BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dicapai pemulihan ekonomi. UMKM sendiri pada dasarnya sebagian besar bersifat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. keberhasilan usaha, termasuk bagi usaha kecil (Megginson et al., 2000).

PENGARUH PERSEPSI DAN PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI TERHADAP KEBERHASILAN PENGUSAHA KECIL. (Studi Kasus pada Pengusaha Tanaman Hias Di Surabaya)

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI BERBASIS TEKNOLOGI PADA USAHA KECIL DAN MENENGAH (UKM) SKRIPSI.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan usaha, termasuk bagi usaha kecil (Megginson et al., 2000).

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

wbab I PENDAHULUAN No Indikator Satuan Tahun 2011 *) TAHUN 2012 **) PERKEMBANGAN TAHUN Jumlah % Jumlah % Jumlah %

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai peran yang sangat sentral dalam pengembangan sistem informasi. Faktor

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pelaku bisnis di Indonesia sebagian besar adalah pelaku usaha mikro, kecil

MAKNA PENERAPAN PENCATATAN KEUANGAN BAGI PELAKU USAHA KECIL MENENGAH (UKM) ; (STUDI KASUS PADA UD. INDAH FURNITURE DI TUBAN) SKRIPSI

KATA PENGANTAR. segala berkat dan rahmat-nya yang dilimpahkan, sehingga penulis dapat

BAB I PENDAHULUAN an dimana terjadi krisis ekonomi. UKM (Usaha Kecil dan Menengah) demikian UKM tidak dapat dipandang sebelah mata.

BAB I PENDAHULUAN. banyak sumber dana dalam membiayai berbagai pengeluaran negara. Pada era Orde

BAB I PENDAHULUAN. satu pilar kekuatan perekonomian suatu daerah. Hal ini disebabkan karena

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SKRIPSI. Diajukan oleh : Irma Dianita /FE/EA. Kepada FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR 2011

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna. Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1. Program Studi Akuntansi.

BAB 1 PENDAHULUAN. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) menjadi salah satu elemen

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator

BAB I PENDAHULUAN. dan atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria usaha mikro. sebagaimana diatur dalam Undang-Undang. Usaha mikro memiliki

BAB I PENDAHULUAN. sangat strategis dan berperan besar terhadap perekonomian Indonesia. Peran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan UMKM di Indonesia dilihat dari tahun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Saat ini, Usaha Kecil dan Menengah (UKM) sedang menjadi sorotan publik di

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1 Perkembangan Data Usaha Mikro, Kecil, Menengah dan Besar (UMKM) tahun No Indikator Satuan.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN. domestik bruto (PBD) serta banyak menyerap tenaga kerja. Peran usaha

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V PENUTUP. Kesimpulan dari penelitian mengenai analisis pengaruh Organizational

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

IMPLEMENTASI PENCATATAN AKUNTANSI PADA USAHA PENGGILINGAN PADI

BAB I PENDAHULUAN. makmur yang merata secara material dan spiritual seperti yang tertuang pada

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang UMKM merupakan unit usaha yang sedang berkembang di Indonesia dan

I. PENDAHULUAN. industrialisasi dan pembangunan industri sebenarnya merupakan satu jalur

PENDAHULUAN (Renstra Kementrian Koperasi dan UMKM ) diketahui jumlah

PENGEMBANGAN MODEL PELATIHAN AKUNTANSI DALAM UPAYA PENINGKATAN KOMPETENSI KEUANGAN PADA PELAKU USAHA MIKRO,KECIL dan MENENGAH (UMKM) DI PONOROGO

BAB I PENDAHULUAN. bersaing dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Negara-negara di ASEAN

BAB II PERAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL A. STRUKTUR PEREKONOMIAN INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam perkembangannya, keberadaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah

Usaha Rakyat (KUR) yang pada tahun 2013 ditargetkan sekitar 20 Triliun. Namun

PENGEMBANGAN EKONOMI MASYARAKAT PEDESAAN MELALUI PENGENALAN AKUNTANSI DI KABUPATEN KEDIRI

BAB 1 PENDAHULUAN. UKM, pengangguran akibat angkatan kerja yang tidak terserap dalam dunia kerja

BAB I PENDAHULUAN. para pemegang sahamnya. Namun dengan kondisi perekonomian pada saat

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah perkembangan pemikiran akuntansi ( accounting thought) dibagi. dalam tiga periode: tahun 4000 SM 1300 M; tahun M,

BAB I PENDAHULUAN. banyaknya jumlah usaha yang ada di negara tersebut, mencerminkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Perkembangan perekonomian nasional yang dihadapi dunia usaha saat ini

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi dunia usaha termasuk Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) saat

BAB I PENDAHULUAN. jumlah asset maksimal 0 sampai Rp 50 juta dan omzet total 0 sampai 300 juta.

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian suatu negara karena mengurangi angka pengangguran dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sektor Usaha Kecil dan Menengah (UKM) memiliki peran penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. (UMKM) memainkan suatu peran yang sangat vital di dalam pembangunan dan

EVALUASI PERTUMBUHAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) DI SURAKARTA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. sehat (Keputusan Presiden RI No. 99 tahun 1998).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan menunjang keberhasilan

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR 2011

BAB I PENDAHULUAN. banyak pengetahuan yang dimiliki oleh stakeholder dari sebuah perusahaan,

BAB I PENDAHULUAN. Koperasi pertama kali muncul di Eropa pada awal abad ke-19. Ketika itu,

I. PENDAHULUAN. negaranya, yaitu sebagai pemicu pertumbuhan ekonomi, inovasi, dan progres

BAB I PENDAHULUAN. para pengusaha kecil tidak memiliki pengetahuan akuntansi, dan banyak diantara mereka

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi pada dasarnya dicerminkan oleh terjadinya

BAB I PENDAHULUAN , , ,35 Menengah B. Usaha Besar

BAB I PENDAHULUAN. rasional, karena pada kenyataannya ratio antara jumlah wajib pajak dengan

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan komunikasi dan manajemen untuk membobilisasi manusia, uang,dan

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi, tidak hanya di negara-negara sedang berkembang, tetapi

Bab 1 Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dengan mendapat gaji untuk memenuhi kebutuhan karyawan tersebut.

I. PENDAHULUAN. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) sering disebut sebagai salah

BAB I PENDAHULUAN. pemasaran atau lazim dikenal dengan istilah marketing telah lama

I PENDAHULUAN. Diakses 17 juli Guritno Kusumo Statistik Usaha Kecil dan Menengah.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 L atar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. keluar untuk mengatasi masalah perekonomian di Indonesia. UMKM di. ditampung sehingga tingkat pengangguran semakin berkurang.

BAB I PENDAHULUAN. (UMKM) telah mendapat perhatian yang relative cukup besar dari pemerintah,

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah) yang terus meningkat. negeri. Untuk menopang perekonomian suatu negara, UMKM memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Berdasarkan data tahun 2017 pada Dinas Koperasi dan hingga triwulan III tahun 2017 jumlah UMKM Binaan terus

BAB I PENDAHULUAN. Sakur, Kajian Faktor-Faktor yang Mendukung Pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah, Spirit Publik, Solo, 2011, hal. 85.

BAB I PENDAHULUAN. pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Keberadaan UMKM sebagai bagian dari seluruh entitas usaha nasional,

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan lahiriyah dan batiniyah saja tetapi juga keseimbangan,

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia. Hai ini mengingat wilayah Indonesia merupakan negara kepulauan

BAB I PENDAHULUAN. nasional telah menunjukkan bahwa kegiatan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah

BAB I PENDAHULUAN. keamanan dan ketertiban negara. Upaya untuk memenuhi pembangunan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menyerap tenaga kerja dalam jumlah yang besar.

