Modul A: Pendahuluan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENYELENGGARAAN KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR. TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PENYELENGGARAAN KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

BAB 1 PENDAHULUAN LAPORAN AKHIR 1-1

-2- saling melengkapi dan saling mendukung, sedangkan peran KLHS pada perencanaan perlindungan dan pengelolaan Lingkungan Hidup bersifat menguatkan. K

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS UNTUK EKOSISTEM TERPADU RIMBA ASISTEN DEPUTI KAJIAN KEBIJAKAN WILAYAH DAN SEKTOR KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS [KLHS] SEBAGAI KERANGKA BERFIKIR DALAM PERENCANAAN TATA RUANG WILAYAH

KLHS Sebagai Salah Satu Filter Menuju Perencanaan Pembangunan Berkelanjutan

Modul KLHS DALAM PENYUSUNAN RANCANGAN AWAL RPJPD/RPJMD

Kajian Lingkungan Hidup Strategis. Andhyka Muttaqin

Prosiding SNaPP2012: Sosial, Ekonomi, dan Humaniora ISSN Atih Rohaeti Dariah

2018, No Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu

BAB IV PENGERTIAN KLHS

PERENCANAAN PERLINDUNGAN

BAB 2 URAIAN PENDEKATAN, METODE STUDI DAN PROGRAM KERJA

RANCANGAN STRUKTUR ORGANISASI PERANGKAT DAERAH (DLHK) PROVINSI BANTEN TAHUN 2017

Departemen Administrasi & Kebijakan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

INDIKATOR KINERJA INDIVIDU

Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) Pusat Pengelolaan Ekoregion Sumatera

PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

WALIKOTA TIDORE KEPULAUAN

BAB I PENDAHULUAN. KLHS Raperda RTR Kawasan Strategis Pantai Utara Jakarta 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD KABUPATEN BANYUASIN

I. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2009 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2009 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA MADIUN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

-1- DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

Membangun Kesadaran Masyarakat Melalui Strategi Pro Green Regulation & Budgeting dan Pro Green Law Enforcement

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 27 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS

Sintesis Dasar: Adaptasi Perubahan Iklim, Pengurangan Risiko Bencana, dan Pembangunan Daerah

BUPATI PANGANDARAN PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2009 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KENDAL NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DI KABUPATEN KENDAL

BUPATI CILACAP PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

STRATEGI SANITASI KABUPATEN CIAMIS BAB I

Modul KLHS DALAM PENYUSUNAN RANCANGAN AWAL RPJPD/RPJMD

Mata Ajaran : Manajemen Lingkungan Rumah Sakit Topik : Lingkungan Hidup & Sistem Manajemen Lingkungan RS Minggu Ke : II

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 77 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI SIGI PROVINSI SULAWESI TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIGI NOMOR 17 TAHUN 2014 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

PEDOMAN PENYUSUNAN KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS

METODE CEPAT PELAKSANAAN KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) DALAM RTRW DAN RPJMD PROPINSI KABUPATEN/KOTA

TERM OF REFERENCE FASILITASI KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 67 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2009 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Pendahuluan. PP No. 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan. Imam Hendargo Abu Ismoyo Deputi Bidang Tata Lingkungan

PENYUSUNAN DAN EVALUASI KLHS RPJMD

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 116 TAHUN 2016 T E N T A N G

Modul PENGANTAR KLHS

PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL TENTANG

BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 23 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

Kuliah Hukum dan Administrasi Perencanaan Kuliah 3 / 27 April 2013

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2009 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

BUPATI WONOGIRI PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 09 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN UMUM KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS

BAB V RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF

BUPATI KEPULAUAN MERANTI PROVINSI RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG

WALIKOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN

SALINAN TENTANG TATA CARA. 2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2OO9 tentang LINGKUNGAN HIDUP. Menimbang :

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 5 TAHUN 2013

KERANGKA ACUAN KERJA Pekerjaan Jasa Konsultansi Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Kota Cimahi Tahun Anggaran 2012

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

Peraturan...

BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indon

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 86 TAHUN 2016 TENTANG

AMDAL DAN KRITERIA KELAYAKAN LINGKUNGAN HIDUP. Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) Deputi I Bidang Tata Lingkungan Asdep Kajian Dampak Lingkungan

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 27 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS

-1- BUPATI LOMBOK TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

ANALISIS RUANG DAN PERENCANAAN PENATAAN RUANG BERKELANJUTAN DALAM KERANGKA KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2012 TENTANG IZIN LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Karawang Tahun merupakan tahap ketiga dari

KAIDAH PERUMUSAN KEBIJAKAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

RPP Izin Lingkungan. Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) Deputi I Bidang Tata Lingkungan Asdep Kajian Dampak Lingkungan

Membedah Dokumen Strategis

LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 03 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

