BAB I PENDAHULUAN. sebagai alat pengangkut dan alat penyimpanan (Heri Warsito, Rindiani 2015).

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. fosfor, besi atau mineral lain. Protein disusun dari 23 atau lebih unit yang

BAB I PENDAHULUAN. kecukupan gizi. Unsur gizi yang dibutuhkan manusia antara lain: protein, lemak,

BAB I PENDAHULUAN. Protein adalah suatu zat gizi yang sangat penting bagi tubuh karena

PROFIL PROTEIN DAGING KAMBING, KERBAU DAN SAPI YANG DIRENDAM LARUTAN JAHE BERBASIS SDS-PAGE

UJI KADAR PROTEIN DAN ORGANOLEPTIK DAGING SAPI REBUS YANG DILUNAKKAN DENGAN SARI BUAH NANAS (Ananas comosus) NASKAH PUBLIKASI

merupakan komponen terbesar dari semua sel hidup. Protein dalam tubuh pembangun, dan zat pengatur dalam tubuh (Diana, 2009). Protein sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. susunan asam-asam amino yang lengkap (Fitri, 2007). Produksi telur yang tinggi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berupa protein yang mengandung susunan asam amino yang lengkap. Daging

kabar yang menyebutkan bahwa seringkali ditemukan bakso daging sapi yang permasalahan ini adalah berinovasi dengan bakso itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Daging merupakan makanan yang kaya akan protein, mineral, vitamin, lemak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

b. Bahan pangan hewani bersifat lunak dan lembek sehingga mudah terpenetrasi oleh faktor tekanan dari luar.

TELUR ASIN PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. pertumbuhan tubuh dan kesehatan manusia. Kebutuhan protein hewani semakin

KIAT-KIAT MEMILIH DAGING SEHAT Oleh : Bidang Keswan-Kesmavet, Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat (disadur dari berbagai macam sumber)

I PENDAHULUAN. dapat diperoleh di pasar atau di toko-toko yang menjual bahan pangan. Abon dapat

Karakteristik mutu daging

Pengertian Bahan Pangan Hewani Dan Nabati Dan Pengolahannya

I. PENDAHULUAN. ekonomi, perubahan pola hidup, peningkatan kesadaran gizi, dan perbaikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dari telur (Watson, 2002;Aryulina, 2004). Telur mempunyai cangkang, selaput cangkang, putih telur (albumin) dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kambing Kacang yang lebih banyak sehingga ciri-ciri kambing ini lebih menyerupai

BAB I PENDAHULUAN. tampilan dan teksturnya mirip dengan tahu yang berwarna putih bersih

BAB I PENDAHULUAN. Protein (KEP). KEP merupakan suatu keadaan seseorang yang kurang gizi

Tanya Jawab Seputar DAGING AYAM SUMBER MAKANAN BERGIZI

II. TINJAUAN PUSTAKA. Beras analog merupakan beras tiruan yang terbuat dari tepung lokal non-beras.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Zat gizi dalam makanan yang telah dikenal adalah karbohidrat, lemak,

BAB I PENDAHULUAN. Kandungan gizi pada ikan adalah protein, lemak, vitamin-vitamin, mineral,

BAB I PENDAHULUAN. Protein (KEP). KEP merupakan suatu keadaan seseorang yang kurang gizi

PERBEDAAN KANDUNGAN PROTEIN, ZAT BESI DAN DAYA TERIMA PADA. PEMBUATAN BAKSO DENGAN PERBANDINGAN JAMUR TIRAM (Pleurotus

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas, sehingga mampu

I. PENDAHULUAN. protein yang lebih baik bagi tubuh dibandingkan sumber protein nabati karena mengandung

BAB I PENDAHULUAN. occidentale L.) seluas ha, tersebar di propinsi Sulawesi. Tenggara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Timur,

Mutiara Nugraheni

BAB 1 PENDAHULUAN. menggunakan air panas. Susu kedelai berwarna putih seperti susu sapi dan

Buletin Peternakan Edisi IV 2017 Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Prov. Sulawesi Selatan

SUSU. b. Sifat Fisik Susu Sifat fisik susu meliputi warna, bau, rasa, berat jenis, titik didih, titik beku, dan kekentalannya.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Upaya mengurangi ketergantungan konsumsi beras masyarakat Indonesia adalah

BAB I PENDAHULUAN. lainnya, karena jenis tersebut yang paling banyak di tangkap dan di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kebutuhan protein, karena daging mengandung protein yang bermutu tinggi, yang

I PENDAHULUAN. protein berkisar antara 20% sampai 30%. Kacang-kacangan selain sumber protein

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

PENDAHULUAN. Daging ayam merupakan daging yang paling banyak dikonsumsi masyarakat

Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil Ternak, Agustus 2011, Hal Vol. 6, No. 2 ISSN :

BAB I KLARIFIKASI HASIL PERTANIAN

Mengenal Marinasi. Oleh Elvira Syamsir (Tulisan asli didalam Kulinologi Indonesia)

Berikut tips mengenali dan memilih pangan yang berasal dari hewan yang memenuhi kriteria Aman, Sehat, Utuh dan Halal (ASUH).

