HIRARKI ANTARA PERENCANAAN WILAYAH KAB/KOTA DENGAN PERANCANGAN KOTA

dokumen-dokumen yang mirip
PEDOMAN PENATAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN (Permen PU 06/2007)

Perencanaan Kota TEORI URBAN DESIGN 3 (LINGKUNGAN DAN PENUNJANG)

6.3 Hasil Perubahan Elemen Kawasan

PERANCANGAN KOTA BAB IV ANALISA ALUN ALUN KABUPATEN WONOGIRI MENURUT 8 ELEMEN KOTA HAMID SHIRVANI. 4.1 Analisa Tata Guna Lahan Alun alun Wonogiri

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ELEMEN FISIK PERANCANGAN ARSITEKTUR KOTA

PENGEMBANGAN WISATA GOA GONG Di PACITAN

Kebutuhan Terhadap Pedoman Pejalan Kaki

Pranata Pembangunan Pertemuan 1 Pembangunan di Kawasan Hijau. Sahid Mochtar, S.T., MT. Ratna Safitri, S.T., M.Ars.

BUPATI CILACAP PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 40 TAHUN 2014 TENTANG

PENGEMBANGAN WISATA PANTAI TELENG RIA DI PACITAN

PERANCANGAN KOTA. BAB II Ruang Kota (Urban Space) TINJAUAN PUSTAKA Batasan Pengertian Perancangan Kota Ruang Terbuka (Open Space)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

2. Tata Ruang adalah wujud struktur dan pola pemanfaatan ruang baik yang direncanakan maupun tidak (Kamus Tata Ruang, Ditjen Cipta Karya, 1997).

Jl. Tamansari No.1 Bandung

KONSEP dan TEKNIK PENYAJIAN GAMBAR PADA PROYEK ARSITEKTUR KOTA (URBAN DESIGN)

Arahan Penataan Kawasan Pusat Pemerintahan Kabupaten Pangandaran The Direction of The Central Government Setup the Regency of Pangandaran

Perancangan kota d3 ars undip 2010

Prosiding Perencanaan Wilayah dan Kota ISSN:

Citra Tata Ruang Kawasan Talang Semut Palembang

KERANGKA ACUAN KERJA PENYUSUNAN RTBL KAWASAN KHUSUS ISLAMIC CENTER

BAB II KAJIAN TEORI Hubungan Urban Design dan Parkir

BAB IV ANALISIS PERSEPSI DAN PREFERENSI MASYARAKAT TENTANG ASPEK PERANCANGAN KOTA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Penjelasan Substansi. Dokumen Lengkap, ada pada BAB IV

BAB II STEP BY STEP, UNDERSTANDING THE WHOLE PICTURE

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

LAPORAN AKHIR KATA PENGANTAR

KARAKTERISTIK KAWASAN KOTA LAMA MANADO DENGAN PENDEKATAN TEORI HAMID SHIRVANI

PERANCANGAN KOTA. Lokasi Alun - Alun BAB III

PENATAAN DAN PENGEMBANGAN SENTRA BATIK & TENUN DI PEKALONGAN DENGAN PENEKANAN DESAIN SUSTAINABLE SETTLEMENT

Apa saja Struktur Ruang dan Pola Ruang itu??? Menu pembangunan atau produk dokumen yang kita buat selama ini ada dibagian mana??

TINJAUAN BENTUK DAN MASSA BANGUNAN DI KAWASAN SIMPANG LIMA BANDUNG

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. keberadaan elemen-elemen fisik atau yang disebut juga setting fisik seiring

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 31 TAHUN 2013

BAB V KONSEP PERANCANGAN

& REVITALISASI CAGAR BUDAYA

PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 54 TAHUN 2009 TENTANG

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini akan menjawab sasaran yang ada pada bab pendahuluan. Makam merupakan salah satu elemen penting pembentuk sebuah

KAJIAN ELEMEN PEMBENTUK RUANG KOTA PADA RUANG TERBUKA PUBLIK KOTA (Studi Kasus : Alun-Alun Karanganyar) ABSTRAK ABSTRACT

