PENENTUAN BOBOT ISI TANAH(BULK DENSITY) UJI LAB

dokumen-dokumen yang mirip
PENENTUAN BULK DENSITY ABSTRAK

I. PENDAHULUAN. Besar jenis tanah suatu massa (unit massa) tanah yang seharusnya dinyatakan gr/cm 3. Volume

BAB I PENDAHULUAN. Tanah terdiri atas bahan padat dan ruang pori di antara bahan padat,

I. PENDAHULUAN. Tanah Ultisol atau dikenal dengan nama Podsolik Merah Kuning (PMK)

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM DASAR ILMU TANAH

BERAT JENIS DAN BERAT VOLUME

LAPORAN PRAKTIKUM DASAR DASAR ILMU TANAH AGRIBISNIS F KELOMPOK II. Yuni Khairatun Nikmah. E.Artanto S.T Nainggolan FAKULTAS PERTANIAN

BAB II TI JAUA PUSTAKA

Mulai. Studi Literatur. Pemilihan Tanah dan Tanaman

Modul ini mencakup bahasan tentang sifat fisik tanah yaitu: 1.tekstur, 2. bulk density, 3. porositas, 4. struktur 5. agregat 6. warna tanah 7.

Pengambilan sampel tanah Entisol di lapangan

TINJAUAN PUSTAKA. Sifat dan Ciri Tanah Ultisol. Ultisol di Indonesia merupakan bagian terluas dari lahan kering yang

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

TUGAS TUTORIAL IRIGASI DAN DRAINASE : Hubungan Tanah-Air-Tanaman (2)

SIFAT-SIFAT FISIK dan MORFOLOGI TANAH

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

Morfologi tanah adalah sifat-sifat tanah yang dapat diamati dan dipelajari di

II. TINJAUAN PUSTAKA. Nanas merupakan tanaman buah berupa semak yang memiliki nama ilmiah

TINJAUAN PUSTAKA Pemadatan Tanah

I. PENDAHULUAN. Tanah itu merupakan suatu sistem mekanik yang kompleks terdiri dari

LAPORAN PRAKTIKUM DASAR ILMU TANAH BOBOT ISI DAN BOBOT JENIS

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di areal pertanaman nanas (Ananas comosus) PT. GGP

KADAR AIR TANAH ( Laporan Praktikum Ilmu Tanah Hutan ) Oleh. Ferdy Ardiansyah

METODOLOGI PENELITIAN

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April - Juli 2013 di Laboratorium

DASAR ILMU TA AH 0 5: : S

TINJAUAN PUSTAKA. Pemadatan Tanah

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Oktober 2013 musim ke-44 sampai

KARAKTERISITK SIFAT FISIK TANAH PADA LAHAN PRODUKSI RENDAH DAN TINGGI DI PT GREAT GIANT PINEAPPLE

PERBAIKAN SIFAT FISIKA TANAH PERKEBUNAN KARET (Havea brasiliensis) DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK BIOPORI

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN Morfologi Lahan Reklamasi Bekas Tambang Batubara Karakterisasi Morfologi Tanah di Lapang

Lampiran 1. Flow chart penelitian

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki lahan kering masam cukup luas yaitu sekitar 99,6 juta hektar

II. TINJAUAN PUSTAKA. sampai beriklim panas (Rochani, 2007). Pada masa pertumbuhan, jagung sangat

TINJAUAN PUSTAKA. Lahan merupakan sumberdaya alam strategis bagi pembangunan di sektor

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belangkang. Dalam usaha peningkatan produksi pertanian perluasanya pengelolaan tanah

Gambar 1. Lahan pertanian intensif

Laporan. Praktikum Dasar Ilmu Tanah. Tekstur. Cynthia Diesta Firly Hari Selasa, WIB Assisten : Himawan

Gambar 1. Tabung (ring) tembaga dengan tutup Tahapan-tahapan pengambilan contoh tanah tersebut dapat dilihat pada Gambar 2. =^

LAPORAN PRAKTIKUM DASAR DASAR ILMU TANAH

HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh Pemberian Kotoran Kambing Terhadap Sifat Tanah. Tabel 4.1. Karakteristik Tanah Awal Penelitian

