BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tugas dan peran guru sebagai pendidik profesional sesungguhnya sangatlah kompleks, tidak terbatas pada saat berlangsungnya interaksi edukatif di dalam kelas, yang lazim disebut proses belajar mengajar (Suryosubroto, 2002:3). Keberhasilan pendidikan tidak hanya dipengaruhi oleh siswa namun guru juga memegang peranan penting dalam keberhasilan proses pembelajaran. Pembelajaran yang diharapkan saat ini, siswa dapat terlibat aktif dalam proses belajar mengajar. Sehingga, berhasil atau tidaknya pendidikan dalam mencapai tujuan selalu dihubungkan dengan kompetensi guru. Oleh karena itu, usaha-usaha yang dilakukan dalam meningkatkan mutu pendidikan hendaknya dimulai dari kualitas guru. Guru harus memperhatikan model, strategi, metode maupun media yang digunakan untuk dapat mencapai tujuan pembelajaran. Pemilihan model, strategi, metode, serta media pembelajaran yang tepat akan mampu membelajarkan siswa melalui proses pembelajaran yang dilaksanakan, agar tujuan pembelajaran tercapai secara efektif dan hasil belajarpun diharapkan dapat lebih ditingkatkan menjadi lebih baik. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu mata pelajaran yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari dan berkaitan dengan alam sekitar. Berhubungan dengan hal ini, IPA digunakan sebagai salah satu cara untuk mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya 1
2 penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi siswa untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya didalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman secara langsung untuk mengembangkan kompetensi agar memahami alam sekitar secara alamiah. Sutrisno (2008:19) menyatakan bahwa IPA merupakan usaha manusia dalam memahami alam semesta melalui pegamatan yang tepat (correct) pada sasaran, serta menggunakan prosedur yang benar (true), dan dijelaskan dengan penalaran yang sahih (valid) sehingga dihasilkan kesimpulan yang betul (truth). Jadi, IPA mengandung tiga hal : proses (usaha manusia memahami alam semesta), prosedur (pengamatan yang tepat dan prosedurnya benar), dan produk (kesimpulannya betul). Tujuan pengajaran IPA disekolah dasar pada hakekatnya dibagi menjadi dua bagian, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus, tujuan umumnya adalah mempersiapkan siswa agar sanggup menghadapi perubahan keadaan di dalam kehidupan didunia yang selalu berkembang, melalui latihan bertindak atas dasar pemikiran secara logis, rasional, kritis, cermat, dan jujur. Sedangkan tujuan khususnya adalah menekankan pada pembentukan sikap dan keterampilan siswa dalam penerapan IPA, salah satu tujuan khusus adalah mengembangkan pengetahuan dasar IPA sebagai bekal belajar lebih lanjut disekolah lanjutan tingkat pertama.
3 Agar tujuan di atas dapat tercapai dengan baik, maka guru dituntut lebih kreatif dalam memilih media yang digunakan dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas. Pemanfaatan media pembelajaran yang tepat akan menjadikan pembelajaran lebih bermakna. Siswa akan dengan mudah memahami materi yang disampaikan guru, serta proses belajar mengajar berlangsung dengan baik. Penggunaan media disadari oleh guru sangat membantu aktivitas proses pembelajaran baik di dalam maupun di luar kelas, terutama membantu memaksimalkan hasil belajar siswa. Hasil wawancara dengan guru kelas IV SDN Puhjarak 1 mengenai proses pembelajaran IPA, mengungkapkan bahwa selama proses pembelajaran dirasa kurang berjalan dengan efektif. Hal ini dapat dilihat dari nilai hasil ulangan harian siswa yang nilainya berada di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 72. Siswa kurang memahami materi yang diajarkan. Hasil survey diketahui bahwa, dari 33 jumlah siswa keseluruhan di kelas IV, 18 siswa diantaranya masih berada dibawah KKM. Kondisi ini menunjukkan bahwa 54,55% siswa dari jumlah seluruhnya belum memahami materi simbiosis. Selain itu juga karena kurangnya media pembelajaran yang digunakan dalam proses pengajaran. Hal ini dapat mempengaruhi hasil belajar siswa dalam kegiatan belajar mengajar Hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti dalam pembelajaran yang dilakukan oleh guru kelas IV SDN Puhjarak 1 bahwa kegiatan belajar mengajar guru tidak hanya menggunakan metode ceramah saja, namun sesekali guru menggunakan metode diskusi kelompok dalam proses pembelajaran. Hal tersebut masih belum memberikan hasil yang memuaskan dalam proses belajar mengajar. Siswa merasa bosan, kurang bersemangat dalam menerima pelajaran. Selain itu,