TUGAS DAN FUNGSI DINAS LINGKUNGAN HIDUP

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

MANUAL PROSEDUR SEMESTER PENDEK

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 49 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI KANTOR LINGKUNGAN HIDUP KOTA BATU

BUPATI TOLITOLI PERATURAN DAERAH KABUPATEN TOLITOLI NOMOR 10 TAHUN 2013 T E N T A N G PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH

Lampiran I Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : 13 Tahun 2010 Tanggal : 7 Mei 2010

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 54 TAHUN 2016

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR : 02 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 02 TAHUN 2010 TENTANG

BAHAN PERTEMUAN ROUND TABLE DISCUSSION. Deputi Tata Lingkungan - LHK 10 Nopember 2014

DAFTAR ISI DAFTAR SINGKATAN DAN AKRONIM KATA PENGANTAR... RINGKASAN EKSEKUTIF... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

Strategi Sanitasi Kabupaten Malaka

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG TIMUR NOMOR 07 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 066 TAHUN 2017

Transkripsi:

Modul A: Pendahuluan

Disampaikan Oleh : Suwasono Heddy Tunggul Sutan Haji Euis Elih Nurlaelih 2

Struktur Tim KLHS UB (Kerjasama antara Deputi I KLH-RI Dirjen Bangda Kemendagri PPLH LLPM UB) I. Board of Universitas (KLHS) ; anggota 9 Universitas. Wakil UB : Prof. Dr. Ir. Bambang Guritno II. Center Services of KLHS (Anggota 42 PT dan PTN)

Wakil PPLH - UB 1. Ir. Suwasono Heddy, MS (SDA & Lingkungan ; TOT KLHS Depdagri) 2. Ir. Bambang Rahadi, MS (Teknik Sumberdaya Air ; TOT KLHS Depdagri + KLH) 3. Dr. Ir. Tunggul Sutan Haji, MT (Hidrologi/ GIS) 4. Adi Susilo, Ph.D (Geofisika) 5. Euis Elih Nurlaelih, SP, MP (Lansekap ; TOT ITC/ SEA Netherland) 6. Ir. Bambang Ismuyanto, MS (Kimia) III. Kantor : PPLH LPPM UB Jl. Veteran Malang Telp/ Fax : (0341-575830) Email : heddy_biofuel@yahoo.com WEB : pplhub.ub.ac.id

Pokok Bahasan Pendahuluan Apa itu KLHS? Landasan hukum 5

A1 (Pertanyaan) Apa kelemahan utama yang dijumpai dalam mengintegrasikan pertimbangan lingkungan hidup atau keberlanjutan ke dalam proses formulasi kebijakan (K), rencana (R), atau program (P) di Indonesia? 6

Instrumen baru pengelolaan lingkungan yang tercantum di dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (UU PPLH) 7

Instrumen baru pengelolaan lingkungan dalam Pasal 14 UU 32 2009 Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup) KLHS; Penataan Ruang; Instrumen ekonomi lingkungan hidup; Peraturan perundang-undangan berbasis lingkungan hidup; Anggaran berbasis lingkungan hidup; Analisis risiko lingkungan hidup; Instrumen lain sesuai dengan kebutuhan dan/atau perkembangan ilmu pengetahuan. 8

Instrumen pengelolaan lingkungan yang sudah lama dikenal & tercantum dalam Pasal 14 UU PPLH Baku mutu lingkungan hidup; Kriteria baku kerusakan lingkungan hidup; AMDAL; UKL-UPL; Perizinan; Audit lingkungan hidup. 9

PENDAHULUAN Kecepatan kerusakan sumber daya alam dan pencemaran lingkungan berlangsung melampaiui kemampuan untuk mencegah dan mengendalikannya. Salah satu faktor penyebab adalah kelembagaan (K=Kebijakan, R=Rencana dan P=Program), selain faktor demografis, etika, sosial, ekonomi dan budaya. Dimana KRP cenderung bias ekonomi dan LH diposisikan sebagai penyedia SDA bukan sebagai batas daya dukung; dan pertimbangan lingkungan tidak diintegrasikan dalam proses pengambilan keputusan pada tahap formulasi KRP pembangunan. 1 0

PENDAHULUAN Salah satu jalan keluar : perlu tindakan strategik yang dapat menuntun, mengarahkan dan menjamin lahirnya KRP yang secara inheren mempertimbangkan efek negatif terhadap lingkungan dan menjamin keberlanjutan, yaitu dengan kelembagaan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) atau Strategic Environmental Assessment (SEA). 1 1

