Kata Kunci: Pengetahuan, Sikap, Dukungan suami, Dukungan petugas kesehatan, Tindakan untuk melakukan pemeriksaan IVA.

dokumen-dokumen yang mirip
STUDI D IV KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NGUDI WALUYO UNGARAN

BAB I PENDAHULUAN. Human Papilloma Virus (HPV). HPV ini ditularkan melalui hubungan

BAB I PENDAHULUAN. terjadi di Amerika Tengah dan Amerika Selatan, Karibia, Sub-Sahara

Promotif, Vol.7 No.1, Juli 2017 Hal 51-59

BAB I PENDAHULUAN. awal (Nadia, 2009). Keterlambatan diagnosa ini akan memperburuk status

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya umur harapan hidup sebagai salah satu tujuan

Jurnal Siklus Volume 6 Nomor 2 Juni 2017 p-issn :

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG KANKER SERVIKS DENGAN KEIKUTSERTAAN IBU MELAKUKAN IVA TEST DI KELURAHAN JEBRES SURAKARTA

No. Responden. I. Identitas Responden a. Nama : b. Umur : c. Pendidikan : SD SMP SMA Perguruan Tinggi. d. Pekerjaan :

FAKTOR-FAKTOR DETERMINAN DETEKSI DINI KANKER SERVIKS MELALUI METODE PAP SMEAR PADA PASANGAN USIA SUBUR (PUS)

BAB 1 : PENDAHULUAN. daerah leher rahim atau mulut rahim, yang merupakan bagian yang terendah dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pola penyakit saat ini telah mengalami transisi epidemiologi yang

Tingkat Pengetahuan Dengan Perilaku Deteksi Dini Kanker Serviks Pada Wanita Usia Subur di Puskesmas Padang Bulan Tahun 2015.

PENGARUH PENYULUHAN KANKER SERVIKS TERHADAP MINAT PEMERIKSAAN INSPEKSI VISUAL ASAM ASETAT (IVA) DI DUSUN SUKOHARJO SEDAYU BANTUL YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG KANKER SERVIKS TERHADAP MINAT PEMERIKSAAN IVA PADA KELOMPOK IBU PENGAJIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel jaringan tubuh yang tidak normal.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. penyakit kanker dengan 70% kematian terjadi di negara miskin dan berkembang. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Blank (11pt) 1. PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. di dunia. Berdasarkan data Internasional Agency For Research on Cancer

Heni Hendarsah Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya, Provinsi Jawa Barat ABSTRAK

PENGARUH PENGETAHUAN, MOTIVASI DAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP PERILAKU PEMERIKSAAN IVA PADA KELOMPOK WANITA USIA SUBUR DI PUSKESMAS KEDUNGREJO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kedua di dunia dimana konstribusinya 13 % dari 22% kematian yang

menikah dengan tindakan pemeriksaan Pap smear. Ginekologi RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado.

FAKTOR RISIKO YANG BERPENGARUH DENGAN KEJADIAN KANKER SERVIKS DI RSUD DR. H. ABDUL MOELOEK PROVINSI LAMPUNG

Vol 1 No 2 Tahun 2017 ISSN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut data dari Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization

BAB I PENDAHULUAN. hingga 2030 meneruskan pencapaian Millenium Development Goals (MDGs)

BAB V PEMBAHASAN. dapat diketahui bahwa yang mengikuti deteksi dini kanker leher rahim dengan tes

BAB I PENDAHULUAN. human papilloma virus (HPV) terutama pada tipe 16 dan 18. Infeksi ini

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker serviks merupakan penyebab kematian tertinggi kedua di dunia pada wanita setelah kanker payudara.

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan manusia tidak dapat melakukan aktivitas sehari-harinya. Keadaan

Roswati Dani Ningrum dan Dyah Fajarsari Akademi Kebidanan YLPP Purwokerto ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN PENDIDIKAN DENGAN PELAKSANAAN DETEKSI DINI KANKER SERVIK MELALUI IVA. Mimatun Nasihah* Sifia Lorna B** ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut Foundation for Woman s Cancer (2013) kanker serviks adalah

BAB I PENDAHULUAN. Kanker serviks (leher rahim) adalah salah satu kanker ganas yang

NASKAH PUBLIKASI YOSEPHA NIM I

No. Responden: B. Data Khusus Responden

BAB I PENDAHULUAN. kecacatan dalam segala aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi

BAB I PENDAHULUAN. yang disebut sebagai masa pubertas. Pubertas berasal dari kata pubercere yang

KARAKTERISTIK WANITA USIA SUBUR YANG MELAKUKAN INSPEKSI VISUAL ASAM ASETAT

DAFTAR ISI. SAMPUL DALAM... i. LEMBAR KEASLIAN PENELITIAN... ii. LEMBAR PERSETUJUAN... iii. PENETAPAN PANITIA PENGUJI... iv. KATA PENGANTAR...

BAB I PENDAHULUAN. kematian. Badan Organisasi Kesehatan Dunia/ World Health Organization

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU DETEKSI DINI PADA PENDERITA KANKER SERVIKS DI RSUP DR. KARIADI SEMARANG TAHUN 2015

PENGARUH PENYULUHAN KANKER SERVIKS TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP MELAKUKAN PEMERIKSAAN IVA DI DUSUN SAMBEN ARGOMULYO SEDAYU BANTUL

ANISA NURUL HANIFAH J

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Gambaran masyarakat Indonesia dimasa depan yang ingin dicapai melalui

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN WANITA PEKERJA SEKS DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAP SMEAR DI LOKALISASI SUNAN KUNING SEMARANG

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 3, September 2017 ISSN

Hubungan Antar Dukungan Suami Dengan Sikap Istri Pada Deteksi Dini Kanker Leher Rahim Menggunakan Tes IVA Di Puskesmas Jaten II

JKK Vol. 11 No. 1, Juni 2015 (SAY)

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN KANKER SERVIKS DENGAN MINAT IBU DALAM MELAKUKAN PAP SMEAR DI MANGKUDRANAN MARGOREJO TEMPEL SLEMAN YOGYAKARTA

DAMPAK DUKUNGAN SUAMI TERHADAP PARTISIPASI PEMERIKSAAN INSPEKSI VISUAL ASAM ASETAT (IVA) PADA IBU USIA SUBUR DI PUSKESMAS TRUCUK II KLATEN.

