PENGARUH LIMBAH KARET BAN SEBAGAI CAMPURAN ASPAL TERHADAP KARAKTERISTIK MARSHALL, PADA JENIS PERKERASAN LAPIS TIPIS ASPAL PASIR (LATASIR) KELAS B Sulfah Anjarwati 1*, Mahesa Anggi Pinandita 2 1,2 Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Purwokerto Kampus I Jl. Raya Dukuhwaluh PO BOX 202, Purwokerto 53182, Telp: (0281) 636751, 630463, 634424, Fax: (0281) 637239, Jawa Tengah * Email: sulfahanjarwati@ump.ac.id Abstrak Kinerja campuran agregat aspal pada konstruksi jenis perkerasan jalan Lapis Tipis Aspal Pasir (LATASIR) kelas B dicoba untuk ditingkatkan dengan cara memodifikasi bahan ganti campuran aspal mengunakan karet ban bekas sehingga diharapkan pada penelitian ini bisa mengurangi kepekaan aspal terhadap temperatur dan keelastisannya. Penelitian dilakukan dengan membandingkan beberapa campuran aspal yang menggunakan beberapa variasi kadar karet pada aspal (0%, 2%, 3%, 4%, 5% dan 6%) dengan acuan kadar aspal optimum rencana (Pb) yaitu 7,68 % pada kondisi standar (2 x 50) tumbukan. Hasil uji karakteristik Marshall dari 6 variasi sampel didapatkan hasil terbaik pada kadar ban bekas 3% dengan nilai VIM 4,242%, nilai VMA 23,92%, nilai VFA 80,62%, nilai rerata Stabilitas Marshall 1094,33 kg, nilai rerata Kelelehan (Flow) 2,82 mm, dan nilai rerata Marshall Quotient (MQ) 388,13 kg/mm. Kata kunci: Lapis Tipis Aspal Pasir (LATASIR) Kelas B, Limbah Ban Bekas, Marshall Test 1. PENDAHULUAN Indonesia merupakan salah satu negara dengan tingkat populasi penduduk yang tinggi di dunia hal ini bisa dilihat pada data tahun 2013, negara Indonesia menduduki ututan keempat di dunia dengan jumlah penduduk sekitar kurang lebih dua ratus lima puluh satu juta jiwa. Dari jumlah penduduk yang telah dipaparkan diatas maka pembangunan prasarana transportasi jalan harus berbanding lurus dengan tingkat kepadatan penduduk di Indonesia. Pengembangan jalan adalah salah satu cara atau metode yang harus dilaksanakan, yaitu dengan meningkatkan kualitas dan kondisi fisik jalan dengan tujuan untuk melancarkan pergerakan transportasi. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mencapai kriteria diatas yaitu dengan cara meningkatkan mutu campuran aspal tersebut. Untuk mendapatkan mutu aspal beton yang baik, dalam proses perencanaan campuran harus memperhatikan karakteristik campuran aspal beton, yang meliputi; Stabilitas, Durabilitas, Fleksibilitas. Sehingga diharapkan dapat mengurangi dampak distribusi beban roda yang jika tidak diantisipasi maka dapat menyebabkan retak, timbulnya alur plastik pada jalan dan berpengaruh terhadap keausan ban kendaraan pengguna jalan. Jika kerusakan jalan tersebut semakin parah maka pengguna jalan akan lebih ering mengganti roda dari kendaraan tersebut, sehingga limbah ban akan semakin menumpuk. Untuk saat ini, khususnya di daerah Purwokerto Barat, Kabupaten Banyumas, limbah ban hanya dimanfaatkan untuk kerajinan sandal. Oleh karena itu, penulis berinisiatif untuk menjadikan limbah ban menjadi sesuatu yang lebih bermanfaat lagi. Salah satunya yaitu dengan mencampurkan limbah ban tersebut sebagai bahan pengganti dari aspal. Tujuan dari penggunaan ban bekas tersebut yaitu untuk mengetahui karakteristik uji Marshall terhadap bahan pengganti campuran aspal pada jenis perkerasan latasir dan mendapatkan komposisi campuran limbah karet ban terbaik. 421
