SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN MAKANAN PADA BAYI LIMA TAHUN (BALITA) DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

dokumen-dokumen yang mirip
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMBERIAN KREDIT SEPEDA MOTOR UNTUK KONSUMEN PT.FIF CABANG MEDAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHI PROCESS (AHP)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM MENENTUKAN PENILAIAN PRESTASI KARYAWAN TERBAIK. Surmayanti, S.Kom, M.Kom

Rici Efrianda ( )

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. yang di lakukan oleh Agus Settiyono (2016) dalam penelitiannya menggunakan 7

JURNAL SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM PEMBERIAN KREDIT PADA KSP MITRA RAKYAT BERSAMA NGANJUK DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PERGURUAN TINGGI UNTUK SISWA YANG MELANJUTKAN KULIAH PADA SMA N 1 TEGAL

RANCANG BANGUN APLIKASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MENGGUNAKAN MODEL ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS UNTUK PEMBERIAN BONUS KARYAWAN

Volume : II, Nomor : 1, Pebruari 2014 Informasi dan Teknologi Ilmiah (INTI) ISSN : X

JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN ISSN : VOL. 1 NO. 1 MARET 2010

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN SUPPLIER DENGAN METODE ANALYTICHAL HIERARCHY PROCESS

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN SISWA DALAM MENGIKUTI LOMBA LKS DI SMK NEGERI 3 SEMARANG DENGAN METODE ANALITHICAL HIERARCHI PROCESS

Okta Veza Program Studi Teknik Informatika Sekolah Tinggi Teknik Ibnu Sina 1

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK PEMILIHAN PERGURUAN TINGGI KOMPUTER SWASTA

Sistem Pendukung Keputusan Memilih Perguruan Tinggi Swasta di Palembang Sebagai Pilihan Tempat Kuliah

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PERUMAHAN MENGGUNAKAN METODE AHP BERBASIS WEB (STUDI KASUS CV. WISMA ANUNGKRIYA DEMAK) ARTIKEL ILMIAH

IMPLEMENTASI ANALYTIC HIERARCHY PROCESS DALAM PENENTUAN PRIORITAS KONSUMEN PENERIMA KREDIT. Sahat Sonang S, M.Kom (Politeknik Bisnis Indonesia)

IMPLEMENTASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMA BERAS UNTUK KELUARGA MISKIN ( RASKIN ) MENGGUNAKAN METODE AHP (ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS) Ilyas

Penelitian Bidang Komputer Sains dan Pendidikan Informatika V2.i1( )

ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS SEBAGAI PENDUKUNG KEPUTUSAN (DECISION SUPPORT) PEMILIHAN LOKASI PEMBANGUNAN RUMAH KOS UNTUK KARYAWAN

ISSN VOL 15, NO 2, OKTOBER 2014

Penerapan Analytical Hierarchy Process (AHP) Untuk Sistem Pendukung Keputusan Penilaian Kinerja Karyawan Pada Perusahaan XYZ

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PONDOK PESANTREN DI PURWOKERTO (STUDI KASUS : MAHASISWA STAIN PURWOKERTO)

Sistem Pendukung Keputusan Pembiayaan Mitra Madani Metode Analytycal Hierarchy Process (AHP) Pt. BPR Syariah Artha Madani Bekasi

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN JURUSAN DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS(STUDI KASUS : SMK SWASTA KARTINI UTAMA SEI RAMPAH)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PENGGUNAAN JENIS TANAMAN DENGAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP)

Aplikasi Metode Analitical Hierarchy Proces (AHP) Dalam Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia. Oleh Abulwafa Muhammad, S.Kom, M.

PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN JURUSAN SISWA SMA PGRI 2 PRINGSEWU DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROSES (AHP)

ANALISA PEMILIHAN APLIKASI BERITA BERBASIS MOBILE MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

PENERAPAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS UNTUK PEMILIHAN TYPE SEPEDA MOTOR YAMAHA

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN GURU YANG BERHAK MENERIMA SERTIFIKASI MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Metode AHP dikembangkan oleh Thomas L. Saaty, seorang ahli

Jurnal SCRIPT Vol. 3 No. 1 Desember 2015

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DECISION SUPPORT SYSTEMS IN THE ADMISSION SELECTION OF VOCATIONAL HIGH SCHOOL STUDENT Case Study: SMK Pelita Pesawaran. Abstract

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENEMPATAN POSISI IDEAL PEMAIN DALAM STRATEGI FORMASI SEPAK BOLA

IMPLEMENTASI SPK UNTUK SELEKSI CALON GURU DI SMK BINA MARTA

SISTEM INFORMASI PENENTUAN LOKASI TPA SAMPAH MENGGUNAKAN METODE AHP Studi Kasus: Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Malang

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN HANDPHONE MENGGUNAKAN METODE AHP (ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS) PADA COUNTER NASA CELL SKRIPSI

MODEL PENUNJANG KEPUTUSAN PENYELEKSIAN PEMBERIAN BEASISWA BIDIKMISI MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS

ANALISA FAKTOR PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PERGURUAN TINGGI TINGKAT SARJANA MENGGUNAKAN METODE AHP (ANALITICAL HIRARKI PROCESS)

PEMILIHAN RANGE PLAFOND PEMBIAYAAN TERBAIK BMT DENGAN METODE AHP. Dwi Yuniarto, S.Sos., M.Kom. Program Studi Teknik Informatika STMIK Sumedang

PEMANFAATAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) SEBAGAI MODEL SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK PEMILIHAN KARYAWAN BERPRESTASI

PENERAPAN METODE ANALITICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DALAM MEMILIH SUPPLIER Rudin Himu 1, Arip Mulyanto 2, Dian Novian 3 S1 Sistem Informasi /

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Pujawan dan Erawan (2010) memilih supplier merupakan

APLIKASI AHP UNTUK PENILAIAN KINERJA DOSEN

APLIKASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENEMPATAN BIDAN DI DESA MENGGUNAKAN METODE ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Definisi Sistem, Keputusan dan Sistem Pendukung Keputusan

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN. evaluasi terhadap Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan STMIK Terbaik Di

ANALISIS DAN USULAN SOLUSI SISTEM UNTUK MENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA DOSEN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. artian yang lebih spesifik yakni pihak ketiga dalam supply chain istilah dalam

PENERAPAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) GUNA PEMILIHAN DESAIN PRODUK KURSI SANTAI

PENERAPAN METODE ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS (AHP) PADA SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN LAPTOP

AHP UNTUK PEMODELAN SPK PEMILIHANSEKOLAH TINGGI KOMPUTER

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya yang dapat dilihat pada tabel 2.1.

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMA BEASISWA PERGURUAN TINNGI NEGERI SINAR MAS DENGAN METODE TOPSIS (STUDI KASUS: SMK NEGERI 1 GALANG)

SISTEM INFORMASI PENDUKUNG KEPUTUSAN PADA SELEKSI PENERIMAAN PEGAWAI MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN SEKOLAH TERBAIK PADA KABUPATEN SERDANG BEDAGAI MENGGUNAKAN METODE AHP DAN SAW

GROUP DECISION SUPPORT SYSTEM UNTUK PEMBELIAN RUMAH DENGAN MENGGUNAKAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DAN BORDA

PENGOLAHAN DATA PENGANGKATAN KARYAWAN TETAP DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

METODE FUZZY AHP DAN AHP DALAM PENERAPAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

Freza Surya Asrina Strata Satu Sistem Informasi Universitas Dian Nuswantoro ABSTRAK

Penentuan Pemilihan Bentuk Outline Tugas Akhir Dengan Menggunakan Model Analytical Hierarchy Process (AHP)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PENGAJAR LES PRIVAT UNTUK SISWA LEMBAGA BIMBINGAN BELAJAR DENGAN METODE AHP (STUDI KASUS LBB SYSTEM CERDAS)

PEMILIHAN OBJEK WISATA DI SUMATERA UTARA DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

Sistem Penunjang Keputusan Penerimaan Dosen dengan Metode Analytic Hierarchy Process

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN KARYAWAN BARU MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) (STUDI KASUS : PT. BTN)

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

Sistem Pendukung Keputusan Seleksi Ketua Osis Dengan Metode AHP SMK PGRI 23 Jakarta

BAB 2 LANDASAN TEORI Sistem Pendukung Keputusan Pengertian Keputusan. Universitas Sumatera Utara

