BAB I PENDAHULUAN. setelah persalinan, dan masa menyusui bayi ( Prasetyono, 2009, p.61). berumur 2 tahun (postnatal) (Perinasia, 2007, p.1).

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. obstetri di Indonesia adalah sebesar 23 per Kelahiran Hidup (KH)

BAB I PENDAHULUAN. dilanjutkan dengan makanan pendamping sampai usia 2 tahun. American

BAB I PENDAHULUAN. dunia, karena merupakan penyebab kesakitan dan kematian pada masa

BAB I PENDAHULUAN. kelahiran seseorang hingga berusia 18 atau 24 bulan. Masa-masa bayi adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perwujudan kualitas sumber daya manusia merupakan proses jangka

BAB I PENDAHULUAN. bersifat alamiah. ASI mengandung berbagai zat gizi yang dibutuhkan dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. dan menurunnya prevalensi gizi kurang pada anak balita. World Health

BAB I PENDAHULUAN. merupakan pola menyusui yang dianjurkan (Suradi, 1995).

BAB I PENDAHULUAN. termasuk anak, remaja, ibu hamil dan ibu menyusui dengan kegiatan pokok

BAB I PENDAHULUAN. internasional yang menganjurkan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan pertama

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. finansial dan pemerataan pelayanan kesehatan dalam pembangunan kesehatan

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang penelitian. Air susu ibu (ASI) adalah cairan hasil sekresi kelenjar payudara ibu, yang

BAB I PENDAHULUAN. mengandung zat gizi yang paling sesuai dengan kebutuhan bayi dan

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan, setelah persalinan, dan masa menyusui bayi. Pada ibu bekerja

Karya Tulis Ilmiah. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Gizi. Disusun Oleh: MUJI RAHAYU J.

BAB I PENDAHULUAN. Selain itu, ASI juga dapat melindungi kesehatan Ibu mengurangi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebutuhan zat gizi bagi bayi usia sampai 2 tahun merupakan hal yang

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Di Indonesia diare merupakan penyebab kematian utama pada bayi dan anak.

BAB I PENDAHULUAN. otak dimulai dalam kandungan sampai dengan usia 7 tahun (Menteri Negara

BAB I PENDAHULUAN. enam bulan pertama kehidupan bayi (Saleha, 2009).

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI HASIL PENELITIAN. Kesimpulan penelitian Manfaat Penyuluhan Gizi dalam Upaya Peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. pada berbagai bidang, diperlukan sumber daya manusia (SDM) yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebutuhan bayi akan zat gizi sangat tinggi untuk mempertahankan

BAB I PENDAHULUAN. Pengetahuan ibu tentang kebutuhan gizi yang diberikan pada bayi sangat

BAB I PENDAHULUAN. Fun (UNICEF), dan Departemen Kesehatan Republik Indonesia melalui. SK.Menkes No.450/Menkes./SK/IV/2004 tanggal 7 April 2004 telah

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Air Susu Ibu (ASI) adalah cairan hasil sekresi kelenjar payudara ibu.

BAB I PENDAHULUAN. dengan air susu ibu (ASI) dari payudara ibu. Bayi menggunakan refleks

BAB I PENDAHULUAN. Masalah gizi khususnya balita stunting dapat menghambat proses

BAB I PENDAHULUAN. kandungan zat gizi yang cukup dan sesuai untuk kebutuhan bayi sehingga

BAB I PENDAHULUAN. tersebut. (Mansjoer A, Suprohaita, Wardhani WI, Setiowulan W, 2000)

BAB I PENDAHULUAN. sampai dengan 2010 bahwa kejadian diare pada bayi terus meningkat dan

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai dampak yang besar terhadap pembangunan di bidang kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. menyusu dalam 1 jam pertama kelahirannya (Roesli, 2008). Peran Millenium

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan Pembangunan Milenium atau Millenium Development Goals

BAB I PENDAHULUAN. digantikan oleh apapun juga. Pemberian ASI ikut memegang peranan dalam

BAB I PENDAHULUAN. kandungan gizinya sesuai untuk kebutuhan bayi. Zat-zat gizi yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. A. Lata

BAB I PENDAHULUAN. Setiap 25 tahun negara dengan angka pertambahan penduduk 2,5%

ARIS SETYADI J

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU TENTANG MP-ASI DENGAN SIKAP DAN PERILAKU PEMBERIAN MP-ASI DI KELURAHAN JEMAWAN, KECAMATAN JATINOM, KABUPATEN KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan zat gizi bagi bayi sampai usia dua tahun merupakan hal yang

HUBUNGAN ANTARA SIKAP IBU DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEDAWUNG II SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Diare merupakan penyakit dengan tanda - tanda perubahan frekuensi buang air

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu target dalam Millenieum Develomment Goals (MDG s). utama pembangunan kesehatan (Kemenkes, 2009b).

