Analisis Pengaruh Lingkungan Kerja dan Karakteristik Individu Terhadap Produktivitas Kerja Serta Perbaikan Hearing Conservation Program

dokumen-dokumen yang mirip
GAMBARAN RESIKO GANGGUAN PENDENGARAN PADA PEKERJA SARANA NON MEDIS DI AREA PLANTROOM RUMAH SAKIT JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH HARAPAN KITA JAKARTA

Analisis Pengaruh Karakteristik Individu dan Lingkungan Kerja Terhadap Kelelahan pada Pekerjaan Packaging di Perusahaan Minyak Goreng dan Margarin.

Studi Analisis Pengaruh Kebisingan dan Karakteristik Pekerja Terhadap Gangguan Pendengaran Pekerja di Bagian Produksi

BAB I PENDAHULUAN. akibat buatan manusia itu sendiri. Dalam abad modern ini, tanpa disadari manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penggunaan teknologi disamping dampak positif, tidak jarang

BAB I PENDAHULUAN. panas umumnya lebih banyak menimbulkan masalah dibanding iklim kerja dingin,

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi di bidang industri menyebabkan terjadinya

*Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Sam Ratulangi Manado

Indeks Suhu Bola Basah (ISBB)/WBGT (Wet Bulb Globe Temperature Index)

BAB I PENDAHULUAN. masalah kesehatan dan keselamatan kerja (Novianto, 2010). kondusif bagi keselamatan dan kesehatan kerja (Kurniawidjaja, 2012).

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. rangka menekan serendah mungkin risiko penyakit yang timbul akibat

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kemajuan di bidang industri dari industri tradisioal menjadi industri

BAB I PENDAHULUAN. Industrialisasi akan selalu diiringi oleh penerapan teknologi tinggi.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Nilai Ambang Batas iklim kerja (panas), kebisingan, getaran tangan-lengan dan radiasi sinar ultra ungu di tempat kerja

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan dan keselamatan kerja. Industri besar umumnya menggunakan alat-alat. yang memiliki potensi menimbulkan kebisingan.

SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS KEBISINGAN DENGAN GANGGUAN PENDENGARAN PADA PEKERJA DI PT.INKA (PERSERO) MADIUN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS TINGKAT KEBISINGAN PERALATAN PRODUKSI TERHADAP KINERJA KARYAWAN

PERSEPSI PEKERJA TENTANG GANGGUAN PENDENGARAN AKIBAT KEBISINGAN DI PMKS PT. GIN DESA TANJUNG SIMPANG KECAMATAN PELANGIRAN INHIL-RIAU 2014

Program Konservasi Pendengaran (1) Hearing Conservation Program (1)

BAB I PENDAHULUAN I-1

Analisis Pengaruh Faktor Resiko Pekerja pada Area Penyelamatan terhadap Stress Kerja di Perusahaan Inspektor Bawah Air

PENGARUH PROSES PEMESINAN TERHADAP TINGKAT KEBISINGAN PADA INDUSTRI OTOMOTIF

PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN PENCAHAYAAN TERHADAP KINERJA PADA KARYAWAN CV. MITRA JAYA MALANG

Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 2, Oktober 2014 ISSN ANALISIS KARAKTERISTIK PEKERJA DENGAN GANGGUAN KETULIAN PEKERJA PABRIK KELAPA SAWIT

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

BAB I PENDAHULUAN. makin terangkat ke permukaan, terutama sejak di keluarkannya Undang Undang

EVALUASI KONDISI IKLIM KERJA DI LABORATORIUM BETON TEKNIK SIPIL INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL PENGESAHAN PERNYATAAN NASKAH SOAL HALAMAN PERSEMBAHAN KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH

BAB I PENDAHULUAN. Temperature merupakan keadaan udara pada waktu dan tempat. pertukaran panas diantara tubuh dan lingkungan sekitar.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perkembangan teknologi yang semakin meningkat mendorong Indonesia

HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU DENGAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dihindari, terutama pada era industrialisasi yang ditandai adanya proses

KEBISINGAN DAN TEKANAN PANAS DENGAN PERASAAN KELELAHAN KERJA PADA TENAGA KERJA BAGIAN DRILLING PERTAMINA EP JAMBI

HUBUNGAN PENGGUNAAN APD TELINGA DENGAN GANGGUAN PENDENGARAN PADA PEKERJA PABRIK DI PT. SINTANG RAYA KABUPATEN KUBU RAYA

Studi Analisis Pengaruh Kondisi Lingkungan Kerja Terhadap Sick Building Syndrome (SBS) Pada Karyawan di Gedung Perkantoran Perusahaan Fabrikasi Pipa

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan bagi pekerja (Sucipto, 2014). Dalam lingkungan industri, proses. terhadap kondisi kesehatan pekerja (Kuswana, 2015).

BAB I PENDAHULUAN. dengan peningkatan pertumbuhan ekonomi 6,4 sampai dengan 7,5 persen setiap

BAB I PENDAHULUAN. Menurut UU Kesehatan No. 36 Tahun 2009 mengenai kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan atau lingkungan kerja. Salah satu faktor-faktor bahaya yang

PENGARUH IKLIM KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PADA PEMBUATAN KAPAL FIBER (STUDI KASUS: PT. FIBERBOAT INDONESIA)

BAB I PENDAHULUAN. pendengaran terganggu, aktivitas manusia akan terhambat pula. Accident

ANALISIS TINGKAT IKLIM KERJA DI DALAM RUANG KERJA PT. KHARISMA RANCANG ABADI KECAMATAN SAMBUTAN. Oleh : KHIKIE PRATIWI NIM.

BAB I PENDAHULUAN. warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi. memenuhi kebutuhan hidup layak sehari-hari sehingga tingkat

BAB I PENDAHULUAN. Risiko merupakan sesuatu yang sering melekat dalam aktivitas. Kegiatan

ANALISIS KEBISINGAN PADA KAWASAN COMPRESSOR HOUSE UREA-1 PT. PUPUK ISKANDAR MUDA, KRUENG GEUKUEH ACEH UTARA

HUBUNGAN PAPARAN KEBISINGAN PADA PEKERJA DENGAN NOISE INDUCED HEARING LOSS (NIHL) DI PTPN XIII PMS GUNUNG MELIAU

BAB I PENDAHULUAN. dikehendaki yang bersumber dari alat-alat proses produksi dan/atau alat-alat. (Permenakertrans RI Nomor PER.13/MEN/X/2011).

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi ditandai dengan semakin banyaknya industri yang

BAB I PENDAHULUAN. modern. Seiring dengan adanya mekanisasi dalam dunia industri yang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 2007). Bising dengan intensitas tinggi dapat menyebabkan gangguan fisiologis,

Program Studi Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Jurusan Teknik Permesinan Kapal, Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya, Surabaya 60111

BAB I PENDAHULUAN. ribuan orang cedera setiap tahun (Ramli, 2009). (K3) perlu mendapat perhatian yang sebaik-baiknya sehingga diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. dampak positif bagi perkembangan dunia industri di Indonesia. Dengan

FISIOLOGI DAN PENGUKURAN KERJA

PENGARUH PENCAHAYAAN, KEBISINGAN DAN TEMPERATUR TERHADAP PERFORMANSI KERJA

BAB I PENDAHULUAN. kondisi kesehatan, aktivitas karyawan perlu dipertimbangkan berbagai potensi

KEJADIAN KURANG PENDENGARAN AKIBAT KEBISINGAN MESIN KERETA API PADA PEMUKIM PINGGIR REL DI KELURAHAN GEBANG KABUPATEN JEMBER

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peneletian

BAB I PENDAHULUAN. yang terdiri dari telinga, syaraf-syaraf dan otak. Manusia dapat mendengar dari 20 Hz

