II. METODE PENELITIAN A. Materi dan Deskripsi Lokasi 1. Bahan Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian adalah daun jambu air (Syzygium aqueum). Kemikalia yang digunakan yaitu larutan alkohol 96%, ethanol, xylol, parafin, entellan, pewarna safranin 1% dalam alkohol 70%, akuades, albumin dan gliserin (Lampiran 1). 2. Alat Alat-alat yang digunakan dalam penelitian adalah gelas benda, gelas penutup, gelas ukur, pipet tetes, botol flakton, pinset, cutter, holder, korek api, bunsen, mikroskop binokuler, mikrometer objektif, mikrometer okuler, kamera digital, kertas label, hot plate, rotary microtom, staining jar dan oven (Lampiran 1). 3. Deskripsi Lokasi Daun jambu air diambil di wilayah Purwokerto, Kabupaten Banyumas (Gambar 2.1). Purwokerto merupakan ibu kota Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Indonesia. Purwokerto terletak di selatan Gunung Slamet yang berada pada titik koordinat 7⁰15 07.91 LS - 7⁰40 02.19 LS dan 108⁰53 34.02 BT - 109⁰26 49.47 BT. Secara administratif, Purwokerto terbagi menjadi 4 kecamatan yaitu Purwokerto Barat, Purwokerto Timur, Purwokerto Utara dan Purwokerto Selatan. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Struktur dan Perkembangan Tumbuhan, Fakultas Biologi Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto. Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari-Februari 2014.
Gambar 2.1. Peta Kota Purwokerto, Jawa Tengah Sampel daun jambu air diambil didasarkan pada pekarangan rumah yang memiliki tumbuhan jambu air. Sumber: Google earth, 2014. B. Bagan Alir Penelitian Pengambilan sampel daun jambu air Sampel daun jambu air Pembuatan preparat segar daun (Lampiran 2.) Pembuatan preparat awetan daun (Lampiran 2.) Perhitungan jumlah dan ukuran (panjang dan lebar stomata) Pengukuran tebal daun, epidermis daun, mesofil daun dan kutikula Hasil berupa data karakter anatomi 6
C. Metode Penelitian 1. Metode Penelitian Metode yang digunakan adalah metode survei dengan teknik pengambilan sampel acak terpilih (purposive random sampling). 2. Variabel Penelitian Variabel yang diamati pada penelitian ini adalah karakter anatomi daun beberapa jambu air (Syzygium aqueum). 3. Parameter Penelitian Parameter penelitian meliputi tebal daun, tebal epidermis, tebal mesofil daun, tebal kutikula, tebal epidermis, jumlah stomata dan ukuran (panjang dan lebar) stomata. 4. Cara Kerja Penelitian 4.1. Pengambilan Sampel Daun Sampel daun jambu air dipilih didasarkan pada pekarangan yang memiliki tumbuhan jambu air dari beberapa lokasi di sekitar Purwokerto dan diambil daun kedua dari tiap cabang tumbuhan jambu air. 4.2. Pembuatan Preparat Segar Daun Sampel daun jambu air yang akan diteliti karakteristik stomatanya dibuat preparat segar menurut Rompas et al. (2011) sebagai berikut: a. Setiap bagian bawah daun jambu air diolesi dengan kutek selama + 3 menit. b. Lapisan kutek bagian bawah daun jambu air dilepas kemudian dilekatkan di gelas benda, ditetesi akuades dan ditutup dengan gelas penutup. c. Preparat segar kemudian diamati di bawah mikroskop binokuler. 7
4.3. Pembuatan Preparat Anatomi Daun Pembuatan preparat permanen organ daun dengan metode parafin menurut Sass (1958) adalah sebagai berikut: a. Daun dipotong ± 1 cm menggunakan cutter yang tajam. b. Potongan daun tersebut kemudian dimasukkan kedalam botol flakton yang berisi larutan fiksatif FAA selama 24 jam. Komposisi larutan fiksatif FAA: : 90 ml Asam asetat glacial : 5 ml Formalin : 5 ml c. Proses Dehidrasi: larutan FAA diganti secara bertingkat dengan: Alkohol 80% Alkohol 90% Ethanol d. Proses Dealkoholisasi: Alkohol diganti dengan: Alkohol/xylol 3:1 Alkohol/xylol 1:1 Alkohol/xylol 1:3 Xylol 1 Xylol 2 e. Proses Infiltrasi Potongan daun dimasukkan ke dalam campuran