Oleh. Anin Nur Sholihah 1) dan Etik Sulistyorini 2) ABSTRAK. Kata kunci: Sikap, Minat, Kanker Serviks, Inpeksi Visual Asam Asetat, Wanita

GAMBARAN MOTIVASI WANITA USIA SUBUR UNTUK MELAKUKAN TEST INSPEKSI VISUAL ASAM ASETAT (IVA) DI DESA CANGGAL KECAMATANCANDIROTO KABUPATEN TEMANGGUNG

BAB 1 PENDAHULUAN. kanker yang paling tinggi di kalangan perempuan adalah kanker serviks. yang paling beresiko menyebabkan kematian.

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN PEMERIKSAAN INSPEKSI VISUAL ASAM ASETAT OLEH WANITA PASANGAN USIA SUBUR DI PUSKESMAS MENGWI I

BAB 1 PENDAHULUAN. penderita kanker serviks baru di dunia dengan angka kematian karena kanker ini. sebanyak jiwa per tahun (Emilia, 2010).

BAB 1 PENDAHULUAN. Kanker serviks merupakan kanker yang banyak menyerang perempuan.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEDIAAN WUS DALAM MELAKUKAN DETEKSI DINI KANKER SERVIKS DI PUSKESMAS MANAHAN SURAKARTA

PERNYATAAN SKRIPSI. Medan, Juli 2014 Peneliti. (Paolisma Gustini Harefa) iii

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU WANITA USIA SUBUR (WUS) DALAM PEMERIKSAAN IVA DI DUSUN POTORONO BANGUNTAPAN I KABUPATEN BANTUL

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini Indonesia menghadapi beban ganda penyakit atau double

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KABUPATEN PANDEGLANG

GAMBARAN MOTIVASI WUS DALAM MENGIKUTI PEMERIKSAAN PAP SMEAR DI DESA KARANGTEJO KECAMATAN JUMO KABUPATEN TEMANGGUNG ARTIKEL

NAGARASARI KECAMATAN CIPEDES KOTA TASIKMALAYA)

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) PADA MAHASISWA AKBID TINGKAT I STIKes YPIB MAJALENGKA TAHUN 2014

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh: Sri Waluyaningsih

Sri Mularsih Dosen Akademi Kebidanan Abdi Husada Semarang ABSTRACT

BAB 1 PENDAHULAN. kanker serviks (Cervical cancer) atau kanker leher rahim sudah tidak asing lagi

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP WUS DENGAN PERILAKU MELAKUKAN PEMERIKSAAN IVA DI KELURAHAN KOTABARU WILAYAH KERJA PUSKESMAS GONDOKUSUMAN II YOGYAKARTA

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI

SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEDIAAN WUS DALAM MELAKUKAN DETEKSI DINI KANKER SERVIKS DI PUSKESMAS MANAHAN SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan data International Agency for Research on Cancer (IARC) diketahui

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN SIKAP BIDAN MENGENAI TEKNIK INSPEKSI VISUAL ASETAT (IVA) DALAM SKRINING KANKER SERVIKS DI PUSKESMAS KOTA PADANG

Kata kunci: Lesi prakanker, IVA Positif, Krioterapi

BAB 1 PENDAHULUAN. dini. 6,8 Deteksi dini kanker serviks meliputi program skrining yang terorganisasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. masalah kesehatan masyarakat. Kanker menjadi penyebab kematian nomor 2 di

BAB I PENDAHULUAN. serviks dan rata-rata meninggal tiap tahunnya (Depkes RI, 2008).

BAB I PENDAHULUAN menyepakati perubahan paradigma dalam pengelolaan masalah

BAB I PENDAHULUAN kematian per tahun pada tahun Di seluruh dunia rasio mortalitas

PENGGUNAAN APUSAN PAP SEBAGAI DETEKSI DINI KANKER SERVIKS BERDASARKAN PLANNED OF BEHAVIOR THEORY

KUESIONER FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU IBU DALAM PEMERIKSAAN PAP SMEAR DI POLI GINEKOLOGI RSUD DR PIRNGADI MEDAN TAHUN

TINGKAT PENGETAHUAN PASANGAN USIA SUBUR TENTANG PEMERIKSAAN INSPEKSI VISUAL ASAM ASETAT DI KEBAYANAN TERSO DESA KANDANGSAPI JENAR

PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR (WUS) TENTANG KANKER SERVIKS DI DESA PINGIT PRINGSURAT TEMANGGUNG. ARTIKEL. Oleh : RATNA PUSPITA SARI NIM.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kanker merupakan istilah umum untuk pertumbuhan sel tidak normal,

PENGARUH PENYULUHAN DAN PEMBERIAN LEAFLET KANKER SERVIKS TERHADAP MINAT PEMERIKSAAN PAP SMEAR IBU-IBU DI DUSUN JOGONALAN TIRTONIRMOLO KASIHAN BANTUL 1

I. PENDAHULUAN. Kanker adalah penyakit akibat pertumbuhan tidak normal dari sel-sel jaringan

Charisma AN, Sibuea S, Angraini DI, Larasati TA Faculty of Medicine Lampung University. Key words: Knowledge, behavior, breast self-examination (BSE).

PENGETAHUAN TENTANG KANKER PAYUDARA DAN SIKAP PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI PADA WANITA USIA SUBUR

Kata kunci : Perilaku, Kanker Leher Rahim, Ibu Rumah Tangga Kepustakaan : 28 buah ( )

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai kanker serviks dan

PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol. 4 No. 4 NOVEMBER 2015 ISSN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. (Emilia, 2010). Pada tahun 2003, WHO menyatakan bahwa kanker merupakan

Transkripsi:

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINDAKAN WANITA USIA REPRODUKTIF UNTUK MELAKUKAN INSPEKSI VISUAL DENGAN ASAM ASETAT DI KELURAHAN KINILOW KECAMATAN TOMOHON UTARA Anggreany T. C. Pamaruntuan*, Grace D. Kandou**, Billy J. Kepel*** *Program Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi *** Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi ABSTRAK Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) merupakan metode pemeriksaan dengan mengoles serviks atau leher rahim dengan asam asetat. Di Indonesia kanker leher rahim merupakan jenis kanker terbanyak yang diderita perempuan Indonesia. Rendahnya kesadaran dan pengetahuan masyarakat, sikap, dukungan suami dan dukungan petugas kesehatan termasuk dalam faktor yang mempengaruhi rendahnya capaian deteksi dini kanker leher rahim. Metode yang digunakan yaitu kuantitatif. Jenis penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional study. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai bulan Mei 2017. Responden dalam penelitian ini adalah wanita usia 25-65 tahun yang tinggal di Kelurahan Kinilow Kecamatan Tomohon Utara yang berjumlah 201 orang dengan teknik pengambilan sampel yaitu simple random sampling. Instrumen dalam penelitian ini menggunakan kuesioner. Hasil penelitian di analisis menggunakan uji statistik chi square (x 2) dan uji Fisher Exact dengan CI = 95% pada tingkat kesalahan 5% ( = 0,05). Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat hubungan antara pengetahuan dengan tindakan wanita usia reproduktif untuk melakukan pemeriksaan IVA, terdapat hubungan antara sikap wanita usia reproduktif dengan tindakan untuk melakukan pemeriksaan IVA, tidak terdapat hubungan antara dukungan suami dengan tindakan wanita usia reproduktif untuk melakukan pemeriksaan IVA, dan terdapat hubungan antara dukungan petugas kesehatan dengan tindakan untuk melakukan pemeriksaan IVA. Sikap merupakan variabel yang paling kuat hubungannya dengan tindakan wanita usia reproduktif untuk melakukan pemeriksaan IVA. Kata Kunci: Pengetahuan, Sikap, Dukungan suami, Dukungan petugas kesehatan, Tindakan untuk melakukan pemeriksaan IVA. ABSTRACT Visual Inspection with Acetic Acid (IVA) is an examination method by applying cervix or cervix with acetic acid. In Indonesia cervical cancer is the most cancer type suffered by Indonesian women. Low awareness and community knowledge, attitudes, support of husbands and support of health workers are included in factors that affect the low achievement of early detection of cervical cancer. The method used is quantitative. Type of descriptive analytic research with cross sectional study approach. The study was conducted from March to May 2017. Respondents in this study were women aged 25-65 years who lived in Kelilow Subdistrict Tomohon North District, amounting to 201 people with sampling technique is simple random sampling. Instruments in this study using questionnaires. The results of the analysis used chi square statistical test (x2) and Fisher Exact test with CI = 95% at error rate 5% ( = 0,05). The conclusion of this research is there is correlation between knowledge with action of woman of reproductive age to perform IVA examination, there is correlation between woman attitude of reproductive age with action to perform IVA examination, there is no relation between husband support with woman action of reproductive age to perform IVA examination, and There is a link between health care support and action to perform IVA examinations. Attitudes are the most powerful variables associated with the actions of women of reproductive age to perform IVA examinations. Keywords: Knowledge, Attitude, Husband Support, Healthcare Support, Action to perform IVA examination. 16

PENDAHULUAN Berdasarkan agenda PBB pertemuan tingkat tinggi tentang penyakit menular di New York, para pembuat kebijakan merekomendasikan skrining kanker serviks menggunakan IVA dan pengobatan lesi pra-kanker sebagai best buy untuk diterapkan dalam pengaturan perawatan primer di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah (Anonim, 2011). Di seluruh dunia Sekitar 270.000 wanita meninggal karena kanker serviks setiap tahunnya dan lebih dari 85% dari kematian ini terjadi di negara berpendapatan rendah dan menengah (Anonim, 2016 a ). Di Asia Pasifik, setiap tahun ditemukan sekitar 266.000 kasus kanker serviks, 143.000 di antaranya meninggal dunia di usia produktif (Anonim, 2010). Sampai dengan januari 2014, jumlah perempuan seluruh Indonesia umur reproduktif adalah 36.761.000 orang. Sejak tahun 2007-2013 deteksi dini yang telah dilakukan sebanyak 644.951 orang (1,75%) dengan jumlah Inspeksi Visual dengan Asam Asetat 3-5% positif berjumlah 28.850 orang (4,47%) (Anonim, 2014). Berdasarkan data rutin Subdit Kanker Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak Menular (PPTM), Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, Kementerian Kesehatan RI, sampai dengan tahun 2013 program deteksi dini kanker serviks dan kanker payudara baru diselenggarakan pada 717 Puskesmas dari total 9.422 Puskesmas di 32 provinsi. Dengan demikian, dapat dilihat bahwa puskesmas yang memiliki program deteksi dini masih sangat sedikit atau sekitar 7,6% (Anonim, 2015 a ). Di Sulawesi Utara pada tahun 2013 prevalensi jumlah penderita kanker sebesar 1.7% dengan jumlah penderita kanker serviks sebesar 1.4%. Estimasi jumlah kasus, jumlah provider, jumlah trainer dan skrining kanker serviks, untuk provinsi Sulawesi Utara terdapat 1.615 estimasi jumlah kasus, 0 provider, 21.833 skrining dan 6 trainer. Provider deteksi dini terbanyak berada pada provinsi DKI Jakarta, Jawa Tengah dan Bali, sedangkan dibeberapa provinsi seperti Kalimantan dan Sulawesi Utara belum ada provider deteksi dini sementara jumlah penderita kanker di propinsi tersebut cukup tinggi (Anonim, 2015 a ). Di kota Tomohon jumlah perempuan usia reproduktif yang melakukan pemeriksaan leher rahim dan payudara pada tahun 2016 sebesar 187 orang (Anonim, 2016 b ), dimana jumlah tersebut lebih sedikit bila dibandingkan dengan kabupaten Minahasa Selatan yang jumlahnya sebesar 203 orang (Anonim, 2016 c ). Penelitian yang dilakukan oleh Wahidin (2014) menunjukkan bahwa sampai tahun 2014, program deteksi dini 17