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Gangguan Penglihatan pada Pekerja Pengelasan di Perusahaan Pembuatan dan Perbaikan Kapal

BAB I PENDAHULUAN. seluruh dunia, dan belum banyak menjadi perhatian bagi peneliti ergonomis di

BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN 4.2 ANALISIS PENGUKURAN DENGAN PARAMETER GAIN

BAB V PEMBAHASAN. saat penelitian dilakukan yang diukur dengan satuan tahun. Dalam

FISIOLOGI DAN PENGUKURAN KERJA

Unnes Journal of Public Health

Syarifuddin *, Muzir Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Malikussaleh, Aceh-Indonesia * Corresponding Author:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan hidup manusia secara luas, namun tanpa disertai dengan

PENGARUH INTENSITAS KEBISINGAN TERHADAP PENURUNAN DAYA DENGAR PADA PEKERJA DI PG. POERWODADIE MAGETAN ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. sumberdaya manusia yang dimiliki perusahaan. Faktor-faktor produksi dalam


TINGKAT KEBISINGAN PETUGAS GROUND HANDLING DI BANDARA NGURAH RAI BALI

PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DI PT X LAMPUNG TENGAH

Definisi dan Tujuan keselamatan kerja

BAB I PENDAHULUAN. terpapar bising melebihi 90 db di tempat kerjanya. Diperkirakan lebih dari 20 juta

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. rumah, di jalan maupun di tempat kerja, hampir semuanya terdapat potensi

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

ANALISIS PENGENDALIAN KEBISINGAN DI AREA BODY MINIBUS PERUSAHAAN KAROSERI TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan kerja merupakan spesialisasi ilmu kedokteran beserta

ANALISIS DAMPAK INTENSITAS KEBISINGAN TERHADAP GANGGUAN PENDENGARAN PETUGAS LAUNDRY

BAB 1 PENDAHULUAN. bisa ditanggulangi secara baik sehingga dapat menjadi ancaman serius bagi

landasan tempat kerja dan lingkungannya

Lobes Herdiman 1, Ade Herman Setiawan 2 Laboratorium Perencanaan & Perancangan Produk (P3) Jurusan Teknik Industri-UNS 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL PENELITIAN. bidang penggilingan padi. Penggilingan Padi Karto terletak di Desa Bangun

Analisis Pengaruh Kebisingan Dan Faktor Individu Terhadap Hipertensi Pada Area Produksi Perusahaan Peleburan Baja

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan dapat bersumber dari suara kendaraan bermotor, suara mesin-mesin

TEKNIK TATA CARA KERJA MODUL KONDISI LINGKUNGAN YANG MEMPENGARUHI KEGIATAN MANUSIA

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Keywords : Noise Intensity, Hearing Threshold Values, Ground Handling Labor

PEMANTAUAN TINGKAT KEBISINGAN DAERAH KERJA UNTUK MENUNJANG KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA DI PTLR-BATAN

BAB I PENDAHULUAN. untuk keperluan suatu usaha dimana terdapat sumber-sumber bahaya (UU no. 1/

Transkripsi:

Analisis Pengaruh Lingkungan Kerja dan Karakteristik Individu Terhadap Produktivitas Kerja Serta Perbaikan Hearing Conservation Program Oryza Rachmahati 1*, Tanti Utami Dewi 2, dan Farizi Rachman 3 1 Program Studi Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Jurusan Teknik Permesinan Kapal, Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya, Surabaya 60111 Jalan Teknik Kimia Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111 * E-mail: oryzarachmahati@gmail.com Abstrak PT. X merupakan perusahaan yang bergerak dibidang industri minyak dan Gas. Kegiatan produksinya menggunakan mesin-mesin berkekuatan tinggi guna memenuhi standar produksi.pada area utilities mesin yang digunakan adalah mesin yang berkekuatan tinggi yang memiliki tingkat kebisingan yaitu mencapai 103 db..data kebisingan pekerja yang diukur dengan alat Noise Dose Meterdan iklim Kerja menggunakan WBGT. Produktivitas kerja di proyek diukur dengan kuisioner Measuring Employee Productivity. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh lingkungan kerja dan karakteristik individu yang dapat mempengaruhi produktivitas kerja serta mengatahui efektivitas hearing conservation programe pada area utilities di PT. X. Metode yang di gunakan dalam penelitian ini adalah Ujihubungan menggunakan uji Chi - Square dan uji pengaruh menggunakan regresi logistik ordinal serentak dan parsial. Hasil ujichi - square menunjukkan bahwa variabel iklim kerja, masa kerja memiliki hubungan positif dengan produktivitas kerja, masing-masingpvalue < 0,05. Hasil uji serentak menunjukkan terdapat pengaruh secara bersama-sama antara variabel bebas terhadap variabel terikat. Uji parsial, menunjukkan bahwa iklim kerja dan kebisingan berpengaruh terhadap produktivitas kerja. Rekomendasi yang disarankan adalah penggunaan APD yaitu Penggunaan alat pelindung telinga. Keywords: Lingkungan Kerja, Karakteristik Individu, Produktivitas kerja, PENDAHULUAN Pada hakikatnya lingkungan kerja merupakan salah satu faktor yang dominan dalam meningkatkan produktivitas pekerja, dimana lingkungan dan manusia merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Manusia membutuhkan lingkungan kerja yang sehat, aman, dan nyaman dengan tujuan untuk meningkatkan produktivitas kerja dengan hasil yang maksimal, begitupun sebaliknya jika lingkungan kerja tidak baik akan berdampak negatif bagi produktivitas hasil kerja yang akan menimbulkan kerugian bagi perusahaan tersebut (Hutabarat,2012). Konservasi pendengaran adalah program yang bertujuan untuk mencegah atau mengurangi kerusakan atau kehilangan pendengaran tenaga kerja akibat kebisingan di tempat kerja. Menurut American Occupational Medical Association (AOMA) salah satu fungsi penting dokter kesehatan kerja adalah melakukan pengamatan tentang kondisi lingkungan kerja diantaranya intensitas kebisingan, memiliki pengetahuan dan keterampilan yang memadai dalam mengenal dan melakukan evaluasi tingkat kebisingan dalam lingkungan kerja(bashiruddin, 2009). Selain faktor lingkungan, Faktor faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja adalah karakteristik individu yaitu lama kerja, tingkat pendidikan,pengalaman kerja,usia. Penerapan program Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang baik merupakan suatu keharusan. Tenaga kerja sangat membutuhkan perilndungan dari resiko kecelakaan dan penyakit akibat kerja supaya tenaga kerja merasa aman dari kecelakaan kerja serta selalu dalam keadaan yang sehat dalam bekerja. Dengan terlindunginya tenaga kerja dari resiko kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja, maka produktivitas kerja mereka akan meningkat. Peningkatan produktivitas tenaga kerja dapat berimbas positif pada kemajuan dan perkembangan perusahaan (Efranto,2012). 93

