANDOM INDONESIA TBK PERIODE

BAB IV. Analisis dan Pembahasan

PROGRAM MAGISTER STUDI EKONOMI MANAJEMEN

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan pembahasan di atas, maka dapat di ambil kesimpulannya

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS PENERAPAN RASIO KEUANGAN DAN ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) DALAM MENILAI KINERJA KEUANGAN PT MAYORA INDAH Tbk AGUS NURAMIN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN PROFITABILITAS PADA LAPORAN KEUANGAN PT. SIANTAR TOP (PERSERO) TBK. : Sovia Yohana Lumban : 1A214419

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. tiga laporan utama, (1) Neraca, (2) Laporan laba rugi, dan (3) Laporan arus kas

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Laporan keuangan pada umumnya merupakan hasil dari suatu pencatatan

1. Rasio keuangan dapat terlalu tinggi atau terlalu rendah. dalam industri. Dalam laporan keuangan, angka-angka yang berdiri sendiri sulit

[JURNAL ECOBISMA] Vol. 1 No. 1 Jan 2014

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. satu periode tertentu. Menurut Sugiyarso dan Winarni (2005:

: Muhammad Fahruroji NPM : Dosen Pembimbing : Sri Sapto Darmawati, SE., MMSI

BAB 11 ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN

Analisis Laporan Keuangan Untuk Menilai Kinerja Perusahaan Pada Pt. Holcim Indonesia Tbk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bisma, Vol 1, No. 11, Maret 2017 KINERJA KEUANGAN PADA KANTOR PUSAT CREDIT UNION KELING KUMANG BERDASARKAN RASIO SOLVABILITAS DAN PROFITABILITAS

Alur Pikir. Lampiran 1. Alur Pikir 73. Analisis Trend Analis Forecasting Analisis Common Size Analisis Rasio Analisis Du pont

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan merupakan industri yang dalam kegiatan usahanya sangat

PERTEMUAN 6 ANALISIS LAPORAN KEUANGAN ANDRI HELMI M, SE., MM.

Bab 9 Teori Rasio Keuangan

Transkripsi:

Rasio Profitabilitas Pengertian Rasio Profitabilitas Rasio ini merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektifitas manajemen suatu perusahaan. Manfaat Rasio Profitabilitas - Mengetahui besarnya tingkat laba yang diperoleh perusahaan dalam satu periode. - Mengetahui posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun sekarang. - Mengetahui perkembangan laba dari waktu ke waktu - Mengetahui besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri - Mengetahui produktivitas dari seluruh dana perusahaan yang digunakan baik modal pinjaman maupun modal sendiri. Jenis-jenis Rasio Profitabilitas Adapun jenis rasio aktivits yang sering digunkan perusahaan : 1. profit margin (profit margin on sales) 2. return on investment (ROI) 3. return on equity (ROE) 4. laba per lembar saham Contoh : Neraca PT. Yumiko Maharani, Tbk Per 31 Desember 2005 dan 2006 (dalam jutaan). Pos-Pos Neraca 2005 2006 Aktiva Lamcar Kas Giro Surat-surat berharga Piutang Persediaan Aktiva lancar lainnya Total Aktiva Lancar (Current Assets) Aktiva Tetap Tanah Mesin Kendaraan Akumulasi Penyusutan 250 350 140 550 250 100 1.640 900 1.050 650 (200) 2.400 260 300 160 360 310 150 1.340 1.000 1.050 750 (250) 2.550

