PENDAHULUAN. Latar Belakang. Yogyakarta. Gunung ini di identifikasi sebagai gunung berapi paling aktif di

dokumen-dokumen yang mirip
KONDISI TANAH DAN TEKNIK REHABILITASI LAHAN PASCA-ERUPSI GUNUNG MERAPI. Deddy Erfandi, Yoyo Soelaeman, Abdullah Abas Idjuddin, dan Kasdi Subagyono

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belangkang. Dalam usaha peningkatan produksi pertanian perluasanya pengelolaan tanah

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2009 sekitar ton dan tahun 2010 sekitar ton (BPS, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. Ternak ruminansia seperti kerbau, sapi, kambing dan domba sebagian besar bahan

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Anda (2010) abu vulkanik mengandung mineral yang dibutuhkan oleh tanah dan

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dunia. Kebutuhan jagung dunia mencapai 770 juta ton/tahun, 42%

I. PENDAHULUAN. Jagung manis (Zea mays saccharata) merupakan salah satu komoditas pertanian

I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Komoditi jagung memiliki peranan cukup penting dan strategis dalam pembangunan

PENDAHULUAN. Latar Belakang. (Subagyo, dkk, 2000). Namun demikian, tanah Ultisol ini memiliki kandungan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. keharusannya memenuhi kebutuhan pangan penduduk. Berdasarkan Sensus

I. PENDAHULUAN. cruciferae yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Sawi memiliki nilai gizi yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tanah vulkanis merupakan tanah yang berasal dari letusan gunungapi, pada

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Tanah dapat diartikan sebagai lapisan kulit bumi bagian luar yang merupakan hasil pelapukan dan pengendapan batuan. Di dala

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. buruh timah. Dampak positif selalu disertai dampak negatif, hal tersebut berupa

I. PENDAHULUAN. Tebu (Saccharum officinarum L.) merupakan tanaman perkebunan yang penting

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 2. Bobot isi tanah pada berbagai dosis pemberian mulsa.

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan sektor yang penting dalam pembangunan. Indonesia, yaitu sebagai dasar pembangunan sektor-sektor lainnya.

I. PENDAHULUAN. tidak berkelanjutan. Pertanian dengan olah tanah intensif di lahan kering merusak

BAB I PENDAHULUAN. Rumput gajah odot (Pannisetum purpureum cv. Mott.) merupakan pakan. (Pannisetum purpureum cv. Mott) dapat mencapai 60 ton/ha/tahun

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penting di Indonesia termasuk salah satu jenis tanaman palawija/ kacang-kacangan yang sangat

Latar Belakang. Produktivitas padi nasional Indonesia dalam skala regional cukup tinggi

Lampiran 2.Daftar Sidik Ragam Bulk Density Tanah (g/cm 3 )

TINJAUAN PUSTAKA. keberhasilan usaha pengembangan peternakan disamping faktor bibit dan

I. PENDAHULUAN. pertambahan jumlah penduduk dan peningkatan konsumsi per kapita akibat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. terpenting setelah padi. Sebagai sumber karbohidrat utama di Amerika Tengah

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian di Indonesia memegang peranan penting dari keseluruhan

PEMBUATAN PUPUK ORGANIK SECARA PARSIAL. Syekhfani (FP-UNIBRAW)

BAB I PENDAHULUAN. sehingga terjadi peningkatan produksi tanaman (Syekfani,2000). Pupuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENINGKATAN KEMAMPUAN TANAH MEMEGANG AIR SEBAGAI RESPON PERLAKUAN BAHAN ORGANIK ENCENG GONDOK

BAB I PENDAHULUAN. Pupuk organik adalah pupuk yang berasal dari bahan-bahan makhluk hidup

I. PENDAHULUAN. Tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.) sampai saat ini masih merupakan

TINJAUAN PUSTAKA. A. Kompos Kulit Buah Jarak Pagar

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu jenis tanaman pangan bijibijian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Cabai (Capsicum annum L.) merupakan salah satu jenis sayuran penting yang

