MEKANISME KOORDINASI PENINDAKAN TINDAK PIDANA KORUPSI Badan Reserse Kriminal Kepolisian Republik Indonesia oleh : BRIGJEN POL Dr. Akhmad Wiyagus Msi, M.M Dir TIPIDKOR BARESKRIM POLRI
TANNAS GLOBAL BANGNAS GCI 2016-2017 ; Hambat Daya Saing IPK rangking 90 dr 176 dgn skor 37 MEA RAKYAT KORUPSI NEGARA NEGARA Erga omnes obligation Produk Hukum PERAN APIP, APH, BPK, STAKE HOLDERS FORMULA BERANTAS KORUPSI PP 55 THN 2012 (Stranas PPK) INPRES NO 10 THN 2016 (Sismennas) POINT 4 NAWACITA BERANTAS KORUPSI TDK SESUAI STRANNAS Fokus berantas gakkum/pemenjaraan (teori pembalasan/penjahat mutlak hrs dipenjara) REVENGE EFFECT (Prof Dr Seno Adji) MENARIK SISI PEMBERITAAN EFEK RASA PUAS SESAAT KINERJA PEMERINTAH BURUK SERAPAN GAR RENDAH LAMBAT TUMBUH EKONOMI HAMBAT BANGNAS
Periode 2013 30 Juni 2017 BPK telah menerima permintaan penghitungan kerugian negara dr Polri sebanyak 122 kasus UU 15 Tahun 2006 Pasal 10 (1) BPK menilai dan/ atau menetapkan jumlah kerugian negara yang diakibatkan oleh perbuatan melawan hukum baik sengaja maupun lalai yang dilakukan oleh bendahara, pengelola BUMN/ BUMD, dan lembaga atau badan lain yang menyelenggarakan pengelolaan keuangan negara Kepolisian RI 122 kasus Jumlah kerugian negara dari 55 kasus yang telah diterbitkan LHP Perhitungan Kerugian Negara adalah sebesar Rp 36,97 triliun Kepolisian RI 55 kasus Rp36,97 triliun BPK juga memberikan keterangan ahli dalam proses peradilan yang menyangkut kerugian negara dan/ atau daerah sebanyak 276 keterangan
Data Penanganan Tindak Pidana KORUPSI 1.452 LP SIDIK PENYELESAIAN 889 LP 1452 kss x 208 jt 302 M 2.9 T KERUGIAN NEGARA 1.9 T PENYELAMATAN
Proyek Strategis Nasional (PSN) 245 proyek dengan total pembiayaan lebih dari Rp 4.000 Triliun. Polri perlu mengetahui PSN apa saja yang ada di daerahnya, dan harus terlibat dalam memberikan dukungan dan memberikan solusi atas permasalahan yang terjadi.
pada tahun 2017 pemerintah telah menganggarkan 60 Triliun yang akan diberikan sebagai Anggaran Dana Desa (ADD) di seluruh Indonesia. Dana tersebut langsung dikelola oleh Aparat Desa dengan tujuan untuk meningkatkan produktifitas masyarakat pedesaan dan merangsang pertumbuhan ekonomi masyarakat masih terdapat permasalahan dalam distribusi dan pertanggugjawaban dana desa saat ini oleh perangkat desa akibat ketidakpahaman dari para perangkat desa. Kepolisian masih belum secara intens dalam melakukan pengawasan melekat distribusi dana desa. Perlu dilakukan upaya peningkatan jumlah kunjungan Babinkamtibmas kepada perangkat desa untuk mengetahui sejak dini adanya potensi penyimpangan dana desa dan melakukan intervensi serta membuat laporan yang langsung diperoleh oleh Pimpinan Polri tertinggi. penindakan oleh kepolisian atas penyalahgunaan dana desa memiliki kuantitas yang tinggi. Diharapkan terdapat penindakan yang proper di tahun 2017 atas penggunaan dana desa di tahun 2016 yang berdampak pada pengembalian kerugian keuangan negara. Kebijakan Fiskal merupakan suatu kebijakan yang bertujuan sebagai pengendali perekonomian nasional, yaitu dengan 2 cara antara lain mengatur pengeluaran negara agar lebih produktif untuk mencapai pertumbuhan ekonomi, kemudian yang kedua memaksimalkan penerimaan negara melalui pajak.
Permasalahan Permasalahan regulasi Kapasitas organisasi Efektifitas koordinasi Permasalahan kerjasama antar lembaga Dalam faktor regulasi, pemerintah Indonesia masih terus mengharmonisasikan, memperbarui dan memperkuat regulasi yang ada Dari sisi kapasitas dan kesiapan kelembagaan dalam menghadapi korupsi, pemerintah masih terus melengkapi dan memperkuat organisasi dengan fungsi dan profesionalisme yang sejalan dengan dinamika dan tren kejahatan ini di masa depan. Pada akhirnya, upaya koordinasi dan sinergi antara lembaga merupakan hal mendasar untuk diciptakan.