BAB I PENDAHULUAN. obstetrik dan ginekologi di suatu wilayah adalah dengan melihat Angka

BAB 1 PENDAHULUAN. pemberian (ASI) masih jauh dari yang diharapkan. Menurut Survei Demografi

BAB 1 PENDAHULUAN. dan sudah tercantum dalam Firman Allah SWT Al-Qur an, QS. Al- penyusuan dan apabila keduanya ingin menyapih (sebelum 2 tahun)

BAB 1 : PENDAHULUAN. sedini mungkin, bahkan sejak masih dalam kandungan. Usaha untuk mencapai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan yang pesat dalam ilmu pengetahuan dan teknologi

KARYA TULIS ILMIAH. Karya Tulis Ilmiah ini diajukan untuk memenuhi persyaratan Memperoleh gelar Ahli Madya Kebidanan (AM.Keb)

BAB I PENDAHULUAN. kesakitan dan kamatian ibu dan bayi. menurut World Health Organization

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kesehatan termasuk dalam hal gizi. Hal ini terbukti dari

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG KADARZI DENGAN ASUPAN ENERGI DAN STATUS GIZI ANAK BALITA DI DESA JAGAN KECAMATAN BENDOSARI KABUPATEN SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah

FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF PADA KARYAWATI UNSIKA TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. sampai pada rakyat jelata, bahkan dasar utama terletak pada kaum wanita, yaitu

PENDAHULUAN. sejak masih bayi. Salah satu faktor yang memegang peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Air Susu Ibu (ASI) sangat bermanfaat untuk imunitas, pertumbuhan dan

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ARTIKEL

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DI DESA BUTUH KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan data dari United Nations Children's Fund (UNICEF) pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. kebiasaan yang merugikan kesehatan. Hal-hal ini secara langsung menjadi. anak usia dibawah 2 tahun (Depkes RI, 2009)

BAB l PENDAHULUAN. pada angka 26 kematian per kelahiran hidup (WHO, 2014). Beberapa

BAB I PENDAHULUAN. penting yaitu memberikan air susu ibu kepada bayi segera dalam waktu 30

BAB I PENDAHULUAN. kurang dalam hal pemberian makanan yang baik (Akhsan, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. mendapat perhatian, karena merupakan kelompok yang rawan terhadap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan terbaik untuk bayi. ASI sangat

BAB V PEMBAHASAN. kesehatan ibu, yang akhirnya akan memengaruhi perilaku hidup sehat (Rossen et

1

BAB I PENDAHULUAN. ini terjadi terutama di negara berkembang. Diantara kematian pada anak-anak

BAB I PENDAHULUAN. menyelamatkan kehidupan seorang anak, tetapi kurang dari setengah anak di

BAB 1 PENDAHULUAN. anak di negara sedang berkembang. Menurut WHO (2009) diare adalah suatu keadaan

BAB I PENDAHULUAN. mendukung pertumbuhan otak bayi yaitu sesuatu yang tidak dapat diperoleh

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB VI PEMBAHASAN. pemberian ASI eksklusif adalah suatu program yang diperuntukkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. harus diperhatikan oleh ibu. Salah satu pemenuhan kebutuhan gizi bayi ialah

BAB I PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas merupakan unsur penting

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan perhatian khusus dan perlu penanganan sejak dini. Hal ini

BAB 1 PENDAHULUAN. ASI Ekslusif pada bayinya (Laksono, 2010). Di daerah pedesaan, pada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Makanan pertama dan utama bagi bayi adalah air susu ibu (ASI). Air susu ibu sangat cocok untuk memenuhi kebutuhan

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Hasil penelitian multi-center yang dilakukan UNICEF menunjukkan bahwa MP-

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Air Susu Ibu (ASI) adalah nutrisi terbaik bagi bayi. ASI ibarat emas yang

BAB V PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Sibela Kota Surakarta yang terletak

Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 2, Oktober 2014 ISSN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG MANAJEMEN LAKTASI

BAB I PENDAHULUAN. dan negara Indonesia yang ditandai penduduknya hidup dalam lingkungan dan

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan bayi baik fisik maupun psikologi sosial. ASI mengandung nutrisi,

BAB I PENDAHULUAN.