PENGARUH PEMBERIAN TIGA JENIS PUPUK KANDANG TERHADAP BEBERAPA SIFAT FISIKA TANAH DAN HASIL JAGUNG MANIS ( Zea Mays Saccharata Sturt ) PADA ENTISOL

BAB I PENDAHULUAN. orologi, produksi pertanian, pemukiman, dan kehidupan sosial ekonomi di daerah

BAB I PENDAHULUAN. hewan atau manusia, seperti pupuk kandang, pupuk hijau, dan kompos,

I. PENDAHULUAN. Tanaman tebu (Saccharum officinarum L.) merupakan tanaman perkebunan yang

I. PENDAHULUAN. Tebu (Saccharum officinarum L.) adalah salah satu komoditas perkebunan

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. dapat menyebabkan rendahnya produksi ternak yang di hasilkan. Oleh karena itu,

Geografi PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUN BERKELANJUTAN I. K e l a s. xxxxxxxxxx Kurikulum 2006/2013. A. Kerusakan Lingkungan Hidup

PEMULSAAN ( MULCHING ) Pemulsaan (mulching) merupakan penambahan bahan organik mentah dipermukaan tanah. Dalam usaha konservasi air pemberian mulsa

Temu Lapang Bioindustri Sawit-Sapi

TUGAS TEKNOLOGI KONSERVASI SUMBER DAYA LAHAN

I. PENDAHULUAN. perkebunan tebu terbesar di Lampung adalah PT. Gunung Madu Plantation

I. PENDAHULUAN. ruang-ruang terbuka yang tidak produktif. Hidroponik merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Tebu (Saccharum officinarum.l) merupakan bahan baku utama dalam. dalam rangka mendorong pertumbuhan perekonomian di daerah serta

PENDAHULLUAN. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh penghasilan dengan waktu yang cukup pendek. tanpa diikuti upaya pemulihan kesuburannya. Pengusahaan lahan yang terus

I. PENDAHULUAN. jagung juga digunakan sebagai bahan baku industri, pakan ternak dan industri

PENGARUH BERBAGAI JENIS BAHAN ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CABAI (Capsicum annum L.)

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sifat Umum Latosol

ANALISIS NILAI TAMBAH LIMBAH JAGUNG SEBAGAI PAKAN TERNAK SAPI DI SULAWESI SELATAN ABSTRAK

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan Metode Penelitian Pembuatan Pupuk Hayati

I. PENDAHULUAN. sehingga perlu dilakukan peningkatan kualitas, kuatitas, dan kontinyutasnya. maupun dalam bentuk kering (Susetyo, 1980).

I. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah tanaman semusim yang tumbuh

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan merupakan komoditi tanaman pangan kedua setelah padi. Akhir-akhir ini

TINJAUAN PUSTAKA. Sifat dan Ciri Tanah Ultisol. Ultisol di Indonesia merupakan bagian terluas dari lahan kering yang

PENDAHULUAN. hingga mencapai luasan 110 ribu Ha. Pengurangan itu terlihat dari perbandingan

PENDAHULUAN. Dewasa ini kebutuhan jagung untuk pakan sudah lebih dari 50% kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. yang menduduki urutan kedua setelah kedelai (Marzuki, 2007), Kebutuhan kacang tanah di Indonesia mencapai

PEMANFAATAN JERAMI JAGUNG FERMENTASI PADA SAPI DARA BALI (SISTEM INTEGRASI JAGUNG SAPI)

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Nainggolan K. (2005), pertanian merupakan salah satu sektor

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENDAHULUAN. manusia tidak bisa mempertahankan eksistensinya atau hidupnya. Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Fabaceae, yang biasa disebut kembang telang (Zussiva et al., 2012). Tanaman

I. PENDAHULUAN. pupuk tersebut, maka pencarian pupuk alternatif lain seperti penggunaan pupuk

BAB I PENDAHULUAN. menjadi dua yaitu gambut topogen dan ombrogen. 2

PENGARUH BENTUK DAN DOSIS PUPUK KOTORAN KAMBING TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG (Zea mays L.) LOKAL MADURA SKRIPSI

