PEDOMAN PENGORGANISASIAN INSTALASI FARMASI STRUKTUR ORGANISASI INSTALASI FARMASI... JAKARTA. Apoteker/D3Farmasi/Asisten Apoteker

dokumen-dokumen yang mirip
LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RUMAH SAKIT BETHESDA YOGYAKARTA BAB I PENDAHULUAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG PEKERJAAN KEFARMASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. Menurut Undang-Undang RI Nomor 44 tahun 2009, rumah sakit adalah

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RUMAH SAKIT BETHESDA YOGYAKARTA BAB I PENDAHULUAN

INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT UMUM TIPE C STRUKTUR ORGANISASI, JOB DESCRIPTION, DAN SUMBER DAYA MANUSIA (REVISED)

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RUMAH SAKIT BETHESDA YOGYAKARTA BAB I PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT DAN INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT 2.1 Rumah Sakit

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. karateristik tersendiri yang dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan

Peraturan Pemerintah ini mengatur Pekerjaan Kefarmasian dalam pengadaan, produksi, distribusi atau penyaluran, dan pelayanan sediaan farmasi.

BAB II PROSEDUR PEMBELIAN OBAT/ALAT KESEHATAN, PROSEDUR PENYIMPANAN OBAT/ALAT KESEHATAN, PROSEDUR PEMAKAIAN OBAT/ALAT KESEHATAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dua jenis pelayanan kepada masyarakat yaitu pelayanan kesehatan dan pelayanan

SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR NO. / SK / RSPB / / 2017

LIST DOKUMEN GLD. GLD 1: Tanggung jawab dan akuntabilitas. Struktur organisasi:

DINAS KESEHATAN PUSKESMAS CADASARI

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. Rumah sakit adalah salah satu sarana kesehatan tempat menyelenggarakan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2009 TENTANG PEKERJAAN KEFARMASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERANAN KOMITE FARMASI SEBAGAI BADAN NORMATIF NONSTRUKTURAL DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT DR. WAHIDIN SUDIROHUSODO

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2009 TENTANG PEKERJAAN KEFARMASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT DAN INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT. Rumah sakit merupakan suatu unit yang mempunyai organisasi teratur,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2009 TENTANG PEKERJAAN KEFARMASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan

PROGRAM KERJA INSTALASI FARMASI PERIODE 2014

2 Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 3. Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkot

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Praktek Kerja Profesi di Rumah Sakit

RSUD KOTA DUMAI PELAYANAN GAWAT DARURAT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. jenis, jumlah dan harga perbekalan farmasi yang sesuai dengan kebutuhan dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pelanggan terbagi menjadi dua jenis, yaitu: fungsi atau pemakaian suatu produk. atribut yang bersifat tidak berwujud.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. langsung profesi apoteker dalam pekerjaan kefarmasian untuk meningkatkan

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. upaya kesehatan dengan memfungsikan berbagai kesatuan personel terlatih dan

BAB II STUDI PUSTAKA 2.1. Instalasi Farmasi Rumah Sakit

ORGANISASI PELAYANAN KESEHATAN PERTEMUAN II LILY WIDJAYA, SKM.,MM, PRODI D-III REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN, FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. Rumah sakit adalah salah satu dari sarana kesehatan tempat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BUPATI TANAH BUMBU PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG

PENERAPAN PELAYANAN FARMASI SATU PINTU DI RUMAH SAKIT

BAB I PENDAHULUAN. penyedia obat bagi kebutuhan kesehatan masyarakat (Bogadenta, A ; 17-18). Selanjutnya

BAB I PENDAHULUAN. Upaya kesehatan merupakan kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 889/MENKES/PER/V/2011 TENTANG REGISTRASI, IZIN PRAKTIK, DAN IZIN KERJA TENAGA KEFARMASIAN

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. Rumah sakit adalah salah satu sarana kesehatan tempat menyelenggarakan upaya

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BINTAN TAHUN 2012 NOMOR 7 SERI D NOMOR 3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BINTAN NOMOR : 7 TAHUN 2012 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam hal ini memerlukan suatu variabel yang dapat digunakan untuk