2. METODOLOGI PENELITIAN 2.1 Prosedur Alir penelitian Pembuatan sampel secara rinci dijelaskan dengan diagram alir penelitian pada gambar dibawah ini. Gambar 1. Diagram Alir Penelitian 2.2 Persiapan Material Bahan yang digunakan antara lain : a. Limbah karet ban diperoleh dari pengrajin sandal yang berada di Kecamatan Kalibagor b. Agregat, diantaranya yaitu : 1) Agregat Kasar berukuran 5-10 mm, didapat dari pemecah batu (stone crusher) desa Pliken, Kecamatan Kembaran, Kabupaten Banyumas. 2) Agregat Halus berukuran 0,150 mm, didapat dari Sungai Serayu. 3) Filler berukuran 0,06 mm. Filler yang digunakan yaitu abu batu, didapat dari dari pemecah batu (stone crusher) desa Pliken, Kecamatan Kembaran, Kabupaten Banyumas. c. Bahan aspal menggunakan aspal Pertamina dengan penetrasi 60/70. Pemeriksaan bahan dimaksudkan untuk mengetahui kualitas dari bahan yang sesuai dengan spesifikasi khususnya untuk jenis perkerasan LATAIR Kelas B. Pemeriksaan agregat dilakukan di Lab. Jalan Raya Universitas Muhammadiyah Purwokerto. 2.3 Pembuatan dan Pengujian Benda Uji Perencanaan campuran aspal latasir Kelas B (tanpa campuran karet) diperoleh dengan cara menguji terlebih dahulu gradasi dari seluruh agregat yang dipakai, sehingga didapat komposisi dari tiap agregat yang akan digunakan. Gradasi campuran tersebut juga digunakan untuk menentukan kadar aspalnya. Kadar aspal tengah dapat ditentukan dengan mempergunakan rumus atau persamaan, yaitu yang dikenal dengan perkiraan kadar aspal rencana (Pb) dari persamaan : Pb = 0,035 (%CA) + 0,045 (%FA) + 0,18 (%FF) + k Dimana : Pb = kadar aspal rencana awal, adalah % terhadap berat campuran 422
CA FA FF = agregat kasar, adalah % terhadap agregat tertahan saringann no.8 = agregat halus, adalah % terhadap agregat lolos saringan no. 8 dan tertahan saringan no.200 = bahan pengisi atau agregat halus lolos saringan no.200 K = konstanta berkisar antara 0,5 1,0 Berdasarkan pengujian SNI 06-2489-1991 mengenai metode pengujian campuran aspal dengan alat Marshall, disarankan paling sedikit merencanakan 5 variasi kadar aspal, dan setiap variasinya minimal dibuat benda uji sebanyak 3 buah. Pengujian dilakukan terhadap aspal dan campuran limbah karet ban dengan variasi persentase karet 0%, 2%, 3%, 4%, 5%, 6% dibuat benda uji sebanyak 3 buah untuk tiap variasi, jadi total benda uji sebanyak 18 buah. Pembuatan dan Pengujian Benda Uji dilakukan di Laboratorium PT. Sambas Wijaya Teknik Purbalingga. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil Pengujian Gradasi Agregat Kasar, Halus dan Filler Tabel 1. Gradasi Gabungan Ukuran Saringan (ASTM) a Gradasi Asli b c Gradasi Gabungan Syarat Gradasi Campuran Latasir kelas B, (SNI 03-6749-2008) 3/4" 100 100 100 100 1/2" 100 100 100 100 100 3/8" 92,50 100 100 99,33 # 4 27,00 100 100 93,43 # 8 7,83 91,20 95 86,93 75-100 # 16 0,83 82,20 74,60 68,42 # 30-65,40 53,60 49,48 # 50-35,00 35,90 32,62 # 100-5,60 20,70 17,93 # 200 - - 10,60 9,01 8-18 Proporsi Total Agregat 100 80 60 40 20 a. BP 3 /8" 9 % b. Pasir 6 % c. Abu Batu 85 % 0 #200 #100 #50 #16 #8 #4 1/2'' 1'' Gambar 1. Grafik Gradasi Gabungan = grafik spesifikasi atas = grafik agregat gabungan = grafik spesifikasi bawah 1 1 / 2 '' 2'' 423