PENDAHULUAN. terhadap produktivitas, kualitas produk, dan keuntungan. Usaha peternakan akan

I. PENDAHULUAN. Teknologi revolusi hijau di Indonesia digulirkan sejak tahun 1960 dan

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan lahan (land use) diartikan sebagai setiap bentuk intervensi

I. PENDAHULUAN. Ketahanan pangan dan krisis energi sampai saat ini masih menjadi salah satu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pupuk merupakan suatu bahan yang mengandung satu atau lebih unsur hara bagi tanaman. Bahan tersebut dapat berasal

Tabel 4.1. Zona agroklimat di Indonesia menurut Oldeman

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Jagung Manis. Tanaman jagung manis diklasifikasikan ke dalam Kingdom Plantae (Tumbuhan),

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Kombinasi Pupuk Kimia dan Pupuk Organik terhadap Tanaman Jagung Manis

P e r u n j u k T e k n i s PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Syarat Tumbuh Tanaman Selada (Lactuca sativa L.)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kedelai (Gycine max (L) Merrill) merupakan komoditas pangan utama bagi

PEMBUATAN PUPUK ORGANIK ASAL KOTORAN SAPI Hasil sampingan pemeliharaan ternak sapi atau sering juga disebut sebagai kotoran sapi tersusun dari feses,

PAPER KARAKTERISTIK HIDROLOGI PADA BENTUK LAHAN VULKANIK

Letusan Gunung Agung bisa menghasilkan tanah tersubur

PENDAHULUAN. Latar Belakang. sejak tahun Sentra produksi ubi jalar adalah Propinsi Jawa Barat, Jawa Tengah,

I. PENDAHULUAN. dan berada di jalur cincin api (ring of fire). Indonesia berada di kawasan dengan

TANAMAN PAKAN UNTUK MENUNJANG REHABILITASI PETERNAKAN DI LERENG GUNUNG MERAPI

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA Botani

Transkripsi:

PENDAHULUAN Latar Belakang Gunung Merapi, merupakan gunung berapi yang terletak di Yogyakarta. Gunung ini di identifikasi sebagai gunung berapi paling aktif di dunia (Purwantari et al., 2012). Lahan pertanian di lereng gunung berapi pada umumnya merupakan lahan yang subur, yang merupakan tanah volkanik sebagai akibat dari erupsi gunung, yaitu lapisan bumi yang terbentuk dari materi materi erupsi gunung berapi yang telah lapuk. Tanah volkanik sangat subur karena mengandung unsur-unsur hara yang tinggi. Kita bisa menjumpai tanah volkanik di wilayah-wilayah sekitar lereng gunung berapi (Prawiradiputra, 2011). Kerusakan sumberdaya lahan yang terjadi akibat letusan Gunung Merapi pada tahun 2010 adalah adanya abu dan pasir yang menutupi lahan pertanian dengan ketebalan yang bervariasi pada setiap lokasi tergantung jarak dari pusat letusan, arah dan kecepatan angin. Dampak langsung terhadap lahan adalah penutupan lapisan olah bagian atas tanah oleh abu, pasir dan rusaknya tanaman yang tumbuh di atasnya. Tanaman pakan ternak banyak yang mati dan tertutup abu sehingga tidak dapat digunakan untuk pakan ternak (Purwantari et al., 2012). Kerugian subsektor peternakan sebagai akibat dari erupsi Gunung Merapi pada November 2010 bukan hanya karena banyaknya ternak yang mati saja, melainkan juga sebagai akibat hancurnya sumber hijauan pakan di daerah tersebut. Sebagaimana diketahui lahan pertanian yang 1