Peran Polri dalam Strategi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Sebagai alat negara yang menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat bertugas melindungi, mengayomi, melayani masyarakat, serta menegakan hukum Polri dalam pelaksanaan tugasnya Polri mengutamakan tindakan pencegahan (preventif). - Penjelasan Undang-Undang Polri Nomor 2 tahun 2002 yang Polri dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya Polri mengutamakan tindakan pencegahan. - UU No. 2 Th 2002 pasal 19 ayat (2) Amanat pencegahan tindak pidana korupsi juga ditegaskan melalui undang-undang pemberantasan tindak pidana korupsi tahun 1999
Mekanisme Koordinasi dalam Pencegahan dan Penindakan Korupsi Pada tingkat kementerian/lembaga upaya pencegahan dan pemberantasan korupsi dikoordinasikan dengan Kementerian/Badan yang membidangi urusan perencanaan pembangunan nasional (Bappenas). Pemerintah Daerah melakukan koordinasi dengan kementerian yang membidangi urusan pemerintahan dalam negeri (Kemendagri) dengan didukung oleh Bappenas Pelaksanaan pencegahan korupsi oleh Polri ditujukan pada sisi internal dan eksternal. Secara internal, Polri tetap berupaya melakukan pencegahan korupsi melalui pelaksanaan kebijakan PPK setiap tahun. Pencegahan korupsi kepada eksternal Polri dilaksanakan secara berjenjang mulai dari Bhabinkamtibmas, Polsek, Polres, Polda, hingga ke tingkat Markas Besar.
Upaya Pencegahan Korupsi oleh Polri Sektor Kelautan Sektor Energi Sektor Pangan Sektor Pendidikan Sektor Kesehatan Sektor BKKBN Sektor Perhubungan
Mekanisme koordinasi dalam penegakan hukum Kewenangan Polri dalam bidang penyidikan (penegakan hukum) diatur melalui bunyi pasal 1 butir 1 dan pasal 6 serta pasal 110 Undang-Undang tentang KUHAP yang menyatakan bahwa penyidik adalah pejabat Polri yang diberi wewenang khusus oleh undang-undang Salah satu tugas dan kewenangan Polri adalah melakukan penyelidikan dan penyidikan seluruh tindak pidana. - Pasal 13 Undang-Undang Polri dan ditegaskan dalam pasal 14 dan pasal 15. Terdapat beberapa pasal pokok yang mengubah pola koordinasi penyidik Polri dan Penuntut Umum pada Kejaksaan diantaranya adalah kewenangan supervisi dan koordinasi KPK dalam penanganan tidak pidana korupsi.
Mekanisme Koordinasi Penindakan Tindak Pidana Korupsi di Daerah Apabila indikasi tindak pidana tidak ditemukan, maka proses dihentikan. Sebaliknya jika ditemukan indikasi tindak pidana korupsi, maka akan diteruskan melalui proses penyelidikan. Proses verifikasi dan penelaahan atas laporan atau pengaduan masyarakat ini sesuai ketentuan pasal 41 ayat (2) huruf d Undang- Undang Nomor 31 tahun 1999 diselesaikan dalam jangka waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari. Apabila dalam penyelidikan ditemukan dugaan tindak pidana korupsi, maka akan dilanjutkan dengan proses penyidikan. Sebaliknya, jika tidak ditemukan peristiwa pidana, maka penyelidikan tidak diteruskan Dengan mengingat pertimbangan Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 25/PUU- XIV/2016 tanggal 25 Januari 2017, maka terhadap pengenaan pasal 2 dan atau pasal 3 Undang-Undang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi maka kerugian keuangan negara harus nyata/materiil bukan lagi formil.
1. Strategi dan Kebijakan Mekanisnme Koordinasi Penindakan Praktik Korupsi Di Daerah Upaya kerjasama dari K/L dan Pemerintah Pusat/Daerah serta utk aktif dlm ikut serta APH dlm proses perencanaan anggaran Melakukan monitoring dengan masyarakat atau inspektorat perkembangan pelaksanaan perencanaan pengadaan ataupun penyerahan barang dalam bentuk mekanisme penerimaan laporan pengaduan masyarakat. APH berkoordinasi dengan APIP utk lakukan pengawasan internal thd obyek laporan tersebut.
2. Kendala dlm pelaksanaan strategi dan kebijakan : APIP K/L, Pem Daerah: Kurang aktif utk berkoordinasi terkait klarifikasi dugaan Tipidkor Kurang paham atau kurang sumber daya Tantangan dlm pelaksanaan strategi dan kebijakan : Pemda agar bekerjasama dengan APH utk meminta asistensi dlm kegiatan penganggaran dan pelaksanaan anggaran. Kepala Daerah agar memberdayakan APIP utk dpt meningkatkan kapasitas. Dukung penindakan tindakan pidana korupsi.
Telaah, Kaji DUMAS Koordinasi dengan APIP untuk meminta laporan penelaahan atas laporan atau pengaduan dari masyarakat tersebut 30 HARI Menerbitkan surat tanda penerimaan DUMAS (Pengaduan Masyarakat) Koordinasi dengan BPK atau BPKP untuk mendapatkan informasi terkait kemungkinan adanya temuan dan tindak lanjut atas laporan hasil pemeriksaan BPK/BPKP Polri akan menerbitkan Surat Pemberitahuan Hasil Perkembangan atas Pengaduan Masyarakat yang berisi : a.tidak ditemukan pidana b.bukti bukti masih kurang c.ditemukan dugaan tindak pidana (korupsi) Mekanisme Penanganan Perkara Tindak Pidana Korupsi Setelah menerima pengaduan masyarakat terkait dengan dugaan tindak pidana korupsi yang dilakukan oleh penyelenggara negara (pemerintah daerah)
Kebijakan Dalam rangka memaksimalkan kinerja dibidang penegakan hukum TP Korupsi, Str Nomor: ST/247/ VIII/ 2016/ Bareskrim Tdk ada kriminalisasi thd kebijakan dan diskresi terkait pengelolaan anggaran Dalam penanganan dugaan korupsi pembangunan Infrastruktur dan dana desa diupayakan langkah pencegahan sejak awal. KOORD APIP Pada tahap lidik berikan kesempatan untuk mengembalikan kerugian keuangan negara yang telah dinyatakan BPK/BPKP
Contoh Surat Pemberitahuan Hasil Perkembangan atas Pengaduan Masyarakat