PENILAIAN SURAT BERHARGA ROSANNA WULANDARI, SE,MM PENILAIAN SURAT BERHARGA Surat Berharga Apabila perusahaan mempunyai kelebihan dana, maka manajer keuangan harus mengusahakan agar kelebihan dana tersebut bisa diinvestasikan pada instrumen-instrumen investasi sesuai dengan sifat dana yang dipunyai. Bila kelebihan dana tersebut bisa digunakan jangka panjang, manajer keuangan harus menginvestasikan pada instrumen investasi jangka panjang seperti pendirian usaha baru, pembelian aktiva tetap dan lainnya. Bila dana yang dipunyai bersifat likuid artinya harus tersedia bila diinginkan, maka manajer keuangan sebaiknya menginvestasikan kelebihan dana tersebut pada instrumen investasi jangka pendek. Instrumen investasi jangka pendek sering disebut surat berharga atau sekuritas (efek) Investasi atau pembelian surat berharga dilakukan dengan tujuan untuk menjaga likuiditas, artinya kelebihan dana yang dimiliki oleh perusahaan dibelikan surat berharga agar tidak terjadi Iddle fund sehingga mendapatkan keuntungan, tetapi sekuritas tersebut harus bisa segera menjadi uang tunai bila likuiditas perusahaan kurang baik. Secara garis besar sekuritas dapat dibagi menjadi dua, yaitu sekuritas yang memberikan penghasilan secara tetap (obligasi) dan sekuritas yang memberikan penghasilan tidak tetap (saham). Saham adalah surat bukti kepemilikan perusahaan. Obligasi adalah surat hutang yang dikeluarkan perusahaan dalam jangka panjang dan memberikan bunga.
Perbandingan karakteristik Saham dan Obligasi Dalam perhitungan surat berharga selalu dipergunakan konsep adanya hubungan yang positif antara resiko dan tingkat keuntungan,yakni semakin tinggi tingkat resiko yang dihadapi harus bisa menghasilkan tingkat keuntungan yang besar, sebaliknya bila resiko kecil akan menghasilkan tingkat keuntungan yang lebih kecil. Karena investor pada dasarnya tidak menyukai resiko, maka investor baru bersedia mengambil suatu kesempatan yang lebih beresiko jika mereka mengharapkan akan memperoleh tingkat keuntungan yang lebih tinggi. Obligasi Obligasi adalah surat pengakuan hutang yang dikeluarkan oleh perusahaan atau lembaga lain yang mempunyai nilai nominal tertentu dan akan dibayar selama jangka waktu tertentu, serta akan memberikan bunga secara tetap. Obligasi ini juga sering disebut sebagai sekuritas dengan penghasilan tetap.
ciri obligasi: Mempunyai nilai nominal atau face value Memberikan bunga atau sering disebut Coupon Mempunyai jangka waktu Contoh : Tuan X membeli obligasi dengan nilai nominal Rp. 100.000 berjangka waktu 4 tahun dan memberikan bunga sebesar 20% per tahun, maka bila obligasi tersebut dimiliki hingga jatuh tempo, berapa yang akan diterima tuan X? Mencari nilai (harga yang layak) yang bersedia dibayar oleh investor Po = C + C +........ + C + N ( 1 + r )¹ ( 1 + r )² ( 1 + r )ⁿ Dimana : Po C N R : harga yang layak bagi investor saat ini : Bunga Obligasi (Rp) : Nilai Nominal Obligasi : Return yang diharapkan Tambahan data diatas, bila return yang diinginkan oleh investor sebesar 24% atau 18%/tahun maka harga yang layak adalah? Bila keuntungan yang diharapkan lebih rendah dari bunga obligasi, maka harga yang bersedia dibayar oleh pembeli lebih besar dibanding nilai nominal begitu juga sebaliknya jika keuntungan yang diharapkan lebih tinggi dari bunga obligasi, maka yang bersedia dibayar oleh pembeli lebih kecil dibanding harga nominal.
