Seuntai Kata. Bandung, Mei 2014 Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat. Gema Purwana

dokumen-dokumen yang mirip
POTRET USAHA PERTANIAN PROVINSI BANTEN MENURUT SUBSEKTOR

Seuntai Kata. Bengkulu, Juli 2014 Kepala BPS Provinsi Bengkulu. Dody Herlando


POTRET USAHA PERTANIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN MENURUT SUBSEKTOR

POTRET USAHA PERTANIAN PROVINSI SUMATERA BARAT MENURUT SUBSEKTOR

POTRET USAHA PERTANIAN PROVINSI KALIMANTAN BARAT MENURUT SUBSEKTOR

Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Jawa Barat Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA MOJOKERTO

Seuntai Kata. Tarempa, 1 September 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Kepulauan Anamabs. Drs. Bustami

Drs. Morhan Tambunan, M.Si

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Kotamobagu Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Seuntai Kata. Jayapura, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kota Jayapura. Muchlis Malik Sotting, B.St

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Tomohon Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Banjarmasin Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Seuntai Kata. Jakarta, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Republik Indonesia. Dr. Suryamin, M.Sc.

Seuntai Kata. Kota Maba, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Halmahera Timur. Ir. Salahuddin

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Kepulauan Aru Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Metro Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

POTRET USAHA PERTANIAN KEPULAUAN RIAU (HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013)

Seuntai Kata. Gedung Tataan, Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Pesawaran. Risma Pijayantini, S.Si.

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BANGKA BARAT

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Singkawang Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Bogor Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Seuntai Kata. Jayapura, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Sarmi. Selvina De Lima

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten rumah tangga

Seuntai Kata. Jakarta, Mei 2014 Kepala Badan Pusat Statistik Republik Kabupaten Malinau. Suryamin

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Probolinggo Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Seuntai Kata. Semarang, 1 September 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kota Semarang. Endang Retno Sri Subiyandani, S.Si

Seuntai Kata. Bulukumba, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Bulukumba. Ir. H. Yunus

Drs. H. Basiran Suwandi

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN PANGANDARAN

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN MAMUJU

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Blitar Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Labuhanbatu Selatan tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Kediri Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Tojo Una-una Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA DENPASAR

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BATU BARA

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BANGKA TENGAH

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Provinsi. sebanyak rumah tangga. Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Provinsi

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Pasuruan Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN KUDUS

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Cirebon Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Luwu Utara Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Labuhanbatu Utara tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Kepulauan Sula Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Tanjungpinang Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Bitung Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Simeulue Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Seuntai Kata. Jakarta, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Kupang. Matamira B. Kale, M.Si

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Tasikmalaya Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA SAMARINDA

Seuntai Kata. Blora, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Blora. Fenny Susanto, S.Si

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA KENDARI Jl. Balai Kota II No. 97, Kendari Homepage :

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN HALMAHERA UTARA

Seuntai Kata. Limboto, 15 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Gorontalo. Arifin M. Ointu, SE

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Gunungsitoli Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Poso Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Ngada Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Lhokseumawe pada tahun 2013 sebanyak rumah tangga

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BAUBAU Jl. Murhum No. 52 Wajo, Baubau Homepage :

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN HALMAHERA UTARA

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA MAKASSAR

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Surakarta Tahun 2013 sebanyak 1093 rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Lingga Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah usaha pertanian di Indonesia tahun 2013 sebanyak 26,1 juta usaha. Jumlah sapi dan kerbau di Indonesia tahun 2013 sebanyak 14,2 juta ekor

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Minahasa Utara Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Sekadau Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Banjarbaru Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kab. Maluku Tenggara Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Sinjai Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang

Seuntai Kata. Pangkalan Bun, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Kotawaringin Barat. Johansyah, S. SI

Seuntai Kata. Kota Mungkid, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Magelang. Sri Handayani, SE, MM

Jumlah rumah tangga usaha pertanian. sebanyak rumah tangga. Jumlah perusahaan pertanian berbadan sebanyak 19 Perusahaan

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Gresik Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Seuntai Kata. Gorontalo, 15 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kota Gorontalo. Muji Lestari, SE, MA

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Tebing Tinggi Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA.6409

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN WAKATOBI Jl. Perkantoran Kelurahan Mandati III, Wangiwangi Selatan Homepage :

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Ambon Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Barru Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA PANGKALPINANG

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kalimantan Barat Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Sambas Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Bantaeng Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Mesuji Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Jepara Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Tual Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Pringsewu Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Seram Bagian Barat Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Jeneponto Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian Di kabupaten Aceh Tengah Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Ir. Rahmadi Agus Santosa, M.Si

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Bekasi Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Buru Selatan Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Transkripsi:

Seuntai Kata ensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik S(BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan amanat Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1997 Tentang Statistik dan mengacu pada sejumlah rekomendasi dari FAO yang menetapkan The World Programme for the 2010 Around Agricultural Censuses Covering Periode 2006 2015. Pelaksanaan ST2013 dilakukan secara bertahap, yaitu pencacahan lengkap usaha pertanian pada bulan Mei 2013, dilanjutkan dengan pendataan rinci melalui Survei Pendapatan Rumah Tangga Usaha Pertanian pada bulan November 2013 dan Survei Struktur Ongkos Komoditas Pertanian Strategis dalam setiap subsektor pertanian pada bulan Juni Juli 2014. Diseminasi hasil ST2013 dilakukan secara bertahap dimulai dengan diseminasi angka sementara, angka tetap dan populasi menurut subsektor. Buku ini memuat potret usaha pertanian di Provinsi Jawa Barat hasil ST2013 menurut subsektor yang terdiri dari Subsektor Tanaman Pangan, Hortikultura, Perkebunan, Peternakan, Perikanan serta Kehutanan. Informasi lebih lanjut dapat dilihat pada website http://st2013.bps.go.id. Publikasi ini merupakan persembahan ketiga dari berbagai publikasi yang akan diterbitkan BPS Provinsi Jawa Barat terkait dengan pelaksanaan ST2013. Kami mengucapkan terima kasih yang setinggi-tingginya atas bantuan semua pihak baik secara langsung maupun tidak langsung yang telah ikut berpartispiasi dalam menyukseskan Sensus Pertanian 2013. Bandung, Mei 2014 Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat Gema Purwana

Daftar Isi - Gambaran Umum 17 - Subsektor Tanaman Pangan 43 - Subsektor Hortikultura 53 - Subsektor Perkebunan 67 - Subsektor Peternakan 85 - Subsektor Perikanan 95 - Subsektor Kehutanan 115 - Hasil Survei Pendapatan Usaha Rumah Tangga Pertanian 2013 125

Publikasi ini merupakan persembahan ketiga dari seri publikasi yang diterbitkan BPS terkait dengan pelaksanaan ST2013.

1963 Sensus pertanian yang pertama. Cakupan wilayah: daerah perdesaan di seluruh Indonesia, kecuali Irian Jaya (Papua). Satuan wilayah sensus terkecil adalah lingkungan. Tujuan utama: mendapatkan data statistik di sektor pertanian yang dapat menggambarkan struktur pertanian di Indonesia. Data yang dikumpulkan: penggunaan lahan, irigasi, penggunaan pupuk, ternak, rumah tangga pertanian, tenaga kerja pertanian, fasilitas transportasi untuk menjual hasil pertanian, alat-alat pertanian. Hasil sensus belum sempurna, disebabkan antara lain presisi sampling design rendah, response rate belum optimal, dan adanya Landreform yang dilancarkan pemerintah dengan Undang-Undang No.5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria yang berpengaruh terhadap jawaban responden. 1973 Sensus Pertanian yang kedua. Cakupan wilayah: daerah perdesaan dan perkotaan di seluruh Indonesia, kecuali Irian Jaya. Satuan wilayah sensus terkecil adalah blok sensus. Pengumpulan data pada pertanian rakyat, perkebunan rakyat dan perkebunan besar, perikanan laut dan perikanan tambak dilakukan secara terpisah dan dalam waktu yang berbeda. Pencacahan perkebunan besar dilakukan secara lengkap, sedangkan untuk perikanan laut dan tambak hanya dilakukan pada blok sensus terpilih di Sumatera, Jawa, dan Bali. Data yang dikumpulkan: (a) struktur pertanian rakyat yang meliputi data penguasaan dan penggunaan lahan pertanian; struktur tanaman musiman dan tahunan; peternakan; perikanan laut dan darat; peralatan pertanian; pengairan; pemupukan; dsb. (b) Potensi pertanian masingmasing desa yang meliputi luas dan penggunaan lahan; keadaan pengairan dan potensi pengairan; fasilitas pengolahan; pemasaran; pengangkutan dan penggudangan; mekanisme pertanian; perikanan; koperasi; dsb. (c) Data perkebunan besar seperti struktur perkebunan; jenis tanaman; luas dan produksi; pengolahan hasil perkebunan dan pemasarannya; dsb. (d) Data perikanan laut yang meliputi rumah tangga perikanan; alatalat penangkap ikan; perahu/kapal perikanan; penanaman modal; dan jumlah nelayan. 1983 Sensus pertanian yang ketiga. Cakupan: semua kegiatan di sektor pertanian (kecuali kehutanan dan perburuan) di seluruh Indonesia, termasuk Irian Jaya dan Timor Timur, baik di daerah perdesaan maupun perkotaan. Satuan wilayah sensus terkecil adalah blok sensus. Data yang dikumpulkan: sama dengan Sensus Pertanian 1973. Konsep pertanian 1983 rumah tangga pertanian mencakup: - Rumah tangga pertanian pengguna lahan: Tanaman padi/palawija, tanaman hortikultura, tanaman perkebunan, peternakan, budidaya ikan/biota lain di kolam air tawar/sawah, dan budidaya ikan/biota lain di tambak air payau. - Rumah tangga pertanian yang tidak menggunakan lahan: Budidaya ikan/biota lain di laut, budidaya ikan/biota lain di perairan umum, penangkapan ikan/biota lain di laut, dan penangkapan ikan/biota lain di perairan umum. Pengumpulan data pokok di sektor pertanian, baik di daerah perkotaan maupun perdesaan, dilakukan melalui pendaftaran rumah tangga pertanian pada blok sensus terpilih. Pengumpulan data dilakukan melalui dua cara, yaitu pencacahan lengkap untuk perusahaan pertanian, KUD, Podes dan pencacahan sampel untuk rumah tangga pertanian.

1993 Sensus pertanian yang keempat. Pendaftaran bangunan dan rumah tangga dilakukan di seluruh Indonesia, baik di daerah perdesaan maupun perkotaan. Pencacahan sampel untuk rumah tangga pertanian hanya dilakukan di wilayah kabupaten daerah perdesaan. Satuan wilayah sensus terkecil adalah wilayah pencacahan (wilcah). Sebagai persiapan pencacahan, setahun sebelumnya dilakukan pemutakhiran wilcah. Konsep rumah tangga pertanian mengalami perluasan dibanding Sensus Pertanian 1983, yaitu untuk konsep rumah tangga pertanian pengguna lahan ditambah dengan usaha budidaya kayu-kayuan kehutanan, dan setiap komoditas yang diusahakan harus memenuhi Batas Minimal Usaha (BMU) sedangkan untuk rumah tangga pertanian tidak menggunakan lahan ditambah dengan usaha pemungutan hasil hutan dan atau penangkapan satwa liar serta usaha di bidang jasa pertanian. 2003 Sensus pertanian yang kelima. Pendaftaran bangunan dan rumah tangga, baik di daerah perdesaan dan perkotaan, dilakukan di seluruh Indonesia pada Agustus 2003, kecuali di Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) yang dilaksanakan pada Mei 2004. Pendaftaran bangunan dan rumah tangga dilakukan secara lengkap di daerah perdesaan dan perkotaaan kecuali daerah perkotaan bukan pantai dan nonkonsentrasi pertanian dilakukan secara sampel. Pendaftaran bangunan dan rumah tangga dilakukan di seluruh Indonesia pada Agustus 2003, kecuali Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) dilaksanakan pada Mei 2004. Satuan wilayah sensus terkecil adalah blok sensus. Setahun sebelumnya dilakukan pemutakhiran blok sensus sebagai persiapan pencacahan. Beberapa perubahan mendasar dibanding Sensus Pertanian 1993: (a) perusahaan pertanian dan KUD tidak dicacah yang dilakukan dalam Sensus Pertanian hanya updating direktori perusahaan pertanian, (b) kegiatan listing dilakukan secara lengkap di daerah perdesaan dan sampel di daerah perkotaan, (c) penarikan sampel untuk subsektor palawija, hortikultura, perkebunan, peternakan dilakukan per komoditas sedangkan perikanan menurut jenis budidaya atau sarana penangkapan, (d) jumlah komoditas yang dicakup diperluas. Konsep rumah tangga pertanian sama dengan 1993. Pengolahan data dilakukan dengan scanner. 2013 Sensus Pertanian yang keenam. Pelaksanaan di seluruh wilayah Indonesia pada Mei 2013. Satuan wilayah sensus terkecil adalah blok sensus. Dalam pelaksanaan pencacahan lengkap, dilakukan dua kali kunjungan yaitu pertama melakukan pemutakhiran rumah tangga dan identifikasi rumah tangga pertanian. Kunjungan kedua melakukan pencacahan lengkap usaha pertanian. Dalam pelaksanaan pemutakhiran wilayah administrasi dikelompokkan berdasarkan konsentrasi pertaniannya. Untuk daerah konsentrasi usaha pertanian, dilakukan secara door to door, dan untuk daerah nonkonsentrasi secara snowball. Cakupan: usaha pertanian rumah tangga, perusahaan pertanian berbadan hukum, dan usaha pertanian lainnya yang dikelola oleh selain rumah tangga dan perusahaan berbadan hukum. Konsep rumah tangga pertanian adalah rumah tangga yang salah satu atau lebih anggota rumah tangganya melakukan dan bertanggungjawab dalam kegiatan pembudidayaan, pemeliharaan, pengembangbiakan, pembesaran/penggemukan komoditas pertanian dengan tujuan sebagian atau seluruh hasilnya untuk dijual, baik usaha pertanian milik sendiri, secara bagi hasil, atau milik orang lain dengan menerima upah, dan termasuk jasa pertanian. Pengolahan data dilakukan dengan scanner.

Konsep dan Definisi Sensus Pertanian 2013 Sensus Pertanian adalah pencacahan secara lengkap terhadap seluruh usaha pertanian yang berada di wilayah Indonesia. Sensus Pertanian dilaksanakan setiap sepuluh tahun sekali pada tahun yang berakhiran angka 3. Pada bulan Mei 2013 dilaksanakan sensus pertanian yang keenam, yang pertama dilakukan tahun 1963. Dalam sensus pertanian dikumpulkan data dari enam subsektor pertanian, yaitu tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan, perikanan, dan kehutanan termasuk jasa pertanian. Cakupan unit usaha pertanian dalam Sensus Pertanian 2013 adalah rumah tangga usaha pertanian, perusahaan pertanian berbadan hukum, dan usaha pertanian lainnya. Dalam pencacahan lengkap Sensus Pertanian 2013 dilakukan pemutakhiran data jumlah sapi dan kerbau yang berada di seluruh wilayah Indonesia. Pada kegiatan ST2013, pencacahan rumah tangga usaha pertanian dilakukan dengan pendekatan rumah tangga dan status pengelola usaha pertanian. Rumah tangga yang dicakup sebagai rumah tangga usaha pertanian dalam ST2013 adalah rumah tangga usaha pertanian yang berstatus sebagai mengelola usaha pertanian milik sendiri, mengelola usaha pertanian dengan bagi hasil dan mengelola usaha pertanian dengan menerima upah. Disamping itu pada kegiatan ST2013 ini tidak mensyaratkan Batas Minimal Usaha dari setiap komoditi pertanian yang diusahakan oleh rumah tangga, namun untuk syarat komoditi pertanian yang dijual masih tetap berlaku dalam ST2013. Konsep dan definisi dari usaha pertanian dijelaskan di bawah ini. Usaha Pertanian adalah kegiatan yang menghasilkan produk pertanian dengan tujuan sebagian atau seluruh hasil produksi dijual/ditukar atas risiko usaha (bukan buruh tani atau pekerja keluarga). Usaha pertanian meliputi usaha tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan, perikanan, dan kehutanan, termasuk jasa pertanian. Khusus tanaman pangan (padi dan palawija) meskipun tidak untuk dijual (dikonsumsi sendiri) tetap dicakup sebagai usaha. Rumah Tangga Usaha Pertanian adalah rumah tangga yang salah satu atau lebih anggota rumah tangganya mengelola usaha pertanian dengan tujuan sebagian atau seluruh hasilnya untuk dijual, baik usaha pertanian milik sendiri, secara bagi hasil, atau milik orang lain dengan menerima upah, dalam hal ini termasuk jasa pertanian.

Perusahaan Pertanian Berbadan Hukum adalah setiap bentuk usaha yang menjalankan jenis usaha di sektor pertanian yang bersifat tetap, terus menerus yang didirikan dengan tujuan memperoleh laba yang pendirian perusahaan dilindungi hukum atau izin dari instansi yang berwenang minimal pada tingkat kabupaten/kota, untuk setiap tahapan kegiatan budidaya pertanian seperti penanaman, pemupukan, pemeliharaan, dan pemanenan. Contoh bentuk badan hukum: PT, CV, Koperasi, Yayasan, SIP Pemda. Usaha pertanian lainnya adalah usaha pertanian yang dikelola oleh bukan rumah tangga dan bukan oleh perusahaan pertanian berbadan hukum, seperti: pesantren, seminari, kelompok usaha bersama, tangsi militer, lembaga pemasyarakatan, lembaga pendidikan, dan lain-lain yang mengusahakan pertanian. Rumah Tangga Petani Gurem adalah rumah tangga pertanian pengguna lahan yang menguasai lahan kurang dari 0,5 hektar. Penghitungan jumlah rumah tangga petani gurem berdasarkan jumlah luas lahan yang dikuasai oleh rumah tangga baik lahan pertanian dan lahan bukan pertanian. Rumah tangga pertanian yang hanya melakukan kegiatan budidaya ikan di laut, budidaya ikan di perairan umum, penangkapan ikan di laut, penangkapan ikan di perairan umum, pemungutan hasil hutan/penangkapan satwa liar, dan jasa pertanian dikategorikan rumah tangga pertanian bukan pengguna lahan. Petani Utama adalah petani yang mempunyai penghasilan terbesar dari seluruh petani yang ada di rumah tangga usaha pertanian. Lahan yang Dikuasai adalah lahan milik sendiri ditambah lahan yang berasal dari pihak lain, dikurangi lahan yang berada di pihak lain. Lahan tersebut dapat berupa lahan sawah dan/atau lahan bukan sawah (lahan pertanian) dan lahan bukan pertanian. Rumah Tangga Usaha Pertanian Pengguna Lahan adalah rumah tangga usaha pertanian yang melakukan satu atau lebih kegiatan usaha tanaman padi, palawija, hortikultura, perkebunan, kehutanan, peternakan, budidaya ikan/biota lain di kolam air tawar/tambak air payau, dan penangkaran satwa liar. Rumah Tangga Usaha Jasa Pertanian adalah rumah tangga yang melakukan kegiatan usaha atas dasar balas jasa atau kontrak/secara borongan, seperti melayani usaha di bidang pertanian. Jumlah Sapi dan Kerbau adalah jumlah sapi dan kerbau yang dipelihara oleh rumah tangga, perusahaan, dan lainnya pada tanggal 1 Mei 2013 baik untuk usaha (pengembangbiakan/penggemukan/pembibitan/pemacekan) maupun bukan untuk usaha (konsumsi/hobi/angkutan/perdagangan/ lainnya).

Perbedaan ST2003-ST2013 Rincian ST2003 ST2013 (1) (2) (3) 1. Cakupan Kotamadya perkotaan bukan pantai non konsentrasi dengan sampel Desa non konsentrasi pertanian di daerah urban dalam kabupaten dan blok sensus non konsentrasi pertanian di kota dicacah dengan snowballing/getok tular, wilayah desa dan blok sensus lain dicacah lengkap. 2. Unit Pencacahan Seluruh rumah tangga yang ada kegiatan pertanian (padi, palawija, hortikultura, perkebunan, peternakan, perikanan, dan kehutanan). Hanya mencakup rumah tangga biasa Hanya rumah tangga yang melakukan kegiatan pertanian dengan tujuan untuk usaha (dijual/ditukar). Mencakup rumah tangga biasa, perusahaan, dan lainnya (yayasan, pesantren, dan sebagainya) 3. Petugas Pencacahan tidak menggunakan tim Pencacahan dilakukan secara tim 4. Konsep Rumah Tangga Pertanian 5.Populasi Komoditi Pertanian Rumah tangga yang melakukan kegiatan pertanian dengan tujuan untuk dijual dan memenuhi Batas Minimal Usaha (BMU) yang telah ditetapkan Seluruh populasi dari rumah tangga pertanian baik diusahakan maupun tidak Rumah tangga pertanian tidak menggunakan Batas Minimal Usaha Hanya mencakup populasi rumah tangga usaha pertanian (sebagian atau seluruh hasilnya untuk dijual/ditukar) 6. Daftar Preprinted Tidak ada informasi awal keberadaan rumah tangga untuk melakukan pencacahan Digunakan Daftar Preprinted yang memuat informasi daftar rumah tangga hasil Sensus Penduduk 2010

Catatan: 1. Dalam publikasi hasil Sensus Pertanian 2003 yang diterbitkan BPS, metode pencacahannya adalah sebagai berikut: Kegiatan pencacahan Sensus Pertanian 2003 dilakukan dengan pendekatan rumah tangga dimana setiap rumah tangga usaha pertanian dilakukan pencacahan di lokasi tempat tinggal rumah tangga tersebut berada. Kegiatan usaha pertanian yang dilakukan oleh rumah tangga tangga usaha pertanian yang berada di luar wilayah (Kecamatan, Kabupaten/Kota, Provinsi) tempat tinggal rumah tangga tetap dicatat sebagai kegiatan usaha pertanian di tempat tinggal dimana rumah tangga tersebut. Penentuan suatu rumah tangga sebagai rumah tangga usaha pertanian mengacu pada syarat Batas Minimal Usaha (BMU) dan dijualnya suatu komoditi pertanian. Penentuan syarat rumah tangga usaha pertanian ini tidak berlaku untuk kegiatan usaha di subsektor tanaman pangan. 2. Dalam tabel-tabel di buku ini, data rumah tangga pertanian 2003 dihitung dengan menggunakan konsep ST2013 dan master wilayah ST2013.

