STUDI KADAR NITRAT DAN FOSPAT DI PERAIRAN PESISIR KOTA TARAKAN, KALIMANTAN UTARA. Muhammad Amien H

dokumen-dokumen yang mirip
Parameter Oseanografi pada Calon Daerah Kawasan Konservasi Perairan Laut Kabupaten Luwu Utara

STUDI DAN HUBUNGAN ARUS TERHADAP SEBARAN DAN FLUKTUASI NUTRIEN (N DAN P) DI PERAIRAN KALIANGET KABUPATEN SUMENEP

KAJIAN SPASIAL FISIKA KIMIA PERAIRAN ULUJAMI KAB. PEMALANG

Bab V Hasil dan Pembahasan

KANDUNGAN ZAT PADAT TERSUSPENSI (TOTAL SUSPENDED SOLID) DI PERAIRAN KABUPATEN BANGKA

Bab V Hasil dan Pembahasan. Gambar V.10 Konsentrasi Nitrat Pada Setiap Kedalaman

MANAJEMEN KUALITAS AIR

BY: Ai Setiadi FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSSITAS SATYA NEGARA INDONESIA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

EFEKTIVITAS INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL) DOMESTIK SISTEM ROTATING BIOLOGICAL CONTACTOR (RBC) KELURAHAN SEBENGKOK KOTA TARAKAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A.

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Jurnal Harpodon Borneo Vol.6. No.2. Oktober ISSN : X

V ASPEK EKOLOGIS EKOSISTEM LAMUN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 PENELITIAN PENDAHULUAN

PROFIL PARAMETER KIMIA OSEANOGRAFI PANTAI TIMUR SUMATERA Oleh: Fani Fadli 1), Joko Samiaji 2), Bintal Amin 2)

ANALISIS PARAMETER FISIKA KIMIA PERAIRAN MUARA SUNGAI SALO TELLUE UNTUK KEPENTINGAN BUDIDAYA PERIKANAN ABSTRAK

4. HASIL DAN PEMBAHASAN Pola Sebaran Nutrien dan Oksigen Terlarut (DO) di Teluk Jakarta

IDENTIFIKASI KUALITAS PERAIRAN DI SUNGAI KAHAYAN DARI KEBERADAAN SISTEM KERAMBA STUDI KASUS SUNGAI KAHAYAN KECAMATAN PAHANDUT KALIMANTAN TENGAH

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kehidupan Plankton. Ima Yudha Perwira, SPi, Mp

HUBUNGAN KEDALAMAN PERAIRAN DENGAN KONSENTRASI FOSFAT (PO 4 ) PADA SEDIMEN DASAR PERAIRAN DI TELUK GAYUN KABUPATEN PESAWARAN PROVINSI LAMPUNG

ANALISIS KUALITAS AIR SUNGAI KONAWEHA PROVINSI SULAWESI TENGGARA

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Oksigen Terlarut Sumber oksigen terlarut dalam perairan

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISA PENCEMARAN LIMBAH ORGANIK TERHADAP PENENTUAN TATA RUANG BUDIDAYA IKAN KERAMBA JARING APUNG DI PERAIRAN TELUK AMBON

ANALISIS KADAR NITRAT DAN KLASIFIKASI TINGKAT KESUBURAN DI PERAIRAN WADUK IR. H. DJUANDA, JATILUHUR, PURWAKARTA

I. PENDAHULUAN. menjalankan aktivitas budidaya. Air yang digunakan untuk keperluan budidaya

Konsentrasi (mg/l) Titik Sampling 1 (4 April 2007) Sampling 2 (3 Mei 2007) Sampling

KAJIAN SEBARAN SPASIAL PARAMETER FISIKA KIMIA PERAIRAN PADA MUSIM TIMUR DI PERAIRAN TELUK SEMARANG

KAJIAN ZAT HARA FOSFAT DAN NITRAT PADA AIR DAN SEDIMEN PADANG LAMUN PULAU TUJUH SERAM UTARA BARAT MALUKU TENGAH

STUDI DAN EVALUASI KANDUNGAN LOGAM BERAT TIMBAL (Pb) DAN KADNIUM (Cd) DI AIR DAN SEDIMEN PADA PERAIRAN SUNGAI KOTA TARAKAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kabupaten Tapanuli Tengah merupakan salah satu wilayah yang berada di Pantai Barat Sumatera. Wilayahnya berada 0

PENDAHULUAN. di darat maupun di laut. Kandungan bahan organik di darat mencerminkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mikroorganisme banyak ditemukan di lingkungan perairan, di antaranya di

TINJAUAN PUSTAKA. Laut Belawan merupakan pelabuhan terbesar di bagian barat Indonesia