Saham Saham adalah surat bukti kepemilikan perusahaan yang memberikan penghasilan tidak tetap. Pemilik saham akan menerima penghasilan dalam bentuk deviden dan deviden akan dibagikan kepada pemegang saham apabila perusahaan memperoleh keuntungan. Selain deviden, keuntungan yang diharapkan dari pemegang saham adalah selisih harga saham. Bila harga jual saham lebih tinggi dibandingkan harga belinya investor akan menerma capital gain, tetapi bila harga jualnya lebih rendah dibanding dengan harga beli saham investor akan menerima capital loss. Contoh : harga saham saat ini sebesar Rp.8.000,-/share dan diharapkan akan memberikan deviden Rp. 1.000,- ditahun depan. Pada tahun depan diperkirakan harga saham menjadi Rp.8.600.- dengan demikian, maka keuntungan yang diharapkan dari saham tersebut dapat dihitung: r = D1 Po + P1 Po Po D1 : deviden tahun 1 Po : harga beli P1 : harga jual Dari rumusan tersebut juga bisa dinyatakan Po = D1 + P1 ( 1 + r ) ( 1 + r ) Dengan demikian Po dipengaruhi oleh D1 dan harga P1 dipengaruhi Deviden D2 dan seterusnya. Sehingga jika investor ingin memiliki saham untuk jangka waktu n tahun, maka dapat dirumuskan :
Po = D1 + D2 +........ + Dn ( 1 + r )¹ ( 1 + r )ⁿ ( 1 + r )ⁿ Po : harga saham saat ini D1 : deviden yang diterima pada tahun ke n Pn : harga saham pada tahun ke n r : tingkat keuntungan yang diharapkan Apabila investor menginginkan untuk memiliki saham selama n tahun, maka penerimaan dari saham tersebut hanya dari deviden saja, sedang harga jual saham tidak diperhitungkan karena nilainya semakin kecil dan bahkan mendekati nol bila n tak terhingga, sehingga yang layak saat ini adalah, Po = D1 + D2 +........ + Dn ( 1 + r )¹ ( 1 + r )² ( 1 + r )ⁿ Permasalahannya adalah sulitnya menaksir deviden dari tahun ke 1 sampai tahun ke n. Semakin jauh jangka waktu estimasi semakin sulit memprediksikan penerimaan deviden, sehingga perlu penyederhanaan. Penyerderhanaan tersebut dengan membuat asumsi : keuntungan tidak berubah setiap tahunnya tidak semua saham dibagi, sebagian ditahan dengan asumsi porsi laba ditahan konstan laba yang ditahan akan diinvestasikan lagi, sehingga menghasilkan keuntungan yang mengakibatkan deviden semakin tahun akan semakin besar, artinya akan ada pertumbuhan saham.
Dengan menggunakan asumsi tersebut, maka untuk menghitung harga saham yang layak adalah : Po = D1 + D1( 1 + g ) +....... +D1( 1 + g )ⁿˉ¹ ( 1 + r )¹ ( 1 + r )² ( 1 + r )ⁿ g adalah pertumbuhan deviden Bila n tak terhingga, maka persamaan tersebut merupakan penjumlahan dari deret ukur dengan kelipatan {(1+g)/(1+r)}, sehingga jumlahnya adalah = Po = D1 atau r = D1 +g ( r + g ) Po Kasus 1. Perusahaan YOU ARE mempunyai sejumlah dana yang menganggur yang akan ditanamkan pada obligasi PT. ARIZOLE. Obligasi tersebut mempunyai nilai nominal Rp. 500.000,-/share, memberikan coupon rate sebesar 18% per tahun dengan jangka waktu 3 tahun. Berapa harga yang harus dibayar oleh perusahaan YOU ARE bila diinginkan tingkat keuntungan diharapkan 16% tingkat keuntungan yang diharapkan sebesar 21% kasus 2. Saham PT. DOI pada saat ini mempunyai harga pasar sebesar Rp. 12.400,/share, diperkirakan akan memberikan deviden Rp. 1.350,- per share. berapa tingkat keuntungan investor bila harga jual diproyeksikan sebesar Rp. 13.100,- pada harga jual berapa sebaiknya dijual bila diinginkan keuntungan 20% Capital Assets Pricing Model Untuk menentukan harga yang layak bagi sekuritas, tergantung dari tingkat keuntungan yang diharapkan dari sekuritas yang bersangkutan.