Berdasarkan latar belakang diatas, penulis tertarik mengangkat tema Pengaruh Lingkungan kerja, karakteristik individu, terhadap Produktivitas kerja serta perbaikan Hearing Concervation Programe. Penelitian bermanfaat sebagai masukan manajemen tentang pentingnya kesehatan yang akan mempengaruhi produktivitas pekerja dan sebagai program yang efektif untuk meningkatkan kesehatan dan akan berdampak positif bagi perusahaan dan pekerja. Bising merupakan bunyi yang tidak dikehendaki (WHO, 1995).Suara dikatakan bising bila suara-suara tersebut menimbulkan gangguan terhadap lingkungan seperti gangguan percakapan, gangguan tidur dan lain-lain(suma'mur, 1996). Kebisingan adalah bunyi atau suara yang tidak dikehendaki dan dapat mengganggu kesehatan, kenyamanan serta dapat menimbulkan ketulian (Buchari, 2007).(Pramudianto, 1990)dalam tulisannya yang berjudul Hearing Conservation Program mengatakan bahwa kebisingan ialah suara yang tidak dikehendaki.predikat tidak dikehendaki ini sebenarnya sangat subyektif. Suara yang dikehendaki seseorang mungkin tidak disenangi atau dikehendaki oleh orang lain. Iklim Kerja Disebut juga dengan iklim kerja yang menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor Per.13/Men/X/2011 tahun 2011, tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika dan Faktor Kimia di Tempat Kerja merupakan hasil perpaduan antara suhu, kelembaban, kecepatan gerakan udara, dan panas radiasi, dengan tingkat pengeluaran panas dari tubuh tenaga kerja sebagai akibat dari pekerjaannya. Tubuh manusia memiliki sistem untuk mempertahankan suhu tubuh. Hal ini terjadi karena keseimbangan antara panas yang dihasilkan di dalam tubuh akibat dari metabolisme dan pertukaran panas yang ada pada tubuh dengan lingkungan sekitar. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertukaran panas di antara tubuh dengan lingkungan sekitar adalah konduksi, konveksi, radiasi, dan penguapan. Konduksi merupakan proses pertukaran panas yang ada dalam tubuh dengan benda-benda di sekitarnya. Panas tubuh dapat menghilang apabila benda-benda di sekitarnya suhunya lebih dingin, dan dapat menambah panas tubuh apabila suhu di sekitarnya juga panas. Konveksi adalah pertukaran panas tubuh dengan lingkungan melalui kontak udara. Tanda tubuh yang paling umum apabila mengalami suhu yang panas adalah dengan mengeluarkan keringat. Tekanan suhu yang tinggi akan mengakibatkan heat cramps, heat exhaustion, heat stroke, dan miliaria (Suma mur, 2009). Pengertian Produktivitas Kerja Produktivitas kerja menunjukkan bahwa individu merupakan perbandingan dari efektivitas keluaran (pencapaian untuk kerja maksimal). Dengan efisiensi salah satu masukkan (tenaga kerja) yang mencakup kuantitas dan kualitas dalam waktu tertentu. Produktivitas kerja adalah suatu ukuran dari hasil kerja atau kinerja seseorang dengan proses input sebagai masukan dan output sebagai keluarannya yang merupakan indikator dari kinerja pekerja dalam menentukkan bagaimana usaha untuk mencapai produktivitas yang tinggi dalam suatu organisasi (Sedarmayanti,2009 dalam Muizzudin,2012). Konsep produktivitas pada dasarnya dapat dilihat dari dua dimensi,yaitu dimensi individu dan organisasi. Pengkajian masalah produktivitas dari dimensi individu tidak lain melihat produktivitas terutama dalam hubungannya dengan karakteristik karakteristik kepribadian individu (kusnendi,2003). Produktivitas kerja merupakan kinerja karyawan sebagai perwujudannya adalah performance appraisal atau penilain kerja yang sering mengalami kendala.kendala ini berupa penilaian kerja yang tidak sesuai dengan kinerja karyawan.atasan kadang memberikan penilaian kerja yang sering mengikuti unsur subjektifitas, Sehingga penilian kerja tinggi, namun kinerja dalam keseharian kerjanya cenderung rendah. Hal ini nantinya akan berdampak pada pengelolaan sumber daya manusia yaitu karyawan diperusahaan tersebut. Perusahaan akan mengalami kesulitan dalam meningkatkan kinerja karyawan yang nantinya berdampak pada produktivitas kerja. Hearing Conservation Programe Hearing conservation program atau program pengendalian kebisingan merupakan suatu program yang diterapkan dilingkungan industri untuk melindungi dan menjamin bahwa tenaga kerja tidak mengalami kerusakan pendengaran akibat terpajan oleh kebisingan ditempat kerja. Pajanan kebisingan yang dimaksud adalah kebisingan dengan intensitas tinggi yang dapat menganggu persepsi pembicaraan normal dan potensial untuk menimbulkan resiko kerusakan pendengaran (Buchari, 2007). Manfaat utama program ini adalah untuk mencegah terjadinya kehilangan pendengaran akibat kerja, kehilangan pendengaran akan menurunkan kualitas hidup seseorang. Program ini terdiri dari beberapa elemen yaitu survey paparan bising, pengendalian teknik dan administratif, pemeriksaan audiometri, alat pelindung diri, pencatatan dan pelaporan, evaluasi program. 94