BAB I PENDAHULUAN. memiliki potensi yang penting. Keberadaannya yang sebagian besar di daerah

BAB I PENDAHULUAN. dengan struktur dan sistem ekonomi di Indonesia mengingat jenis kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Kriteria Usaha. Kriteria No Uraian. > 300 Juta-2,5 Milyar 3

BAB I PENDAHULUAN. Usaha Menengah sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini. (KSP), UMKM mampu menyerap 99,9 persen tenaga kerja di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan UMKM di Indonesia tidak bisa dipungkiri merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. bidang, termasuk didalamnya adalah pembangunan di bidang ekonomi. Salah satu

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik 2014, pada tahun lalu terdapat 55,2

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan perekonomian di Indonesia yang berdasarkan pada konsep pengembangan perekonomian rakyat banyak didapat dari sektor Usaha Mikro, Kecil Menengah (U MKM). Sektor ini mempunyai peranan penting dalam perekonomian nasional maupun daerah. Data Depkopnas menunjukkan perkembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (U MKM) sangat pesat bila dibandingkan dengan usaha besar yang ada di Indonesia, di mana pada tahun 2010 jumlah Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) sebesar 53.823.732 unit yang mampu menyerap tenaga kerja sebesar 99.401.775 orang, sedangkan usaha besar sebesar 4.838 unit dengan menyerap tenaga kerja sebesar 2.839.711 orang. Selain itu Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) d i Indonesia mempunyai kontribusi terhadap PDB Indonesia sangat besar, yaitu sebesar Rp 1.282.571,8 Milyar, sedangkan untuk usaha besar sebesar Rp 935.375,2 Milyar ( www.depkopnas.go.id). Perbandingan kontribusi PDB antara Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) dengan usaha besar tidak terlalu besar, meskipun jumlah Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) sangat besar bila dibandingkan dengan usaha besar, hal ini dikarenakan tenaga kerja yang digunakan. Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) masih menggun akan tenaga kerja manusia 1

2 dalam memproduksi produknya, sedangkan usaha besar sudah menggunakan mesin, hal ini dapat dilihat total ekspor non migas, di mana Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) sebesar Rp 175.894,9 Milyar, sedangkan usaha besar mencapai Rp 936.825,0 Milyar. Berdasarkan data yang ada pada Departemen Koperasi Nasional, terdapat perbedaan yang besar dalam hal ekspor non migas, oleh karena itu perlu adanya cara bagaimana mengembangkan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (U MKM) pada hakekatnya merupakan tanggungjawab bersama antara pemerintah dan masyarakat, di mana Masalah yang sering dihadapi oleh usaha kecil antara lain mengenai pemasaran produk, teknologi, pengetahuan keuangan, kualitas sumber daya manusia dan permodalan (Arif dan Wibowo, 2004). Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (U MKM) memiliki peranan penting bagi masyarakat. Dengan memupuk UMKM diyakini akan dapat dicapai pemulihan ekonomi. UMKM sendiri pada dasarnya sebagian besar bersifat informal dan karena itu cenderung lebih mudah untuk dimasuki oleh pelaku-pelaku usaha yang baru (Brata, 2003). Kontribusi pelaku UMKM terhadap perekonomian Indonesia sangat berperan. Sebuah potensi yang sangat besar apabila kesadaran akan perlunya pencatatan keuangan UMKM yang baik dan benar dapat ditumbuhkan di kalangan UMKM. Selain dapat meningkatkan kinerja usahanya, juga menjadi

