II. METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

II. METODE PENELITIAN

bio.unsoed.ac.id MATERI DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Jenis Data Data Primer

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Januari-April Penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan mulai bulan Desember 2009 sampai bulan Juli 2010

BAB III METODE PENELITIAN

II. MATERI DAN METODE PENELITIAN

PEMBUATAN PREPARAT IRISAN MELALUI METODE PARAFIN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah eksperimen karena pada penelitian

Nama, Spesifikasi dan Kegunaan Bahan Penelitian No. Nama Bahan Spesifikasi Kegunaan 1. Larva ikan nilem hasil kejut panas

PEMBUATAN PREPARAT MELINTANG DENGAN METODE PARAFIN

bio.unsoed.ac.id III. METODE PENELITIAN A. Materi, Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Materi a. Bahan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pengaruh ekstrak daun sirsak (Annona muricata L.) terhadap

BAB III METODE PENELITIAN. pemberian ekstrak kulit buah manggis (Garcinia mangostana) terhadap

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada November 2013-Mei 2014 di

BAB III METODE PENELITIAN. dan 1 kontrol terhadap ikan nila (O. niloticus). bulan, berukuran 4-7 cm, dan berat gram.

bio.unsoed.ac.id III. METODE PENELITIAN A. Materi 1. Materi Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yang menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan penelitian yang digunakan adalah acak lengkap dengan lima kelompok,

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Zoologi Biologi FMIPA. Universitas Lampung untuk pemeliharaan, pemberian perlakuan, dan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini disusun menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang Obstetri Ginekologi, Patologi Anatomi,

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. bulan, mulai bulan Januari sampai dengan bulan April 2012.

BAB III BAHAN DAN METODE

LAPORAN PRAKTIKUM HISTOTEKNIK DASAR

bio.unsoed.ac.id III. METODE PENELITIAN A. Materi, Lokasi, dan Waktu Penelitian 1. Materi Penelitian

MATERI DAN METODE PENELITIAN

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Bahan dan Alat Penelitian 3.3 Metode Penelitian

PEMBUATAN PREPARAT WHOLE MOUNT EPIDERMIS BAWAH/ATAS DAUN

Lampiran 1 Prosedur Pembuatan Preparat Histologi

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Besar Veteriner Wates sebagai tempat pembuatan preparat awetan testis.

Lampiran 1. Data pemberian obat kepada kelinci. Tanggal Pemberian obat ,750 1, ,650 1,500

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental menggunakan Rancangan

BAB III METODE PENELITIAN. Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga, Surabaya sebagai

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan. menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 5 perlakuan 5

Lampiran 1. Flowsheet Pembuatan Cangkang Kapsul Alginat. Alat pencetak kapsul (batang besi) Alat pencetak kapsul yang dilapisi natrium alginat

Lampiran 1 Skema Prosedur Pembuatan Preparat Histologi Skema langkah-langkah pengujian histologi secara garis besar adalah sebagai berikut:

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan enam perlakuan dan empat ulangan.hewan

LAPORAN PRAKTIKUM HISTOTEKNIK Disusun oleh: Jekson Martiar Siahaan

LAPORAN PRAKTEK LABORATORIUM HISTOTEKNIK TISSUE PROCESSING DAN PEWARNAAN

Lampiran 1. Rumus konversi dalam pembuatan media

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah eksperimen satu faktor dengan pola acak

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan adalah jenis penelitian dasar. Penelitian dasar

BAB III BAHAN DAN METODE

METODOLOGI PENELITIAN. Lampung untuk pemeliharaan dan pemberian perlakuan pada mencit dan

III. MATERI DAN METODE Deskripsi Lokasi dan Waktu Penelitian

LAPORAN PRAKTIKUM. : Histoteknik : Selly Oktaria Tanggal Praktikum : 14 September 2012

PENYIAPAN SPECIMEN AWETAN OBJEK BIOLOGI 1

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Kampus Universitas Indonesia, Depok. Pengambilan sampel dilakukan pada

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Seputih Raman, Kabupaten Lampung Tengah, selama 8 minggu.