BAB I PENDAHULUAN. Protein adalah salah satu zat gizi makro memiliki fungsi di dalam tubuh

PENGEMPUKAN DAGING SAPI DAN AYAM KAMPUNG MENGGUNAKAN EKSTRAK JAHE (Zingiber Officinale Roscoe) DIBANDINGKAN DENGAN GETAH PEPAYA (Carica Papaya)

TELUR ASIN 1. PENDAHULUAN

UJI KANDUNGAN KARBOHIDRAT PADA PEMBUATAN KECAP DENGAN PENAMBAHAN AIR KELAPA PADA BERBAGAI KONSENTRASI

TINJAUAN PUSTAKA. Kerbau adalah hewan tergolong memamah biak subkeluarga bovinae dan

I. PENDAHULUAN. Budaya mengkonsumsi daging sudah menyebar di sebagian besar. masyarakat dunia. Kalau tidak ada daging mungkin dirasa kurang lengkap

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tergantung orang tua. Pengalaman-pengalaman baru di sekolah. dimasa yang akan datang (Budianto, 2009).

I PENDAHULUAN. Pada pendahuluan menjelaskan mengenai (1) Latar Belakang, (2)

Prinsip-prinsip Penanganan dan Pengolahan Bahan Agroindustri

PENDAHULUAN. Sebagian besar masyarakat Indonesia menyukai daging ayam karena. Sebagai sumber pangan, daging ayam mempunyai beberapa kelebihan lainnya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PAPER BIOKIMIA PANGAN

BAB 1 PENDAHULUAN. disukai oleh masyarakat mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, hingga

BAB I PENDAHULUAN. pada 2002, konsumsi kalsium di kalangan masyarakat baru mencapai rata-rata

I PENDAHULUAN. Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Peneltian.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tempe merupakan makanan khas Indonesia yang cukup populer dan

I PENDAHULUAN. dikonsumsi khususnya anak anak dalam periode pertumbuhan agar tumbuh

BAB I PENDAHULUAN. Turi (Sesbania grandiflora) merupakan tanaman asli Indonesia,yang

BAB I PENDAHULUAN. produk-produk fermentasi. Proses fermentasi mampu meningkatkan nilai gizi

I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas mengenai: (1.1) Latar Belakang Penelitian, (1.2)

BAB I PENDAHULUAN. mamalia seperti sapi, kambing, unta, maupun hewan menyusui lainnya.

II. TINJAUAN PUSTAKA. alot (Chang et al., 2005). Daging itik mempunyai kandungan lemak dan protein lebih

BAB I PENDAHULUAN. pangan adalah mencegah atau mengendalikan pembusukan, dimana. tidak semua masyarakat melakukan proses pengawetan dengan baik dan

BAB I PENDAHULUAN. untuk hidup bukan hidup untuk makan. Hal ini dimaksudkan agar dapat menjaga

Penggolongan minyak. Minyak mineral Minyak yang bisa dimakan Minyak atsiri

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Daging sapi didefinisikan sebagai semua jaringan hewan dan semua produk

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia diantaranya adalah tempe, keju, kefir, nata, yoghurt, dan lainlain.

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan adalah produk fermentasi berbasis susu. Menurut Bahar (2008 :

BAB I PENDAHULUAN. permintaan bahan pangan yang mempunyai nilai gizi tinggi meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkat menuntut produksi lebih dan menjangkau banyak konsumen di. sehat, utuh dan halal saat dikonsumsi (Cicilia, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat, baik perkotaan maupun di pedesaan. Anak-anak dari berbagai

BAB I PENDAHULUAN. vitamin dan mineral, sayuran juga menambah ragam, rasa, warna dan tekstur

PENDAHULUAN. dikonsumsi oleh manusia dan termasuk salah satu bahan pangan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. macam belimbing yaitu belimbing manis (Averrhoa carambola) dan

BAB I PENDAHULUAN. campuran Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophilus. Berbagai

PENDAHULUAN. LatarBelakang. Menurut data Ditjennak (2012) pada tahun 2012 pemotongan tercatat

BAB I PENDAHULUAN. menyerang hewan jenis unggas. Ascaridia galli merupakan cacing parasit yang

BAB I PENDAHULUAN. asli Indonesia. Daerah asalnya adalah India dan Afrika Tengah. Tanaman ini

BAB I PENDAHULUAN. misalnya sebagai lauk pauk, hal ini karena rasanya yang enak dan memiliki nilai. pangan juga tidak jauh berbeda (Hadiwiyoto, 1993).

