ARTIKEL PENELITIAN. PENINGKATAN MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IVA DALAM PEMBELAJARAN PKn MELALUI MODEL PAIR CHECKS DI SDN 29 PESISIR SELATAN

Transkripsi

1 ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IVA DALAM PEMBELAJARAN PKn MELALUI MODEL PAIR CHECKS DI SDN 29 PESISIR SELATAN Oleh: FEBRIA HARZEGO WENDA NPM : PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS BUNG HATTA PADANG 2016

2 HALAMAN PENGESAHAN ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IVA DALAM PEMBELAJARAN PKn MELALUI MODEL PAIR CHECKS DI SDN 29 PESISIR SELATAN Disusun Oleh: FEBRIA HARZEGO WENDA NPM : Telah disetujui oleh Dosen Pembimbing Skripsi Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Sebagai Syarat Mengeluarkan Nilai Tugas Akhir Skripsi Padang, Juni 2016 Pembimbing I Pembimbing II Drs. H. Yusrizal, M.Si. Yulfia Nora, S.Pd., M.Pd.

3 PENINGKATAN MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IVA DALAM PEMBELAJARAN PKn MELALUI MODEL PAIR CHECKS DI SD NEGERI 29 PESISIR SELATAN Febria Harzego Wenda 1, Yusrizal 2, Yulfia Nora 1 1 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta Whaerzego@yahoo.com Abstract This research aimed to describe increasing the interest and ability of the students in understanding and responding to the learning civics. The subjects were grade students of SDN 29 IVA Pesisir Selatan, which amounted to 18 people. This type of research is (CAR) conducted in two cycles. The instrument used is a sheet of teacher activity observation, observation sheets interests of students, cognitive assessment (test), assessment of affective domain (non-test). Learning outcome in the first cycle can be discovered that the average percentage of students interest in doing that is 51.38%, and the second cycle increased to 80.55%. The ability of students to understand the learning material in the first cycle with an average that is percentage gain mastery increased 27.77% to with the percentage of completeness of 83.33% in the second cycle. Rate affective in the first cycle an average of with 38.9% completeness percentage increased to with the percentage of completeness of 83.33% in the second cycle. This means the target indicators of success in research is successful and the implementation of learning with models Pair Checks went well. Learning outcome the assessment it can be concluded that in learning civics through the model Pair Checks can increase interest and Learning Outcomes Student Class IVA in SDN 29 Pesisir Selatan. Therefore, it is recommended in order to apply the model Pair checks well in teaching civics in different materials. Keywords: Interest, Learning Outcomes, Pair Checks

4 Pendahuluan Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermatabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Untuk mengembangkan dan membentuk watak dan peradaban bangsa yang bermartabat, pendidikan berfungsi mengembangkan segenap potensi peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (UU RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional). Menurut Permendiknas No 22 Tahun 2006 dikemukakan bahwa mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukkan warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD Berdasarkan hasil observasi yang dilaksanakan pada hari Jumat, tanggal 15 Januari 2016 pukul WIB di kelas IVA SDN 29 Rantau Batu Pasar, Linggo Sari Baganti, Pesisir Selatan pada pembelajaran PKn dengan Standar Kompetensi 3. Mengenal Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat dan Kompetensi Dasar 3.1 Mengenal lembagalembaga negara dalam susunan pemerintahan tingkat pusat. Pada saat observasi peniliti melihat guru kurang memberikan materi pembelajaran, guru memberikan tugas berupa LKS dan meminta siswa berdiskusi dengan teman sebangku tanpa memberikan instruksi. Sehingga siswa tidak mengerjakan tugas dengan baik. Dari 18 orang siswa terlihat bahwa, ada 4 siswa yang asyik mengobrol, 2 siswa bermain di dalam kelas, 2 siswa yang melamun, 3 siswa yang permisi keluar masuk. dan hanya 4 siswa yang bertanggung jawab mengerjakan tugas dan mengeluarkan pendapat. Hal itu dikarenakan guru tidak menggunakan model dan media pembelajaran, guru hanya terfokus pada buku paket saja, sehingga tidak menarik perhatian siswa untuk mengerjakan tugas. Berdasarkan Hasil Wawancara peneliti dengan Ibu Gusmanitin Sesmita, guru kelas IVA SDN 29 Rantau Batu Pasar, Kecamatan Linggo Sari Baganti, Kabupaten Pesisir selatan, diperoleh informasi bahwa rendahnya hasil belajar siswa diantaranya disebabkan oleh kurangnya minat siswa saat mengerjakan tugas. Banyak siswa 18 orang, siswa yang melaksanakan tugas hanya 5 orang (27,7%). Jadi yang tidak melaksanakan tugas ada 13 orang siswa (72,2%). Disamping itu hasil belajar siswa juga rendah, hal ini terlihat pada nilai semester I hanya 6

