BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Pertumbuhan dan perkembangan industri manufaktur terutama pada sektor

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Pembangunan perekonomian suatu negara dibutuhkan biaya atau dana

I. PENDAHULUAN. melupakan fakta bahwa sebagian besar kas suatu perusahaan berada dalam

Lampiran 1 Daftar Populasi dan SampelPerusahaan Manufaktur Tahun

Lampiran 1 Daftar Populasi Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi

I. PENDAHULUAN. dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang

Perkembangan Laba Bersih (Rp. Milyar) yang Dihasilkan Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di BEI selama :

FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN INDUSTRI BARANG KONSUMSI DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Bursa Efek Indonesia (BEI). Hal ini didukung oleh data dari

BAB I PENDAHULUAN. modal Indonesia dianjurkan lebih gencar mempersiapkan diri meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. akan semakin besar. Ada berbagai cara bagi perusahaan untuk mendanai aktivitas

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

Daftar Populasi Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. akan terjadi. Dalam investasi, investor perlu terus menerus mempelajari berbagai

Lampiran 1 Daftar Populasi dan Sampel Perusahaan Manufaktur Tahun NO Nama Perusahaan Kode

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah telah memberikan beberapa kemudahan untuk dapat lebih

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pasar modal adalah sarana yang mempertemukan penjual dan pembeli

BAB 3 METODE PENELITIAN. Desain penelitian meliputi: tujuan studi, tipe hubungan variabel, setting penelitian,

BAB I PENDAHULUAN. setiap perusahaan yang going-public. Laporan keuangan ini juga sebagai. dapat dipahami, relevan, keandalan, dan dapat dibandingkan.

BAB I PENDAHULUAN. industri ini akan memiliki prospek yang baik. Dengan pertimbangan ini, saham di

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sejalan dengan makin berkembangnya dunia bisnis yang didukung oleh

BAB I PENDAHULUAN. tahun 1989 menjadi 288 emiten pada tahun 1999 (Susilo dalam. di Bursa Efek Indonesia mencapai 442 emiten (

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan konsumen di era modern sekarang ini telah mendorong tumbuhnya

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) merupangkan pasar untuk berbagai. lainya dan sarana bagi kegiatan berinvestasi (Darmadji, 2001:1).

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan mengambil data-data dari laporan

I. PENDAHULUAN. Perusahaan makanan dan minuman merupakan salah satu kategori sektor industri

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB 3 METODE PENELITIAN. consumer goods yang tedaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2009.

Nama : Nerissa Arviana NPM : Pembimbing : Dr. Masodah Wibisono SE., MMSI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V PENUTUP. Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan Price Earning Ratio (PER),

DAFTAR PUSTAKA. Anoraga, Pandji Pengantar Pasar Modal, Rineka Cipta, Jakarta.

Lampiran 1 : Daftar Populasi dan Sampel Perusahaan Consumer Goods

BAB I PENDAHULUAN. Ditengah laju pertumbuhan ekonomi global yang semakin cepat, maka

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan berlomba-lomba untuk dapat menghasilkan keuntungan atau laba yang

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkannya maupun kinerja industri secara keseluruhan. Semua perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terus mengalami peningkatan rata-rata sebesar 67% per tahun dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Jatuhnya perekonomian di Indonesia akibat krisis moneter yang sempat

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan. Semua hasil kegiatan dari perusahaan diringkas. didalamnya. Laporan keuangan menjadi penting karena memberikan

BAB I PENDAHULUAN. menjalankan atau mengontrol kegiatan operasional berjalan secara efektif.

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam jenis salah satunya adalah pasar modal (capital market), pasar

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengalami perbaikan. Hal tersebut dikarenakan perekonomian merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tinggi rendahnya tingkat likuiditas perusahaan dapat ditunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kegiatan operasi sebuah perusahaan bagian yang terpenting yaitu

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi persaingan industri manufaktur food and beverages

Daftar Perusahaan Manufaktur Sektor Barang Konsumsi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Dividen merupakan bagian dari keuntungan yang diperoleh suatu. perusahaan yang didistibusikan kepada para pemegang sahamnya.

