BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISI RASIO: PENDAHULUAN

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. tentang pengaruh kinerja keuangan terhadap harga saham.

ANALISA LAPORAN KEUANGAN.

RASIO LAPORAN KEUANGAN

Menurut Hanafi dan Halim (1996), pada dasarnya analisis rasio bisa dikelompokkan kedalam lima macam kategori, yaitu:

Hasil akhir dari proses pencatatan keuangan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan cerminan dari prestasi manajemen pada satu periode

LAPORAN KEUANGAN DEPRESIASI

ANALISIS KEUANGAN. o o

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Financial Performance (2)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah

BAB II LANDASAN TEORI

Bab 9 Teori Rasio Keuangan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio akan

Manajemen Keuangan. Memahami Kondisi dan Kinerja Keuangan Perusahaan. Basharat Ahmad. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelumnya yang mengambil topik mengenai Pengaruh Rasio Keuangan. Terhadap Perubahan Laba Perusahaan antara lain penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. berhasil memenangkan persaingan apabila dapat menghasilkan laba yang

MANAJEMEN KEUANGAN. Analisis Rasio Keuangan. Riska Rosdiana SE., M.Si. Modul ke: Fakultas Ekonomi & Bisnis. Program Studi Manajemen

BAB II LANDASAN TEORI. Konsep Laporan Keuangan dan Akuntansi. II.1.1. Pengertian Laporan Keuangan dan Akuntansi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS KEUANGAN. 1) faktor kritis dalam analisis rasio keuangan, 2) mempelajari bagaimana analisis rasio keuangan tersebut dipergunakan dan

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. mempermudah investor dalam mengembangkan saham yang akan dibutuhkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. sehingga pemegang saham memiliki hak klaim atas dividen atau distribusi lain

LAPORAN KEUANGNAN DAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN. Febriyanto, S.E., M.M.

ANALISIS LAPORAN KINERJA KEUANGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam praktiknya laporan keuangan oleh perusahaan dibuat dan disusun sesuai dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seorang penganalisis untuk mengevaluasi tingkat earning dalam hubungannya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Analisa Laporan keuangan

MEET 05 FOR E LEARNING ANALISA RASIO

Analisis Laporan Keuangan

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN. By: Budi Setiawan

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

Bab II. Tinjauan Pustaka

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MODUL ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

TINJAUAN PUSTAKA. Koperasi (cooperative) bersumber dari kata co-operation yang artinya

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. informasi mengenai profitabilitas, risiko, timing aliran kas, yang kesemuanya

BAB II LANDASAN TEORI

BAB V PENUTUP. Ace Hardware Indonesia Tbk adalah sebagai berikut: 1. Rasio likuiditas PT Ace Hardware Indonesia Tbk bila dilihat dari current

BAB II ANALISIS KINERJA BERDASARKAN MODEL KEMAPANAN. Kinerja keuangan perusahaan adalah prestasi kerja suatu perusahaan di

Analisis Rasio Keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT.

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TELAAH PUSTAKA Pengertian Kinerja Keuangan Perusahaan

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. dikeluarkan oleh perusahaan terhadap keputusan investasi pihak di luar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. penggolongan dan peringkasan daripada peristiwa dan kejadian-kejadian yang setidaktidaknya

BAB II LANDASAN TEORI. menampilkan sejarah perusahaan yang dikuantifikasi dalam nilai. moneter (Menurut Kieso, Weygandt, dan Warfield, 2008: 2).

