ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV A PADA PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL SCRAMBLE DI SDN 03 KOTO PULAI PESISIR SELATAN Oleh: RINDA ZURYUNITA NPM. 1210013411115 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS BUNG HATTA PADANG 2016
PERSETUJUAN ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV A PADA PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL SCRAMBLE DI SDN 03 KOTO PULAI PESISIR SELATAN Disusun Oleh: RINDA ZURYUNITA NPM.1210013411115 Telah disetujui oleh Dosen Pembimbing Skripsi Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Sebagai Syarat Mengeluarkan Nilai Tugas Akhir Skripsi Padang, Juni 2016 Pembimbing I Pembimbing II Drs. H. Yusrizal, M.Si. Yulfia Nora, S.Pd., M.Pd.
PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV A PADA PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL SCRAMBLE DI SDN 03 KOTO PULAI PESISIR SELATAN Rinda Zuryunita¹ ), Yusrizal 3), Yulfia Nora 2) 1) Mahasiswa program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar 2) Dosen program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar 3) Dosen Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta E-mail : rinda_zuryunita@yahoo.co.id Abstract This research is motivated by the low learning outcomes IPS A fourth grade students of SDN 03 Koto Pulai South Shore. The purpose of this study was to describe the increase in the capability of understanding (C2) and the ability to respond to the subject matter (A2) A fourth grade students in social studies learning through models scramble at SDN 03 Koto Pulai South Shore. This type of research is the Classroom Action Research (PTK) is conducted in two cycles, each cycle consisting of two meetings. The instrument used was the assessment sheet affective student learning outcomes, teacher activity sheet and final test cycle. Based on research results improving student learning outcomes in the cognitive aspects of the first cycle obtained by the average value of 37.45, with a completeness 35% and increased in the second cycle the average value of 61.65, with a 60% completeness. While improving student learning outcomes affective domain is the ability of grade IV A in response to aspects of the subject matter of discipline and responsibility in the first cycle is the average value of 63.43, with a completeness 40% increase in cycle II, the average value of 81.25, with 80% completeness. It can be concluded IPS learning using scramble models can improve student learning outcomes. Researchers recommended that the application of the model scramble, teachers should be able to adjust to the specified time and are able to control the students, so that students focus when learning. Keywords: Learning Outcomes, IPS, Scramble
Pendahuluan Pendidikan merupakan kebutuhan utama yang harus dimiliki oleh setiap manusia. Pendidikan dapat menentukan kemajuan suatu bangsa. Pendidikan akan mengubah siswa ke arah yang lebih baik, seperti membentuk kepribadian. keterampilan, dan perkembangan intelektual siswa. Berdasarkan hasil observasi tanggal 21 November 2015 pada pembelajaran IPS di kelas IV A SDN 03 Koto Pulai Pesisir Selatan. Disimpulkan bahwa guru menggunakan metode ceramah, ketika guru memberikan latihan kepada siswa masih banyak siswa yang belum tepat waktu mengumpulkan latihan dan banyak jawaban yang kurang tepat. Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Japrison (guru kelas IV A) diketahui bahwa rendahnya kemampuan siswa kelas IV A dalam merespon materi pelajaran dari aspek disiplin dan tanggung jawab (A2) dalam belajar pada pembelajaran IPS dari 20 siswa 40% (8 orang) siswa yang mendapat nilai di atas 70, dan 60% (12 orang) siswa yang mendapatkan nilai dibawah 70. KKM untuk hasil belajar afektif adalah 70. Sedangkan hasil belajar kognitif tingkat pemahaman (C2) pada pembelajaran IPS siswa masih rendah, terlihat hasil Ulangan Harian (UH) I semester dua, 30% (6 orang) yang mendapat nilai diatas KKM, dimana KKM hasil belajar kognitif adalah 60. Hal ini terjadi karena ketidaktahuan siswa dengan tujuan pembelajaran dan kurang tertarik dengan apa yang disampaikan guru. Hasil belajar merupakan tolak ukur yang digunakan untuk menentukan tingkat keberhasilan siswa dalam memahami materi dalam pembelajaran. Menurut Susanto (2012:5), hasil belajar yaitu perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif dan psikomotor sebagai hasil dari kegiatan belajar. Dalam meningkatkan hasil belajar yang diperoleh siswa, guru diharapkan dapat menerapkan model pembelajaran yang baik. Berdasarkan masalah di atas, maka peneliti berminat untuk melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas IV A pada Pembelajaran IPS melalui Model Scramble di SDN 03 Koto Pulai Pesisir Selatan. Menurut Istarani (2012:184), model scramble adalah menyajikan materi ajar melalui pengajuan pertanyaan atau pernyataan yang kurang lengkap sehingga peserta belajar diserukan untuk