4 pembelajaran juga berorientasi pada buku teks dan LKS, dimana siswa hanya menggunakan buku teks sebagai pegangan dalam belajar di kelas tanpa adanya media yang membantu siswa dapat menyerap materi dengan baik. Guru hanya mendiktekan informasi dan siswa memperhatikan serta mencatat materi yang disampaikan. Hal ini dapat menyebabkan siswa tidak kreatif dalam mengemukakan ide-ide dan memecahkan masalah yang nantinya akan memberikan manfaat dalam kehidupan bermasyarakat. Hal inilah yang menyebabkan kesulitan pada siswa untuk memahami materi yang diterimanya. Pada saat sekarang ini sering juga dijumpai para siswa yang tidak punya kesiapan dalam menghadapi kegiatan belajar mengajar, terutama dalam materi pelajaran yang akan disampaikan oleh guru. Sehingga ketika di dalam kelas siswa tidak mengetahui materi yang akan dipelajari. Selain itu masalah alokasi waktu yang tidak mencukupi, sehingga menyebabkan interaksi belajar mengajar menjadi tidak efektif dan efisien serta tidak sesuai dengan tuntutan yang diharapkan oleh kurikulum. Oleh karena itu, untuk mengatasi hal tersebut diperlukan suatu cara agar pelaksanaan belajar mengajar dapat terlaksana secara efektif dan efisien. Sebagai upaya untuk mengatasi hal tersebut maka guru harus mampu memilih serta menyiapkan media yang tepat untuk menyampaikan materi pembelajaran, sehingga guru dapat menciptakan pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, dan menyenangkan serta mencapai hasil yang lebih optimal. Keberadaan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar sangat penting untuk memperkuat penyampaian pesan-pesan dalam proses pembelajaran. Media pembelajaran dapat membantu guru mempermudah memahamkan siswa terhadap materi pelajaran.
5 Media pengajaran dapat membantu guru mempermudah proses memahamkan siswa terhadap materi pembelajaran, serta sarana pembelajaran yang disiapkan guru untuk memfasilitasi para siswanya belajar, menjadi sesuatu yang sangat signifikan penyediaannya oleh para guru agar proses pembelajaran semakin meningkat (Munadi, 2010:2) Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa peran media pembelajaran memang sangat penting dalam menyampaikan informasi atau pesan kepada siswa. Media yang tepat akan memberikan dampak yang baik pada siswa maupun guru. Proses belajar mengajar akan lebih maksimal dan mampu memberikan motivasi tersendiri kepada siswa sebagai penerima pesan. Selain itu, media akan mewakili guru dalam menyampaikan informasi secara lebih teliti, jelas dan menarik. Berdasarkan uraian tersebut, maka akan dilakukan penelitian dengan judul, Media KAPAS (Kartu Pasangan) Dalam Pelaksanaan Pembelajaran IPA Materi Simbiosis Kelas IV SDN Puhjarak 1 Kediri. Berkaitan dengan hal ini, peneliti mencoba untuk mendeskripsikan media KAPAS dalam pembelajaran dengan melihat hasil pemahaman siswa, tingkat motivasi belajar siswa dan efisiensi waktu dalam pelaksanaan pembelajaran IPA. Peneliti tertarik untuk melakukan penelitian ini dikarenakan di Sekolah Dasar tersebut pemanfaatan media pembelajaran belum maksimal. Penggunaan media ini diharapkan secara efektif dapat memaksimalkan proses pembelajaran dan hasil belajar siswa pada materi simbiosis.
6 B. Fokus Penelitian Kegiatan belajar mengajar sangat erat kaitannya dengan interaksi yang terjalin antara guru dan murid. Media pembelajaran mempermudah dalam menyalurkan informasi yang ingin disampaikan oleh guru. Siswa memerlukan suasana belajar yang kondusif dan menyenangkan. Oleh karena itu keberadaan media diperlukan dalam pembelajaran sebagai upaya untuk memperbaiki pembelajaran yang lebih baik. SDN Puhjarak 1 Kediri memerlukan pembaharuan inovasi dalam pembelajaran mengingat penggunaan media masih sangat kurang. Selain itu, hasil belajar siswa masih banyak yang berada di bawah KKM yakni lebih dari 50% siswanya tidak tuntas belajar. Berdasarkan permasalahan tersebut peneliti mencoba untuk menganalisis penggunaan media KAPAS dalam pelaksanaan pembelajaran IPA materi simbiosis kelas IV SDN Puhjarak 1 Kediri. Fokus masalah dalam penelitian ini : 1. Hasil pemahaman siswa dalam pembelajaran IPA materi simbiosis dengan media KAPAS dilihat berdasarkan hasil evaluasi belajar siswa. 2. Tingkat motivasi siswa dalam pembelajaran IPA materi simbiosis dengan media KAPAS dilihat berdasarkan observasi motivasi belajar siswa, wawancara, dan angket siswa. 3. Efisiensi waktu dalam pelaksanaan pembelajaran IPA materi simbiosis dengan media KAPAS berdasarkan rencana pelaksanaan pembelajaran.