kanker payudara dan kanker leher rahim telah berjalan pada 1.986 puskesmas di 304 kabupaten/kota yang berada di 34 provinsi di Indonesia. Pelatih (trainer) deteksi dini berjumlah 430 orang terdiri dari dokter spesialis obstetri dan ginekologi subspesialis onkologi, dokter bedah, dokter umum dan bidan. Sedangkan pelaksana (provider) deteksi dini di puskesmas berjumlah 4.127 orang, yang terdiri dari 2.671 bidan dan 1.456 dokter umum. Untuk cakupan dan hasil, skrining telah dilakukan terhadap 904.099 orang (2,45%), hasil IVA positif sebanyak 44.654 orang (4,94%), suspect kanker leher rahim sebanyak 1.056 orang (1,2 per 1.000 orang), dan tumor payudara sebanyak 2.368 orang (2,6 per 1.000 orang). Menurut WHO, wanita berusia antara 25 dan 65 tahun hendaknya menjalani skrining tes untuk mendeteksi adanya perubahan-perubahan awal. Akan tetapi terdapat banyak hal yang mempengaruhi rendahnya capaian deteksi dini kanker leher rahim, mulai dari rendahnya kesadaran dan pengetahuan masyarakat, ketakutan para wanita terhadap pemeriksaan, belum adanya program deteksi dini massal yang terorganisasi secara maksimal, sulitnya suami untuk mengizinkan istrinya menjalani pemeriksaan, serta faktor kultural dimasyarakat seperti kepercayaan terhadap pengobatan tradisional yang belum terbukti secara ilmiah (Anonim, 2014). Perempuan memerlukan pengetahuan untuk menjalani multiperannya. Pengetahuan tersebut diperlukan untuk memelihara diri dan keluarganya tetap dalam keadaaan sehat dan sejahtera. Perempuan memiliki jadwal rutin untuk melakukan pemeriksaan kesehatan mandiri secara berkala, yaitu per minggu, per bulan, atau per tahun. Para suami memiliki kontribusi dalam memicu permasalahan kesehatan perempuan, terutama untuk mengambil keputusan bagi perempuan dalam memenuhi kebutuhan kesehatannya. Petugas kesehatan sebagai pemberi layanan kesehatan juga memiliki peran penting. Edukasi kesehatan yang diberikan kepada perempuan untuk memfasilitasi kesehatan reproduksi meliputi memberikan informasi kepada perempuan untuk dapat mengidentifikasi berbagai faktor risiko penyakit, mempromosikan pentingnya deteksi dini, dan memberikan konseling (Afiyanti dan Pratiwi, 2016). Penelitian yang dilakukan oleh Rahma dan Prabandari (2012) menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pendidikan, pengetahuan, dan dukungan keluarga dengan minat WUS dalam melakukan pemeriksaan IVA. Penelitian serupa juga dilakukan oleh Gustiana dkk (2014) yang menunjukkan 18

terdapat hubungan antara pengetahuan dan dukungan sosial dengan perilaku pencegahan kanker serviks. Tahun 2016, di puskesmas Tinoor hanya terdapat 12 wanita yang melakukan pemeriksaan leher rahim. Jumlah tersebut lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah pemeriksaan di puskesmas Kakaskasen yaitu sebesar 60 orang dan puskesmas Taratara sebesar 63 orang (Anonim, 2016 b ). Hasil survei yang dilakukan peneliti dengan mewawancarai 5 orang ibu yang sudah menikah usia 25-65 tahun di Kelurahan Kinilow Kecamatan Tomohon Utara didapatkan bahwa dari 5 orang ibu tersebut semuanya belum pernah melakukan deteksi dini kanker serviks. Oleh sebab itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan tindakan wanita usia reproduktif untuk melakukan pemeriksaan IVA di Kelurahan Kinilow Kecamatan Tomohon Utara. METODE Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional study (studi potong lintang). Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Kinilow Kecamatan Tomohon Utara pada wanita usia reproduktif (25-65 tahun) pada bulan Maret sampai dengan bulan Mei 2017. Populasi dalam penelitian ini adalah wanita yang sudah menikah usia 25-65 tahun dan tinggal di Kelurahan Kinilow yang berjumlah 440 orang dengan teknik pengambilan sampel yaitu simple random sampling (n = 201 orang). Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu pengetahuan, sikap, dukungan suami dan dukungan petugas kesehatan sedangkan variabel terikat yaitu tindakan untuk melakukan pemeriksaan IVA. Metode pengumpulan data menggunakan data primer yaitu data yang didapatkan langsung dari responden dan data sekunder yaitu data yang didapatkan dari Dinas Kesehatan dan Sosial Kota Tomohon, Puskesmas Tinoor dan Kelurahan Kinilow. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner. Analisis data dilakukan dengan menggunakan program komputer yang meliputi analisis univariat, bivariat dan multivariat. Analisis univariat dilakukan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karateristik variabel bebas dan variabel terikat. Analisis bivariat dilakukan terhadap dua variabel yang di duga berhubungan. Analisis bivariat bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan, sikap, dukungan suami, dan dukungan petugas kesehatan dengan tindakan untuk melakukan pemeriksaan IVA dengan menggunakan uji statistic chi square (x 2) dan uji Fisher Exact dengan CI = 95% pada tingkat kesalahan 19

5% ( = 0,05). Analisis multivariat dilakukan menggunakan uji regresi logistik yaitu untuk melihat variabel bebas yang paling kuat hubungannya dengan variabel terikat. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Analisis Univariat Tabel 1. Distribusi frekuensi karakterisitik responden Karakteristik n % Umur (tahun) 25-49 > 50 Pendidikan SD SMP SMA PT Pekerjaan Tidak bekerja Bekerja Pernah melakukan deteksi dini kanker serviks Ya Tidak Pengetahuan Baik Kurang baik Sikap Baik Kurang baik Dukungan suami Baik Kurang baik Dukungan petugas kesehatan Baik Kurang baik Tindakan pemeriksaan IVA Baik Kurang baik 133 68 66 62 67 6 80 121 10 191 80 121 81 120 95 106 38 163 48 153 33 31 33 3 5 95 19,4 33,8 39,8 60,2 39,8 60,2 40,3 59,7 47,3 52,7 18,9 81,1 23,9 76,1 Jumlah 201 100,0 Responden pada kelompok umur 25-49 tahun sebanyak 133 orang (66,2%) dan kelompok umur > 50 tahun sebanyak 68 orang (33,8%). Umur merupakan variabel yang penting karena angka kesakitan dan kematian dapat menunjukkan suatu hubungan dengan umur. Umur juga mempengaruhi status kesehatan karena ada kecenderungan penyakit menyerang umur tertentu (Maryani dan Muliani, 2010). Penentuan usia 25-65 tahun diambil berdasarkan rekomendasi dari WHO yaitu wanita berusia antara 25 dan 65 tahun 20