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. Rumah sakit adalah salah satu dari sarana kesehatan tempat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 SERI D NOMOR 9 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG

Pelayanan Farmasi. Oleh : Supariyati. Jakarta April 2011

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN

PEDOMAN PENGORGANISASIAN KOMITE KEPERAWATAN

BAB 1 PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan kepada masyarakat dan memiliki peran sangat strategis dalam

BAB II LANDASAN TEORI A. TINJAUAN PUSTAKA. dibantu oleh beberapa orang apoteker yang memenuhi persyaratan peraturan

2017, No Indonesia Nomor 5062); 3. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

DOKUMEN DAN REKAMAN BAB. VII.

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan perkembangan teknologi kedokteran. Apapun teknologi kedokterannya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Periode Zaman Penjajahan sampai Perang Kemerdekaaan Tonggak sejarah. asisten apoteker semasa pemerintahan Hindia Belanda.

SOAL PILIHAN GANDA PENGANTAR ILMU FARMASI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

KOMITE FARMASI DAN TERAPI. DRA. NURMINDA S MSi, APT

Tin Herniyani, SE, MM

BAB III ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI APOTEK INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SRAGEN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI APOTEK INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT ISLAM AMAL SEHAT SRAGEN SKRIPSI

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 679/MENKES/SK/V/2003 TENTANG REGISTRASI DAN IZIN KERJA ASISTEN APOTEKER

PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR : 10 TAHUN 2000 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. upaya kesehatan dengan memfungsikan berbagai kesatuan personel terlatih dan

2. STRUKTUR ORGANISASI RSUD INDRASARI RENGAT, KAB.INDRAGIRI HULU

BAB IV ANALISIS DATA DAN RANCANGAN PROSEDUR PENGELOLAAN OBAT/ALAT KESEHATAN DI INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT MYRIA PALEMBANG

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Periode zaman penjajahan sampai perang kemerdekaaan tonggak sejarah. apoteker semasa pemerintahan Hindia Belanda.

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 86 TAHUN 2001 SERI D.83 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 11 TAHUN 2001 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 6 TAHUN 2002 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI RUMAH SAKIT DAERAH

PEDOMAN PENGORGANISASIAN UNIT RAWAT JALAN RUMAH SAKIT ELIZABETH

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI FARMASI RUMAH SAKIT. RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. PIRNGADI KOTA MEDAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG

BAB II GAMBARAN UMUM, VISI, MISI, TUJUAN, MOTTO, NILAI DAN FALSAFAH RUMAH SAKIT

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JAYAPURA NOMOR 4 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN, SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 65 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN SITUBONDO

TATA KELOLA, KEPEMIMPINAN DAN PENGARAHAN (TKP) > 80% Terpenuhi 20-79% Terpenuhi sebagian < 20% Tidak terpenuhi

PANDUAN SUB KOMITE MUTU PROFESI KEPERAWATAN RUMAH SAKIT SENTRA MEDIKA CISALAK

BAB IV PEMBAHASAN. sakit yang berbeda. Hasil karakteristik dapat dilihat pada tabel. Tabel 2. Nama Rumah Sakit dan Tingkatan Rumah Sakit

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN,

MAKALAH FARMASI SOSIAL

JUMLA H EP SOP pendaftaran 2. Bagan alur pendaftaran. 3. Kerangka acuan (kepuasan pelanggan

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI FARMASI RUMAH SAKIT. Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Hasan Sadikin Bandung

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

-1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 141 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT JIWA

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT DAN INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT. pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan

Contoh Panduan KORPS MARINIR RUMKITAL MARINIR CILANDAK PANDUAN. RUMKITAL MARINIR CILANDAK JAKARTA 2016 DAFTAR ISI

2 Mengingat e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d, perlu membentuk Undang-Undang tentang

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BUPATI SRAGEN PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 61 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH GEMOLONG KABUPATEN SRAGEN

