Rasio Profitabilitas Pengertian Rasio Profitabilitas Rasio ini merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektifitas manajemen suatu perusahaan. Manfaat Rasio Profitabilitas - Mengetahui besarnya tingkat laba yang diperoleh perusahaan dalam satu periode. - Mengetahui posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun sekarang. - Mengetahui perkembangan laba dari waktu ke waktu - Mengetahui besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri - Mengetahui produktivitas dari seluruh dana perusahaan yang digunakan baik modal pinjaman maupun modal sendiri. Jenis-jenis Rasio Profitabilitas Adapun jenis rasio aktivits yang sering digunkan perusahaan : 1. profit margin (profit margin on sales) 2. return on investment (ROI) 3. return on equity (ROE) 4. laba per lembar saham Contoh : Neraca PT. Yumiko Maharani, Tbk Per 31 Desember 2005 dan 2006 (dalam jutaan). Pos-Pos Neraca 2005 2006 Aktiva Lamcar Kas Giro Surat-surat berharga Piutang Persediaan Aktiva lancar lainnya Total Aktiva Lancar (Current Assets) Aktiva Tetap Tanah Mesin Kendaraan Akumulasi Penyusutan 250 350 140 550 250 100 1.640 900 1.050 650 (200) 2.400 260 300 160 360 310 150 1.340 1.000 1.050 750 (250) 2.550
Total Aktiva Tetap Aktiva Lainnya Total Aktiva Lainnya Total Aktiva Utang Lancar Utang Bank (10 ) Utang dagang Utang lainnya Total Utang Lancar Utang Jangka Panjang Utang Bank (10 ) Utang Obligasi (8 ) Total Utang Jangka Panjang Ekuitas Modal Setor Cadangan Laba Total Ekuitas Total Pasiva 160 4.200 500 200 50 750 900 400 1.300 1.600 650 2.250 4.200 110 4.000 550 200 0 750 750 400 1.150 1.600 500 2.100 4.000 Neraca PT. Yumiko Maharani, Tbk Laporan Laba Rugi Per 31 Desember 2005 dan 2006 (dalam jutaan). Komponen R/L 2005 2006 Total Penjualan Harga Pokok Penjualan Laba Kotor Biaya Operasi Biaya umum dan administrasi Biaya penjualan Biaya lainnya Total Biaya Operasi Laba Kotor Operasi Penyusutan Pendapatan Bersih Operasi Pendapatan lainnya EBIT Biaya Bunga Bunga bank Bunga Obligasi Total Biaya Bunga EBT Pajak 20 5.950 4.050 1.900 185 145 40 370 1.530 200 1.330 470 1.800 140 40 180 1.620 324 5.550 3.850 1.700 200 180 30 410 1.290 250 1.040 260 1.300 130 40 170 1.130 226
EAIT Earning per Share 1.296 904
Menghitung rasio profitabilitas dengan ; 1. Profit Margin on Sales Rasio profit margin atas penjualan merupakan salah satu rasio yang digunakan untuk mengukur margin laba atas penjualan. Rumus : a. untuk margin laba kotor, dapat digunakan untuk menentukan harga pokok penjualan. Penjualan Profit Margin on Sales = Bersih - Harga Sales Pokok Penjualan Untuk mencari Profit margin on Sales tahun 2005 dan 2006 maka : dik : Penjualan = Sales Harga Pokok Penjualan = HPP - untuk tahun 2005 Profit Margin on Sales 5950-4050 = 5950 = 0.319 32 - untuk tahun 2006 Profit Margin on Sales = 5550-3850 5550 = 0.306 31 Jika rata- rata industri untuk profit margin adalah 30 margin laba perusahaan tahun 2005 dan tahun 2006 baik karena berada di atas ratarata industri. b. untuk margin laba bersih, menunjukkan pendapatan bersih perusahaan atas penjualan. Earning Net Profit Margin on Sales = After Interest Sales and Tax (EAIT) Untuk mencari Net Profit margin on Sales tahun 2005 dan 2006 maka : dik : Penjualan = Sales Earning After and Tax = EAIT