Jumlah Usaha Pertanian Gambaran Umum Hasil ST2013 menunjukkan bahwa usaha pertanian di Jawa Barat didominasi oleh jenis usaha rumah tangga. Hal ini tercermin dari besarnya jumlah rumah tangga usaha pertanian jika dibandingkan dengan perusahaan pertanian berbadan hukum atau usaha pertanian lainnya, yaitu selain rumah tangga dan perusahaan pertanian berbadan hukum. Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Jawa Barat hasil ST2013 tercatat sebanyak 3.058.612 rumah tangga, menurun sebesar 29,61 persen dari hasil Sensus Pertanian 2003 (ST2003) yang tercatat sebanyak 4.35 juta rumah tangga. Sedangkan jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum hasil ST2013 tercatat sebanyak 474 perusahaan dan usaha pertanian lainnya sebanyak 442 unit. Berdasarkan hasil ST2013, Kabupaten Sukabumi tercatat sebagai Kabupaten dengan jumlah rumah tangga usaha pertanian terbanyak, yaitu sebanyak 291.754 rumah tangga. Sedangkan Kaupaten Bogor tercatat sebagai Kabupaten dengan jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum terbanyak dan tercatat sebagai Kabupaten dengan jumlah usaha pertanian lainnya terbanyak. Penurunan jumlah rumah tangga usaha pertanian terjadi di seluruh Kabupaten/kota di Jawa Barat, penurunan jumlah rumah tangga usaha pertanian tertinggi terjadi di wilayah Kabupaten Bekasi (58,22 persen), sedangkan wilayah kota tertinggi penurunan jumlah rumah tangga usaha pertanian terdapat di Kota Bekasi (89.21 persen). Gambar 1 Jumlah Rumah Tangga Pertanian dan Perusahaan Pertanian Berbadan Hukum di Provinsi Jawa Barat, ST2003 dan ST2013 4 500 4 000 3 500 3 000 2 500 2 000 1 500 1 000 500 0 ST2003 ST2013 ST2003 ST2013 Rumah Tangga (ribu) Perusahaan

Tabel 1 Jumlah Usaha Pertanian Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Usaha, ST2003 dan ST2013 Rumah Tangga Usaha Pertanian Perusahaan Pertanian Berbadan Hukum Usaha (Rumah Tangga) (Perusahaan) Pertanian No Kabupaten/Kota Perubahan Perubahan Lainnya ST2013 ST2003 ST2013 ST2003 ST2013 Absolut % Absolut % (Unit) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) 1 Bogor 255.774 204.437-51.337-20,07 48 126 78 162,50 69 2 Sukabumi 354.800 291.754-63.046-17,77 138 62-76 -55,07 33 3 Cianjur 327.903 283.033-44.870-13,68 66 49-17 -25,76 4 4 Bandung 187.728 141.833-45.895-24,45 78 24-54 -69,23 10 5 Garut 320.852 268.601-52.251-16,29 19 22 3 15,79 16 6 Tasikmalaya 321.367 282.639-38.728-12,05 21 14-7 -33,33 21 7 Ciamis 349.461 275.431-74.030-21,18 17 16-1 -5,88 33 8 Kuningan 165.327 113.287-52.040-31,48 2 8 6 300,00 7 9 Cirebon 192.755 89.002 103.753-53,83 4 6 2 50,00 29 10 Majalengka 204.867 156.640-48.227-23,54 4 8 4 100,00 13 11 Sumedang 174.068 134.446-39.622-22,76 6 5-1 -16,67 10 12 Indramayu 270.749 166.292-104.457-38,58 2 1-1 -50,00 23 13 Subang 240.628 158.135-82.493-34,28 9 19 10 111,11 9 14 Purwakarta 103.730 73.115-30.615-29,51 17 26 9 52,94 8 15 Karawang 261.133 123.143-137.990-52,84 5 10 5 100,00 7 16 Bekasi 204.883 85.598-119.285-58,22 6 2-4 -66,67 1 17 Bandung Barat 181.795 137.581-44.214-24,32 0 26 44 18 Kota Bogor 22.114 4.591-17.523-79,24 8 1-7 -87,50 23 19 Kota Sukabumi 10.901 5.601-5.300-48,62 2 2 0 0,00 10 20 Kota Bandung 11.370 4.526-6.844-60,19 14 18 4 28,57 8 21 Kota Cirebon 7.475 2.384-5.091-68,11 1 3 2 200,00 14 22 Kota Bekasi 59.512 6.424-53.088-89,21 3 2-1 -33,33 12 23 Kota Depok 46.028 9.918-36.110-78,45 9 17 8 88,89 6 24 Kota Cimahi 5.357 2.800-2.557-47,73 0 1 1 25 Kota Tasikmalaya 38.987 21.268-17.719-45,45 1 4 3 300,00 5 26 Kota Banjar 25.584 16.133-9.451-36,94 0 2 26 Jawa Barat 4.345.148 3.058.612-1.286.536-29,61 480 474-6 -1,25 442

Jumlah Rumah Tangga (juta) Subsektor Tanaman Pangan terlihat mendominasi usaha pertanian di Jawa Barat. ST2013 mencatat bahwa jumlah rumah tangga usaha pertanian terbanyak di Jawa Barat adalah di Subsektor Tanaman Pangan dan Subsektor Hortikultura. Jumlah rumah tangga usaha pertanian Subsektor Tanaman Pangan adalah sebanyak 2,49 juta rumah tangga dan jumlah rumah tangga usaha pertanian Subsektor Hortukultura adalah sebanyak 1,26 juta rumah tangga. Subsektor Perikanan memiliki jumlah rumah tangga usaha paling sedikit diantara subsektor lainnya di Sektor Pertanian. Subsektor Perikanan terdiri dari kegiatan Budidaya Ikan dan Penangkapan Ikan. Hasil ST2013 menunjukkan bahwa jumlah rumah tangga usaha Budidaya Ikan sebanyak 300.090 rumah tangga, sedangkan untuk usaha Penangkapan Ikan sebanyak 24.352 rumah tangga. Penurunan jumlah rumah tangga usaha pertanian terbesar hasil ST2013 dibandingkan ST2003 terjadi di Subsektor Peternakan, yang mencapai 47,26 persen (1,07 juta rumah tangga). Sedangkan pada periode yang sama, Subsektor Tanaman Pangan mengalami penurunan jumlah rumah tangga usaha pertanian paling rendah, yaitu tercatat hanya sebesar 4,62 persen (120,621 ribu rumah tangga). Gambar 3 Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian di Provinsi Jawa Barat Menurut Subsektor ST2003 dan ST2013 5 4 3 2 1 0 Pertanian *) Tanaman Pangan Hortikultura Perkebunan Peternakan Budidaya Ikan ST2003 ST2013 Penangkapan Ikan Kehutanan Jasa Pertanian *) Satu rumah tangga usaha pertanian dapat mengusahakan lebih dari 1 subsektor usaha pertanian, sehingga jumlah rumah tangga usaha

Jumlah Perusahaan Banyaknya perusahaan pertanian berbadan hukum hasil ST2013, terlihat didominasi oleh perusahaan di Subsektor Peternakan dan Perkebunan. Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum Subsektor Peternakan hasil ST2013 adalah sebanyak 215 perusahaan, sedangkan jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum Subsektor Perkebunan adalah sebanyak 154 perusahaan. Subsektor Tanaman Pangan ternyata merupakan subsektor yang memilki jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum paling sedikit, diikuti oleh Subsektor Perikanan. Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum Subsektor Tanaman Pangan hasil ST2013 tercatat sebanyak 13 perusahaan, demikian juga untuk jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum Subsektor Perikanan tercatat sebanyak 13 perusahaan. Perusahaan pertanian berbadan hukum hasil ST2013 dibandingkan hasil ST2003 mengalami penurunan sebesar 1,25 persen. Pertumbuhan jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum tertinggi terjadi di Subsektor Peternakan, yang tumbuh sebesar 90,27 persen (102 perusahaan). Sedangkan penurunan jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum terjadi di Subsektor Hortikultura, dan Perkebunan. Penurunan tersebut masing-masing sebesar 42,03 persen (29 perusahaan), dan 37,65 persen (93 perusahaan). Gambar 4 Jumlah Perusahaan Pertanian Berbadan Hukum di Provinsi Jawa Barat Menurut Subsektor ST2003 dan ST2013 600 500 400 300 200 100 0 Pertanian Tanaman Pangan Hortikultura Perkebunan Peternakan Budidaya Ikan ST2003 ST2013 Penangkapan Ikan Kehutanan

No Tabel 2 Jumlah Usaha Pertanian Menurut Subsektor dan Jenis Usaha, ST2003 dan ST2013 Sektor/Subsektor Rumah Tangga Usaha Pertanian (Rumah Tangga) Perusahaan Pertanian Berbadan Hukum (Perusahaan) Perubahan Perubahan ST2003 ST2013 Absolut % ST2003 ST2013 Absolut % *) Satu rumah tangga usaha pertanian dapat mengusahakan lebih dari 1 subsektor usaha pertanian, sehingga jumlah rumah tangga usaha pertanian di Sektor Pertanian bukan merupakan penjumlahan rumah tangga usaha pertanian dari masing-masing subsektor Usaha Pertanian Lainnya ST2013 (Unit) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) Sektor Pertanian *) 4.345.148 3.058.612-1.286.536-29,61 480 4 7-6 -1,25 442 4 Subsektor 1. Tanaman Pangan 2.613.080 2.492.459-120.621-4,62 8 13 5 62,50 89 Padi 2.312.783 2.318.328 5.545 0,24 4 13 9 225,00 60 Palawija 946.566 602.131-344.435-36,39 4 0-4 -100,00 53 2. Hortikultura 2.203.668 1.255.717-947.951-43,02 69 40-29 -42,03 129 3. Perkebunan 1.161.492 782.936-378.556-32,59 247 154-93 -37,65 56 4. Peternakan 2.259.713 1.191.663-1.068.050-47,26 113 215 102 90,27 205 5. Perikanan 393.428 322.207-71.221-18,10 13 13 0 0,00 97 Budidaya Ikan 313.000 300.090-12.910-4,12 13 13 0 0,00 97 Penangkapan Ikan 83.496 24.352-59.144-70,83 0 0-0 6. Kehutanan 958.439 1.073.535 115.096 12,01 30 39 9 30,00 81 7. Jasa Pertanian 302.937 119.426-183.511-60,58 0 0 - - 88 Dari hasil ST2013, Subsektor Peternakan memiliki jumlah usaha pertanian lainnya terbanyak, yaitu sebanyak 205 unit usaha, diikuti oleh Subsektor Hortikultura yang tercatat memiliki jumlah usaha pertanian sebanyak 129 usaha. Sedangkan Subsektor Perkebunan pada ST2013 merupakan subsektor dengan jumlah usaha pertanian lainnya paling sedikit (56 usaha).

Jumlah Rumah Tangga (ribu) Apabila diklasifikasikan menurut golongan luas lahan, hasil ST2003 menunjukkan jumlah rumah tangga usaha pertanian yang menguasai lahan kurang dari 0,50 hektar (5.000 m 2 ) mendominasi jumlah rumah tangga usaha pertanian di Jawa Barat. Kondisi yang hampir serupa terjadi pada hasil ST2013, dimana jumlah rumah tangga usaha pertanian dengan luas lahan yang dikuasai kurang dari 0,10 hektar (1.000 m 2 ) sebanyak 69,453 ribu rumah tangga, mengalami penurunan sebesar 64,05 persen dibandingkan hasil ST2003, yang tercatat sebanyak 1,93 juta rumah tangga. Rumah tangga usaha pertanian dengan luas lahan yang dikuasai antara 0,10 0,19 hektar (1.000 1.999 m 2 ) pada ST2013 adalah sebanyak 64,943 ribu rumah tangga, menurun sebesar 6,30 persen bila dibandingkan dengan ST2003 yang tercatat sebanyak 69,31 ribu rumah tangga. Golongan luas lahan 0,20 0,49 hektar (2.000 4.999 m 2 ) tercatat mempunyai jumlah rumah tangga usaha pertanian sebanyak 973,03 ribu rumah tangga pada ST2013, menurun sebanyak 6,78 ribu rumah tangga jika dibandingkan ST2003. Sedangkan untuk golongan luas lahan yang dikuasai lebih dari 0,50 hektar (5.000 m 2 ), jumlah usaha rumah tangga pertanian hasil ST2013 sedikit meningkat dibandingkan dengan hasil ST2003. Gambar 5 Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian Menurut Golongan Luas Lahan yang Dikuasai ST2003 dan ST2013 2,500 2,000 1,500 ST2003 ST2013 1,000 500 0 <1 000 1 000 1 999 2 000 4 999 5 000 9 999 10 000 19 999 20 000 29 999 30 000

Tabel 3 Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian Menurut Golongan Luas Lahan yang Dikuasai ST2003 dan ST2013 No. Golongan Luas Lahan (m2) ST2003 ST2013 Perubahan Absolut % (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 <1 000 1.931.767 694.530-1.237.237-64,05 2 1 000 1 999 693.106 649.434-43.672-6,30 3 2 000 4 999 979.815 973.029-6.786-0,69 4 5 000 9 999 467.865 459.318-8.547-1,83 5 10 000 19 999 195.845 198.866 3.021 1,54 6 20 000 29 999 44.917 46.843 1.926 4,29 7 30 000 31.833 36.592 4.759 14,95 JUMLAH 4.345.148 3.058.612-1.286.536-29,61 Hasil ST2013 pada tabel 3 menunjukkan bahwa rumah tangga usaha pertanian paling banyak menguasai lahan dengan luas antara 0,20 0,49 hektar, yaitu sebanyak 973,03 ribu rumah tangga. Berbeda dengan yang terjadi pada ST2003 jumlah rumah tangga usaha pertanian terbanyak menguasai lahan dengan luas kurang dari 0,10 hektar, yaitu sebanyak 1,93 juta rumah tangga. Untuk rumah tangga usaha pertanian dengan luas lahan lebih dari 0,50 hektar hasil ST2003 adalah sebanyak 741,62 rumah tangga. Angka ini sedikit meningkat (0,29 persen) pada ST2013, yaitu menjadi sebanyak 739,46 ribu rumah tangga. Hal yang menarik yang perlu dicermati adalah masih terdapat rumah tangga usaha pertanian yang menguasai lahan kurang dari 0,10 hektar pada ST2013, meskipun jumlahnya menurun tajam (64,05 persen) dibanding ST2003.

Gambar 6 Perbandingan Rumah Tangga Pertanian Pengguna Lahan dan Petani Gurem, ST2013 Pengguna Lahan 0.62% 99.38% 75.61% Bukan Pengguna Lahan Pengguna Lahan Bukan Petani Gurem 24.39% Pengguna Lahan Petani Gurem Rumah tangga usaha pertanian pengguna lahan ternyata mendominasi rumah tangga usaha pertanian di Jawa Barat. Dari sebanyak 3,06 juta rumah tangga usaha pertanian di Jawa Barat, sebesar 99,38 persen merupakan rumah tangga usaha pertanian pengguna lahan (3,04 juta rumah tangga). Sedangkan rumah tangga usaha pertanian bukan pengguna lahan hanya sebesar 0,62 persen, atau sebanyak 18.896 rumah tangga. Rumah tangga pertanian pengguna lahan dapat digolongkan ke dalam dua kelompok besar, yaitu rumah tangga petani gurem (rumah tangga usaha pertanian pengguna lahan yang menguasai lahan kurang dari 0,50 hektar) dan rumah tangga bukan petani gurem (rumah tangga usaha pertanian pengguna lahan yang menguasai lahan 0,50 hektar atau lebih). Hasil ST2013 menunjukkan bahwa dari sebesar 99,38 persen rumah tangga usaha pertanian pengguna lahan, sebesar 75,61 persennya (2,30 juta rumah tangga) merupakan rumah tangga petani gurem, sedangkan rumah tangga bukan petani gurem sebesar 24,39 persen (741,52 ribu rumah tangga).

Tabel 4 Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian Pengguna Lahan dan Rumah Tangga Petani Gurem Menurut Kabupaten/Kota, ST2003 dan ST2013 No Kabupaten/Kota Rumah Tangga Usaha Pertanian Rumah Tangga Petani Gurem Pengguna Lahan Perubahan Perubahan ST2003 ST2013 ST2003 ST2013 Absolut % Absolut % (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) 1 Bogor 249.566 203.585-45.981-18,42 215.322 165.696-49.626-23,05 2 Sukabumi 348.403 290.771-57.632-16,54 282.047 228.343-53.704-19,04 3 Cianjur 324.570 282.247-42.323-13,04 259.438 219.691-39.747-15,32 4 Bandung 178.056 141.747-36.309-20,39 156.889 114.213-42.676-27,20 5 Garut 315.688 268.177-47.511-15,05 260.219 209.813-50.406-19,37 6 Tasikmalaya 318.101 282.463-35.638-11,20 259.660 235.687-23.973-9,23 7 Ciamis 346.466 274.567-71.899-20,75 275.040 205.511-69.529-25,28 8 Kuningan 163.841 113.120-50.721-30,96 141.409 94.595-46.814-33,11 9 Cirebon 179.527 85.061-94.466-52,62 151.597 52.384-99.213-65,45 10 Majalengka 202.604 156.468-46.136-22,77 171.420 123.863-47.557-27,74 11 Sumedang 172.164 134.394-37.770-21,94 139.933 103.764-36.169-25,85 12 Indramayu 257.588 162.455-95.133-36,93 195.872 91.415-104.457-53,33 13 Subang 233.318 157.102-76.216-32,67 183.652 103.136-80.516-43,84 14 Purwakarta 102.068 72.436-29.632-29,03 84.962 56.459-28.503-33,55 15 Karawang 253.446 121.509-131.937-52,06 197.393 64.475-132.918-67,34 16 Bekasi 199.633 84.089-115.544-57,88 161.396 45.812-115.584-71,62 17 Bandung Barat 176.335 137.021-39.314-22,30 156.816 120.226-36.590-23,33 18 Kota Bogor 21.692 4.507-17.185-79,22 20.851 4.127-16.724-80,21 19 Kota Sukabumi 10.803 5.586-5.217-48,29 9.991 4.521-5.470-54,75 20 Kota Bandung 10.914 4.503-6.411-58,74 9.838 3.506-6.332-64,36 21 Kota Cirebon 6.853 2.181-4.672-68,17 6.646 1.995-4.651-69,98 22 Kota Bekasi 57.049 6.213-50.836-89,11 56.163 5.771-50.392-89,72 23 Kota Depok 44.761 9.491-35.270-78,80 43.764 8.914-34.850-79,63 24 Kota Cimahi 5.028 2.779-2.249-44,73 4.823 2.607-2.216-45,95 25 Kota Tasikmalaya 38.320 21.250-17.070-44,55 35.025 18.387-16.638-47,50 26 Kota Banjar 25.209 15.994-9.215-36,55 21.701 13.282-8.419-38,80 Jawa Barat 4.242.003 3.039.716-1.202.287-28,34 3.501.867 2.298.193-1.203.674-34,37

Hasil ST2013 menunjukkan bahwa dari sebanyak 3,62 juta orang petani di Jawa Barat, petani masih didominasi oleh petani laki-laki, yaitu sebanyak 2,85 juta orang (78,75 persen). Sedangkan jumlah petani perempuan hanya sebanyak 768,82 ribu orang atau sebesar 21,25 persen. Dominasi petani laki-laki di Sektor Pertanian juga terjadi di seluruh Subsektor Pertanian. Persentase jumlah petani laki-laki terbesar berada di Subsektor Perikanan kegiatan Penangkapan Ikan yang mencapai 96,56 persen sementara persentase petani laki-laki paling sedikit berada di Subsektor Peternakan yang mencapai 79,17 persen. Gambar 8 Jumlah Petani Menurut Jenis Kelamin, ST2013 9% Laki-Laki Perempuan 91%

No Tabel 5 Jumlah Petani Menurut Subsektor dan Jenis Kelamin, ST2013 Sektor/Subsektor Laki-Laki Perempuan Jumlah Absolut % Absolut % Absolut % (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) Sektor Pertanian*) 2.848.513 78,75 768.819 21,25 3.617.332 100,00 Subsektor 1. Tanaman Pangan 2.289.631 80,16 566.851 19,84 2.856.482 100,00 2. Hortikultura 1.161.290 81,57 262.425 18,43 1.423.715 100,00 3. Perkebunan 717.780 84,26 134.064 15,74 851.844 100,00 4. Peternakan 1.062.193 79,17 279.389 20,83 1.341.582 100,00 5. Perikanan Budidaya Ikan 281.187 86,10 45.407 13,90 326.594 100,00 Penangkapan Ikan 25.379 96,56 903 3,44 26.282 100,00 6. Kehutanan 991.354 85,64 166.211 14,36 1.157.565 100,00 *) Satu orang petani dapat mengusahakan lebih dari 1 subsektor usaha pertanian, sehingga jumlah petani secara keseluruhan di Sektor Pertanian bukan merupakan penjumlahan petani dari masing-masing subsektor.

Tabel 6 Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Petani Utama ST2013 No Kelompok Umur Petani Utama Laki-Laki Perempuan Jumlah Absolut % Absolut % Absolut % (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 1 <15 0 0 0 2 15 24 15.708 96,30 604 3,70 16.312 100,00 3 25 34 267.846 97,33 7.342 2,67 275.188 100,00 4 35 44 685.300 95,77 30.261 4,23 715.561 100,00 5 45 54 804.520 92,17 68.378 7,83 872.898 100,00 6 55 64 601.349 87,83 83.309 12,17 684.658 100,00 7 65 408.847 82,76 85.148 17,24 493.995 100,00 JUMLAH 2.783.570 91,01 275.042 8,99 3.058.612 100,00 *) Petani utama adalah petani yang mempunyai penghasilan terbesar dari seluruh petani yang ada di rumah tangga usaha pertanian Dari sebanyak 3,058 juta rumah tangga usaha pertanian hasil ST2013, sebanyak 2,76 juta rumah tangga usaha pertanian memiliki petani utama berjenis kelamin laki-laki dan 295,03 ribu rumah tangga memiliki petani utama berjenis kelamin perempuan. Kecenderungan bahwa petani utama laki-laki lebih tinggi jumlahnya jika dibandingkan dengan petani utama perempuan, terjadi hampir serupa di masing-masing kelompok umur. Hanya sebanyak 1 petani utama saja. Sama halnya bila dirinci menurut kelompok umur petani utama, kelompok usia produktif (15 64 tahun) terlihat mendominasi jumlah rumah tangga usaha pertanian. Tercatat sebanyak 2,57 juta rumah tangga usaha pertanian yang kelompok umur petani utamanya antara 15 64 tahun. Sedangkan sisanya adalah rumah tangga usaha pertanian dengan kelompok umur petani utama di atas 64 tahun.

Jumlah Sapi/Kerbau (ribu) Gambar 9 Jumlah Sapi dan Kerbau Pada 1 Mei 2013 Menurut Jenis Kelamin 250 200 150 Jantan Betina 100 50 0 Sapi Potong Sapi Perah Kerbau Jumlah sapi dan kerbau pada 1 Mei 2013 tercatat sebanyak 593,71 ribu ekor, terdiri dari 387,57 ekor sapi potong, 97,83 ribu ekor sapi perah, dan 108,30 ribu ekor kerbau. Jumlah sapi dan kerbau betina lebih tinggi bila dibandingkan dengan jumlah sapi dan kerbau jantan. Hasil ST2013 menunjukkan bahwa jumlah sapi dan kerbau betina adalah sebanyak 324,91 ribu ekor dan jumlah sapi dan kerbau jantan sebanyak 268,79 ribu ekor. Kabupaten dengan jumlah sapi dan kerbau terbanyak adalah Kabupaten Bogor, yaitu sebanyak 63,83 ribu ekor. Sedangkan Kota Cirebon adalah kota dengan jumlah sapi dan kerbau paling sedikit (317 ekor). Jumlah sapi potong terbanyak terdapat di Kabupaten Tasikmalaya, yaitu sebanyak 42,39 ribu ekor, dan jumlah sapi perah terbanyak di Kabupaten Bandung, dengan jumlah sapi perah sebanyak 27,83 ribu ekor.

Tabel 7 Jumlah Sapi dan Kerbau Pada 1 Mei 2013 Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Kelamin No Kabupaten/Kota Sapi Potong Sapi Perah Kerbau Jumlah Sapi Jantan Betina Jumlah Jantan Betina Jumlah Jantan Betina Jumlah dan Kerbau (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) 1 Bogor 20.023 12.944 32.967 1.291 5.840 7.131 9.336 14.397 23.733 63.831 2 Sukabumi 8.202 8.548 16.750 467 3.911 4.378 3.611 5.475 9.086 30.214 3 Cianjur 17.078 11.004 28.082 414 966 1.380 2.885 6.056 8.941 38.403 4 Bandung 22.790 1.193 23.983 3.755 24.074 27.829 926 1.622 2.548 54.360 5 Garut 20.888 9.908 30.796 1.413 11.962 13.375 4.620 10.134 14.754 58.925 6 Tasikmalaya 14.810 27.578 42.388 257 1.475 1.732 4.088 7.255 11.343 55.463 7 Ciamis 9.498 17.437 26.935 99 167 266 1.212 2.172 3.384 30.585 8 Kuningan 13.630 9.327 22.957 951 3.578 4.529 2.351 3.808 6.159 33.645 9 Cirebon 2.520 1.043 3.563 66 70 136 996 2.289 3.285 6.984 10 Majalengka 8.149 3.471 11.620 53 444 497 975 1.286 2.261 14.378 11 Sumedang 17.904 20.218 38.122 509 5.512 6.021 1.305 3.152 4.457 48.600 12 Indramayu 3.863 6.181 10.044 8 223 231 281 879 1.160 11.435 13 Subang 19.414 10.052 29.466 245 972 1.217 1.194 1.818 3.012 33.695 14 Purwakarta 5.428 7.961 13.389 5 16 21 2.572 5.691 8.263 21.673 15 Karawang 3.878 6.983 10.861 14 19 33 155 314 469 11.363 16 Bekasi 8.147 13.769 21.916 73 166 239 325 659 984 23.139 17 Bandung Barat 9.787 2.195 11.982 4.644 21.738 26.382 1.057 2.077 3.134 41.498 18 Kota Bogor 288 69 357 103 619 722 88 75 163 1.242 19 Kota Sukabumi 560 55 615 13 105 118 44 15 59 792 20 Kota Bandung 1.149 79 1.228 104 345 449 43 30 73 1.750 21 Kota Cirebon 84 231 315 0 0 0 1 1 2 317 22 Kota Bekasi 2.560 186 2.746 14 52 66 87 54 141 2.953 23 Kota Depok 2.139 459 2.598 105 570 675 137 70 207 3.480 24 Kota Cimahi 435 56 491 21 199 220 17 14 31 742 25 Kota Tasikmalaya 1.644 525 2.169 66 96 162 233 364 597 2.928 26 Kota Banjar 681 553 1.234 3 19 22 13 47 60 1.316 Jawa Barat 215 549 172.025 387.574 14.693 83.138 97.831 38.552 69.754 108.306 593.711

Rata-rata Luas Lahan (m 2 ) Lahan pertanian merupakan salah satu modal dalam usaha di bidang pertanian. Berdasarkan hasil ST2013, rata-rata luas lahan pertanian yang dikuasai oleh rumah tangga usaha pertanian mengalami peningkatan yang cukup signifikan bila dibandingkan dengan hasil ST2003. Rata-rata luas lahan pertanian yang dikuasai oleh rumah tangga usaha pertanian hasil ST2013 adalah sebesar 4,17 ribu m 2, naik sebesar 225,78 persen dibandingkan hasil ST2003 yang tercatat sebesar 1,28 ribu m 2. Rata-rata luas lahan sawah yang dikuasai rumah tangga usaha pertanian adalah sebesar 3,16 ribu m 2, sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan lahan bukan sawah yang sebesar 2,36 ribu m 2. Rata-rata luas lahan pertanian yang dikuasai rumah tangga usaha pertanian 4,20 ribu m 2 dengan rata-rata luas lahan yang dikuasai sebesar 4,36 ribu m 2. Gambar 11 Rata-Rata Luas Lahan yang Dikuasai Rumah Tangga Usaha Pertanian Menurut Wilayah dan Jenis Lahan ST2003 dan ST2013 (m 2 ) 2,500 2,000 1,500 2003 2013 1,000 500 0 Lahan Sawah Lahan Bukan Sawah Lahan Bukan Pertanian Jawa Barat