TENTANG PERATURAN INTERNAL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DOKTER MOHAMAD SOEWANDHIE KOTA SURABAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA,

Transkripsi:

PEDOMAN PENGORGANISASIAN INSTALASI FARMASI A. Struktur Organisasi Pelayanan diselenggarakan dan diatur demi berlangsungnya pelayanan farmasi yang efisien dan bermutu, berdasarkan fasilitas yang tersedia dan standar pelayanan keprofesian universal. Untuk menggambarkan garis tanggung jawab struktural maupun fungsional dan koordinasi didalam dan diluar pelayanan farmasi tercermin dalam bagan organisasi Rumah Sakit dan bagan organisasi Instalasi farmasi. STRUKTUR ORGANISASI INSTALASI FARMASI... JAKARTA Kepala Instalasi Farmasi Ka. Gudang Penerimaan Pengelolaan B. Uraian Tugas Ka. Farmasi Rawat Jalan Farmasi Klinis Pelayanan Kefarmasian Apoteker/D3Farmasi/Asisten Apoteker Manajemen Mutu Farmasi... di dalam melaksanakan pelayanan farmasi dipimpin oleh Kepala Instalasi dibantu oleh tenaga Apoteker, Ahli Madya Farmasi dan Tenaga Menengah Farmasi (Asisten Apoteker). Uraian tugas job description bagi personalia instalasi farmasi: 1. Kepala Instalasi Farmasi a. Bertanggung jawab atas hasil kerja satu orang atau lebih dari suatu organisasi b. Penentu kebijakan c. Motivator farmasis guna mendapatkan hasil kinerja yang baik d. Memonitor perkembangan farmasis e. Membuat plan kerja untuk mengembangkan farmasi di Rumah Sakit untuk menjamin kualitas pelayanan yang baik 2. Bagian gudang farmasi Perencanaan dan Pengadaan a. Merencanakan kebutuhan perbekalan farmasi secara optimal b. Menyiapkan perencanaan kebutuhan rutin perbekalan untuk triwulan c. Mengadakan perbekalan farmasi d. Menerima perbekalam farmasi sesuai spesifikasi yang berlaku e. Menyimpan perbekalan farmasi f. Mendistribusikan perbekalan farmasi ke unit-unit pelayanan

Penerimaan dan Penyimpanan a. Melaksanakan penerimaan perbekalan farmasi yang diadakan di RS b. Melaksanakan penyimpanan perbekalan farmasi yang dimiliki RS c. Melaksanakan pengiriman perbekalan farmasi dari gudang ke unit-unit distribusi d. Penerimaan pengeluaran dari persediaan perbekalan farmasi yang ada di gudang perbekalan 3. Bagian farmasi klinis a. Melaksanakan pelayanan farmasi klinik b. Mengidentifikasi masalah yang berkaitan dengan obat dan alat kesehatan c. Mencegah dan mengatasi masalah yang berkaitan dengan obat dan alat kesehatan d. Memantau efektifitas dan keamanan penggunaan obat dan alat kesehatan e. Memberikan informasi obat kepada dokter, perawat, apoteker, maupun pasien/keluarga. 4. Bagian deporawat jalan a. Melakukan Receiving, Skrining, Labeling, Dispensi, dan Konseling kepada pasien b. Melakukan konseling dan informasi obat ke pasien rawat jalan c. Melakukan indent (pemesanan ke gudang farmasi ) untuk stock di depo rawat jalan d. Melakukan pemantauan karyawan di IFRS rawat jalan dan delegasi tugas e. Menerima arahan dan melaporkan kepada kepala IFRS segala pelaksanaan tugas f. Melakukan stok opname didepo rawat jalan 5. Bagian Rawat Inap Melakukan Receiving, Skrining, Labeling, Dispensi, dan Konseling kepada pasien Melakukan konseling dan informasi obat ke pasien rawat inap b. Melakukan dan memonitor ward stock c. Melakukan indent ( pemesanan ke gudang farmasi) untuk stock obat di IFRS rawat inap dan delegasi tugas d. Melakukan pemantauan karyawan di IFRS rawati inap dan delegasi tugas e. Melaporkan kepaa IFRS segala pelaksanaan tugasan f. Melakukan rekam meik di IFRS rawat inap 6. Bidang Manajemen Mutu Farmasi a. Memberikan pendidikan / pengetahuan kepada tenaga kefarmasian b. Mengawasi / membimbing tenaga kerja baru c. Mengawasi / membimbing pelajar/mahasiswa yang melakukan PKL/magang diinstalasi farmasi d. Melakukan penelitian yang berkaitan dengan kefarmasian