melengkapi pernyataan tersebut merupakan aplikasi dari penggunaan model pembelajaran scramble. Selanjutnya menurut Rober B. Taylor ( dalam Huda 2014:303), scramble merupakan salah satu metode pembelajaran yang dapat meningkatkan konsentrasi dan kecepatan berfikir siswa. Metode ini mengharuskan siswa untuk menggabungkan otak kanan dan otak kiri. Dalam metode ini mereka tidak hanya diminta untuk menjawab soal, tetapi juga menerka dengan cepat jawaban soal yang sudah tersedia namun masih dalam kondisi acak. Jadi, dalam penggunaan model scramble ada dua hal komponen yang sangat penting yaitu pertama, petanyaan atau pernyataan yang kurang lengkap, dan kedua adalah menyiapkan kata-kata atau kalimat yang dapat melengkapi pernyataan atau pertanyaan tersebut sehingga sempurna. Berdasarkan uraian permasalahan di atas, Tujuan penelitian ini adalah 1) untuk mendeskripsikan peningkatan pemahaman (C2) siswa kelas IV A pada pembelajaran IPS melalui model scramble di SDN 03 Koto Pulai Pesisir Selatan, 2) untuk mendeskripsikan peningkatan kemampuan siswa kelas IV A dalam merespon materi pelajaran dari aspek disiplin dan tanggung jawab (A2) pada pembelajaran IPS melalui model scramble di SDN 03 Koto Pulai Pesisir Selatan. Metodologi Penelitian Jenis penelitian yang digunakan penelitian adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Arikunto, dkk (2012:3) penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Penelitian ini dilakukan di SDN 03 Koto Pulai Pesisir Selatan, pada tahun ajaran 2015/2016 dengan jumlah siswa 20 orang diantaranya 12 orang laki-laki dan 8 orang perempuan pada mata pelajaran IPS. Penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2015/2016, dilakukan dua siklus. siklus I dilaksanakan pada tanggal 5 Maret 2016, 8 Maret 2016 dan 12 Maret 2016 sedangkan siklus II dilaksanakan pada tanggal 15 Maret 2016, 19 Maret 2016 dan 29 Maret 2016. Penelitian ini dilakukan dengan mengacu pada desain PTK yang dirumuskan Arikunto, dkk (2012:16) yang terdiri dari empat komponen, yaitu (1) perencanaan (planning), (2) tindakan (action), (3) pengamatan (observation), (4) refleksi (reflection).
Indikator keberhasilan hasil belajar yang peneliti tingkatkan mengacu pada standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan oleh sekolah yaitu KKM untuk hasil belajar kognitif pada mata pelajaran IPS adalah 60, sedangkan KKM untuk hasil belajar afektif adalah 70 dan indikator keberhasilan hasil belajar siswa yaitu 60% atau lebih. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa instrument penelitian untuk mengumpulkan data: 1. Lembar Observasi Aktivitas Guru, Lembar observasi ini digunakan untuk mengetahui kesesuaian tindakan yang dilakukan oleh guru dengan perencanaan yang telah disusun sebelumnya. 2. Lembar Observasi Penilaian Hasil Belajar Aspek Afektif Siswa, Observasi yang dilakukan terhadap siswa yaitu ketika pembelajaran berlangsung yang dapat memberikan data tentang hasil belajar afektif siswa tingkat A2 (respon) yaitu disiplin dan tanggung jawab siswa dalam proses pembelajaran. 3. Lembar Tes, Hasil belajar dapat dilihat melalui tes yang diberikan kepada siswa. 4. Catatan lapangan, Catatan lapangan digunakan untuk mendokumentasikan kejadian-kejadian selama pembelajaran. 5. Kamera, Kamera digunakan untuk memperoleh data lapangan, khususnya tentang kondisi dan situasi dalam proses pelaksanaan pembelajaran IPS dengan menggunakan model scramble di SDN 03 Koto Pulai Pesisir Selatan. Teknik analisis data yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah analisis lembar observasi aktivitas guru, teknik analisis data hasil belajar siswa aspek kognitif dan afektif. Hasil Penelitian dan Pembahasan Dalam penelitian ini dilakukan 2 siklus. Siklus I pada penelitian ini dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 05 Maret 2016 dan hari Selasa tanggal 08 Maret 2016, tes akhir siklus I dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 12 Maret 2016. Sedangkan siklus II dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 15 Maret 2016 dan hari Sabtu tanggal 19 Maret 2016, tes akhir siklus II dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 29 Maret 2016. Hasil data penelitian ini berupa peningkatan hasil belajar kognitif tingkat pemahaman (C2) siswa dan afektif aspek disiplin dan tanggung jawab (A2) siswa pada pembelajaran IPS. Penelitian ini berbentuk penelitian tindakan kelas yang bekerjasama dengan guru kelas.