Total Aktiva Tetap Aktiva Lainnya Total Aktiva Lainnya Total Aktiva Utang Lancar Utang Bank (10 ) Utang dagang Utang lainnya Total Utang Lancar Utang Jangka Panjang Utang Bank (10 ) Utang Obligasi (8 ) Total Utang Jangka Panjang Ekuitas Modal Setor Cadangan Laba Total Ekuitas Total Pasiva 160 4.200 500 200 50 750 900 400 1.300 1.600 650 2.250 4.200 110 4.000 550 200 0 750 750 400 1.150 1.600 500 2.100 4.000 Neraca PT. Yumiko Maharani, Tbk Laporan Laba Rugi Per 31 Desember 2005 dan 2006 (dalam jutaan). Komponen R/L 2005 2006 Total Penjualan Harga Pokok Penjualan Laba Kotor Biaya Operasi Biaya umum dan administrasi Biaya penjualan Biaya lainnya Total Biaya Operasi Laba Kotor Operasi Penyusutan Pendapatan Bersih Operasi Pendapatan lainnya EBIT Biaya Bunga Bunga bank Bunga Obligasi Total Biaya Bunga EBT Pajak 20 5.950 4.050 1.900 185 145 40 370 1.530 200 1.330 470 1.800 140 40 180 1.620 324 5.550 3.850 1.700 200 180 30 410 1.290 250 1.040 260 1.300 130 40 170 1.130 226

EAIT Earning per Share 1.296 904

Menghitung rasio profitabilitas dengan ; 1. Profit Margin on Sales Rasio profit margin atas penjualan merupakan salah satu rasio yang digunakan untuk mengukur margin laba atas penjualan. Rumus : a. untuk margin laba kotor, dapat digunakan untuk menentukan harga pokok penjualan. Penjualan Profit Margin on Sales = Bersih - Harga Sales Pokok Penjualan Untuk mencari Profit margin on Sales tahun 2005 dan 2006 maka : dik : Penjualan = Sales Harga Pokok Penjualan = HPP - untuk tahun 2005 Profit Margin on Sales 5950-4050 = 5950 = 0.319 32 - untuk tahun 2006 Profit Margin on Sales = 5550-3850 5550 = 0.306 31 Jika rata- rata industri untuk profit margin adalah 30 margin laba perusahaan tahun 2005 dan tahun 2006 baik karena berada di atas ratarata industri. b. untuk margin laba bersih, menunjukkan pendapatan bersih perusahaan atas penjualan. Earning Net Profit Margin on Sales = After Interest Sales and Tax (EAIT) Untuk mencari Net Profit margin on Sales tahun 2005 dan 2006 maka : dik : Penjualan = Sales Earning After and Tax = EAIT

- untuk tahun 2005 Net Profit Margin on Sales = 1296 5950 = 0.2178 21.8 - untuk tahun 2006 Net Profit Margin on Sales = 904 5550 = 0.1628 16.3 Jika rata- rata industri untuk profit margin adalah 20 margin laba perusahaan tahun 2005 sebesar 21.8 baik karena berada di atas ratarata industri. Namun, untuk tahun 2006 dengan margin laba yang hanya sebesar 16.3 dapat dikatakan kurang baik karena masih di bawah ratarata industri. Hal ini menunjukkan bahwa harga barang barang perusahaan ini relatif rendah atau biaya-biayanya relatif tinggi atau keduanya. Hasil dari kedua tahun ini juga menunjukkan adanaya penurunan rasio yang cukup besar dari tahun 2005 ke tahun 2006, yaitu 5.5 dan hal ini perlu dicari tahu penyebabnya karena sangat membahayakan perusahaan. Dari hasil analisis di atas, dapat disimpulkan bahwa margin laba kotor tidak mengalami perubahan berarti, sedangkan marginlaba bersih justru turun sangat drastis. Hal ini berarti kemungkinan meningkatnya biaya tidak langsung yang relatif tingi terhadap penjualan, atau mungkin juga karena beban pajak yang juga tinggi untuk periode tersebut. 2. Hasil Pengembalian Investasi (Return on Investment / ROI) ROI merupakan rasio yang menunjukkan hasil (return) atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan. Juga merupakan suatu ukuran tentang efektivitas manajemen dalam mengelola investasinya. Rumus : Earning After Interest adn Tax ROI = total assets dik : laba sesudah bunga dan pajak = EAIT total aktiva = total assets - untuk tahun 2005 1296 ROI = = 0.308 4200 - untuk tahun 2006 31