METODOLOGI Jenis penelitian yang digunakan penulis yaitu menggunakan kausalitas (sebab akibat) yakni penelitian yang mencari hubungan sebab akibat antara variabel X dan variabel Y. Variabel X dalam penelitian ini adalah variabel lingkungan kerja yaitu kebisingan dan iklim kerja, karakteristik individu yaitu masa kerja, status pendidikan, status pernikahan,usia. Dari hasil penelitian, peneliti mengumpulkan data yang telah diperoleh dari kuesioner maupun dari pengukuran langsung dan melakukan penilaian terhadap hasil kuesioner, Dari hasil penelitian, peneliti mengumpulkan data yang telah diperoleh dari kuesioner maupun dari pengukuran langsung dan melakukan penilaian terhadap hasil kuesioner, data-data yang telah diperoleh akan diolah dengan Uji khi kuadrat (Chi Square Test) untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara Lingkungan kerja dan karakteristik individu. Selain itu, peneliti juga mengolah data menggunakan uji regresi logistik ordinal untuk menguji pengaruh baik parsial maupun seluruh variabel sehingga didapatkan model pengaruhnya. Dalam uji pengaruh menggunakan regresi logistik ordinal terdapat uji serentak Uji serentak bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas secara serentak terhadap variabel terikat dan uji parsial pengujian dilakukan dengan menguji setiap variabel (X) secara individual. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil output Uji Serentak diolah menggunakan software SPSS. Program SPSS akan menampilkan hasil uji serentak dengan menggunakan Regresi Logistik Ordinal. Hasil dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Hail uji Output Uji Hubungan No Variabel Nilai Sig Keterangan 1 Kebisingan 0,010 Tidak Berhubungan 2 Iklim Kerja 0,002 Berhubungan 3 Masa Kerja 0,895 Berhubungan 4 Status Pernikahan 0,948 Tidak Berhubungan 5 Status Pendidikan 0,632 Tidak Berhubungan 6 Usia 0,870 Tidak Berhubungan Tabel 1. Berdasarkan hasil uji Chi-square Menunjukkan terdapat 2 variabel independen yang memiliki hubungan terhadap Y (Produktivitas Kerja), yaitu Iklim Kerja (X 2), dan Masa Kerja (X 3) dapat dikatakan H 0 ditolak, Sedangkan, sisanya 4 variabel independen (X 1, X 4,X 5&X 6) tidak memiliki hubungan dengan Y atau H 0 diterima. Hasil output Uji Serentak diolah menggunakan software SPSS. Program SPSS akan menampilkan hasil uji serentak dengan menggunakan Regresi Logistik Ordinal. Hasil dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2.Hasil Output Uji Serentak Model Chi - Square Df Sig Intercept only 28,091 6 0.000 Final Tabel 2. Menunjukkan nilai Chi-Square sebesar 28,091 dan P-value sebesar 0,000sehingga didapatkan keputusan H 0 ditolak, karena p-value < 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa uji signifikansi parameter secara multivariate menunjukkan bahwa paling sedikit ada satu koefisien yang berpengaruh signifikan terhadap Produktivitas Kerja. Tabel 3.Hasil Output Uji Individu No Variabel Nilai Sig Keterangan 1 Kebisingan 0,010 Berpengaruh 95