ANALISIS KANDUNGAN LOGAM BERAT KADMIUM (Cd) DAN MERKURI (Hg) PADA AIR DAN SEDIMEN DI PERAIRAN MUARA SUNGAI BANYUASIN

JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 2, Nomor 4, Tahun 2013, Halaman Online di :

4. HASIL DAN PEMBAHASAN. Kultur Chaetoceros sp. dilakukan skala laboratorium dengan kondisi

III. METODE PENELITIAN. Lokasi dan objek penelitian analisis kesesuaian perairan untuk budidaya

ANALISA KEKERUHAN DAN KANDUNGAN SEDIMEN DAN KAITANNYA DENGAN KONDISI DAS SUNGAI KRUENG ACEH

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

PENDAHULUAN. terluas di dunia. Hutan mangrove umumnya terdapat di seluruh pantai Indonesia

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB. II TINJAUAN PUSTAKA

METODE PENELITIAN. Lokasi dan objek penelitian analisa kesesuaian lahan perairan Abalon ini

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

ES R K I R P I S P I S SI S S I TEM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

TINJAUAN PUSTAKA. kesatuan. Di dalam ekosistem perairan danau terdapat faktor-faktor abiotik dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PERANAN MIKROORGANISME DALAM SIKLUS UNSUR DI LINGKUNGAN AKUATIK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Waduk Cengklik merupakan salah satu waduk di Kabupaten Boyolali yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Desa Tulabolo adalah bagian dari wilayah Kecamatan Suwawa Timur,

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu hutan mangrove yang berada di perairan pesisir Jawa Barat terletak

KOMPOSISI BUTIRAN PASIR SEDIMEN PERMUKAAN SELAT BENGKALIS PROPINSI RIAU

ANALISIS KUALITAS AIR LAUT DI PERAIRAN SELAT BANGKA BAGIAN SELATAN ANALYSIS OF SEA WATER QUALITY IN THE SOUTHERN OF BANGKA STRAIT

STATUS MUTU KUALITAS AIR LAUT PANTAI MARUNI KABUPATEN MANOKWARI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS CAHAYA DENGAN KEKERUHAN PADA PERAIRAN TELUK AMBON DALAM

KAJIAN KONSENTRASI NITRAT DAN SILIKAT PADA KONDISI PASANG DAN SURUT DI PERAIRAN MOROSARI KABUPATEN DEMAK

Analisis Kualitas Perairan Muara Sungai Way Belau Bandar Lampung

BAB III METODE PENELITIAN. Pb, Cd, dan Hg di Pantai perairan Lekok Kabupaten Pasuruan.

VI. EVALUASI TINGKAT PENCEMARAN MINYAK DI PERAIRAN SELAT RUPAT

Kadar Salinitas, Oksigen Terlarut,..Kepulauan Seribu-Provinsi DKI Jakarta (Dumarno, D & T. Muryanto)

Karakteristik Oseanografi Dalam Kaitannya Dengan Kesuburan Perairan di Selat Bali

TINJAUAN PUSTAKA. Ekosistem air terdiri atas perairan pedalaman (inland water) yang terdapat

EFEKTIFITAS SISTEM AKUAPONIK DALAM MEREDUKSI KONSENTRASI AMONIA PADA SISTEM BUDIDAYA IKAN ABSTRAK

POLA DISTRIBUSI SUHU DAN SALINITAS DI PERAIRAN TELUK AMBON DALAM

HASIL DAN PEMBAHASAN

PENDAHULUAN. yang sering diamati antara lain suhu, kecerahan, ph, DO, CO 2, alkalinitas, kesadahan,

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA. Pantai Sei Nypah adalah salah satu pantai yang berada di wilayah Desa

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Volume VII Nomor 1, Februari 2017 ISSN: Latar Belakang

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Kandungan Logam Berat Pb dalam Muatan Padatan Tersuspensi dan Terlarut di Perairan Pelabuhan Belawan dan sekitarnya, Provinsi Sumater Utara

BAB III BAHAN DAN METODE

1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ANALISIS KUALITAS PERAIRAN MUARA SUNGAI WAY TULANG BAWANG DENGAN PARAMETER TSS DAN KIMIA NON LOGAM

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN

PENGARUH AERASI DAN PENCAHAYAAN ALAMI TERHADAP KEMAMPUAN HIGH RATE ALGAE REACTOR (HRAR) DALAM PENURUNAN NITROGEN DAN FOSFAT PADA LIMBAH PERKOTAAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan selalu terbawa arus karena memiliki kemampuan renang yang terbatas