ROI = 904 4000 = 0.226 23 Perhitungan ROI tahun 2005 menunjukkan bahwa tingkat pengembalian investasi yang diperolehnya sebesar 31. Kemudian, pada tahun 2006 turun menjadi hanya sebesar 31. Kemudian, pada tahun 2006 turun menjadi hanya sebesar 23. Artinya hasil pengembalian investasi berkurng sebesar 8 dan ini menunjukkan ketidakmampuan manajemen untuk memperoleh ROI. Jika rata-rata industri untuk ROI adalah 30, berarti margin laba perusahaan untuk tahun 2005 cukup baik, kecuali untuk tahun 2006 sebesar 23, masih di bawah rata-rata industri. Rendahnya rasio ini disebabkan rendahnya margin laba karena rendahnya perputaran aktiva. 3. Hasil Pengembalian Investasi (ROI) dengan pendekatan Du Pont Hasil pengembalian investasi seperti rumus di atas dapat juga dicari dengan menggunakan pendekatan Du Pont dengan rumus seperti berikut di bawah ini. Rumus : ROI =Margin laba bersih X perputaran total aktiva Berikut ini adalah contoh data pengukuran yang digunakan diambil dari perhitungan rasio sebelumnya unutk tahun 2005 dan tahun 2006. dik : Komponen hasil perhitungan rasio 2005 2006 Hasil pengenmabilan investasi / ROI margin laba bersih perputaran total aktiva 30.8 21.78 1.416 kali 22.6 16.28 1.387 kali Dengan demikian hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut : 1. untuk tahun 2005 : ROI = margin laba bersih x perputaran total aktiva = 21.78 x 1.416 = 0.308 = 30. 8 2. untuk tahun 2006 : ROI = margin laba bersih x perputaran total aktiva = 16.28 x 1.387 = 0.2258 = 22.6

4. Hasil Pengembalian Ekuitas (Return on Equity/ ROE) Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri. Rasio ini juga menunjukkan efisiensi penggunaan modal sendiri. Semakin tinggi rasio ini, semakin baik. artinya posisi pemilik perusahaan semakin kuat, demikian pula sebaliknya. Rumus : Earning ROE = After Interest equity and Tax dik : EAIT total Equity - untuk tahun 2005 ROE 1296 = 2250 = 57.6 58 - untuk tahun 2006 904 ROE = = 43 2100 perhitungan ROE tahun 2005, menunjukkan bahwa tingkat pengembalian investasi yang diperolehnya sebesar 58. Kemudian, tahun 2006 turun menjadi hanya sebesar 43. Artinya hasil pengembalian investasi berkurang sebesar 15 dan ini menunjukkan ketidakmampuan manajemen untuk memperoleh ROE seiring dengan menurunya ROI namun jika rata-rata industri untuk ROE adalah 40 berarti kondisi perusahaan cukup baik karena keduanya masih di atas rata-rata industri 5. Hasil Pengembalian Ekuitas / ROE dengan pendekatan Du Pont Sama dengan ROI untuk mencari hasil penembalian ekuitas, selain dengan cara yang sudah dikemukakan di atas, juga dapat pula digunakan pendekatan Du Pont. Rumus : ROE = margin laba bersih x perputaran total aktiva x pengganda ekuitas