2 Iklim Kerja 0,002 Berpengaruh 3 Masa Kerja 0,895 Tidak Berpengaruh 4 Status Pernikahan 0,948 Tidak Berpengaruh 5 Status Pendidikan 0,632 Tidak Berpengaruh 6 Usia 0,870 Tidak Berpengaruh Berdasarkan hasil pengujian secara statistik bahwa variabel kebisingan dan iklim kerja berpengaruh terhadap produktivitas kerja, berarti bahwa semakin tinggi lingkungan kerja maka berdampak pada pula produktivitas kerja yang dihasilkan. kebisingan yang berpengaruh dikarenakan mesin yang digunakan adalah mesin yang berkekuatan tinggi sehingga menimbulkan paparan bising yang melebihi NAB, sedangkan untuk iklim kerja berpengaruh dikarenakan cuaca yang sangat panas dan mesin yang menimbulkan panas pada tubuh pekerja. Hasil pengujian untuk variabel karakteristik kerja seperti masa kerja, status pernikahan,status pendidikan dan usia tidak memiliki pengaruh terhadap produktivitas kerja. Pembahasan Hearing Conservation Program 1. Survey Paparan Kebisingan Pengukuran kebisingan sudah dilakukan terbukti dari adanya dokumen hasil pengukuran kebisingan serta adanya noise mapping yang menggambarkan kebisingan di area tersebut dimana terdapat bising yang paling tinggi pada mesin boiler tipe 52 B 101K sebesar 106.1 db. Sumber sumber bising di area utilities bukan hanya dari 1 mesin saja, tetapi dari banyak mesin seperti pompa, kompresor dan steam. Pada area tersebut sudah dilakukan pengukuran secara berkala, sedangkan untuk kebisingan paling rendah terdapat pada lineman CR 53 sebesar 82 db. Pengukuran yang suidah dilakukan menggunakan Sound Level Meter namun belum me;akukan pengukuran menggunakan Noise Dose Meter. 2. Pengendalian Teknik dan Administratif Pengendalian teknik sudah dilakukan dengan memasang alat peredam suara yaitu silincer dengan demikian pengendalian kebisingan sudah dimulai pada tahap perencanaan. Untuk pengendalian admiinistratif sudah dilakukan seperti rotasi kerja,selain rotasi kerja terdapat safety sign yang sudah terpasang area utilities yang memiliki tingkat kebisingan yang diatas nilai ambang batas. Tanda peringatan ini dipasang dan tertulis didekat mesin / peralatan yang bising. 3. Pemeriksaan Audiometri Pemeriksaan sudah dilakukan oleh perusahaan di rumah sakit milik perusahaan PT.X yang dilakan setiap satu tahun sekali. Pemeriksaan dilakukan oleh dokter perusahaan dengan alat yang sudah dikalibrasi dan terdapat protokol atau prosedur pemeriksaan. 4. Alat Pelindung Diri Perusahaan sudah memfasilitasi dan mendanai alat pelindung diri, serta sudah memperhatikan Noise reduction Rating. Pekerja diwajibkan untuk menggunakan alat pelindung diri terutama alat pelindung telinga. Perusahaan mewajibkan menggunakan kombinasi ear plug dan ear muff jika ambang batas kebisingan melebihi 100 db. 5. Pendidikan dan Motivasi Di lakukan training mengenai K3 secara umum, namun tidak rutin dilakukan, mengenai instruktur yang melakukan pelatihan adalah dari PT.X itu sendiri bagian HSE khususnya Occupational Health. Serta tidak ada jadwal kapan dilakukan pelatihan dan motivasi kerja. Materi pelatihan pun masih bersifat umum yaitu tentang keselamatan dan kesehatan kerja. Pelatihan tentang pelaksanaan HCP belum dilakukan oleh perusahaan dan hal tersebut harusnya lebih diperhatikan karena mengingat pentingnya kesehatan di kemudian hari serta besarnya bahaya kebisingan. 6. Pencatatan dan Pelaporan PT.X memiliki sistem pencatatan dan pelaporan yang cukup baik terkait HCP. Perusahaan memiliki dokumen terkait HCP yang terdiri atas Noise Mapping, tipe APT, dan hasil pengukuran kebisingan menggunakan SLM namun belum memiliki data hasil pengukuran personal menggunakan Noise Dose Meter area utilities dan belum memiliki jadwal dan materi pelatihannya. Sehingga perlu dilakukan perbaikan. 7. Evaluasi Program PT.X belum melakukan evaluasi pada area utilities. Hal ini perlu diperhatikan agar ke depannya bisa lebih baik lagi. PT.X belum melakukan penerapan Program konservasi pendengaran sepenuhnya, namun sudah melaksanakan elemen elemen dalam Hearing conservation Program 96