rusak, baik karena awan panas maupun karena tertutup abu volkanik menyebabkan komoditas pertanian tidak bisa tumbuh kembali, termasuk rumput dan leguminosa hijauan pakan (Prawiradiputra, 2011). Sifat fisik abu Merapi yang khas adalah apabila jatuh ke permukaan tanah menyebabkan abu akan cepat mengeras dan sulit ditembus oleh air baik dari atas atau dari bawah permukaan tanah. Hal inilah yang menyebabkan bulk density tanah cukup tinggi. Sedangkan ruang pori total pada lapisan 0 sampai 10 cm yang mengandung banyak abu Merapi, memiliki kondisi yang baik, hal yang sama terhadap aerasi tanah dan air tersedia. Hal ini disebabkan abu Merapi memiliki kadar air yang cukup tinggi. Pada lapisan bawah kandungan air cukup tinggi, namun karena lapisan atasnya cukup keras menyebabkan air tidak dapat keluar melalui penguapan. Salah satu cara untuk menanggulangi hal ini adalah dengan penghancuran melalui pengolahan tanah (Suriadikarta et al., 2010).. Kondisi lahan pascaerupsi tidak begitu menguntungkan bagi pertumbuhan tanaman, termasuk untuk rumput dan leguminosa pakan (Prawiradiputra, 2011). Lahan di daerah erupsi Gunung Merapi dominan berbentuk butiran pasir. Menurut Winarso (2005), pasir mengikat sedikit air disebabkan pori-pori yang terbentuk pada tanah pasir besar atau luas sehingga akan membiarkan air untuk bergerak secara bebas turun (perkolasi), keluar dari tanah oleh gaya gravitasi bumi. Tanah akan lebih banyak mengikat air apabila mengandung bahan organik lebih tinggi. Sehingga untuk meningkatkan kandungan bahan organik tanah diperlukan 2

tambahan bahan organik dari pupuk organik. Kompos merupakan pupuk organik yang berasal dari sisa tanaman dan kotoran hewan yang telah mengalami proses dekomposisi atau pelapukan. Kompos merupakan salah satu komponen untuk meningkatkan kesuburan tanah dengan memperbaiki kerusakan fisik tanah (Prihandini, 2007). Salah satu bahan yang potensial untuk dibuat pupuk organik (kompos) adalah feses sapi (Budiyanto, 2011). Penambahan kompos pada lahan erupsi Gunung Merapi diharapkan dapat memperbaiki struktur tanah serta sifat fisik kimia tanah. Peningkatan struktur tanah dapat di lihat dari kemampuan tanah dalam mengikat air dan produksi tanaman di lahan tersebut. Tanaman jagung merupakan salah satu tanaman yag memiliki daya adaptasi yang tinggi terhadap perubahan berbagai kondisi. Menurut Hoorman et al., 2002. Sebagai tanaman sekali panen jagung umumnya fleksibel untuk di panen sebagai hijauan tanaman, tanaman jagung yang telah di penen menunjukkan produksi yang tinggi pada berbagai musim. Jagung adalah tanaman bahan makanan pokok di Indonesia setelah beras dan juga merupakan tanaman bahan makanan utama untuk ternak sebagai sumber karbohidrat dan protein (Karimuna et al., 2009). Menurut Arsa et al., (1997), beberapa varietas tanaman jagung memilki ketahanan untuk hidup dilahan kering. Penambahan pupuk organik pada lahan erupsi Merapi pada level 6,18 ton/ha dapat meningkatkan produksi hijauan tanaman jagung (Alkausar, 2012). Untuk mengetahui kualitas 3

pasir erupsi Merapi yang telah mendapat perlakuan pupuk kompos perlu dilakukan penelitian mengenai produksi dan kecernaan hijauan tanaman jagung. 4

Tujuan Penelitian Penelitian dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan pupuk kompos dengan level yang berbeda pada pasir erupsi Gunung Merapi terhadap produktifitas dan kecernaan in vitro tanaman jagung (Zea mays L.). Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada masyarakat khususnya di sekitar lereng Gunung Merapi tentang level pemberian pupuk kompos yang dapat memperbaiki struktur tanah sehingga tanaman bisa tumbuh secara produktif dan memiliki kecernaan yang tinggi. 5