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

PROGRAM MAGISTER STUDI EKONOMI MANAJEMEN

ANALISIS RASIO KEUANGAN

ANALISA LAPORAN KEUANGAN CV. DUNIA WARNA KARANGANYAR TAHUN ELLISA dan SUPRIHATI STIE AAS Surakarta

hendro 6/30/2010 PRESENTASI VIII :

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi mengenai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penguji dari pekerjaan bagian pembukuan, tetapi untuk selanjutnya laporan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV. Analisis dan Pembahasan. dan 2012 terdapat analisis keuangan sebagai berikut :

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan investasi adalah kegiatan untuk menanam modal pada satu asset

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Laporan Keuangan

Bab 2: Analisis Laporan Keuangan

ANALISIS PERKEMBANGAN PT ANEKA TAMBANG DITINJAU DARI ANALISIS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Seiring berjalannya waktu, umumnya suatu perusahaan memerlukan dana

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Return investasi dapat berupa return realisasi dan return ekspektasi. Return

BAB II LANDASAN TEORI. Manajemen keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk

ANALISIS RASIO KEUANGAN SEBAGAI ALAT UKUR KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PT. MANDOM INDONESIA TBK.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. berupa promosi atau informasi lain yang menyatakan bahwa perusahaan lebih baik dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu pertama sebagai sarana bagi pendanaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Keuangan Perusahaan Menggunakan Analisis Dupont pada PT. Hanjaya

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. suatu proses untuk menghasilkan sesuatu (output) atau pencapaian suatu tujuan

BAB II KAJIAN TEORI. A. Deskripsi Teori. 1. Return on Assets (ROA) a. Pengertian Return on Assets (ROA)

TINJAUAN PUSTAKA. Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan

Analisis Laporan Keuangan PT. UNILEVER Indonesia, Tbk Periode Tahun

WARMING UP : Buatlah Neraca dan Laba Rugi

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. sangat berperan di dalam meningkatkan perekonomian dimana dana-dana yang

BAB I PENDAHULUAN. perubahan yang cepat dalam berbagai segi kehidupan, baik segi sosial,

BAB I PENDAHULUAN. tersebut. Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen

ANALISIS RASIO KEUANGAN

BAB I PENDAHULUAN. dana atau modal. Dalam memenuhi kebutuhan dana atau modal, perusahaan sering

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis terhadap laporan keuangan PT. Astra Agro

ANALISIS PEMANFAATAN LAPORAN KEUANGAN.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Reviuw Penelitian Terdahulu Penelitian yang berhubungan dengan analisis efisiensi modal kerja usaha adalah penelitian yang dilakukan oleh Yunita (2013) tetang Analisis Efisiensi Penggunaan Modal Kerja Ditinjau Dari Rasio Aktivitas Pada PT. Sarana Kencana Mulya di Samarinda yang menghasilkan perputaran kas dan perputaran piutang perusahaan semakin menurun tetapi untuk perputaran persediaan, perputaran modal kerja dan efisiensi modal kerja semakin meningkat, peningkatan efisiensi penggunaan modal kerja ini disebabkan oleh naiknya laba operasi perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh Ajizah et al. (2014) tentang Pengaruh Modal Kerja Terhadap Rentabilitas Modal Sendiri Pada Koperasi Pegawai Milik Republik Indonesia (KPRI) Sugri Rangkasbitung yang menghasilkan nilai koefisien korelasi product moment menunjukkan terjadi hubungan yang sangat kuat antara efisiensi modal kerja dengan rentabilitas modal sendiri. Dengan koefisien determinasi menunjukkan rentabilitas modal kerja sendiri dipengaruhi oleh efisiensi modal kerja. Berdasarkan hasil uji hipotesis diketahui bahwa efisiensi modal kerja secara parsial berpengaruh signifikan terhadap rentabilitas modal sendiri taraf signifikansi hipotesis diterima. Penelitan yang dilakukan oleh Yadnyawati et al. (2015) tentang Analisis Efisiensi dan Efektivitas Penggunaan Modal Kerja Pada Koperasi 6