BAB 1 PENDAHULUAN. investor dan perusahaan yang telah go public (emiten). Bagi emiten, pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. ini dikarenakan perusahaan sangat membutuhkan tambahan modal untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. Pelaporan keuangan merupakan sarana yang digunakan perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. harus lebih memperhatikan keputusan-keputusan yang di ambil seperti keputusan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan kecil maupun perusahaan besar, salah satunya dalam sektor

LAMPIRAN. Populasi dan Sampel Populasi Penelitian. Kriteria ADES PT Ades Waters Indonesia v v -

BAB 1 PENDAHULUAN. sesuai untuk mendapatkan modal yaitu dengan melalui pasar modal.

BAB I PENDAHULUAN. poitif. Bedasarkan data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. atau beberapa objek investasi dengan harapan akan mendapatkan keuntungan

BAB I PENDAHULUAN. yang ingin bertahan dan lebih maju perlu mengembangkan strategi

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan-perusahaan yang go public, nilai perusahaan dapat direfleksikan

BAB I PENDAHULUAN. modal sendiri dan pinjaman. Untuk memenuhi kebutuhan dana yang cukup besar

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalankan kegiatan operasionalnya akan membutuhkan struktur. modal yang kuat untuk meningkatkan laba agar tetap mampu

BAB I PENDAHULUAN. perlindungan terhadap capital (capital preservation). Kedua, investasi sebagai

BAB III METODE PENELITIAN. yang tepat dan relevan untuk tujuan yang diteliti. Dalam melakukan penelitian ini

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah disamping mengarahkan dana dari masyarakat agar dapat

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berdirinya sebuah perusahaan harus memiliki tujuan yang jelas. (Harjito

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk memenuhi kebutuhan dananya. Jasa jasa perbankan memang

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan yang didirikan harus memiliki tujuan yang jelas. Harjito dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan usaha di Indonesia yang semakin ketat saat ini mendorong banyak

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebanyak 25 perusahaan baru di tahun 2011, 23 perusahaan baru di

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

ANALIS PENGARUH VARIABEL-VARIABEL FUNDAMENTAL YANG MEMPENGARUHI HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BEI TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. terhadap sahamadalah memperoleh keuntungan dari kenaikan harga saham. kerja, dengan sendirinya akan mengurangi jumlah pengangguran.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang gencar dalam. melakukan pembangunan disemua sektor, salah satunya pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. akan semakin kompleks pula aktivitas bisnisnya. Jika usaha atau bisnis yang

BAB I PENDAHULUAN. yang akan datang. Oleh sebab itu, informasi yang disajikan harus memiliki

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian negara. Tingginya persaingan perusahaan ditengah pesatnya

BAB III METEDOLOGI PENELITIAN. Lokasi penelitian adalah perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan bertambahnya perusahaan yang listing di BEI dari 445

BAB I PENDAHULUAN. Sebelum pemodal melakukan transaksi di pasar modal, baik pasar perdana

BAB I PENDAHULUAN. individu-individu atau badan usaha yang mempunyai kelebihan dana (surplus

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal Indonesia mengalami perkembangan yang pesat dari periode ke

BAB I PENDAHULUAN. usaha berlomba-lomba untuk meningkatkan usahanya, salah satu faktor yang

BAB I PENDAHULUAN. nilai investasi di masa yang akan datang. (Jones, 2004). Tujuan kegiatan investasi

DAFTAR ISI. Halaman. viii

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berkembangnya suatu perusahaan tergantung pada kinerja keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam setiap aktivitas perusahaan tidak lepas dari pengaruh faktor-faktor dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Pergerakan harga saham industri farmasi di Bursa Efek Indonesia mulai

ESTIMASI PENENTUAN KEBIJAKAN DIVIDEN DENGAN PENDEKATAN ANFIS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI DI BEI PERIODE

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. maksimal dengan menggunakan sumber daya yang ada. Sementara tujuan

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut (Sugiyono, 2007). Dilihat dari sumber perolehannya data dapat dibagi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Suatu perusahaan diharapkan dapat terus berkembang. Sementara pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. dan berarti perusahaan telah melakukan financial leverage. Semakin besar utang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Saham (stock) merupakan salah satu instrumen pasar keuangan yang paling popular.