BUPATI SUKOHARJO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO,

Efisiensi Ruang melalui Optimalisasi Tata Letak Bangunan

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG

BAB III TINJAUAN KEBIJAKAN DAN KONDISI EKSISTING ELEMEN RANCANG KOTA KORIDOR JALAN JENDERAL SUDIRMAN PERKOTAAN TOBOALI

KAJIAN WATERFRONT DI SEMARANG (Studi Kasus : Sungai Banjir Kanal Barat)

BAB 1 Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. yang dominan berupa tampilan gedung-gedung yang merupakan karya arsitektur dan

BAB 5 REVITALISASI KAWASAN ARJUNA

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan kota baik dari skala mikro maupun makro (Dwihatmojo)

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB VI KONSEP PERENCANAAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG

PENGATURAN PERUBAHAN FUNGSI PADA KAWASAN PERUMAHAN KONSERVASI: STUDI KASUS KAWASAN KONSERVASI CISANGKUY, BANDUNG

BAB III: GAMBARAN UMUM LOKASI STUDI

PUSAT PERTOKOAN DENGAN KONSEP PEDESTRIAN MALL DI KOTA PALU

BERITA DAERAH KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2014 NOMOR 15

Morfologi Spasial Lingkungan di Kawasan Malabar-Merbabu Malang

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Strategi Revitalisasi Taman Sari Kota Sungailiat Kabupaten Bangka The Revitalisation Strategy of Taman Sari Kota Sungailiat Kabupaten Bangka

KAJIAN ELEMEN PERANCANGAN KOTA DI KORIDOR PASAR SITEBA KOTA PADANG

Disajikan oleh: LIA MAULIDA, SH., MSi. (Kabag PUU II, Biro Hukum, Kemen PU)

BAB I PENDAHULUAN Kondisi Perempatan Ring Road Condong Catur pada Kabupaten Sleman

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM, DIREKTORAT JENDRAL CIPTA KARYA DIREKTORAT PENATAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN Jl. Pattimura No. 20 Kebayoran Baru Jakarta

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR PENATAAN KORIDOR JALAN JEND. SUDIRMAN, PURWOKERTO BAB I PENDAHULUAN

PERANCANGAN KAWASAN PERMUKIMAN MELALUI PENDEKATAN SUSTAINABLE URBAN DRAINAGE SYSTEMS DI SRENGSENG JAKARTA BARAT LAPORAN TUGAS AKHIR.

6.1 Peruntukkan Kawasan

BAB III DATA DAN ANALISA

LEMBAR PENGESAHAN TELAH DISAHKAN ATURAN BERSAMA LKM PRIMA KEADILAN KELURAHAN BANTAN KECAMATAN SIANTAR BARAT KOTA PEMATANGSIANTAR

BAB IV : KONSEP. 4.1 Konsep Dasar. Permasalahan & Kebutuhan. Laporan Perancangan Arsitektur Akhir

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...

BAB III DATA OBSERVASI LAPANGAN 3.1. TIJAUAN UMUM KOTA TEGAL

BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

ANALISIS KESELAMATAN DAN KENYAMANAN PEMANFAATAN TROTOAR BERDASARKAN PERSEPSI DAN PREFERENSI PEJALAN KAKI DI PENGGAL JALAN M.T. HARYONO KOTA SEMARANG

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI


BAB II TINJAUAN KAWASAN SCBD

BAB 2 LANDASAN TEORI. merupakan Upaya penataan kembali suatu kawasan kota dengan terlebih dulu

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

DEWAN RISET DAERAH PROVINSI DKI JAKARTA KOMISI B

BAB I PENDAHULUAN... 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 6

Terdapat 3 (tiga) metode dalam memarkir kendaraan, diantaranya adalah:

Perhitungan Ruang Terbuka Hijau Perkotaan Jenis Publik (Studi Kasus : Kota Surakarta)