No Tabel 8 Rata-Rata Luas Lahan yang Dikuasai per Rumah Tangga Usaha Pertanian (m 2 ) Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Lahan, ST2003 dan ST2013 Kabupaten/Kota Lahan Bukan Pertanian Jenis Lahan Lahan Pertanian Lahan yang dikuasai Lahan Bukan Lahan Sawah Jumlah ST2003 ST2013 Sawah ST2003 ST2013 ST2003 ST2013 ST2003 ST2013 ST2003 ST2013 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) 1 Bogor 185,35 175,57 469,10 1.486,17 569,03 1.724,32 1.038,13 3.210,48 1.223,49 3.386,05 2 Sukabumi 3 Cianjur 4 Bandung 5 Garut 6 Tasikmalaya 7 Ciamis 8 Kuningan 9 Cirebon 10 Majalengka 11 Sumedang 12 Indramayu 13 Subang 14 Purwakarta 15 Karawang 16 Bekasi 17 Bandung Barat 18 Kota Bogor 19 Kota Sukabumi 20 Kota Bandung 21 Kota Cirebon 22 Kota Bekasi 23 Kota Depok 24 Kota Cimahi 25 Kota Tasikmalaya 26 Kota Banjar 240,54 172,33 753,13 1.562,67 1.080,38 2.238,87 1.833,51 3.801,54 2.074,06 3.973,87 195,22 189,79 917,97 1.784,41 1.049,45 1.841,65 1.967,42 3.626,07 2.162,64 3.815,86 138,64 165,75 295,78 1.745,10 318,54 2.095,41 614,32 3.840,51 752,95 4.006,26 177,51 158,34 669,90 1.386,39 1.051,40 2.260,42 1.721,30 3.646,81 1.898,81 3.805,15 183,06 152,61 809,50 1.214,60 1.403,55 1.831,27 2.213,05 3.045,87 2.396,11 3.198,48 270,96 223,53 876,48 1.461,61 1.596,23 2.557,84 2.472,71 4.019,45 2.743,67 4.242,98 206,46 172,65 802,15 1.728,51 671,85 1.235,78 1.474,00 2.964,29 1.680,46 3.136,94 200,27 214,41 654,16 4.337,02 220,23 1.182,44 874,39 5.519,46 1.074,67 5.733,87 192,36 176,74 1.113,46 2.350,24 533,22 1.152,14 1.646,68 3.502,37 1.839,04 3.679,11 229,51 224,48 873,61 1.713,66 926,00 1.929,66 1.799,61 3.643,32 2.029,12 3.867,80 229,20 200,67 1.797,31 5.874,17 402,96 1.277,65 2.200,27 7.151,81 2.429,47 7.352,48 240,44 275,00 1.555,30 4.483,45 543,96 1.615,06 2.099,26 6.098,50 2.339,70 6.373,50 219,16 221,95 665,49 1.935,54 675,24 1.594,56 1.340,72 3.530,10 1.559,89 3.752,05 219,70 270,60 1.602,42 7.132,60 325,87 1.474,96 1.928,28 8.607,56 2.147,98 8.878,16 213,44 316,71 1.012,29 5.880,98 231,15 1.027,14 1.243,44 6.908,12 1.456,88 7.224,83 174,23 169,85 382,38 982,88 618,64 1.552,68 1.001,02 2.535,57 1.175,25 2.705,42 114,96 156,00 21,99 335,87 68,12 1.745,28 90,11 2.081,15 205,07 2.237,15 120,55 159,09 186,29 2.353,31 71,08 954,22 257,37 3.307,52 377,92 3.466,61 87,22 167,10 29,09 3.231,90 11,31 1.567,10 40,40 4.799,00 127,62 4.966,10 121,06 146,40 26,13 1.018,35 25,03 571,58 51,16 1.589,92 172,22 1.736,33 122,90 197,24 14,93 652,78 31,66 905,49 46,59 1.558,27 169,49 1.755,51 145,80 245,02 12,58 164,20 55,70 1.236,59 68,28 1.400,79 214,08 1.645,81 100,35 128,52 12,17 492,55 28,68 1.100,37 40,85 1.592,92 141,21 1.721,45 149,18 171,76 270,77 1.726,40 222,33 881,01 493,10 2.607,41 642,28 2.779,17 301,12 346,94 647,39 1.657,01 716,48 1.204,36 1.363,87 2.861,37 1.665,00 3.208,31 Jawa Barat 186,60 196,18 708,10 2.372,85 576,66 1.794,05 1.284,76 4.166,90 1.471,35 4.363,08

Jumlah Rumah Tangga (ribu) Gambar 12 Jumlah Rumah Tangga Jasa Pertanian Menurut Subsektor, ST2013 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 Tanaman Pangan Hortikultura Perkebunan Peternakan Perikanan Kehutanan Subsektor Tanaman Pangan merupakan subsektor yang memiliki jumlah rumah tangga jasa pertanian terbanyak. Hasil ST2013 mencatat bahwa jumlah rumah tangga jasa pertanian Subsektor Tanaman Pangan adalah sebesar 83,02 ribu rumah tangga. Sedangkan jumlah rumah tangga jasa pertanian paling sedikit tercatat pada Subsektor Perikanan, yaitu sebanyak 7,29 ribu rumah tangga. Subsektor Hortikultura tercatat memiliki jumlah rumah tangga jasa pertanian sebanyak 13,98 ribu rumah tangga, sedangkan Subsektor Perkebunan, Peternakan, dan Kehutanan memiliki jumlah rumah tangga jasa pertanian masing-masing sebanyak 8,67 ribu, 12,68 ribu, dan 13,80 ribu rumah tangga. Apabila dikaji menurut kabupaten/kota, terlihat bahwa Kabupaten Ciamis merupakan kabupaten dengan jumlah rumah tangga jasa pertanian terbanyak (12,77 ribu rumah tangga), sedangkan Kota Cimahi merupakan kota dengan jumlah rumah tangga jasa pertanian paling sedikit (34 rumah tangga).

No Tabel 9 Jumlah Rumah Tangga Jasa Pertanian Menurut Kabupaten/Kota dan Subsektor, ST2013 Kabupaten/Kota Jumlah Rumah Tangga Jasa Pertanian Tanaman Pangan Subsektor Hortikultura Perkebunan Peternakan Perikanan Kehutanan (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) 1 Bogor 9.271 6.520 1.952 423 1.291 312 1.232 2 Sukabumi 10.458 7.690 1.634 760 1.204 466 1.343 3 Cianjur 11.139 8.218 1.382 1.020 1.332 310 1.722 4 Bandung 3.396 2.282 366 105 557 117 151 5 Garut 12.269 5.211 1.188 2.257 1.153 2.043 1.396 6 Tasikmalaya 10.116 7.020 735 1.097 1.059 623 1.698 7 Ciamis 12.770 9.522 1.245 1.248 806 1.056 2.026 8 Kuningan 3.501 2.634 296 72 558 54 299 9 Cirebon 2.534 2.038 214 41 191 118 93 10 Majalengka 4.839 4.101 213 175 258 186 453 11 Sumedang 4.022 3.004 183 141 356 63 533 12 Indramayu 6.784 6.024 164 97 107 460 83 13 Subang 5.919 4.629 449 110 535 220 378 14 Purwakarta 3.091 2.335 254 168 504 104 344 15 Karawang 5.648 3.636 429 275 429 543 799 16 Bekasi 2.759 2.243 314 40 248 191 67 17 Bandung Barat 8.317 4.219 2.728 547 1.821 234 895 18 Kota Bogor 91 53 23 2 20 7 4 19 Kota Sukabumi 63 52 5 0 6 1 2 20 Kota Bandung 118 55 20 1 39 3 6 21 Kota Cirebon 109 27 7 1 37 46 1 22 Kota Bekasi 458 127 56 18 71 49 163 23 Kota Depok 75 26 33 1 11 10 4 24 Kota Cimahi 34 18 4 0 11 1 0 25 Kota Tasikmalaya 540 373 42 20 44 51 54 26 Kota Banjar 1.105 965 49 51 36 25 57 Jawa Barat 119.426 83.022 13.985 8.670 12.684 7.293 13.803

Jumlah Rumah Tangga (ribu) Gambar 14 Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian yang Melakukan Pengolahan Hasil Pertanian Menurut Subsektor, ST2013 120 100 80 60 40 20 0 Tanaman Pangan Hortikultura Perkebunan Peternakan Perikanan Kehutanan Subsektor Tanaman pangan merupakan subsektor yang memiliki jumlah rumah tangga usaha pertanian yang melakukan pengolahan hasil pertanian terbanyak. Jumlah rumah tangga usaha pertanian yang melakukan pengolahan hasil pertanian pada Subsektor Tanaman pangan tercatat sebesar 95,36 ribu rumah tangga. Sedangkan jumlah rumah tangga usaha pertanian yang melakukan pengolahan hasil pertanian paling sedikit tercatat pada Subsektor Peternakan, yaitu sebanyak 7,12 ribu rumah tangga. Subsektor Perkebunan tercatat memiliki jumlah rumah tangga usaha pertanian yang melakukan pengolahan hasil pertanian sebanyak 74,76 ribu rumah tangga, sedangkan Subsektor Hortikultura, Perikanan, dan Kehutanan memiliki jumlah rumah tangga usaha pertanian yang melakukan pengolahan hasil pertanian masingmasing sebanyak 15,62 ribu, 8,98 ribu, dan 34,24 ribu rumah tangga.

No Tabel 10 Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian yang Melakukan Pengolahan Hasil Pertanian Menurut Kabupaten/Kota dan Subsektor, ST2013 Kabupaten/Kota Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian yang Melakukan Pengolahan Hasil Pertanian Tanaman Pangan Subsektor Hortikultura Perkebunan Peternakan Perikanan Kehutanan (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) 1 Bogor 12.268 6.600 1.696 1.907 519 545 1.907 2 Sukabumi 25.279 12.011 1.593 9.484 862 671 2.825 3 Cianjur 26.172 11.120 1.776 10.979 816 456 3.363 4 Bandung 6.239 3.960 797 621 179 168 710 5 Garut 25.900 11.771 1.165 9.895 705 1.203 3.334 6 Tasikmalaya 27.106 9.759 1.461 11.577 586 1.390 4.797 7 Ciamis 35.145 9.176 2.260 19.546 602 1.720 4.491 8 Kuningan 6.829 3.202 813 659 152 89 2.329 9 Cirebon 2.677 1.628 180 59 198 336 322 10 Majalengka 7.886 3.931 574 1.331 212 293 1.802 11 Sumedang 11.317 4.521 570 3.623 282 177 2.897 12 Indramayu 4.061 3.140 176 118 179 352 127 13 Subang 5.780 3.104 361 423 271 173 1.675 14 Purwakarta 4.321 1.712 426 870 175 116 1.292 15 Karawang 3.315 1.806 242 338 290 439 314 16 Bekasi 2.487 1.703 128 82 225 165 230 17 Bandung Barat 8.346 4.210 602 2.305 452 204 1.362 18 Kota Bogor 224 145 32 11 44 3 10 19 Kota Sukabumi 147 81 15 8 12 5 31 20 Kota Bandung 152 78 20 6 27 11 19 21 Kota Cirebon 166 67 12 2 17 63 11 22 Kota Bekasi 142 40 36 3 52 7 8 23 Kota Depok 273 149 57 11 27 28 17 24 Kota Cimahi 157 63 11 34 13 2 38 25 Kota Tasikmalaya 1.392 679 45 413 46 188 110 26 Kota Banjar 1.557 704 571 454 180 176 220 Jawa Barat 219.338 95.360 15.619 74.759 7.123 8.980 34.241

Padi Padi Sawah Padi Ladang Palawija Jagung Kedelai Kacang Tanah Kacang Hijau Ubi Kayu Ubi Jalar Sorgum Gandum Talas Ganyong Garut Lainnya Rumah Tangga (juta) Subsektor Tanaman Pangan Usaha Subsektor Tanaman Pangan di Jawa Barat meliputi usaha tanaman padi dan palawija. Berdasarkan hasil ST2013 diketahui bahwa rumah tangga tanaman pangan di Jawa Barat didominasi oleh rumah tangga yang mengelola tanaman padi. Dari keseluruhan rumah tangga yang mengelola tanaman pangan sebanyak 2,49 juta, 93,01 persen (2,32 juta) diantaranya mengelola tanaman padi, sedangkan rumah tangga yang mengelola tanaman palawija adalah sebanyak 24,16 persen (602,13 ribu) dari seluruh rumah tangga tanaman pangan. Antara lain rumah tangga Jagung (200,92 ribu) dan Kedelai (29,94 ribu). Gambar 16 Jumlah Rumah Tangga Usaha Tanaman Pangan Menurut Jenis Tanaman, ST2013 2500 2000 1500 1000 500 0 Padi Palawija Jenis Tanaman

Jenis tanaman padi di Jawa Barat terdiri dari padi sawah dan padi ladang. Jenis padi sawah lebih banyak diusahakan oleh rumah tangga bila dibandingkan dengan padi ladang. Menurut data ST 2013 dari 2,32 juta rumah tangga tanaman padi di Jawa Barat, sekitar 98,22 persen (2,28 juta) mengelola tanaman padi sawah, sedangkan padi ladang hanya dikelola oleh sekitar 3,82 persen (88,43 ribu) rumah tangga tanaman padi. Selain jumlah rumah tangga usaha pertanian tanaman pangan, ST2013 juga memberikan informasi mengenai luas tanam dari masing-masing komoditas tanaman pangan. Luas tanam untuk tanaman padi secara keseluruhan berjumlah 1,52 juta hektar yang terdiri dari luas tanam tanaman padi sawah seluas 1,49 juta hektar dan padi ladang seluas 21,59 ribu hektar. Jika dilihat rata-rata luas tanaman padi per rumah tangga usaha dapat dilihat bahwa rata-rata luas tanam per rumah tangga tanaman padi sawah lebih besar dibandingkan tanaman padi ladang. Satu rumah tangga usaha tanaman padi sawah memiliki luas tanam sekitar 0,66 hektar, sedangkan luas tanam yang dimiliki oleh rumah tangga tanaman padi ladang hanya sekitar 0,24 hektar. Tanaman palawija meliputi kelompok biji-bijian, kacang-kacangan, dan umbi-umbian. Dari 11 komoditas utama palawija, ubi kayu merupakan komoditas yang paling banyak ditanam oleh rumah tangga palawija di Jawa Barat diikuti oleh komoditas jagung dan kacang tanah. Persentase jumlah rumah tangga pada tiga komoditas utama ini terhadap jumlah rumah tangga palawija masing-masing adalah 52,24 persen (314,57 ribu), 33,37 persen (200,91 ribu), dan 18,97 persen (114,23 ribu). Sedangkan komoditas palawija yang paling sedikit ditanam adalah gandum, garut, dan sorgum yang masing-masing hanya dikelola oleh 25 rumah tangga, 45 rumah tangga, dan 56 rumah tangga. Jika dilihat dari besaran luas tanam per komoditas, ubi kayu merupakan komoditas tanaman palawija yang memiliki luas tanam terbesar. Dari 0,150 juta hektar luas tanam palawija, sekitar 33,65 persen (0,05 juta hektar) merupakan luas tanam untuk komoditas jagung. Sementara itu, luas tanam terkecil adalah komoditas gandum yang hanya seluas 5 hektar. Rata-rata luas tanam usaha tanaman palawija lebih kecil bila dibandingkan dengan tanaman padi, yaitu hanya sekitar 0,25 hektar. Menurut komoditasnya, tanaman palawija yang memiliki rata-rata luas tanam terbesar adalah jagung yaitu seluas 0,25 hektar per satu rumah tangga usaha tanaman jagung, sedangkan rata-rata luas tanam terkecil adalah ganyong yang rata-rata hanya ditanam seluas 0,04 hektar per satu rumah tangga usah ganyong.

Tabel 11 Jumlah Rumah Tangga, Luas Tanam, dan Rata-Rata Luas Tanam Usaha Tanaman Padi dan Palawija Menurut Jenis Tanaman, ST2013 Jenis Tanaman Rumah Tangga Luas Tanam (m 2 ) Rata-Rata Luas Tanam (m 2 ) (1) (2) (3) Tanaman Pangan* 2.492.459 16.707.754.090 6.703,32 Padi** 2.318.328 15.204.649.838 6.558,45 Padi Sawah 2.277.030 14.988.662.392 6.582,55 Padi Ladang 88.431 215.987.446 2.442,44 Palawija** 602.131 1.503.104.252 2.496,31 Jagung 200.917 494.386.633 2.460,65 Kedelai 29.944 51.667.196 1.725,46 Kacang Tanah 114.228 184.186.390 1.612,45 Kacang Hijau 23.950 49.427.910 2.063,80 Ubi Kayu 314.574 505.845.102 1.608,03 Ubi Jalar 83.513 146.417.134 1.753,23 Sorgum 56 120.520 2.152,14 Gandum 25 59.464 2.378,56 Talas 7.348 5.696.270 775,21 Ganyong 345 144.769 419,62 Garut 45 94.890 2.108,67 Lainnya 16.516 65.057.974 3.939,09 *) Satu rumah tangga usaha tanaman pangan dapat mengusahakan lebih dari 1 komoditas, sehingga jumlah rumah tangga usaha tanaman pangan bukan merupakan penjumlahan rumah tangga usaha padi dengan rumah tangga palawija. **) Satu rumah tangga usaha padi atau palawija dapat mengusahakan lebih dari 1 komoditas padi atau palawija, sehingga jumlah rumah tangga usaha padi atau palawija bukan merupakan penjumlahan rumah tangga komoditasnya. (4)

Berbeda dengan subsektor lainnya, pada subsektor tanaman pangan, rumah tangga yang mengelola tanaman pangan dengan tujuan seluruh hasilnya digunakan untuk dikonsumsi sendiri (tidak dijual) juga tergolong sebagai rumah tangga usaha pertanian. Berdasarkan hasil ST2013, terlihat bahwa sebagian besar rumah tangga tanaman pangan melakukan usaha tanaman pangannya dengan tujuan hasil panennya sebagian untuk dikonsumsi sendiri dan sebagian lagi untuk dijual. Dari 2,32 juta rumah tangga usaha tanaman padi, sekitar 59,40 persen rumah tangga bertujuan menjual sebagian hasil panennya. Sementara itu, rumah tangga yang menjual seluruh hasil panennya hanya sekitar 6,15 persen (0,14 juta rumah tangga), sedangkan yang mengkonsumsi sendiri seluruh hasil panennya ada sekitar 36,48 persen (0,85 juta rumah tangga). Tabel 12 Jumlah Rumah Tangga Usaha Tanaman Padi dan Palawija Menurut Jenis Tanaman dan Keterangan Penjualan Hasil Usaha, ST2013 Jenis Tanaman Padi Keterangan Penjualan Hasil Usaha Dijual Seluruhnya Dijual Sebagian Tidak Dijual (1) (2) (3) (4) (5) Jumlah Padi Sawah 139.383 1.343.176 794.471 2.277.030 Padi Ladang 3.230 33.888 51.313 88.431 Palawija Jagung 124.580 58.833 17.504 200.917 Kedelai 15.673 11.712 2.559 29.944 Kacang Tanah 47.033 53.586 13.609 114.228 Kacang Hijau 10.779 10.936 2.235 23.950 Ubi Kayu 164.760 97.627 52.187 314.574 Ubi Jalar 45.299 26.397 11.817 83.513 Sorgum 26 22 8 56 Gandum 11 11 3 25 Talas 3.219 2.414 1.715 7.348 Ganyong 77 81 187 345 Garut 35 5 5 45

Berbeda dengan rumah tangga padi, sebagian besar rumah tangga palawija (53,10 persen) menjual seluruh hasil panennya. Sementara itu, rumah tangga yang menjual sebagian hasil panen palawijanya ada sekitar 33,76 persen (0,26 juta rumah tangga), sedangkan jumlah rumah tangga yang mengkonsumsi sendiri seluruh hasil panen palawijanya adalah sebesar 13,14 persen. Karakteristik penjualan hasil panen ini juga berlaku pada semua komoditas palawija kecuali kacang tanah, ubi jalar, talas, dan ganyong yang mayoritas rumah tangga yang menanam komoditas-komoditas ini hanya menjual sebagian hasil panennya. Sistem pemanenan utama yang dipakai oleh sebagian besar rumah tangga usaha tanaman padi pada periode Mei 2012 April 2013 adalah dipanen sendiri. Jumlah rumah tangga tanaman padi yang memanen sendiri hasil panennya mencapai 98,42 persen. Meskipun tidak terlalu banyak, beberapa rumah tangga ada yang mengijonkan atau menebaskan padinya. ST2013 mencatat sebanyak 53.151 rumah tangga menebaskan padinya, sedangkan rumah tangga yang mengijonkan tanaman padinya hanya sekitar 7.543 rumah tangga atau 0,32 persen dari rumah tangga padi keseluruhan. Jumlah rumah tangga tanaman padi yang usahanya tidak/belum panen selama periode Mei 2012 April 2013 ada sebanyak 0.02 juta rumah tangga baik yang baru tanam maupun yang mengalami puso (hasil panen kurang dari 11 persen dari keadaan normal). Komoditas tanaman padi yang paling banyak tidak/belum panen adalah padi sawah. Tabel 13 Jumlah Rumah Tangga Usaha Tanaman Padi Menurut Jenis Tanaman dan Sistem Pemanenan Utama, ST2013 Jenis Tanaman Padi Sistem Pemanenan Utama Dipanen Sendiri Ditebaskan Diijonkan Tidak/Belum Panen (1) (2) (3) (4) (5) (6) Jumlah Padi Sawah 2.195.545 52.446 7.353 21.686 2.277.030 Padi Ladang 86.102 705 190 1.434 88.431

Seperti halnya padi, sistem pemanenan utama yang dipakai oleh sebagian besar rumah tangga usaha tanaman palawija pada periode yang sama adalah dipanen sendiri. Jumlah rumah tangga tanaman palawija yang memanen sendiri panennya mencapai 78,58 persen. Meskipun tidak terlalu banyak, beberapa rumah tangga ada yang mengijonkan atau menebaskan tanaman palawijanya. ST2013 mencatat bahwa sebesar 7,70 persen rumah tangga menebaskan tanamannya, sedangkan yang mengijonkan tanaman palawijanya hanya sekitar 0,77 persen. Rumah tangga usaha tanaman palawija yang pada periode Mei 2012 April 2013 mengalami puso juga dianggap tidak panen seperti halnya pada tanaman padi. Jumlah rumah tangga tanaman palawija yang tidak/belum panen ada sebanyak 0,083 juta rumah tangga. Jenis tanaman palawija yang paling banyak tidak/belum panen adalah ubi kayu. Sebanyak 16,53 persen (0,05 juta) rumah tangga yang menanam ubi kayu belum panen pada periode Mei 2012 April 2013. Tabel 14 Jumlah Rumah Tangga Usaha Tanaman Palawija Menurut Jenis Tanaman dan Sistem Pemanenan Utama, ST2013 Sistem Pemanenan Utama Dipanen Jenis Tanaman Dipanen Muda Jumlah Bentuk Lain Dipanen Tidak/Belum Ditebaskan Diijonkan Sendiri Panen (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) Palawija Jagung 6.522 2.101 168.481 13.554 1.098 9.161 200.917 Kedelai 614 22.392 1.429 231 5.278 29.944 Kacang Tanah 1.292 101.866 4.473 453 6.144 114.228 Kacang Hijau 21.992 276 56 1.626 23.950 Ubi Kayu 5.195 225.625 28.582 3.183 51.989 314.574 Ubi Jalar 968 62.747 10.861 794 8.143 83.513 Sorgum 1 44 4 1 6 56 Gandum 22 1 0 2 25 Talas 75 5.456 498 136 1.183 7.348 Ganyong 307 4 1 33 345 Garut 42 1 2 0 45

Rumah tangga tanaman padi paling banyak berada di Kabupaten tasikmalaya (10,67 persen) diikuti Kabupaten Sukabumi (10,32 persen), Kabupaten Cianjur (10,16 persen) dan Kabupaten Ciamis (9,13 persen). Sedangkan sisanya tersebar di beberapa kabupaten lain seperti Kabupaten garut, Kabupaten Indramayu, Kabupaten Majalengka, Kabupaten Subang, Kabupaten Karawang dan lain-lain. Sentra utama padi tersebut yang juga merupakan sentra komoditas jagung adalah Kabupaten Sukabumi, Kabupaten Garut. Sedangkan untuk sentra kedelai berada di Kabupaten Cianjur, Kabupaten Sukabumi, Kabupaten garut, dan Kabupaten Ciamis.

Tabel 15 Jumlah Rumah Tangga Usaha Tanaman Pangan Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Tanaman, ST2013 No Kabupaten/Kota Tanaman Padi Padi Padi Pangan Sawah Ladang Palawija Jagung Kedelai (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) 1 Bogor 152.630 117.704 116.772 1.760 59.864 10.895 370 2 Sukabumi 258.104 239.256 230.120 28.911 80.810 16.872 7.146 3 Cianjur 244.175 235.470 227.188 16.144 58.339 12.437 8.220 4 Bandung 94.653 78.087 76.519 2.162 31.674 15.651 118 5 Garut 220.909 191.823 184.307 12.240 83.069 56.519 4.430 6 Tasikmalaya 252.745 247.287 246.782 1.932 39.238 6.549 939 7 Ciamis 220.222 211.750 210.955 1.771 50.878 8.746 2.982 8 Kuningan 96.656 90.943 89.512 2.607 30.106 8.661 1.118 9 Cirebon 67.439 64.599 63.417 1.403 12.028 1.936 815 10 Majalengka 133.457 126.371 125.158 2.229 33.247 18.536 1.489 11 Sumedang 118.856 108.048 105.055 6.711 41.585 17.379 824 12 Indramayu 144.141 143.582 142.198 1.958 4.671 1.002 459 13 Subang 126.268 123.380 122.977 1.006 12.864 1.858 99 14 Purwakarta 56.495 54.388 54.154 446 7.890 1.917 112 15 Karawang 92.406 91.652 90.942 1.069 2.646 861 96 16 Bekasi 64.948 64.255 63.974 488 2.357 247 59 17 Bandung Barat 99.183 89.122 86.631 5.285 35.832 17.268 508 18 Kota Bogor 2.691 759 757 2 2.297 648 3 19 Kota Sukabumi 4.891 4.572 4.569 5 818 256 12 20 Kota Bandung 2.898 2.301 2.298 3 865 406 12 21 Kota Cirebon 958 654 529 126 486 156 6 22 Kota Bekasi 2.052 1.387 1.356 38 978 89 9 23 Kota Depok 3.173 740 735 7 2.786 534 55 24 Kota Cimahi 1.746 756 747 9 1.174 657 9 25 Kota Tasikmalaya 18.431 17.753 17.741 18 3.550 671 32 26 Kota Banjar 12.332 11.689 11.637 101 2.079 166 22 Jawa Barat 2.492.459 2.318.328 2.277.030 88.431 602.131 200.917 29.944 *) Satu rumah tangga usaha tanaman pangan dapat mengusahakan lebih dari 1 komoditas, sehingga jumlah rumah tangga usaha tanaman pangan bukan merupakan penjumlahan rumah tangga usaha padi dengan rumah tangga palawija. **) Satu rumah tangga usaha padi atau palawija dapat mengusahakan lebih dari 1 komoditas padi atau palawija, sehingga jumlah rumah tangga usaha padi atau palawija bukan merupakan penjumlahan rumah tangga komoditasnya.