BAB III METODE PENELITIAN. tidak langsung dengan melalui internet. Data sekunder dalam penelitian ini

BAB I PENDAHULUAN. sebelum melakukan penilaian yang baik terhadap emiten. Pada umumnya,

I. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang memiliki karakter perekonomian yang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pertumbuhan dan perkembangan industri manufaktur terutama pada sektor barang konsumsi, saat ini menyebabkan semakin pesatnya laju perekonomian dan meningkatnya permintaan konsumen terhadap produk. Namun, industri manufaktur di Indonesia belum mampu memenuhi sepenuhnya segala permintaan konsumen. Untuk memenuhi permintaan tersebut maka banyak industri asing mulai memasuki dan bersaing dengan industri Indonesia. Bursa efek merupakan institusi yang sangat penting dalam perekonomian suatu negara. Bursa efek menunjukkan tempat atau transaksi yang berhubungan dengan surat-surat berharga atau sebagai tempat transaksi produk-produk surat berharga dibawah pembinaan dan pengawasan pemerintah. Bursa Efek Indonesia telah menjadi bagian penting dari berkembangnya perekonomian Indonesia. Hal yang perlu dipahami oleh investor yang pertama adalah memahami pasar. Pasar saham terus bergerak dengan modal investor sebagai bahan bakarnya. Semakin banyak bahan bakar semakin cepat mesin bursa saham akan bergerak. Kedua adalah informasi tentang emiten. Dalam membeli saham suatu perusahaan tentu diperlukan pertimbangan khusus dan informasi yang jelas mengenai perusahaan tersebut. 1

2 Salah satu bentuk informasi yang sering dipakai dari beberapa jenis informasi diatas adalah laporan keuangan yang dipublikasikan perusahaan. Laporan keuangan merupakan hasil pembuatan ringkasan data keuangan perusahaan. Laporan keuangan ini disusun dan ditafsirkan untuk kepentingan manajemen dan pihak lain yang menaruh perhatian atau mempunyai kepentingan dengan data keuangan perusahaan. Untuk mencapai tujuan terwujudnya transparansi dan akuntabilitas informasi keuangan, maka setiap perusahaan yang go publik di Bursa Efek Indonesia diwajibkan menyampaikan laporan keuangan tahunan (annual report) kepada Bursa Efek Indonesia dan kepada para investor. Pengertian laporan keuangan dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 1 tahun (2015) yaitu suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. Tujuan laporan keuangan yaitu memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan keuangan dalam pembuatan keputusan ekonomi. Dalam pasar modal, harga-harga saham akan mencerminkan secara penuh semua informasi yang relevan dan pasar akan bereaksi terhadap informasi baru yang mempengaruhi nilai perusahaan tersebut. Nilai perusahaan yang tinggi menjadi keinginan para pemilik perusahaan, sebab semakin tinggi nilai perusahaan maka harga saham juga semakin tinggi sehingga turut meningkatkan kemakmuran pemegang saham. Nilai perusahaan mencerminkan harga yang akan dibeli investor jika perusahaan dijual. Kekayaan pemegang saham dan perusahaan dicerminkan