BAB 1 PENDAHULUAN. yang cukup serta dapat melindungi bayi dari penyakit infeksi. 1,2

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 1, April 2016 ISSN HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL DENGAN PELAKSANAAN PERAWATAN PAYUDARA

BAB I PENDAHULUAN. Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) (Kementrian Kesehatan RI, juga mengacu kepada Resolusi World Health Assembly (WHA),

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan nasional merupakan pembangunan berkelanjutan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. postpartum adalah masa yang dimulai dari tanda akhir periode intrapartum

BAB I PENDAHULUAN. yang menimbulkan respon ketidaknyamanan bagi ibu hamil (Bartini, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. pada tujuan ke 5 adalah mengurangi Angka Kematian Ibu (AKI) dengan target

BAB 5 HASIL PENELITIAN. 5.1 Gambaran Umum Pemberian ASI Eksklusif Di Indonesia

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA LENGAU SEPRANG KEC. TANJUNG MORAWA

TUTORIAL DAN PENDAMPINGAN ASI EKSKLUSIF SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN IMUN DAN KECERDASAN ANAK SEJAK DINI BAGI IBU-IBU PKK KECAMATAN BANDUNG TULUNGAGUNG

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia tercatat angka kematian bayi masih sangat tinggi yaitu 2%

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manajemen Laktasi adalah Suatu upaya yang dilakukan oleh ibu,ayah,dan keluarga untuk menunjang keberhasilan menyusui. Ruang lingkup pelaksanaan menajemen laktasi dimulai pada masa kehamilan, setelah persalinan, dan masa menyusui bayi ( Prasetyono, 2009, p.61). Manajemen laktasi merupakan segala daya upaya yang dilakukan untuk membantu ibu mencapai keberhasilan dalam menyusui bayinya. Usaha ini dilakukan terhadap ibu dalam 3 tahap yaitu pada masa kehamiloan (antenetal), sewaktu ibu dalam persalinan sampai keluar rumah sakit (perinatal), dan pada masa menyusui selanjutnya sampai anak berumur 2 tahun (postnatal) (Perinasia, 2007, p.1). Manaajemen laktasi pada ibu bekerja adalah upaya yang dilakukan ibu untuk mencapai keberhasilan dalam menyusui bayinya khususnya pada ibu yang bekerja. Pemberian ASI Eksklusif dapat meningkatkan status gizi masyarakat menuju tercapainya kualitas sumber daya manusia yang memadai. Bayi yang tidak mendapatkan ASI eksklusif memiliki resiko 6 kali lipat meninggal pada tahun pertama. Pentingnya ASI Eksklusif tersebut melatarbelakangi pemerintah dalam menetapkan kebijakan berupa Kepmenkes RI no.450/menkes/iv/2004 tentang secara Eksklusif pada bayi indonesia. Dalam kebijakan ini disebutkan bahwa Air 1

2 susu Ibu (ASI) secara eksklusif bagi bayi di indonesia sejak bayi lahir sampai bayi berumur 6(enam) bulan dan dianjurkan untuk dilanjutkan sampai anak berusia 2 (dua) tahun dengan pemberian makanan tambahan yang sesuai (Siregar, 2007, p.1) Pemberian ASI eksklusif dapat menurunkan angka kematian bayi hingga 13% sehingga dengan dasar asumsi jumlah penduduk 219 juta, angka kelahiran total 22/1000 kelahiran hidup, angka kematian balita 46/1000 kelahiran hidup, maka jumlah bayi yang akan terselamatkan sebanyak 30 ribu.namun yang patut di sayangkan tingkat secara eksklusif di indonesia hingga saat ini masih sangat rendah yaitu antara 39%-40% dari jumlah ibu yang melahirkan (Untoro, 2004, p.4). Dirumah sakit umum Dr.jamil padang tahun 1978-1979 didapatkan bahwa lama eksklusif sampai umur 6 bulan pada ibu bekerja adalah 12,63% dan pada ibu rumah tangga sebanyak 50,27%.dilihat dari tingkat pendidikan 75% ibu dengan pendidikan rendah memberikan makanan pendamping ASI yang terlalu dini pada bayi, hal ini karena ibu berpendidikan tinggi memiliki informasi yang lebih di bandingkan dengan ibu yang berpendidikan rendah ( Dr.Parma) Pemberian ASI eksklusif sulit dilakukan oleh ibu yang bekerja diluar rumah, Hal ini disebabkan karena pemberian cuti melahirkan hanya 3 bulan, kondisi fisik dan mental ibu yang lelah setelah bekerja sepanjang hari, dan tidak ada jadwal khusus yang bisa diterapkan untuk pemberian ASI (Purwanti, 2004, p.3-4).