7 Serba Usaha di Kabupaten Buleleng, yang mengasilkan bahwa secara parsial rasio likuiditas berpengaruh positif dan signifikan terhadap perputaran modal, rasio rentabilitas secara parsial memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap perputaran modal dan rasio aktivitas secara parsial berpengaruh positif dan siginifikan terhadap perputaran modal. Penelitian yang berhubungan dengan analisis efisiensi modal kerja di usaha peternakan ayam ternak, terutama dalam objek penelitiannya adalah milik Mongi (2014) tentang Analisis Profitabilitas Usaha Peternakan Ayam Petelur Bina Ternak Mandiri di Kelurahan Mapane Kecamatan Poso Pesisir, yang mengasilkan penjualan ayam afkir dilakukan karena tidak berproduksinya ayam tersebut, jika tidak dilakukan penjualan maka dikhawatirkan oleh peternak biaya akan semakin besar namun produksinya menurun. Kegiatan ini tentu akan mempengaruhi total produksi setiap harinya. Pada bulan november juga terjadi penurunan seperti bulan Oktober karena adanya penjualan ayam-ayam yang tidak produktif lagi. Penjualan ini biasanya dilakukan pada saat ternak tidak lagi menghasilkan telur atau produksinya sudah menurun. B. Landasan Teori 1. Pengertian Modal Kerja Setiap perusahaan selalu membutuhkan modal kerja untuk membelanjai operasinya sehari-hari, misalkan untuk memberikan persekot pembelian bahan mentah, membayar upah buruh, gaji pegawai dan lain sebagainya, di mana uang atau dana yang dikeluarkan itu diharapkan akan dapat

8 kembali lagi masuk dalam perusahaan dalam waktu yang pendek melalui hasil penjualan produksinya. Uang yang masuk yang berasalah dari penjuakan produk tersebut akan segera dikeluarkan lagi untuk membiayai operasi selanjutnya. Dengan demikian maka dana tersebut akan terus-menerus berputar setiap periodenya selama hidupnya perusahaan (Riyanto, 2008:57). Mengenai pengertian modal kerja ini dapatlah dikemukakan adanya beberapa konsep, yaitu: a. Konsep Kuantitatif Konsep ini mendasarkan pada kuantitas dari dana yang tertanam dalam unsur-unsur aset lancar di mana aset ini merupakan aset tang sekali berputar kembali dalam bentuk semula atau aset di mana dana yang tertanam di dalamnya akan dapat bebas lagi dalam waktu yang pendek. Dengan demikian modal kerja menurut konsep ini adalah keseluruhan dari jumlah aset lancar. Modal kerja dalam pengertian ini sering disebut modal kerja bruto (gross working capital). b. Konsep Kualitatif Apabila pada konsep kuantitatif modal kerja itu hanya dikaitkan dengan besarnya jumlah aset lancar saja, maka pada konsep kualitatif ini pengertian modal kerja juga dikaitkan dengan besarnya jumlah utang lancar atau utang yang segera harus dibayar. Dengan demikian maka sebagaian dari aset lancar ini harus

9 disediakan untuk memenuhi kewajiban finansiil yang segera harus dilakukan, di mana bagian aset lancar ini tidak boleh digunakan untuk membiayai operasinya perusahaan untuk menjada likuiditasnya. Oleh karenanya modal kerja menurut konsep ini adalah sebagian dari aset lancar yang benar-benar dapat digunakan untuk membiayai operasi perusahaan tanpa mengganggu likuiditassnya, yaitu yang merupakan kelebihan aset lancar di atas utang lancarnya. Modal kerja dalam pengertian ini sering disebut modal kerja neto (net working capital). c. Konsep Fungsionil Konsep ini mendasarkan fungsi dari dana dalam menghasilkan pendapatan (income). Setiap dana yang dikerjakan atau digunakan dalam perusahaan adalah dimaksudkan untuk menghasilkan pendapatan. Ada sebagian dana yang digunakan dalam suatu periode accounting tertentu yang seluruhnya langsung menghasilkan pendaatan bagi periode tersebut (current income) dan ada sebagian dana lain yang juga digunakan selama periode tersebut tetapi tidak seluruhnya digunakan untuk menghasilkan current income. 2. Efisiensi Modal Kerja Efisiensi modal kerja adalah pemanfaatan modal kerja dalam aktivitas operasional perusahaan secara optimal sehingga mampu meningkatkan kemakmuran bagi perusahaan itu sendiri. Penggunaan modal kerja akan dinyatakan optimal jika jumlah kerja yang digunakan