xylol/parafin 1:9 selama 24 jam di dalam oven dengan temperatur 57⁰C. Setelah 24 jam, campuran xylol/parafin 1:9 diganti dengan parafin murni selama 2 jam di dalam oven dengan temperatur 57⁰C. f. Pembuatan Blok: Potongan daun dimasukkan ke dalam kotak karton yang berisi parafin cair dengan posisi di tengah sehingga tepat terselubungi oleh parafin dan dibiarkan membeku. g. Parafin dilepaskan dari kotak karton, diiris dengan hati-hati, lalu ditempel pada kayu (holder) menurut arah sayatan, dilakukan dengan mencairkan sebagian blok parafin dengan skalpel yang telah dipanasi kemudian diletakkan pada kayu (holder). 8
h. Pengirisan : Irisan daun dalam parafin beku diiris dengan mikrotom putar, dengan tebal irisan ±10 μm. i. Pita-pita parafin yang berisi organ daun diletakkan diatas gelas benda yang telah diolesi dengan campuran gliserin/albumin 1:1, lalu ditetesi air. Selanjutnya gelas benda diletakkan di atas pemanas (hot plate) sampai kering. j. Pewarnaan: Gelas benda direndam ke dalam staining jar dengan urutan dan lama waktu sebagai berikut: Larutan xylol I Larutan xylol II Xylol : Alkohol (3:1) Xylol : Alkohol (1:1) Xylol : Alkohol (1:3) Ethanol Alkohol 90% Alkohol 80% Safranin 1% dalam alkohol 70% : 1-2 jam Alkohol 80% Alkohol 90% Ethanol Xylol : Alkohol (3:1) Xylol : Alkohol (1:1) Xylol : Alkohol (1:3) Xylol I Xylol II k. Penutupan: preparat ditetesi entellan lalu ditutup dengan gelas penutup, diberi label dan dikeringkan di atas hot plate. l. Preparat diamati dibawah mikroskop. 9
4.4. Perhitungan Jumlah Stomata Menghitung jumlah stomata menurut Lestari (2006) adalah sebagai berikut: a. Mikrometer square dipasang pada lensa objektif mikroskop. b. Preparat segar daun jambu diletakkan diatas meja preparat mikroskop kemudian dicari fokusnya. c. Stomata yang dihitung adalah stomata yang ada di dalam square, pada perbesaran 100x. d. Perhitungan dilakukan dengan 10 bidang lapang pandang yang berbeda per mm 2. 4.5. Perhitungan Nilai Skala Mikrometer Okuler Mencari nilai skala mikrometer okuler menurut Sass (1958) adalah sebagai berikut: a. Mikrometer okuler dipasang pada lensa okuler mikroskop, diatur hingga terlihat bayangan skala mikrometer okuler dengan jelas. b. Mikrometer objektif dipasang pada meja objektif mikroskop, diatur hingga terlihat bayangan skala mikrometer objektif dengan jelas. c. Bayangan skala mikrometer okuler dan objektif kemudian dihimpitkan. d. Jumlah skala mikrometer okuler dan objektif yang berhimpit tersebut kemudian dihitung 3-5 kali ulangan. e. Jarak sesungguhnya antara kedua garis skala mikrometer dikalibrasi dengan rumus: X Sob = Y Sok = (2-1) = x = x 10 Keterangan: Sob = Skala mikrometer objektif Sok = Skala mikrometer okuler 10
4.6. Pengukuran Ukuran (Panjang dan Lebar) Stomata Mengukur ukuran panjang dan lebar stomata menurut Sulistyaningsih et al. (1994) adalah sebagai berikut: a. Preparat sampel diletakkan pada meja preparat mikroskop kemudian dicari fokus bayangan preparat. b. Letak mikrometer okuler diatur sesuai dengan panjang dan lebar stomata kemudian diukur pada perbesaran 400x. c. Pengukuran panjang dan lebar stomata dilakukan hingga 10x ulangan. 4.7. Pengukuran Tebal Daun, Epidermis, Mesofil Daun dan Kutikula Mengukur tebal daun, mesofil daun, kutikula menurut Sulistyaningsih et al. (1994) adalah sebagai berikut: a. Preparat sampel diletakkan pada meja preparat mikroskop kemudian dicari fokus bayangan preparat. b. Pengukuran tebal daun, mesofil daun dan kutikula diukur pada perbesaran 400x. c. Pengukuran tebal daun, mesofil daun dan kutikula dilakukan hingga 10x ulangan. D. Metode Analisis Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif, yaitu menggambarkan dan menginterpretasi struktur anatomi daun jambu air. 11