BAB III METODE PENELITIAN

LAPORAN PRAKTIKUM HISTOTEKNIK

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian

MIKROTEKNIK TIM HISTOLOGI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kegiatan pengumpulan dan analisis data yang bertujuan untuk menggambarkan

BAB III METODOLOGI. untuk Microsoft Windows.

Lampiran 1. Pembuatan Media Bakteri (SWC dan TCBS).

III. METODE PENELITIAN. Lokasi dibagi menjadi 7 strata ketinggian. Strata IV ( m dpl) Karakter morfologi bambu tali dicatat (lampiran 2).

BAB III METODE PENELITIAN

METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Rancangan Penelitian

PEDOMAN PRAKTIKUM. Nama : NIM : Kelompok : Kelas : Asisten :

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan di Laboratorium Penyakit Tanaman, Fakultas Pertanian,

METODE DASAR MIKROTEKNIK DAN PEWARNAAN HISTOLOGI

PERBEDAAN STRUKTUR ANATOMI TUMBUHAN PENGHASIL GAHARU. Aquilaria spp. and Gyrinops versteegii)

bio.unsoed.ac.id III. METODE PENELITIAN A. Materi, Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Materi Penelitian a. Bahan

III. METODE PENELITIAN. Penentuan Titik sampel. Mengukur Sudut Duduk Daun Pemeliharaan Setiap Klon

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak etanol daun sirsak (Annona

LAPORAN PRAKTIKUM PEMBUATAN PREPARAT DAN PENGAMATAN STRUKTUR TUMBUHAN. DisusunOleh: Tribuana Maharani Muria XI MIPA 3 / 23 SMA NEGERI 2 WONOSARI

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Penelitian Kandang Hewan Coba Laboratorium Histopatologi

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus - Oktober 2013 di Balai Besar

BAB III METODE PENELITIAN. ekstrak biji pepaya (Carica papaya, L.) terhadap ketebalan lapisan

III. METODE PENELITIAN

Adaptasi Anatomis Tanaman Kedelai Varietas Slamet Akibat Perbedaan Ketinggian Tempat Anatomical Adaptation of Soybean 'Slamet' on Various Altitude

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Zoologi Jurusan Biologi FMIPA

BAB III BAHAN DAN METODE

II. METODE PENELITIAN

MIKROSKOP A. PENDAHULUAN

No. Nama Alat Merek/Tipe Kegunaan Tempat. Jelo Tech Mengeringkan daun pare Perkembangan inkubator Hewan. Pyrex Iwaki. - Menyaring ekstrak.

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 5 perlakuan dan 5 ulangan. Perlakuan

Laporan Praktikum Histotehnik. Oleh: Lucia Aktalina. Jum at, 14 September WIB

III. METODOLOGI. Tabel 1 Jenis-jenis pohon sebagai bahan penelitian. Asal Tempat Tumbuh. Nama Daerah Setempat

3. METODOLOGI PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Penelitian di lapangan telah dilakukan pada bulan Juli Penelitian

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Juli sampai dengan Desember Spesimen

BAB 4 MATERI DAN METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Alat alat yang digunakan untuk pembuatan dan pengukuran edible film. Gambar 1 Gambar 2

BAB 4 METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Surat Rekomendasi Persetujuan Kode Etik Penelitian Kesehatan

bio.unsoed.ac.id METODE PENELITIAN A. Materi, Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Materi penelitian a. Bahan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 4 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan dalam penelitian ini yaitu tikus putih (Rattus norvegicus) Penelitian ini

Transkripsi:

II. METODE PENELITIAN A. Materi dan Deskripsi Lokasi 1. Bahan Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian adalah daun jambu air (Syzygium aqueum). Kemikalia yang digunakan yaitu larutan alkohol 96%, ethanol, xylol, parafin, entellan, pewarna safranin 1% dalam alkohol 70%, akuades, albumin dan gliserin (Lampiran 1). 2. Alat Alat-alat yang digunakan dalam penelitian adalah gelas benda, gelas penutup, gelas ukur, pipet tetes, botol flakton, pinset, cutter, holder, korek api, bunsen, mikroskop binokuler, mikrometer objektif, mikrometer okuler, kamera digital, kertas label, hot plate, rotary microtom, staining jar dan oven (Lampiran 1). 3. Deskripsi Lokasi Daun jambu air diambil di wilayah Purwokerto, Kabupaten Banyumas (Gambar 2.1). Purwokerto merupakan ibu kota Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Indonesia. Purwokerto terletak di selatan Gunung Slamet yang berada pada titik koordinat 7⁰15 07.91 LS - 7⁰40 02.19 LS dan 108⁰53 34.02 BT - 109⁰26 49.47 BT. Secara administratif, Purwokerto terbagi menjadi 4 kecamatan yaitu Purwokerto Barat, Purwokerto Timur, Purwokerto Utara dan Purwokerto Selatan. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Struktur dan Perkembangan Tumbuhan, Fakultas Biologi Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto. Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari-Februari 2014.

Gambar 2.1. Peta Kota Purwokerto, Jawa Tengah Sampel daun jambu air diambil didasarkan pada pekarangan rumah yang memiliki tumbuhan jambu air. Sumber: Google earth, 2014. B. Bagan Alir Penelitian Pengambilan sampel daun jambu air Sampel daun jambu air Pembuatan preparat segar daun (Lampiran 2.) Pembuatan preparat awetan daun (Lampiran 2.) Perhitungan jumlah dan ukuran (panjang dan lebar stomata) Pengukuran tebal daun, epidermis daun, mesofil daun dan kutikula Hasil berupa data karakter anatomi 6

C. Metode Penelitian 1. Metode Penelitian Metode yang digunakan adalah metode survei dengan teknik pengambilan sampel acak terpilih (purposive random sampling). 2. Variabel Penelitian Variabel yang diamati pada penelitian ini adalah karakter anatomi daun beberapa jambu air (Syzygium aqueum). 3. Parameter Penelitian Parameter penelitian meliputi tebal daun, tebal epidermis, tebal mesofil daun, tebal kutikula, tebal epidermis, jumlah stomata dan ukuran (panjang dan lebar) stomata. 4. Cara Kerja Penelitian 4.1. Pengambilan Sampel Daun Sampel daun jambu air dipilih didasarkan pada pekarangan yang memiliki tumbuhan jambu air dari beberapa lokasi di sekitar Purwokerto dan diambil daun kedua dari tiap cabang tumbuhan jambu air. 4.2. Pembuatan Preparat Segar Daun Sampel daun jambu air yang akan diteliti karakteristik stomatanya dibuat preparat segar menurut Rompas et al. (2011) sebagai berikut: a. Setiap bagian bawah daun jambu air diolesi dengan kutek selama + 3 menit. b. Lapisan kutek bagian bawah daun jambu air dilepas kemudian dilekatkan di gelas benda, ditetesi akuades dan ditutup dengan gelas penutup. c. Preparat segar kemudian diamati di bawah mikroskop binokuler. 7

4.3. Pembuatan Preparat Anatomi Daun Pembuatan preparat permanen organ daun dengan metode parafin menurut Sass (1958) adalah sebagai berikut: a. Daun dipotong ± 1 cm menggunakan cutter yang tajam. b. Potongan daun tersebut kemudian dimasukkan kedalam botol flakton yang berisi larutan fiksatif FAA selama 24 jam. Komposisi larutan fiksatif FAA: : 90 ml Asam asetat glacial : 5 ml Formalin : 5 ml c. Proses Dehidrasi: larutan FAA diganti secara bertingkat dengan: Alkohol 80% Alkohol 90% Ethanol d. Proses Dealkoholisasi: Alkohol diganti dengan: Alkohol/xylol 3:1 Alkohol/xylol 1:1 Alkohol/xylol 1:3 Xylol 1 Xylol 2 e. Proses Infiltrasi Potongan daun dimasukkan ke dalam campuran xylol/parafin 1:9 selama 24 jam di dalam oven dengan temperatur 57⁰C. Setelah 24 jam, campuran xylol/parafin 1:9 diganti dengan parafin murni selama 2 jam di dalam oven dengan temperatur 57⁰C. f. Pembuatan Blok: Potongan daun dimasukkan ke dalam kotak karton yang berisi parafin cair dengan posisi di tengah sehingga tepat terselubungi oleh parafin dan dibiarkan membeku. g. Parafin dilepaskan dari kotak karton, diiris dengan hati-hati, lalu ditempel pada kayu (holder) menurut arah sayatan, dilakukan dengan mencairkan sebagian blok parafin dengan skalpel yang telah dipanasi kemudian diletakkan pada kayu (holder). 8