10 dalam perusahaan mampu menghasilkan keuntungan yang besar pula bagi perusahaan. Efisiensi modal kerja ini merupakan prestasi manajemen dalam mengelola sumberdaya perusahaan secara optimal. Semakin efisien penggunaan modal kerja semakin baik kinerja perusahaan. Efisiensi dalam pengelolaan modal kerja juga sangat diperlukan untuk menjamin kelangsungan atau keberhasilan jangka panjang dalam mencapai tujuan perusahaan secara keseluruhan. Seperti yang dinyatakan oleh Syamsuddin (2007 : 200) bahwa efisiensi dalam manajemen modal kerja sangat diperlukan untuk menjamin kelangsungan atau keberhasilan jangka panjang dan mencapai tujuan perusahaan secara keseluruhan yang dalam hal ini memperbesar kekayaan bagi para pemilik. Keberhasian jangka panjang sangat dipengaruhi keberhasilan jangka pendek oleh karena efisiensi pengelolaan modal kerja ini penting untuk dilakukan karena mendorong perusahaan untuk mencapai tujuan jangka pendek. Rasio yang dipergunakan sebagi indikator efisiensi modal kerja adalah Return On Working Capital. Rasio ini menggunakan dasar pemikiran pengukuran keuntungan operasi dari setiap modal kerja bruto. Semakin besar kemampuan modal kerja tersebut menghasilkan keuntungan operasi, semakin efisien pengelolaan modal kerja tersebut. Perhitungan perputaran modal kerja dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut (Riyanto, 2008:335):

11 Working Capital Turnover = Penjualan Neto Aset lancar Utang Lancar 3. Analisis Rasio Laporan keuangan menjadi penting karena memberikan input (informasi) yang bisa dipakai untuk pengambilan keputusan. Seperti disebutkan dalam bab terdahulu, banyak pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan suatu perusahaan, mulai dari investor atau calon investor sampai dengan manajemen perusahaan itu sendiri. Laporan keuangan akan memberikan informasi mengenai profitabilitas, risiko, timing aliran kas, yang kesemuanya akan mempengaruhi harapan pihak-pihak yang berkepentingan. Harapan tersebut pada giliran selanjutnya akan mempengaruhi nilai perusahaan (Hanafi, 2012:68) Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam analisis laporan keuangan yaitu: 1. Dalam analisis, analis juga harus mengidentifikasi adanya trend-trend tertentu dalam laporan keuangan. Untuk itu laporan keuangan lima atau enam tahun barangkali bisa digunakan untuk melihat munculnya trend tertentu. 2. Angka-angka yang berdiri sendiri sulit dikatakan baik tidaknya. Untuk itu diperlukan pembanding yang bisa dipakai untuk melihat baik tidaknya angka yang dicapai oleh perusahaan. Rata-rata industri bisa dan biasa dipakai sebagai pembanding. Meskipun angka rata-rata industri ini barangkali bukan merupakan pembanding yang paling tepat karena