Subsektor Hortikultura Berdasarkan jenis tanaman, tanaman hortikultura dibedakan menjadi tanaman tahunan dan semusim. Tanaman hortikultura tahunan adalah tanaman hortikultura yang umur tanamannya lebih dari satu tahun sedangkan tanaman yang umurnya kurang dari satu tahun digolongkan menjadi tanaman hortikultura semusim. Tanaman hortikultura (tahunan dan semusim) meliputi buah-buahan, sayuran, obatobatan, dan tanaman hias. Berdasarkan hasil ST2013, dari 50 jenis tanaman hortikultura semusim utama, cabai rawit merupakan jenis tanaman yang paling banyak diusahakan oleh rumah tangga usaha hortikultura (89.755 rumah tangga). Selain cabai rawit, cabai besar, kacang panjang dan jahe juga tergolong jenis tanaman hortikultura semusim yang paling banyak dikelola rumah tangga usaha hortikultura. Jika dilihat menurut kelompok tanaman, maka tanaman buah-buahan semusim yang paling banyak dikelola oleh rumah tangga usaha hortikultura adalah mentimun suri dan tanaman semangka. Untuk tanaman sayuran semusim, cabai rawit dan cabai besar merupakan jenis tanaman yang paling banyak diusahakan oleh rumah tangga usaha hortikultura. Jenis tanaman obat-obatan semusim yang paling banyak diusahakan oleh rumah tangga usaha hortikultura adalah jahe, sedangkan krisan/seruni tercatat sebagai jenis tanaman hias semusim yang paling banyak dikelola oleh rumah tangga usaha hortikultura. Pada tanaman hortikultura semusim, potensi dan besaran produksi suatu tanaman dapat dilihat dari luas tanamnya. Dalam keadaan normal, semakin besar luas tanam maka produksi yang dihasilkan akan semakin banyak. Ditinjau dari besaran jumlah pohon/rumpun/luas tanam, tanaman hortikultura semusim yang memiliki luas tanam terbesar adalah cabai besar, sedangkan yang terkecil adalah tanaman aglaonema. Hal ini berarti potensi terbesar dari tanaman hortikultura semusim di Jawa Barat terletak pada jenis tanaman cabai besar. Selanjutnya, dilihat dari besaran rata-rata luas tanam yang dikelola per rumah tangga maka tanaman jamur adalah tanaman hortikultura semusim yang paling banyak diusahakan per rumah tangga usaha hortikultura dan yang terkecil adalah kamboja jepang/adenium.

Tabel 16 Jumlah Rumah Tangga Usaha Hortikultura, Luas Tanam, dan Rata-rata Luas Tanam yang Diusahakan/Dikelola per Rumah Tangga Menurut Jenis Tanaman Hortikultura Semusim, ST2013 Jenis Tanaman Hortikultura Semusim Jumlah Rumah Tangga Usaha Hortikultura Luas Tanam (m 2 ) Rata-rata Luas Tanam yang Diusahakan/Dikelola per Rumah Tangga (1) (2) (3) (4) Blewah 369 1.123.880 3.045 Mentimun Suri 4.701 6.429.681 1.367 Semangka 2.494 10.090.175 4.045 Stroberi 3.733 4.589.999 1.229 Bawang Daun/Prei 27.333 53.964.664 1.974 Bawang Merah 19.424 48.855.067 2.515 Bayam 11.427 13.847.962 1.211 Brokoli 9.248 24.541.318 2.653 Buncis 29.853 42.495.300 1.423 Cabai Besar 68.019 141.202.634 2.075 Cabai Rawit 89.755 91.869.228 1.023 Jamur 2.844 12.565.068 4.418 Kacang Merah 15.986 22.162.611 1.386 Kacang Kapri 848 1.218.303 1.436 Kacang Panjang 41.155 47.449.704 1.152 Kailan 621 1.229.000 1.979 Kangkung 18.727 17.158.158 916 Kembang Kol 7.286 18.731.338 2.570 Kentang 14.845 64.644.750 4.354 Kubis 33.298 86.714.558 2.604 Labu Siam 13.219 17.461.516 1.320 Lobak 1.330 2.463.042 1.851 Ketimun 29.971 46.888.640 1.564 Oyong/Gambas 3.048 4.347.213 1.426 Pak Choi 3.338 7.206.437 2.158 Paria/Pare 4.101 6.582.066 1.604 Petsai/Sawi Putih 12.327 28.341.988 2.299 Sawi 21.035 55.687.851 2.647 Seledri 4.501 11.317.495 2.514 Slada 4.101 10.398.341 2.535

Tabel 16 (lanjutan) Jumlah Rumah Tangga Usaha Hortikultura, Luas Tanam, dan Rata-rata Luas Tanam yang Diusahakan/Dikelola per Rumah Tangga Menurut Jenis Tanaman Hortikultura Semusim, ST2013 Jenis Tanaman Hortikultura Semusim Jumlah Rumah Tangga Usaha Hortikultura Luas Tanam (m 2 ) Rata-rata Luas Tanam yang Diusahakan/Dikelola per Rumah Tangga (1) (2) (3) (4) Terung 17.784 25.198.624 1.416 Tomat 31.883 74.121.333 2.324 Wortel 28.421 89.766.809 3.158 Jahe 35.342 26.441.239 748 Kemangi 1.824 1.262.273 692 Kencur 9.429 5.855.874 621 Kunyit 23.427 13.563.656 578 Kumis Kucing 932 1.077.028 1.155 Lengkuas 7.321 4.376.816 597 Anggrek 600 316.154 526 Aglaoenema 361 80.490 222 Hebras 558 800.805 1.435 Kamboja Jepang/Adenium 476 84.216 176 Krisan/Seruni 1.104 4.126.355 3.737 Mawar 845 1.429.932 1.692 Melati 409 87.697 214 Nanas-Nanasan/Bromelia 352 221.027 627 Palm 623 156.877 251 Rumput Peking 606 276.843 456 Sedap Malam 501 622.928 1.243 Menurut hasil ST2013, pisang merupakan jenis tanaman hortikultura tahunan yang paling banyak diusahakan oleh rumah tangga usaha hortikultura (601.458 rumah tangga). Selain itu, terdapat juga sekitar 255.301 rumah tangga usaha hortikultura yang mengelola tanaman mangga. Dari 50 jenis tanaman hortikultura tahunan utama, tanaman euphorbia merupakan jenis tanaman yang paling sedikit diusahakan oleh rumah tangga usaha hortikultura (184 rumah tangga). ST2013 memberikan informasi mengenai jumlah tanaman hortikultura tahunan yang sudah berproduksi. Dari tabel 17, terlihat bahwa jenis tanaman hortikultura tahunan yang memiliki persentase jumlah pohon/rumpun/luas tanam sudah berproduksi terbesar adalah kapulaga dan yang terkecil adalah euphorbia.

Jika dilihat menurut kelompok tanaman, maka tanaman buah-buahan tahunan yang sudah berproduksi paling banyak adalah tanaman pisang diikuti dengan tanaman salak dan rambutan. Untuk tanaman sayuran tahunan, petai merupakan jenis tanaman yang paling banyak diusahakan oleh rumah tangga hortikultura. Jenis tanaman obat-obatan tahunan yang paling banyak memilki pohon/rumpun yang sudah berproduksi adalah tanaman kapulaga, sedangkan bunga anthurium tercatat sebagai jenis tanaman hias tahunan yang paling banyak memiliki luas tanam yang sudah berproduksi. Ditinjau dari besaran jumlah pohon/rumpun/luas tanam, tanaman hortikultura tahunan yang memiliki luas tanam yang diusahakan/dikelola terbesar adalah kapulaga sedangkan yang terkecil adalah tanaman euphorbia. Ditinjau dari besaran rata-rata luas tanam yang diusahakan/dikelola per rumah tangga, tanaman yang memiliki jumlah pohon/rumpun/luas tanam terbesar per rumah tangga adalah bunga anthurium, sedangkan yang terkecil adalah tanaman sukun dan kluwih. Tabel 17 Jumlah Rumah Tangga Usaha Hortikultura, Jumlah Pohon/Rumpun/Luas Tanam, dan Rata-rata Jumlah Pohon/Rumpun/Luas Tanam yang Diusahakan/Dikelola per Rumah Tangga Menurut Jenis Tanaman Hortikultura Tahunan, ST2013 Jenis Tanaman Hortikultura Tahunan Jumlah Rumah Tangga Usaha Hortikultura Satuan Jumlah Pohon/Rumpun/Luas Tanam Diusahakan/Dike lola Yang Sudah Berproduksi Rata-rata Jumlah Pohon/Rumpun/Luas Tanam yang Diusahakan/Dikelola per Rumah Tangga (1) (2) (3) (4) (5) (6) Alpukat 47.525 pohon 450.489 201.255 9 Anggur 260 pohon 2.945 1.438 11 Belimbing 4.713 pohon 85.800 54.553 18 Buah Naga 313 pohon 168.142 94.632 537 Buah Nona/Srikaya 1.121 pohon 14.042 9.987 12 Cempedak 3.614 pohon 44.454 22.515 12 Duku/Langsat 59.401 pohon 392.005 253.436 6 Durian 85.702 pohon 1.150.253 427.102 13 Duwet/Juwet 263 pohon 6.447 5.170 24 Jambu Air 30.264 pohon 232.236 70.095 7 Jambu Biji 30.416 pohon 2.621.580 1.822.973 86 Jambu Bol 3.354 pohon 49.612 18.045 14 Jeruk Siam/Keprok 53.029 pohon 3.773.700 2.027.700 71 Jeruk Besar 15.792 pohon 214.377 40.683 13 Kedondong 11.169 pohon 46.017 31.727 4 Kesemek 1.262 pohon 198.613 190.912 157 Lengkeng 4.622 pohon 70.790 16.602 15

Tabel 17 (lanjutan) Jumlah Rumah Tangga Usaha Hortikultura, Jumlah Pohon/Rumpun/Luas Tanam, dan Rata-rata Jumlah Pohon/Rumpun/Luas Tanam yang Diusahakan/Dikelola per Rumah Tangga Menurut Jenis Tanaman Hortikultura Tahunan, ST2013 Jenis Tanaman Hortikultura Tahunan Jumlah Rumah Tangga Usaha Hortikultura Satuan Jumlah Pohon/Rumpun/Luas Tanam Diusahakan/Dikelo la Yang Sudah Berproduksi Rata-rata Jumlah Pohon/Rumpun/Luas Tanam yang Diusahakan/Dikelola per Rumah Tangga (1) (2) (3) (4) (5) (6) Mangga 255.301 pohon 3.151.115 1.774.387 12 Manggis 75.569 pohon 1.382.496 781.750 18 Markisa 395 pohon 11.764 10.494 29 Matoa Buah 223 pohon 4.191 416 18 Nangka 62.871 pohon 488.743 202.698 7 Nenas 7.336 rumpun 28.393.203 20.047.425 3.870 Pepaya 36.969 pohon 4.806.426 2.988.462 130 Pisang 601.458 rumpun 33.364.642 18.456.346 55 Rambutan 160.461 pohon 2.017.185 1.294.220 12 Salak 12.812 rumpun 4.361.923 3.992.546 340 Sawo 29.837 pohon 638.943 470.764 21 Sirsak 15.301 pohon 312.701 85.073 20 Sukun 6.548 pohon 31.572 18.084 4 Terong Brastagi 251 pohon 241.898 99.076 963 Blimbing Wuluh 261 pohon 2.379 583 9 Jengkol 76.074 pohon 485.525 310.452 6 Kluwih 1.976 pohon 8.471 4.053 4 Melinjo 42.554 pohon 811.042 618.777 19 Petai 165.327 pohon 945.082 481.034 5 Kapulaga 100.134 m2 55.153.855 42.922.778 550 Mahkota Dewa 250 m2 20.278 15.219 81 Mengkudu/Pace 727 m2 53.086 36.767 73 Salam 1.157 m2 60.683 28.117 52 Sereh 7.754 m2 3.272.351 1.089.795 422 Sirih 357 m2 29.504 8.781 82 Anthurium Bunga 283 m2 321.998 180.695 1.137 Anthurium Daun 582 m2 158.445 22.037 272 Bambu Hias 289 m2 128.848 30.977 445 Bougenvillea Spp 463 m2 93.521 34.178 201 Euphorbia 184 m2 11.532 4.441 62 Phylodendron 246 m2 225.514 68.201 916 Soka/Ixora 271 m2 65.593 29.907 242 Tabulampot 239 pohon 37.482 15.251 156

Pada Mei 2013, jumlah rumah tangga usaha hortikultura di Jawa Barat adalah sebesar 1,26 juta rumah tangga. Dilihat dari pola penyebaran, rumah tangga usaha hortikultura paling banyak dijumpai di Kabupaten Ciamis (156.619 rumah tangga) diikuti Kabupaten Sukabumi (129.509 rumah tangga). Selain di kedua kabupaten tersebut, pada sebagian besar kabupaten di Jawa Barat, juga banyak dijumpai rumah tangga usaha hortikultura dengan jumlah yang cukup besar, seperti di Kabupaten Cianjur, Kabupaten Garut, Kabupaten Tasikmalaya, dan lain-lain. Menurut hasil ST2013, kelompok tanaman hortikultura yang paling banyak diusahakan oleh rumah tangga usaha hortikultura adalah kelompok tanaman buah-buahan 74,5 persen (935.371 rumah tangga) dan yang paling sedikit diusahakan adalah kelompok tanaman hias (87,66 ribu rumah tangga). Jika melihat perbandingan antara jumlah rumah tangga usaha tanaman hortikultura tahunan dan semusim dapat dilihat bahwa untuk kelompok tanaman buah-buahan dan tanaman obat-obatan, jenis tanaman tahunan lebih banyak diusahakan dibandingkan dengan tanaman semusim. Hal yang berbeda terjadi pada dua kelompok tanaman hortikultura lainnya apabila dibandingkan dengan tanaman tahunan, tanaman semusim lebih banyak diusahakan pada kelompok tanaman sayuran dan tanaman hias. ST2013 mencatat bahwa dari keempat kelompok tanaman hortikultura tahunan di Jawa Barat, kelompok tanaman buah-buahan tahunan merupakan kelompok tanaman yang paling banyak diusahakan oleh rumah tangga usaha hortikultura dengan persentase sebesar 73,40 (921.742 rumah tangga). Potensi usaha kelompok tanaman buah-buahan tahunan terdapat di Kabupaten Ciamis (142.919 rumah tangga) diikuti Kabupaten Tasikmalaya (102.168 rumah tangga) dan Kabupaten Sukabumi (102.051 rumah tangga). Untuk kelompok tanaman sayuran tahunan, Kabupaten Ciamis juga tercatat memiliki jumlah rumah tangga usaha tanaman sayuran tahunan terbanyak yaitu sebesar 45.924 rumah tangga. Rumah tangga usaha tanaman hias tahunan paling banyak dijumpai di Kabupaten Bogor (1.511 rumah tangga) sedangkan rumah tangga usaha tanaman obat-obatan tahunan paling banyak terdapat di Kabupaten Tasikmalaya (29.122 rumah tangga). Berbeda dengan kelompok tanaman hortikultura tahunan, kelompok tanaman hortikultura semusim yang paling banyak diusahakan oleh rumah tangga usaha hortikultura adalah kelompok tanaman sayuran. Dari 1.26 juta rumah tangga usaha hortikultura, sebanyak 357.812 rumah tangga mengusahakan kelompok tanaman sayuran semusim. Kelompok tanaman buah-buahan semusim diusahakan oleh sebanyak 13.629 rumah tangga, sedangkan kelompok tanaman obat-obatan semusim diusahakan oleh 64.702 rumah tangga. Tanaman hias merupakan kelompok tanaman hortikultura semusim yang paling sedikit diusahakan oleh rumah tangga usaha hortikultura di Jawa Barat dengan 9.036 rumah tangga.

Buah-buahan Sayuran Tanaman Obat-obatan Tanaman Hias Buah-buahan Sayuran Tanaman Obat-obatan Tanaman Hias Jumlah Rumah Tangga (ribu) Dilihat dari distribusi per kabupaten/kota, Kabupaten Bandung merupakan kabupaten dengan jumlah rumah tangga usaha tanaman buah-buahan semusim terbesar (2.812 rumah tangga). Rumah tangga usaha tanaman sayuran semusim paling banyak juga ditemui di Kabupaten Garut (56.100 rumah tangga). Kabupaten Bandung Barat merupakan kabupaten dengan jumlah rumah tangga usaha tanaman hias semusim terbanyak (12.138 rumah tangga), sedangkan jumlah rumah tangga usaha tanaman obat-obatan semusim terbesar juga terdapat di Kabupaten Garut. Gambar 18 Jumlah Rumah Tangga Usaha Hortikultura Menurut Jenis Tanaman Hortikultura, ST2013 1,000 900 800 700 600 500 400 300 200 100 0 Hortikultura Tahunan Kelompok Tanaman Hortikultura Hortikultura semusim

Tabel 18 Jumlah Rumah Tangga Usaha Hortikultura Tahunan dan Semusim menurut Kelompok Tanaman dan Kabupaten/Kota, ST2013 Kabupaten/Kota Rumah Tangga Usaha Hortikultura Buah-buahan Kelompok Tanaman Hortikultura Sayuran Tanaman Obatobatan Tanaman Hias Tahunan Semusim Tahunan Semusim Tahunan Semusim Tahunan Semusim (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) Bogor 89.340 70.428 2.338 14.057 20.255 3.274 4.567 1.511 1.626 Sukabumi 129.509 102.051 1.102 15.600 32.901 10.726 7.330 441 664 Cianjur 114.022 74.154 219 16.795 44.683 13.593 9.860 781 2.069 Bandung 56.171 11.955 2.812 1.960 46.037 388 1.488 23 86 Garut 120.336 65.311 867 17.912 56.100 15.445 12.138 37 85 Tasikmalaya 120.221 102.168 229 28.527 11.129 29.122 1.421 33 62 Ciamis 156.619 142.919 108 45.924 11.384 25.197 4.681 102 243 Kuningan 46.047 36.289 127 15.311 8.301 3.286 2.317 5 21 Cirebon 20.368 12.397 232 3.126 8.163 142 615 19 62 Majalengka 66.899 45.730 537 15.150 28.401 891 2.462 54 39 Sumedang 59.494 50.100 610 17.810 12.760 344 3.915 13 50 Indramayu 34.181 21.197 1.700 2.137 13.723 86 160 18 20 Subang 58.719 53.523 113 5.559 6.149 425 2.927 37 439 Purwakarta 32.796 29.136 243 6.945 4.464 2.915 968 32 55 Karawang 38.237 32.680 422 4.013 6.892 250 581 112 174 Bekasi 18.854 12.424 814 3.394 6.127 917 2.508 34 61 Bandung Barat 63.181 35.063 315 4.227 32.693 1.699 4.671 411 2.331 Kota Bogor 2.029 1.594 58 86 631 22 44 24 47 Kota Sukabumi 1.764 1.065 58 160 818 35 81 8 13 Kota Bandung 1.181 437 6 58 833 31 62 33 59 Kota Cirebon 585 400 5 48 221 13 35 15 19 Kota Bekasi 3.987 3.054 73 449 1.150 450 625 120 199 Kota Depok 6.460 4.423 500 167 1.673 786 889 696 537 Kota Cimahi 1.229 785 3 119 845 28 70 12 29 Kota Tasikmalaya 4.710 4.011 113 511 713 301 56 7 28 Kota Banjar 8.778 8.448 25 935 766 107 231 5 18 Jawa Barat 1.255.717 921.742 13.629 220.980 357.812 110.473 64.702 4.583 9.036

Berdasarkan hasil ST2013, dari kedelapan jenis tanaman hortikultura strategis, pisang, mangga, dan cabai merupakan jenis tanaman dengan jumlah rumah tangga usaha hortikultura terbanyak yang diusahakan, yaitu masing-masing sebesar 601.458; 255.301; dan 153.417 rumah tangga. Ditinjau menurut penyebaran pada tiap-tiap kabupaten/kota di Jawa Barat, usaha tanaman pisang terpusat di Kabuapten Ciamis dengan jumlah rumah tangga pengelola terbesar sebesar 118.809 rumah tangga. Rumah tangga usaha tanaman jeruk paling banyak berada di Kabupaten Sukabumi dan Kabupaten Cianjur. Jumlah rumah tangga usaha tanaman jeruk di Kabupaten Sukabumi mencapai 9.591 rumah tangga dan di Kabupaten Cianjur mencapai 8.227 rumah tangga. Rumah tangga usaha tanaman mangga paling banyak dijumpai di Kabupaten Sukabumi. Dari 255.301 rumah tangga usaha tanaman mangga, berada di Kabupaten Sukabumi sebanyak 27.373 rumah tangga, Kabupaten Majalengka 24.869 rumah tangga, Kabupaten Sumedang 21.892 rumah tangga, dan sisanya menyebar di kabupaten/kota lainnya. Mengingat tanaman cabai dan bawang merah sering digunakan oleh masyarakat sebagai bumbu masakan sehari-hari. Sentra rumah tangga usaha tanaman cabai terdapat di Kabupaten Garut (29.144 rumah tangga), diikuti Kabupaten Cianjur (24.427 rumah tangga dan Kabupaten majalengka (17.602 rumah tangga). Usaha rumah tangga untuk tanaman bawang merah terkonsentrasi di Kabupaten Bandung (5.053 rumah tangga), Kabupaten Cirebon (4.575 rumah tangga). Tanaman kentang dan kunyit paling banyak diusahakan di Kabupaten Garut masing-masing sebanyak 6.360 rumah tangga dan 5.435 rumah tangga. Sedangkan tanaman anggrek paling banyak diusahakan di Kabupaten Bogor dan Kabupaten Cianjur.

Tabel 19 Jumlah Rumah Tangga Usaha Hortikultura Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Tanaman Hortikultura Strategis yang Diusahakan, ST2013 Kabupaten/Kota Rumah Tangga UsahaHorti kultura Jumlah Rumah Tangga Per Jenis Tanaman Hortikultura Strategis Pisang Jeruk Mangga Cabai Bawang Merah Kentang Kunyit Anggrek (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) Bogor 89.340 44.360 1.613 10.709 4.796 46 238 1.764 157 Sukabumi 129.509 77.071 9.591 27.373 15.653 437 7 2.350 37 Cianjur 114.022 58.765 8.227 16.899 24.427 183 87 2.349 90 Bandung 56.171 6.482 685 2.957 10.157 5.053 5.586 506 12 Garut 120.336 46.656 6.559 17.811 29.144 2.967 6.360 5.435 17 Tasikmalaya 120.221 71.194 4.145 8.867 7.791 28 10 766 14 Ciamis 156.619 118.809 4.786 20.827 6.221 24 120 1.546 39 Kuningan 46.047 23.103 758 16.229 3.278 1.483 27 561 1 Cirebon 20.368 2.763 145 10.694 3.716 4.575 23 491 9 Majalengka 66.899 21.167 3.347 24.869 17.602 2.765 1.696 290 7 Sumedang 59.494 31.287 2.525 21.892 6.505 435 82 1.813 15 Indramayu 34.181 5.533 993 17.091 5.260 1.184 0 103 2 Subang 58.719 18.581 1.625 16.823 1.653 16 13 1.032 17 Purwakarta 32.796 19.392 1.469 5.887 1.561 3 1 599 9 Karawang 38.237 7.154 1.624 24.274 1.242 7 2 357 24 Bekasi 18.854 3.944 153 4.679 794 1 46 1.027 15 Bandung Barat 63.181 28.238 3.833 4.321 11.922 180 350 1.620 41 Kota Bogor 2.029 1.011 41 82 181 3 0 29 7 Kota Sukabumi 1.764 691 145 330 177 1 2 28 2 Kota Bandung 1.181 233 51 156 195 13 13 20 31 Kota Cirebon 585 136 6 280 77 5 17 15 1 Kota Bekasi 3.987 1.806 49 377 159 1 22 261 11 Kota Depok 6.460 2.229 76 181 235 0 23 297 28 Kota Cimahi 1.229 693 32 64 128 4 2 26 6 Kota Tasikmalaya 4.710 2.808 230 647 274 2 86 17 4 Kota Banjar 8.778 7.352 321 982 269 8 32 125 4 Jawa Barat 1.255.717 601.458 53.029 255.301 153.417 19.424 14.845 23.427 600

Jumlah pohon/rumpun/luas tanam yang ada di suatu daerah secara normal dapat mengindikasikan besaran produksi tanaman pada daerah tersebut. Pada periode ST2013, dari jenis tanaman hortikultura strategis semusim, kentang, bawang merah, dan cabai merupakan jenis tanaman dengan jumlah luas tanaman hortikultura terluas yang diusahakan, yaitu masing-masing sebesar 64,64 ribu hektar, 48,85 ribu hektar, dan 23,31 ribu hektar. Tanaman hortikultura di Jawa Barat berdasarkan hasil ST2013, terlihat bahwa usaha tanaman pisang paling banyak terdapat di Kabupaten Cianjur dengan jumlah tanaman terbesar sebesar (6,67 juta tanaman). Tanaman jeruk paling banyak diusahakan di Kabupaten Garut mencapai 834,85 ribu tanaman dan di Kabupaten Karawang mencapai 754,06 ribu tanaman. Tanaman mangga paling banyak diusahakan di Kabupaten Sukabumi, Kabupaten Majalengka, dan Kabupaten Indramayu. Masing-masing jumlah tanaman yang diusahakan sebanyak 545,29 ribu pohon, 423,54 ribu pohon dan 394,76 ribu pohon.