e. Melakukan pemantauan, penilaian, tindakan, evaluasi dan umpan balik dalam pengendalian mutu f. Mengkoordinir program pendidikan dan pelatihan. g. Mengembangkan dan memperbaiki sistem/ metode pelayanan instalasi farmasi. C. Standar Ketenagaan Peranan Apoteker di Instalasi Farmasi Instalasi Farmasi mempunyai fungsi utama dalam pelayanan/jasa obat atas dasar resep dan pelayanan obat tanpa resep, beroreantasi pada pelanggan/pasien apakah obat yang di beirkan dapat menyembuhkan penyakit serta nefek samping.tanggung jawab dan tugas apoteker di Instalasi Farmasi ialah bertanggung jawab atas obat resep, dan mamapu menjelaskan tetang obat pada pelanggan/pasien. Dengan demikian bisa di ambil kesimpulan bahwa peranan penting dalam Instalasi Farmasi adalah seorang Apoteker. Farmasi rumah sakit merupakan departemen atau servis di dalam Rumah sakit yang di pimpin oleh Apoteker. Apoteker adalah administrator rumah sakit di segala persoalan tetang penggunaan obat. Kriteria Pelayanan farmasi antara lain: a. Instalasi farmasi rumah sakit dipimpin oleh seorang apoteker. b. Pelayanan kefarmasian diselenggarakan dan dikelola oleh apoteker yang mempunyai pengalaman minimal 2 tahun di bagian rumah sakit. c. Apoteker telah terdaftar di Depkes dan mempunyai surat ijin kerja. d. Pada pelaksanaannya, apoteker dibantu oleh tenaga ahli madya farmasi dan tenaga menengah farmasi. e. Kepala instalasi farmasi rumah sakit bertanggung jawab terhadap segala aspek hukum dan peraturan-peraturan baik terhadap pengawasan distribusi maupun administrasi barang. f. Setipa saat harus ada apoteker di tempat pelayanan untuk melangsungkan dan mengawasi pelayanan kefarmasian dan harus ada pendelegasian wewenang yang bertanggung-jawab jika kepala farmasi berhalangan hadir. g. Adanya staf farmasi yang jumlah dan kualifikasinya disesuaikan dengan kebutuhan. h. Apabila ada pelatihan kefarmasian bagi mahasiswa fakultas farmasi atau tenaga farmasi lainnya, harus ditunjuk apoteker yang memiliki kualifikasi pendidik/pengajar untuk mengawasi jalannya pelatihan tersebut.