hendaknya menjalani tes skrining untuk mendeteksi adanya perubahan-perubahan awal. Secara teori, salah satu faktor risiko kanker leher rahim adalah menikah atau mulai melakukan aktifitas seksual di usia muda < 20 tahun (Anonim, 2013 b ). Wanita yang berusia dibawah 25 tahun dan tidak pernah berhubungan badan hampir tidak pernah terkena kanker serviks dan tidak perlu di skrining (Anonim, 2010). Adapun wanita usia lanjut berusia 70 tahun atau lebih tidak perlu melakukan skrining jika memiliki hasil normal pada skrining terakhir (Afiyanti dan Pratiwi, 2016). Penelitian yang dilakukan oleh Hakimah (2017) menyimpulkan bahwa wanita pasangan usia subur yang mempunyai usia menikah > 20 tahun mempunyai peluang untuk melakukan tindakan pemeriksaan Pap-Smear. Tingkat pendidikan responden dalam penelitian ini terdiri dari SD, SMP, SMA, dan PT. Responden dengan tingkat pendidikan SD sebanyak 66 orang (33%), SMP sebanyak 62 orang (31%), SMA sebanyak 67 orang (33%) dan PT sebanyak 6 orang (3%). Secara keseluruhan, responden dengan tingkat pendidikan SD, SMP, SMA, maupun PT hampir semuanya belum pernah mendapatkan informasi atau edukasi kesehatan tentang pemeriksaan IVA. Padahal pendidikan kesehatan merupakan proses menjembatani antar informasi kesehatan dan tindakan kesehatan (Achmadi, 2014). Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Sukamti dkk (2013) menunjukan bahwa terdapat pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan ibu dalam deteksi dini kanker serviks dengan IVA. Penelitian serupa juga dilakukan oleh Nasihah dan Lorna (2013) dimana penelitian tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pendidikan dengan pelaksanaan deteksi dini kanker servik melalui IVA. Responden yang tidak bekerja sebanyak 80 orang (39,8%) dan responden yang bekerja sebanyak 121 orang (60,2%). Pekerjaan juga merupakan salah satu variabel yang sering dilihat hubungannya dengan angka kesakitan atau kematian, dimana jenis pekerjaan dapat menyebabkan timbulnya penyakit melalui beberapa cara yaitu adanya faktor risiko di lingkungan kerja (Maryani dan Muliani, 2010). Dalam penelitian ini, responden yang tidak bekerja hampir semuanya tidak pernah mendengar tentang pemeriksaan IVA dibandingkan dengan responden yang memiliki pekerjaan. Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Sulistiowati dan Sirait (2014) menunjukkan bahwa pegawai (PNS/Swasta/TNI) mempunyai proporsi pengetahuan yang baik lebih tinggi dibandingkan dengan ibu rumah tangga 21

maupun pekerja lainnya. Kelompok ibu rumah tangga/pembantu rumah tangga dan wiraswasta juga mempunyai proporsi pengetahuan buruk yang paling tinggi. Jenis pekerjaan dalam hal ini juga mempunyai hubungan yang bermakna dengan tingkat pengetahuan. Responden yang sudah pernah melakukan deteksi dini kanker serviks sebanyak 10 orang (5%) dan yang belum pernah melakukan deteksi dini kanker serviks sebanyak 191 orang (95%). Kasus kanker yang ditemukan pada stadium dini serta mendapat pengobatan yang cepat dan tepat akan memberikan kesembuhan dan harapan hidup lebih lama (Anonim, 2015 a ) dengan tingkat kesembuhan 30% lebih tinggi (Afiyanti dan Pratiwi, 2016). Hasil wawancara dengan responden saat ditanyakan kenapa belum pernah melakukan deteksi dini kanker serviks, kebanyakan dari mereka menjawab tidak tahu kalau di Puskesmas Tinoor melayani pemeriksaan IVA. Bagi responden yang sudah pernah melakukan pemeriksaan, kebanyakan dari mereka adalah kader-kader kesehatan yang berada di Kelurahan Kinilow. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kesadaran responden untuk melakukan deteksi dini masih sangat rendah dipengaruhi juga dengan pengetahuan mereka yang masih kurang. Penelitian ini didukung oleh penelitian yang sebelumnya dilakukan oleh J. E. Marie dkk (2009) yang menunjukkan bahwa 24 responden mengindikasikan pernah memeriksakan pap-smear sebelumnya. Responden yang belum memeriksakan sebanyak 7 responden dengan alasan mereka belum mengetahui tentang kanker serviks, jarak ke fasilitas kesehatan, kekurangan uang, dan tertunda untuk melakukan pemeriksaan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, tingkat pengetahuan responden mengenai pemeriksaan IVA sebanyak 80 orang (39,8%) memiliki pengetahuan yang baik dan 121 orang (60,2%) memiliki pengetahuan yang kurang baik. Tanpa pengetahuan seseorang tidak mempunyai dasar untuk mengambil keputusan dan menentukan tindakan terhadap masalah yang dihadapi (Achmadi, 2014). sebagian besar wanita usia 25-65 tahun yang tinggal di Kelurahan Kinilow kurang mengetahui tentang pemeriksaan IVA. Saat dilakukan wawancara hampir seluruh responden mengatakan mereka belum pernah mendengar informasi tentang pemeriksaan IVA. Berbanding terbalik dengan penelitian yang dilakukan oleh Pangesti dkk (2012), distribusi frekuensi responden berdasarkan tingkat pengetahuan WUS yang telah melakukan pemeriksaan IVA menunjukkan bahwa prosentase tertinggi adalah responden yang berpengetahuan cukup sebesar 43,4% dan prosentase terendah adalah 22

WUS yang memiliki pengetahuan baik sejumlah 27.6%. Sikap responden mengenai pemeriksaan IVA 81 orang (40,3%) memiliki sikap yang baik dan 120 orang (59,7%) memiliki sikap yang kurang baik. Terdapat beberapa responden yang mengatakan apabila mengalami keputihan yang banyak dan terus menerus atau mengalami perdarahan setelah berhubungan seksual, responden tersebut tidak akan berpikir kemungkinan itu adalah gejala kanker leher rahim dengan alasan mungkin saja itu disebabkan karena stress, bahkan ada yang mengatakan jika mengalami keputihan yang banyak bisa saja itu karena sering memakan mentimun. Selain itu, beberapa responden juga mengatakan bahwa bagi mereka yang sudah menikah dibawah usia 20 tahun tidak perlu takut untuk terkena kanker serviks karena dapat mengambil contoh dari orang tua yang dahulunya menikah sebelum usia 20 tahun namun sampai saat ini tidak terkena kanker serviks. Penelitian ini didukung oleh penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Adi (2011) yang menunjukkan terdapat korelasi antara sikap dan norma subjektif dengan intensi memeriksakan deteksi kanker serviks. Dukungan suami mengenai pemeriksaan IVA 95 orang (47,3%) memiliki dukungan suami yang baik dan 106 orang (52,7%) memiliki dukungan suami yang kurang baik. Dinamika keluarga merupakan proses dimana keluarga melakukan fungsi keluarga, seperti mengambil keputusan, memberi dukungan kepada anggota keluarganya, dan melakukan koping terhadap perubahan dan tantangan hidup seharihari (Maryani dan Muliani, 2010). Dalam penelitian ini rata-rata semua responden menjawab suami mereka mengijinkan untuk melakukan pemeriksaan IVA, bersedia memberikan biaya, bersedia mengantarkan istrinya untuk melakukan pemeriksaan IVA, dan bersedia menjaga anak apabila istri pergi untuk melakukan pemeriksaan IVA. Namun terdapat juga beberapa responden yang suaminya tidak bisa mengantarkan dan menjaga anak dikarenakan suami harus bekerja. Penelitian yang dilakukan oleh Wigati dan Nisak (2017) menunjukan terdapat hubungan yang signifikan antara peran dukungan keluarga dengan pengambilan keputusan untuk melakukan deteksi dini kanker serviks. Responden yang memiliki dukungan petugas kesehatan yang baik sebesar 38 orang (18,9%) dan responden yang memiliki dukungan petugas kesehatan kurang baik sebesar 163 orang (81,1%). Hampir semua responden mengatakan tidak pernah menerima penyuluhan dari petugas kesehatan mengenai pemeriksaan IVA, apalagi 23