3.2 Hasil Pemeriksaaan Sifat Fisik Agregat No Pengujian Metoda Syarat Hasil Keterangan Agregat Kasar 1 Penyerapan air SNI 03-1969-1990 3 % 1,80 % Memenuhi 2 Berat jenis bulk SNI 03-1070-1990 2.5 gr/ml 2,60 gr/ml Memenuhi 3 Berat jenis semu SNI 03-1969-1990-2,72 gr/ml Memenuhi 4 Berat jenis efektif SNI 03-1969-1990-2,64 gr/ml Memenuhi 5 Keausan / Los Angeles SNI 03-2417-1991 40 % 19,66 % Memenuhi Agregat Halus 1 Penyerapan air SNI 03-1970-1990 3 % 2,78 % Memenuhi 2 Berat jenis bulk SNI 03-1970-1990 2.5 gr/ml 2,57 gr/ml Memenuhi 3 Berat jenis semu SNI 03-1970-1990-2,64 gr/ml Memenuhi 4 Berat Jenis Efektif SNI 03-1970-1990-2,610 gr/ml Memenuhi Filler 1 Berat jenis SNI 15-2531-991 1 gr/ml 2,48 gr/ml Memenuhi 3.3 Penentuan Kadar Aspal Pb = 0,035 (%CA) + 0,045 (%FA) + 0,18 (%FF) + k = 0,035. (19,17 %) + 0,045. (91,20 %) + 0,18. (10,6 %) + 1 % = 0,67 % + 4,104 % + 1,908 % + 1 % = 7,68 % 3.4 Pembuatan Sample Bahan Persentase Bahan + Ban Bekas (%) Berat Bahan + Ban Bekas (gram) Karet 0% Aspal 7,68 92,16 Ban Bekas 0 - Karet 2% Aspal 7,51 90,12 Ban Bekas 0,17 2,04 Karet 3% Aspal 7,43 89,16 Ban Bekas 0,25 3 Karet 4% Aspal 7,34 88,08 Ban Bekas 0,34 4,08 Karet 5% Aspal 7,26 87,12 Ban Bekas 0,42 5,04 Karet 6% Aspal 7,17 86,04 Ban Bekas 0,51 6,12 424
3.5 Perhitungan Berat Jenis Sampel a. Berat Jenis Bulk Campuran (GMB) No Kadar Ban Bekas (%) Nilai BJ Bulk. Campuran (GMB) 1 0 2,093 2 2 2,082 3 3 2,092 4 4 2,104 5 5 2,065 6 6 2,049 b. Berat Jenis Maksimal Campuran (GMM) No Kadar Ban Bekas (%) Nilai BJ Maks. Campuran (GMM) 1 0 2,177 2 2 2,179 3 3 2,183 4 4 2,187 5 5 2,191 6 6 2,193 3.6 Hasil Pengujian Marshall Test Sifat-sifat No Jenis Pemeriksaan Campuran. Latasir 1 2 3 4 5 6 Rongga dalam campuran (VIM) (%) Rongga dalam Agregat (VMA) (%) Rongga terisi Aspal (VFA) (%) Stabilitas Marshall (kg) Pelelehan (Flow) (mm) Marshall Quotient (kg/mm) Min. 3 Maks. 6 Kadar Ban Bekas 0% 2% 3% 4% 5% 6% 4,628 4,520 4,242 3,878 5,817 6,629 Min. 20 25,23 24,85 24,43 23,92 25,26 25,76 Min. 75 78,10 78,17 79,15 80,62 72,79 69,70 Min. 200 831,00 893,67 1094,33 1074,00 1060,00 1053,00 Min. 2 Maks. 3 2,47 2,79 2,82 3,12 2,70 2,88 Min. 80 338,93 320,63 388,13 345,27 393,37 366,43 4. KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 KESIMPULAN Dari hasil penelitian pengaruh variasi kadar aspal dengan variasi campuran karet Ban Bekas maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut; a. Ban Bekas dengan kadar 0%, 2% sampai 6% dapat digunakan sebagai bahan ganti campuran Aspal perekat agregat dengan jenis perkerasan Lapis Tipis Aspal Pasir (LATASIR) karena untuk nilai Marshall Quotient (MQ) yang dihasilkan memasuki syarat ketentuan yaitu Min. 80 kg/mm. Nilai Stabilitas minimal 831 kg ada pada kadar karet 0%, sedangkan nilai minimal pada 425
campuran aspal yang dicampur karet 893,67 kg ada pada penambahan karet 2%, sedangkan untuk nilai Kelelehan (Flow) meningkat pada kadar ban bekas 0%, 2% sampai 4%, kemudian kembali menurun pada kadar ban bekas 5%, lalu kembali meningkat pada kadar ban bekas 6%. Nilai Flow maksimum adalah 3,12 mm pada kadar karet 4% dan nilai Flow minimum adalah 2,47mm pada kadar karet 0%, sedangkan nilai minimum pada kadar ban bekas selain 0% yaitu pada kadar ban bekas 5% dengan nilai 2,70 mm. b. Kadar Ban Bekas optimum dari 6 variasi sampel yaitu 0%, 2%, 3%, 4%, 5% dan 