12 beberapa hal, misal karena perbedaan karakteristik rata-rata perusahaan dalam industri dengan perusahaan tersebut. Tetapi rata-rata industri tetap bisa dipakai untuk perbandingan. Alternatif lain apabila rata-rata industri tidak ada adalah dengan membandingkan perusahaan dengan perusahaan lain yang sejenis. Perusahaan yang menjadi pembanding bisa jadi perusahaan yang menjadi leader dalam industri. 3. Dalam analisis perusahaan, membaca dan menganalisis laporan keuangan dengan hati-hati adalah penting. Diskusi atau pernyataanpernyataan yang melengkapi laporan keuangan, seperti diskusi strategi perusahaan, diskusi rencana ekspansi atau restrukturisasi, merupakan bagian integral yang harus dimasukkan dalam analisis. 4. Analisis barangkali akan memerlukan informasi lain. Kadang kala semua infrmasi yang diperlukan bisa diperoleh melalui analisis mendalami laporan keuangan. kadang kala informasi tambahan di luar laporan keuangan diperlukan. Informasi tambahan ini bisa memberi analisis yang lebih tajam lagi. Sebagai contoh, analisis penuruan penjualan bila disertai dengan analisis perkembangan market share akan memberi pandangan baru kenapa penjualan menurun. Rasio-rasio keuangan pada dasarnya disusun dengan menggabungkan angka-angka di dalam atau antara laporan laba-rugi dan neraca. Dengan cara rasio semacam itu diharapkan pengaruh perbedaan ukuran akan hilang (Hanafi, 2012:74).

13 Pada dasarnya analisis rasio bisa dikelompokkan ke dalam lima macam kategori, yaitu: a. Rasio Likuiditas Rasio yang mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya. b. Rasio Aktivitas Rasio yang mengukur sejauh mana efektivitas penggunaan aset dengan melihat tingkat aktivitas aset. c. Rasio Solvabilitas Rasio yang mengukur sejauh mana kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka panjang. d. Rasio Profitabilitas Rasio yang melihat kemampuan perusahaan menghasilkan laba (profitabilitas). e. Rasio pasar Rasio ini melihat perkembangan nilai perusahaan relatif terhadap nilai buku perusahaan. Kelima rasio tersebut ingin melihat prospek dan risiko perusahaan pada masa yang mendatang. Faktor prospek dalam rasio tersebut akan mempengaruhi harapan investor terhadap perusahaan pada masa-masa mendatang.

14 1) Rasio Likuiditas Rasio likuiditas mengukur kemampuan likuiditas jangka pendek perusahaan dengan melihat aset lancar perusahaan relatif terhadap utang lancarnya (utang dalam hal ini merupakan kewajiban perusahaan). Meskipun rasio ini tidak bicara masalah solvabilitas (kewajiban jangka panjang), biasanya relatif tidak penting dibandingkan rasio solvabilitas, tetapi rasio likuiditas yang jelek dalam jangka panjang juga akan mempenharuhi solvabilitas perusahaan (Hanafi, 2012:75). Dua rasio likuiditas jangka pendek yang sering digunakan adalah rasio lancar dan rasio quick (sering juga disebut acid test ratio). Rasio solvabilitas penting karena mencakup total utang (termasuk kewajiban jangka pendek, atau rasio likuiditas). Rasio lancar mengukur kemampuan perusahaan memenuhi utang jangka pendeknya dengan menggunakan aset lancarnya (aset yang akan berubah menjadi kas dalam waktu satu tahun atau satu siklus bisnis). Rasio Lancar = Aset Lancar utang Lancar Dari ketiga komponen aset lancar (kas, piutang, dan persediaan), persediaan biasanya dianggap merupakan aset yang paling tidak likuid. Hal ini berkaitan dengan semakin panjangnya tahap yang dilalui untuk sampai menjadi kas, yang berarti waktu yang diperlukan untuk menjadi kas semakin lama, dan juga ketidakpastian nilai persediaan. Meskipun persediaan