Media Kultur. Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. pertambahan penduduk, perkembangan ekonomi, perubahan gaya hidup serta kesadaran

4. HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Kadar Air (%) Tempe Dengan Penambahan Tepung Belut dan Variasi Konsentrasi Usar Tempe

KOMPOSISI PAKAN DAN TUBUH HEWAN

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan salah satu tanaman yang cukup penting di Indonesia, yang

TINJAUAN PUSTAKA. Susu segar menurut Dewan Standardisasi Nasional (1998) dalam Standar

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan diperlukan dalam kehidupan manusia untuk memberikan bekal

INOVASI PEMBUATAN SUSU KEDELE TANPA RASA LANGU

BAB I PENDAHULUAN. lengkap dan telah dikonsumsi oleh seluruh lapisan masyarakat. Susu dapat

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk dan tingkat kebutuhan gizi

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ikan merupakan salah satu hasil kekayaan alam yang banyak digemari oleh masyarakat Indonesia untuk dijadikan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Protein merupakan suatu zat makanan yang sangat penting bagi tubuh, karena zat ini berfungsi sebagai sumber energi, zat pembangun, zat pengatur, sebagai alat pengangkut dan alat penyimpanan (Heri Warsito, Rindiani 2015). Protein tersusun atas asam-asam alfa amino yang mengandung unsur karbon, oksigen, hidrogen dan nitrogen (Hartono 2006). Protein terdiri atas protein nabati dan protein hewani. Protein nabati yaitu protein yang berasal dari tanaman berupa kacang-kacangan, sedangkan protein hewani yaitu protein yang berasal dari hewan berupa daging, seperti daging kambing, daging domba, daging kerbau dan daging sapi (Sumardjo 2006). Daging merupakan salah satu bahan pangan yang memiliki nilai gizi berupa protein yang tinggi dan mengandung susunan asam amino yang lengkap dan seimbang. Bahan pangan ini juga mengandung vitamin B kompleks (niasin, riboflavin dan tiamin), mineral kalsium, fosfor, dan besi (Heri Warsito, Rindiani 2015). Daging yang layak dikonsumsi adalah daging dengan ciri-ciri warna merah cerah, tidak berbau amis, tidak menyengat, tidak berbau asam, permukaan daging lembab (tidak kering dan tidak basah), permukaan daging bersih dan tidak ada darah (BPMSPH 2016). Daging yang layak dikonsumsi dapat dinilai dari keempukan atau kelunakan daging. Keempukan daging merupakan faktor yang mempengaruhi tingkat ketertarikan konsumen terhadap daging yang ditentukan oleh adanya jaringan ikat dan jaringan lemak intramuskuler yang terdapat di 1

2 dalam daging (Belk et al. 2001). Tingkat keempukan daging dipengaruhi oleh struktur jaringan ikat pada daging. Daging dari hewan yang sudah tua memiliki protein jaringan ikat yang jumlahnya semakin banyak, sehingga daging tersebut akan bersifat alot atau liat. Daging dari hewan yang lebih muda memiliki jaringan ikat yang labil terhadap panas, sehingga ketika dimasak jaringan ikat tersebut mudah putus dan menghasilkan daging yang empuk (Yati Setiati, Ridawati 2013). Proses pematangan daging dengan panas (pemasakan) sangat bermanfaat untuk membunuh mikroba dan meningkatkan cita rasa. Daging yang akan diolah terkadang membutuhkan waktu yang cukup lama sampai menjadi empuk. Keempukan atau kelunakan daging dipengaruhi oleh faktor genetik, namun berbagai perlakuan terhadap ternak sebelum dan sesudah disembelih merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap keempukan daging. Bahan-bahan alami banyak digunakan sebagai pengempuk daging yang dapat mempercepat proses pengempukan seperti kulit nanas, getah pepaya, daun pepaya, buah pepaya, dan jahe (Heri Warsito, Rindiani 2015). Jahe (Zingiber Officinale Roscoe) merupakan tanaman rempah yang dimanfaatkan sebagai minuman atau campuran pada bahan pangan. Jahe banyak dicari karena memiliki kelebihan dalam hal kesehatan, kesegaran, dan campuran untuk membuat masakan (Hesti Dwi Setyaningrum 2015). Pada tahun 1973, Thompson et al. menemukan adanya enzim proteolitik pada jahe yang kemudian disebut dengan zingibain. Enzim proteolitik atau protease adalah enzim yang dapat menguraikan protein menjadi asam amino sehingga bisa melunakkan daging (Kurniawan 2014). Jahe juga mengandung minyak atsiri, zingiberena (zingirona),

