OLEH : EFIK YUSDIANSYAH
ISTILAH KEKUASAAN (LEGISLATIF) KEWENANGAN (EKSEKUTIF) KOMPETENSI (YUDISIAL)
KEKUASAAN Kemampuan seseorang untuk mempengaruhi tingkah laku orang lain sesuai dengan tujuan dan keinginannya. Kekuasaan ini ada yang berdasarkan hukum disebut bevoegdheid/ wewenang/rechtsmacht, ada kekuasaan yang t idak berdasarkan hukum blotemacht
kewenangan Wewenang Ateng s authority, gesag = kewenangan, competence, bevoegdheid = wewenang Kewenangan = kekuasaan yang berasal dari hukum = kekuasaan formal yg diberikan terhadap suatu bidang pemerintahan/urusan pemerintahan tertentu. Wewenang hanya mengenai satu bagian tertentu dari kewenangan ( berkaitan dengan pejabatnya
Kedudukan hukum pemerintah Kedudukan hukum (rechtspotitie) Pemerintah dalam hukum publik 1. Dalam perspektif hukum publik, negara adalah organisasi jabatan yang berkenaan dengan fungsi 2. jabatan, lingkungan pekerjaan tetap yg berisi fungsi-2 tertentu yg secara keseluruhan mencerminkan tujuan dan tata kerja organisasi 3. Fungsi, lingkungan kerja yang terperinci dalam hubungannya secara keseluruhan
KRITERIA JABATAN ATAU ORGAN PEMERINTAHAN Menjalankan wewenang atas nama dan tanggung jawab sendiri Pelaksanaan wewenang dalam rangka menjaga dan mempertahankan norma hukum administrasi Dapat bertindak sebagai tergugat dan penggugat di peradilan Pada hakekatnya tidak memiliki harta kekayaan sendiri. Jabatan bupati organ dari badan hukum kabupaten.
Jabatan organ pemerintahan yg diletakan hak dan kewajiban Jabatan tidak dapat bertindak sendiri, jabatan dapat melakukan perbuatan hukum melalui perwakilan (vertegenvoordiging) yaitu Pejabat (ambtsdrager) Jadi pemilik wewenang adalah jabatan, pejabat hanya menjalankan tugas dan wewenang, karena pejabat tidak memiliki wewenang
Perbedaan Jabatan dan Pejabat Memiliki kedudukan hukum yang berbeda dan diatur dengan hukum yang berbeda Jabatan diatur dengan hukum tata negara dan hukum administrasi Pejabat diatur dengan hukum kepegawaian Pejabat menampilkan dirinya pada dua kepribadian, yaitu selaku pribadi dan personifikasi dari organ, sehingga ia tunduk pada hukum kepegawaian, juga pada hukum keperdataan dalam kapasitasnya sebagai individu atau pribadi
SUMBER KEWENANGAN ATRIBUSI = Terjadi pemberian wewenang pemerintahan yang baru oleh sustu ketentuan dalam peraturan perundang-undangan DELEGASI = pelimpahan wewenang pemerintahan dari suatu organ pemerintahan kepada organ pemerintahan lainnya, sebagai wewenang sendiri MANDAT = organ pemerintahan mengizinkan kewenangannya dijalankan oleh organ lain atas namanya.
Pengertian Atribusi Pembagian kekuasaan kepada berbagai instansi (absolute competentie/kompetensi mutlak), sebagai lawan dari distributie van rechtsmacht. J Membagikan suatu perkara kepada kekuasaan yudikatif atau kekuasaan aksekutif : conflicten van attributie, konflik pembagian kekuasaan. Delegasi Penyerahan wewenang dari pejabat yang lebih tinggi kepada yang rendah; penyerahan yang demikian dianggap tidak dapat dibenarkan selain dengan atau berdasarkan kekuatan. Mandat Berasal dari bahasa latin mandatum dengan kata kerjanya mandare, - atum yang artina melimpahkan (overdragen), mempercayakan (touvertrouwen), memerintahkan (bevelen).