15 dicantumkan dalam nilai perolehan/cost, sedangkan apabila persediaan laku, kas yang diperoleh sama dengan nilai jual yang secara umum lebih besar dibandingkan dengan nilai perolehan. Dengan alasan di atas, persediaan dikeluarkan dari aset lancar untuk perhitungan rasio quick. Ratio Quick = Aset Lancar Persediaan Utang Lancar 2) Rasio Aktivitas Rasio ini melihat pada beberapa aset kemudian menentukan berapa tingkat aktivitas aset-aset tersebut pada tingkat kegiatan tertentu. Aktivitas yang rendah pada tingkat penjualan tertentu akan mengakibatkan semakin besarnya dana kelebihan yang tertanam pada aset-aset bersih. Dana kelebihan tersebut akan lebih baik bila ditanamkan pada aset lain yang lebih produktif (Hanafi, 2012:76). Empat rasio aktivitas yang akan dibicarakan adalah: a) Rata-rata umur piutang Rata-rata umur piutang melihat berapa lama yang diperlukan untuk melunasi piutang (merubah piutang menjadi kas). Semakin lama rata-rata piutang berarti semakin besar dana yang tertanam pada piutang. Rata-rata umur piutang bisa dihitung melalui dua tahap yaitu dengan menghitung perputaran piutang dan kemudian menghitung rata-rata umur piutang. Perputaran Piutang = Penjualan Piutang Rata-rata umur Piutang = 365 / Perputaran Piutang

16 Alternatif lain adalah rumus yang lebih singkat sebagai berikut: Rata rata umur Piutang = Piutang Dagang Penjualan 365 b) Perputaran persediaan Rasio aktivitas yang kedua yaitu adalah rasio perputaran persediaan. Berikut ini perhitungan rasio aktivitas persediaan. Perputaran Persediaan = Harga Pokok Penjualan Rata rata Persediaan Rata-rata umur Persediaan = 365 / Perputaran Persediaan Perputaran persediaan yang tinggi menandakan semakin tingginya persediaan berputar dalam satu tahun dan ini menandakan efektivitas manajemen persediaan. Sebaliknya, perputaran persediaan yang rendah menandakan tanda-tanda mis-manajemen seperti kurangnya pengendalian persediaan yang efektif (Hanafi, 2012:78). c) Perputaran aset tetap ini: Perputaran aset tetap bisa dihitung dengan cara formula di bawah Perputaran Aset Tetap = Penjualan Aset Tetap Rasio ini mengukur sejauh mana kemampuan perusahaan menghasilkan penjualan berdasarkan aset tetap yang dimiliki perusahaan. Rasio ini memperlihatkan sejauh mana efektivitas perusahaan menggunakan aset tetapnya. Semakin tinggi rasio ini berarti semakin proporsi aset tetap

17 yang tinggi, rasio ini cukup penting diperhartikan. Sedangkan pada beberapa industri yang lain seperti industri jasa yang mempunyai proporsi aset tetap yang kecil, rasio ini barangkali relatif tidak begitu penting untuk diperhatikan (Hanafi, 2012:78). d) Perputaran Total Aset Rasio yang terakhir untuk komponen rasio aktivitas adalah rasio perputaran total aset. Rasio menggunakan formula sebagai berikut ini: Perputaran Total Aset = Penjualan Total Aset Sama seperti halnya rasio perputaran aset tetap, rasio ini menghitung efektivitas penggunaan total aset. Rasio yang tinggi biasanya menunjukkan manajemen yang baik, sebaliknya rasio yang rendah harus membuat manajemen mengevaluasi strategi, pemasarannya, dan pengeluaran modalnya (investasi) (Hanafi, 2012:79). Selain keempat rasio aktivitas diatas, ada pula perputaran kas, Riyanto (2011:95) perputaran kas merupakan perbandingan antara sales dengan jumlah kas rata-rata. Makin tinggi turnover ini makin baik, karena ini berarti makin tinggi efisiensi penggunaan kasnya. Tetapi cash turnover yang berlebih-lebihan tingginya dapat berarti bahwa jumlah kas yang tersedia adalah terlalu kecil untuk volume sales yang bersangkutan