3 oleh harga pasar dari saham yang merupakan cerminan dari keputusan investasi, pendanaan, dan manajemen aset. Nilai perusahaan merupakan harga yang bersedia dibayar oleh calon pembeli apabila perusahaan tersebut dijual (Sari, 2013: 2). Semakin tinggi harga saham semakin tinggi pula nilai perusahaan. Price to Book Value (PBV) adalah salah satu indikator yang digunakan investor untuk melihat keadaan/posisi finansial suatu perusahaan. Price to Book Value (PBV) digunakan untuk menilai apakah suatu perusahaan memiliki masa depan cerah untuk berinvestasi. Menurut Chaidir (2015: 13) ada beberapa rasio untuk mengukur nilai perusahaan. Nilai perusahaan kemudian diindikasikan dengan menggunakan Price Book Value (PBV). Price Book Value yang tinggi akan membuat pasar percaya atas prospek perusahaan ke depan. Price Book Value (PBV) digunakan untuk menilai harga suatu saham dengan membandingkan harga pasar saham dengan nilai buku perusahaan (book value). Rasio ini menunjukkan bagaimana suatu perusahaan mampu menciptakan nilai perusahaan relatif terhadap jumlah modal yang diinvestasikan. Hubungan antara harga pasar saham dengan nilai buku per lembar saham dapat juga dipakai sebagai pendekatan alternatif untuk menentukan nilai suatu saham. Secara teoritis, nilai pasar suatu perusahaan haruslah mencerminkan nilai bukunya. Dengan baiknya kinerja perusahaan akan meningkatkan pula nilai perusahaan. Maka dari itu dibawah ini merupakan data yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia berupa nilai perusahaan periode 2012 sampai dengan 2015.

4 Tabel 1.1 Price Book Value Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumi Pada Periode 2012 2015 Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI). No Price Book Value (%) Kode 2012 2013 2014 2015 Perusahaan 1 ADES 5.42 4.46 2.78 1.82 2 AISA 1.55 1.78 1.88 0.98 3 ALTO 1.44 2.30 1.45 1.40 4 CEKA 0.83 0.65 0.83 0.63 5 DLTA 6.83 8.99 8.21 4.90 6 DVLA 2.25 2.69 2.00 1.50 7 GGRM 4.07 2.75 3.52 2.78 8 HMSP 19.73 19.32 22.29 13.66 9 ICBP 3.80 4.48 5.24 4.79 10 INAF 1.57 0.80 1.87 0.88 11 INDF 1.50 1.51 1.47 1.05 12 KAEF 2.85 2.02 4.73 2.59 13 KICI 0.56 0.50 0.54 0.37

5 No Price Book Value (%) Kode 2012 2013 2014 2015 Perusahaan 14 KLBF 7.30 6.89 8.79 5.66 15 LMPI 0.63 0.55 0.45 0.28 16 MBTO 0.94 0.72 0.48 0.34 17 MERK 8.17 8.27 6.59 6.41 18 MLBI 47.27 25.60 45.47 22.54 19 MRAT 0.54 0.53 0.40 0.24 20 MYOR 5.00 5.90 4.58 5.25 21 PYFA 1.08 0.84 0.74 0.59 22 RMBA 2.18 4.68-17.41-1.17 23 ROTI 2.10 8.13 36.63 4.34 24 SCPI 6.51 10.05-108.76 1.03 25 SKBM 2.60 2.07 2.95 2.57 26 SKLT 1.60 1.83 0.91 0.82 27 SQBB 0.30 0.28 0.26 0.27 28 STTP 2.37 2.93 2.22 2.07 29 TCID 2.02 2.02 2.81 1.93 30 ULTJ 2.29 6.45 4.73 4.07 31 UNVR 40.09 46.63 51.92 58.48