ATRIBUSI Bersifat asli yang berasal dari peraturan perundang-undangan Penerima wewenang dapat menciptakan wewenang baru atau memperluas wewenang yang sudah ada dengan tanggung jawab intern dan ekstern ada pada atributaris (penerima wewenang)
Atribusi Van Wijk/Konijnenbelt : Di negeri Belanda, atribusi merupakan cara yang lazim bagi suatu organ pemerintahan (administrasi Negara) dalam memperoleh suatu wewenang guna menjalankan urusan pemerintahan. Berkaitan dengan keadaan di Indonesia {atribusi wewenang yang berasal dari suatu delegasi (delegatif)}: Atribusi pertama, berkedudukan sebagai original legislator, yakni ditingkat pusat adalah MPR sebagai pembentuk UUD ( konstituante), dan Presiden bersama DPR membentuk UU. Atribusi yang kedua (delegated legislator), seperti Presiden yang berdasar atas suatu ketentuan UU mengeluarkan suatu PP yang berisi penciptaan wewenang pemerintahan kepada badan atau pejabat TUN.
Penerapan prinsip pemberian kekuasaan atau kewenagan yang bersumber pada atribusi dilaksanakan melalui: PPKI yang bertindak selaku badan pembentuk Negara ; MPR yang mempunyai kekuasaan mengubah dan menetapkan UUD mengembangkan kekuasaan atau kewenangan yang tidak diatur secara lengkap dalam UUD dalam bentuk Amandemen; Presiden dengan persetujuan DPR bertindak selaku badan pembuat UU. Ciri-ciri atribusi (attribrutie) wewenang: Pengatribusian wewenang menciptakan kekuasaan baru, sehingga sifatnya tidak derivatif; Pemberian wewenang melalui atribusi tidak menimbulkan kewajiban bertanggung jawab, dalam arti tidak diwajibkan menyampaikan laporan atas palaksanaan wewenang; Pemberian wewenang melalui atribusi harus berdasar atas peraturan perundang-undangan; Wewenang yang diperoleh melalui atribusi dapat dilimpahkan kepada badanbadan administrasi lain, tanpa harus memberi tahu kepada badan yang memberi wewenang; Wewenang atribusi merupakan kekuasaan yang bersumber dari wewenang asli (original)
Delegasi Suatu pelimpahan wewenang dari organ administrasi negara kepada organ administrasi Negara yang lain. Implikasi pelimpahan wewenang dimaksud membuat A tidak berwenang lagi setelah B menerima wewenang tersebut.
Dalam pelimpahan wewenang pemerintahan melalui delegasi terdapat beberapa syarat yang harus diperhatikan : Delegasi harus definitif dan pemberi delegasi (delegans) tidak dapat lagi menggunakan wewenang yang telah dilimpahkan Delegasi harus berdasarkan ketentuan per-uu-an Delegasi tidak kepada bawahan, artinya dalam hubungan kepegawaian tidak diperkenankan Adanya kewajiban mempertanggungjawabkan dari penerima delegasi (delegetaris) kepada delegans Delegans dapat memberikan instruksi tentang penggunaan wewenang tersebut kepada delegataris
cirri-ciri yang melekat pada pelimpahan wewenang (delegatie) : Pelimpahan wewenang hanya boleh dilakukan oleh badan atau organ pemerintah (administrasi Negara) yang berkompeten ; Pelimpahan wewenang mengakibatkan tidak berkompeten lagi delegans dalam kurun waktu yang ditentukan ; Penerima wewenang (delegataris) harus bertindak untuk dan atas nama sendiri. Karena itu segala akibat hukum yang timbul dari pendelagisian wewenang menjadi tanggung jawab delegataris; Tata cara dan akibat hukum pada pelimpahan wewenang antara delegans dengan delegataris berlaku sama antara delegataris (sub delegans) dengan sub delegasi (sub delegataris)
Dalam hubungan dengan atribusi, delegasi dan sub delegasi Segi positif : Sistem atribusi, delegasi (dan sub delegasi) memungkinkan pembentukan peraturan atau pengambilan keputusan dicapai lebih cepat dari pada pembentukan UU. Sistem atribusi, delegasi (dan sub delegasi) memungkinkan pembentuk UU membatasi (diri) pada pengaturan yang bersipat pokokpokok saja. Pengaturan rinci dapat dilakukan oleh pemegang weenang atribusi atau delegasi. Sistem atribusi, (dan sub delegasi) menunjukkan karakter yang lebih fleksibel daripada UU. Peratuaran atau keputusan yang dibuat berdasarkan atribusi atau delegasi akan lebih mudah disesuaikan dengan perkembangan baru karena tata cara pembuatannya lebih sederhana daripada pembuatan UU. Sistem atirbusi, (dan sub delegasi) dapat merupakan cara menghindari persoalan politik tertentu yang mungkin timbul kalau ditetapkan dengan UU. segi negatif : Peraturan atau keputusan yang dibuat berdasarkan atribusi atau delegasi tidak dibahas oleh badan perwakilan rakyat, sehingga tidak berkesempatan diuji secara demokrasi (dalam forum demokrasi ). Peraturan atau keputusan yang dibuat berdasarkan atribusi atau delegasi tidak memberikan kesempatan kepada badan perwakilan rakyat untuk meninjau kosekuensi keuangan yamg mungkin timbul. Dengan perkata lain badan perwakilan rakyat tidak dapat mempergunakan hak budgetnya dengan baik.