3 awal yang baik bila UMKM bermaksud mengajukan dana ke perbankan dan sumber pendanaan lainnya. Pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) masih identik dengan kurangnya kesadaran untuk menjalankan pembukuan dengan baik dalam dunia bisnis. Dengan kurangnya pengetahuan dalam pembukuan, otomatis menghambat mereka menjalankan kegiatan pembukuan keuangan. Salah satu permasalahan mendasar yang dihadapi usaha kecil adalah pengelolaan keuangan karena pada umumnya pengelolaan keuangan usaha kecil belum teradministrasi dengan baik di mana pengelolaan keuangan belum dipisahkan antara keperluan usaha dan keperluan pribadi (rumah tangga). Sementara minimnya pengetahuan pebisnis UMKM dalam pembukuan juga seringkali tidak disertai dengan pemenuhan sumberdaya untuk menjalankan kegiatan akuntansi bisnis (Lisa, 2010). Kewajiban penyelenggaraan pencatatan akuntansi yang baik bagi usaha kecil sebenarnya telah tersirat dalam Undang-Undang Usaha Kecil No. 20 tahun 2008. Salah seorang manajer klinik usaha kecil dan koperasi Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), menyatakan bahwa para pengusaha kecil tidak memiliki pengetahuan akuntansi dan banyak diantara mereka yang belum memahami pentingnya pencatatan dan pembukuan bagi kelangsungan usaha. Pengusaha kecil memandang bahwa proses akuntansi tidak terlalu penting untuk diterapkan (Idrus, 2000 dalam Pinasti, 2007). Informasi akuntansi mempunyai pengaruh sangat penting dalam pencapaian keberhasilan usaha, termasuk bagi usaha kecil,

4 kebanyakan pengusaha kecil di Indonesia tidak memiliki pengetahuan akuntansi dan diantara mereka juga belum memahami pentingnya pencatatan keuangan dan pembukuan bagi kelangsungan usaha. Pengusaha kecil memandang bahwa proses akuntansi tidak terlalu penting untuk diterapkan. Menurut Megginson (2000) dalam Pinasti (2007) informasi akuntansi mempunyai pengaruh yang sangat penting bagi pencapaian keberhasilan usaha, termasuk usaha kecil. Informasi akuntansi yang berupa laporan keuangan dapat menjadi modal dasar bagi UMKM untuk pengambilan keputusan-keputusan dalam pengelolaan usaha kecil, antara lain keputusan pengembangan pasar, pengembangan harga, dan lain-lain. Kesadaran akan pentingnya pembukuan justru sering timbul ketika mereka harus berhadapan dengan institusi atau pihak lain yang mensyaratkan adanya laporan keuangan atau istilah modernnya akuntansi, untuk kegiatan tertentu. Misalnya, untuk kepentingan meminjam modal ke bank. Salah seorang manajer klinik usaha kecil dan koperasi Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), (Idrus, 2000 dalam Pinasti, 2007), menyatakan bahwa para pengusaha kecil tidak memiliki pengetahuan akuntansi, dan banyak diantara mereka yang belum memahami pentingnya pencatatan dan pembukuan bagi kelangsungan usaha. Umumnya pemilik UMKM beranggapan bahwa perencanaan dan pengembangan strategi bisnis adalah tidak perlu. Teknologi seperti terlihat sebagai suatu investasi uang dan waktu yang mahal

5 dan tak terjangkau, tetapi memilih alat yang tepat akan membuat bisnis menjadi lebih mudah daripada sebelumnya. Menyadari situasi dan kondisi tersebut di atas, maka diperlukan sebuah inovasi teknologi baru agar para pelaku UMKM yang sebagian dari mereka belum mengerti pencatatan akuntansi, menjadi mengerti dan mudah menerapkannya. Meskipun demikian, menurut Kusumawijaya dan Astuti (2012) bahwa aspek sumberdaya manusia terutama knowledge management memiliki peran penting untuk mendukung perkembangan UMKM. Karakteristik pengusaha juga diidentifikasikan memiliki keterkaitan dengan evaluasi kebutuhan pelaporan keuangan. Karakteristik pengusaha tersebut diantaranya usia pengusaha. Usia menjelaskan kedewasaan dalam menjalankan usaha sehingga semakin dewasa usia yang diikuti kedewasaan berpikir menyebabkan pengusaha memiliki evaluasi terhadap perlunya kebutuhan pelaporan keuangan. Tingkat pendidikan pengusaha juga dinilai memiliki hubungan dengan kebutuhan pelaporan keuangan karena dengan pendidikan yang semakin tinggi menyebabkan pengusaha mampu melakukan evaluasi kritis mengenai keperluan kebutuhan pelaporan keuangan. Lama usaha juga menyebabkan kedewasaan dalam pengembangan usaha dan pemahaman terhadap berbagai kendala laporan keuangan. Untuk itu, lama usaha dinilai memiliki hubungan dengan kebutuhan pelaporan keuangan. Jumlah karyawan dan omset usaha menggambarkan tingkat kerumitan dalam pengelolaan usaha. Karyawan yang semakin