18 3) Rasio Solvabilitas Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajibankewajiban jangka panjangnya. Perusahaan yang tidak solvabel adalah perusahaan yang total utangnya lebih besar dibandingkan total asetnya. Rasio ini mengukur likuiditas jangka panjang perusahaan dan dengan demikian memfokuskan ada sisi kanan neraca. Ada beberapa macam rasio yang bisa dihitung: total rasio utang terhadap total aset, rasio utang modal, rasio Times Interest Earned, rasio fixed charges coverage. Rasio Total Utang Terhadap Total Aset = Total utang Total Aset Rasio ini menghitung seberapa jauh dana disediakan oleh kreditur. Rasio yang tinggi berarti perusahaan leverage keuangan (financial leverage) yang tinggi. Penggunaan financial leverage yang tinggi akan meningkatkan Rentabilitas Modal Saham (Return On Equity atau ROE) dengan cepat, tetapi sebaliknya apabila penjualan menurun, rentabilitas modal saham (ROE) akan menurun cepat pula. Risiko perusahaan dengan financial leverage yang tinggi akan semakin tinggi pula. Rasio lainnya adalah Times Interest Earned yang dihitung sebagai berikut ini. TIE = Laba sebelum bunga dan pajak (EBIT) Bunga Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan membayar utang dengan laba sebelum bunga pajak. Rasio yang tinggi menunjukkan situasi

19 yang aman. Meskipun barangkali juga menunjukkan terlalu rendahnya penggunaan utang (penggunaan financial leverage) perusahaan. Sebaliknya, rasio yang rendah memerlukan perhatian dari pihak manajemen. Kalau TIE mengukur kemampuan perusahaan membayar beban tetap bunga, rasio lain akan menghitung kemampuan perusahaan membayar beban total, termasuk biaya sewa. Rasio ini dinamakan rasio fixed charge coverage. Berikut ini formula perhitungan rasio tersebut. fixed charge coverage = EBIT + Biaya Sewa Bunga + Biaya Sewa Rasio diatas memperhitungkan sewa, karena meskipun sewa bukan utang, tetapi sewa merupakan beban tetap dan mengurangi kemampuan utag (debt capacity) perusahaan. Beban tetap tersebut mempunyai efek yang punya sama dengan beban bunga. 4) Rasio Profitabilitas Rasio ini mengukur kemampuan menghasilkan keuntungan (profitabilitas) pada tingkat penjualan, aset, dan modal saham yang tertentu. Ada tiga rasio yang sering dibicarakan, yaitu: profit margin, return on total asset (ROA), dan return on equity (ROE). Profit margin menghitung sejauh mana kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih pada tingkat penjualan tertentu. Rasio ini bisa dilihat secara langsung pada analisis common size untuk laporan laba-rugi (baris paling akhir). Rasio ini bisa diinterpretasikan juga sebagai

20 kemampuan perusahaan menekan biaya-biaya (ukuran efisiensi) di perusahaan pada periode tertentu. Rasio profit margin bisa dihitung sebagai berikut: Profit margin = laba bersih penjualan a) profit margin yang tinggi menandakan kemampuan perusahaan menghasilkan laba yang tinggi pada tingkat penjualan tertentu. profit margin yang rendah menandakan penjualan yang terlalu rendah untuk tingkat biaya yang tertentu, atau biaya yang terlalu tinggi untuk tingkat penjualan tertentu, atau kombinasi dari kedua hal tersebut. Secara umum rasio yang rendah bisa menunjukkan ketidakefisienan manajemen. b) Rasio profitabilitas yang lain adalah Return On Total Asset (ROA). Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat aset yang tertentu. ROA juga sering disebut ROI (Return In Investment). Rasio ini bisa dihitung sebagai berikut: ROA = Laba Bersih Total Aset Rasio yang tinggi menunjukkan efisiensi manajemen aset, yang berarti efisiensi manajemen. c) Rasio profitabilitas yang lain adalah Return On Equity (ROE). Rasio ini mengukur kemampuan peusahaan menghasilkan laba berdasarkan modal saham tertentu. Rasio ini merupakan ukuran profitabilitas dari