Berikut ini adalah contoh data pengukuran yang digunakan diambil dari perhitungan rasio sebelumnya unutk tahun 2005 dan tahun 2006. dik : Komponen hasil perhitungan rasio ROE Margin laba bersih Perputaran laba bersih Total aktiva / ekuitas 2005 2006 57.6 21.78 1.416 kali 4200/2250 = 1.866 kali 43 16.28 1.387 kali 4200/2250 = 1.866 kali Dengan demikian hasil yang diperoleh : 1. untuk tahun 2005 ROE = margin laba bersih x perputaran total aktiva x pengganda ekuitas = 21.78 x 1.416 x 1.866 = 57.6 2. untuk tahun 2006 ROE = margin laba bersih x perputaran total aktiva x pengganda ekuitas = 16.28 x 1.387 x 1.904 = 43 6. Laba per Lembar Saham Biasa (Earning per Share of Common Stock) Rasio laba per lembar saham atau disebut juga rasio nilai buku merupakan rasio untuk mengukur keberhasilan manajemen dalam mencapai keuantungan bagi pemegang saham. Rasio yang rendah berarti menejemen belum berhasil untuk memuaskan pemegang saham, sebaliknya dengan rasio yang tinggi, kesejahteraan pemegang saham meningkat. Rumus : Mencari laba perlembar saham biasa laba saham biasa Laba per Lembar Saham = saham biasa yang beredar dik : Komponen hasil perhitungan rasio Keuntungan Jumlah saham biasa yang beredar 2005 2006 1.296.000 1.600 904.000 1.600 Untuk tahun 2005 :

1296000 Laba per Lembar Saham = = 1600 Rp. 810,- Untuk tahun 2005 : 904000 Laba per Lembar Saham = = 1600 Rp. 565,- dari hasil perhitungan di atas, terlihat bahwa kesejahteraan pemegang saham menurun, sehubungan dengan menurunnya laba per lembar saham yang dihasilkan perusahaan. Penurunan ini cukup lumayan besar, yaitu Rp. 255,- per lembar saham. Apabila di dalam perusahaan tersebut, di samping saham biasa, juga terdapat saham prioritas, kita dapat menentukan mana yang menjadi hak pemegang saham prioritas estela dikurangkan dari laba yang diperoleh. Baru kemudian menghitung laba perlembar masing-masing saham. 8. Hasil Pengukuran Dari pengukuran rasio di atas dapat kita lihat kondisi dan posisi perusahaan seperti yang terlihat dalam tabel berikut ini. No Jenis Ratio 2005 2006 Standar Industri 1 2 3 4 Net Profit Margin ROI ROE Eearning per Sahare of Common Stock 21.78 31 57.60 Rp. 810,- 16.28 23 43 Rp. 565,- 20 30 40 - Kondisi NPM perusahaan cukup memprihatinkan karena turun cukup drastis di tahun 2006, yaitu dari 21.78 turun menjadi 16.28 atau sebesar 5.5. Jika rata-rata industri untuk NPM adalah 20, berarti margin laba perusahaan tahun 2005 sebesar 21.78 baik karena berada di atas rata-rata industri. Namun untuk tahun 2006 dengan margin laba hanya sebesar 16.28 dapat dikatakan kurang baik. Ini juga berarti bahwa harga barang barang perusahaan ini relatif rendah atau biaya-biayanya relatif tinggi atau keduanya. Kondisi ROI juga menurun yaitu sebesar 8, di mana tahun 2005 ROI yang diperoleh 31, namun pada tahun 2006 turun menjadi 23. Jika rata-rata industri adalah 30 berarti margin laba perusahaan tahun 2005 sebesar 30.8 baik. Untuk tahun 2006 23 kurang baik karena masih berada di bawah rata-rata.

Tidak jauh berebeda dengan ROI, kondisi ROE juga mengalami penurunan yang cukup tajam, yaitu sebesar 14.6 dari semula tahun 2005 sebesar 57.6 menjadi hanya 43 tahun 2006. jika rata-rata industri 40 berarti kondisi perusahaan baik untuk tahun 2005 dan 2006.

Kodisi laba per lembar saham juga menurun dari tahun ke tahun, dari hasil perhitungan tersebut di atas terlihat bahwa kesejahteraan pemegang saham menurun, penurunan ini cukup lumayan besar, yaitu Rp. 255, per lembar saham. Artinya kemampuan perusahaan untuk mencari keuntungan dapat dikatakan gagal. Kedepan manajemen perlu melakukan evaluasi secara menyeluruh menagapa semua rasio profitabilitas perusahaan menurun.