Pemanfaatan Analytical Hierarchy Process(AHP) sebagai Model Sistem Pendukung Keputusan Seleksi Penerimaan Karyawan

Sistem Pendukung Keputusan Penasehat Akademik (PA) untuk Mengurangi Angka Drop Out (DO) di STMIK Bina Sarana Global

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PROGRAM STUDI PERGURUAN TINGGI DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALITHICAL HIERARCHI PROCESS (AHP)

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN GURU BERPRESTASI BERDASARKAN KINERJA (STUDI KASUS : SMK Ma arif 1 Kalirejo)

PENERAPAN METODE ANP DALAM MELAKUKAN PENILAIAN KINERJA KEPALA BAGIAN PRODUKSI (STUDI KASUS : PT. MAS PUTIH BELITUNG)

IMPLEMENTASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN SISWA BERPRESTASI MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHI PROCESS (AHP) PADA SMK NEGERI I RUNDENG

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI PENERIMAAN KARYAWAN BARU

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN SISWA BERPRESTASI MENGGUNAKAN METODE AHP (ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS)

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA)

Jurnal SISTEMASI, Volume 4, Nomor 3, September 2015 : 54 59

Implementasi Metode AHP dalam Perancangan Sistem Penunjang Keputusan Penentuan Kuota Pembimbing Mahasiswa. Irfan Dwi Jaya

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMBERIAN INSENTIF BERDASARKAN PENILAIAN KINERJA KARYAWAN PADA PT. PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE DENGAN METODE TOPSIS

SPK Evaluasi Peserta LBD (Local Business Development) Dengan Metode AHP (Studi Kasus Chevron Indonesia Company)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMBERIAN BONUS KARYAWAN MENGGUNAKAN METODE AHP SKRIPSI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN PENERIMA DANA CSR PERUSAHAAN PT. PULAU SAMBU KUALA ENOK. Ardiyansyah, Ilyas

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK MEMILIH SISWA BERPRESTASI DI SMK AL BASYARI SENDANGAGUNG DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS(AHP)

BAB 3 METODE PENELITIAN

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI PENERIMA BEASISWA PADA SMA 1 BOJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN LOKASI TOKO BUKU BERBASIS WEB DENGAN MENGGUNAKAN METODE AHP (Studi Kasus : Tembilahan) Darmawati

Jurnal Sistem dan Teknologi Informasi (JUSTIN) Vol. 1, No. 1, (2016) Jurnal Sistem dan Teknologi Informasi (JUSTIN) Vol. 2, No.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan membahas tentang tahapan penelitian. Tahapan penelitian

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA TERHADAP KARYAWAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DI PT SANSAN SAUDARATEX JAYA

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PEMBELIAN MOTOR JENIS YAMAHA

TELEMATIKA, Vol. 06, No. 02, JANUARI, 2010, Pp ISSN X TEKNIK PERMODELAN ANALITYCAL HIERARCHY PROCES (AHP) SEBAGAI PENDUKUNG KEPUTUSAN

Transkripsi:

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN MAKANAN PADA BAYI LIMA TAHUN (BALITA) DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Rudiansyah Mahasiswa Program Studi Teknik Informatika, STMIK Budidarma Medan Jl. Sisingamangaraja No.338 Simpang Limun Medan www.stmik-budidarma.ac.id //Email : Rudiansyah_628@yahoo.com ABSTRAK Masa balita merupakan periode perkembangan yang rentan terhadap masalah gizi. Gizi kurang yang terjadi pada masa balita bersifat irreversible (tidakdapat pulih), sehingga akan mengganggu pertumbuhan fisik dan mental. Terbatasnya pengetahuan orang tua terhadap kebutuhan energi, gizi dan penentuan pola menu makanan merupakan salah satu faktor yang menyebabkan malnutrisi (gizi salah). Makanan yang bermanfaat terhadap penganekaragaman makanan sejak kecil dalam rangka peningkatan mutu gizi makanan yang dikonsumsi. Salah satu upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia pada bayi lima tahun (Balita) adalah dengan menyediakan makanan yang bergizi guna memenuhi kebutuhan tubuhnya. Analytical Hierarchy Process (AHP) merupakan suatu model pendukung keputusan yang akan menguraikan masalah multi faktor atau multi kriteria yang kompleks menjadi suatu hirarki Dengan hirarki, suatu masalah yang kompleks dapat diuraikan ke dalam kelompok-kelompoknya yang kemudian diatur menjadi suatu bentuk hirarki sehingga permasalahan akan tampak lebih terstruktur dan sistematis. Kata kunci : Sistem Pendukung Keputusan, Makanan Pada Bayi, Analytical Hierarchy Process (AHP). 1. Pendahuluan Masa balita merupakan periode perkembangan yang rentan terhadap masalah gizi. Gizi kurang yang terjadi pada masa balita bersifat irreversible (tidak dapat pulih), sehingga akan mengganggu pertumbuhan fisik dan mental. Terbatasnya pengetahuan orang tua terhadap kebutuhan energi, gizi dan penentuan pola menu makanan merupakan salah satu faktor yang menyebabkan malnutrisi (gizi salah). Untuk menangani masalah tersebut, orang tua perlu memperhatikan kualitas dan kuantitas makanan yang dikonsumsi balita.pada umumnya, anak yang cerdas dipengaruhi oleh lingkungan atau pola pengasuhan yang mendukung si anak untuk selalu berpikir dan bertindak cerdas. Tidak hanya makanan yang bergizi, beberapa cara mudah juga penting dijadikan pedoman untuk perkembangan mental dan fisik anak hingga ia dewasa. Makanan yang bermanfaat terhadap penganekaragaman makanan sejak kecil dalam rangka peningkatan mutu gizi makanan yang dikonsumsi. Salah satu upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia pada bayi lima tahun (Balita) adalah dengan menyediakan makanan yang bergizi guna memenuhi kebutuhan tubuhnya. Makanan yang bergizi memberikan kontribusi masing-masing sebesar 22,9%, dan 15,9% terhadap keseluruhan asupan energi dan protein anak. Aspek negatif makanan yang tidak baik yaitu apabila dikonsumsi berlebihan dapat menyebabkan terjadinya kelebihan asupan energi. Masalah lain pada makanan pada bayi lima tahun (Balita) berkaitan dengan tingkat keamanannya. 2. Landasan Teori 2.1 Sistem Pendukung Keputusan Sistem Pendukung Keputusan (SPK) / Decision Suppor Sistem (DSS) merupakan sistem informasi interaktif yang menyediakan informasi, pemodelan, dan pemanipulasian data. Sistem ini digunakan untuk membantu pengambilan keputusan dalam situasi yang semiterstruktur dan situasi yang tidak terstruktur, di mana tak seorangpun tahu secara pasti bagaimana keputusan seharusnya dibuat. (Kusrini, 2007;16). Decision Suppor Sistem (DSS) biasanya dibangun untuk mendukung solusi atas suatu masalah atau untuk mengevaluasi suatu peluang. Decision Suppor Sistem (DSS) yang seperti itu disebut aplikasi Decision Suppor Sistem (DSS). Aplikasi Decision Suppor Sistem (DSS) digunakan dalam pengambilan keputusan. Aplikasi Decision Suppor Sistem (DSS) menggunakan CBIS (Computer Based Information Systems) yang fleksibel, interaktif, dan dapat diadaptasi, yang dikembangkan untuk mendukung solusi atas masalah manajemen spesifik yang tidak terstruktur. Aplikasi Decision Suppor Sistem (DSS) menggunakan data, memberikan antarmuka 57