- untuk tahun 2005 Net Profit Margin on Sales = 1296 5950 = 0.2178 21.8 - untuk tahun 2006 Net Profit Margin on Sales = 904 5550 = 0.1628 16.3 Jika rata- rata industri untuk profit margin adalah 20 margin laba perusahaan tahun 2005 sebesar 21.8 baik karena berada di atas ratarata industri. Namun, untuk tahun 2006 dengan margin laba yang hanya sebesar 16.3 dapat dikatakan kurang baik karena masih di bawah ratarata industri. Hal ini menunjukkan bahwa harga barang barang perusahaan ini relatif rendah atau biaya-biayanya relatif tinggi atau keduanya. Hasil dari kedua tahun ini juga menunjukkan adanaya penurunan rasio yang cukup besar dari tahun 2005 ke tahun 2006, yaitu 5.5 dan hal ini perlu dicari tahu penyebabnya karena sangat membahayakan perusahaan. Dari hasil analisis di atas, dapat disimpulkan bahwa margin laba kotor tidak mengalami perubahan berarti, sedangkan marginlaba bersih justru turun sangat drastis. Hal ini berarti kemungkinan meningkatnya biaya tidak langsung yang relatif tingi terhadap penjualan, atau mungkin juga karena beban pajak yang juga tinggi untuk periode tersebut. 2. Hasil Pengembalian Investasi (Return on Investment / ROI) ROI merupakan rasio yang menunjukkan hasil (return) atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan. Juga merupakan suatu ukuran tentang efektivitas manajemen dalam mengelola investasinya. Rumus : Earning After Interest adn Tax ROI = total assets dik : laba sesudah bunga dan pajak = EAIT total aktiva = total assets - untuk tahun 2005 1296 ROI = = 0.308 4200 - untuk tahun 2006 31
ROI = 904 4000 = 0.226 23 Perhitungan ROI tahun 2005 menunjukkan bahwa tingkat pengembalian investasi yang diperolehnya sebesar 31. Kemudian, pada tahun 2006 turun menjadi hanya sebesar 31. Kemudian, pada tahun 2006 turun menjadi hanya sebesar 23. Artinya hasil pengembalian investasi berkurng sebesar 8 dan ini menunjukkan ketidakmampuan manajemen untuk memperoleh ROI. Jika rata-rata industri untuk ROI adalah 30, berarti margin laba perusahaan untuk tahun 2005 cukup baik, kecuali untuk tahun 2006 sebesar 23, masih di bawah rata-rata industri. Rendahnya rasio ini disebabkan rendahnya margin laba karena rendahnya perputaran aktiva. 3. Hasil Pengembalian Investasi (ROI) dengan pendekatan Du Pont Hasil pengembalian investasi seperti rumus di atas dapat juga dicari dengan menggunakan pendekatan Du Pont dengan rumus seperti berikut di bawah ini. Rumus : ROI =Margin laba bersih X perputaran total aktiva Berikut ini adalah contoh data pengukuran yang digunakan diambil dari perhitungan rasio sebelumnya unutk tahun 2005 dan tahun 2006. dik : Komponen hasil perhitungan rasio 2005 2006 Hasil pengenmabilan investasi / ROI margin laba bersih perputaran total aktiva 30.8 21.78 1.416 kali 22.6 16.28 1.387 kali Dengan demikian hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut : 1. untuk tahun 2005 : ROI = margin laba bersih x perputaran total aktiva = 21.78 x 1.416 = 0.308 = 30. 8 2. untuk tahun 2006 : ROI = margin laba bersih x perputaran total aktiva = 16.28 x 1.387 = 0.2258 = 22.6
4. Hasil Pengembalian Ekuitas (Return on Equity/ ROE) Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri. Rasio ini juga menunjukkan efisiensi penggunaan modal sendiri. Semakin tinggi rasio ini, semakin baik. artinya posisi pemilik perusahaan semakin kuat, demikian pula sebaliknya. Rumus : Earning ROE = After Interest equity and Tax dik : EAIT total Equity - untuk tahun 2005 ROE 1296 = 2250 = 57.6 58 - untuk tahun 2006 904 ROE = = 43 2100 perhitungan ROE tahun 2005, menunjukkan bahwa tingkat pengembalian investasi yang diperolehnya sebesar 58. Kemudian, tahun 2006 turun menjadi hanya sebesar 43. Artinya hasil pengembalian investasi berkurang sebesar 15 dan ini menunjukkan ketidakmampuan manajemen untuk memperoleh ROE seiring dengan menurunya ROI namun jika rata-rata industri untuk ROE adalah 40 berarti kondisi perusahaan cukup baik karena keduanya masih di atas rata-rata industri 5. Hasil Pengembalian Ekuitas / ROE dengan pendekatan Du Pont Sama dengan ROI untuk mencari hasil penembalian ekuitas, selain dengan cara yang sudah dikemukakan di atas, juga dapat pula digunakan pendekatan Du Pont. Rumus : ROE = margin laba bersih x perputaran total aktiva x pengganda ekuitas