3 Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan profinsi jawa Tengah cakupan ASI Eksklusif di Jawa Tengah pada tahun 2007 adalah 25,16%, pada tahun 2008 mencapai 28,18% dan pada tahun 2009 meningkat menjadi 37,89%. Dari data tersebut, menunjukkan adanya peningkatan cakupan ASI eksklusif di jawa tengah dari tahun ke tahun, meskipun belum mencapai tarjet yang diharapkan yaitu 80% dari semua bayi yang ada mendapatkan ASI eksklusif(kumalasri, 2010, p.1). Data laporan ASI eksklusif Dinas kesehatan kota semarang tahun 2010 menunjukkan bahwa dari 7.875 bayi berusia 0-6 bulan di Semarang pada akhir tahun 2010, bayi yang mendapat ASI eksklusif selama 6 bulan hanya sebanyak 79 bayi (5,31%). Hal ini menunjukkan bahwa pemberian ASI Eksklusif di kota Semarang masih jauh dari cakupan yang diharapkan pemerintah yaitu 80%. Sebagian besar dikarenakan ibu bekerja diluar rumah dan tidak memiliki cukup waktu dan cukup informasi untuk memberikan ASI secara Eksklusif. Salah satu data yang cukup mencolok adalah data yang diperoleh dari salah satu puskesmas yang letaknya berdekatan dengan daerah Kawasan industri,yaitu Puskesmas Karanganyar di Kecamatan Tugu, Kota Semarang. Berdasarkan data yang diperoleh dari laporan di wilayah kerja Puskesmas Karangannyar di Kelurahan Tugurejo pada bulan januari 2011,dari 41 bayi yang berusia 6 bulan yang mendapatkan ASI selama 6 bulan hanya sebanyak 1 bayi (4,42%). Data ini menunjukkan bahwa angka cakupan eksklusif di area kerja Puskesmas

4 Karanganyar di Kelurahan Tugurejo masih rendah, bahkan di katakan jauh dari angka yang diharapkan. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan peneliti melalui wawancara di Kelurahan Tugurejo (merupakan salah satu kelurahan yang termasuk wilayah kerja Puskesmas Karanganyar) kepada 10 ibu yang memiliki bayi usia 6-8 bulan, menyatakan bahwa ibu tidak memberikan ASI secara eksklusif. Hal ini disebabkan oleh kesibukan ibu yang bekerja diluar rumah, jadi waktu ibu banyak di habiskan diluar rumah terutama yang bekerja sebagai buruh pabrik. Disamping itu, ibu juga menyatakan kurang memiliki pengetahuan tentang manajemen laktasi pada ibu bekerja, dan cara penyimpanan ASI yang baik sehingga ibu tetap bisa memberikan ASI eksklusif kepada bayinya selama bekerja diluar rumah. Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka peneliti tertarik untuk mengetahui Tingkat Pengetahuan tentang Manajemen Laktasi Ibu Bekerja Berdasarkan Karakteristik Individu B. Perumusan Masalah Berdasarkan Latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah yaitu Bagaimana Tingkat Pengetahuan tentang Manajemen Laktasi Ibu Bekerja Berdasarkan Karakteristik Individu Di Kelurahan Tugurejo?

