Selamat Datang MANDOR PEMBESIAN/ PENULANGAN BETON 1.1

dokumen-dokumen yang mirip
Selamat Datang MANDOR PEMBESIAN/ PENULANGAN BETON 1.1

MANDOR PEMBESIAN/ PENULANGAN BETON 1.1

PELATIHAN MANDOR PEMBESIAN / PENULANGAN BETON

Selamat Datang MANDOR PEMBESIAN/ PENULANGAN BETON 1.1

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan beton untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

Revisi SNI T C. Daftar isi

Cara menghitung koefisien analisa harga satuan bangunan

BAB VII TINJAUAN KHUSUS OPTIMASI PEMBESIAN BORED PILE. Material merupakan komponen yang penting dalam menentukan

Lampiran A...15 Bibliografi...16

PELATIHAN MANDOR PEMBESIAN / PENULANGAN BETON


Pelat Dinding Tangga Pondasi Sistem Informasi Definisi Sistem Informasi

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN. Dalam pelaksanaan suatu proyek baik proyek besar maupun proyek kecil selalu

PR 1 MANAJEMEN PROYEK

PELATIHAN PELAKSANA BENDUNGAN

BAB V METODE PELAKSANAAN STRUKTUR ATAS. dalam mencapai sasaran pelaksanaan proyek konstruksi. Dimana sasaran proyek

Revisi SNI Daftar isi

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN PEKERJAAN DRAINASE

STUDI HARGA SATUAN UPAH UNTUK PROYEK BANGUNAN TINGGI Michael Purnomo 1, Elvin Laynardo 2, Indriani Santoso 3, Budiman Proboyo 4

TCE-09 PENGUKURAN DAN PERHITUNGAN HASIL PEKERJAAN

Contoh Perhitungan Volume Pekerjaan Sloof dari Beton Bertulang ukuran 30*40

ANALISA HARGA SATUAN PEKERJAAN PADA GEDUNG PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS ISLAM LAMONGAN DENGAN METODE SNI

ANALISA PERBANDINGAN METODE PELAKSANAAN CAST IN SITU DENGAN PRACETAK TERHADAP BIAYA DAN WAKTU PADA PROYEK DIAN REGENCY APARTEMEN

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Pekerjaan persiapan berupa Bahan bangunan merupakan elemen

TCE-08 PENGENDALIAN BIAYA, MUTU DAN WAKTU

PENENTUAN KOEFISIEN PRODUKTIFITAS PEKERJAAN BEKISTING DAN PEMBESIAN PADA PROYEK GRHA WIDYA MARANATHA

kenaikan upah rata-rata per lantai. Harga upah mengalami kenaikan untuk tiap

BAB II LANDASAN TEORI. pekerjaan, baik pekerjaan yang dilelangkan ataupun yang dikerjakan sendiri

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. diperlukan untuk menjaga kualitas struktur agar sesuai dengan spesifikasi yang

TCE-06 DOKUMEN KONTRAK

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN... LEMBAR PERNYATAAN... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... ABSTRAK...

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG MANDOR PEKERJAAN TANAH

BAB VIII RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB)

BAB VI LAPORAN KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. Dalam setiap proyek konstruksi, perencanaan, dan pengendalian merupakan

BAB VII ANALISA BIAYA

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan pondasi untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

BAB IV TINJAUAN KONDISI PROYEK ALAT DAN BAHAN BANGUNAN

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PUSAT GROSIR BARANG SENI DI JALAN Dr. CIPTO SEMARANG

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan pondasi

STUDI KASUS HARGA SATUAN UPAH DAN BAHAN UNTUK PROYEK BANGUNAN SATU LANTAI

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan tanah untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

ANALISA HARGA SATUAN KEGIATAN KONSTRUKSI PEMERINTAH KOTA MADIUN TAHUN ANGGARAN 2016

BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK

BAB V RENCANA ANGGARAN BIAYA STRUKTUR

REKAPITULASI DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan pondasi untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

PELATIHAN MANDOR PEMBESIAN / PENULANGAN BETON

BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG TUKANG BANGUNAN GEDUNG

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK

Laporan Tugas Akhir Rekayasa Nilai Pembangunan RS Mitra Husada Slawi 29

PERHITUNGAN RAB PRODUKTIVITAS DASAR-DASAR PERHITUNGAN

RING BALK. Pondasi. 2. Sloof

BAB VI RENCANA ANGGARAN BIAYA STRUKTUR

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. cara membandingkan hasil perhitungan manual dengan hasil perhitungan

RSNI Rancangan Standar Nasional Indonesia

DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR LAMBANG, NOTASI, DAN SINGKATAN

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN & PENGENDALIAN PROYEK

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. untuk mencari ketinggian shear wall yang optimal untuk gedung perkantoran 22