7 C. Rumusan Masalah Berdasarkan pada latar belakang di atas dapat dirumuskan permasalahannya yaitu. 1. Bagaimana hasil pemahaman siswa dalam pembelajaran IPA materi simbiosis dengan media KAPAS? 2. Bagaimana tingkat motivasi siswa dalam pembelajaran IPA materi simbiosis dengan media KAPAS? 3. Bagaimana efisiensi waktu dalam pelaksanaan pembelajaran IPA materi simbiosis dengan media KAPAS? D. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah dijelaskan di atas tentang Media KAPAS (Kartu Pasangan) Dalam Pelaksanaan Pembelajaran IPA Materi Simbiosis Kelas IV SDN Puhjarak 1 Kediri maka tujuan dari penelitian ini sebagai berikut. 1. Mendeskripsikan hasil pemahaman siswa dalam pembelajaran IPA materi simbiosis dengan media KAPAS. 2. Menganalisis tingkat motivasi siswa dalam pembelajaran IPA materi simbiosis dengan media KAPAS. 3. Mendeskripsikan efisiensi waktu dalam pelaksanaan pembelajaran IPA materi simbiosis dengan media KAPAS.
8 E. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik bagi peneliti sendiri, guru kelas, siswa maupun institusi pendidikan tempat berlangsungnya penelitian. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut. 1. Bagi Guru a) Penelitian ini dapat dijadikan sebagai dasar atau tolak ukur untuk mengetahui gambaran umum pembelajaran yang dilakukan dan juga dapat digunakan sebagai bahan informasi untuk memperbaiki pembelajaran. b) Memberikan kemudahan bagi guru dalam menyelesaikan permasalahan pembelajaran materi simbiosis melalui media KAPAS (Kartu Pasangan). 2. Bagi Siswa a) Mengetahui tingkat kemampuan siswa dengan melihat hasil belajar dan proses interaksi dengan guru selama kegiatan belajar mengajar berlangsung. b) Meningkatkan motivasi belajar siswa materi simbiosis. c) Mengaktifkan siswa agar memiliki keberanian mengeluarkan pendapat dalam berdiskusi serta memberikan suasana baru dalam pembelajaran sehingga siswa dapat aktif berpartisipasi dalam proses belajar dan mengajar. 3. Bagi peneliti Menambah wawasan, pengetahuan dan keterampilan peneliti khususnya dalam penelitian yang melakukan analisis dalam pembelajaran media pada materi pembelajaran.
9 4. Bagi Sekolah Memberikan masukan dalam memilih cara yang tepat dalam mengembangkan kemampuan belajar siswa terhadap mata pelajaran IPA, khususnya dalam materi simbiosis dengan menggunakan media KAPAS sehingga dapat meningkatkan kualitas pendidikan yang lebih baik. F. Batasan Istilah 1. Media merupakan alat-alat yang bisa membantu siswa untuk belajar untuk mencapai tujuan belajar (Putra, 2013:28). 2. Kartu merupakan kertas berbentuk persegi panjang atau persegi untuk berbagai keperluan (Poerwadarminta, 2003). Kartu ini dikategorikan sebagai media visual diam. 3. Media KAPAS merupakan media yang terdiri dari kartu-kartu bergambar tumbuhan atau hewan yang akan membentuk sebuah simbiosis jika dipasangkan dengan kartu yang lain. Media ini diharapkan dapat mempermudah siswa memahami materi simbiosis. 4. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah suatu kumpulan teori yang sistematis, penerapannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam, lahir dan berkembang melalui metode ilmiah seperti observasi dan eksperimen serta menuntut sikap ilmiah seperti rasa ingin tahu, terbuka, jujur dan sebagainya (Trianto:2010). 5. Hasil belajar adalah sebuah pencapaian seseorang yang ditandai perubahan di dalam kepribadian manusia yang ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan pemahaman, ketrampilan, kerja sama, kerapian dan ketepatan (Munfarida:2006).