I. PENDAHULUAN. Tanaman tebu (Saccharum officinarum L.) merupakan tanaman perkebunan yang

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR ILMU TANAH ACARA III DERAJAT KERUT TANAH

KAJIAN LAJU INFILTRASI TANAH PADA BERBAGAI PENGGUNAAN LAHAN DI DESA TANJUNG PUTUS KECAMATAN PADANG TUALANG KABUPATEN LANGKAT

PROSIDING SEMINAR NASIONAL APTA, Jember Oktober 2016

BKM IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Parameter dan Kurva Infiltrasi

TINJAUAN PUSTAKA. Limbah Pabrik Kelapa Sawit. Kandungan hara pada 1m3 limbah cair setara dengan 1,5 kg urea, 0,3 kg SP-36,

II. TINJAUAN PUSTAKA

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Tanah dan air merupakan sumberdaya yang paling fundamental yang

IV. SIFAT FISIKA TANAH

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanah adalah suatu benda alami heterogen yang terdiri atas komponen-komponen

LAPORAN PRAKTIKUM DASAR ILMU TANAH Acara I. Penetapan Kadar Air Tanah

TINJAUAN PUSTAKA. A. Sifat Fisik Tanah. 1. Tekstur Tanah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman nanas dapat tumbuh pada dataran rendah sampai dataran tinggi lebih

KAJIAN PERMEABILITAS BEBERAPA JENIS TANAH DI LAHAN PERCOBAAN KWALA BEKALA USU MELALUI UJI LABORATORIUM DAN LAPANGAN

PENETAPAN KEMASAMAN TANAH BAB I PENDAHULUAN

ANALISIS TANAH SEBAGAI INDIKATOR TINGKAT KESUBURAN LAHAN BUDIDAYA PERTANIAN DI KOTA SEMARANG

II. TINJAUAN PUSTAKA. mengalihkan air. Secara umum, drainase didefinisikan sebagai serangkaian

KARAKTERISTIK TANAH. Angga Yuhistira Teknologi dan Manajemen Lingkungan - IPB

III. METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang diuji menggunakan material tanah lempung yang disubtitusi

TANAH / PEDOSFER. OLEH : SOFIA ZAHRO, S.Pd

UNIVERSITAS MEDAN AREA

Keteknikan Pertanian J.Rekayasa Pangan dan Pert., Vol.2 No. 3 Th. 2014

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KUALITAS TANAH DAN KRITERIA UNTUK MENDUKUNG HIDUP DAN KEHIDUPAN KULTIVAN BUDIDAYA DAN MAKANANNYA

PENDAHULUAN. Latar Belakang. (Subagyo, dkk, 2000). Namun demikian, tanah Ultisol ini memiliki kandungan

BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. profil tanah. Gerakan air ke bawah di dalam profil tanah disebut perkolasi

KOMPOSISI TANAH. Komposisi Tanah 2/25/2017. Tanah terdiri dari dua atau tiga fase, yaitu: Butiran padat Air Udara MEKANIKA TANAH I

BAB 3 METODE PENELITIAN

DASAR-DASAR ILMU TANAH

KAJIAN LAJU INFILTRASI TANAH PADA BERBAGAI PENGGUNAAN LAHAN DI DESA SEMPAJAYA KECAMATAN BERASTAGI KABUPATEN KARO

BAB I PENDAHULUAN. dalam mengatur tata air, mengurangi erosi dan banjir. Hutan mempunyai

I. PENDAHULUAN. ruang-ruang terbuka yang tidak produktif. Hidroponik merupakan salah satu

DASAR-DASAR ILMU TANAH WIJAYA

III. METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang diuji menggunakan material tanah lempung yang disubtitusi

PENDAHULUAN. Tanah merupakan salah satu sumber daya alam utama yang berada di bumi

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. tanggul, jalan raya, dan sebagainya. Tetapi, tidak semua tanah mampu mendukung

TINJAUAN PUSTAKA. mempunyai bobot isi antara 1, sampai 1,3 gr/cm 3, sedangkan yang bertekstur

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. di tahun 2006 menjadi lebih dari 268,407 juta ton di tahun 2015 (Anonim, 2015).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