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BALOK

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan pasangan dinding

III. METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan bersifat studi kasus dan analisa, serta perbandingan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN

BAB VI 6.1 WAKTU PENGERJAAN

Nama Pekerjaan : Pembangunan Abutmen Jembatan Air Jernih Gumpang Lempuh Perusahaan : CV. RABO PERKASA Lokasi : Gumpang Lempuh Tahun Anggaran : 2017

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. Kontraktor memerlukan strategi agar hasil yang dicapai sesuai dengan

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN PEKERJAAN DRAINASE


PENGARUH JARAK SENGKANG TERHADAP KAPASITAS BEBAN AKSIAL MAKSIMUM KOLOM BETON BERPENAMPANG LINGKARAN DAN SEGI EMPAT

1 HALAMAN JUDUL TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH MENENGAH PERTAMA TRI TUNGGAL SEMARANG

PENENTUAN KEAKURATAN INDEKS TUKANG BESI DAN PEKERJA PADA PEKERJAAN BALOK, KOLOM, PELAT LANTAI ANTARA BOW/SNI

Teknologi Beton II. B e t o n B e r t u l a n g

TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT YANG DIGUNAKAN. tinggi dapat menghasilkan struktur yang memenuhi syarat kekuatan, ketahanan,

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PEKERJAAN PELAT LANTAI UNTUK TOWER D DI PROYEK PURI MANSION APARTMENT. beton bertulang sebagai bahan utamanya.

SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI)

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Sri Indah Setiyaningsih, Penghitungan Struktur Beton Dan Perbandingan Perhitungan Biaya Menurut SNI

Kriswan Carlan Harefa NRP : Pembimbing : Ir. Maksum Tanubrata, MT FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG

SPESIFIKASI TEKNIS. Pasal 1 JENIS DAN LOKASI PEKERJAAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. struktur yang paling utama dalam sebuah bangunan. Suatu struktur kolom

ANALISA PERBANDINGAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA AKTUAL PADA PEKERJAAN BETON MENURUT SNI 7394:2008 DENGAN ANALISA HARGA SATUAN PEKERJAAN (AHSP) 2012

BAB 4 STUDI KASUS. Untuk studi kasus mengenai tinjauan jumlah tower crane yang digunakan pada

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN & PENGENDALIAN PROYEK

ANALISA BIAYA KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG DAN PERUMAHAN SNI ( STANDAR NASIONAL INDONESIA ) BUNTOK DAN SEKITARNYA

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RUMAH SUSUN SEDERHANA DAN SEWA ( RUSUNAWA ) MAUMERE DENGAN SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN KHUSUS

BAB 2 DASAR TEORI Dasar Perencanaan Jenis Pembebanan

Perhitungan Struktur Bab IV

Materi Praktis Pekerja Konstruksi Pekerjaan Besi Beton Buku 4 (empat)

sedangkan harga upah yang diperhitungkan merupakan upah borongan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. hingga akhir pelaksanaan pekerjaan. Laporan ini berguna untuk mengetahui

PERENCANAAN APARTEMEN ATLAS SKY GARDEN JALAN PEMUDA NO 33 & 34 SEMARANG

Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik

KEMAJUAN PEKERJAAN & PENGENDALIAN PROYEK. Dalam setiap kemajuan proyek, perlu adanya suatu laporan mengenai

Transkripsi:

Selamat Datang MANDOR PEMBESIAN/ PENULANGAN BETON 1.1

PELATIHAN : DAFTAR MODUL Mandor Pembesian / Penulangan Beton NO. KODE JUDUL NO. REPRESENTASI UNIT KOMPETENSI 1. RCF - 01 UUJK, K3 dan Pengendalian Dampak Lingkungan 2. RCF - 02 Standar dan Rencana Kerja Pembuatan Pembesian / Penulangan Beton 1 Menerapkan UUJK, K3 dan ketentuan pengendalian lingkungan kerja 2 Menguasai rencana pembuatan pembesian / penulangan beton sesuai spesifikasi pembesian / penulangan beton, gambar kerja, Instruksi Kerja (IK) dan Schedule Kerja Proyek 3. RCF - 03 Jadwal kerja harian dan mingguan 3 Membuat jadwal (schedule) kerja harian dan mingguan 4. RCF - 04 Prosedur dan teknik pembuatan dan pemasangan pembesian / penulangan beton A. Pekerjaan Persiapan 4 Melakukan Pekerjaan Persiapan Pembesian / Penulangan Beton B. Pembuatan dan Pemasangan Pekerjaan Pembesian / Penulangan Beton C. Pemeriksaan, Evaluasi dan Pelaporan pelaksanaan pekerjaan pembesian / Penulangan Beton 5. RCF - 05 Perjanjian Kerja dan Manajemen Untuk Mandor 5 Mengkoordinir dan mengawasi pembuatan dan pemasangan pembesian / penulangan beton 6 Memeriksa, mengevaluasi dan melaporkan hasil pelaksanaan pembuatan dan pemasangan pembesian / penulangan beton 7 Menguasai dan melaksanakan kontrak / perjanjian kerja 1.2