KESIMPULAN Dari hasil penelitian yang telah dilakukan pada pekerja area Utilities PT.X, maka dapat disimpulkan bahwa : 1. Hasil Uji Regresi Logistik Ordinal variabel kebisingan menunjukkan nilai signifikan sebesar 0,010 < nilai α 0,05, dan variabel iklim kerja menunjukkan nilai signifikan sebesar 0,000 < 0,05, maka H 0diterima karena nilai ini lebih dari alpha yang digunakan yaitu sebesar 0,05. Variabel masa kerja menunjukkan nilai signifikan 0,895 > 0,05, tingkat pendidikan menunjukkan nilai signifikan 0,632 > 0,05, status pernikahan 0,948 > 0,05, dan usia menunjukan 0,870 > 0,05. Maka variabel kebisingandan iklim kerja berpengaruh signifikan terhadap produktivitas di area utilitiessedangkan variabel masa kerja, status pendidikan, status pernikahan dan usia tidak berpengaruh signifikan terhadap produktivitas kerja. 2. Hasil Monitoring yang telah dilakukan sudah melaksanakan beberapa elemen yang ada yaitu survey paparan bising, pengendalian teknik dan administratif, dan pemeriksaan audiometri dan alat pelindung diri. 3. Rekomendasi untuk meningkatkan produktivitas dengan melakukan pengendalian kebisingan yang memungkinkan dilakukan yaitu dengan cara perlindungan personal/apd berupa earplug untuk mereduksi tingkat kebisingan yang diterima pekerja dan meningkatkan pengawasan pada pekerja mengenai Pemakaian alat pelindung diri. Serta pemasangan aluminium foil digunakan dalam kondisi iklim kerja panas sesuai dengan keadaan di lokasi kerja ini. 4. Rekomendasi untuk Hearing Conservation Program yaitu di bentuk panitia khusus untuk menangani hearing conservation program. DAFTAR PUSTAKA Desmonda, A. A. (2016). Pengaruh Lingkungan Kerja Fisik Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan pada PT. Federal International Finance Cabang Samarinda. Jurnal Adiministrasi Bisnis, 4(4), 1179-1193. Putri, h. R. (2016). Pengaruh Pendidikan, Pengalaman Kerja, Jenis Kelamin terhadap Produktivitas Kerja pada bagian produksi CV.Karunia Abadi Wonosobo. jurnal pendidikan dan ekonomi, 5(4). Ramadhan, G. N. (2012). Hubungan Antar a Umur,Status Perkawinan,dan Tipe Kepribadian dengan Produktivitas Kerja. Universitas Airlangga, Surabaya. Ryandadari, M. K. (2013). Analisis Pengaruh Kebisingan dan temperature terhadap produktivitas kerja Pembuatan Spare part motor. JT M, 1(2). S.Lemeshow, H... (2000). Apllied Logistic Regression Second Edition. New York: Jhon Wiley and Sons Inc. Soeripto. (2008). Higiene Industry. Jakarta. Sugiyono, P. D. (2013). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. 97