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang


II. TINJAUAN PUSTAKA. dan kimia. Secara biologi, carrying capacity dalam lingkungan dikaitkan dengan

Amonia (N-NH3) Nitrat (N-NO2) Orthophosphat (PO4) mg/l 3 Ekosistem

Studi Pengaruh Air Laut Terhadap Air Tanah Di Wilayah Pesisir Surabaya Timur

Transkripsi:

Jurnal Harpodon Borneo Vol.8. No.1. April. 2015 ISSN : 2087-121X STUDI KADAR NITRAT DAN FOSPAT DI PERAIRAN PESISIR KOTA TARAKAN, KALIMANTAN UTARA Muhammad Amien H Staf Pengajar Jurusan Budidaya Perairan FPIK Universitas Borneo Tarakan (UBT) Kampus Pantai Amal Gedung E, Jl. Amal Lama No. 1, Po. Box. 170 Tarakan KALTARA. E-mail : amin.fpikubt@gmail.com ABSTRAK Unsur hara nitrat dan fospat merupakan indikator untuk mengevaluasi kualitas dan tingkat kesuburan perairan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kadar nitrat dan fospat pada air dan sedimen di perairan pesisir Kota Tarakan, Kalimantan Utara. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Nopember Desember 2015 di perairan pesisir Kota Tarakan dengan 4 stasiun pengambilan sampel. Parameter fisik-kimia air seperti suhu air, ph air, salinitas dan DO diukur secara langsung, kemudian parameter nitrat dan fospat di air dianalisa di laboratorium Kualitas Air FPIK Universitas Borneo Tarakan dengan alat spektrofotmetri, sedangkan nitrat dan fospat pada sedimen diukur di laboratorium Ilmu Tanah Universitas Mulawarman dengan menggunakan AAS. Hasil pengukuran parameter kualitas air dianalisis secara deskriptif kemudian dibandingkan dengan Baku Mutu berdasarkan KEPMEN-LH Nomor 51 tahun 2004 tentang Baku Mutu Air Laut. Hasil pengukuran kadar nitrat pada air laut di stasiun I berkisar 2,61-5,11 mg/l, stasiun II berkisar 2,26-3.09 mg/l, stasiun III berkisar 3,74-5,85 mg/l, dan stasiun IV berkisar 3,23-5,02 mg/l. Kadar fospat pada air pemukaan di stasiun I berkisar 0,08-0,13 mg/l, stasiun II berkisar 0,09-0,14 mg/l, stasiun III berkisar 0,09-0,15 mg/l, dan stasiun IV berkisar 0,09-0,13 mg/l. Selanjutnya kadar nitrat pada sedimen di stasiun I berkisar 3,55-5,67 mg/kg, stasiun II berkisar 2,13-6,38 mg/kg, stasiun III berkisar 2,13-2,84 mg/kg, stasiun IV berkisar 1,77-3,19 mg/kg. Kadar fospat pada sedimen di stasiun I berkisar 47,15-72,77 mg/kg, stasiun II berkisar 47,15-51,42 mg/kg, stasiun III berkisar 54,26-67,07 mg/kg, stasiun IV berkisar 40,03-1,020,75 mg/kg. Kadar nitrat dan fospat pada air melewati baku mutu berdasarkan PERMEN-LH Nomor 51 Tahun 2004. Kata Kunci : Pesisir, nitrat, fospat, spektrofometri, AAS dan Tarakan PENDAHULUAN Latar Belakang Kota Tarakan merupakan salah satu kota yang terletak di bagian utara propinsi Kalimantan Utara yang memiliki luas daratan sekitar 250,80 km 2 dan lautan 406,53 km 2. Di sepanjang wilayah pesisir Kota Tarakan banyak terdapat aktivitas manusia seperti: permukiman, industri, pelabuhan, dan budidaya perikanan (budiaya ikan dan udang di tambak). Peningkatan aktivitas manusia di wilayah pesisir dan darat tersebut akan memicu peningkatan jumlah bahan organik yang masuk ke perairan dalam bentuk sedimen. Sedimen yang tersuspensi mengandung unsur mayor dan minor seperti unsur O2, CO2, N2, H2, CH4 dan unsur N (Nitrat) dan P (Fospat) (Golterman, 2004). Perairan di sekitar pesisir Kota Tarakan terdapat beberapa aktivitas manusia misalnya industri, perikanan (budidaya tambak), dan domestik yang menghasilkan bahan organik dan anorganik. Bahan organik yang masuk ke perairan sangat di pengaruhi Hak Cipta Oleh Jurnal Harpodon Borneo Tahun 2015 27