Pelatihan Mandor Pembesian/ Penulangan Beton Nomor Modul RCF 02 Judul Modul STANDAR DAN RENCANA KERJA PEMBUATAN PEMBESIAN / PENULANGAN BETON DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN KONSTRUKSI (PUS. PKPK) Jl. Sapta Taruna Raya Kompleks PU Pasar Jumat Tlp. 021. 7656632 Jakarta Selatan 1.3

NOMOR/ JUDUL MODUL : RCF 02/ STANDAR DAN RENCANA KERJA PEMBUATAN PEMBESIAN / PENULANGAN BETON TUJUAN PEMBELAJARAN UMUM (TPU) Setelah modul ini dipelajari peserta mampu : Menguasai standar dan rencana pembuatan pembesian / penulangan beton sesuai standar dan spesifikasi, gambar kerja, instruksi kerja, schedule kerja serta dapat menghitung harga satuan ongkos kerja 1.4

TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS (TPK) Setelah modul ini selesai dipelajari, peserta mampu : 1. Menguasai spesifikasi pekerjaan pembesian 2. Menguasai standar pekerjaan pembesian 3. Menguasai gambar kerja pembesian 4. Menguasai instruksi kerja pekerjaan pembesian 5. Menguasai schedule kerja pekerjaan pembesian 6. Menghitung harga satuan ongkos kerja 1.5

PENDAHULUAN (1) Standar dan rencana kerja harus betul-betul dipelajari, dikuasai dan dikuasai oleh seorang mandor sebelum melaksanakan pekerjaannya sehingga pelaksanaan pekerjaan berjalan dengan baik sesuai persyaratan yang ada. Standar dan rencana kerja terdiri dari : Spesifikasi pembesian Standar pembesian Gambar kerja Instruksi kerja Schedule kerja Harga satuan ongkos kerja. 1.6

PENDAHULUAN (2) Didalam spesifikasi, diuraikan apa saja yang harus dilakukan kontraktor dalam hubungan kerja dengan owner beserta standar apa saja yang harus dipedomani di dalam melaksanakan pekerjaan. Standar pelaksanaan pekerjaan pembesian / penulangan beton di dalam negeri biasanya mengacu pada SNI dan PBI 71. Membaca gambar kerja merupakan pengetahuan yang perlu untuk para mandor agar kondisi lapangan, letak-letak posisi pembesian dll dapat diketahui terlebih dahulu. 1.7

PENDAHULUAN (3) Prosedur instruksi kerja (IK) berisi check list yang memuat langkah-langkah pekerjaan beserta kriteria keberterimaan, Rencana kerja secara umum atau schedule kerja kontraktor harus dipahami dulu sebelum mandor membuat rencana kerja harian dan mingguan. Perhitungan analisa harga satuan pekerjaan atau analisa harga satuan ongkos kerja harus melihat standar dan rencana kerja yang ada. 1.8

SPESIFIKASI PEMBESIAN Spesifikasi pembesian / penulangan beton merupakan pedoman teknis para mandor untuk menghitung biaya pelaksanaan pekerjaan serta dalam melaksanakan pekerjaan dilapangan itu sendiri Spesifikasi pembesian berisi tentang : - Lingkup pekerjaan - Ketentuan, aturan dan standar yang mengikat untuk dilaksanakan - Syarat-syarat bahan dan alat - Syarat-syarat pelaksanaan menyangkut sumber daya, cara kerja dan segala sesuatu yang tercantum dalam dokumen kontrak yang berhubungan dengan teknis pelaksanaan 2.1

Pengaruh spesifikasi teknis pada perkiraan biaya pelaksanaan : Metode kerja : Dari spesifikasi teknis dapat dipilih metode kerja yang paling efisien Bahan : Dari bahan yang dipakai dapat dihitung angka koefisien bahan atau waste Upah : Tingkat kesulitan pekerjaan,menentukan kualifikasi dan produktifitas tenaga kerja Alat : Penentuan komposisi alat sangat penting, termasuk produktifitasnya. 2.2

Pekerjaan persiapan untuk mandor tidak ada hubungan dengan pekerjaan persiapan antara kontraktor dan owner. Biasanya pekerjaan persiapan untuk mandor terdiri dari mobilisasi, dan demobilisasi pekerja dan tukang, akomodasi dilokasi proyek, penyediaan peralatan K3 dan lain sebagainya. 2.3