Rencana Detail Tata Ruang Kawasan (RDTR Kawasan) Skala peta = 1: atau lebih Jangka waktu perencanaan = 20 tahun

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

TUGAS AKHIR 134. Semarang City Walk Mall

DAFTAR ISI. Daftar Isi... i

PRINSIP-PRINSIP PERANCANGAN TAMAN LINGKUNGAN (Kasus: Taman Lesmana dan Taman Pandawa)

Urban Space, Mall, dan City Walk Ruang Hijau Kota (Ruhiko) atau Ruang Terbuka Hijau (RTH) adalah suatu bentuk ruang terbuka di kota (urban space)

BAB I PENDAHULUAN. menurunkan kualitas dan daya tariknya kemudian berangsur-angsur akan berubah

Ketentuan Umum Istilah dan Definisi

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

PENETAPAN LOKASI PENDATAAN ANALISIS KAWASAN DAN WILAYAH PERENCANAAN PENYUSUNAN KONSEP PENYUSUNAN RENCANA UMUM DAN PANDUAN RANCANGAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Transkripsi:

HIRARKI ANTARA PERENCANAAN WILAYAH KAB/KOTA DENGAN PERANCANGAN KOTA

KEDUDUKAN PERENCANAAN TATA RUANG DALAM SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL RENCANA PEMBANGUNAN RENCANA UMUM TATA RUANG RENCANA RINCI TATA RUANG RPJP Nasional RPJM Nasional RTRW Nasional RTR Pulau/Kepulauan RTR Kawasan Strategis Nasional RPJP Provinsi RTRW Provinsi RTR Kawasan Strategis Provinsi RPJM Provinsi RPJP Kab/Kota RPJM Kab/Kota RTRW Kabupaten RTRW Kota RDTR Kabupaten RTR Kawasan Strategis Kabupaten RDTR Kota RTR Kawasan Strategis Kota

HIRARKI RENCANA TATA RUANG MENURUT PERATURAN/PERUNDANGAN UU No.26/2007 tentang PENATAAN RUANG dan PERMEN PU No. 06/PRT/M/2007 tentang PEDOMAN UMUM RTBL Perencanaan Kota skala peta 1:10.000 Perancangan Kota (skala peta 1:1.000 s/d 1:5.000

HUBUNGAN PERENCANAAN TATA RUANG DENGAN WILAYAH/KAWASAN PERENCANAANNYA

HIRARKI PERATURAN DAN PAYUNG HUKUM RENCANA TATA RUANG DI KABUPATEN/KOTA Peraturan Daerah (Perda) berdasar Undang-Undang No.26/2007 tentang Penataan Ruang Peraturan Daerah (Perda) berdasar Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 20/Prt/M/2011 Peraturan Bupati (Perbup) Permen PU No. 06/PRT/M/2007 Tentang Pedoman Umum RTBL

CONTOH PERBEDAAN PRODUK PERANCANGAN KOTA (RDTR) DENGAN PERENCANAAN KOTA zoom SKALA PETA 1: 10.000 SKALA PETA 1: 1.000 s/d 1:5.000

CONTOH PRODUK PERANCANGAN KOTA RTBL

RTBL KOTA TERNATE

IMPLEMENTASI KRITERIA PERANCANGAN KOTA

KRITERIA PERANCANGAN KOTA teori perancangan kota versi Hamid Shirvani (The Urban Design Process,1985) 1. Land Use (Guna Lahan) 2. Building Form and Massing (Bentuk dan Masa Bangunan) 3. Circulation and Parking (Sirkulasi dan Parkir) 4. Open Space (Ruang Terbuka) 5. Pedestrian Ways (Jalan/Jalur Pedestrian) 6. Activity Support (Pendukung Aktivitas) 7. Signage System (Sistem Penanda/Perpapanan) 8. Preservation (Preservasi) Wajib Dikaitkan dengan Isue-Isue tentang Kota yang Berkelanjutan (Concepts of: Green City, Tropical City, Compact City, etc., and Human Aspect in Urban Design)