MANDAT Mandataris hanya bertindak untuk dan atas nama pemberi mandat (mandans) Tanggung jawab akhir keputusan yang diambil mandataris, tetap berada pada pemberi mandat (mandans)
PERBEDAAN PROSEDUR TANGGUNG JAWAB DAN TANGGUNG GUGAT KEMUNGKINAN PENGGUNAAN WEWENANG LAGI DELEGASI DILAKUKAN DENGAN PERATURAN NPERUNDANG BERALIH PADA DELEGATARIS (PENERIMA DELEGASI) DELEGANS (PEMBERI) TIDAK DAPAT MENGGUNAKAN WEWENANG ITU LAGI MANDAT TERJADI UMUMNYA ANTARA ATASAN DAN BAWAHAN KECUALI DILARANG TEGAS TETAP PADA MANDANS (PEMBERI MANDAT) MANDANS (PEMBERI) SETIAP SAAT DAPAT MENGGUNAKAN WEWENANG ITU LAGI
PERBEDAAN ANTARA DELEGASI DAN MANDAT No. Delegasi No. Mandat 1. 2. 3. 4. 5. Pelimpahan wewenang (Overdracht van bevoegdheid) Kewenangan tidak dapat dijalankan secara insidentil oleh organ yang memiliki wewenang asli Terjadi peralihan tanggungjawab Harus berdasar UU Harus tertulis 1. 2. 3. 4. 5. Perintah untuk melaksanakan (Opdracht tot uitvoering) Kewenangan dapat sewaktu- 2 dilaksanakan oleh mandans Tidak terjadi peralihan tanggungjawab Tidak harus berdasar UU Dapat tertulis dan dapat lisan
Mandat Kewenangan, baik yang diperoleh melalui atribusi maupun delegasi keduanya dapat saja dimandatkan kepada organ administrasi bawahan manakala organ atau pejabat administrasi yang secara resmi menerima wewenang tadi tidak mampu untuk melaksanakannya. Akan tetapi pada mandat tidak ada penciptaan /pemberian atau pun penyerahan wewenang. Sebab bentuk hubungan kerja yang terjadi adalah bersifat internal dalam suatu organ atau badan administrasi Negara.
Kesimpulan : Mandat dapat diperoleh, baik melalui kewenangan atribusi maupun delegasi ; Mandat dapat merupakan bentuk hubungan kerja internal dalam suatu organ pemerintahan atau badan administrasi Negara maupun eksternal, dalam arti bukan hubungan antara atasan dengan bawahan sepanjang memenuhi persyaratan tertentu ; Pemberi Mandat (mandans) bertanggung kawab terhadap pihak ketiga, sepanjang tindakan penerima mandate (mandataris) pada batas-batas yang dimandatkan ; Konsekuensinya bagi penerima mandate (mandataris) tetap diwajibkan menyampaikan laporan atas pelaksanaan mandate kepada menteri mandate (mandans) ; Penerima mandate (mandataris) pada prinsipnya tidak boleh melimpahkan kewenangan kepada pihak ketiga, baik sebagian maupun seluruhnya tanpa seizing pemberi mandat (mandans).