Studi Kadar Nitrat Dan Fospat... (Muhammad Amien H) oleh beberapa faktor, antara lain besarnya limpasan atau debit sungai, luas catchment area (daerah tangkapan hujan), curah hujan, dan intensitas penggunaan bahan organik (P dan N) di daratan. Fospat dan nitrat merupakan zat hara yang berperan penting dalam pertumbuhan dan metabolisme fitoplankton yang merupakan indikator untuk mengevaluasi kualitas dan tingkat kesuburan perairan (Fachrul, et al., 2005). Sumber utama fospat dan nitrat secara alami berasal dari perairan itu sendiri melalui proses penguraian, pelapukan, dekomposisi tumbuhan, sisa-sisa organisme mati, buangan limbah daratan (domestik, industri, pertanian, peternakan, dan sisa pakan) yang akan terurai oleh bakteri menjadi zat hara (Wattayakorn, 1988 dalam Makatita et al., 2014). Suplai bahan organik yang secara terus menerus akan meningkatkan unsur hara di perairan pantai dan akhirnya menyebabkan meningkatnya kesuburan perairan dan bahkan akan menyebabkan eutrofikasi yang dapat mengganggu keseimbangan ekosistem (Costa et al., 2006) dalam Faizal, et al., 2011). Nitrat (NO3) adalah bentuk utama nitrogen di perairan alami dan merupakan nutrien utama bagi pertumbuhan tanaman dan algae. Nitrat nitrogen sangat mudah terlarut dalam air dan bersifat stabil. Senyawa ini dihasilkan dari proses oksidasi sempurna senyawa nitrogen di perairan. Nitrifikasi yang merupakan proses oksidasi amonia menjadi nitrit dan nitrat dengan bantuan mikroorganisme adalah proses yang penting dalam siklus nitrogen (Effendi, 2003). Fosfor di perairan dan sedimen berada dalam bentuk senyawa fospat terlarut dan fospat partikulat. Fospat terlarut terdiri dari fospat organik (gula fospat, nukleo protein, fosfoprotein) dan fospat anorganik (ortofospat dan polifospat) (McKelvie, 1999). Keberadaan fospat di perairan akan terurai menjadi senyawa ion dalam bentuk H2PO4-, HPO4 2-, dan PO4 3-, kemudian akan diabsorbsi oleh fitoplankton dan masuk ke dalam rantai makanan (Hutagalung dan Rozak, 1997). Penelitian zat hara nitrat dan fospat pada air dan sedimen di perairan Kota Tarakan perlu dilakukan karena merupakan unsur hara yang sangat penting diketahui untuk mengetahui kesuburan perairan Kota Tarakan. Oleh karena itu dilakukan penelitian tentang studi konsentrasi fospat dan nitrat di air dan sedimen pada perairan pesisir dan laut Kota Tarakan. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kadar nitrat dan fospat pada air dan sedimen di perairan pesisir dan laut Kota Tarakan, Kalimantan Utara. METODOLOGI PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober Desember 2014 di perairan pesisir Kota Tarakan. Lokasi pengambilan sampel air dan sedimen dilakukan di sekitar industri, pelabuhan dan muara sungai. Untuk lebih jelasnya lokasi penelitian dapat dilihat pada Gambar 1. 28 Hak Cipta Oleh Jurnal Harpodon Borneo Tahun 2015

Jurnal Harpodon Borneo Vol.8. No.1. April. 2015 ISSN : 2087-121X Gambar 1. Peta lokasi penelitian Tiitk Koordinat pengambilan sampel: I. 03 o 26 28,5 117 o 32 42,5 (Juata laut/perusahan chip deco) II. 03 o 18 11,5-117 o 34 18,8 (Muara sungai Tengkayu) Bahan dan Alat Bahan penelitian yang digunakan antara lain, air laut, sedimen, dan bahan kimia. Air laut dan sedimen diambil di sekitar industri, pelabuhan dan muara sungai. Penentuan kadar nitrat dengan menggunakan metode spektrofotometri (SNI-06-2480-1991) pada kisaran kadar 0,1-2,0 mg/l dengan menggunakan metode brusin dengan alat speketrofometri dengan III. 03 o 16 51,7-117 o 35 33,3 (Pelabuhan) IV. 03 o 16 53,2-117 o 36 39,6 (Muara sungai Pamusian) panjang gelombang 410 nm, penentuan kadar fospat dengan menggunakan alat spektrofotmeter (SNI-06-6989.31-1005) pada kisaran kadar 0,0 1,0 mg P/L, sedangkan penentuan kadar nitrat dan fospat dengan menggunakan SAA (Spektrophotomter Serapan Atom). Untuk lebih jelasnya alat dan bahan yang digunakan selama penelitian ditampilkan dalam Tabel 1. Tabel 1. Alat dan bahan yang digunakan pada penelitian No. Uraian Kegunaan A. Alat 1 Ekman grab Untuk mengambil sedimen/tanah 2 Refraktometer Untuk mengukur salinitas 3 Thermometer Mengukur suhu air laut 4 DO-meter Mengukur oksigen terlarut dalam air 5 Botol sampel Wadah air sampel 6 AAS (Atomic Absorbsion Mengukur nitrat dan fospat di sedimen Spectrophotometer) 7 GPS (Ground Position System) Alat penentu posisi stasiun pengambilan sampel (titik koordinat) Hak Cipta Oleh Jurnal Harpodon Borneo Tahun 2015 29