1. Deskripsi Kegiatan Pembelajaran Siklus I 1) Data Hasil Observasi Kegiatan Guru Tabel 1: Persentase Kegiatan Guru Pada Pembelajaran IPS Melalui Model Scramble Pada Siklus I. Pertemuan Jumlah Skor yang Didapat Persentas e Kategori I 11 73,33% Cukup II 12 80% Baik Rata-rata Persentase 76,66% Baik Berdasarkan Tabel 1, diketahui bahwa persentase kegiatan guru berdasarkan RPP dalam mengelola pembelajaran memiliki rata-rata 76,66%. Hal ini Dapat dikatakan bahwa kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru dengan menggunakan model scramble sudah memiliki kategori baik dalam pembelajaran IPS. 2) Data Hasil Belajar Afektif (Disiplin dan Tanggung Jawab) Siswa Tabel 2: Persentase Hasil Belajar Ranah Afektif (Disiplin dan Tanggung Jawab) Siswa Siklus I N o Uraian Jumlah Persen tase 1 Siswa yang hadir 19 siswa 95% pertemuan 1 2 Siswa yang hadir 20 siswa 100% pertemuan 2 3 Siswa yang tuntas 8 siswa 40% 4 Siswa yang belum tuntas 12 siswa 60% Rata-rata 63,43 Nilai tertinggi 87,5 Nilai terendah 43,75 KKM 70 Berdasarkan tabel 2, dapat dijelaskan bahwa pada proses pembelajaran IPS dengan menggunakan model scramble, hasil belajar ranah afektif (disiplin dan tanggung jawab) (A2) pada siklus I jumlah siswa yang tuntas 8 orang siswa (40%), dan siswa yang belum tuntas 12 orang siswa (60%). Rata-rata secara keseluruhan adalah 63,43, dari data yang tersedia di atas hasil belajar ranah afektif (disiplin dan tanggung jawab) siswa siklus I pada pembelajaran IPS melalui model scramble belum mencapai indikator keberhasilan yang telah ditetapkan. 3) Data Hasil Belajar Kognitif Tingkat Pemahaman (C2) Siswa Tabel 3: Data Hasil Belajar Kognitif Tingkat Pemahaman (C2) Siswa pada Pembelajaran IPS melalui Model Scramble pada Siklus I. N o Uraian Jumlah Persen tase 1 Siswa yang mengikuti tes 18 siswa 90% 2 Siswa yang tidak 2 siswa 10% mengikuti tes 3 Siswa yang tuntas 7 siswa 35% 4 Siswa yang belum tuntas 13 siswa 65% Rata-rata 37,45 Nilai tertinggi 80 Nilai terendah 10 KKM 60 Berdasarkan Tabel 3, dari 20 orang siswa, 7 siswa (35%) yang tuntas, dan 13 siswa (65%) belum tuntas. Sedangkan, rata-rata hasil belajar siswa adalah 37,45. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa pada siklus I belum mencapai indikator keberhasilan yang telah ditetapkan.