i. Penilaian terhadap staf harus dilakukan berdasarkan tugas yang terkait dengan pekerjaan fungsional yang diberikan dan juga pada penampilan kerja yang dihasilkan dalam meningkatkan mutu pelayanan. Sumber Daya Manusia Farmasi Rumah Sakit Personalia Pelayanan Farmasi Rumah Sakit adalah sumber dayamanusia yang melakukan pekerjaan kefarmasian di rumah sakityang termasuk dalam bagan organisasi rumah sakit denganpersyaratan : Terdaftar di Departeman Kesehatan Terdaftar di Asosiasi Profesi Mempunyai izin kerja Mempunyai SK penempatan Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan No. 1332/Menkes/SK/X/2002 yang dimaksud dengan : 1. Apoteker adalah mereka yang berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku berhak melakukan pekerjaan kefarmasian di Indonesia sebagai Apoteker. Persyaratan Apoteker di rumah sakit adalah Ijazahnya telah terdaftar pada Departemen Kesehatan (DepKes). Telah mengucapkan Sumpah / Janji sebagai Apoteker. Memiliki Surat Izin Kerja dari Menteri Kesehatan (MenKes) Memenuhi syarat-syarat kesehatan fisik dan mental untuk melaksanakan tugasnya sebagai Apoteker. Tidak bekerja disuatu Perusahaan Farmasi dan tidak menjadi Apoteker Pengelola Apotek (APA) di Apotek lain. Dalam melakukan pekerjaan kefarmasian di rumah sakit, Apoteker dibantu oleh Asisten Apoteker yang telah memiliki Surat Izin Kerja (SIK). Keputusan Menteri Kesehatan No. 679/MENKES/SK/V/2003, tentang Peraturan Registrasi dan Izin Kerja Asisten Apoteker, yaitu : a. Surat Izin Asisten Apoteker adalah bukti tertulis atas kewenangan yang diberikan kepada pemegang Ijazah Sekolah Asisten Apoteker atau Sekolah Menengah Farmasi, Akademi Farmasi dan Jurusan Farmasi, Politeknik Kesehatan, Akademi Analis Farmasi dan Makanan, Jurusan Analis Farmasi serta Makanan Politeknik Kesehatan untuk menjalankan Pekerjaan Kefarmasian sebagai Asisten Apoteker.

b. Surat Izin Kerja Asisten Apoteker adalah bukti tertulis yang diberikan kepada pemegang Surat Izin Asisten Apoteker untuk melakukan pekerjaan Kefarmasian disarana kefarmasian. Penyelenggaraan pelayanan kefarmasian dilaksanakan olehtenaga farmasi profesional yang berwewenang berdasarkanundang-undang, memenuhi persyaratan baik dari segi aspekhukum, strata pendidikan, kualitas maupun kuantitas denganjaminan kepastian adanya peningkatan pengetahuan,keterampilan dan sikap keprofesian terus menerus dalam rangkamenjaga mutu profesi dan kepuasan pelanggan. Kualitas danrasio kuantitas harus disesuaikan dengan beban kerja dankeluasan cakupan pelayanan serta perkembangan dan visi rumahsakit. Distribusi Ketenagaan Instalasi Farmasi... di dalam melaksanakan pelayanan farmasi dibagi menjadi 3 (tiga) shift pelayanan dalam waktu 24 jam. Distribusi tenaga farmasi ditempatkan pada 2 ( dua ) depo pelayanan yaitu depo farmasi IGD dan rawat jalan dan depo farmasi rawat inap serta pelayanan gudang farmasi. Masing-masing depopelayanan dan gudang farmasi di pimpin oleh apoteker. Jenis Pelayanan Pelayanan IGD (Instalasi Gawat Darurat) Pelayanan rawat inap Pelayanan rawat jalan pelayanan gudang farmasi Produksi obat (pengenceran alcohol) Analisa Kebutuhan Tenaga di IFRS Analisa kebutuhan tenaga disusun bersama-sama oleh panitia penyusun Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja RS. Jumlah tenaga yang dibutuhkan tergantung pada jenis pelayanan, komposisi shift jaga dan jumlah pasien yang dilayani. Jumlah ketenagaan Instalasi Farmasi disusun setahun sekali berdasarkan data tahun berjalan dan perkiraan perkembangan tahun yang dianggarkan. Evaluasi Kinerja Tenaga IFRS Evaluasi kinerja tenaga IF... mengacu pada evaluasi kinerja karyawan RS sesuai dengan uraian tugas dan tanggung jawabnya yang meliputi penilaian terhadap : Kualitas Kerja Kuantitas Kerja

Disiplin Kerja Kecakapan Tanggung Jawab Loyalitas Inisiatif Kejujuran Motivasi Kerjasama Komunikasi Absensi Evaluasi kinerja tersebut dilakukan setiap akhir tahun dan bersifat terbuka dan diharapkan dapat memberikan umpan balik terhadap kinerja yang bersangkutan