Tabel 20 Jumlah Rumah Tangga Usaha Hortikultura dan Jumlah/Luas Tanam Hortikultura Strategis Menurut Kabupaten/Kota, ST2013 Rumah Jumlah Tanaman Per Jenis Tanaman Hortikultura Strategis Tangga Kabupaten/Kota Jumlah Pohon (pohon) Luas Tanam (m 2 ) UsahaHortikultura Pisang Jeruk Mangga Cabai Kentang Kunyit Anggrek Bawang Merah (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) Bogor 89.340 4.681.016 137.294 122.943 5.507.813 17.299 192.310 633.880 150.849 Sukabumi 129.509 4.803.928 97.205 545.288 20.666.519 289.990 6.400 2.117.732 34.901 Cianjur 114.022 6.668.974 174.757 120.007 40.040.977 106.213 238.259 832.572 9.908 Bandung 56.171 539.717 249.815 30.932 21.562.140 10.784.794 33.211.227 324.129 2.018 Garut 120.336 3.321.592 834.845 108.376 58.542.140 5.836.935 25.199.467 5.450.879 743 Tasikmalaya 120.221 2.071.052 29.681 37.550 10.822.578 12.419 5.207 48.641 302 Ciamis 156.619 2.743.755 86.234 53.697 2.733.302 20.116 48.094 290.342 255 Kuningan 46.047 483.274 7.555 132.452 2.096.993 1.614.655 36.520 264.545 2 Cirebon 20.368 74.525 1.243 359.866 7.826.335 20.742.437 11.735 441.407 367 Majalengka 66.899 325.497 443.081 423.541 21.944.528 5.737.253 4.056.111 94.028 65 Sumedang 59.494 1.350.216 66.398 230.638 6.745.965 219.989 155.260 849.488 452 Indramayu 34.181 412.571 272.637 394.762 7.493.276 3.281.649 0 28.599 302 Subang 58.719 1.113.274 290.844 264.371 2.064.318 57.400 118.910 374.680 4.105 Purwakarta 32.796 735.045 9.021 22.478 1.203.595 56 300 56.964 34 Karawang 38.237 876.186 754.057 193.672 1.094.427 10.606 550 62.538 262 Bekasi 18.854 147.118 15.895 33.876 578.134 500 16.485 366.717 1.794 Bandung Barat 63.181 2.190.255 252.463 54.425 21.013.291 91.303 1.114.446 1.061.392 30.576 Kota Bogor 2.029 63.295 2.148 586 55.191 470 0 55.433 525 Kota Sukabumi 1.764 34.777 13.088 851 265.367 200 600 2.057 400 Kota Bandung 1.181 22.311 6.970 4.912 300.700 7.008 153.043 2.138 11.417 Kota Cirebon 585 7.975 18 5.120 28.557 17.252 6.645 6.692 6 Kota Bekasi 3.987 198.786 353 1.963 24.681 2.000 7.960 70.071 2.267 Kota Depok 6.460 226.585 10.078 2.936 70.576 0 13.170 93.832 57.919 Kota Cimahi 1.229 15.578 5.958 258 67.610 2.528 4.200 18.739 6.536 Kota Tasikmalaya 4.710 45.243 1.540 2.239 297.082 1.540 35.780 1.020 89 Kota Banjar 8.778 212.097 10.522 3.376 25.767 455 12.071 15.141 60 Jawa Barat 1.255.717 33.364.642 3.773.700 3.151.115 233.071.862 48.855.067 64.644.750 13.563.656 316.154

Jumlah Rumah Tangga (juta) Subsektor Perkebunan Hasil pencacahan lengkap Sensus Pertanian 2013 menunjukkan jumlah rumah tangga usaha pertanian Subsektor Perkebunan di Jawa Barat sebanyak 782,94 ribu rumah tangga. Jumlah rumah tangga yang mengusahakan tanaman tahunan jauh lebih banyak dibandingkan jumlah rumah tangga yang mengusahakan tanaman semusim. Sebanyak 751,66 ribu rumah tangga mengusahakan tanaman tahunan, sementara jumlah rumah tangga yang mengusahakan tanaman semusim sebanyak 38,61 ribu. Rumah tangga usaha pertanian Subsektor Perkebunan terbanyak di Jawa Barat berada di Kabupaten Ciamis, yaitu sebanyak 167,51 ribu rumah tangga. Kabupaten dengan jumlah rumah tangga usaha pertanian Subsektor Perkebunan terbanyak kedua dan ketiga berturut-turut adalah Kabupaten Tasikmalaya (132,36 ribu rumah tangga) dan Kabupaten Garut (84,63 ribu rumah tangga). Sedangkan rumah tangga yang paling banyak mengusahakan tanaman semusim berada di Kabupaten Garut (15,13 ribu rumah tangga), diikuti Kabupaten Bandung Barat (6,80 ribu rumah tangga) dan Kabupaten Sumedang (6,50 ribu rumah tangga). Gambar 20 Jumlah Rumah Tangga Usaha Perkebunan Menurut Jenis Tanaman, ST2013 001 001 001 000 000 000 Perkebunan Tahunan Semusim Jenis Tanaman Perkebunan Tabel 21

Jumlah Rumah Tangga Usaha Perkebunan Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Tanaman, ST2013 Kabupaten/Kota Jumlah Rumah Tangga Usaha Perkebunan Total Tanaman Tahunan Tanaman Semusim (1) (2) (3) (4) Bogor 33.305 33.137 346 Sukabumi 82.509 82.344 334 Cianjur 75.603 74.351 2.334 Bandung 18.380 17.091 2.113 Garut 84.627 71.152 15.131 Tasikmalaya 132.355 132.340 77 Ciamis 167.508 167.375 265 Kuningan 27.329 27.166 280 Cirebon 1.771 1.028 746 Majalengka 25.373 23.113 2.550 Sumedang 30.998 25.583 6.497 Indramayu 3.100 2.964 138 Subang 15.835 15.795 57 Purwakarta 21.723 21.715 22 Karawang 12.613 12.541 132 Bekasi 2.910 2.867 60 Bandung Barat 33.074 27.687 6.804 Kota Bogor 292 289 3 Kota Sukabumi 638 637 5 Kota Bandung 170 166 6 Kota Cirebon 47 16 32 Kota Bekasi 223 185 47 Kota Depok 188 179 10 Kota Cimahi 261 259 3 Kota Tasikmalaya 4.825 4.401 610 Kota Banjar 7.278 7.277 7 Jawa Barat 782.935 751.658 38.609

Secara umum, enam tanaman tahunan berdasarkan banyaknya rumah tangga yang mengusahakan di Jawa Barat berturut-turut adalah kelapa (507,94 ribu rumah tangga), cengkeh (183,44 ribu rumah tangga), kopi (116,47 ribu rumah tangga), karet (39,59 ribu rumah tangga), Kakao (21,42 rumah tangga), dan kelapa sawit (1,77 ribu rumah tangga). Kabupaten dengan rumah tangga yang paling banyak mengusahakan kelapa adalah Kabupaten Ciamis (153,26 ribu rumah tangga, diikuti Kabupaten Tasikmalaya (107,34 ribu rumah tangga). Cengkeh paling banyak diusahakan oleh rumah tangga di Kabupaten Garut (27,06 ribu rumah tangga), diikuti Kabupaten Ciamis (24,79 ribu rumah tangga). Kopi paling banyak diusahakan oleh rumah tangga di Kabupaten garut (19,75 ribu rumah tangga), diikuti Kabupaten Ciamis (18,62 ribu rumah tangga). Karet banyak diusahakan oleh rumah tangga di Kabupaten Sukabumi (11,06 ribu rumah tangga) dan Kabupaten Cianjur (6,58 ribu rumah tangga). Kakao paling banyak diusahakan oleh rumah tangga di Kabupaten Ciamis (11,78 ribu rumah tangga), diikuti Kabupaten Tasikmalaya (6,80 ribu rumah tangga). Kelapa sawit paling banyak diusahakan oleh rumah tangga di Kabupaten Ciamis (0,42 ribu rumah tangga) dan Kabupaten Tasikmalaya (0,35 ribu rumah tangga).

Tabel 21.a Jumlah Rumah Tangga Usaha Perkebunan Tanaman Tahunan Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Tanaman, ST2013 Kabupaten/Kota Rumah Jenis Tanaman yang Diusahakan/Dikelola Tangga Usaha Tanaman Cengkeh Kakao Karet Kelapa Kopi Kelapa Sawit Tahunan (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) Bogor 33.137 11.347 136 2.581 14.578 8.695 63 Sukabumi 82.344 21.504 698 11.059 58.597 2.890 241 Cianjur 74.351 18.358 163 6.583 37.190 8.789 148 Bandung 17.091 1.683 27 10 1.015 14.120 10 Garut 71.152 27.062 462 4.590 32.451 19.748 164 Tasikmalaya 132.340 23.476 6.805 5.968 107.344 10.382 350 Ciamis 167.375 24.792 11.776 3.969 153.265 18.616 424 Kuningan 27.166 11.717 71 17 13.976 8.819 27 Cirebon 1.028 19 1 1 976 11 7 Majalengka 23.113 14.681 31 100 10.948 1.938 39 Sumedang 25.583 7.365 533 78 16.067 5.000 67 Indramayu 2.964 0 0 85 2.752 25 7 Subang 15.795 4.577 10 290 9.942 3.271 46 Purwakarta 21.715 9.374 54 2.337 10.877 2.114 58 Karawang 12.541 147 88 14 11.844 476 28 Bekasi 2.867 10 1 6 2.731 43 10 Bandung Barat 27.687 6.876 108 1.611 11.050 11.130 48 Kota Bogor 289 82 0 0 105 3 7 Kota Sukabumi 637 12 4 29 568 26 1 Kota Bandung 166 70 3 2 44 68 1 Kota Cirebon 16 1 0 0 11 0 1 Kota Bekasi 185 4 7 3 107 5 3 Kota Depok 179 4 4 5 135 4 5 Kota Cimahi 259 126 4 1 31 125 1 Kota Tasikmalaya 4.401 23 261 7 4.256 39 4 Kota Banjar 7.277 126 175 241 7.080 138 13 Jawa Barat 751.659 183.436 21.422 39.587 507.940 116.475 1.773

Jumlah rumah tangga usaha Perkebunan Tanaman Semusim di Jawa Barat sebanyak 38,61 rumah tangga. Rumah tangga tersebut paling banyak tersebar di Kabupaten Garut sebanyak 15,13 ribu rumah tangga, diikuti Kabupaten Bandung (6,80 ribu rumah tangga) dan Kabupaten Sumedang (6,50 ribu rumah tangga). Empat tanaman semusim yang paling banyak diusahakan di Jawa Barat berturut-turut adalah tembakau (25,03 ribu rumah tangga), sereh wangi (9,21 ribu rumah tangga), tebu (1,67 ribu rumah tangga), dan nilam (1,19 ribu rumah tangga). Kabupaten/kota dengan rumah tangga yang paling banyak mengusahakan tembakau adalah Kabupaten Garut (13,57 ribu rumah tangga), diikuti Kabupaten Sumedang (6,39 ribu rumah tangga). Sereh wangi paling banyak diusahakan oleh rumah tangga di Kabupaten Bandung Barat (6,69 ribu rumah tangga), diikuti Kabupaten Cianjur (1,80 ribu rumah tangga). Tebu paling banyak diusahakan oleh rumah tangga di Kabupaten Cirebon (0,74 ribu rumah tangga), diikuti Kabupaten Garut (0,17 ribu rumah tangga). Sedangkan nilam banyak diusahakan oleh rumah tangga di Kabupaten Garut (0,42 ribu rumah tangga).

Tabel 21.b Jumlah Rumah Tangga Usaha Perkebunan Tanaman Semusim Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Tanaman, ST2013 Kabupaten/Kota Rumah Tangga Usaha Tanaman Semusim Jenis Tanaman yang Diusahakan/Dikelola Nilam Sereh Wangi Tebu Tembakau (1) (2) (3) (4) (5) (6) Bogor 346 5 266 49 1 Sukabumi 334 7 38 118 151 Cianjur 2.334 290 1.801 53 153 Bandung 2.113 2 28 23 2.057 Garut 15.131 421 25 174 13.567 Tasikmalaya 77 8 9 32 7 Ciamis 265 39 89 42 88 Kuningan 280 73 54 74 78 Cirebon 746 0 7 736 0 Majalengka 2.550 10 11 77 2.444 Sumedang 6.497 5 16 46 6.389 Indramayu 138 0 23 89 0 Subang 57 1 12 25 2 Purwakarta 22 0 12 5 0 Karawang 132 0 45 43 1 Bekasi 60 0 39 17 0 Bandung Barat 6.804 1 6.691 40 82 Kota Bogor 3 0 0 3 0 Kota Sukabumi 5 0 0 2 0 Kota Bandung 6 0 0 0 6 Kota Cirebon 32 0 2 1 0 Kota Bekasi 47 0 39 6 0 Kota Depok 10 0 3 6 0 Kota Cimahi 3 0 1 1 0 Kota Tasikmalaya 610 6 0 2 1 Kota Banjar 7 0 2 2 1 Jawa Barat 38.609 868 9.213 1.666 25.028

Jika dilihat dari jumlah tanamannya, populasi tanaman tahunan terbesar yang diusahakan oleh rumah tangga adalah kopi, yakni sebanyak 51,57 juta pohon yang banyak berada di Kabupaten Bandung (12,45 juta pohon) dan Kabupaten Ciamis (9,74 juta pohon). Populasi terbesar kedua adalah tanaman karet, yaitu sebanyak 17,51 juta pohon yang banyak diusahakan di Kabupaten Sukabumi (5,08 juta pohon) dan Kabupaten Cianjur (2,87 juta pohon). Tanaman kelapa menempati posisi ketiga terbesar yang paling banyak diusahakan rumah tangga, yaitu sebanyak 9,20 juta pohon. Paling banyak berada di Kabupaten Ciamis (4,44 juta pohon) dan Kabupaten Tasikmalaya (2,05 juta pohon). Selain tanaman kopi, karet,dan kelapa, potensi subsektor perkebunan juga pada komoditas cengkeh (5,23 juta pohon), kakao (1,14 juta pohon), dan kelapa sawit (0,47 juta pohon). Kabupaten dengan rumah tangga yang paling banyak mengusahakan cengkeh adalah Kabupaten Garut (0,75 juta pohon), diikuti Kabupaten Sukabumi (0,72 juta pohon). Kakao paling banyak diusahakan oleh rumah tangga di Kabupaten Ciamis (0,46 juta pohon), diikuti Kabupaten Tasikmalaya (0,31 juta pohon). Kelapa Sawit banyak diusahakan oleh rumah tangga di Kota Bogor (0,11 juta pohon) dan Kabupaten Bandung (0,76 ribu pohon).

Tabel 22 Jumlah Pohon/Lajar/Rumpun Tanaman Tahunan yang Diusahakan/Dikelola Rumah Tangga Usaha Perkebunan Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Tanaman, ST2013 Kabupaten/Kota Jenis Tanaman yang Diusahakan/Dikelola Cengkeh Kakao Karet Kelapa Kopi Kelapa Sawit (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Bogor 588.410 23.151 998.792 128.966 5.849.626 23.845 Sukabumi 716.896 157.846 5.080.484 1.008.454 670.179 32.681 Cianjur 591.711 26.474 2.870.642 493.141 3.269.444 22.480 Bandung 85.225 5.617 47.158 14.072 12.450.112 76.227 Garut 748.342 23.011 2.428.667 282.850 8.473.886 34.704 Tasikmalaya 463.790 308.208 2.118.479 2.053.571 1.677.203 18.727 Ciamis 554.823 464.134 1.382.098 4.438.137 9.738.245 19.931 Kuningan 323.924 8.013 5.407 82.029 2.068.552 5.915 Cirebon 289 3 190 8.031 10.212 2.210 Majalengka 286.782 1.656 43.622 45.498 256.088 8.707 Sumedang 179.738 38.313 22.537 111.650 1.421.878 40.990 Indramayu 0 0 42.267 26.538 11.492 2.762 Subang 147.033 1.590 154.595 81.244 1.146.732 14.135 Purwakarta 280.051 11.056 1.417.907 63.748 174.947 905 Karawang 8.881 37.096 594 92.508 228.932 1.144 Bekasi 20.247 150 50.255 36.339 6.250 93 Bandung Barat 205.868 3.788 599.768 82.568 3.985.314 6.377 Kota Bogor 16.722 0 0 724 601 108.204 Kota Sukabumi 640 13 3.199 3.281 2.621 4 Kota Bandung 4.270 240 10.900 524 80.208 2.400 Kota Cirebon 100 0 0 104 0 20.000 Kota Bekasi 59 2.674 940 744 7.755 3.566 Kota Depok 43 808 6.502 1.403 7.013 19.536 Kota Cimahi 1.066 103 15 194 11.810 500 Kota Tasikmalaya 1.308 11.620 4.408 34.308 19.882 114 Kota Banjar 3.017 12.596 218.002 110.608 3.703 124 Jawa Barat 5.229.235 1.138.160 17.507.428 9.201.234 51.572.685 466.281

Tabel 22.a Jumlah Pohon/Lajar/Rumpun Tanaman Tahunan yang Diusahakan/Dikelola Rumah Tangga Usaha Perkebunan yang Belum Berproduksi, ST2013 Kabupaten/Kota Jenis Tanaman yang Diusahakan/Dikelola Cengkeh Kakao Karet Kelapa Kopi Teh (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Bogor 251.846 9.804 386.502 22.165 661.379 720 Sukabumi 186.395 66.273 2.138.056 226.035 204.084 345.518 Cianjur 162.723 2.844 1.009.995 88.096 898.291 1.080.334 Bandung 30.337 4.130 14.650 5.471 5.498.844 548.300 Garut 240.324 6.391 1.496.379 51.275 3.275.000 284.657 Tasikmalaya 118.579 76.070 1.244.397 267.344 235.919 914.136 Ciamis 132.836 101.687 923.923 648.639 847.438 22.786 Kuningan 117.334 2.100 3.341 14.156 210.725 0 Cirebon 102 0 90 1.263 15 0 Majalengka 141.153 576 31.870 7.398 83.738 41.708 Sumedang 52.851 14.206 15.316 15.350 590.007 10.325 Indramayu 0 0 31.010 4.963 213 0 Subang 66.494 120 107.614 13.606 121.994 70.489 Purwakarta 103.978 6.961 536.725 9.916 28.318 511.841 Karawang 1.785 3.633 132 9.716 27.898 0 Bekasi 10.013 30 177 15.066 2.540 0 Bandung Barat 51.838 1.339 277.481 16.990 1.577.516 266.360 Kota Bogor 10.316 0 0 80 400 0 Kota Sukabumi 480 0 3.069 550 553 0 Kota Bandung 1.660 20 5.900 120 24.536 0 Kota Cirebon 100 0 0 61 0 0 Kota Bekasi 53 325 940 155 0 0 Kota Depok 14 808 1.302 273 8 0 Kota Cimahi 79 1 15 40 1.428 0 Kota Tasikmalaya 151 1.564 4.408 5.062 11.673 0 Kota Banjar 686 7.182 137.114 17.210 705 0 Jawa Barat 1.682.127 306.064 8.370.406 1.441.000 14.303.222 4.097.174

Hasil ST2013 menunjukkan bahwa tanaman perkebunan yang diusahakan sebagian besar sudah berproduksi. Hasil Sensus Pertanian 2013 memperlihatkan proporsi tanaman teh yang belum berproduksi sebesar 3,39 persen dari total tanaman yang diusahakan/dikelola, proporsi tanaman kopi yang belum berproduksi sebesar 27,73 persen, dan proporsi tanaman karet yang belum berproduksi adalah sebesar 47,81 persen. Angka proporsi yang relatif cukup besar pada tanaman karet, menggambarkan banyaknya penanaman baru ataupun perluasan. Jumlah tanaman teh yang belum berproduksi di Jawa Barat sebanyak 4,10 juta pohon, dan paling banyak ditemukan di Kabupaten Cianjur sebanyak 1,08 juta pohon. Jumlah pohon kopi yang belum berproduksi di Jawa Barat sebanyak 14,30 juta pohon. Paling banyak di Kabupaten Bandung dan Kabupaten Garut masingmasing sebanyak 5,50 juta pohon dan 3,28 juta pohon. Sedangkan jumlah pohon karet yang belum berproduksi di Jawa Barat sebanyak 8,37 juta pohon, dan paling banyak ditemui di Kabupaten Sukabumi sebanyak 2,14 juta pohon. Diikuti Kabupaten Garut (1,50 juta pohon), Kabupaten Tasikmalaya (1,24 juta pohon) dan Kabupaten Cianjur (1,01 juta pohon). Selain teh, kopi dan karet, juga banyak diusahakan tanaman kelapa, cengkeh dan kakao oleh rumah tangga usaha perkebunan di Jawa Barat. Jumlah pohon kelapa yang diusahakan/dikelola rumah tangga usaha perkebunan yang belum berproduksi sebanyak 1,44 juta pohon dari sebanyak 9,20 juta pohon kelapa yang diusahakan. Kabupaten Ciamis merupakan kabupaten yang memiliki jumlah pohon kelapa yang belum berproduksi paling banyak (3,3 juta pohon).

Tabel 22.b Jumlah Pohon/Lajar/Rumpun Tanaman Tahunan yang Diusahakan/Dikelola Rumah Tangga Usaha Perkebunan yang Sudah Berproduksi, ST2013 Kabupaten/Kota Jenis Tanaman yang Diusahakan/Dikelola Cengkeh Kakao Karet Kelapa Kopi Kelapa Sawit (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Bogor 175.156 12.438 548.352 89.077 4.529.386 11.839 Sukabumi 409.773 76.590 2.153.652 698.699 296.736 5.772 Cianjur 294.831 21.979 1.456.630 342.285 1.983.711 8.649 Bandung 48.942 1.482 32.002 7.190 5.803.215 31.016 Garut 413.952 12.357 450.622 197.919 4.088.388 7.050 Tasikmalaya 222.064 161.594 330.972 1.566.394 1.224.035 10.116 Ciamis 332.028 303.712 249.630 3.308.525 8.079.987 10.752 Kuningan 163.861 2.688 1.866 62.513 1.634.451 2.127 Cirebon 187 2 100 5.353 10.197 2.209 Majalengka 115.342 1.069 1.525 32.889 145.784 8.679 Sumedang 71.126 19.871 1.985 75.853 605.221 16.632 Indramayu 0 0 9.755 18.705 11.279 1.539 Subang 65.899 70 17.578 55.010 909.294 9.223 Purwakarta 119.676 4.047 788.795 48.737 127.888 526 Karawang 2.559 19.755 257 77.138 190.453 106 Bekasi 9.024 120 78 17.459 3.637 21 Bandung Barat 117.479 1.020 251.150 53.729 1.928.385 2.136 Kota Bogor 1.377 0 0 603 201 96.604 Kota Sukabumi 160 3 98 2.530 2.063 4 Kota Bandung 2.606 20 5.000 367 37.632 2.400 Kota Cirebon 0 0 0 43 0 20.000 Kota Bekasi 6 1.174 0 586 7.755 8 Kota Depok 29 0 5.200 1.099 7.005 11.536 Kota Cimahi 937 102 0 154 9.938 500 Kota Tasikmalaya 1.128 8.940 0 27.575 5.434 89 Kota Banjar 2.301 4.553 51.946 85.536 2.838 104 Jawa Barat 2.570.443 653.586 6.357.193 6.775.968 31.644.913 259.637

Serupa dengan kondisi tanaman perkebunan yang belum berproduksi, tanaman perkebunan yang sudah berproduksi paling banyak pada komoditas kopi, kelapa, dan karet. Jumlah pohon kopi yang sudah berproduksi di Jawa Barat sebanyak 31.64 juta pohon dan paling banyak ditemui di Kabupaten Ciamis, yaitu sebanyak 8,08 juta pohon. Sedangkan jumlah pohon kopi yang sudah berproduksi paling sedikit ditemui di Kota Cirebon yaitu sebanyak 0 pohon. Jumlah pohon kelapa yang sudah berproduksi di Jawa Barat sebanyak 6,78 juta pohon, dan terbanyak ditemui di Kabupaten Ciamis sebanyak 3,31 juta pohon. Sedangkan jumlah pohon kelapa yang sudah berproduksi paling sedikit Kota Cirebon dengan jumlah 43 pohon. Selain kopi dan kelapa, pohon karet juga merupakan tanaman perkebunan yang memiliki tanaman yang sudah berproduksi terbanyak ketiga. Jumlah pohon karet yang sudah berproduksi di Jawa Barat sebanyak 6,36 juta pohon dan terbanyak ditemui di Kabupaten Sukabumi, yaitu sebanyak 2,15 juta pohon. Sedangkan jumlah pohon karet yang sudah berproduksi paling sedikit di Kota Bogor, Kota Cirebon, Kota Bekasi, Kota Cimahi dan Kota tasikmalaya dengan jumlah yang sudah berproduksi sebanyak 0 pohon. Selain terlihat dari jumlah pohon/lajar/rumpun, potensi tanaman perkebunan juga dapat dilihat dari luas tanaman perkebunan. Total luas tanaman paling besar di Jawa Barat (tanaman tahunan) yang digunakan rumah tangga untuk usaha perkebunan adalah luas tanaman kelapa, yaitu 21,31 ribu hektar. Sementara, jika dilihat rata-rata luas tanaman per rumah tangga, maka tanaman karet mempunyai rata-rata luas tanaman per rumah tangga paling besar, yaitu sekitar 0,36 hektar per rumah tangga. Meskipun rumah tangga di Jawa Barat paling banyak mengusahakan kelapa, namun rata-rata luas tanamannya tidak begitu besar, yaitu hanya sekitar 0,04 hektar per rumah tangga.