21 sudut pandang pemegang saham. Rasio ROE bisa dihitung sebagai berikut: ROE = Laba Bersih Modal Saham Meskipun rasio ini mengukur laba dari sudut pandang pemegang saham, rasio ini tidak memperhitungkan dividen maupun capital gain untuk pemegang saham. Karena itu rasio ini bukan pengukur return pemegang saham yang sebenarnya. ROE dipengaruhi oleh ROA dan tingkat leverage keuangan perusahaan. 5) Rasio Pasar Rasio yang terakhir adalah rasio pasar yang mengukur harga pasar relatif terhadap nilai buku. Sudut pandang rasio ini lebih banyak berdasar pada sudur investor (atau calon investor), meskipun pihak manajemen juga berkepentingan terhadap rasio-rasio ini. Ada beberpaa rasio yang bisa dihitung: PER (Price Earning Ratio), dividend yield, dan pembayaran dividen (dividend payout). a) PER melihat harga saham relatif terhadap earning-nya. PER bisa dihitung sebagai berikut: PER = Harga Saham per Lembar Earning per Lembar Perusahaan yang diharapkan akan tumbuh tinggi (mempunyai prospek baik) mempunyai PER yang tinggi, sebaliknya perusahaan yang diharapkan mempunyai pertumbuhan rendah akan mempunyai PER yang rendah. Dari segi investor, PER yang terlalu tinggi barangkali

22 tidak menarik karena harga saham barangkali tidak akan naik lagi, yang berarti kemungkinan memperoleh capital gain akan lebih kecil. b) Rasio yang lain adalah devidend yield yang dihitung sebagai berikut: Dividend Yield = Dividen per Lembar Harga pasar saham per Lembar Dari segi investor rasio ini cukup berarti karena dividend yield merupakan sebagaian dari total return yang akan diperoleh investor. Bagian return yang lain adalah capital gain, yang diperoleh dari selisih positif antara harga jual dengan harga beli. Apabila selisih negatif yang terjadi, maka terjadi capital loss. Biasanya perusahaan yang mempunyai prospek pertumbuhan yang tinggi akan mempunyai dividend yield yang rendah, karena deviden sebagian besar akan diinvestasikan kembali, dan juga karena harga dividen yang tinggi (PER yang tinggi) yang mengakibatkan dividend yield akan menjadi kecil. Sebaliknya, perusahaan yang mempunyai prospek pertumbuhan yang rendah akan memberikan dividen yang tinggi dan dengan demikian mempunyai dividend yield yang tinggi pula. c) Rasio yang terakhir adalah rasio pembayaran dividen (dividend payout ratio). Rasio ini melihat bagian earning (pendapatan) yang dibayarkan sebagai dividen kepada investor. Bagian lain yang tidak dibagikan akan diinvestasikan kembali ke perusahaan. Rasio pembayaran dividen dihitung sebagai berikut: Rasio pembayaran dividen = Dividen per Lembar Earning per Lembar

23 Perusahaan yang mempunyai tingkat pertumbuhan yang tinggi akan mempunyai rasio pembayaran deviden yang rendah, sebaliknya perusahaan yang tingkat pertumbuhannya rendah akan mempunyai rasio yang tinggi. Pembayaran dividen merupakan bagian dari kebijakan dividen perusahaan. C. Kerangka Pemikiran Gambar 2.1 Kerangka pemikiran Peternakan Ayam Bapak Indarto Identifikasi masalah Manajemen Keuangan berkaitan dengan pengelolaan Modal Kerja Rumusan Masalah Penyusunan laporan keuangan Juni Desember 2016 - Perputaran (kas, piutang, persediaan) - Perputaran Modal Kerja - Indikator efisiensi Analisis Efisiensi Modal Kerja Analisis Rasio Profitabilitas (Net Profit Margin) Rekomendasi