Berikut ini adalah contoh data pengukuran yang digunakan diambil dari perhitungan rasio sebelumnya unutk tahun 2005 dan tahun 2006. dik : Komponen hasil perhitungan rasio ROE Margin laba bersih Perputaran laba bersih Total aktiva / ekuitas 2005 2006 57.6 21.78 1.416 kali 4200/2250 = 1.866 kali 43 16.28 1.387 kali 4200/2250 = 1.866 kali Dengan demikian hasil yang diperoleh : 1. untuk tahun 2005 ROE = margin laba bersih x perputaran total aktiva x pengganda ekuitas = 21.78 x 1.416 x 1.866 = 57.6 2. untuk tahun 2006 ROE = margin laba bersih x perputaran total aktiva x pengganda ekuitas = 16.28 x 1.387 x 1.904 = 43 6. Laba per Lembar Saham Biasa (Earning per Share of Common Stock) Rasio laba per lembar saham atau disebut juga rasio nilai buku merupakan rasio untuk mengukur keberhasilan manajemen dalam mencapai keuantungan bagi pemegang saham. Rasio yang rendah berarti menejemen belum berhasil untuk memuaskan pemegang saham, sebaliknya dengan rasio yang tinggi, kesejahteraan pemegang saham meningkat. Rumus : Mencari laba perlembar saham biasa laba saham biasa Laba per Lembar Saham = saham biasa yang beredar dik : Komponen hasil perhitungan rasio Keuntungan Jumlah saham biasa yang beredar 2005 2006 1.296.000 1.600 904.000 1.600 Untuk tahun 2005 :
1296000 Laba per Lembar Saham = = 1600 Rp. 810,- Untuk tahun 2005 : 904000 Laba per Lembar Saham = = 1600 Rp. 565,- dari hasil perhitungan di atas, terlihat bahwa kesejahteraan pemegang saham menurun, sehubungan dengan menurunnya laba per lembar saham yang dihasilkan perusahaan. Penurunan ini cukup lumayan besar, yaitu Rp. 255,- per lembar saham. Apabila di dalam perusahaan tersebut, di samping saham biasa, juga terdapat saham prioritas, kita dapat menentukan mana yang menjadi hak pemegang saham prioritas estela dikurangkan dari laba yang diperoleh. Baru kemudian menghitung laba perlembar masing-masing saham. 8. Hasil Pengukuran Dari pengukuran rasio di atas dapat kita lihat kondisi dan posisi perusahaan seperti yang terlihat dalam tabel berikut ini. No Jenis Ratio 2005 2006 Standar Industri 1 2 3 4 Net Profit Margin ROI ROE Eearning per Sahare of Common Stock 21.78 31 57.60 Rp. 810,- 16.28 23 43 Rp. 565,- 20 30 40 - Kondisi NPM perusahaan cukup memprihatinkan karena turun cukup drastis di tahun 2006, yaitu dari 21.78 turun menjadi 16.28 atau sebesar 5.5. Jika rata-rata industri untuk NPM adalah 20, berarti margin laba perusahaan tahun 2005 sebesar 21.78 baik karena berada di atas rata-rata industri. Namun untuk tahun 2006 dengan margin laba hanya sebesar 16.28 dapat dikatakan kurang baik. Ini juga berarti bahwa harga barang barang perusahaan ini relatif rendah atau biaya-biayanya relatif tinggi atau keduanya. Kondisi ROI juga menurun yaitu sebesar 8, di mana tahun 2005 ROI yang diperoleh 31, namun pada tahun 2006 turun menjadi 23. Jika rata-rata industri adalah 30 berarti margin laba perusahaan tahun 2005 sebesar 30.8 baik. Untuk tahun 2006 23 kurang baik karena masih berada di bawah rata-rata.
Tidak jauh berebeda dengan ROI, kondisi ROE juga mengalami penurunan yang cukup tajam, yaitu sebesar 14.6 dari semula tahun 2005 sebesar 57.6 menjadi hanya 43 tahun 2006. jika rata-rata industri 40 berarti kondisi perusahaan baik untuk tahun 2005 dan 2006.
Kodisi laba per lembar saham juga menurun dari tahun ke tahun, dari hasil perhitungan tersebut di atas terlihat bahwa kesejahteraan pemegang saham menurun, penurunan ini cukup lumayan besar, yaitu Rp. 255, per lembar saham. Artinya kemampuan perusahaan untuk mencari keuntungan dapat dikatakan gagal. Kedepan manajemen perlu melakukan evaluasi secara menyeluruh menagapa semua rasio profitabilitas perusahaan menurun.