5 orang (33,3%) yang tuntas, sedangkan 12 orang (66,6%) yang tidak tuntas, dengan nilai tertinggi 90 dan nilai terendah 66 dari Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) semester I dan semester II untuk pelajaran PKn disekolah ini adalah 77. Hal ini terlihat dari kemampuan siswa dalam memahami pelajaran hanya 4 orang (22,2%) dan kemampuan siswa dalam merespon pelajaran hanya 5 orang (27,77%) dengan kata lain belum baik dan belum mencapai KKM. Berdasarkan permasalahan di atas, maka hal ini tidak boleh dibiarkan begitu saja, perlu suatu upaya untuk meningkatkan minat dan hasil belajar pada siswa. Salah satu upaya yang dapat dilakukan guru untuk meningkatkan minat dan hasil belajar siswa adalah dengan menggunakan model Pair checks. Model pembelajaran Pair Checks (pasangan mengecek) adalah proses belajar yang mengedepankan kerja sama kelompok. Dimana setiap anggota kelompok harus memiliki kemandirian dan harus memiliki kemampuan dalam menyelesaikan persoalan yang diberikan. Menurut Shoimin (2014:119), model ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menuangkan ide pikiran, pengalamam, dan pendapatnya dengan benar. Dengan model Pair Checks memungkinkan siswa untuk saling bertukar pendapat dan saling memberikan saran. Berdasarkan hal di atas, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul Peningkatan Minat dan Hasil Belajar siswa kelas IVA pada pembelajaran PKn melalui model Pair Checks di SDN 29 Pesisir Selatan. Menurut Hamalik (2012:27-28) menyatakan, Belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu, yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan melainkan pengubahan kelakuan. Menurut Slameto (2010:180) menyatakan, Bahwa minat adalah suatu rasa lebih suka dan ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu diluar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minat. Model Pair checks (pasangan mengecek) merupakan model pembelajaran dimana siswa saling berpasangan dan menyelesaikan persoalan yang diberikan. Herdian (dalam Shoimin, 2014:119). Model ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menuangkan ide, pikiran, pengalaman, dan pendapatnya dengan benar. Dengan model Pair Checks memungkinkan bagi siswa untuk saling

6 bertukar pendapat dan saling memberikan saran. Metodologi Penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan peneliti adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilaksanakan oleh guru di dalam kelasnya sendiri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat (Wardhani, 2007:1.4). 2. Lokasi Penelitian Penelitian tindakan kelas (PTK) ini di laksanakan di SDN 29 Rantau Batu Pasar, Kecamatan Linggo Sari Baganti Kabupaten Pesisir Selatan. Sekolah ini memiliki 7 ruangan kelas belajar, ada satu ruang kepala sekolah, satu ruang guru dan ada satu perpustakaan. Dengan pertimbangan sekolah bersedia menerima inovasi pendidikan terutama dalam proses pembelajaran. 3. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IVA di SDN 29 Rantau Batu Pasar, Linggo Sari Baganti, Pesisir Selatan yang berjumlah 18 orang, yang terdiri dari 10 orang laki- laki dan 8 orang perempuan. 4. Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan pada semester II tahun ajaran 2015/2016, selama 1 bulan. 5. Prosedur Penelitian Penelitian dilakukan dengan mengacu pada disain PTK yang dikemukakan oleh Arikunto, dkk (2010:16), yaitu Ada empat tahap yang perlu dilakukan yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan atau observasi, dan (4) refleksi. a. Tahap Perencanaan 1. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (rpp). 2. Merancang pembelajaran dengan model Pair checks. 3. Membuat media dan lembar kerja siswa. 4. Menyiapakan instrumen penilitian berupa lembar observasi proses pelaksanaan pembeljaran oleh guru. 5. Menyusun instrumen penilitian berupa lembar observasi penilaian aspek afektif siswa. 6. Membuat lembar tes hasil belajar kognitif siswa. 7. Menyusun lembar evaluasi.