6 No Price Book Value (%) Kode 2012 2013 2014 2015 Perusahaan 32 WIIM 2.43 1.80 1.55 0.96 Terendah 0.30 0.28-108.76-1.17 Tertinggi 47.27 46.63 51.92 58.48 Rata-rata 5.87 5.89 3.19 4.81 Sumber : www.idx.co.id dan www.sahamok.com (data diolah) Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa pada tahun 2012, 2013, 2014, dan 2015 mengalami pertumbuhan nilai perusahaan yang berfluktuatif. Nilai terendah pada tahun 2012 pada perusahaan PT. Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk.dengan nilai 0.29 %, tahun 2013 pada PT Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk.dengan nilai 0.28%, tahun 2014 pada perusahaan PT Merck Sharp Dohme Pharma Tbk.dengan nilai -108,76%, dan tahun terakhir 2015 pada perusahaan PT. Bentoel Internasional Investama Tbk.dengan nilai -1.17%. Untuk nilai tertinggi pada tahun 2012 pada perusahaan PT. Multi Bintang Indonesia Tbk.dengan nilai 47.27%, tahun 2013 pada perusahaan PT. Unilever Indonesia Tbk.dengan nilai 46.63%, tahun 2014 pada perusahaan PT. Unilever Indonesia Tbk.dengan nilai 51.92%, dan terakhir pada tahun 2015 pada perusahaan PT. Unilever Indonesia Tbk.dengan nilai 58.48%. Bahkan, ada nilai perusahaan yang terdapat pada perusahaan dengan kode perusahaan RMBA (PT.

7 Bentoel Internasional Investama Tbk.) dan SCPI (PT. Merck Sharp Dohme Pharma Tbk.) mempunyai price book value yang nilainya negatif, nilai negatif ini sangat merugikan pihak investor maupun calon investor yang akan menanamkan modalnya. Dapat diketahui bahwa rata rata price book value tahun 2012 sebesar 5.87 %, tahun 2013 sebesar 5.89 %, tahun 2014 sebesar 3.19 %, dan tahun 2015 sebesar 4.81 % sangat jelas bahwa nilai price book value dari rata rata setiap tahunnya berfluktuatif. Bahkan pada kenyataannya jika sebuah perusahaan memiliki nilai ekuitas yang negatif atau dibawah angka nol, menunjukkan bahwa perusahaan tersebut sedang dalam kondisi tidak sehat. Kemungkinan jika sebuah nilai ekuitas negatif maka, perusahaan tersebut bisa saja sedang dalam keadaaan bangkrut yang sedang dalam proses pengadilan karena harus dinyatakan pailit oleh pengadilan agar informasi yang diberikan oleh pengadilan berupa penyataan pernyataan yang berkaitan dengan utang piutang yang harus segera dibayarkan oleh perusahaan dengan aset yang dimilikinya kepada para pihak ketiga yang memberikan pinjaman kepada perusahaan tersebut, dapat dicontohkan salah satunya ada bank. Bank yang notabenenya adalah sebuah perusahaan juga yang bergerak di bidang keuangan, salah satu fasilitasnya adalah memberikan pinjaman berupa uang kepada peminjam yang harus segera dibayarkan saat jatuh tempo dengan bunga. Yang sebelum itu sudah membuat perjanjian, jika perusahaan mengalami pailit. Berbeda jika dibandingkan dengan perusahaan manufaktur tetapi perusahaan tersebut terdaftar pada perusahaan LQ45 di Bursa Efek Indonesia periode 2012 sampai dengan 2015. Hanya ada enam (6) perusahaan manufaktur yang terdaftar pada

8 perusahaan LQ45. Perusahaan yang masuk dalam daftar perusahaan LQ45 atau liquid 45 merupakan perusahaan yang berjumlah sebanyak 45 perusahaan dimana seluruh perusahaan tersebut terus melakukan transaksi dalam bursa efek Indonesia (Kayo,2013). Dari periode 2012 sampai dengan 2015 diantaranya : Table 1.2 Price Book Value Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi Yang Masuk Daftar Perusahaan LQ45 Periode 2012 2015 Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI). No Price Book Value ( % ) Kode 2012 2013 2014 2015 Perusahaan 1 GGRM 4.07 2.75 3.52 2.78 2 HMSP 19.73 19.32 22.29 13.66 3 ICBP 3.80 4.48 5.24 4.79 4 INDF 1.50 1.51 1.47 1.05 5 KLBF 7.30 6.89 8.79 5.66 6 UNVR 40.09 46.63 51.92 58.48 Terendah 1.50 1.51 1.47 1.05 Tertinggi 40.09 46.63 51.92 58.48 Rata rata 12.75 13.60 15.54 14.40 Sumber : www.idx.co.id dan www.sahamok.com (data diolah)