3 zingiberol, bisabolena, kurkumen, gingerol, filandrena dan resin pahit (Agromedia 2008). Penelitian tentang enzim protease pada jahe telah banyak dilakukan. Komariah et al. (2004) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa penambahan Jahe hingga 8% pada daging sapi akan meningkatkan keempukan daging. He et al. (2015) juga melakukan penelitian tentang efek ekstrak jahe dan asam sitrat terhadap keempukan otot dada pada bebek. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa ekstrak jahe memiliki efek mengempukkan otot dada pada bebek. Analisis profil protein daging dilakukan dengan pemisahan protein menjadi molekul yang lebih sederhana dengan menggunakan teknik elektroforesis SDS-PAGE, selanjutnya dilakukan pengukuran jarak perpindahan (Rf) untuk mengidentifikasi profil protein pada masing-masing sampel (Sandra Hermanto 2009). Elektroforesis adalah suatu teknik pemisahan molekul selular berdasarkan ukurannya dengan menggunakan medan listrik yang dialirkan pada suatu medium yang mengandung sampel. Elektroforesis protein dibuat menggunakan gel poliakrilamid dengan menambahkan sodium dodecyl sulphate (SDS) yang merupakan senyawa untuk memisahkan protein menjadi sub unitnya. Metode elektroforesis ini disebut Sodium Dodecyl Sulphate Polyacrylamid Gel Electrophoresis atau SDS-PAGE (Yuwono 2008). 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: Bagaimana profil protein pada daging kambing, kerbau dan sapi yang direndam larutan jahe berbasis SDS-PAGE?

4 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Menganalisis profil protein pada daging kambing, kerbau dan sapi sebelum dan sesudah direndam dengan larutan jahe konsentrasi 4% v/v, 6% v/v, 8% v/v dan 10% v/v selama 30 menit dengan metode SDS-PAGE. 1.3.2 Tujuan Khusus a. Menganalisis profil protein pada daging kambing sebelum dan sesudah b. Menganalisis profil protein pada daging kerbau sebelum dan sesudah c. Menganalisis profil protein pada daging sapi sebelum dan sesudah 1.4 Manfaat Penelitian Sebagai tambahan informasi bagi masyarakat tentang cara pengolahan daging agar cepat empuk dengan menggunakan larutan jahe serta menganalisis protein pada daging yang direndam larutan jahe.

5 1.5 Originalitas Penelitian Tabel 1. Originalitas Penelitian Nama No. Peneliti/Penerbit 1. Komariah, I. I. Arief, & Y. Wiguna. Institut Pertanian Bogor, 2004. 2. Fu-Yi He, Hyun- Wook Kim, Ko-Eun Hwang, Dong-Heon Song, Yong-Jae Kim, Youn-Kyung Ham, Si-Young Kim, In- Jun Yeo, Tae-Jun Jung, and Cheon-Jei Kim. Konkuk University, 2015. Judul Kualitas Fisik dan Mikroba Daging Sapi yang Ditambah Jahe (Zingiber officinale Roscoe) pada Konsentrasi dan Lama Penyimpanan yang Berbeda Effect of Ginger Extract and Citric Acid on the Tenderness of Duck Breast Muscles Hasil Penambahan jahe (Zingiber officinale Roscoe) hingga 8% pada daging sapi akan meningkatkan keempukan daging. Ekstrak jahe memiliki efek mengempukkan otot dada pada bebek. penelitian ini dilakukan dengan metode SDS-PAGE. Berdasarkan data originalitas penelitian diatas, tampak perbedaan penelitian yang telah dilakukan peneliti. Penelitian yang telah dilakukan Komariah et al. (2004) yaitu pengujian daya simpan daging setelah penambahan jahe sedangkan penelitian Fu yi-he et al. (2015) yaitu pengujian ekstrak jahe terhadap otot dada pada bebek dengan metode SDS-PAGE. Perbedaan penelitian yang akan dilakukan adalah mengidentifikasi protein daging kambing, daging kerbau dan daging sapi yang telah direndam larutan jahe dengan metode SDS- PAGE.