2. Deskripsi Kegiatan Pembelajaran Siklus II 1) Data Hasil Observasi Kegiatan Guru Tabel 4: Persentase Kegiatan Guru Pada Pembelajaran IPS Melalui Model Scramble Pada Siklus II. Pertemu an Jumlah Skor yang Didapat Persentase Kategori I 13 86,66% Baik II 14 93,33% Baik Rata-rata Persentase 89,99% Baik Berdasarkan Tabel 4, diketahui bahwa pembelajaran dengan model scramble pada pembelajaran IPS pada siklus II dengan persentase kegiatan guru berdasarkan RPP dalam mengelola pembelajaran memiliki rata-rata 89,99%. Hal ini dapat dikatakan bahwa kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru sudah memiliki kategori baik dalam pembelajaran IPS. 2) Data Hasil Belajar Afektif (Disiplin dan Tanggung Jawab) Siswa Tabel 5: Persentase Hasil Belajar Ranah Afektif (Disiplin dan Tanggung Jawab) Siswa Siklus II N o Uraian Jumlah Persen tase 1 Siswa yang hadir 20 siswa 100% pertemuan 1 2 Siswa yang hadir 20 siswa 100% pertemuan 2 3 Siswa yang tuntas 16 siswa 80% 4 Siswa yang belum tuntas 4 siswa 20% Rata-rata 81,25 Nilai tertinggi 100 Nilai terendah 50 KKM 70 Berdasarkan tabel 5, dapat dijelaskan bahwa pada proses pembelajaran IPS dengan menggunakan model scramble, hasil belajar ranah afektif (disiplin dan tanggung jawab) (A2) pada siklus II yang tuntas 16 orang siswa (80%), dan yang belum tuntas 4 orang siswa (20%). Rata-rata secara keseluruhan adalah 81,25, dari data yang tersedia di atas hasil belajar ranah afektif (disiplin dan tanggung jawab) siswa siklus II pada pembelajaran IPS melalui model scramble sudah mencapai lebih dari indikator keberhasilan yang telah ditetapkan. 3) Data Hasil Belajar Kognitif Tingkat Pemahaman (C2) Siswa Tabel 6: Data Hasil Belajar Kognitif Tingkat Pemahaman (C2) Siswa pada Pembelajaran IPS melalui Model Scramble pada Siklus II. N o Uraian Jumlah Persen tase 1 Siswa yang mengikuti tes 20 siswa 100% 2 Siswa yang tidak 0 siswa 0% mengikuti tes 3 Siswa yang tuntas 12 siswa 60% 4 Siswa yang belum tuntas 8 siswa 40% Rata-rata 61,65 Nilai tertinggi 90 Nilai terendah 31 KKM 60 Berdasarkan Tabel 6 di atas, pada tes akhir siklus II hasil belajar kognitif tingkat pemahaman (C2), dari 20 orang siswa, 12 siswa (60%) yang tuntas dan 8 siswa (40%) belum tuntas. Sedangkan, rata-rata hasil belajar siswa adalah 61,65. Dengan demikian, dapat disimpulkan
bahwa hasil belajar siswa pada siklus II sudah mencapai indikator keberhasilan yang telah ditetapkan, dan rata-rata hasil belajar kognitif tingkat pemahaman (C2) siswa pada siklus II telah mencapai KKM yaitu 60. Pembahasan Penelitian tindakan kelas melalui model scramble terdiri dari dua siklus yang setiap siklusnya terdiri dari 2 kali pertemuan dan 1 kali tes hasil belajar pada setiap akhir siklus. Penelitian ini menggunakan instrumen penelitian berupa lembar observasi proses pelaksanaan pembelajaran guru, lembar lembar penilaian ranah afektif siswa dan tes akhir siklus. Pelaksanaan pada siklus I terdapat masalah, yaitu: (1) pada tahap guru menyajikan materi ajar memakan waktu yang cukup banyak, sehingga terkadang pembelajaran melebihi waktu yang seharusnya, (2) guru kurang terampil dalam menjelaskan materi pelajaran sehingga sebagian siswa ada yang belum fokus pada saat proses pembelajaran, (3) Pada tahap guru mencek durasi waktu sambil memeriksa pekerjaan siswa, peneliti kurang memperhatikan atau memantau siswa sehingga siswa ada yang mencontek jawaban temannya. Untuk itu guru memberikan perbaikan pada masalah tersebut. Setelah guru merefleksi diri, guru dan observer berkolaborasi. Pada siklus II guru telah melakukan perbaikan masalah yang terjadi pada siklus I, yaitu: (1) guru harus bisa menyesuaikan waktu pada saat menyampaikan materi ajar agar tidak banyak memakan waktu, (2) guru akan menggunakan media yang menarik saat menjelaskan materi pembelajaran sehingga