Studi Kadar Nitrat Dan Fospat... (Muhammad Amien H) 8 Ice box Tempat sampel 9 Kamera Dokumentasi 10 Perahu/speed boat Transportasi laut untuk mengambil sampel B. Bahan Kegunaan 1 Air laut Bahan uji yang digunakan 2 Sedimen/Tanah Bahan uji yang digunkan 3 Bahan Kimia Analisi nitrat, fospat Metode Penelitian Parameter Fisik Kimia Air Pengambilan sampel air laut menggunakan botol sampel. Untuk parameter seperti suhu, ph air, salinitas, oksigen terlarut, pengukurannya secara in situ, sedangkan nitrat dan fospat dilakukan di laboratorium dengan menggunakan Spectrophotometri. Parameter Kimia Sedimen Pengambilan sampel sedimen di laut dilakukan dengan menggunakan petersen grab. Sampel sedimen yang telah diambil, dimasukkan kedalam kantong plastik dan selanjutnya diukur kadar nitrat dan fospat dengan menggunakan AAS (Atomic Absorbsion Spectrophotometer) di laboratorium Kualitas air dan Lingkungan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Borneo Tarakan. Untuk lebih jelasnya parameter kualitas air laut dan sedimen yang diamati disajikan dalam Tabel 2. Tabel 2. Parameter kualitas air dan sedimen No Parameter perairan Satuan Alat / Metode Tempat Pengukuran A 1. B 1. 2. 3. 4. C 1. 2. Parameter Fisik Air Suhu o C Thermometer Dilapangan Kimia Air ph air - ph-meter Dilapangan DO (mg/l) mg/l DO meter Dilapangan Salinitas o /oo Hendraktometer Dilapangan Nitrat mg/l Spektofotometer Laboratorium Fospat mg/l Spektofotometer Laboratorium Kimia Sedimen Nitrat Fospat mg/l mg/l AAS AAS Laboratorium Laboratorium Analisis Data Analisis data mengenai parameter kualitas air laut dilakukan dengan menggunakan analisis deskriptif dan membandingkan dengan Baku Mutu Berdasarkan KEPMEN-LH Nomor 51 tahun 2004 lampiran III Baku Mutu Air Laut. Analisis secara deskriptif dilakukan untuk menjabarkan nilai atau konsentrasi rata-rata, kisaran dan kondisi-kondisi lain yang mempengaruhi parameter kualitas air dari masing-masing pengamatan selama periode Nopember-Desember 2014. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Parameter Fisik dan Kimia Air Laut Hasil analisis konsentrasi Fospat dan nitrat pada air dan sedimen di perairan pesisir Kota Tarakan dapat dilihat pada Tabel 3. 30 Hak Cipta Oleh Jurnal Harpodon Borneo Tahun 2015