pengguna yang mudah, dan dapat menggabungkan pemikiran pengambilan keputusan. Dari sisi konteks, pada dasarnya sebuah Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan makanan pada bayi lima tahun (Balita) merupakan kelompok usia yang sangat rentan terhadap masalah gizi. Anak Usia 1-5 Tahun pertumbuhan bayi yang sangat pesat mulai berkurang kecepatannya saat bayi menginjak usia satu tahun dan mulai aktif berjalan. Mulai usia 2 atau 3 tahun, pertumbuhan bayi akan meningkat secara bertahap sampai usia dewasa. Pada periode usia itupula umumnya perkembangan fisik, intelektual dan sosialnya mulai berkembang. Pada rentang usia ini, bayi diklasifikasikan menjadi batita (bayi dibawah usia tiga tahun) dan usia pra sekolah (usia 4-6 tahun). Batita setiap hari membutuhkan energi rata-rata sebesar 1.125 kkal dan protein sebesar 26 gram, sedangkan usia sekolah membutuhkan 1.600 kkal energi per hari dan 35 gram protein per hari. Susunan menu dapat menjadi lebih variatif dengan memanfaatkan daftar bahan makanan penukar. Variasi menu dapat dibuat dalam bentuk siklus menu dengan tujuan agar bayi dan anak usia dini tidak bosan dan menghemat waktu pengolahan. Proses peningkatan kualitas hidup pada usia produktif sangat dipengaruhi oleh kualitas hidup anak usia dibawah lima tahun (Balita). (H.Arjuna Sembiring, 2013;28) 2.2 Metode AHP (Analytical Hierarchy Process) Metode AHP(Analytical Hierarchy Process) dikembangkan oleh Thomas L. Saaty, seorang ahli matematika. Metode ini adalah sebuah karangan untuk mengambil keputusan dengan efektif atas persoalan yang kompleks dengan menyederhanakan dan mempercepat proses pengambilan keputusan dengan memecahkan persoalan tersebut kedalam bagian-bagiannya, menata bagian atau variabel ini dalam susunan hirarki, memberi nilai numerik pada pertimbangan subjektif tentang pentingnya setiap variabel dan mensintesis berbagai pertimbangan. Ini untuk menetapkan variabel yang mana memiliki prioritas paling tinggi dan bertindak untuk memiliki hasil pada situasi tertentu. Pada dasarnya, proses pengambilan keputusan adalah memilih suatu alternatif. Peralatan utama AHP adalah sebuah hierarki fungsional dengan input utamanya persepsi manusia. Keberadaan hierarki memungkinkan dipecahnya masalah kompleks atau tidak terstruktur dalam sub-sub masalah, lalu menyusunnya menjadi suatu bentuk hierarki. Metode AHP(Analytical Hierarchy Process)memiliki banyak keunggulan dalam menjelaskan proses pengambilan keputusan. Salah satunya adalah dapat digambarkan secara grafis sehingga mudah dipahami oleh semua pihak yang terlibat dalam pengambilan keputusan. (Kusrini, 2007;133). Pada dasarnya, prosedur atau langkahlangkah dalam metode AHP (Analytical Hierarchy Process)meliputi: 1. Mendefenisikan masalah dan menentukan solusi yang diinginkan, lalu menyusun hierarki dari permasalahan yang dihadapi. Penyusunan hierarki adalah dengan menetapkan tujuan yang merupakan sasaran sistem secara keseluruhan pada level teratas. 2. Menentukan prioritas elemen a. Langkah pertama dalam menentukan prioritas elemen adalah membuat perbandingan pasangan, yaitu membandingkan elemen secara berpasangan sesuai kriteria yang diberikan. b. Matriks perbandingan berpasangan diisi menggunakan bilangan untuk merepresentasikan kepentingan relatif dari suatu elemen terhadap elemen yang lainnya. 3. Sintesis Pertimbangan-pertimbangan terhadap perbandingan berpasangan disintesis untuk memperoleh keseluruhan prioritas. Hal-hal yang dilakukan dalam langkah ini adalah: a. Menjumlahkan nilai-nilai dari setiap kolom pada matriks b. Membagi setiap nilai dari kolom dengan total kolom yang bersangkutan untuk memperoleh normalisasi matriks c. Menjumlahkan nilai-nilai dari setiap baris dan membaginya dengan jumlah elemen untuk mendapatkan nilai rata-rata 4. Mengukur Konsistensi Dalam pembuatan keputusan, penting untuk mengetahui seberapa baik konsistensi yang ada karena kita tidak menginginkan keputusan berdasarkan pertimbangan dengan konsistensi yang rendah. Hal-hal yang dilakukan dalam langkah ini adalah: a. Kalikan setiap nilai pada kolom pertama dengan prioritas relatif elemen pertama, nilai pada kolom kedua dengan prioritas relatif elemen kedua, dan seterusnya b. Jumlahkan setiap baris c. Hasil dari penjumlahan baris dibagi dengan elemen prioritas relatif yang bersangkutan d. Jumlahkan hasil bagi diatas dengan banyaknya elemen yang ada, hasilnya disebut ٨ maks 5. Hitung Consistency Index (CI) dengan rumus: CI = (٨ maks-n)/n Di mana n = banyaknya elemen 58