h. Pengirisan : Irisan daun dalam parafin beku diiris dengan mikrotom putar, dengan tebal irisan ±10 μm. i. Pita-pita parafin yang berisi organ daun diletakkan diatas gelas benda yang telah diolesi dengan campuran gliserin/albumin 1:1, lalu ditetesi air. Selanjutnya gelas benda diletakkan di atas pemanas (hot plate) sampai kering. j. Pewarnaan: Gelas benda direndam ke dalam staining jar dengan urutan dan lama waktu sebagai berikut: Larutan xylol I Larutan xylol II Xylol : Alkohol (3:1) Xylol : Alkohol (1:1) Xylol : Alkohol (1:3) Ethanol Alkohol 90% Alkohol 80% Safranin 1% dalam alkohol 70% : 1-2 jam Alkohol 80% Alkohol 90% Ethanol Xylol : Alkohol (3:1) Xylol : Alkohol (1:1) Xylol : Alkohol (1:3) Xylol I Xylol II k. Penutupan: preparat ditetesi entellan lalu ditutup dengan gelas penutup, diberi label dan dikeringkan di atas hot plate. l. Preparat diamati dibawah mikroskop. 9

4.4. Perhitungan Jumlah Stomata Menghitung jumlah stomata menurut Lestari (2006) adalah sebagai berikut: a. Mikrometer square dipasang pada lensa objektif mikroskop. b. Preparat segar daun jambu diletakkan diatas meja preparat mikroskop kemudian dicari fokusnya. c. Stomata yang dihitung adalah stomata yang ada di dalam square, pada perbesaran 100x. d. Perhitungan dilakukan dengan 10 bidang lapang pandang yang berbeda per mm 2. 4.5. Perhitungan Nilai Skala Mikrometer Okuler Mencari nilai skala mikrometer okuler menurut Sass (1958) adalah sebagai berikut: a. Mikrometer okuler dipasang pada lensa okuler mikroskop, diatur hingga terlihat bayangan skala mikrometer okuler dengan jelas. b. Mikrometer objektif dipasang pada meja objektif mikroskop, diatur hingga terlihat bayangan skala mikrometer objektif dengan jelas. c. Bayangan skala mikrometer okuler dan objektif kemudian dihimpitkan. d. Jumlah skala mikrometer okuler dan objektif yang berhimpit tersebut kemudian dihitung 3-5 kali ulangan. e. Jarak sesungguhnya antara kedua garis skala mikrometer dikalibrasi dengan rumus: X Sob = Y Sok = (2-1) = x = x 10 Keterangan: Sob = Skala mikrometer objektif Sok = Skala mikrometer okuler 10

4.6. Pengukuran Ukuran (Panjang dan Lebar) Stomata Mengukur ukuran panjang dan lebar stomata menurut Sulistyaningsih et al. (1994) adalah sebagai berikut: a. Preparat sampel diletakkan pada meja preparat mikroskop kemudian dicari fokus bayangan preparat. b. Letak mikrometer okuler diatur sesuai dengan panjang dan lebar stomata kemudian diukur pada perbesaran 400x. c. Pengukuran panjang dan lebar stomata dilakukan hingga 10x ulangan. 4.7. Pengukuran Tebal Daun, Epidermis, Mesofil Daun dan Kutikula Mengukur tebal daun, mesofil daun, kutikula menurut Sulistyaningsih et al. (1994) adalah sebagai berikut: a. Preparat sampel diletakkan pada meja preparat mikroskop kemudian dicari fokus bayangan preparat. b. Pengukuran tebal daun, mesofil daun dan kutikula diukur pada perbesaran 400x. c. Pengukuran tebal daun, mesofil daun dan kutikula dilakukan hingga 10x ulangan. D. Metode Analisis Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif, yaitu menggambarkan dan menginterpretasi struktur anatomi daun jambu air. 11