6 banyak dan omset yang semakin besar menyebabkan menyebabkan semakin rumitnya pengelolaan usaha sehingga menilai penting kebutuhan pelaporan keuangan. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan hasil survei pada Usaha Mikro Kerajinan Pilar dan Pot di Ngadiluwih Kediri, mendapatkan temuan bahwa tidak semua pengusaha Usaha Mikro memiliki latar belakang demografis yang sama, seperti usia, pendidikan, lama berusaha, jumlah karyawan dan omzet dan tidak semua pengusaha Usaha Mikro memahami pentingnya pencatatan keuangan. maka perumusan masalah yang dapat diajukan dalam penelitian ini yaitu: Apakah terdapat hubungan antara karakteristik demografis dan kebutuhan pelaporan keuangan pada Usaha Mikro di Ngadiluwih Kediri (Studi deskriptif pada Usaha Mikro kerajinan Pilar dan Pot di Desa Ngadiluwih, Kediri)? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan dari latar belakang dan perumusan masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini, yaitu: Untuk mendeskripsikan ada tidaknya hubungan antara karakteristik demografis dan kebutuhan pelaporan keuangan pada Usaha Mikro kerajinan Pilar dan Pot di Desa Ngadiluwih, Kediri

7 1.4 Manfaat Penelitian Dari penelitian ini diharapkan agar pihak-pihak yang berkepentingan dapat mengambil manfaat antara lain: 1. Bagi Praktisi Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi peneliti untuk mengetahui lebih dalam tentang pentingnya informasi akuntansi keuangan bagi pengembangan UMKM. Diharapkan juga dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan kebijaksanaan khususnya dalam hal pembinaan akuntansi pada pengusaha kecil dan sebagai sumbangan pemikiran dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi oleh perusahaan berkaitan dengan arus informasi keuangan guna menunjang kelangsungan hidup UMKM. 2. Bagi Akademis Sebagai tambahan informasi bagi perpustakaan, bahan referensi dan bahan masukan bagi penelitian lebih lanjut, yang berhubungan dengan masalah yang ada.

8 1.5 Sistematika Skripsi Sistematika penulisan skripsi ini disajikan dalam Lima bab yaitu sebagai berikut : BAB 1: PENDAHULUAN Pada bab pertama akan dijelaskan tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penenlitian dan sistematika penulisan. BAB 2: TINJAUAN PUSTAKA Bab kedua akan dijelaskan tentang landasan teori yang diambil dari literatur-literatur terkait dengan penelitian terdahulu, teori yang akan dibahas, pengembangan Hipotesis dan rerangka berpikir. BAB 3: METODE PENELITIAN Pada bab ketiga akan dikemukakan desain penelitian, jenis dan sumber data, instrument penelitian, metode pengumpulan data, populasi, sampel dan teknik pengambilan sampel, uji validitas dan reliabilitas, dan teknik analisis data. BAB 4: PEMBAHASAN Pada bab keempat diuraikan deskripsi objek penelitian, hasil uji validitas dan reliabilitas, statistik deskriptif dan pengolahan data dan hasil dari pengolahan data serta jawaban atas analisis. BAB 5: SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN Pada bab terakhir akan diberikan kesimpulan hasil penelitian, keterbatasan dan saran.