materi yang disampaikan mudah dimengerti dan dipahami oleh siswa, (3) guru harus lebih memperhatikan dan memantau siswa agar siswa tidak mencontek jawaban temannya, (4) sebelum tes berlangsung, guru akan mengulang materi pembelajaran yang telah dipelajari agar siswa bisa memperoleh nilai tes akhir siklus yang lebih baik dibandingkan dengan tes akhir siklus sebelumnya. Pelaksanaan pembelajaran pada siklus I dilakukan selama dua kali pertemuan yaitu pertemuan I pada hari Sabtu tanggal 05 Maret 2016, pertemuan II pada hari Selasa tanggal 08 Maret 2016, dengan waktu 2 x 35 menit setiap kali pertemuan, kemudian di lanjutkan tes akhir siklus I pada hari Sabtu tanggal 12 Maret 2016. Sedangkan pembelajaran pada siklus II dilakukan selama dua kali pertemuan yaitu pertemuan I pada hari
Selasa tanggal 15 Maret 2016, pertemuan II pada hari Sabtu tanggal 19 Maret 2016, dengan waktu 2 x 35 menit untuk setiap kali pertemuan, kemudian di lanjutkan tes akhir siklus II pada hari Selasa tanggal 29 Maret 2016. 1) Kegiatan Guru dalam Proses Pelaksanaan Pembelajaran Tabel 7: Persentase Kegiatan Guru Kelas IV A Pada Pembelajaran IPS melalui model Scramble di SDN 03 Koto Pulai pada Siklus I dan Siklus II Siklus Persentase I 76,66% II 89,99% Berdasarkan tabel 7 di atas, diketahui bahwa pelaksanaan pembelajaran IPS siswa kelas IV dengan model scramble pada aspek kegiatan guru dalam mengelola pembelajaran terdapat peningkatan dari siklus I ke siklus II. Ratarata persentase pada siklus I adalah 76,66% dapat dikatakan baik, sedangkan pada siklus II, rata-rata persentase mencapai 89,99% dapat dikatakan baik. Kegiatan guru dalam mengelola pembelajaran pada siklus II meningkat dan sudah dikatakan baik. Hal ini menunjukan bahwa, peneliti sudah mampu mengelola pembelajaran dengan baik melalui penerapan model scramble dalam proses pembelajaran. 2) Hasil Belajar Afektif (disiplin dan tanggung jawab) Siswa Tabel 8: Persentase Rata-rata Hasil Belajar Afektif (disiplin dan tanggung jawab) Siswa Kelas IV A Pada Pembelajaran IPS melalui Model Scramble di SDN 03 Koto Pulai pada Siklus I dan Siklus II. Siklus Ketuntasan I 40% Rata-rata Nilai 63,43 II 80% 81,25 Peningkatan 40% 17,82 Berdasarkan tabel 8 di atas, disimpulkan bahwa pada pembelajaran IPS dengan model scramble, terjadi peningkatan hasil belajar afektif aspek disiplin dan tanggung jawab (A2) siswa. Hal ini terbukti dari kenaikan persentase ketuntasan dan rata-rata untuk masingmasing indikator keberhasilan aspek afektif yang telah ditetapkan. Aspek disiplin dan tanggung jawab (A2) siswa melalui model scramble, pada siklus I ratarata 63,43 dengan ketuntasan 40%, dari data diatas belum mencapai kriteria ketuntasan. Pada siklus II hasil belajar ranah afektif aspek disiplin dan tanggung jawab (A2) siswa rata-rata 81,25 dengan ketuntasan 80%, dengan ini sudah dikategorikan baik. Sehingga hasil belajar afektif aspek disiplin dan tanggung jawab (A2) siswa dengan model scramble mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II. 3) Hasil Belajar Kognitif Tingkat Pemahaman (C2) Siswa
Tabel 9: Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Kognitif Tingkat Pemahaman (C2) Siswa Dalam Pembelajaran IPS Melalui Model Scramble Pada Siklus I dan Siklus II Siklus Ketuntasan Rata-rata Nilai I 35% 37,45 II 60% 61,65 Peningkatan 25% 24,11 Berdasarkan Tabel 9, tentang hasil belajar kognitif tingkat pemahaman (C2) siswa pada pembelajaran IPS melalui model scramble terjadi peningkatan dari siklus I ke siklus II. Terlihat bahwa pada siklus I, siswa yang tuntas belajar ada 7 orang (35%) dengan rata-rata nilai 37,45. Sedangkan pada siklus II, siswa yang tuntas belajar ada 12 orang (60%) dengan rata-rata nilai 61,65. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa persentase ketuntasan belajar siswa dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan sebesar 25%. Persentase ketuntasan hasil belajar kognitif tingkat pemahaman (C2) siswa pada siklus II ini, sudah mencapai indikator yang ditetapkan. Dari hal tersebut dapat dikatakan bahwa kemampuan pemahaman (C2) siswa kelas IV A pada pembelajaran IPS di SDN 03 Koto Pulai meningkat melalui model scramble. Berdasarkan hasil analisis data di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran melalui model scramble dapat meningkatkan hasil belajar siswa terutama pada ranah kognitif tingkat pemahaman (C2) dan ranah afektif aspek disiplin dan tanggung jawab (A2) siswa. Kesimpulan dan Saran A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa melalui model scramble dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV A pada pembelajaran IPS di SDN 03 Koto Pulai Pesisir Selatan. Hal ini terlihat dari peningkatan indikator keberhasilan dari siklus I ke siklus II berikut ini : 1. Pembelajaran IPS melalui model scramble tertanya dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV A pada aspek kognitif tingkat pemahaman (C2). Hal ini terlihat hasil belajar siswa tingkat pemahaman pada siklus I siswa yang tuntas sebanyak 7 orang (35%), yang belum tuntas belajar ada 13 orang (65%), dengan nilai rata-rata klasikal 37,45. Sedangkan pada siklus II, siswa yang tuntas belajar ada 12 orang (60%), dan yang belum tuntas belajar ada 8 orang (40%), dengan rata-rata klasikal 61,65. Persentase belajar dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan sebesar 25%.
2. Pembelajaran IPS melalui model scramble ternyata dapat meningkatkan kemampuan pemahaman siswa dalam merespon pelajaran dari aspek disiplin dan tanggung jawab (A2) pada siklus I siswa yang tuntas sebanyak 8 orang (40%), yang belum tuntas ada 12 orang (60%). Rata-rata aspek afektif (disiplin dan tanggung jawab) (A2) siswa pada siklus I yaitu 63,43. Sedangkan pada siklus II, siswa yang tuntas ada 16 orang (80%), dan yang belum tuntas ada 4 orang (20%). Rata-rata aspek afektif (disiplin dan tanggung jawab) (A2) siswa pada siklus II yaitu 81,25. Sehingga aspek afektif (disiplin dan tanggung jawab) (A2) siswa dengan model scramble mengalami peningkatan dari siklus I dan siklus II sebesar 17,82. Daftar Pustaka Arikunto, Suharsimi, dkk. 2012. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Depdiknas. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: BNSP. Desfitri, Rita, dkk. 2008. Peningkatan Aktivitas, Motivasi dan Hasil Belajar Matematika Siswa Siswa Kelas VIII2 MTSsN Model Padang melalui Pendekatan KOntekstual. Laporan Pengembangan Inovasi Pembelajaran di Sekolah (PIPS). Padang: FKIP Universitas Bung Hatta. Dimyati dan Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Franisiska, Dedet. 2013. Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar IPA Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Scramble Di Kelas IV SDN 11 Enam Lingkungan Kabupaten Padang Pariaman. Skripsi. Padang: Perpustakaan Universitas Bung Hatta. Hamalik, Oemar. 2012. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Huda, Miftahul. 2013. Model-model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakata: Pustaka Pelajar. Istarani. 2012. 58 Model Pembelajaran Inovatif. Medan: Media Persada. Sapriya, dkk. 2006. Pembelajaran Dan Evaluasi Hasil Belajar IPS. Bandung: UPI PRESS Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. Sudjana, Nana. 2012. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya. Susanto, Ahmad. 2014. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Kencana. Wahyuni, Deswira. 2013. Peningkatan Partisipasi dan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa Melalui Model Scramble Di Kelas IV SDN 04 Lagan Gadang Hilir Kabupaten Pesisir Selatan. Skripsi. Padang: Perpustakaan Universitas Bung Hatta.