LAPORAN PRAKTIKUM DASAR DASAR ILMU TANAH AGRIBISNIS F KELOMPOK II. Yuni Khairatun Nikmah. E.Artanto S.T Nainggolan FAKULTAS PERTANIAN

TINJAUAN PUSTAKA. Survei Dan Pemetaan. tentang macam tanah yang dijumpai, tetapi harus dapat menggambarkan secara

TINJAUAN PUSTAKA. dalam tanah sebagai akibat gaya kapiler (gerakan air ke arah lateral) dan gravitasi

Kata kunci : Sifat Fisik Tanah, Bajak Singkal, Bajak Rotary, Produktivitas Padi

III. BAHAN DAN METODE

II. TINJAUAN PUSTAKA. media tanamnya. Budidaya tanaman dengan hidroponik memiliki banyak

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian sifat fisik tanah adalah sebagai pertimbangan untuk merencanakan dan

TINJAUAN PUSTAKA. Erodibilitas. jumlah tanah yang hilang setiap tahunnya per satuan indeks daya erosi curah

Himpunan mineral, bahan organik, dan endapan-endapan yg relatif lepas (loose) yg terletak di atas batuan dasar (bedrock) Proses pelapukan batuan atau

I. PENDAHULUAN. induk batuan sedimen masam (Soil Survey Staff, 2006). Di Indonesia jenis tanah

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Tanah. B. Sifat Fisik Dan Mekanik Tanah. 1. Tekstur Tanah

DASAR-DASAR ILMU TANAH

PRISMA FISIKA, Vol. IV, No. 1 (2016), Hal ISSN :

Transkripsi:

LAPORAN PRAKTIKUM DASAR ILMU TANAH PRAKTIKUM IV PENENTUAN BOBOT ISI TANAH(BULK DENSITY) UJI LAB Oleh Kelompok 4 Anarita Diana 1147060007 Asep Yusuf Faturohman 1147060009 Elfa Muhammad 1147060024 Gustaman Nasruloh 1147060032 Intan Komarudin 1147060036 JURUSAN AGROTEKNOLOGI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG 2015

A. PENDAHULUAN Tanah sebagai media pertumbuhan tanaman tidak terlepas dari komposisi berat atau satuan volume fase padat tanah.komposisi ini dikenal sebagai berat jenis tanah. Dan sebagai sistem tiga fase yaitu fase padat, cair dan gas. Diantara fase itu 50% volume tanah yang sebagian besar terdiri dari bahan mineral dan sebagian lainnya merupakan bahan organik, ditempati fase padat tanah. Sisa volume selebihnya merupakan ruang pori yang ditempati sebagian oleh fase cair dan gas. Efisiensi suatu lahan tertentu lebih dahulu harus diketahui berapa berat tanah pada lahan tertentu. Berat tanah ini sangat bergantung pada poripori namun mempunyai bobot yang kecil persatuan volume. Bahan organik memperbesar porositas tanah. Tanah organi kmempunyai bulk density yang rendah hanya mencapai 0,1 gram/cm 3. Sedangkan tanah yang lebih padat umumnya mempunyai berat jenis lebih tingi dibanding dengan tanah yang sama tetapi kurang padat. Bulk density tanah sangat penting untik diketahui karena bulk density menggambarkan keadaan tekstur, struktur dan porositas tanah, sehingga dapat mengetahui tanah mana yang cocok untuk tanaman. Sesuai dengan hasil penelitian pada pertumbuhan tanaman yang dinyatakan bahwa makin tinggi nilai bulk density suatu lapisan tanah maka produksi tanaman makin menurun. Hal ini disebabkan tanah yang nilai bulk densitynya besar banyak mengandung bahan mineral, sedangkan tanah yang mengandung nilai bulk density rendah kaya akan hara organik.