untuk mengajak, menjemput, dan memberikan informasi tentang jadwal pelayanan pemeriksaan IVA di Puskesmas. Hal ini berbanding terbalik dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Pratiwi (2016), dimana penelitian tersebut menunjukkan sebagian besar WUS pernah mendapatkan konseling dari bidan/petugas kesehatan mengenai IVA. Responden yang bersedia untuk melakukan pemeriksaan IVA sebesar 48 orang (23,9%) dan yang tidak bersedia untuk melakukan pemeriksaan IVA sebesar 153 orang (76,1%). Dalam penelitian ini Beberapa responden mengatakan tidak siap untuk menerima hasil pemeriksaan apabila hasilnya adalah positif. Hal inilah yang merupakan salah satu faktor penghambat deteksi dini kanker serviks yang mempengaruhi rendahnya capaian deteksi dini kanker leher rahim yaitu ketakutan para wanita terhadap pemeriksaan (Anonim, 2014). 2. Hasil Analisis Bivariat Tabel 2. Hubungan antara pengetahuan wanita usia reproduktif dengan tindakan untuk melakukan pemeriksaan IVA di Kelurahan Kinilow Kecamatan Tomohon Utara Tindakan CI Total p OR Pengetahuan Ya Tidak 95% n % n % n % Baik 32 40 48 60 80 100 2,19- Kurang baik 16 13 105 87 121 100 0,000 4,37 8,72 Total 48 24 153 76 201 100 Tabel 2 menunjukan responden yang memiliki pengetahuan baik dengan tindakan bersedia untuk melakukan pemeriksaan IVA sebanyak 32 orang (40%) dan yang tidak bersedia untuk melakukan pemeriksaan IVA sebanyak 48 orang (60%). Adapun responden yang memiliki pengetahuan yang kurang baik dengan tindakan bersedia untuk melakukan pemeriksaan IVA sebanyak 16 orang (13%) dan yang tidak bersedia untuk melakukan pemeriksaan IVA sebanyak 105 orang (87%). Terdapat hubungan antara pengetahuan dengan tindakan wanita usia reproduktif untuk melakukan pemeriksaan IVA di Kelurahan Kinilow Kecamatan Tomohon Utara (p = 0,000, OR = 4,37, CI 95% = 2,19 8,72). Menurut peneliti hal tersebut mungkin dikarenakan mereka merasa malu untuk memeriksakan diri, dimana hal tersebut sejalan dengan teori yang menyatakan bahwa sebagian besar orang merasa risih membicarakan masalah seksual yang dirasakan dan masalah seksualitas juga banyak 24

dianggap tabu untuk dibicarakan (Afiyanti dan Pratiwi, 2016). Penelitian lain juga dilakukan oleh Wahyuningsih (2015) dimana penelitian tersebut menunjukan terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu tentang kanker serviks dengan keikutsertaan melakukan IVA. Tabel 3. Hubungan antara sikap wanita usia reproduktif dengan tindakan untuk melakukan pemeriksaan IVA di Kelurahan Kinilow Kecamatan Tomohon Utara Tindakan CI Total p OR Sikap Ya Tidak 95% n % n % n % Baik 38 47 43 53 81 100 4,45-0,000 9,72 Kurang baik 10 8 110 92 120 100 21,22 Total 48 24 153 76 121 100 Tabel 3 menunjukan responden yang memiliki sikap baik dengan tindakan bersedia untuk melakukan pemeriksaan IVA sebanyak 38 orang (47%) dan yang tidak bersedia untuk melakukan pemeriksaan IVA sebanyak 43 orang (53%). Adapun responden yang memiliki sikap yang kurang baik dengan tindakan bersedia untuk melakukan pemeriksaan IVA sebanyak 10 orang (8%) dan yang tidak bersedia untuk melakukan pemeriksaan IVA sebanyak 110 orang (92%). Terdapat hubungan antara sikap wanita usia reproduktif dengan tindakan untuk melakukan pemeriksaan IVA di Kelurahan Kinilow Kecamatan Tomohon Utara (p = 0,000, OR = 9,72, CI 95% = 4,45 21,22). Menurut peneliti hal ini mungkin dipengaruhi oleh tingkat sosial ekonomi sehingga responden yang memiliki sikap yang baik tidak melakukan tindakan untuk melakukan pemeriksaan IVA. Untuk mencari pelayanan kesehatan yang dibutuhkan, responden memerlukan biaya berupa biaya transportasi untuk memenuhi kebutuhannya tersebut dikarenakan Puskesmas yang melayani pemeriksaan IVA memiliki jarak yang cukup jauh dari Kelurahan Kinilow. Tabel 4. Hubungan antara dukungan suami dengan tindakan wanita usia reproduktif untuk melakukan pemeriksaan IVA di Kelurahan Kinilow Kecamatan Tomohon Utara Dukungan suami Tindakan Ya Tidak n % n % n % Baik 25 26 70 74 95 100 Kurang baik 23 21 83 79 106 100 Total 48 24 153 76 201 100 Total p OR 0,508 1,28 CI 95% 0,67-2,46 Tabel 4 menunjukan responden yang memiliki dukungan suami baik dengan tindakan bersedia untuk melakukan pemeriksaan IVA sebanyak 25