5 C. TUJUAN 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan tentang Manajemen laktasi ibu bekerja berdasarkan karakteristik individu di Kelurahan Tugurejo. 2. Tujuan khusus a. Mendeskripsikan karakteristik responden yang mencakup umur, paritas, tingkat pendidikan dan jenis pekerjaan ibu. b. Mendeskripsikan tingkat pengetahuan ibu bekerja tentang manajemen laktasi pada ibu bekerja. c. Menganalisis hubungan umur dengan tingkat pengetahuan ibu bekerja tentang manajemen laktasi pada ibu bekerja. d. Menganalisis hubungan paritas dengan tingkat pengetahuan ibu bekerja tentang manajemen laktasi pada ibu bekerja. e. Menganalisis hubungan tingkat pendidikan dengan tingkat pengetahuan ibu bekerja tentang manajemen laktasi pada ibu bekerja.

6 D. Manfaat 1. Manfaat Teoritis a. Ilmu pengetahuan Dapat memperkaya atau menambah ilmu pengetahuan terkait dengan eksklusif dan Manajemen Laktasi, terutama pada ibu yang bekerja diluar rumah. b. Metodologi penelitian Diharapkan dapat menambah wawasan dan pengalaman penelitian serta mengikuti perkembangan terkait dengan variabel yang diteliti. 2. Manfaat praktis a. Bagi ibu bekerja Penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi bagi ibu pekerja dalam Pemberian ASI eksklusif dan meningkatkan kesadaran ibu pekerja bahwa ASI mengandung zat gizi yang paling sempurna baik jumlah dan kualitas serta mencukupi kebutuhan gizi bayi. b. Bagi kebidanan Hasil penelitian dapat digunakan sebagai evaluasi dalam bidang asuhan pelayanan kebidanan, khususnya pada ibu menyusui dan bayi usia 0-6 bulan.

7 c. Bagi Universitas Muhammadiyah Semarang Penelitian ini dapat menambah kepustakaan di institusi pendidikan maupun institusi kesehatan yang membutuhkan informasi tentang eksklusif dan manajemen laktasi, terutama bagi ibu yang bekerja diluar rumah. d. Bagi masyarakat 1) Ibu hamil Membantu ibu hamil mempersiapkan inisiasi menyusui secara dini pasca melahirkan. 2) Ibu menyusui Memberikan Informasi dan Panduan terkait secara Eksklusif dan manajemen laktasi yang baik dan tepat.

8 Tabel 1.1 Keaslian Penelitian No Judul, Nama,. Tahun 1. Gambaran tingkat pengetahuan ibu bekerja tentang Eksklusif di Desa Tiga Juru, Kecamatan Mayong, Kabupaten Jepara, Elfa Mayasari, 2008. Sasaran Pada 50 orang ibu bekerja yang memiliki bayi usia 0-6 bulan di wilayah Desa Tiga Juru, Kecamatan Mayong, Kabupaten Jepara Variasi yang diteliti Tingkat pengetahuan ibu bekerja tentang eksklusif meliputi pengertian ASI, manfaat pemberian ASI dan cara eksklusif dengan baik dan benar. Metode Deskriptif Hasil Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa sebasian besar Ibu bekerja memiliki pengetahuan yang kurang tentang Eksklusif (57,89 %). 2. Tingkat pengetahuan dan tingkat motivasi ibu yang bekerja di luar rumah dalam eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Karang Awen, Demak, Putri Setyani, 2009. Pada 64 Ibu bekerja yang bekerja di luar rumah yang mempunyai bayi usia 6 bulan yang bersedia menjadi responden dan tinggal di wilayah kerja Puskesmas Karang Awen, Demak Penelitian ini meneliti tingkat pengetahuan dan motivasi yang dimiliki ibu dalam memberikan ASI Eksklusif pada bayinya. Deskriptif a. Ibu yang memiliki pengetahuan baik sebanyak 67.9 % dan yang memiliki tingkat pengetahuan buruk sebanyak 32,1 %. b. Ibu yang memiliki motivasi tinggi sebanyak 78,6 % dan sebanyak 21,4 % memiliki motivasi yang rendah untuk memberikan ASI eksklusif pada anaknya. 3 Tingkat pengetahuan ibu Bekerja Tentang Manajemen Laktasi Pada ibu Bekerja Berdasarkan Karakteristi individu di Kelurahan Tugurejo Kecamatan tugu kota Semarang Pada 50 orang ibu bekerja yang mempunyai bayi usia 0-6 bulan yang bersedia menjadi responden dan masih di wilayah kerja puskesmas Karanganyar semarang Penelitian ini meneliti Umur, paritas, tingkat pengetahuan ibu tentang manajemen Laktasi Analitik

9