Berdasarkan uraian diatas maka penting untuk melakukan praktikum bulk density agar kita dapat mengetahui berat suatu tanah. Sehingga dapat menentukan jenis tanah yang baik untuk dapat digunakan dalam pertanian. B. TUJUAN Tujuan praktikum penentuan Bobot Isi Tanah (bulk density) adalah dapat menentukan dan menghitung bobot isi tanah sehingga dapat menentukan jenis tanah yang baik untuk digunakan dalam bidang pertanian. C. DASAR TEORI Bulk density atau bobot isi tanah merupakan berat suatu massa tanah perastuan volume tertentu, dimana volume kerapatan tanah termasuk didalamnya ruang pori. Satuannya adalah gram/cm 3. Bulk density merupakan petunjuk kepadatan tanah. Makin padat suatu tanah maka makin tinggi nilai dari bulk density, yang berarti makin sulit meneruskan air atau ditembus akar tanaman. Bulk density penting untuk menghitung kebutuhan pupuk atau air untuk tiap-tiap hektar tanah, yang didasarkan pada berat tanah per hektar (Hardjowigeno, 2010). Tanah yang lebih padat mempunyai nilai bulk density yang lebih besar daripada tanah yang sama tapi kurang padat. Pada umumnya tanah lapisan atas pada tanah mineral mempunyai nilai bulk density yang lebih rendah dibandingkan tanah dibawahnya.nilai bulk density tanah mineral berkisar antara 1,1-1,6 g/cm 3, sedangkan tanah organik umumnya memiliki nilai bulk density antara 0,1-0,9 g/cm 3.

Bulk density atau kerapatan isi merupakan perbandingan antara berat tanah kering oven dengan volume tanah. Contoh tanah yang digunakan untuk menentukan bobot isi harus diambil dengan hati-hati dari dalam tanah dan tidak boleh merusak struktur aslinya. Terganggunya struktur asli tanah bisa mempengaruhi jumlah pori tanah, demikian pula berat per satuan volume (Hakim, dkk, 1986). Bulk density suatu tanah bila nilainya besar nilainya berarti jumlah unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman belum mencukupi atau masih dalam jumlah yang kurang bagi pertumbuhan, maka disini kita menggunakan pupuk untuk memenuhi kebutuhan hara tanaman sebelum kita mengolah tanah (Pairunan, dkk, 1985). Nilai bulk density berbanding lurus dengan tingkat kekerasan suatu partikel tanah, dimana makin kasar suatu partikel tanah maka makin berat. Timbulnya proses pembentukan struktur-struktur dihorizon pada bagian atas dari bahan induk akan mempengaruhi kerapatan dimana mengakibatkan kerapatan isi lebih rendah dari bahan induk itu sendiri. Tanah organik memiliki nilai kerapatan isi yang lebih rendah dibandingkan dengan tanah mineral, dan ini tergantung dari sifat-sifat bahan organik yang menyusun tanah organik itu dan kandungan air saat pengambilan contoh tanah (Kemas, 2008). Bulk density dipengaruhi oleh padatan tanah, pori-pori tanah, struktur, tekstur ketersediaan hara organik dan pengolahan tanah sehingga dapat dengan cepat berubah akibat pengolahan tanah dan praktek budidaya. Selain itu faktor lain yang mempengaruhi nilai bulk density adalah struktur tanah, dimana tanah

yang memiliki struktur halus maka memiliki nilai bulk density yang rendah. Semakin masuk kedalam profil tanah, kerapatan massa tanah makin naik. Hal ini akibat dari kandungan bahan organik yang rendah dan penimbunan alat serta pemadatan yang disebabkan berat lapisan atasnya (Hardjowigeno, 2003). D. BAHAN DAN ALAT No Nama Alat/Bahan Jumlah 1 Timbangan analitik 1 buah 2 Oven 1 buah 3 Ring sample 2 buah 4 Cangkul/skop 1 buah 5 Pisau Secukupnya E. CARA KERJA Contoh tanah utuh Diambil di lapangan. Ditimbang. Dikurangi berat ring+tutup Berat tanah kering udara Dikeringkan dalam oven 105 o C Tanah, ring, tutup Ditimbang. Sampel tanah kering Ditimbang. Kurangi berat ring+tutup Kandungan air tanah