7 Tahap Pelaksanaan Tindakan Tahap pelaksanaan ini adalah penerapan dari tahap perencanaan yang telah direncanakan sebelumnya. Adapun tahap pelaksanaan dari penelitian ini adalah : 1) Guru membuka pelajaran dengan berdo a, appersepsi seperti biasanya. 2) Guru memberikan topik atau inti dari materi yang akan di ajarkan melalui media gambar. 3) Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menanyakan tentang media yang di pajang di papan tulis. 4) Lalu guru menjawab pertanyaan siswa dan menjelaskan tentang media yang di tampilkan. 5) Guru memberikan pengarahan kepada siswa tentang model pair checks. 6) Guru membagi siswa dalam empat kelompok yang masing-masing kelompok menjadi dua pasangan secara heterogen. 7) Guru membagikan LKS pada masing- masing kelompok 8) Guru menjelaskan tentang LKS yang akan dikerjakan. 9) Guru meminta siswa sebagai partner A menjawab soal nomor 1 pada LKS, dan partner B mengamati. 10) Pada soal beriktunya, guru meminta siswa untuk berganti peran, partner B mengerjakan soal no 2, partner A mengamati. Metodologi Penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan peneliti adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilaksanakan oleh guru di dalam kelasnya sendiri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat (Wardhani, 2007:1.4). 2. Lokasi Penelitian Penelitian tindakan kelas (PTK) ini di laksanakan di SDN 29 Rantau Batu Pasar, Kecamatan Linggo Sari Baganti Kabupaten Pesisir Selatan. Sekolah ini memiliki 7 ruangan kelas belajar, ada satu ruang kepala sekolah, satu ruang guru dan ada satu perpustakaan. Dengan pertimbangan sekolah bersedia menerima inovasi pendidikan terutama dalam proses pembelajaran. 3. Subjek Peneleitian Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IVA di SDN 29 Rantau Batu Pasar, Linggo Sari Baganti, Pesisir Selatan yang berjumlah 18 orang, yang terdiri dari 10 orang laki- laki dan 8 orang perempuan.

8 4. Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan pada semester II tahun ajaran 2015/2016, selama 1 bulan. 5. Prosedur Penelitian Penelitian dilakukan dengan mengacu pada disain PTK yang dikemukakan oleh Arikunto, dkk (2010:16), yaitu Ada empat tahap yang perlu dilakukan yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan atau observasi, dan (4) refleksi guru mulai dari membuka pelajaran sampai menutupnya akan diamati. 6. Indikator Keberhasilan 1. Minat belajar siswa dalam mengerjakan tugas pada pembelajaran PKn dari 22,2% meningkat menjadi 75%. 2. Kemampuan siswa dalam memahami pelajaran dari 22,2% meningkat menjadi 75% 3. Kemampuan siswa dalam merespon pelajaran dari 27,7% meningkat menjadi 75% pembelajaraan serta hasil belajar siswa selama proses pembelajaraan. Hasil Penelitian dan Pembahasan Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari dua siklus yang setiap siklusnya terdiri dari dua kali pertemuan dan tes hasil belajar pada akhir siklus. Pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan dengan menggunakan model pembelajaran dilaksanakan dengan menggunakan model Pair Checks. Penelitian ini menggunakan instrumen penelitian berupa lembar observasi minat siswa, lembar observasi aktivitas guru, lembar penilaian ranah afektif, dan tes akhir. a. Kegiatan guru Berdasarkan lembar Observasi aktivitas guru dalam pembelajaran pada siklus I, maka jumlah skor dan persentase aktivitas guru dalam mengelola pembelajaran pada siklus I dapat dilihat pada tabel1berikut ini. Data hasil observasi ini dapat melalui lembaran observasi aktivitas guru, dan digunakan untuk melihat proses dan perkembangan aktivitas yang terjadi selama pembelajaran berlangsung. 1. Data Hasil Observasi Kegiatan Pembelajaran (dari Aspek Guru). Siklus I Persentase Skor I 45% II 85% Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pembelajaran melalui model pair checks pada siklus I dapat dilhat rata-rata persentase 45% sehingga belum dikatan baik. Hal ini disebabkan guru belum terbiasa membawakan pembelajaran pair checks dan baru pertama kali dicobakan oleh guru. Pada siklus II, rata rata persentase 85% bisa dikategorikan baik, sehingga pelaksanaanpembelajaran melalui model pair check sudah meningkat dari siklus I.