25 orang (26%) dan yang tidak bersedia untuk melakukan pemeriksaan IVA sebanyak 70 orang (74%). Adapun responden yang memiliki dukungan suami kurang baik dengan tindakan bersedia untuk melakukan pemeriksaan IVA sebanyak 23 orang (21%) dan yang tidak bersedia untuk melakukan pemeriksaan IVA sebanyak 83 orang (79%). Tidak terdapat hubungan antara dukungan suami dengan tindakan wanita usia reproduktif untuk melakukan pemeriksaan IVA di Kelurahan Kinilow Kecamatan Tomohon Utara (p = 0,508, OR = 1,28, CI 95% = 0,67 2,46). Menurut peneliti terdapat faktor lain yang mempengaruhi responden dalam melakukan pemeriksaan IVA. Hal tersebut mungkin dikarenakan akses untuk mendapatkan pelayanan kesehatan dari Kelurahan Kinilow ke Puskesmas Tinoor dapat dikatakan cukup sulit. Penelitian ini berbanding terbalik dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Suyami (2017) yang menunjukkan terdapat hubungan positif antara dukungan suami dengan partisipasi pemeriksaan IVA pada ibu wanita usia subur, sehingga semakin baik dukungan suami maka semakin tinggi partisipasi ibu WUS melakukan pemeriksaan IVA. Tabel 5. Hubungan antara dukungan petugas kesehatan dengan tindakan untuk melakukan pemeriksaan IVA pada wanita usia reproduktif di Kelurahan Kinilow Dukungan Tindakan CI Total p OR petugas Ya Tidak 95% kesehatan n % n % n % Baik 15 40 23 60 38 100 1,20-0,022 2,56 Kurang baik 33 20 130 80 163 100 5,46 Total 48 24 153 76 201 100 Tabel 5 menunjukan responden yang memiliki dukungan petugas kesehatan baik dengan tindakan bersedia untuk melakukan pemeriksaan IVA sebanyak 15 orang (40%) dan yang tidak bersedia untuk melakukan pemeriksaan IVA sebanyak 23 orang (60%). Adapun responden yang memiliki dukungan petugas kesehatan kurang baik dengan tindakan bersedia untuk melakukan pemeriksaan IVA sebanyak 33 orang (20%) dan yang tidak bersedia untuk melakukan pemeriksaan IVA sebanyak 130 orang (80%). Terdapat hubungan antara dukungan petugas kesehatan dengan tindakan wanita usia reproduktif untuk melakukan pemeriksaan IVA di Kelurahan Kinilow Kecamatan Tomohon Utara (p = 0,022, OR = 2,56, CI 95% = 1,20 5,46). Menurut peneliti, aktivitas promosi kesehatan yang dilakukan petugas kesehatan belum berjalan dengan baik, dimana hal ini didukung oleh pengetahuan masyarakat yang masih 26

kurang mengenai pemeriksaan IVA. Penelitian ini didukung oleh penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Tejawati dkk (2014) dimana promosi kesehatan tentang kanker serviks yang dilakukan kepada 31 responden mempunyai pengaruh yang positif terhadap minat pemeriksaan IVA. 3. Hasil Analisis Multivariat Tabel 6. Hasil analisis hubungan antara variabel bebas (secara bersama-sama) dengan tindakan wanita usia reproduktif untuk melakukan pemeriksaan IVA di Kelurahan Kinilow Kecamatan Tomohon Utara Variabel B p value OR 95% CI Sikap Pengetahuan 2,274-0,259 0,000 0,632 11,80 0,77 4,45-21,22 0,26-2,23 Hasil akhir analisis didapatkan variabel sikap adalah variabel yang paling kuat hubungannya dengan tindakan wanita usia reproduktif untuk melakukan pemeriksaan IVA setelah dikontrol oleh variabel pengetahuan dengan nilai OR sebesar 11,80 yang berarti bahwa wanita yang memiliki sikap baik mempunyai peluang sebesar 11 kali lebih besar untuk melakukan pemeriksaan IVA dibandingkan dengan wanita yang memiliki sikap yang kurang baik. Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Kurniawati (2015) menunjukkan terdapat pengaruh pengetahuan terhadap perilaku pemeriksaan IVA, terdapat pengaruh motivasi ibu terhadap perilaku pemeriksaan IVA, dan terdapat pengaruh dukungan suami terhadap perilaku pemeriksaan IVA. Ketiga variabel ini mampu menjelaskan perilaku pemeriksaan IVA sebesar 39,2% dan sisanya yaitu sebesar 61,8% dijelaskan oleh faktor lain misalnya sikap, tingkat pendidikan, lingkungan dan peran tenaga kesehatan. Hal ini sejalan dengan teori yang menyatakan bahwa tanpa pengetahuan seseorang tidak mempunyai dasar untuk mengambil keputusan dan menentukan tindakan terhadap masalah yang dihadapi (Achmadi, 2014). Begitu pun informasi dapat membantu seseorang mengambil keputusan dan memiliki kemauan untuk melakukan skrining (Afiyanti dan Pratiwi, 2016). KESIMPULAN 1. Terdapat hubungan antara pengetahuan dengan tindakan wanita usia reproduktif untuk melakukan pemeriksaan IVA di Kelurahan Kinilow Kecamatan Tomohon Utara. 2. Terdapat hubungan antara sikap wanita usia reproduktif dengan tindakan untuk melakukan pemeriksaan IVA di Kelurahan 27