6. Hitung Rasio Konsistensi/Consistency Ratio (CR) dengan rumus: CR = CI/RC Di mana CR = Consistency Ratio CI = Consistency Index IR = Index Random Consistency 7. Memeriksa konsistensi hierarki. Jika nilainya lebih dari 10%, maka penilaian data judgment harus diperbaiki. Namun jika rasio konsistensi (CI/IR) kurang atau sama dengan 0,1 maka hasil perhitungan bisa dinyatakan benar. 3. Pembahasan 3.1 Rancangan Proses Langkah-langkah yang harus dilakukan untuk menentukan peserta yang lulus dengan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) adalah sebagai berikut : 1. Langkah pertama yaitu membuat form untuk menentukan prioritas kriteria, dimana terdapat beberapa tahapan yang harus dilakukan dalam menentukan prioritas kriteria yaitu: a. Membuat Matrik Perbandingan Berpasangan Pada tahap ini dilakukan penilaian perbandingan antara satu kriteria dengan kriteria yang lain. Hasil penilaian bisa dilihat dalam tabel 1 : Tabel 1 : Matriks Perbandingan Berpasangan Angka 1 pada kolom karbohidrat baris karbohidrat menggambarkan tingkat kepentingan yang sama antara karbohidrat dengan karbohidrat, sedangkan angka 3 pada kolom kalsium baris karbohidrat menunjukkan karbohidrat lebih penting dari pada kalsium. Angka 0,5 pada kolom karbohidrat baris protein merupakan hasil hitungan dari 1/nilai pada kolom protein baris karbohidrat. Angka-angka yang lain diperoleh dengan cara yang sama. b. Membuat Matriks Nilai Kriteria Matrik ini diperoleh dengan rumus berikut : Nilai baris kolom baru = Nilai baris kolom lama / jumlah masing-masing kolom lama Hasil perhitungan bisa dilihat dalam tabel 2 berikut : Tabel 2 : Matriks Nilai Kriteria karbohidrat baris karbohidrat Tabel 1 dibagi dengan jumlah kolom karbohidrat Tabel 1. Nilai kolom jumlah pada tabel 2 diperoleh dari penjumlahan pada setiap baris. Untuk baris pertama, nilai 1,67 merupakan hasil penjumlahan dari 0,43 + 0,50 +0,36 + 0,38. Nilai pada kolom prioritas diperoleh dari nilai pada kolom jumlah dibagi dengan jumlah kriteria, dalam hal ini 4 kriteria. c. Membuat Matriks Penjumlahan Setiap Baris Matrik ini dibuat dengan mengalikan nilai prioritas pada tabel 2 dengan matriks perbandingan berpasangan tabel 1. Hasil perhitungan disajikan dalam tabel 3. Tabel 3 : Matriks Penjumlahan Setiap Baris Nilai 0.42 pada baris karbohidrat kolom karbohidrat tabel 3 diperoleh dari prioritas baris karbohidrat pada tabel 2 (0,42) dikalikan dengan nilai baris karbohidrat kolom karbohidrat pada tabel 1. Nilai 0,21 pada baris rata-rata kolom karbohidrat 3 diperoleh dari prioritas baris karbohidrat pada tabel 3.3 (0,42) dikalikan dengan nilai baris protein kolom karbohidrat pada tabel 3 (0,5). Kolom jumlah pada tabel 3 diperoleh dengan menjumlahkan nilai pada masing-masing baris pada tabel tersebut. Misalnya, nilai 1,70 pada kolom jumlah merupakan hasil penjumlahan dari 0,42 + 0,54 + 0,38 + 0,36 pada baris karbohidrat. d. Penghitungan Rasio Konsistensi Penghitungan ini digunakan untuk memastikan bahwa rasio konsistensi (CR) <= 0.1. Jika ternyata nilai CR lebih besar dari 0.1, maka matriks perbandingan berpasangan harus diperbaiki. Untuk menghitung rasio konsistensi, dibuat tabel seperti terlihat dalam tabel 4 : Tabel 4 : Perhitungan Rasio Konsistensi Nilai 0.43 pada kolom karbohidrat baris karbohidrat Tabel 2 diperoleh dari nilai kolom Kolom jumlah per baris diperoleh dari kolom jumlah pada tabel 3, sedangkan kolom prioritas diperoleh dari kolom prioritas pada tabel 2. Dari tabel 4 diperoleh nilai-nilai sebagai berikut : Jumlah (Jumlahan dari nilai-nilai hasil) : 5,07 59