Tabel 23.a Luas Tanam Tanaman Tahunan (m 2 ) yang Diusahakan/Dikelola Rumah Tangga Usaha Perkebunan Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Tanaman, ST2013 Kabupaten/Kota Jenis Tanaman yang Diusahakan/Dikelola Cengkeh Kakao Karet Kelapa Kopi Kelapa Sawit (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Bogor 9.780.548 141.091 9.085.205 2.108.649 24.242.636 188.427 Sukabumi 18.583.875 614.245 38.979.176 24.830.958 1.994.808 515.041 Cianjur 18.625.946 328.456 27.956.145 16.255.295 11.676.820 280.463 Bandung 1.596.739 32.316 559.905 294.363 46.849.918 734.064 Garut 25.110.198 211.415 27.340.935 5.495.213 32.847.463 428.603 Tasikmalaya 11.126.059 1.664.942 14.918.263 56.012.780 6.721.062 546.007 Ciamis 13.058.534 3.506.138 9.200.707 94.546.000 35.838.326 386.908 Kuningan 8.288.009 49.907 59.025 1.369.415 9.458.002 227.965 Cirebon 18.156 3.000 10.000 757.990 51.521 130.050 Majalengka 4.355.805 8.887 128.515 537.930 1.145.706 260.159 Sumedang 3.621.638 565.812 245.146 1.378.395 6.583.218 547.671 Indramayu 0 0 415.390 611.870 90.872 50.854 Subang 5.261.466 160.326 1.225.809 2.447.949 6.299.585 229.725 Purwakarta 8.643.761 17.803 9.565.495 819.084 510.371 27.113 Karawang 229.263 408.239 10.126 1.452.926 1.294.454 21.380 Bekasi 54.600 5.000 65.055 498.325 19.535 425 Bandung Barat 5.265.705 14.495 4.410.085 2.104.548 13.292.845 107.322 Kota Bogor 51.159 0 0 48.900 450 743.800 Kota Sukabumi 15.800 50 21.340 34.566 10.260 20 Kota Bandung 144.547 3.880 24.624 29.917 609.419 150.000 Kota Cirebon 4.000 0 0 3.238 0 20.000 Kota Bekasi 2.510 24.615 5.500 15.198 30.620 251.510 Kota Depok 2.400 7.515 240.004 43.709 40.050 400.000 Kota Cimahi 15.702 1.006 60 24.319 62.417 3.000 Kota Tasikmalaya 10.620 49.682 9.960 260.334 90.168 0 Kota Banjar 52.695 86.864 886.532 1.144.535 18.887 18 Jawa Barat 133.919.735 7.905.684 145.363.002 213.126.406 199.779.413 6.250.525

Tabel 23.b Luas Tanaman Semusim (m 2 ) yang Diusahakan/Dikelola Rumah Tangga Usaha Perkebunan Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Tanaman, ST2013 Kabupaten/Kota Jenis Tanaman yang Diusahakan/Dikelola Nilam Sereh Wangi Tebu Tembakau (1) (2) (3) (4) (5) Bogor 36.510 148.897 101.069 1.500 Sukabumi 29.600 23.849 330.314 309.151 Cianjur 296.667 3.056.213 12.241 432.267 Bandung 3.542 367.000 41.496 4.399.930 Garut 542.460 11.519 315.280 35.953.403 Tasikmalaya 42.054 497 2.150 25.750 Ciamis 30.268 128.666 14.112 105.741 Kuningan 65.674 50.675 1.601.401 90.977 Cirebon 0 599 17.703.752 0 Majalengka 8.248 15.308 2.387.942 6.242.997 Sumedang 18.694 10.665 488.757 13.547.946 Indramayu 0 5.434 2.279.405 0 Subang 546 22.507 178.505 10.125 Purwakarta 0 32.414 194 0 Karawang 0 5.108 2.887 10 Bekasi 0 13.530 8.314 0 Bandung Barat 900 8.621.605 14.117 120.031 Kota Bogor 0 0 5.030 0 Kota Sukabumi 0 0 8 0 Kota Bandung 0 0 0 40.200 Kota Cirebon 0 67 20.000 0 Kota Bekasi 0 3.378 636 0 Kota Depok 0 550 1.003 0 Kota Cimahi 0 10 10 0 Kota Tasikmalaya 3.766 0 21 2.800 Kota Banjar 0 701 5 5.600 Jawa Barat 1.078.929 12.519.192 25.508.649 61.288.428

Tabel 24.a Jumlah Rumah Tangga Usaha Perkebunan dan Jumlah Pohon/Lajar/Rumpun Menurut Kondisi Tanaman di Provinsi Jawa Barat, ST2013 Jenis Tanaman Jumlah Pohon/Lajar/Rumpun Jumlah rumah tangga Yang Diusahakan/ Yang Belum Yang Sudah Dikelola Berproduksi Berproduksi (1) (2) (3) (4) (5) Aren/Enau 71.776 1.297.910 562.549 447.430 Asam Jawa 1.128 4.506 888 3.038 Cengkeh 183.436 5.229.235 1.682.127 2.570.443 Gambir 45 594 214 352 Jambu Mete 544 12.097 4.381 7.113 Jarak Pagar 121 13.377 1.241 1.589 Kakao 21.422 1.138.160 306.064 653.586 Kapok 2.129 296.371 80.336 176.771 Karet 39.587 17.507.428 8.370.406 6.357.193 Kayu Manis 498 34.734 13.449 8.719 Kelapa Sawit 1.773 466.281 137.814 259.637 Kelapa 507.940 9.201.234 1.441.000 6.775.968 Kemenyan 9 335 281 50 Kemiri 2.457 26.670 9.675 11.762 Kemiri Sunan 95 4.328 1.552 108 Kenanga 239 11.983 1.404 6.359 Kina 54 2.951 1.238 1.242 Klerek 8 17 0 17 Kopi 116.475 51.572.685 14.303.222 31.644.913 Lada 8.287 665.335 109.653 427.561 Lontar 26 2.126 95 1.022 Murbai 70 102.394 2.897 48.617 Panili/Vanili 151 14.571 2.617 11.239 Pala 17.039 488.523 232.044 137.131 Pandan Anyaman 1.643 3.457.294 511.811 2.324.152 Pinang/Jambe 1.492 23.189 4.112 15.596 Sagu 137 5.794 1.210 4.253 Soga 10 1.817 300 1.409 Teh 41.695 120.898.073 4.097.174 107.978.591

Tabel 24.b Jumlah Rumah Tangga Usaha Perkebunan dan Luas Tanaman/Luas Tanam Menurut Jenis Tanaman di Provinsi Jawa Barat, ST2013 Jenis Tanaman Jumlah Rumah Tangga Luas Tanaman/Luas Tanam (m 2 Rata-Rata Luas Tanaman/Luas ) Tanam per Rumah Tangga (m 2 ) (1) (2) (3) (4) Aren/Enau 71.776 18.787.442 261,75 Asam Jawa 1.128 67.557 59,89 Cengkeh 183.436 133.919.735 730,06 Gambir 45 7.720 171,56 Jambu Mete 544 110.742 203,57 Jarak Pagar 121 111.973 925,40 Kakao 21.422 7.905.684 369,05 Kapok 2.129 920.593 432,41 Karet 39.587 145.363.002 3.671,99 Kayu Manis 498 138.161 277,43 Kelapa Sawit 1.773 6.250.525 3.525,39 Kelapa 507.940 213.126.406 419,59 Kemenyan 9 3.312 368,00 Kemiri 2.457 423.789 172,48 Kemiri Sunan 95 38.336 403,54 Kenanga 239 30.938 129,45 Kina 54 14.355 265,83 Klerek 8 0 0,00 Kopi 116.475 199.779.413 1.715,21 Lada 8.287 3.257.933 393,14 Lontar 26 11.200 430,77 Murbai 70 125.888 1.798,40 Panili/Vanili 151 121.304 803,34 Pala 17.039 6.652.859 390,45 Pandan Anyaman 1.643 1.202.025 731,60 Pinang/Jambe 1.492 452.413 303,23 Sagu 137 30.347 221,51 Soga 10 4.386 438,60 The 41.695 150.004.928 3.597,67 Abaca/Manila 21 23.070 1.098,57 Akar Wangi 1.193 4.891.094 4.099,83 Jute 4 1.860 465,00 Kapas 58 16.935 291,98 Kenaf 5 5.064 1.012,80 Nilam 868 1.078.929 1.243,01 Rami/Haramay 8 9.668 1.208,50 Rosela 105 70.937 675,59 Sereh Wangi 9.213 12.519.192 1.358,86 Tebu 1.666 25.508.649 15.311,31 Tembakau 25.028 61.288.428 2.448,79

Rumah Tangga (ribu) Subsektor Peternakan Berdasarkan hasil ST2013, rumah tangga usaha pertanian Subsektor Peternakan memiliki jumlah rumah tangga usaha terbanyak ketiga (1,19 juta rumah tangga) setelah Subsektor Tanaman Pangan dan Hortikultura. Ternak yang diusahakan/dipelihara oleh rumah tangga pertanian dibedakan ke dalam dua kelompok besar, yaitu ternak besar/kecil dan ternak lain. Ternak besar/kecil terdiri atas sapi potong, sapi perah, kerbau, kuda, kambing, domba, dan babi, sedangkan ternak lain terdiri atas ayam lokal (ayam kampung dan ayam lokal lainnya), ayam ras petelur, ayam ras pedaging, itik, itik manila, angsa, kalkun, burung merpati, burung puyuh, dan kelinci. Gambar 22 Jumlah Rumah Tangga Usaha Peternakan Menurut Jenis Ternak, ST2013 1 200 1 000 800 600 400 200 0 Jenis Ternak

Tabel 25 Jumlah Rumah Tangga Usaha Peternakan Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Ternak, ST2013 Kabupaten/Kota Jumlah Rumah Tangga Usaha Sapi Potong Sapi Perah Kerbau Kuda Kambing Domba Peternakan (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) Bogor 88.594 6.978 577 7.853 31 29.988 23.405 Sukabumi 123.895 5.416 450 3.342 29 14.679 60.610 Cianjur 104.693 5.771 301 4.618 41 13.757 54.391 Bandung 52.707 4.180 7.881 1.154 68 1.614 25.131 Garut 104.010 7.141 5.429 5.873 33 7.284 53.971 Tasikmalaya 95.474 18.947 505 4.628 10 8.693 37.299 Ciamis 119.975 12.232 56 1.913 15 17.218 21.791 Kuningan 40.202 8.986 990 1.897 3 5.385 16.935 Cirebon 22.696 735 32 698 8 6.774 7.171 Majalengka 58.635 4.713 142 1.360 29 4.847 23.552 Sumedang 72.469 16.760 1.541 1.004 83 7.153 33.802 Indramayu 33.765 2.065 6 122 4 7.015 6.302 Subang 55.978 5.926 275 1.482 90 3.483 18.562 Purwakarta 37.052 3.689 6 3.205 17 1.996 12.626 Karawang 51.818 3.640 12 179 6 3.008 14.726 Bekasi 38.025 6.925 39 224 5 6.486 10.369 Bandung Barat 65.368 4.490 7.547 1.877 147 3.540 32.224 Kota Bogor 2.076 43 74 51 2 1.056 334 Kota Sukabumi 1.050 95 12 16 2 78 286 Kota Bandung 1.700 148 93 29 7 52 677 Kota Cirebon 1.264 73 0 1 0 165 429 Kota Bekasi 3.267 493 7 46 3 1.066 112 Kota Depok 2.971 361 29 63 0 1.272 95 Kota Cimahi 1.076 221 77 17 1 149 376 Kota Tasikmalaya 5.307 528 32 189 10 302 994 Kota Banjar 7.596 325 8 22 19 1.006 611 Jawa Barat 1.191.663 120.881 26.121 41.863 663 148.066 456.781

Tabel 25 (lanjutan) Jumlah Rumah Tangga Usaha Peternakan Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Ternak, ST2013 Kabupaten/Kota Babi Ayam Lokal Ayam Ras Petelur Ayam Ras Pedaging Itik Itik Manila Lainnya (1) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) Bogor 153 34.237 153 2.210 5.165 2.416 934 Sukabumi 0 59.248 66 874 5.599 4.963 1.345 Cianjur 0 42.362 48 642 4.868 4.116 1.194 Bandung 0 18.606 188 941 3.212 1.787 1.798 Garut 0 39.148 55 822 4.550 1.561 1.268 Tasikmalaya 4 36.947 337 1.875 3.040 960 743 Ciamis 0 75.510 801 4.024 10.044 6.349 1.903 Kuningan 56 10.056 200 708 995 437 376 Cirebon 1 8.255 56 243 1.782 540 277 Majalengka 0 32.287 169 913 4.107 2.295 1.112 Sumedang 2 33.637 100 927 3.234 1.546 919 Indramayu 2 16.483 65 303 5.577 3.785 639 Subang 0 30.060 61 723 5.286 3.038 459 Purwakarta 0 23.094 12 462 2.649 2.902 418 Karawang 9 33.440 33 291 9.866 5.937 724 Bekasi 21 20.041 19 241 5.659 2.905 366 Bandung Barat 0 27.876 78 971 3.162 1.245 1.312 Kota Bogor 0 712 18 82 78 59 62 Kota Sukabumi 0 581 8 29 155 78 51 Kota Bandung 0 672 16 55 274 194 105 Kota Cirebon 0 642 3 5 37 107 42 Kota Bekasi 2 2.047 6 166 360 295 145 Kota Depok 0 1.397 9 140 206 189 92 Kota Cimahi 0 393 4 9 66 60 46 Kota Tasikmalaya 0 3.175 33 236 534 172 162 Kota Banjar 0 5.690 38 96 1.347 409 186 Jawa Barat 250 556.596 2.576 17.988 81.852 48.345 16.678

Tabel 26 Jumlah Rumah Tangga Usaha Peternakan Menurut Kabupaten/Kota dan Jumlah Jenis Usaha Peternakan, ST2013 Jumlah Jenis Usaha Peternakan Kabupaten/Kota 1 2 3 4 5 (1) (2) (3) (4) (5) (6) Bogor 67.520 17.076 3.478 463 57 Sukabumi 95.106 25.144 3.291 311 43 Cianjur 80.683 20.823 2.883 275 29 Bandung 40.815 10.116 1.526 212 38 Garut 83.653 17.817 2.267 240 33 Tasikmalaya 78.893 14.803 1.600 153 25 Ciamis 92.157 23.998 3.495 296 29 Kuningan 34.107 5.419 609 58 9 Cirebon 19.315 2.880 457 39 5 Majalengka 44.197 12.162 1.991 250 35 Sumedang 49.094 18.982 3.866 457 70 Indramayu 26.600 5.784 1.238 128 15 Subang 44.531 9.560 1.676 193 18 Purwakarta 25.614 9.176 1.914 298 50 Karawang 35.186 13.444 2.841 313 34 Bekasi 25.791 9.543 2.354 299 38 Bandung Barat 48.658 14.513 1.915 253 29 Kota Bogor 1.650 354 60 11 1 Kota Sukabumi 780 207 53 8 2 Kota Bandung 1.235 325 108 27 5 Kota Cirebon 1.010 195 53 6 0 Kota Bekasi 2.125 845 239 47 11 Kota Depok 2.250 573 111 34 3 Kota Cimahi 792 224 48 10 2 Kota Tasikmalaya 4.392 769 123 20 3 Kota Banjar 5.727 1.596 241 27 5 Jawa Barat 911.881 236.328 38.437 4.428 589

Tabel 27 Populasi Ternak yang Diusahakan oleh Rumah Tangga Usaha Peternakan Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Ternak, ST2013 Kabupaten/Kota Sapi Kerbau Kuda Kambing Domba Babi (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Bogor 25.897 23.601 127 207.084 143.941 3.589 Sukabumi 17.707 8.884 110 95.746 352.051 0 Cianjur 16.045 8.015 112 81.459 319.052 0 Bandung 37.835 1.944 126 9.018 159.874 0 Garut 34.878 14.094 60 42.389 304.561 0 Tasikmalaya 43.096 10.855 12 46.199 170.468 7 Ciamis 26.622 3.258 34 78.609 100.346 0 Kuningan 27.247 5.939 4 28.872 99.185 656 Cirebon 3.569 3.250 26 83.408 70.836 7 Majalengka 11.148 2.186 73 28.457 127.130 0 Sumedang 43.568 4.400 187 37.548 162.359 14 Indramayu 9.557 1.155 13 92.275 80.415 16 Subang 14.159 2.915 233 26.066 136.543 0 Purwakarta 10.917 8.166 22 11.801 71.945 0 Karawang 10.794 462 46 24.358 105.321 41 Bekasi 20.084 951 28 65.549 79.218 215 Bandung Barat 34.729 2.951 395 23.421 171.557 0 Kota Bogor 961 151 17 8.873 2.823 0 Kota Sukabumi 723 52 5 481 2.226 0 Kota Bandung 1.642 48 37 672 7.284 0 Kota Cirebon 206 2 0 1.685 4.789 0 Kota Bekasi 2.609 136 9 8.683 1.160 37 Kota Depok 2.601 195 0 10.405 845 0 Kota Cimahi 711 22 1 1.177 2.882 0 Kota Tasikmalaya 1.828 450 26 1.436 4.524 0 Kota Banjar 1.183 54 36 4.474 3.447 0 Jawa Barat 400.316 104.136 1.739 1.020.145 2.684.782 4.582

Tabel 27 (lanjutan) Populasi Ternak yang Diusahakan oleh Rumah Tangga Usaha Peternakan Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Ternak, ST2013 Kabupaten/Kota Ayam Lokal Ayam Ras Ayam Ras Itik Itik Petelur Pedaging Manila (1) (8) (9) (10) (11) (12) Bogor 563.621 481.046 51.695.334 140.897 30.471 Sukabumi 707.968 223.447 22.335.279 81.697 54.181 Cianjur 586.081 58.393 11.909.062 186.994 55.049 Bandung 243.475 255.865 33.879.697 471.174 29.780 Garut 459.694 23.442 17.259.557 171.410 20.245 Tasikmalaya 443.739 432.596 24.220.985 99.004 9.066 Ciamis 888.523 768.038 48.592.257 165.343 49.706 Kuningan 150.924 515.622 14.346.910 41.313 4.270 Cirebon 164.409 91.359 9.042.515 211.366 10.345 Majalengka 346.645 228.605 24.230.592 85.249 23.829 Sumedang 377.338 58.129 15.415.268 71.373 20.697 Indramayu 287.722 9.056 9.557.640 871.298 69.642 Subang 385.283 45.417 18.056.364 553.657 126.198 Purwakarta 253.241 5.204 10.594.003 44.974 25.395 Karawang 419.256 130.868 3.683.769 773.105 104.444 Bekasi 314.361 17.737 5.696.619 420.061 50.792 Bandung Barat 307.537 23.771 14.758.571 108.031 20.842 Kota Bogor 13.319 34.264 2.415.325 1.257 849 Kota Sukabumi 9.379 170.692 667.398 9.070 1.670 Kota Bandung 21.742 51.160 3.089.066 29.503 3.513 Kota Cirebon 11.755 12.750 343.075 2.074 1.572 Kota Bekasi 38.518 11.043 4.196.492 11.162 4.689 Kota Depok 40.326 5.246 3.089.260 17.103 2.984 Kota Cimahi 26.981 7.158 758.245 2.100 755 Kota Tasikmalaya 42.116 34.290 3.129.257 27.091 1.920 Kota Banjar 63.654 20.571 980.224 19.590 3.983 Jawa Barat 7.167.607 3.715.769 353.942.764 4.615.896 726.887

Populasi Ternak (ribu ekor) Jika dilihat dari rumah tangga pertanian yang memelihara ternak, hasil ST2013 menunjukkan bahwa jenis ternak besar yang banyak dipelihara oleh rumah tangga adalah sapi potong, tercatat sebanyak 120.881 rumah tangga memelihara sapi potong. Ternak kecil yang paling banyak diusahakan oleh rumah tangga pemelihara ternak adalah domba, sebanyak 456.781 rumah tangga tercatat mengusahakan jenis ternak ini. Untuk ayam lokal yang merupakan gabungan dari ayam kampung dan ayam lokal lainnya, hasil ST2013 menunjukkan bahwa sebanyak 556.596 rumah tangga mengusahakan jenis ternak ini. Ayam lokal merupakan jenis unggas yang paling banyak diusahakan rumah tangga. Jika dilihat dari jumlah ternak yang dipelihara oleh rumah tangga pertanian di Indonesia,ayam ras pedaging merupakan jenis ternak yang populasinya terbesar yaitu 353.942.754 ekor. Hal tersebut dikarenakan masa panen ayam ras pedaging yang relatif singkat sekitar 30 35 hari. Disusul oleh jenis ternak itik dengan populasi sebesar 4.615.896 ekor. Gambar 23 Populasi Ternak yang Diusahakan oleh Rumah Tangga Usaha Peternakan Menurut Jenis Ternak, ST2013 400 000 360 000 320 000 280 000 240 000 200 000 160 000 120 000 80 000 40 000 0 Jenis Ternak

Subsektor Perikanan Kegiatan usaha pertanian di Subsektor Perikanan terdiri dari kegiatan Budidaya Ikan dan kegiatan Penangkapan Ikan. Dari kedua kegiatan tersebut, hasil ST2013 mencatat bahwa terdapat 1,98 juta rumah tangga yang berusaha di Subsektor Perikanan. Jumlah rumah tangga yang mengusahakan kegiatan Budidaya Ikan terlihat mendominasi usaha rumah tangga Subsektor Perikanan. Berdasarkan hasil ST2013, terdapat sebanyak 300,09 ribu rumah tangga yang mengusahakan kegiatan Budidaya Ikan dan jumlah rumah tangga yang mengusahakan kegiatan Penangkapan Ikan adalah sebanyak 24,35 ribu rumah tangga. Jumlah rumah tangga yang mengusahakan kegiatan Budidaya Ikan, dapat di rinci ke dalam dua komoditas utama, yaitu Bukan Ikan Hias dan Ikan Hias. Untuk kelompok Bukan Ikan Hias, Budidaya Ikan Air Laut dengan jenis ikan utama adalah Rumput Laut terlihat mendominasi kegiatan Budidaya Ikan. Hal ini tercermin dari banyaknya jumlah rumah tangga yang mengusahakan Rumput Laut sebagai ikan utama, yaitu sebanyak 125 rumah tangga. Selain Rumput Laut, Ikan Bandeng merupakan jenis ikan utama pada kegiatan Budidaya ikan di Tambak/Air Payau yang memiliki jumlah rumah tangga terbanyak, yaitu sebanyak 10,50 ribu rumah tangga. Sedangkan untuk kegiatan budidaya di Air Tawar, Ikan Nila merupakan jenis ikan utama yang paling banyak diusahakan oleh rumah tangga, yaitu sebanyak 103,29 ribu rumah tangga. Untuk kelompok Ikan Hias, jenis ikan utama yang banyak diusahakan oleh rumah tangga adalah Ikan Koi, Cupang/Betta Hias, Mas Koki dan Cupang/Betta Laga. Hasil ST2013 mencatat bahwa banyaknya rumah tangga yang mengusahakan Ikan Koi, Cupang/Betta Hias, Mas Koki dan Cupang/Betta Laga sebagai ikan utama adalah masing-masing sebanyak 844 rumah tangga; 518 rumah tangga; 347 rumah tangga; dan 245 rumah tangga.

Tabel 28 Jumlah Rumah Tangga Usaha Budidaya Ikan Menurut Jenis Ikan Utama yang Diusahakan, ST2013 Bukan Ikan Hias Air Laut Air Payau Air Tawar Ikan Hias Jenis Ikan Utama Jumlah Rumah Tangga Jenis Ikan Utama Jumlah Rumah Tangga Jenis Ikan Utama Jumlah Rumah Tangga Jenis Ikan Utama Jumlah Rumah Tangga (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) Rumput Laut 125 Bandeng 10.505 Nila 103.298 Koi 844 Udang Windu Jumbo 14 Udang Windu 2.854 Mujair 70.394 Cupang/Betta Hias 518 Bawal Putih 7 Udang Vaname 1.618 Mas 32.211 Mas Koki 347 Bawal Hitam 6 Nila 430 Lele 24.582 Cupang/Betta Laga 245 Udang Putih/Jerbung 5 Mujair 380 Gurami 19.013 Manvis 118 Kepiting 3 Kerang Hijau 121 Nilem 16.029 Black Gost 116 Siro 3 Udang Putih 117 Bawal Air Tawar 6.188 Gapi 93 Belanak 2 Rumput Laut 50 Tawes 6.038 Barbir 81 Layur 2 Kerang Darah 31 Patin 2.104 Kartetra 70 Rajungan 2 Kepiting 29 Jambal 370 Plati Koral 56

Apabila ditinjau menurut kabupaten/kota, hasil ST2013 menunjukkan bahwa Kabupaten Ciamis merupakan Kabupaten yang memiliki jumlah rumah tangga usaha budidaya ikan terbanyak (59,92 ribu rumah tangga), diikuti oleh Kabupaten Tasikmalaya yang tercatat memiliki sebanyak 46,44 ribu rumah tangga usaha budidaya ikan. Kabupaten/kota yang memiliki jumlah rumah tangga usaha budidaya ikan paling sedikit adalah Kota Cimahi, yaitu sebanyak 149 rumah tangga. Hasil ST2013 menunjukkan bahwa untuk usaha Budidaya Bukan Ikan Hias di Provinsi Jawa Barat, paling banyak rumah tangga mengusahakan ikan di Kolam dan di Tambak. Tercatat sebanyak 266,71 ribu rumah tangga di Jawa Barat mengusahakan Budidaya Ikan di Kolam, sedangkan sebanyak 16,44 ribu rumah tangga di Jawa Barat mengusahakan Budidaya Ikan di Tambak. Kabupaten Ciamis merupakan Kabupaten yang memiliki rumah tangga terbanyak yang mengusahakan budidaya bukan ikan hias di Kolam, yaitu sebanyak 59,69 ribu rumah tangga. Sedangkan Kabupaten Indramayu paling banyak mengusahakan budidaya bukan ikan hias di tambak, dengan jumlah rumah tangga sebanyak 5,91 ribu rumah tangga. Hasil ST2013 juga mencatat bahwa terdapat sebanyak 3,41 ribu rumah tangga usaha Budidaya Ikan Hias. Usaha Budidaya Ikan Hias di Jawa Barat paling banyak diusahakan di Kabupaten Bogor, yaitu sebanyak 1,32 ribu rumah tangga (38,66 persen). Selain Kabupaten Bogor,Kabupaten Sukabumi merupakan Kabupaten dengan jumlah rumah tangga yang mengusahakan budidaya ikan hias kedua terbanyak, yaitu sebanyak 0,51 ribu rumah tangga (15,19 persen) diikuti Kota Depok sebanyak 0,46 ribu rumah tangga (13,61 persen). Sedangkan yang paling sedikit mengusahakan budidaya ikan hias terdapat di Kota Tasikmalaya dan Kota Banjar yang masing-masing hanya memiliki sebanyak 4 rumah tangga usaha budidaya ikan hias.