9 Dapat dilihat pada tabel diatas bahwa nilai price book value pada perusahaan manufaktur yang terdaftar pada LQ45 menghasilkan nilai price book value yang positif dan tidak ada nilai price book value yang negatif, karena masuk pada perusahaan yang terdaftar pada LQ45 yang artinya pada periode 2012 sampai dengan 2015 terus melakukan transaksi pada Bursa Efek Indonesia. Dapat disimpulkan bahwa nilai terendah price book value dari tahun 2012 sampai dengan 2015 terdapat pada PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. yang berbanding terbalik dengan yang tertinggi dari tahun 2012 sampai dengan 2015 adalah PT. Unilever Indonesia Tbk. terlihat sekali bahwa PT Unilever Tbk. dapat menguasai pangsa pasar yang begitu besar. Dilihat dari rata rata price book value tahun 2012 sebesar 12.75 %, tahun 2013 sebesar 13.60 %, tahun 2014 sebesar 15.54 %. tahun 2015 sebesar 14.40 %. Ini berarti pertumbuhan price book value pada perusahaan manufaktur yang masuk pada LQ45 juga mengalami fluktuatif tetapi cenderung dapat dikendalikan, berbeda dengan perusahaan manufaktur sektor industri yang tidak terdaftar pada LQ45 cenderung memiliki penurunan atau kenaikan yang besar pada price book value. Jika dibandingkan dengan perusahaan manufaktur yang tidak terdaftar pada perusahaan LQ45, dapat dilihat bahwa nilai price book value > 1. Ini mencerminkan bahwa perusahaan dalam LQ45 memiliki kinerja yang baik dalam hal mengatur keuangan. Kemudian pada rasio profitabilitas terdapat rasio yang dapat mengetahui besar kinerja perusahaan yang tentunya akan menghasilkan sebuah nilai. diantaranya ada :

10 Return on equity Earning per share Dua rasio diatas sering digunakan oleh calon investor untuk melihat nilai perusahaan pada perusahaan yang akan ditanamkan modalnya oleh investor tersebut. Seorang investor perlu melihat kinerja yang dihasilkan oleh dua rasio tersebut untuk memprediksi kekuatan perusahaan dalam menghasilkan laba yang nantinya laba tersebut akan digunakan dan dibagikan kepada para pemegang saham, dimana semakin tinggi return on equity dan earning per share maka kinerja perusahaan sudah baik tentunya harus dibandingkan dengan price to book value salah satu rasio yang dilihat selain price earning ratio. Sebuah rasio yang juga dilihat oleh investor, semakin tinggi price to book value maka menandakan bahwa kemakmuran para pemegang saham tinggi karena price to book value merupakan sebuah harga yang dihargai dalam harga pasar. Rasio rasio keuangan yang umumnya digunakan pada dasarnya terdiri atas dua jenis. Jenis pertama meringkas beberapa aspek dari kondisi keuangan perusahaan untuk suatu titik tertentu yaitu saat laporan posisi keuangan telah dibuat. Jenis kedua yaitu meringkas beberapa aspek kinerja keuangan selama periode waktu tertentu, biasanya dalam setahun (Van Horne dan Machowicz, 2012: 165). Dalam pasar modal dimanfaatkan oleh perusahaan perusahaan untuk mencari dana dalam jumlah yang besar, sedangkan investor memanfaatkan pasar modal untuk menanamkan dananya agar mendapatkan keuntungan di masa yang akan