n (nilai kriteria) : 4 λ maks (jumlah/n) : 1,27 CI ((λ maks-n)/n) : -0,68 CR (CI/IR(lihat tabel 3.1) : -0.76 Oleh karena CR < 0.1, maka rasio konsistensi dari perhitungan tersebut bisa diterima. 1. Setelah form prioritas kriteria dibuat, maka disimpan ke file. 2. Selanjutnya form prioritas kriteria yang telah dibuat akan dirancang interfacenya dengan bahasa pemrograman Visual Basic 2008. 3. Langkah selanjutnya menentukan prioritas subkriteria dengan melakukan tahapan yang sama dari : sampai dengan d pada langkah 1, dan akan disimpan ke dalam file. Dalam hal ini, terdapat 4 kriteria yang berarti akan ada 4 perthitungan prioritas subkriteria, yaitu : a. Menghitung prioritas subkriteria dari kriteria Karbohidrat Langkah-langkah yang dilakukan untuk menghitung prioritas subkriteria dari kriteria karbohidrat adalah sebagai berikut : i. Membuat Matriks Perbandingan Berpasangan Langkah ini seperti yang dilakukan pada langkah 1.a. Hasilnya ditunjukkan dalam tabel 5 ii. Tabel 5 : Matriks Perbandingan Berpasangan Kriteria Karbohidrat Membuat Matriks Nilai Kriteria Langkah ini seperti yang dilakukan pada langkah 1.b. Perbedaannya adalah adanya tambahan kolom prioritas subkriteria pada langkah ini. Hasilnya ditunjukkan dalam tabel 6. Tabel 6 : Matriks Nilai Kriteria Karbohidrat iv. Menghitung Rasio Konsistensi Seperti langkah 1.d, penghitungan ini digunakan untuk memastikan bahwa nilai rasio konsistensi (CR) <= 0.1 Untuk menghitung rasio konsistensi, dibuat tabel seperti yang terlihat pada tabel 8 Tabel 8 : Penghitungan Rasio Konsistensi Karbohidrat Kolom jumlah per baris diperoleh dari kolom jumlah apada tabel 7 sedangkan kolom prioritas pada tabel 7. Dari tabel 8, diperoleh nilai-nilai sebagai berikut : Jumlah (jumlahan dari nilai-nilai hasil) : 4,02 n (jumlah kriteria) : 3 λ maks (jumlah/n) : 1,35 CI ((λ maks-n) / (n)) : -0,55 CR (CI/CR(lihat tabel 3.1)) : -0.95 Oleh karena CR < 0.1, maka rasio konsistensi dari perhitungan tersebut bisa diterima. b. Menghitung prioritas Subkriteria dari Kriteria Nilai Protein Langkah-langkah yang dilakukan untuk menghitung prioritas subkriteria dari kriteria umur sama dengan yang dilakukan dalam perhitungan prioritas subkriteria dari kriteria karbohidrat. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut : i. Membuat Matriks Perbandingan Berpasangan Hasilnya terlihat dalam tabel 9 Tabel 9 : Matriks Perbandingan Berpasangan Kriteria Protein iii. Nilai pada kolom prioritas subkriteria diperoleh dari nilai prioritas pada baris tersebut dibagi dengan nilai tertinggi pada kolom prioritas. Menentukan Matrik Penjumlah Setiap Baris Langkah ini sama dengan yang dilakukan pada langkah 1.c dan ditunjukkan dalam tabel 7. Setiap elemen dalam tabel ini dihitung dengan mengalikan matriks perbandingan berpasangan dengan nilai prioritas. Tabel 7 : Matriks Penjumlahan Setiap Baris Kriteris Karbohidrat ii. Membuat Matriks Nilai Kriteria Hasilnya terlihat dalam tabel 310 Tabel 10 : Matriks Nilai Kriteria Protein 60