Tabel 29 Jumlah Rumah Tangga Usaha Budidaya Ikan Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Budidaya Ikan, ST2013 Kabupaten/Kota Rumah Tangga Usaha Budidaya Ikan Bukan Ikan Hias Di Laut Di Tambak Di Kolam Di Sawah Di Perairan Umum Ikan Hias (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) Bogor 19.081 1 62 17.304 568 396 1.321 Sukabumi 21.045 141 96 19.758 1.021 118 519 Cianjur 20.617 7 115 16.083 3.778 1.150 54 Bandung 7.274 1 3 6.270 1.017 62 63 Garut 37.004 0 8 36.418 651 104 39 Tasikmalaya 46.440 3 43 45.778 963 83 17 Ciamis 59.924 3 141 59.694 243 83 34 Kuningan 6.884 0 13 6.642 60 209 11 Cirebon 6.318 30 3.050 3.197 29 40 78 Majalengka 10.966 0 2 10.899 64 31 20 Sumedang 9.246 0 18 9.095 144 92 31 Indramayu 7.849 7 5.910 1.923 13 23 13 Subang 8.433 0 2.213 5.987 125 135 32 Purwakarta 5.570 0 0 3.323 61 2.203 20 Karawang 6.316 5 2.458 3.629 50 59 190 Bekasi 5.146 41 2.164 2.724 31 150 70 Bandung Barat 6.481 0 56 3.716 224 2.566 18 Kota Bogor 574 0 5 464 10 38 78 Kota Sukabumi 982 2 0 917 54 9 21 Kota Bandung 418 0 2 304 88 14 28 Kota Cirebon 242 3 67 172 0 0 5 Kota Bekasi 980 0 4 702 8 45 274 Kota Depok 2.178 0 0 1.663 25 67 465 Kota Cimahi 149 0 3 132 3 6 8 Kota Tasikmalaya 6.346 0 2 6.301 55 31 4 Kota Banjar 3.627 2 6 3.616 14 3 4 Jawa Barat 300.090 246 16.441 266.711 9.299 7.717 3.417

Jumlah Rumah Tangga (ribu) Gambar 25 Jumlah Rumah Tangga Usaha Budidaya Ikan Menurut Jenis Budidaya, ST2013 350 300 250 200 150 100 50 0 Rumah Tangga Perikanan Di Kolam/Air Tawar Di Tambak/Air Payau Di Laut Di Sawah Di Perairan Umum Bukan Ikan Hias Jenis Budidaya Ikan Ikan Hias

Tabel 30 Rata-Rata Luas Baku Budidaya Ikan Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Budidaya Ikan (m 2 /rumah tangga, ST2013 Kabupaten/Kota Di Laut Di Tambak/Air Payau Bukan Ikan Hias Di Kolam/Air Tawar Di Sawah Di Perairan Umum Ikan Hias (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Bogor 1.000,00 242,61 644,29 1.060,00 488,71 699,53 Sukabumi 1.319,31 471,92 416,61 1.384,49 1.484,74 2.157,63 Cianjur 1.594,29 166,21 314,01 2.852,75 736,21 666,67 Bandung 24,00 100,00 705,82 6.603,38 567,79 310,92 Garut 0,00 761,63 205,04 3.550,41 350,57 517,82 Tasikmalaya 440,33 393,37 328,38 4.587,89 417,07 906,71 Ciamis 240,00 3.063,85 291,29 545,16 196,11 297,88 Kuningan 0,00 105,08 180,44 465,83 280,87 59,55 Cirebon 10.869,50 13.441,00 692,99 1.039,31 5.835,68 921,15 Majalengka 0,00 5.400,00 216,81 907,63 29.330,19 90,10 Sumedang 0,00 400,44 249,68 673,28 407,89 452,32 Indramayu 17.957,14 23.221,31 2.528,01 945,08 354,91 27,31 Subang 0,00 29.245,09 2.239,14 3.408,66 355,67 152,50 Purwakarta 0,00 0,00 491,13 507,28 587,67 201,05 Karawang 15.075,00 49.268,08 1.299,62 1.584,14 1.391,64 120,90 Bekasi 1.972,24 26.796,98 563,03 862,90 287,52 76,54 Bandung Barat 0,00 225,61 252,68 274,53 460,42 92,11 Kota Bogor 0,00 16.256,00 429,29 358,00 157,21 296,83 Kota Sukabumi 2.550,00 0,00 701,95 2.999,63 126,89 1.088,38 Kota Bandung 0,00 145,00 2.534,44 9.022,73 1.723,86 389,07 Kota Cirebon 5.033,67 3.204,81 269,26 0,00 0,00 60,80 Kota Bekasi 0,00 128.880,00 206,50 667,50 69,07 1.649,72 Kota Depok 0,00 0,00 796,67 716,64 398,76 183,21 Kota Cimahi 0,00 233,33 290,07 461,33 1.025,50 395,13 Kota Tasikmalaya 0,00 161,50 539,35 1.514,51 589,74 267,00 Kota Banjar 560,00 191,50 326,43 1.636,79 78,33 13,00 Jawa Barat 3.372,32 25.754,07 418,53 3.044,54 689,39 840,35

Luas baku budidaya ikan menunjukkan luas baku wadah (areal) yang digunakan untuk melakukan usaha budidaya ikan. Rata-rata luas baku budidaya ikan terbesar adalah untuk jenis budidaya bukan ikan hias di tambak/air payau, yaitu sebesar 25,75 ribu m2/rumah tangga, sedangkan rata-rata luas baku paling kecil adalah untuk budidaya bukan ikan hias di kolam/air tawar, dengan rata-rata luas baku sebesar 418,53 m2/rumah tangga. Sedangkan untuk rata-rata luas baku budidaya ikan hias yaitu sebesar 840,35 m2/rumah tangga. Jenis ikan yang dikembangkan dan masuk dalam Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) sebanyak 11 jenis yaitu: Nila, Lele, Ikan Mas, Bandeng, Kakap, Rumput Laut, Udang Windu, Udang Vaname, Gurame, Patin, dan Kerapu. Mengacu pada jenis ikan yang dikembangkan dalam Renstra KKP, rumah tangga usaha Budidaya Ikan dapat dirinci menurut jenis ikan utama yang diusahakan. Terlihat bahwa di Jawa Barat, jenis ikan utama yang paling banyak diusahakan oleh rumah tangga usaha Budidaya Ikan adalah Ikan Nila, kemudian diikuti oleh Ikan Mas, Ikan Lele, dan Ikan Gurame. Sedangkan Ikan Kakap, merupakan komoditas utama Budidaya Ikan yang paling sedikit diusahakan oleh rumah tangga. Hasil ST2013 menunjukkan bahwa jumlah rumah tangga usaha Budidaya Ikan Nila, Ikan Mas, Ikan Lele, dan Ikan Gurame adalah masing-masing sebanyak 103,73 ribu rumah tangga; 32,21 ribu rumah tangga; 24,58 ribu rumah tangga; dan 19,01 ribu rumah tangga. Untuk komoditas Ikan Nila yang merupakan komoditas unggulan nasional (memiliki jumlah rumah tangga usaha Budidaya Ikan terbanyak), Kabupaten Garut tercatat sebagai Kabupaten dengan jumlah rumah tangga usaha Budidaya Ikan Nila terbanyak, yaitu sebanyak 22,51 ribu rumah tangga. Komoditas Ikan Mas paling banyak ditemui di Kabupaten Cianjur, yaitu sebanyak 5,96 ribu rumah tangga. Rumah tangga usaha Budidaya Ikan Lele paling banyak ditemui di Kabupaten Ciamis yaitu sebanyak 1,79 ribu rumah tangga, sedangkan rumah tangga usaha Budidaya Ikan Bandeng paling banyak ditemui di Kabupaten Indramayu dengan jumlah rumah tangga sebanyak 2,98 ribu rumah tangga. Untuk rumah tangga usaha Budidaya Gurame, Rumput Laut, Udang Windu, Udang Vaname, Patin, dan kerapu banyak diusahakan masing-masing di Kabupaten Ciamis sebanyak 9,12 ribu rumah tangga, Kabupaten Sukabumi sebanyak 124 rumah tangga, Kabupaten Indramayu sebanyak 1,59 ribu rumah tangga, Kabupaten Indramayu sebanyak 1,29 ribu rumah tangga, Kabupaten Bandung Barat sebanyak 431 rumah tangga, dan Kabupaten Subang sebanyak 11 rumah tangga.

Tabel 31 Jumlah Rumah Tangga Usaha Budidaya Bukan Ikan Hias Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Ikan Utama, ST2013 Kabupaten/Kota Jenis Ikan Utama Nila Lele Mas Gurame Bandeng Patin Kakap Kerapu Udang Windu Udang Vaname (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) Bogor 3.778 6.134 2.231 2.654 8 340 0 0 0 0 0 Sukabumi 11.564 1.343 2.572 59 6 64 0 0 0 0 124 Cianjur 11.598 1.070 5.967 53 1 41 0 0 0 0 0 Bandung 2.475 887 2.225 27 1 8 0 0 0 0 0 Garut 22.517 947 4.840 47 3 21 0 0 0 0 0 Tasikmalaya 16.327 1.473 3.215 1.379 13 26 0 0 1 0 0 Ciamis 14.477 1.793 1.340 9.127 16 116 0 0 7 26 0 Kuningan 2.609 408 270 796 3 24 0 0 0 0 0 Cirebon 484 1.074 54 828 2.445 88 0 0 134 267 0 Majalengka 4.907 762 609 633 10 76 0 0 0 0 0 Sumedang 2.101 466 1.417 66 0 49 0 0 0 0 0 Indramayu 145 1.292 23 325 2.986 27 0 0 1.598 1.299 0 Subang 1.226 962 3.620 40 1.952 103 0 11 203 25 0 Purwakarta 3.783 261 1.265 27 0 51 0 0 0 0 0 Karawang 416 1.474 491 67 2.247 174 1 1 135 1 0 Bekasi 134 1.462 90 116 1.080 297 0 4 774 0 51 Bandung Barat 3.945 480 1.032 63 1 431 0 0 0 0 0 Kota Bogor 88 150 56 93 0 17 0 0 1 0 0 Kota Sukabumi 672 158 75 8 0 9 0 0 0 0 0 Kota Bandung 60 143 96 8 0 3 0 0 0 0 0 Kota Cirebon 24 101 1 9 54 1 1 0 1 0 0 Kota Bekasi 10 538 19 94 2 16 0 0 0 0 0 Kota Depok 17 532 70 657 0 92 0 0 0 0 0 Kota Cimahi 55 68 13 0 0 2 0 0 0 0 0 Kota Tasikmalaya 303 340 566 550 0 8 0 0 0 0 0 Kota Banjar 11 264 54 1.287 0 20 0 0 0 0 0 Jawa Barat 103.726 24.582 32.211 19.013 10.828 2.104 2 16 2.854 1.618 175 Rumput Laut

Dilihat dari jumlah rumah tangga yang mengusahakan ikan hias, terdapat empat jenis ikan hias yang paling banyak diusahakan ikan koi, cupang, mas koki dan arowana. Hasil ST2013 menunjukkan bahwa jenis ikan hias utama yang diusahakan oleh rumah tangga usaha perikanan adalah ikan koi, yaitu sebanyak 844 rumah tangga. Kabupaten/kota yang paling banyak memiliki jumlah rumah tangga yang mengusahakan ikan koi sebagai komoditas utama adalah Kabupaten Sukabumi, yaitu sebanyak 412 rumah tangga. Selain ikan koi, ikan cupang merupakan ikan hias yang banyak diusahakan oleh rumah tangga usaha budidaya ikan. Hasil ST2013 menunjukkan bahwa terdapat sebanyak 778 rumah tangga yang mengusahakan budidaya ikan hias jenis cupang sebagai jenis ikan utama, diikuti budidaya ikan mas koki sebanyak 347 rumah tangga. Apabila ditinjau potensi masing-masing kabupaten/kota, terlihat bahwa Kabupaten Bogor dan Kota Depok merupakan kabupaten/kota yang memiliki potensi pada kegiatan budidaya ikan hias jenis ikan arowana. Hal ini tercermin dari jumlah rumah tangga usaha budidaya ikan hias jenis arowana paling banyak diusahakan di Kabupaten Bogor dan Kota Depok yang mencapai 16 persen (4 rumah tangga).

Tabel 32 Jumlah Rumah Tangga Usaha Budidaya Ikan Hias Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Ikan Hias Utama, ST2013 Kabupaten/Kota Jenis Ikan Hias Utama Arowana Koi Mas Koki Cupang (1) (2) (3) (4) (5) Bogor 4 171 168 501 Sukabumi 3 412 69 5 Cianjur 2 39 4 3 Bandung 1 29 9 2 Garut 1 25 0 0 Tasikmalaya 0 11 1 0 Ciamis 0 19 1 5 Kuningan 0 4 1 6 Cirebon 0 19 13 22 Majalengka 0 9 1 4 Sumedang 1 18 6 0 Indramayu 0 2 4 5 Subang 0 8 4 6 Purwakarta 1 7 4 3 Karawang 2 10 19 106 Bekasi 0 4 7 23 Bandung Barat 1 8 3 1 Kota Bogor 1 4 5 22 Kota Sukabumi 0 14 4 1 Kota Bandung 0 12 2 1 Kota Cirebon 0 1 0 2 Kota Bekasi 3 5 9 38 Kota Depok 4 7 11 21 Kota Cimahi 0 2 1 1 Kota Tasikmalaya 0 2 1 0 Kota Banjar 1 2 0 0 Jawa Barat 25 844 347 778

Selain kegiatan Budidaya Ikan, terdapat kegiatan Penangkapan Ikan di Subsektor Perikanan. Kegiatan Penangkapan Ikan terdiri dari dua jenis, yaitu kegiatan Penangkapan Ikan di Laut dan Kegiatan Penangkapan Ikan di Perairan Umum. Dari sebanyak 24,35 ribu rumah tangga usaha Penangkapan Ikan, terdapat sebanyak 18,62 ribu rumah tangga usaha Penangkapan Ikan di Laut dan sebanyak 5,91 ribu rumah tangga mengusahakan Penangkapan Ikan di Perairan Umum. Bila ditinjau per masing-masing kabupaten/kota, Kabupaten Indramayu merupakan kabupaten dengan rumah tangga usaha Penangkapan Ikan terbanyak, yaitu sebanyak 4,70 ribu rumah tangga. Sedangkan Kota Cimahi merupakan kota yang tidak memiliki rumah tangga usaha Penangkapan Ikan. Jika dirinci menurut jenis usaha penangkapan ikan, terlihat bahwa Kabupaten Cirebon merupakan kabupaten yang memiliki potensi usaha Penangkapan Ikan di Laut karena memiliki jumlah rumah tangga usaha Penangkapan Ikan di Laut terbanyak, yaitu sebanyak 4,27 ribu rumah tangga (22,93 persen), diikuti Kabupaten Indramayu sebanyak 4,13 ribu rumah tangga (22,19 persen) dan Kabupaten Sukabumi sebanyak 2,19 ribu rumah tangga (11,76 persen). Untuk kegiatan Penangkapan Ikan di Perairan Umum, Kabupaten Purwakarta merupakan kabupaten dengan jumlah rumah tangga usaha Penangkapan Ikan di Perairan Umum terbanyak, yaitu sebanyak 1,02 ribu rumah tangga (17,23 persen) diikuti Kabupaten Cianjur sebanyak 602 rumah tangga (10,19 persen) dan Kabupaten Ciamis sebanyak 574 rumah tangga (9,72 persen).

Tabel 33 Jumlah Rumah Tangga Usaha Penangkapan Ikan Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Penangkapan Ikan, ST2013 Kabupaten/Kota Rumah Tangga Usaha Penangkapan Ikan Jenis Penangkapan Ikan Di Laut Di Perairan Umum (1) (2) (3) (4) Bogor 119 2 117 Sukabumi 2.355 2.190 166 Cianjur 1.203 651 602 Bandung 81 1 80 Garut 1.096 1.000 96 Tasikmalaya 683 405 352 Ciamis 2.015 1.461 574 Kuningan 68 1 67 Cirebon 4.365 4.271 96 Majalengka 346 3 343 Sumedang 186 1 185 Indramayu 4.701 4.133 581 Subang 979 783 197 Purwakarta 1.018 0 1.018 Karawang 2.262 1.767 508 Bekasi 2.118 1.716 405 Bandung Barat 436 9 428 Kota Bogor 5 1 4 Kota Sukabumi 3 3 0 Kota Bandung 1 0 1 Kota Cirebon 226 222 4 Kota Bekasi 4 1 3 Kota Depok 10 0 10 Kota Cimahi 0 0 0 Kota Tasikmalaya 26 0 26 Kota Banjar 46 1 45 Jawa Barat 24.352 18.622 5.908

Rumah Tangga (ribu) Gambar 27 Jumlah Rumah Tangga Usaha Penangkapan Ikan Menurut Jenis Penangkapan, ST2013 32 28 24 20 16 12 8 4 0 Usaha Penangkapan Ikan Di Laut Di Perairan Umum Jenis Penangkapan Ikan

Unit usaha penangkapan ikan adalah suatu kesatuan usaha penangkapan ikan yang dilakukan anggota rumah tangga dengan pengelolaan tersendiri dan menanggung resiko usaha. Dalam satu rumah tangga dapat terdiri lebih dari satu unit usaha. Karakteristik unit usaha penangkapan ikan di Subsektor Perikanan dapat dibedakan juga menurut jenis kapal/perahu utama yang digunakan. Kapal/perahu utama yang digunakan dapat berupa kapal motor, perahu motor tempel, perahu tanpa motor, dan tanpa perahu. Hasil ST2013 menunjukkan bahwa perahu motor tempel merupakan jenis perahu yang paling banyak digunakan untuk melakukan penangkapan ikan di laut, yaitu digunakan oleh sebanyak 14,25 ribu unit usaha. Sedangkan unit usaha penangkapan ikan di laut yang menggunakan perahu tanpa motor menunjukkan jumlah yang paling sedikit di Jawa Barat, yaitu hanya sebanyak 551 unit usaha. Kabupaten Cirebon merupakan Kabupaten yang paling banyak memiliki jumlah unit usaha penangkapan ikan di laut dengan perahu motor tempel sebagai jenis kapal/perahu utama yang digunakan, yaitu sebanyak 4,15 ribu unit usaha. Lain halnya kondisi yang ditemui pada kegiatan penangkapan ikan di perairan umum. Unit usaha yang tanpa menggunakan perahu merupakan yang terbanyak dilakukan oleh unit usaha penangkapan ikan di perairan umum. Sebanyak 3,41 ribu unit usaha penangkapan ikan di perairan umum tanpa menggunakan perahu dalam melakukan kegiatan usaha di bidang penangkapan ikan di perairan umum. Sedangkan unit usaha yang menggunakan kapal motor merupakan jenis yang paling sedikit ditemui di Jawa Barat, yaitu hanya sebanyak 330 unit usaha. Kabupaten Purwakarta merupakan kabupaten yang paling banyak memiliki jumlah unit usaha penangkapan ikan di perairan umum dengan menggunakan perahu tanpa motor, yaitu sebanyak 342 unit usaha atau sekitar 20,61 persen dari 1.659 unit usaha.

Tabel 34 Jumlah Unit Usaha Penangkapan Ikan Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Kapal/ Perahu Utama yang Digunakan, ST2013 Di Laut Di Perairan Umum Kabupaten/Kota Kapal Perahu Motor Perahu Tanpa Kapal Perahu Motor Perahu Tanpa Tanpa Motor Tempel Tanpa Motor Perahu Motor Tempel Motor Perahu (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) Bogor 2 0 0 0 10 3 17 92 Sukabumi 319 1.234 224 472 16 11 65 79 Cianjur 17 220 9 417 58 39 311 229 Bandung 1 0 0 0 8 13 12 48 Garut 101 626 20 282 4 3 18 78 Tasikmalaya 9 124 2 273 11 12 40 291 Ciamis 85 1.173 26 225 23 20 193 352 Kuningan 1 0 0 0 6 0 31 33 Cirebon 206 4.147 51 192 4 8 12 74 Majalengka 0 1 0 2 16 2 30 297 Sumedang 0 1 0 0 17 3 11 158 Indramayu 465 3.415 36 374 32 31 37 489 Subang 149 589 24 62 11 3 5 182 Purwakarta 0 0 0 0 50 405 342 256 Karawang 420 1.196 42 303 19 34 105 370 Bekasi 123 1.392 109 194 11 70 123 210 Bandung Barat 5 1 3 0 20 41 296 107 Kota Bogor 1 0 0 0 0 0 0 4 Kota Sukabumi 2 1 0 0 0 0 0 0 Kota Bandung 0 0 0 0 0 0 0 1 Kota Cirebon 23 127 5 70 0 0 0 4 Kota Bekasi 0 1 0 0 1 0 0 2 Kota Depok 0 0 0 0 1 0 0 9 Kota Cimahi 0 0 0 0 0 0 0 0 Kota Tasikmalaya 0 0 0 0 1 1 2 23 Kota Banjar 0 0 0 1 11 1 9 26 Jawa Barat 1.929 14.248 551 2.867 330 700 1.659 3.414

Selain dibedakan menurut jenis kapal/perahu yang digunakan, karakteristik unit usaha penangkapan ikan dapat dibedakan menurut jenis alat tangkap utama yang digunakan. Jenis alat tangkap utama yang digunakan antara lain pukat, jaring, pancing, perangkap serta lainnya. Untuk kegiatan penangkapan ikan di laut, alat tangkap utama yang digunakan oleh rumah tangga usaha penangkapan ikan di Jawa Barat adalah jenis jaring. Sebanyak 12,96 ribu unit usaha penangkapan ikan di laut menggunakan jaring sebagai alat tangkap utama yang digunakan dalam mendukung usaha kegiatan penangkapan ikan. Sedangkan rumah tangga usaha penangkapan ikan di laut yang menggunakan jenis pancing sedikit ditemui di Jawa Barat, yaitu hanya sebanyak 1,55 ribu unit usaha. Kabupaten Cirebon merupakan kabupaten yang paling banyak memiliki jumlah unit usaha penangkapan ikan di laut yang menggunakan jaring sebagai alat tangkap utama yang digunakan, yaitu sebanyak 3,71 ribu unit usaha. Demikian halnya dengan kegiatan penangkapan ikan di laut, alat tangkap utama yang paling banyak digunakan oleh rumah tangga usaha penangkapan ikan di perairan umum adalah jenis jaring. Sebanyak 2,37 unit usaha penangkapan ikan di perairan umum menggunakan jaring sebagai alat tangkap utama yang digunakan dalam mendukung usaha kegiatan penangkapan ikan. Sedangkan rumah tangga usaha penangkapan ikan di perairan umum yang menggunakan pukat paling sedikit ditemui di Jawa Barat, yaitu hanya sebanyak 280 unit usaha. Kabupaten Purwakarta merupakan kabupaten yang paling banyak memiliki jumlah unit usaha penangkapan ikan di perairan umum yang menggunakan jaring sebagai alat tangkap utama yang digunakan, yaitu sebanyak 556 unit usaha.