11 datang. Maka dapat dikatakan bahwa pasar modal merupakan salah satu alternatif sumber dana bagi perusahaan dan sebagai instrument investasi bagi investor. Pemerintah pun memiliki peran penting dalam pembinaan pasar modal, karena dengan membaiknya kondisi pasar modal maka dapat mencegah terjadinya capital flight atau pelarian modal ke luar negeri. Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Sandrawati ( 2016 ) mengenai Pengaruh Debt To Equity Ratio, Return On Asset, Earning Per Share, Dan Risiko Sistematis Terhadap Nilai Perusahaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa debt to equity ratio, return on asset, earning per share, dan risiko sistematis secara simultan berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Demikian pula dengan Earning Per Share dapat digunakan untuk mengukur keberhasilan manajemen dalam mencapai keuntungan bagi para pemilik perusahaan. Menurut Irayanti dan Tumbel (2014: 1474) perusahaan dapat dikatakan mampu memaksimalkan nilai perusahaan jika laba per lembar saham yang mereka peroleh terus meningkat. Dengan EPS yang tinggi maka prospek perusahaan akan meningkat. EPS merupakan salah satu indikator yang dapat menunjukkan kinerja perusahaan, karena besar kecilnya EPS akan ditentukan oleh laba perusahaan. Jika rasio yang didapat tinggi berarti perusahaan sedang mengalami peningkatan pendapatannya. Semakin besar EPS, semakin besar juga laba yang diperoleh perusahaan sehingga nilai perusahaan dapat meningkat dan calon investor tertarik untuk melakukan penanaman modal dalam perusahaan tersebut. Menurut Marlina (2013) dalam penelitiannya terkait pengaruh Earnings Per Share (EPS), Return On Equity (ROE), Debt To Equity Ratio (DER) dan Size

12 Terhadap Price To Book Value (PBV) Pada Perusahaan Food And Beverage Yang Terdaftar DI BEI Pada Periode 2006 2010." menunjukkan bahwa EPS dan ROE berpengaruh positif dan signifikan terhadap PBV. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Mindra dan Teguh (2014) dalam penelitiannya yang berjudul Pengaruh Earning Per Share (EPS), Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Dan Leverage Terhadap Nilai Perusahaan. menunjukkan bahwa EPS dan leverage tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Penelitian diatas masih tidak terdapat konsisten dengan penelitian yang lainnya. Ini menyebabkan ketidaksinambungan informasi yang didapat atau diperoleh baik investor maupun calon investor yang akan menanamkan modalnya pada perusahaan yang dituju. Berdasarkan uraian pada latar belakang dan tidak konsistennya antara penelitian yang satu dengan yang lain maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang dituangkan dalam skripsi dengan judul Pengaruh Return On Equity dan Earning Per Share Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2015. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang telah dijelaskan di atas maka masalah yang akan dirumuskan dalam penelitian ini adalah : 1. Seberapa besar pengaruh return on equity terhadap nilai perusahaan.

13 2. Seberapa besar pengaruh earning per share terhadap nilai perusahaan. 3. Seberapa besar pengaruh return on equity dan earning per share terhadap nilai perusahaan. 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian yang dilakukan peneliti adalah untuk mendapatkan bukti empiris mengenai : 1. Pengaruh return on equity terhadap nilai perusahaan. 2. Pengaruh earning per share terhadap nilai perusahaan. 3. Pengaruh return on equity dan earning per share terhadap nilai perusahaan. 1.4 Kegunaan Penelitian Dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat terhadap beberapa segmen, antara lain : 1. Bagi Penulis Meningkatkan pengetahuan dan wawasan dalam bidang akuntansi keuangan yang sesuai dengan teori. 2. Bagi Perusahaan / Instansi Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan saran dan bahan pertimbangan dalam menentukkan kebijakan-kebijakan yang ditetapkan oleh perusahaan. 3. Bagi Pihak Lain Dapat menjadi sumber informasi dan referensi dalam penelitian selanjutnya,

14 yang diharapkan dapat menjadi sumbangan pemikiran untuk penelitian selanjutnya yang lebih mendalam. 1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id).