6% didapatkan hasil terbaik pada kadar 3% dengan nilai VIM 4,242%, nilai VMA 24,43%, nilai VFA 79,15%, nilai rerata Stabilitas Marshall 1094,33 kg, nilai rerata Kelelehan (Flow) 2,82 mm, dan nilai rerata Marshall Quotient (MQ) 388,13 kg/mm. 4.2 SARAN Terlepas dari keterbatasan yang dimiliki, hasil penelitian ini diharapkan mempunyai implikasi yang luas untuk penelitian selanjutnya dengan topik serupa. Adapun saran dari hasil penelitian ini untuk penelitian selanjutnya, yaitu: a. Penelitian selanjutnya tentang pengaruh bahan ganti campuran aspal di sarankan untuk mengunakan jenis karet alam lain, di antaranya yaitu: karet alam konvensional, lateks pekat, karet bongkah, karet spesifikasi teknis (crumb rubber), karet reklaim (reclaimed rubber); b. Untuk penelitian selanjutnya hendaknya untuk menggunakan Jenis perkerasan lain, diantaranya yaitu: Latasir Kelas A, burtu, burda, lapen; c. Penelitian yang akan datang sebaiknya juga mempertimbangkan untuk melakukan uji lapangan. Sehingga dapat membuktikan apakah penelitian pada laboratorium terbukti meningkatkan kualitas jalan atau tidak. DAFTAR PUSTAKA AASHTO. 1993. Guide for Design of Pavement Structure. Washington DC. Bisa, Fakhli. 2014. Pengertian dan Klasifikas igradasi, Tersedia di: http://kumpulengineer.blogspot.co.id/2014/05/pengertian-dan-klasifikasi-gradasi.html?m=1 (diakses 22 Februari 2017) Darunifah, Nurkhayati. 2007. Pengaruh Bahan Tambahan Karet Padat Terhadap Karakteristik Campuran Hot Rolled Sheet Wearing Course (HRS - WC). Semarang: Universitas Diponegoro Semarang. Mosawe, A.H. et. al. 2015. Effectof Aggregate Gradation on the Stiffness of Asphalt Mixtures.The International Journal of Pavement Engineering and Asphalt Technology (PEAT) ISSN 1464-8164.Jilide: 16, Permasalahan: 2, Desember 2015, nomorhalaman.39-49. Purbo Negoro, Maneges. 2015. Pengaruh Bahan Ganti Campuran Aspal Menggunakan Karet Ban Bekas Terhadap Karakteristik Aspal Dengan Menggunakan Metode Uji Marshall. Purwokerto: Universitas Muhammadiyah Purwokerto. Shukla, et. Al. 2014. Performance Characteristics of Fiber Modified Asphalt Concrete Mixes.The International Journal of Pavement Engineering and Asphalt Technology (PEAT) ISSN 1464-8164.Jilid: 15, Permasalahan: 1, Mei 2014, nomor halaman.38-50. SNI 03-1968-1990. Metode Pengujian Tentang Analisis Saringan Agregat Halus Dan Kasar. Badan Standarisasi Nasional. SNI 03-1969-1990. Metode Pengujian Berat Jenis Dan Penyerapan Air Agregat Kasar. Badan Standarisasi Nasional. SNI 03-1970-1990. Metode Pengujian Berat Jenis Dan Penyerapan Agregat Halus. Badan Standarisasi Nasional. SNI 03-4142-1994. Metode Pengujian Jumlah Bahan Dalam Agregat Yang Lolos Saringan No.200 (0,075 mm). Badan Standarisasi Nasional. SNI 03-6893-2002. Pengujian Berat Jenis Maksimum Campuran. Badan Standarisasi Nasional. SNI 06-2489-1991. Metode Pengujian Campuran Aspal Dengan Alat Marshall.. Badan Standarisasi Nasional. 426
SNI 03-2417-1991. Metode Pengujian Keausan Agregat Dengan Mesin Abrasi Los Angeles. Badan Standarisasi Nasional. Sukirman, Silvia. 2003. Beton Aspal Campuran Panas. Granit, Jakarta. Wiwaha, Arjuna. 2013. Tinjauan Transportasi Secara Umum, Tersedia di:http://studyandlearningnow.blogspot.co.id/2013/01/tinjauan-transportasi-secaraumum.html (diakes 21 Februari 2017) 427