Tabel 35 Jumlah Rumah Tangga Usaha Penangkapan Ikan Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Alat Tangkap Utama yang Digunakan, ST2013 Kabupaten/Kota Di Laut Di Perairan Umum Pukat Jaring Pancing Perangkap Lainnya Pukat Jaring Pancing Perangkap Lainnya (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) Bogor 0 2 0 0 0 11 44 18 5 44 Sukabumi 83 1.090 681 54 341 24 55 37 23 32 Cianjur 8 486 112 5 52 28 305 67 100 137 Bandung 0 1 0 0 0 3 42 11 3 22 Garut 80 707 120 96 26 3 23 16 10 51 Tasikmalaya 5 312 38 32 21 6 82 49 180 37 Ciamis 91 1.187 139 50 42 28 215 75 87 183 Kuningan 0 1 0 0 0 5 42 7 10 6 Cirebon 382 3.715 91 168 240 1 37 8 13 39 Majalengka 0 1 0 1 1 25 92 40 27 161 Sumedang 0 1 0 0 0 12 68 41 9 59 Indramayu 665 2.808 81 507 229 12 179 78 44 276 Subang 159 483 119 24 39 10 25 24 31 111 Purwakarta 0 0 0 0 0 46 556 140 48 263 Karawang 219 1.207 118 197 220 8 133 54 74 259 Bekasi 90 789 43 572 324 3 154 18 89 150 Bandung Barat 2 6 0 1 0 45 304 53 17 45 Kota Bogor 1 0 0 0 0 0 4 0 0 0 Kota Sukabumi 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 Kota Bandung 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 Kota Cirebon 32 164 10 1 18 0 0 0 0 4 Kota Bekasi 0 1 0 0 0 1 2 0 0 0 Kota Depok 0 0 0 0 0 1 4 0 0 5 Kota Cimahi 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Kota Tasikmalaya 0 0 0 0 0 0 2 1 7 17 Kota Banjar 0 0 1 0 0 8 7 15 6 11 Jawa Barat 1.817 12.964 1.553 1.708 1.553 280 2.375 753 783 1.912

Rumah Tangga (ribu) Subsektor Kehutanan R umah tangga usaha pertanian Subsektor Kehutanan mencakup ke dalam 4 (empat) jenis kegiatan, yaitu kegiatan Budidaya Tanaman Kehutanan, Menangkar Satwa/Tumbuhan Liar, Menangkap Satwa Liar dan Memungut Hasil Hutan. Hasil ST2013 menunjukkan bahwa terdapat sebanyak 1,07 juta rumah tangga pertanian Subsektor Kehutanan. Dari sejumlah rumah tangga usaha Subsektor Kehutanan, sebanyak 1,06 juta rumah tangga mengusahakan kegiatan Budidaya Tanaman Kehutanan. Jenis kegiatan Budidaya Tanaman Kehutanan tercatat sebagai kegiatan yang memiliki jumlah rumah tangga usaha kehutanan paling banyak. Gambar 29 Jumlah Rumah Tangga Usaha Kehutanan Menurut Jenis Budidaya, ST2013 1200 1000 800 600 400 200 0 Subsektor Kehutanan Budidaya Tanaman Kehutanan Penangkaran Satwa/Tumbuhan Liar Jenis Budi Daya Penangkapan Satwa Liar Pemungutan Hasil Hutan

Tabel 36 Jumlah Rumah Tangga Usaha Kehutanan Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Kegiatan, ST2013 Kabupaten/Kota Jumlah Rumah Tangga Usaha Kehutanan Jenis Kegiatan Budidaya Tanaman Kehutanan Menangkar Satwa/Tumbuhan Liar Menangkap Satwa Liar (1) (2) (3) (4) (5) (6) Bogor 59.267 57.732 77 130 3.758 Sukabumi 118.192 117.546 155 266 1.938 Memungut Hasil Hutan Cianjur 106.314 104.778 115 134 5.070 Bandung 22.784 22.317 48 67 851 Garut 111.933 110.886 96 114 2.823 Tasikmalaya 170.506 169.932 42 116 3.458 Ciamis 166.009 165.640 90 243 1.807 Kuningan 50.141 49.569 29 56 1.501 Cirebon 6.302 6.217 16 15 138 Majalengka 54.374 54.032 82 110 1.270 Sumedang 67.021 66.626 111 196 1.069 Indramayu 5.107 4.698 54 73 369 Subang 37.199 36.838 57 83 681 Purwakarta 30.594 30.323 37 49 589 Karawang 6.430 6.196 39 82 375 Bekasi 4.174 4.142 5 27 111 Bandung Barat 44.371 44.068 51 50 1.623 Kota Bogor 302 299 2 0 1 Kota Sukabumi 673 673 0 0 2 Kota Bandung 256 256 0 0 0 Kota Cirebon 154 151 1 0 2 Kota Bekasi 257 253 4 0 1 Kota Depok 250 234 10 5 3 Kota Cimahi 577 433 126 19 1 Kota Tasikmalaya 5.430 5.399 4 3 77 Kota Banjar 4.918 4.830 4 24 177 Jawa Barat 1.073.535 1.064.068 1.255 1.862 27.695

Jika dirinci menurut kabupaten/kota, jumlah rumah tangga usaha kehutanan, paling banyak ditemui di Kabupaten Tasikmalaya, yaitu sebanyak 170,5 ribu rumah tangga diikuti Kabupaten Ciamis (166,01 ribu rumah tangga), Kabupaten Sukabumi (118,19 ribu rumah tangga) dan Kabupaten Garut (111,93 ribu rumah tangga). Kabupaten tersebut memiliki jumlah rumah tangga usaha kehutanan yang cukup banyak karena kondisi alam/geografisnya yang masih memungkinkan untuk melakukan usaha tanaman kehutanan. Berbeda halnya dengan wilayah perkotaan yang umumnya jumlah rumah tangga usaha kehutanan relatif sedikit, hal in dapat dimaklumi karena kepadatan penduduk dan lahan pertanian khususnya lahan kehutanan yang relatif sedikit di wilayah tersebut. Seperti telah diuraikan sebelumnya, budidaya tanaman kehutanan merupakan jenis kegiatan di Subsektor Kehutanan yang memiliki rumah tangga usaha terbanyak (1,06 juta rumah tangga). Selain Budidaya Tanaman Kehutanan, kegiatan memungut hasil hutan juga paling banyak kedua yang diusahakan oleh rumah tangga usaha kehutanan di Jawa Barat. Sebanyak 27,69 ribu rumah tangga tercatat mengusahakan kegiatan memungut hasil hutan, dimana Kabupaten Cianjur merupakan kabupaten yang paling banyak memiliki jumlah rumah tangga usaha pemungutan hasil hutan, yaitu sebanyak 5,07 ribu rumah tangga. Kegiatan menangkap satwa liar menempati posisi ketiga dalam urutan banyaknya jumlah rumah tangga usaha kehutanan hasil ST2013. Tercatat sebanyak 1,86 ribu rumah tangga yang mengusahakan kegiatan penangkapan satwa liar di Jawa Barat. Kabupaten Sukabumi ternyata merupakan kabupaten yang paling banyak memiliki jumlah rumah tangga usaha kehutanan kegiatan penangkapan satwa liar yaitu sebanyak 0,26 ribu rumah tangga. Hal ini sangat memungkinkan mengingat kondisi alam serta didukung oleh faktor lingkungan. Kegiatan lainnya di subsektor kehutanan adalah kegiatan menangkar satwa/tumbuhan liar. Hasil ST2013 menunjukkan bahwa sebanyak 1,25 ribu rumah tangga usaha kehutanan di Jawa Barat mengusahakan kegiatan menangkar satwa/tumbuhan liar. Kabupaten Sukabumi tercatat sebagai kabupaten yang mendominasi jumlah rumah tangga usaha kehutanan kegiatan menangkar satwa/tumbuhan liar terbanyak, yaitu sebanyak 0,15 ribu rumah tangga.

Tabel 37 Jumlah Rumah Tangga, Populasi Tanaman, dan Rata-Rata Populasi per Rumah Tangga Budidaya Tanaman Kehutanan, ST2013 Budidaya Tanaman Kehutanan Komoditas Rata-Rata Tanaman yang Jumlah Rumah Tangga Jumlah Populasi Diusahakan/Dikelola per Rumah Tangga (1) (2) (3) (4) Akasia 90.180 12.950.820 143 Bambu 338.148 7.834.930 23 Bayur 6.251 440.944 70 Cempaka 532 11.110 20 Eucaliptus 7.939 1.049.581 132 Gaharu 262 27.735 105 Jabon 28.822 9.469.742 328 Jati 180.404 13.094.674 72 Jati Putih/Gmelina 19.805 3.665.949 185 Jenitri 10.158 940.333 92 Johar 2.697 43.102 15 Kaliandra 1.484 329.160 221 Kayu Putih 6.055 825.056 136 Lamtoro 1.968 136.242 69 Mahoni 385.692 19.244.009 49 Manglid 34.981 2.413.488 68 Medang 526 12.122 23 Mindi 13.171 812.713 61 Pinus 9.250 1.425.142 154 Rasamala 1.900 117.220 61 Rimba Campuran 1.997 202.948 101 Sengon/Jeunjing/Albazia 765.105 124.082.007 162 Sonokeling 687 40.159 58 Suren 47.159 2.133.320 45 Trembesi 196 33.364 170 Waru 22.287 752.042 33

Tabel 38 Jumlah Rumah Tangga, Populasi Tanaman, dan Rata-Rata Populasi per Rumah Tangga Usaha Pembibitan Tanaman Kehutanan Menurut Komoditas, ST2013 Komoditas Jumlah Rumah Tangga Budidaya Tanaman Kehutanan Jumlah Populasi Rata-Rata Tanaman yang Diusahakan/Dikelola per Rumah Tangga (1) (2) (3) (4) Akasia 13.123 3.378.422 257 Bambu 26.705 1.543.337 57 Bayur 276 93.249 337 Cempaka 36 1.181 32 Eucaliptus 1.083 913.141 843 Gaharu 28 23.698 846 Jabon 3.417 2.331.418 682 Jati 17.835 2.672.589 149 Jati Putih/Gmelina 2.141 1.040.214 485 Jenitri 944 343.004 363 Johar 283 9.690 34 Kaliandra 147 29.430 200 Kayu Putih 916 190.816 208 Lamtoro 158 22.349 141 Mahoni 36.439 3.000.112 82 Manglid 2.824 896.554 317 Meranti 40 17.704 442 Mindi 1.650 171.881 104 Pinus 947 375.898 396 Rasamala 266 178.739 671 Rimba Campuran 81 143.416 1.770 Sengon/Jeunjing/Albazia 89.019 21.174.727 237 Sonokeling 27 768 28 Suren 5.421 1.280.122 236 Trembesi 32 42.654 1.332 Waru 1.436 120.007 83

Tabel 39 Jumlah Tanaman Kehutanan yang Diusahakan Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Tanaman, ST2013 Kabupaten/Kota Jenis Tanaman Akasia Bambu Jati Mahoni Sengon Jabon Waru Jati Putih Suren (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) Bogor 2.550.690 888.050 888.670 335.830 10.857.300 660.054 4.427 104.063 39.956 Sukabumi 1.642.801 1.180.973 2.410.016 4.074.294 15.396.895 2.333.046 47.372 547.331 134.461 Cianjur 2.084.941 632.727 837.809 1.796.802 15.424.849 906.778 915 574.536 177.631 Bandung 632.141 481.059 391.001 238.446 2.354.230 1.300.652 10.856 626.717 326.317 Garut 1.780.952 654.302 1.034.791 1.291.782 13.042.198 1.586.556 178.584 635.112 542.083 Tasikmalaya 1.642.599 631.091 316.449 2.623.265 18.158.806 257.568 52.201 115.969 82.419 Ciamis 462.789 371.141 1.351.889 3.747.377 22.779.999 254.930 112.639 196.131 57.001 Kuningan 253.615 210.329 1.032.284 610.903 2.665.621 115.157 19.089 8.482 27.318 Cirebon 29.808 92.999 313.238 78.882 433.711 81.771 26 2.195 130 Majalengka 230.910 386.077 862.626 719.958 2.539.727 127.342 49.718 30.325 59.335 Sumedang 435.884 326.489 2.002.566 2.571.508 5.352.539 500.815 199.873 587.159 340.420 Indramayu 11.142 31.805 262.165 19.976 79.642 129.651 913 1.382 0 Subang 553.876 298.008 261.786 367.152 4.348.926 244.126 57.133 77.775 37.735 Purwakarta 95.303 566.448 328.843 173.203 3.800.210 244.057 1.222 49.222 44.858 Karawang 44.609 217.161 171.119 19.535 779.205 107.238 44 6.918 0 Bekasi 38.483 238.425 60.034 6.226 259.512 21.673 6 5.004 55 Bandung Barat 334.945 522.142 239.122 238.466 4.509.397 427.925 6.384 55.435 164.737 Kota Bogor 960 1.523 9.714 704 17.940 11.645 0 0 135 Kota Sukabumi 15.243 8.797 46.425 11.507 110.854 22.386 6 869 6.328 Kota Bandung 15.570 3.418 69.209 25.658 92.180 76.408 46 32.379 84.846 Kota Cirebon 212 4.041 8.336 10.272 6.191 9.460 0 0 0 Kota Bekasi 9.279 35.919 4.696 852 29.456 0 0 0 0 Kota Depok 3.069 6.371 27.881 2.136 154.862 4.565 8 365 1.000 Kota Cimahi 902 3.438 24.452 831 101.953 25.391 318 4.800 6.027 Kota Tasikmalaya 65.734 24.533 56.520 183.139 523.496 17.822 4.384 1.467 524 Kota Banjar 14.363 17.664 83.033 95.305 262.308 2.726 5.878 2.313 4 Jawa Barat 12.950.820 7.834.930 13.094.674 19.244.009 124.082.007 9.469.742 752.042 3.665.949 2.133.320

Tanaman kehutanan yang paling banyak diusahakan oleh rumah tangga usaha kehutanan adalah tanaman sengon. Dimana tanaman sengon tersebut sangat baik digunakan untuk tiang bangunan rumah atau kayu kaso dan kayu papan. Sebanyak 124,08 juta tanaman sengon diusahakan oleh rumah tangga usaha kehutanan di Jawa Barat. Kabupaten Ciamis merupakan kabupaten yang paling banyak mengusahakan tanaman sengon sebanyak 22,78 juta tanaman sengon (18,36 persen). Sebaliknya, daerah kota memiliki jumlah tanaman sengon sedikit, yaitu paling sedikit di Kota Cirebon sebanyak 6,19 ribu tanaman (0,004 persen). Tanaman mahoni juga merupakan tanaman yang sangat baik untuk mebel dan furnitur selain tanaman jati. Tanaman mahoni yang diusahakan di Jawa Barat sebanyak 19,24 juta tanaman. Kabupaten Sukabumi merupakan kabupaten yang paling banyak mengusahakan tanaman mahoni. Sebanyak 4,07 juta tanaman mahoni (21,17 persen) diusahakan di Kabupaten Sukabumi. Sebaliknya, Kota Bogor memiliki jumlah tanaman mahoni paling sedikit, yaitu sebanyak 0,70 ribu tanaman (0,003 persen). Tanaman jati yang merupakan tanaman yang sangat baik untuk mebel dan furnitur tercatat diusahakan di Jawa Barat sebanyak 13,09 juta tanaman. Kabupaten Sukabumi merupakan kabupaten yang paling banyak mengusahakan tanaman jati. Sebanyak 2,41 juta tanaman jati (18,40 persen) diusahakan di kabupaten tersebut. Sebaliknya, Kota Bekasi memiliki jumlah tanaman jati paling sedikit, yaitu sebanyak 4,69 ribu tanaman jati (0,03 persen). Tanaman akasia yang juga merupakan salah satu tanaman komoditas utama tercatat diusahakan di Jawa Barat sebanyak 12,95 juta tanaman. Kabupaten Bogor merupakan kabupaten yang paling banyak mengusahakan tanaman akasia. Sebanyak 2,55 juta tanaman akasia (19,69 persen) diusahakan di Kabupaten Bogor. Sebaliknya, Kota Cirebon memiliki jumlah tanaman akasia paling sedikit, yaitu sebanyak 212 tanaman (0,0016 persen).

Tanaman jabon yang saat ini merupakan tanaman yang mulai banyak diusahakan di Indonesia, dan biasanya digunakan untuk bahan baku utama industri kayu olahan tercatat sebanyak 9,46 juta tanaman. Kabupaten Sukabumi merupakan kabupaten yang paling banyak mengusahakan tanaman jabon. Sebanyak 2.33 juta tanaman jabon (24,64 persen) diusahakan di Kabupaten Sukabumi. Sebaliknya, Kota Bekasi sama sekali tidak memiliki tanaman jabon. Tanaman Bambu yang merupakan tanaman yang sangat banyak dimanfaatkan oleh masyarakat Jawa Barat. Tercatat diusahakan di Jawa Barat sebanyak 7,83 juta tanaman. Seperti halnya tanaman mahoni, jabon dan jati, Kabupaten Sukabumi juga merupakan kabupaten yang paling banyak mengusahakan tanaman bambu. Sebanyak 1,18 juta tanaman bambu (15,07 persen) diusahakan di kabupaten tersebut. Sebaliknya, Kota Bogor memiliki jumlah tanaman bambu paling sedikit, yaitu sebanyak 1,52 ribu tanaman (0,019 persen). Tanaman jati putih yang juga sangat baik untuk mebel dan furnitur, tercatat sebanyak 3,66 juta tanaman. Kabupaten Garut merupakan kabupaten yang paling banyak mengusahakan tanaman jati putih. Sebanyak 635,11 ribu tanaman jati putih (17,32 persen) diusahakan di Kabupaten Garut. Sebaliknya, Kota Bogor, Kota Cirebon dan Kota Bekasi sama sekali tidak memiliki tanaman jati putih. Tanaman Suren yang diusahakan di Jawa Barat tercatat sebanyak 2,13 juta tanaman. Kabupaten Garut merupakan kabupaten yang paling banyak mengusahakan tanaman suren. Sebanyak 542,08 ribu tanaman suren (25,41 persen) diusahakan di Kabupaten Garut. Sebaliknya, beberapa kabupaten/kota yang sama sekali tidak memiliki tanaman suren adalah Kabupaten Indramayu, Karawang, sedangkan wilayah kota Cirebon dan Bekasi Tanaman Waru yang diusahakan di Jawa Barat tercatat hanya sebanyak 752,04 ribu tanaman. Kabupaten Sumedang merupakan kabupaten yang paling banyak mengusahakan tanaman waru. Sebanyak 199,87 ribu tanaman waru (26,57 persen) diusahakan di Kabupaten Sumedang. Sebaliknya, di wilayah kota sama sekali tidak memiliki tanaman waru yaitu Kota Bogor, Kota Crebon dan Kota Bekasi.

Hasil Survei Pendapatan Usaha Rumah Tangga Pertanian 2013 Jumlah Rumah Tangga Pertanian Yang Mempunyai Sumber Pendapatan Utama dari Usaha di Sektor Pertanian Sebagian besar (72,66 persen) rumah tangga pertanian mempunyai sumber pendapatan utama dari usaha tanaman padi dan palawija. Sementara itu, sebanyak 11,40 persen rumah tangga pertanian mempunyai pendapatan utama dari usaha tanaman hortikultura. Usaha pertanian lain yang banyak menjadi sumber pendapatan utama rumah tangga pertanian adalah usaha peternakan, tanaman perkebunan dan tanaman kehutanan masing-masing sebanyak 6,07 persen 3,72 dan 2,79 persen rumah tangga pertanian. Sementara rumah tangga pertanian yang menjadikan usaha pertanian lain seperti budidaya ikan, penangkapan ikan, penangkaran satwa/tumbuhan liar, pemungutan hasil hutan/penangkapan satwa liar dan jasa pertanian dan pembibitan tanaman sebagai sumber pendapatan utama masing-masing kurang dari 1 persen. Tabel 40. Jumlah Rumah Tangga Pertanian Yang Memiliki Sumber Pendapatan Utama dari Usaha di Sektor Pertanian Sumber Pendapatan Utama Jumlah Rumah Tangga Pertanian Persentase (%) (1) (2) (3) Tanaman Padi dan Palawija 1.244.299 72,66 Tanaman Hortikultura 195.245 11,40 Tanaman Perkebunan 63.718 3,72 Peternakan 103.935 6,07 Budidaya ikan di laut 0 0,00 Budidaya ikan di tambak/air payau 7.844 0,46 Budidaya ikan di kolam air tawar 13.798 0,81 Budidaya ikan di sawah 708 0,04 Budidaya ikan di perairan umum 3.041 0,18 Budidaya ikan hias 956 0,06 Penangkapan ikan di laut 16.367 0,96 Penangkapan ikan di perairan umum 1.921 0,11 Tanaman Kehutanan 47.752 2,79 Penangkaran Satwa/ Tumbuhan Liar 0 0,00 Pemungutan hasil hutan/ Penangkapan satwa liar 1.851 0,11 Jasa Pertanian dan pembibitan tanaman 11.166 0,65 Jumlah 1.712.601 100,00

Rata-rata Pendapatan Per Rumah Tangga Pertanian Menurut Sumber Pendapatan Utama dan Sumber Pendapatan/Penerimaan Selama Setahun yang Lalu Rata-rata pendapatan rumah tangga usaha pertanian berdasarkan hasil ST2013-SPP adalah sebesar Rp 24,76 juta per rumah tangga per tahun atau Rp 2,06 juta per rumah tangga per bulan. Pendapatan dari kegiatan usaha dikelompokkan menjadi dua yaitu usaha di sektor pertanian dan usaha di luar sektor pertanian. Rata-rata pendapatan/penerimaan dari usaha di sektor pertanian lebih tinggi jika dibanding ratarata pendapatan/penerimaan dari usaha di luar sektor pertanian. Rata-rata pendapatan/penerimaan rumah tangga dari usaha di sektor pertanian sebesar Rp 10,34 juta per rumah tangga per tahun (41,77%). Sedangkan rata-rata pendapatan/penerimaan rumah tangga dari usaha di luar sektor pertanian sebesar Rp 4,27 juta per rumah tangga per tahun (17,24%). Tabel 41 Rata-rata Pendapatan Per Rumah Tangga Pertanian Menurut Sumber Pendapatan/Penerimaan Selama Setahun yang Lalu (000 Rp) No Sumber Pendapatan/Penerimaan Rata-Rata Pendapatan (000 Rp) Persentase (%) (1) (2) (3) (4) 1 Usaha di Sektor Pertanian 10.343,53 41,77 2 Usaha di Luar Sektor Pertanian 4.268,92 17,24 3 Pendapatan/Penerimaan Lain dan Transfer 3.455,80 13,96 4 Buruh Pertanian 1.541,07 6,22 5 Buruh di Luar Pertanian 5.153,19 20,81 Jumlah 24.762,51 100,00 Pendapatan/penerimaan dari rumah tangga pertanian yang bersumber dari salah satu anggota rumah tangga yang menjadi buruh juga dikelompokkan menjadi dua yaitu buruh pertanian dan buruh di luar pertanian. Rata-rata pendapatan/penerimaan dari buruh pertanian lebih rendah jika dibanding rata-rata pendapatan/penerimaan dari buruh di luar pertanian. Rata-rata pendapatan/penerimaan rumah tangga dari buruh pertanian sebesar Rp 1,54 juta per rumah tangga per tahun (6,22%). Sedangkan Rata-rata pendapatan/penerimaan rumah tangga dari buruh di luar pertanian sebesar Rp 5,15 juta per rumah tangga per tahun (20,81%). Disamping itu, ada rumah tangga yang mempunyai pendapatan/penerimaan dari bukan usaha dan bukan buruh yaitu dari pendapatan/penerimaan lain dan transfer. Rata-rata pendapatan/penerimaan rumah tangga dari lainnya dan transfer sebesar Rp 3,46 juta per rumah tangga per tahun (13,96%).

0 19677 29425 25174 30482 33474 33697 33328 24969 23428 16947 19391 27455 29610 21023 31479 31439 34903 31316 27421 22147 47135 49558 46454 41826 92446 Gambar 31 Rata-rata Pendapatan Per Rumah Tangga Pertanian Menurut Sumber Pendapatan Utama Selama Setahun yang Lalu (000 Rp) 100000 90000 80000 70000 60000 50000 40000 30000 20000 10000 0 Dilihat berdasarkan sumber pendapatan utama rumah tangga, rata-rata pendapatan rumah tangga yang sumber pendapatan utamanya dari kegiatan usaha budidaya ikan hias adalah sebesar Rp 92,45 juta per rumah tangga per tahun. Selanjutnya pada urutan kedua adalah rumah tangga yang sumber pendapatan utamanya berasal dari usaha budidaya ikan di sawah yaitu sebesar Rp 49,56 juta per rumah tangga per tahun. Dan urutan ketiga rumah tangga yang sumber pendapatan utamanya berasal dari usaha budidaya ikan/biota lain di kolam air tawar, Rp 47,13 juta per rumah tangga per tahun. Sedangkan rata-rata pendapatan yang paling kecil adalah rata-rata pendapatan dari rumah tangga dengan sumber pendapatan utama dari usaha pemungutan hasil hutan/penangkapan satwa liar yakni sebesar Rp 16,95 juta per rumah tangga per tahun.

Rata-rata Pendapatan Per Rumah Tangga Pertanian Menurut Sumber Pendapatan Usaha di Sektor Pertanian Selama Setahun yang Lalu Rata-rata pendapatan per rumah tangga pertanian yang berasal dari usaha di sektor pertanian di Jawa Barat sebesar 10,34 juta rupiah setahun. Dari besarnya pendapatan tersebut, jika dilihat dari jenis usaha di sektor pertanian, rata-rata pendapatan terbesar diperoleh dari usaha Tanaman Padi dan Palawija, yaitu sebesar 5,19 juta rupiah setahun atau sekitar 50,16 persen. Setelah itu diikuti oleh usaha Tanaman Hortikultura sebesar 1,74 juta rupiah (16,79 %), Ternak/Unggas sebesar 1,19 juta rupiah (11,53 %), Tanaman Kehutanan sebesar 741 ribu rupiah (7,17 %), Tanaman Perkebunan sebesar 533 ribu rupiah (5,15 %), Budidaya ikan di kolam air tawar sebesar 204 ribu rupiah (1,98 %), Penangkapan ikan di laut sebesar 171 ribu rupiah (1,66 %), dan Jasa Pertanian/Pembibitan Tanaman sebesar 152 ribu rupiah (1,47 %). Tabel 42 Rata-rata Pendapatan per Rumah Tangga Pertanian Menurut Sumber Pendapatan Usaha di Sektor Pertanian Selama Setahun yang Lalu (000 Rp) No Sumber Pendapatan Usaha di Sektor Pertanian Rata-Rata Pendapatan Setahun (000 Rp) Persentase (%) (1) (2) (3) (4) 1 Tanaman Padi 5.188,08 50,16 2 Tanaman Palawija 241,60 2,34 3 Tanaman Hortikultura 1.736,59 16,79 4 Tanaman Perkebunan 532,94 5,15 5 Ternak/ Unggas 1.192,31 11,53 6 Budidaya ikan di laut 0,03 0,00 7 Budidaya ikan di tambak/ air 73,45 0,71 8 Budidaya ikan di kolam air tawar 204,30 1,98 9 Budidaya ikan di sawah 12,92 0,12 10 Budidaya ikan di perairan umum 29,42 0,28 11 Budidaya ikan hias 32,21 0,31 12 Penangkapan ikan di laut 171,49 1,66 13 Penangkapan ikan di perairan 18,23 0,18 14 Tanaman Kehutanan 741,20 7,17 15 Penangkaran Tumbuhan Liar 0,00 0,00 16 Penangkaran Satwa Liar 0,12 0,00 17 Pemungutan hasil hutan/penangkapan satwa liar 16,54 0,16 18 Jasa Pertanian dan Pembibitan tanaman 152,12 1,47 Jumlah 10.343,53 100

Sedangkan usaha yang menghasilkan rata-rata pendapatan relatif kecil (kurang dari 1 %) terdiri dari usaha Budidaya Ikan di Laut, di Tambak/Air Payau, di Sawah, di Perairan Umum, Budidaya Ikan Hias, Penangkapan Ikan di Perairan Umum, Penangkaran Tumbuhan Liar, Penangkaran Satwa Liar, dan Pemungutan Hasil Hutan/Penangkapan Satwa Liar. Berdasarkan dari hasil tersebut menunjukkan bahwa secara makro subsektor tanaman padi, hortikultura dan ternak/unggas merupakan sub sektor andalan di Jawa Barat, khususnya dilihat dari kontribusinya terhadap pendapatan rumah tangga dari usaha di sektor pertanian.

Ucapan Terima Kasih Seluruh jajaran Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat mengucapkan ribuan terima kasih atas bantuan dan dorongan yang diberikan oleh berbagai pihak dalam rangka menyukseskan seluruh rangkaian kegiatan Sensus Pertanian 2013. Dalam kesempatan ini secara khusus kami sampaikan terima kasih kepada: Gubernur Jawa Barat Wakil Gubernur Jawa Barat Para Bupati/Walikota Seluruh Jawa Barat Pangdam III Siliwangi Kapolda Jawa Barat Ketua Pengadilan Tinggi Jawa Barat Pimpinan DPRD Provinsi Jawa Barat Lembaga/Dinas/Instansi yang terkait Para Camat seluruh Jawa Barat Para Lurah/Kepala Desa seluruh Jawa Barat Para Petugas Lapangan Sensus Pertanian 2013 Seluruh Warga Jawa Barat yang telah membantu menyukseskan Sensus Pertanian 2013