Kinilow Kecamatan Tomohon Utara. 3. Tidak terdapat hubungan antara dukungan suami dengan tindakan wanita usia reproduktif untuk melakukan pemeriksaan IVA di Kelurahan Kinilow Kecamatan Tomohon Utara. 4. Terdapat hubungan antara dukungan petugas kesehatan dengan tindakan wanita usia reproduktif untuk melakukan pemeriksaan IVA di Kelurahan Kinilow Kecamatan Tomohon Utara. 5. Sikap merupakan variabel yang paling kuat hubungannya dengan tindakan wanita usia reproduktif untuk melakukan pemeriksaan IVA di Kelurahan Kinilow Kecamatan Tomohon Utara. SARAN 1. Bagi Instansi Kesehatan Saling berkoordinasi dalam meningkatkan frekuensi promosi kesehatan kepada masyarakat dalam bentuk pemberian edukasi dan konseling termasuk mengajarkan masyarakat untuk memiliki kemauan melakukan skrining dan merawat diri dalam mengatasi masalah kesehatan. 2. Bagi Tempat Penelitian Memfasilitasi pelaksanaan edukasi dengan menggerakan organisasiorganisasi kemasyarakatan seperti kader PKK, Organisasi wanita, organisasi keagamaan dan organisasi masyarakat lainnya yang mempunyai peranan seperti melakukan sosialisasi tentang deteksi dini dan mendorong masyarakat untuk melakukan deteksi dini. 3. Bagi Masyarakat Diharapkan agar masyarakat memiliki inisiatif untuk mencari informasi tentang kesehatan reproduksi khususnya untuk deteksi dini kanker serviks dengan metode IVA dari sumber yang benar dan berkompeten di bidang tersebut. 4. Bagi penelitian selanjutnya Mengeksplorasi lebih dalam faktor-faktor lain yang berhubungan yang belum sempat diteliti melalui penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA Achmadi, U. F. 2014. Kesehatan Masyarakat Teori dan Aplikasi. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada Adi, T. N. 2011. Wanita dan Deteksi Dini Kanker Serviks (Studi Korelasi antara Sikap dan Norma Subjektif dengan Intensi Wanita Dewasa 28

dalam Pemeriksaan Deteksi Dini Kanker Serviks). Acta Diurna, (online), Vol. 7, No. 2, Hal. 15-27. Diakses pada 22 Mei 2017 dari http://komunikasi.unsoed.ac.id/sit es/default/files/wanita%20dan% 20Deteksi%20Dini%20Kanker%2 0Serviks%20- %20Tri%20Nugroho%20Adi.pdf Afiyanti, Y. dan A. Pratiwi. 2016. Seksualitas dan Kesehatan Reproduksi Perempuan. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada Anonim. 2010. Panduan Lengkap Menghadapi Bahaya Kanker Serviks. Online. Diakses pada 01 November 2016 dari http://www.kankerserviks.net/wpcontent/downloads/547375398hg IHGJHGLH848740tiaojaJTAEF9 FAJjoefjj99/eb_pand_ks.php Anonim. 2011. Screening still the best buy for tackling cervical cancer. Online. Diakses pada 28 Oktober 2016 dari http://www.who.int/bulletin/volu mes/89/9/11-030911/en/ Anonim. 2014. JKN Menjamin Pemeriksaan Deteksi Dini Kanker Leher Rahim dan Payudara. Online. Diakses pada 8 Desember 2016 dari http://www.depkes.go.id/article/pr int/2014270003/jkn-menjamin- pemeriksaan-deteksi-dini-kanker- leher-rahim-dan-payudara.html Anonim. 2015 a. Situasi Penyakit Kanker. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI Anonim. 2016 a. Human Papilloma Virus (HPV) and cervical cancer. Online. Diakses pada 28 Oktober 2016 dari http://www.who.int/mediacentre/f actsheets/fs380/en/ Anonim. 2016 b. Cakupan Deteksi Dini kanker Leher Rahim Dengan Metode IVA Dan Kanker Payudara Dengan Pemeriksaan Klinis (CBE) Menurut Kecamatan Dan Puskesmas. Tomohon: Dinas Kesehatan dan Sosial Kota Tomohon. Anonim. 2016 c. Cakupan Deteksi Dini Kanker Leher Rahim Dengan Metode IVA Dan Kanker Payudara Dengan Pemeriksaan Klinis (CBE) Menurut Kecamatan Dan Puskesmas. Minahasa Selatan: Dinas Kesehatan Kabupaten Minahasa Selatan. Gustiana, D., Y. I. Dewi. dan S. Nurchayati. 2014. Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Pencegahan Kanker Serviks Pada Wanita Usia Subur. JOM PSIK, (online), Vol. 1, No. 2, Hal 1-8. Diakses pada 8 Desember 2016 dari jom.unri.ac.id/index.php/jompsi K/article/download/3432/3328 29

Rahma, R. A. dan F. Prabandari. 2012. Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Minat WUS (Wanita Usia Subur) Dalam Melakukan Pemeriksaan IVA (Inspeksi Visual Dengan Pulasan Asam Asetat) Di Desa Pangebatan Kecamatan Karanglewas Kabupaten Banyumas Tahun 2011. Jurnal Ilmiah Kebidanan, (online), Vol. 3, No.1. Hal 1-14. Diakses pada 29 Oktober 2016 dari http://ojs.akbidylpp.ac.id/index.ph p/prada/article/viewfile/10/9 Sukamti, S. Aticeh. dan Maryanah. 2013. Pendidikan Kesehatan Dan Deteksi Dini Kanker Serviks Melalui Inspeksi Visual Asam Asetat. Jurnal Ilmu & Teknologi Ilmu Kesehatan, (online), No.1. Hal 18-23. Diakses pada 21 Mei 2017 dari ejurnal.poltekkesjakarta3.ac.id/in dex.php/jitek/article/view/20/1 5 Sulistiowati, E. dan A. M. Sirait. 2014. Pengetahuan Tentang Faktor Risiko, Perilaku Dan Deteksi Dini Kanker Serviks Dengan Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) Pada Wanita Di Kecamatan Bogor Tengah Kota Bogor. Bul. Penelit. Kesehatan (online), Vol. 42, No. 3, Hal: 193-202. Diakses pada 20 Mei 2017 dari https://media.neliti.com/media/pu blications/20081-idpengetahuan-tentang-faktorrisiko-perilaku-dan-deteksi-dinikanker-serviks-denga.pdf Suyami. 2017. Dampak Dukungan Suami Terhadap Partisipasi Pemeriksaan Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) Pada Ibu Usia Subur Di Puskesmas Trucuk II Klaten. Motorik, (online), Vol. 12, No. 24, Hal. 51-64. Diakses pada 21 Mei 2017 dari http://ejournal.stikesmukla.ac.id/i ndex.php/motor/article/viewfile/2 74/270 Wahidin, M. 2015. Deteksi Dini Kanker Leher Rahim dan Kanker Payudara di Indonesia 2007-2014 dalam Situasi Penyakit Kanker. Jakarta: Kementrian Kesehatan Wahyuningsih, I. R. 2015. Keikutsertaan IVA Test Dilihat Dari Pengetahuan Dan Pendidikan Ibu Di Kelurahan Keden. Prosiding Nasional APIKES-AKBID Citra Media Surakarta, (online), Hal 14-22, ISBN: 9786027386549. Diakses pada 21 Mei 2017 dari http://cfp.apikescm.ac.id/files/isti qomah.pdf 30