PENGERTIAN KLHS KLHS = Kajian Lingkungan Hidup Strategis Strategi(s) : perbuatan atau aktivitas yang dilakukan sejak awal proses pengembilan keputusan yang berakibat signifikan terhadap hasil akhir yang akan diraih. Dalam konteks KLHS : perbuatan ini merupakan suatu kajian yang menjamin dipertimbangkannya sejak dini aspek LH dalam proses pengambilan keputusan pada aras KRP. Bukan berarti untuk mencari tahu apa yang akan terjadi dimasa depan, melainkan untuk merencanakan dan mengendalikan langkah yang akan ditempuh sehingga terbangun route menuju masa depan yang diinginkan 1 2

PENGERTIAN KLHS 1 3 Kebijakan (policy): arah yang hendak ditempuh berdasarkan tujuan yang digariskan, penetapan prioritas, garis besar aturan dan mekanisme untuk mengimplementasikan tujuan. Rencana (plan): desain, prioritas, opsi, sarana dan langkah yang akan ditempuh berdasarkan arah kebijakan dengan mempertimbangkan ketersediaan dan kesesuaian sumber daya Program (programme): serangkaian komitmen, pengorganisasian aktivitas atau sarana yang akan diimplementasikan pada jangka waktu tertentu dengan berlandaskan pada kebijakan dan rencana yang telah digariskan.

PENGERTIAN KLHS Proyek : pada aras ini terdapat proposal rinci perihal rancangan tapak, desain rinci enjinering atau teknis kegiatan pembangunan yang merefleksikan curahan investasi, pekerjaan konstruksi dan berbagai langkahlangkah implementasi tujuan KRP. 1 4

Apa KLHS / KLS itu? Sebuah proses untuk mengidentifikasi dan menganalisis konsekuensi (dampak lingkungan) akibat kebijakan, rencana dan program (KRP), baik yang sedang berjalan, baru, maupun revisi. Contoh KRP: Rencana Tata Ruang

Perbedaan KLS dan AMDAL AMDAL Reaktif terhadap usulan rencana pembangunan Kajian dampak LH akibat rencana kegiatan proyek fisik Tertuju pada jenis kegiatan proyek spesifik Lingkup kajian terhadap dampak komponen-komponen kegiatan proyek Fokus pada upaya mitigasi dampak Kajian rinci dan mendalam KLS Pro-aktif dan informatif bagi usulan rencana pembangunan Kajian dampak LH akibat KRP Tertuju pada wilayah/kawasan tertentu Lingkup kajian terhadap akumulasi dampak berbagai KRP Fokus pada upaya mempertahankan/ meningkatkan tingkat kualitas LH yang telah ditetapkan Kajian bersifat makro/strategis

DEFINISI KLHS Rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh, dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah dan/atau kebijakan, rencana, dan/atau program. (UUNo. 32 Thn 2009 Tt. Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Pasal 1 angka 10) 1 7

1 8 Landasan hukum KLHS di Indonesia

KLHS adalah alat pendukung perencanaan Pemerintah dan pemerintah daerah wajib membuat KLHS untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah dan/atau kebijakan, rencana, dan/atau program. UU 32, 2009 PPLH Pasal 15 ayat (1) KLHS dilaksanakan dengan mekanisme: a. Pengkajian pengaruh kebijakan, rencana, dan/atau program terhadap kondisi lingkungan hidup di suatu wilayah; b. Perumusan alternatif penyempurnaan kebijakan, rencana, dan/atau program; dan c. Rekomendasi perbaikan untuk pengambilan keputusan kebijakan, rencana, dan/atau program yang mengintegrasikan prinsip pembangunan berkelanjutan. UU PPLH Pasal 15 ayat (3) 19

KLHS mencakup analisis dan konsultasi KLHS memuat kajian antara lain: a. Kapasitas daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup untuk pembangunan; b. Perkiraan mengenai dampak dan risiko lingkungan hidup; c. Kinerja layanan/jasa ekosistem; d. Efisiensi pemanfaatan sumber daya alam; e. Tingkat kerentanan dan kapasitas adaptasi terhadap perubahan iklim; dan f. Tingkat ketahanan dan potensi keanekaragaman hayati. UU PPLH Pasal 16 KLHS dilaksanakan dengan melibatkan masyarakat dan pemangku kepentingan. UU PPLH Pasal 18 ayat (1) 20

Hasil KLHS Hasil KLHS menjadi dasar bagi kebijakan, rencana, dan/atau program dalam suatu wilayah. Apabila hasil KLHS menyatakan bahwa daya dukung dan daya tampung sudah terlampaui: a. Kebijakan, rencana, dan/atau program pembangunan tersebut wajib diperbaiki sesuai dengan rekomendasi KLHS, dan b. Segala usaha dan/atau kegiatan yang telah melampaui daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup tidak diperbolehkan lagi UU PPLH Pasal 17 21

KLHS: Peluang untuk mengarusutamakan pembangunan berkelanjutan dalam proses perencanaan 22