Tabel 11 : Hasil Akhir Nilai 0,42 pada kolom karbohidrat baris kepiting diperoleh dari nilai untuk karbohidrat, yaitu sangat layak dengan prioritas 1 (tabel 3.23), dikalikan dengan prioritas karbohidrat sebesar 0,42 Kolom total pada Tabel 11 diperoleh dari penjumlahan pada masing-masing barisnya. Nilai total inilah yang dipakai sebagai dasar untuk merangking jenis makanan. Semakin besar nilainya, maka makanan tersebut semakin layak untuk dikonsumsi oleh bayi. 4. Kesimpulan Dan Saran 4.1 Kesimpulan Dari hasil penelitian ini penulis dapat menarik beberapa kesimpulan yang terkait dengan proses penelitian maupun dengan isi dari penelitian itu sendiri. 1. Dari hasil pengujian yang dilakukan terhadap data referensi, proses penyeleksian makanan pada bayi lima tahun (Balita) sangat tergantung pada kelengkapan data-data kriteria yang di inputkan. 2. Proses penyeleksian makanan pada bayi lima tahun (Balita) dengan menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) membutuhkan proses yang cukup lama bergantung pada kelengkapan data-data kriteria yang di inputkan. 3. Pengujian dengan menggunakan aplikasi Visual Basic 2008 dapat bekerja dengan maksimal tetapi masih membutuhkan waktu beberapa saat hingga memperlihatkan hasil proses penyeleksian makanan pada bayi lima tahun (Balita). 4.2 Saran Penelitian yang penulis lakukan ini memiliki banyak sekali kekurangan, sehingga diperlukan beberapa perbaikan-perbaikan dari algoritma yang telah diimplementasikan. Oleh karena itu penulis memberikan beberapa saran kepada semua pihak yang berniat untuk meneruskan penelitian ini terkait dengan proses penelitian maupun isi dari penelitian itu sendiri. 1. Metode yang saat ini penulis gunakan masih tergolong memerlukan waktu yang sangat lama, kedepannya diharapkan dapat ditemukan metode lain yang dapat melakukan proses penyeleksian makanan pada bayi lima tahun (Balita) dengan lebih cepat. 2. Penulis belum mampu untuk mengimplementasikan metode ini untuk lebih dari 1 proses penyeleksian. Sehingga diharapkan penelitian ini dilanjutkan untuk proses beberapa data yang dapat di proses secara bersamaan. 3. Diharapkan pada penelitian selanjutnya mengenai metode ini dapat menemukan sebuah metode yang lebih baik sehingga mendapatkan hasil yang lebih baik. Daftar Pustaka [1]. Kusrini, Konsep dan Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan Penerbit C.V ANDI OFFSET, Yogyakarta, 2007 [2]. James A.Hall, Accounting Information Systems Penerbit Salemba Empat, Jakarta, 2009 [3]. Kenneth E. Kendall dan Julie E. Kendall, Analisa dan Perancangan Sistem Penerbit Pearson Education, Jakarta, 2002 [4]. Andi, Panduan Aplikasi dan Solusi (PAS) Membuat Aplikasi Client Server dengan Visual Basic 2008 Penerbit C.V ANDI OFFSET, Yogyakarta, 2010 [5]. H.Arjuna Sembiring, Pedoman Konsumsi Pangan Beragam, Bergizi Seimbang dan Aman Berbasis Sumber Daya Lokal Medan,2013 [6]. Nana Suarna, Microsoft Office 2007 Penerbit YRAMA WIDYA, Bandung, 2009 [7]. Sumber : http://miinur.blogspot.com/2012/10/flowc hart.html, [8]. Tanggal Akses 25 Mei 2013 [9]. http://luky.paramadina.web.id/modulkulia h/pengantar%20teknologi%20informasi/ Bab%2015%20Sistem%20Pendukung%20 Keputusan.pdf, [10]. Tanggal Akses 20 Mei 2013 [11]. Sumber: http://miinur.blogspot.com/2012/10/entity -Relationship-Diagram.html, [12]. Tanggal Akses 25 Mei 2013 [13]. Sumber : http://alifilmu.blogspot.com/2011/02/perkenalancrystal report.html, [14]. Tanggal Akses 27/05/2013 61