9 2. Minat belajar siswa Minat belajar siswa dalam proses pembelajaran merupakan ineteraksi antara guru dan siswa ataupun siswa itu sendiri sehingga suasana belajar menjadi kondusif yang mana masing-masing siswa dapat dilibatkan kemampuan yang dimilikinya secara langsung. Tabel 2: Persentase Minat Siswa Berdasarkan Aspek yang Diamati Pada Siklus I dan Siklus II No Indikator Minat Siswa Mengerjakan Tugas 1 Siswa ikut serta dalam menyelesaikan LKS Skor rat-rata persentase Siklus I Siklus II 69,44 80,55 2 Siswa ikut serta dalam 33,32 80,55 mengeluarkan pendapat Rata-rata 51,38 80,55 Berdasarkan tabel 2 diatas, dapat disimpulkan bahwa pembelajran PKn dengan menggunakan model Pair Checks yang dilaksanakan dapat meningkatkan minat siswa. Ini terbukti dsri peningkatan rerata pada masing-masing indikator keberhasilan minat siswa yang telah ditetapkan. Pada indikator pertama yaitu menyelesai LKS masih banyak siswa yang tidak ikut dalam menyelesaikan LKS. Pada siklus II guru berusaha meningkatkan proses pembelajaran kearah yang lebih baik. Hal ini terlihat dari peningkatan minat dalam mengerjakan tugas menjadi 80,55 pada siklus II ini. Sedangkan minat siswa pada indikator dua yaitu mengeluarkan pendapat pada siklus I masih banyak siswa yang belum mampu mengeluarkan pendapatnya sendiri. Sehingga masih banyak siswa yang mendapat nilai dibawah KKM. Namun pada siklus II ini guru berusaha untuk memotivasi dan membimbing siswa dalam mengerjakan tugas. Hal ini berdampak baik pada peningkatan minat mengemukakan pendapat hingga mencapai 80,55 pada siklus II. 1. Hasil belajar siswa dalam pembelajaran 2. Tabel 11: Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II Siklus Persentase Keterangan ketuntasan Siklus I 27,77% Tuntas Siklus II 83,33 (15 orang) Tuntas Berdasarkan tabel 11 dapat dilihat bahwa hasil belajar siswa mengalami kenaikan yaitu pada siklus I hanya 27,77% sedangkan pada siklus II mencapai 83,33. Jadi dapat dikatakan guru telah berhasil menggunakan model Pair cheks dalam proses pembelajaran PKn untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Kesimpulan dan Saran A. Kesimpulan 1. Peningkatan minat siswa dalam mengerjakan tugas dari siklus I 51,38% menjadi 80,55% pada siklus II. Terjadi peningkatan dari siklus I ke siklus II yaitu sebesar 29,17%.

10 2. Peningkatan kemampuan belajar siswa kelas IVA dalam memahami materi pembelajaran pada siklus I mencapai ratarata yaitu 56,72. Dari 18 orang terdapat 5 orang siswa yang tuntas dalam mengikuti tes dengan persentase yaitu 27,77%. Sedangkan pada siklus II mencapai ratarata 83,33. Dari 18 orang terdapat 15 orang siswa yang tuntas dalam mengikuti tes dengan persentase 83,33%. Maka, terjadi peningkatan kemampuan belajar siswa kelas IVA dalam memahami materi pembelajaran dari siklus I ke siklus II yaitu sebesar 55,56%. 3. Kemampuan siswa dalam merespon pembelajaran dilihat dari aspek tanggung jawab pada siklus I mencapai rata-rata yaitu 68,51 dengan persentase ketuntasan 38,9%. Sedangkan pada siklus II mencapai rata-rata yaitu 89,81 dengan persentase ketuntasan 83,33%. Maka terjadi peningkatan kemampuan siswa dalam merespon pembelajaran dari siklus I ke siklus II sebesar 44,43%. B. Saran Sehubungan dengan hasil penelitian yang diperoleh, maka peneliti memberikan saran dalam pelaksanaan pembelajaran dengan model pair checks sebagai berikut : 1. Sebelum melaksanakan model pair checks bagilah siswa kedalam beberapa kelompok berdasarkan tingkat kemampuan belajarnya. Jangan membagi siswa secara asal, misal teman sebangku. 2. Siapkan soal berjumlah genap pada satu LKS dengan memperhatikan alokasi waktu yang tersedia. Soal nomor satu dan dua harus memiliki tingkat kesulitan yang sama. 3. Pada LKS, sebaiknya peranan setiap pasangan dan anggota pasangan (partner) harus jelas, terutama saat model ini baru dikenalkan pada siswa agar tidak terjadi kebingungan dalam berbagi tugas. 4. Modelkan atau bimbing semua kelompok secara klasikal untuk menerapkan langkahlangkah model pair checks ini dalam pembelajaran pertama untuk soal nomor 1 dan 2 (dua pertanyaan pertama). 5. Modelkan perbedaan memberi bimbingan dengan memberikan jawaban kepada partner. Ingatkan kepada setiap partner tidak boleh memberi jawaban atau membantu mengerjakan secara langsung saat berpasangan mengerjakan soal. 6. Gunakan hanya 1 LKS dan satu pensil untuk setiap pasangan. Jadi diatas meja meraka hanya ada 1 LKS yang harus dikerjakan. Hal ini dilakukan untuk mengefektifkan proses pembelajaran saat berpasangan DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi, dkk Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta. Bumi Aksara

11 Istarani, dkk Ensiklopedi pendidikan Jilid 1. Medan. Media Persada. Shoimin, Aris Model Pembelajaran Inovatif. Yogyakarta. Slameto Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Kencana Prena Media Group. Susanto, Ahmad Teori Belajar & pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Kencana Prenada media group. Wardhani, Igak Penelitian tindakan Kelas. Jakarta: Universitas terbuka.