1 Land Use (Guna Lahan) 1. Tetap mengacu arahan fungsi peruntukkan yang tertuang dalam Tata Guna Lahan RTRW (Rencana Tata Ruang Wilayah) 2. Efisiensi dan efektifitas pemanfaatan lahan 3. Menciptakan keharmonisan, keterpaduan dan keseimbangan antar peruntukkan lahan KOMPONEN PERANCANGAN : 1. Jaringan Penghubung antar fungsi (Jalan, Pedestrian) 2. Koefisien Dasar Bangunan (KDB) 3. Koefisien Lantai Bangunan (KLB) 4. Koefisien Daerah Hijau (KDH) 5. Koefisien Tapak Besmen (KTB) 6. Garis Sempadan Bangunan (GSB)

CONTOH LAND USE MENURUT KRITERIA PERANCANGAN KOTA Source : Urban Redevelopment Authority Singapore, 2002

2 Building Form and Massing (Bentuk dan Masa Bangunan) adalah produk dari penyelenggaraan bangunan gedung beserta lingkungannya sebagai wujud pemanfaatan ruang, meliputi berbagai aspek termasuk pembentukan citra/karakter fisik lingkungan, besaran, dan konfigurasi dari elemen-elemen: blok, kaveling/petak lahan, bangunan, serta ketinggian dan elevasi lantai bangunan, yang dapat menciptakan dan mendefinisikan berbagai kualitas ruang kota yang akomodatif terhadap keragaman kegiatan yang ada, terutama yang berlangsung dalam ruang-ruang publik. KOMPONEN PERANCANGAN : 1. Pengaturan Blok Lingkungan 2. Pengaturan Kaveling/Petak Lahan 3. Pengaturan Bangunan (orientasi, sosok, ekspresi, tekstur, warna) 4. KDB 5. KLB 6. Set Back

CONTOH BUILDING FORM AND MASSING MENURUT KRITERIA PERANCANGAN KOTA

3 Circulation and Parking (Sirkulasi dan Parkir) terdiri dari jaringan jalan dan pergerakan, sirkulasi kendaraan umum, sirkulasi kendaraan pribadi, sirkulasi kendaraan informal setempat dan sepeda, sirkulasi pejalan kaki (termasuk masyarakat penyandang cacat dan lanjut usia), sistem dan sarana transit, sistem parkir, perencanaan jalur pelayanan lingkungan, dan sistem jaringan penghubung. KOMPONEN PERANCANGAN : 1. Sistem jaringan jalan dan pergerakan 2. Sistem sirkulasi kendaraan umum 3. Sistem sirkulasi kendaraan pribadi 4. Sistem sirkulasi kendaraan umum informal setempat 5. Sistem pergerakan transit 6. Sistem parkir 7. Sistem perencanaan jalur servis/pelayanan 8. Sistem sirkulasi pejalan kaki dan sepeda 9. Sistem jaringan jalur penghubung terpadu (pedestrian lingkage)

CONTOH CIRCULATION AND PARKING MENURUT KRITERIA PERANCANGAN KOTA

4 Open Space (Ruang Terbuka) Ruang terbuka diciptakan sebagai bagian integral dari suatu lingkungan yang lebih luas. Penataan sistem ruang terbuka diatur melalui pendekatan desain tata hijau yang membentuk karakter lingkungan serta memiliki peran penting baik secara ekologis, rekreatif dan estetis bagi lingkungan sekitarnya, dan memiliki karakter terbuka sehingga mudah diakses sebesar-besarnya oleh publik KOMPONEN PERANCANGAN : 1. Sistem Ruang Terbuka Umum 2. Sistem Ruang Terbuka Pribadi 3. Sistem Ruang Terbuka Privat yang dapat diakses oleh umum 4. Sistem Pepohonan dan Tata Hijau 5. Area Jalur Hijau