Bulk density Dihitung bobot isi tanah F. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Pengamatan Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, maka diperoleh hasil sebagai berikut. Berat tanah basah+ring+tutup Berat tanah kering+ring+tutup Berat ring+tutup Berat tanah kering udara Berat tanah kering oven 417,4 gram 340,3 gram 130,8 gram 286,6 gram 209,5 gram Volume ring sampel 162,925 cm 3 Kehilangan bobot Berat tanah kering mutlak 77,1 gram 227,3 gram Kadar air 26,9 % Bulk density 1,39 g/cm 3 2. Hasil Perhitungan Berdasarkan data hasil pengamatan diketahui bahwa jari-jari ring sampel 3,6 cm dan tingginya 4 cm, maka dapat dihitung volume ring sampel dengan rumus: V = πr 2 t

kadar air = V = 22 7 3,62 4 V = 162,925 cm 3 kehilangan bobot bobot contoh 100% = 77,1 100% = 26,9% 286,6 Berat tanah kering mutlak = Bobot isi = 3. Pembahasan = 100% 100%+26,089% = 227,299 gram = 227,3 gram berat tanah kering mutlak volume ring sampel 227,3 gram 162,925 cm 3 = 1,39 gram/cm 3 286,6 gram Berdasarkan hasil praktikum yang dilakukan, diperoleh data berat tanah kering oven yaitu 209,5 gram, volume tanah yang diukur dari volume ring sampel menggunakan rumus πr 2 t dan diperoleh nilai volume ring sampel 162,925 cm 3. Setelah data tersebut diperoleh, berat tanah dibagi dengan volume tanahsehingga diperoleh hasil nilai bulk density yaitu 1,39 g/cm 3. Bulk density yang diperoleh cukup tinggi sehingga tanah tersebut merupakan tanah padat. Sebagaimana kita ketahui bahwa semakin padat tanah maka semakin tinggi nilai bulk densitynya, yang berarti semakin sulit tanah tersebut ditembus air atau ditembus akar

tanaman, sehingga kurang baik untuk dijadikan sebagai lahan pertanian. Kerapatan isi tanah merupakan petunjuk kepadatan tanah, makin tinggi kerapatan isi tanah maka tanah semakin sulit meneruskan air atau ditembus oleh akar tanaman. Berdasarkan nilai bulk density yang diperoleh yaitu 1,39 g/cm 3, jenis tanah yang diperoleh juga dapat diidentifikasi. Bulk density yang berkisar antara 1,2-1,8 g/cm 3 umumnya jenis tanah tersebut merupakan tanah berpasir dan lempung berpasir. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan Sarwono (2003) bahwa tanah berpasir atau lempung umumnya memiliki berat isi yang berkisar antara 1,2-1,8 g/cm 3. Ruang pori atau porositas merupakan faktor yang mempengaruhi bulk density. Hal ini sesuai dengan pendapat Pairunan (2009) yang menyatakan faktor yang dapat mempengaruhi berat isi tanah adalah besarnya ruang pori. Semakin besar porositas tanah dan ruang porinya maka semakin kecil nilai bulk density nya. Nilai bulk density juga dapat meningkat karena rendahnya bahan organik dan kurangnya agresi tanah yang kompak. Sebagaimana Kemas (2007) menyatakan bahwa kandungan bahan organik yang rendah dan kurangnya agresi tanah yang kompak akan menyebabkan nilai berat isi tanah tinggi. Karena nilai bulk density sangat dipengaruhi oleh agresi tanah maka penentuan berat isi tanah akan baik jika dilakukan dengan menggunakan contoh tanah utuh. G. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa pada tanah sampel yang digunakan, nilai bulk densitynya 1,39 g/cm 3 dan faktor-faktor yang mempengaruhi bulk density adalah tekstur, bahan organik, dan struktur tanah. H. DAFTAR PUSTAKA Hakim, N., Nyapka M. Y., Lubis, A. M., Nugroho, S. G., Saul, M. R., Dina, M. A., & Hong, G. B. (1986). Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Lampung: Universitas Lampung. Hardjowigeno, S. (2003). Klasifikasi Tanah dan Pedogenesis. Jakarta: Akademika Pressindo. Hardjowigeno, S. (2010). Ilmu Tanah. Jakarta: Akademika Pressindo. Kemas, A. H. (2007). Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Pairunan, A. K. (1985). Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Makasar: Badan Kerjasama Perguruan Tinggi Negeri Indonesia Bagian Timur.