Jurnal Harpodon Borneo Vol.8. No.1. April. 2015 ISSN : 2087-121X Tabel 3. Hasil pengukuran parameter fisik-kimia air dan sedimen di perairan pesisir Kota Tarakan No Parameter Kode lokasi Pengambilan sampel Kualitas Air I II III IV A. Parameter Fisik air 1 Suhu air ( o C) 29 30 31 28 B. Kimia Air 1. ph air 7 7 7 7 2. Oksigen Terlarut (mg/l) 4 4,5 4 4 3. Salinitas (ppt) 25 20 25 20 C Kimia Air 1 Nitrat 2,61-5,11 2,26-3,09 3,74-5,85 3,23-5,02 2 Fospat 0,08-0,13 0,09-0,14 0,09-0,15 0,09-0,13 C. Kimia Sedimen (Tanah) 1. Nitrat 3,55-5,67 2,13-6,38 2,13-2,84 1,77-3,19 2. Fospat 47,1-72,77 47,15-51,42 54,26-67,07 40,03-1,020,75 Sumber: Hasil Analisis Tahun 2014 Tabel 3 menunjukkan bahwa hasil pengukuran parameter suhu air laut berkisar antara 28-31 o C, nilai ph air laut adalah netral yaitu 7, kandungan oksigen terlarut berkisar antara 4-4,5 mg/l, sedangkan salinitas berkisar antara 20-25 o /oo. Secara alami suhu air permukaan memang merupakan lapisan hangat karena mendapat radiasi matahari pada siang hari. Karena kerja angin, maka di lapisan teratas sampai kedalaman kira-kira 50-70 m terjadi pengadukan, hingga di lapisan tersebut terdapat suhu hangat sekitar 28 o C yang homogen. Oleh sebab itu lapisan teratas ini sering pula disebut lapisan homogen. ph air laut permukaan di Indonesia umumnya bervariasi dari lokasi ke lokasi antara 6.0 8,5, sedangkan konsentrasi salinitas tersebut termasuk rendah terutama dilokasi pengambilan sampel pada muara sungai tengkayu dan pamusian. Konsentrasi salinitas di muara sungai biasanya berfluktuasi tergantung berapa besar air tawar yang mengalir ke muara sungai yang akan mengencerkan salinitas.. Kadar Nitrat Pada Air Permukaan dan Sedimen Berdasarkan Tabel 3, hasil analisis kadar nitrat pada air laut di semua stasiun pengambilan sampel lebih tinggi apabila dibandingkan dengan kadar nitrat di sedimen. Hal tersebut menunjukkan bahwa terjadi tingkat distribusi yang tidak merata secara vertikal maupun horizontal di badan air, pengaruh musim pada saat sampling, sumber, geografis, karakteristik wilayah, topografi, titik sampling dan faktor fisik oseanografi perairan. Secara keseluruhan bahwa kadar nitrat di perairan yang tertinggi di stasiun III dan terendah di stasiun I, sedangkan kadar nitrat di sedimen tertinggi di stasiun II dan terendah pada satsiun III. Untuk lebih jelasnya perbandingan kadar nitrat di air dan sedimen yang terukur di keempat stasiun pengambilan sampel ditampilkan dalam Gambar 2. Hak Cipta Oleh Jurnal Harpodon Borneo Tahun 2015 31

Studi Kadar Nitrat Dan Fospat... (Muhammad Amien H) Kadar nitrat di air laut dan sedimen 7.00 6.00 5.00 4.00 3.00 2.00 1.00 0.00 kadar nitrat berdasarkan stasiun pengambilan sampel I-1 I-2 I-3 II-1 II-2 II-3 III-1 III-2 III-3 IV-1 IV-2 IV-3 air 5.67 3.55 3.55 6.38 2.66 2.13 2.13 2.13 2.84 2.30 1.77 3.19 sedimen 2.97 5.11 2.61 2.26 2.66 3.09 5.11 5.85 3.74 5.02 3.42 3.23 Gambar 2. Perbandingan kadar nitrat pada air laut dan sedimen di perairan pesisir Kota Tarakan Kadar nitrat di air laut dan sedimen pada stasiun I berkisar antara 3,55 5,67 mg/l dan 2,61 5,11 mg/kg, stasiun II masing-masing berkisar 2,13 6,38 mg/l dan 2,26 3,09 mg/kg, stasiun III berkisar 2,13-2,84 mg/l dan 5,11 5,85 mg/kg, dan stasiun IV masing-masing berkisar 1,77-3,19 mg/l dan 3,23 5,02 mg/kg. Selanjutnya tingginya kadar nitrat pada air laut pada stasiun I disebabkan karena di sekitar stasiun tersebut terdapat perusahaan kayu, perikanan (pembekuan udang), dan permukiman penduduk. Nitrat adalah bentuk utama nitrogen di perairan dan merupakan nutrien utama yang dibutuhkan bagi pertumbuhan tanaman dan algae. Nitrat sangat mudah larut dalam air dan bersifat stabil (Bahri, 2006). Sumber utama pengkayaan zat hara nitrat adalah run off, erosi, leaching lahan pertanian yang subur, dan limbah permukiman. Kadar nitrat pada perairan alami biasanya tidak pernah melebihi nilai 0,1 mg/liter. Kadar nitrat di perairan mencapai nilai 0.2 mg/liter dapat menyebabkan eutrofikasi yang berakibat pada tumbuh pesatnya fitoplankton dan alga. Terjadinya pencemaran antropogenik dapat digambarkan apabila kadar nitrat di perairan lebih dari 5 mg/liter (Davis dan Cornwell, 1991 dalam Effendi, 2003). Sharp (1983) menyatakan kadar nitrat yang normal untuk perairan pantai bervariasi antara 0-2,14 ppm. Secara umum, kadar nitrat pada perairan dengan kondisi baik (belum terkontaminasi polusi) berada pada kisaran rendah bahkan tidak terdeteksi hingga mencapai 10 mg/l. Kadar nitrat di perairan dapat dibagi menjadi tiga kelompok berdasarkan tingkat penyuburannya; kadar nitrat antara 0-1 mg/liter untuk perairan oligotrofik; kadar nitrat antara 1-5 mg/liter untuk perairan mesotrofik; dan kadar nitrat 5-50 mg/liter untuk perairan eutrofik (Wetzel, 2001). Jadi secara keseluruhan kadar nitrat pada air laut yang terukur pada stasiun I IV termasuk dalam golongan perairan mesotrofik, kecuali stasiun I pengambilan 1 kadar nitar di air masuk dalam golongan perairan dengan tingkat kesuburan eutrofik. Secara keseluruhan kadar nitrat di sedimen lebih rendah dari pada nitrat di air permukaan. Hal ini menunjukkan bahwa kadar nitrat di sedimen erat kaitannya kadar nitrat di air permukaan. Berdasarkan kadar nitrat yang terukur pada setiap stasiun pengambilan sampel lebih tinggi dibandingkan baku mutu menurut Kementerian Lingkungan Hidup (KLH, 2004) tentang Baku Mutu Air Laut, nilai ambang batas kadar nitrat untuk biota laut adalah 0,008 mg/l. 32 Hak Cipta Oleh Jurnal Harpodon Borneo Tahun 2015