CONTOH OPEN SPACE MENURUT KRITERIA PERANCANGAN KOTA

5 Pedestrian Ways (Jalan/Jalur Pedestrian) Sebagai bagian dari sistem penghubung antar fungsi dalam kawasan. Jalur pedestrian mempunyai fungsi sebagai sarana pergerakan orang atau manusia dari satu tempat sebagai titik tolak ke tempat lain sebagai tujuan dengan menggunakan moda jalan kaki KOMPONEN PERANCANGAN : 1. Dapat di akses oleh siapapun (termasuk penyandang cacat) 2. Mempunyai dimensi dan bentuk yang memenuhi syarat 3. Matrial permukaan yang digunakan mempunyai tingkat kenyamanan dan keamanan 4. Disarankan mempunyai peneduh (pohon atau elemen lain)

CONTOH PEDESTRIAN WAYS MENURUT KRITERIA PERANCANGAN KOTA

6 Activity Support (Pendukung Aktivitas) Merupakan aktifitas yang menghubungkan antar fungsi/fasilitas dalam sebuah kawasan/kota. Pendukung aktivitas ini dapat tumbuh dengan subur apabila berada diantara dua atau lebih kutub kegiatan utama kawasan/kota. Pendukung aktivitas mempunyai fungsi mengarahkan kepentingan pergerakan manusia KOMPONEN PERANCANGAN : 1. Berupa taman terbuka untuk umum 2. Berupa jalur pedestrian, di dalamnya terdapat street vendor (PKL), cafe (tempat rendevouz) 3. Kegiatan-kegiatan yang bersifat instan (misal tempat kuliner pada malam hari

CONTOH ACTIVITY SUPPORTS MENURUT KRITERIA PERANCANGAN KOTA

7 Signage System (Sistem Penanda) Dari segi perancangan kota, papan/nama/reklame/informasi ebagai sistem penanda perlu diatur agar terjalin kecocokan lingkungan, pengurangan dampak visual negatif, mengurangi kebingungan dan kompetisi antara papan informasi publik dan papan reklame. Papan nama/reklame yang dirancang baik akan menambah kualitas tampilan bangunan dan memberi kejelasan informasi usaha KOMPONEN PERANCANGAN : 1. Visibilitas (keterlihatan) papan/tanda 2. Legibilitas informasi (keterbacaan, kejelasan) 3. Tidak mencolok baik dari segi kualitas gambar maupun warna 4. Keharmonisan papan nama/reklame dengan arsitektur bangunan 5. Pengendalian pemakaian lampu kedip untuk reklame (kecuali untuk tanda keselamatan lalulintas/tanda "hati-hati", atau untuk bioskop dan sebagainya 6. Skala dan proporsi bentuk

CONTOH SIGNAGE SYSTEM MENURUT KRITERIA PERANCANGAN KOTA X

8 Preservation (Preservasi) Preservasi atau perlindungan tidak hanya diberlakukan untuk bangunan bersejarah, tapi juga untuk bangunan dan tempat yang dianggap perlu dilestarikan. Preservasi biasanya juga mempertimbangkan faktor ekonomis dan kultural. Preservasi sering dipandang sebagai penghambat pembangunan. Tapi beberapa kegiatan preservasi justru menciptakan kegiatan ikutan yang mendorong keberhasilan usaha dan peningkatan pendapatan asli daerah (PAD) KOMPONEN PERANCANGAN : 1. Preservasi bangunan dan kawasan perlu mampu mendorong peningkatan perekonomian daerah. 2. Pada masa kini, preservasi bergeser dari "pelarangan" menjadi "perlindungan". 3. Peraturan tentang preservasi berbeda dari satu kota ke kota yang lain. Meskipun demikian, terdapat unsur-unsur yang sama, yaitu: (i) standar penetapan obyek preservasi; (ii) pengkajian oleh tim atau dewan kajian arsitektur atau komisi preservasi; (iii) standar kajian untuk preservasi, demolisi (penghancuran), dan alterasi (pengubahan); (iv) perlindungan landmark.

CONTOH PRESERVATION MENURUT KRITERIA PERANCANGAN KOTA

TERIMA KASIH SEMOGA BERMANFAAT