KLHS pada dasarnya untuk meningkatkan mutu perencanaan KLHS merupakan suatu cara untuk mengintegrasikan pertimbangan lingkungan atau keberlanjutan, serta media konsultasi dengan para stakeholder dalam proses perencanaan dan pengambilan keputusan. KLHS harus diintegrasikan dengan berbagai kegiatan tim perencana KLHS dapat membangun dan memperkuat yang menjadi bagian dari proses perencanaan. kajian lingkungan hidup KLHS tidak hanya melibatkan pemangku kepentingan - dalam mekanisme konsultasi seperti yang umum dijumpai dalam proses perencanaan tetapi juga memperkuat keterlibatan mereka. 23

KLHS dapat memperkuat proses perencanaan melalui... Identifikasi masalah-masalah lingkungan hidup dan kendala pembangunan di wilayah studi. Menganalisis implikasi berbagai opsi perencanaan terhadap lingkungan dan memberi rekomendasi untuk optimasi atau pengembangan berbagai alternatif yang berkelanjutan: Diawali dengan komentar terhadap visi/tujuan, Diakhiri dengan komentar terhadap rancangan KRP. Merekomendasikan langkah untuk minimisasi risiko lingkungan dan maksimalisasi manfaat, termasuk di: 24 Rekomendasi desain proyek dan studi AMDAL proyek bersangkutan, Penataan kelembagaan, dan Inisiatif untuk mengendalikan dampak kumulatif.

Lebih jauh tentang KLHS KLHS bukan mega-amdal - KLHS dapat dilakukan dengan metode penilaian cepat (quick appraisal) meski analisis yang lebih komprehensif dimungkinkan dan dibutuhkan KLHS bukan merupakan prosedur yang berdiri sendiri - KLHS dapat dilakukan sebagai bagian dari proses perencanaan. 25

Lebih jauh tentang KLHS KLHS bukan evaluasi daerah oleh pusat KLHS bukan proses perizinan kelayakan KLHS bukan ancaman pembangunan daerah KLHS bukan alat pengambilan keputusan (decision-making) 26

Berbagai bentuk KLHS Dapat berupa: fokus (i) hanya pada dampak lingkungan dari KRP, atau (ii) mengintegrasikan pertimbangan lingkungan hidup, sosial dan ekonomi; melibatkan (i) banyak pemangku kepentingan, atau (ii) terbatas dilakukan oleh kalangan pakar, atau dilakukan (i) dalam jangka waktu pendek, atau (ii) jangka panjang 27

KLHS lebih dari sekedar membuat dokumen Tujuan utama KLHS adalah memfasilitasi terbentuknya berbagai opsi perencanaan dan mencari opsi yang menang-menang (win-win solution) Proses KLHS tidak dapat direduksi menjadi pembuatan dokumen KLHS. Apabila hal ini terjadi maka KLHS hanya macan kertas belaka. Dokumen KLHS hanya merupakan sarana jaminan mutu. Dokumen KLHS harus memuat bagaimana KLHS dilaksanakan, bagaimana KLHS mempengaruhi rancangan KRP, serta apa isu-isu penting untuk pengambilan keputusan. Dokumen KLHS dan dokumen KRP harus dapat diakses oleh masyarakat. Dokumen KLHS dan AMDAL yang telah terbit di suatu wilayah harus dapat diakses & dimanfaatkan oleh KLHS yang tengah dalam proses analisis. 28

Perkembangan KLHS di Asia Indonesia adalah negara ke-3 di antara negara-negara transisi Asia yang memutuskan untuk mengembangkan sistem KLHS Cina (sejak 2003) dan Vietnam (sejak 2005) telah memiliki kerangka hukum, panduan teknis dan praktek-praktek KLHS; Malaysia sedang merancang dokumen internal untuk melakukan KLHS. Thailand dan Filipina telah mempersiapkan rancangan peraturan perundang-undangan KLHS & menunggu diundangkannya; dan Laos, Kamboja dan Fiji sedang bereksperimen dengan KLHS dengan dukungan donor. 29

KLHS Wajib/Sukarela Pasal 15 (1) Pemerintah dan pemerintah daerah wajib membuat KLHS untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah dan/atau kebijakan, rencana, dan/atau program. (2) Pemerintah dan pemerintah daerah wajib melaksanakan KLHS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ke dalam penyusunan atau evaluasi: rencana tata ruang wilayah (RTRW) beserta rencana rincinya, rencana pembangunan jangka panjang (RPJP), dan rencana pembangunan jangka menengah (RPJM) nasional, provinsi, dan kabupaten/kota; dan kebijakan, rencana, dan/atau program yang berpotensi menimbulkan dampak dan/atau risiko lingkungan hidup. 30

A2 (Pertanyaan) Siapa saja harus terlibat dalam KLHS? 31

TERIMA KASIH