Jurnal Harpodon Borneo Vol.8. No.1. April. 2015 ISSN : 2087-121X Kadar Fospat Pada Air Permukaan dan Sedimen Kadar fospat yang terukur selama penelitian dari stasiun I IV pada sedimen lebih tinggi apabila dibandingkan kadar fospat di air permukaan. Kadar fospat di air permukaan tertinggi pada stasiun III-1 dan terendah di stasiun I-3, sedangkan kadar fospat pada sedimen tertinggi di stasiun IV-2 (1020,75 mg/kg) dan terendah di stasiun IV-1 (40,03 mg/kg) (Gambar 3). Konsentrasi Fospat pada Air dan Sedimen 1200 1000 800 600 400 200 0 Konsentrasi Fospat pada setiap stasiun pengambilan sampel I-1 I-2 I-3 II-1 II-2 II-3 III-1 III-2 III-3 IV-1 IV-2 IV-3 air 0.11 0.13 0.08 0.09 0.14 0.12 0.15 0.09 0.09 0.09 0.12 0.13 sedimen 69.92 72.77 47.15 49.99 47.15 51.42 54.26 67.07 51.42 40.03 1020.75 738.92 Gambar 3. Kadar fospat pada air dan sedimen di perairan pesisir Kota Tarakan Kadar fospat yang terukur di sedimen lebih tinggi apabila dibandingkan kadar fospat di air permukaan. Tingginya kadar fospat di sedimen pada stasiun IV disebabkan karena lokasi tersebut terletak di muara sungai Pamusian. Di sekitar lokasi tersebut terdapat aktivitas manusia sebagai penyumbang tingginya kadar fospat seperti: industri plywood, permukiman, budidaya ikan (tambak), dan pasar. Sumber fosfor di perairan dan sedimen adalah deposit fosfor, industri, limbah domestik, aktivitas pertanian, pertambangan batuan fospat, dan penggundulan hutan (Ruttenberg, 2004). Pada saat fospat di permukaan/badan air berada dalam jumlah berlebihan, fospat akan kembali terdeposisi ke dalam pori sedimen melalui proses sedimentasi, adsorbsi dan presipitasi. Dengan demikian, sedimen di suatu perairan memiliki peranan penting terhadap proses eutrofikasi karena bertindak sebagai sumber dan penampung fospat (Williams and Mayer 1972). Senyawa fospat/fospor yang terikat di sedimen dapat mengalami dekomposisi dengan bantuan bakteri maupun melalui proses abiotik menghasilkan senyawa fospat terlarut yang dapat mengalami difusi kembali ke dalam kolom air (Paytan and McLaughlin, 2007). Secara keseluruhan perbandingan kadar fospat yang terukur di setiap stasiun berdasarkan tingkat kesuburuan perairan yang dikelompokkan oleh Liaw, 1969 menunjukkan bahwa perairan pesisir Kota Tarakan termasuk kategori perairan subur dan sangat subur. Menurut Liaw, 1969 mengklasifikasikan kesuburan perairan berdasarkan kandungan fospat yaitu: 0-0,0002 mg/l (Kurang subur), 0,0002-0,05 mg/l (Cukup subur), 0,05-0,10 mg/l (Subur), dan > 0,10 mg/l (Sangat subur). Berdasarkan kadar fospat di air laut yang terukur pada setiap stasiun lebih tinggi dibandingkan baku mutu menurut Kementerian Lingkungan Hidup (KLH, 2004) tentang Baku Mutu Air Laut, nilai ambang batas kadar nitrat untuk biota laut adalah 0,015 mg/l. KESIMPULAN 1. Kadar nitrat pada air permukaan tertinggi di stasiun II-1 dan terendah di stasiun IV-2, sedangkan kadar nitrat Hak Cipta Oleh Jurnal Harpodon Borneo Tahun 2015 33