Semakin tinggi tingkat keuntungan yang diharapkan oleh investor akan semakin kecil harga yang bersedia dibayar investor. Dengan demikian akan muncul pertanyaan, berapa besar tingkat keuntungan yang layak bagi investor, apakah tidak ada ukuran yang realistis tingkat keuntungan tersebut? Salah satu model yang digunakan untuk menaksir tingkat keuntungan yang disyaratkan adalah model Capital Assets Pricing Model (CAPM). Model ini menyatakan secara tegas bahwa ada hubungan yang positif dan linier antara tingkat keuntungan yang layak (r) dengan resiko. Resiko dalam teori portfolio diartikan sebagai deviasi tingkat keuntungan (σ), yang menunjukan seberapa jauh kemungkinan nilai yang diperoleh menyimpang dari nilai yang diharapkan (expected value Er). Semakin besar nilai σ semakin besar kemungkinan nilai riil menyimpang dari yang diharapkan, berarti semakin tinggi resikonya. Sedangkan nilai yang diharapkan merupakan rata-rata atau mean yang diberi notasi Er. Contoh : Jika dihitung tingkat keuntungan yang diharapkan (Er) untuk kedua investasi tersebut, maka kita akan memperoleh angka sebagai berikut : Er X = 0,25 (15%) + 0,50 (25%) + 0,25 (35%) = 25% Er Y = 0,15 (15%) + 0,70 (25%) + 0,15 (35%) = 25% Ternyata keinginan yang diharapkan dari keduanya sama, tetapi bila kita amati ternyata tingkat penyebaran nilai keuntungannya berbeda, yakni penyebaran nilai keuntungan investasi X lebih besar, hal ini bisa dilihat dari distribusi probabilitasnya.
Artinya kemungkinan investasi X menerima keuntungan dibawah 25% adalah 0,25 sedangkan investasi Y sebesar 0,15. Ukuran risiko dapat dicari dengan deviasi standar, dengan cara perhitungan sebagai berikut : σ = { P1(R1 - Er²)}¹ ² Pada dasarnya para investor tidak menyukai adanya resiko, namun demikian risiko tidak bisa dihindari tetapi bisa di manage sedemikian rupa sehingga bisa dikurangi. Untuk mengurangi resiko investor melakukan penyebaran resiko dengan membuat portfolio sekuritas. Dalam teori portfolio investor melakukan diversifikasi dengan membentuk portfolio untuk mengurangi resiko. Portfolio adalah kombinasi beberapa jenis sekuritas yang dimiliki. Semakin banyak jenis sekuritas dalam portfolio yang dimiliki oleh investor, resiko bisa ditekan hingga mendekati risiko yang tidak bisa dihindari.
Dari gambar tersebut resiko bisa dibagi dalam dua jenis, yaitu resiko sistematis merupakan bagian tesiko yang tidak bisa dihilangkan, dan resiko tidak sistematis yakni bagian resiko yang bisa dihilangkan dengan menambah jenis saham yang dimiliki. Untuk menilai tingkat keuntungan yang disyaratkan atas portfolio sekuritas, bisa dirumuskan sebagai berikut : Rp = Rf + {( Rm Rf)/ σm} σp Dimana : Rp Rf Rm σm σp = tingkat keuntungan portfolio = tingkat keuntungan bebas resiko = tingkat keuntungan pasar = penyimpangan standar pasar = penyimpangan standar portfolio Contoh : Suatu portfolio sekuritas diketahui bahwa keuntungan bebas resiko (Rf) sebesar 10%, tingkat keuntungan portfolio pasar diperkirakan sebesar Rm 16% dengan deviasi standar sebesar 14%. Jika standar deviasi portfolio yang merupakan kombinasi dari investasi bebas resiko dan portfolio M adalah 10%, berapa premium resikonya?
Garis Pasar Sekuritas Apabila investor mempunyai sekuritas secara individual, tidak dalam kombinasi saham atau portfolio, bagaimana mengukur tingkat keuntungan sekuritas secara individual tersebut. Pada dasarnya kita bisa menerapkan konsep CAPM pada sekuritas secara individual. Dalam konsep CAPM pada sekuritas secara individual, tingkat resiko diukur dengan koefisien beta ( ß ), dan hubungan antara risiko dan tingkat keuntungan sekuritas secara individual dapat digambarkan dalam Garis Gambar Sekuritas (GGS) atau Security Market Line (SML). Persamaan tingkat keuntungan sekuritas individual adalah : Ri =Rf + ßi (Rm Rf) Dimana Ri Rf = tingkat keuntungan yang disyaratkan oleh sekuritas i = tingkat keuntungan bebas resiko
Rm ßi = tingkat keuntungan yang disyaratkan rata-rat dengan beta = 1 atau tingkat keuntungan pasar = koefisien beta sekuritas i Contoh : Berapa tingkat keuntungan yang dapat diharapkan dari saham PT X bila tingkat keuntungan pasar sebesar 15%, koefisien beta 0.60 dan tingkat keuntungan bebas resiko sebesar 12%