Studi Kadar Nitrat Dan Fospat... (Muhammad Amien H) pada sedimen tertinggi di stasiun III-2 dan terendah di stasiun II-1. 2. Kadar fospat pada air permukaan tertinggi di stasiun III-1 dan terendah di stasiun I-3, sedangkan kadar fospat pada sedimen tertinggi di stasiun IV-2 dan terendah di stasiun I-3 dan II-2. 3. Kadar nitrat dan fospat pada air permukaan di perairan pesisir Kota Tarakan telah melewati baku mutu berdasarkan Kepmen-LH Nomor 51 Tahun 2004 tentang baku mutu air laut. DAFTAR PUSTAKA Bahri, A. F. (2010). Analisis Nitrat dan Fospat pada Sedimen Mangrove: Analisis Kandungan Nitrat dan Fospat pada Sedimen Mangrove yang Termanfaatkan di Kecamatan Mallusetasi Kabupaten barru. http://andifaizalbahriskel.blogspot.c om/2010/11/analisis-nitrat-danfospat-pada-sedimen.html. Diakses pada tanggal 3 Juni 2015. Effendi, H. (2003). Telaah Kualitas Air bagi Pengolahan Sumberdaya Hayati Lingkungan Perairan. Yogyakarta. Kanisius. Fachrul, F.M., H. Haeruman, dan L.C. Sitepu. 2005. Komunitas Fitoplankton ebagai Bio-indikator Kualitas Perairan Teluk Jakarta. Seminar Nasional MIPA 2005. FMIPA-Universitas Indonesia. 24-26 November 2005. Jakarta. Faizal. A, Jompa. J, Nessa. N, C. Rani. 2011. Dinamika Spasio Temporal Tingkat Kesuburan Perairan Di Kepulauan Spermonde, Sulawesi Selatan. repository.unhas.ac.id. Diakses Tanggal 5 Januari 2015. Golterman H.L, 2004. The Chemistry of Phospate and Nitrogen Compounds in Sediments, Kluwer Academic Publishers. New York. Jan R. Makatita, J.R, Susanto, A.B, Jubhar, dan C. Mangimbulude. 2014. Kajian Zat Hara Fospat Dan Nitrat Pada Air Dan Sedimen Padang Lamun Pulau Tujuh Seram Utara Barat Maluku Tengah. www.pustaka. ut.ac.id/ dev25/ fmipa 2014. Diakses Tanggal 5 Januari 2015. KLH. 2004. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No 51 Tahun 2004 tentang baku mutu air laut. Kantor Menteri Negara Lingkungan Hidup, Jakarta. Liaw, W. K. 1969. Chemical and biological studies of fish pond and reservoir in Taiwan. Chinese America Joint Comission on Rural. Recontruction Fish, Series 7: 1-43. Paytan, A. and K. McLaughlin. (2007). The Oceanic Phosphorus Cycle. Chem. Rev.107 (2): 563-576. Ruttenberg, KC. (2004). The Global Phosfhorus Cicle. Tratise on Geochemistry. H. D. Holland, KK Turekian and WH. Schleinger. Amsterdam, Ellsevier Pergamon : 585. Sharp, J.H. 1983. The distributions of inorganic nitrogen and disolved and particulate organic nitrogen in the sea. In: Nitrogen in the marine environment. E.J Carpenter and D.G. Capone. (Eds.). Academic Press New York: 1-29 p Wetzel R.G., 2001. Limnology Lake and River Ecosystem. Third Edition. Academic Press, California. 1006 p. Williams, J.D.H. and T. Mayer. (1972). Effects of Sediment Diagenesis and Regenerations of Phosforus with Special Reference to Lakes Eire and Ontarion. Nutrients in Natural Waters. New York, John Wiley and Sons : 281 315. 34 Hak Cipta Oleh Jurnal Harpodon Borneo Tahun 2015