Spesifikasi pembesian umumnya terdiri dari : Macam-macam tulangan baja dan spesifikasinya serta syarat penyerahan material Daftar bengkokkan dan cara memotong dan membengkok Pemasangan tulangan Selimut beton Kesemuanya diuraikan secara umum dan singkat. Adapun standar yang dipakai termasuk ukuran pembengkokkan, bentuk-bentuk tulangan baja, penggunaan ganjal / Spacers maupun cara penyambungan tulangan biasanya merupakan lampiran tersendiri (misal pada gambar kerja) 2.4

STANDAR PEMBESIAN Standar pembesian / penulangan beton merupakan bagian dari spesifikasi teknik yang menjelaskan jenis baja tulangan, detail dari pemotongan dan toleransinya, pembengkokkan dan toleransinya, selimut beton dan penggunaan ganjal / spacers / tahu beton, perangkaian / penganyaman dan pemasangan pembesian / penulangan beton 3.1

Mandor harus betul-betul menguasai dan menerapkan standar pembesian yang dipakai dilapangan. Untuk itu detail dari standar pembesian tersebut harus diminta kepada pemberi pekerjaan. Standar yang dipakai pada proyek-proyek lokal diindonesia biasanya mengacu pada standar menurut PBI 71 dan SNI 3.2

CONTOH STANDAR PBI 71 Mutu Baja Tulangan Mutu Sebutan Tegangan leleh karakteristik ( au ) atau tegangan karakteristik yang memberikan regangan tetap 0,2 % ( 0, 2 ) (kg/cm 2 ) U 22 U 24 U 32 U 39 U 48 Baja lunak Baja lunak Baja Sedang Baja Keras Baja Keras 2.200 2.400 3.200 3.900 4.800 3.3

CONTOH STANDAR PBI 71 3.4

CONTOH STANDAR PBI 71 Gambar Kait penuh Gambar Kait miring 3.5a

CONTOH STANDAR PBI 71 Gambar Kait miring pada sengkang Gambar Pembengkokkan tulangan 3.5b

CONTOH STANDAR SNI Ukuran baja tulangan beton polos No. Penamaan Diameter nominal (mm) Luas Penampang nominal (mm) Berat nominal (kg/m) 1 P6 6 0,2827 0,222 2 P8 8 0,5027 0,395 3 P10 10 0,7854 0,617 4 P12 12 1.131 0,888 5 P14 14 1,539 1,21 6 P16 16 2,011 1,58 7 P19 19 2,835 2,23 8 P22 22 3,801 2,98 9 P25 25 4,909 3,85 10 P28 28 6,158 4,83 11 P32 32 8,042 6,31 3.6

CONTOH STANDAR SNI Ukuran Baja Tulangan beton polos dan sirip No. Penamaan Diameter nominal (mm) Luas penampang nominal Diameter dalam (mm) Tinggi sirip melintang (diameter dalam) Jarak sirip melintang maksimum Lebar rusuk memanjang maksimum Berat nominal Min Maks Cm2 mm mm mm mm Mm Kg/m 1 s 6 6 0,2827 5,5 0,3 0,6 4,2 4,7 0,222 2 s 8 8 0,5027 7,3 0,4 0,8 5,6 6,3 0,395 3 s 10 10 0,7854 8,9 0,5 1,0 7,0 7,9 0,617 4 s 13 13 1,327 12,0 0,7 1,3 9,1 10,2 1,04 5 s 16 16 2,011 15,0 0,8 1,6 11,2 12,6 1,58 6 s 19 19 2,835 17,8 1,0 1,9 13,3 14,9 2,23 7 s 22 22 3,801 20,7 1,1 2,2 15,4 17,3 2,98 8 s 25 25 4,909 23,6 1,3 2,5 17,5 19,7 3,85 9 s 29 29 6,605 27,2 1,5 2,9 20,3 22,8 5,18 10 s 32 32 8,042 30,2 1,6 3,2 22,4 25,1 6,31 11 s 36 36 10,18 34,0 1,8 3,6 25,2 28,3 7,99 12 s 40 40 12,57 38,0 2,0 4,0 28,0 31,4 9,88 13 s 50 50 19,64 48,0 2,5 5,0 35,0 39,3 15,4 3.7

CONTOH STANDAR SNI Gambar Beberapa bentuk baja tulangan sirip 3.8

GAMBAR KERJA Membaca Gambar Merupakan Kemampuan Dasar Yang Sangat Penting Dan Harus Dimiliki Oleh Mandor Pada Pekerjaan Konstruksi (Bangunan Gedung, Jalan Dan Jembatan, Bangunan Pengairan) Sebelum Pelaksanaan Di Lapangan, Lebih Dulu Dibuat Gambar Rencana Konstruksi Gambar-gambar, Sket Atau Diagram Digunakan Oleh Perencana Untuk Menyampaikan Atau Menjelaskan Spesifikasi Atau Syarat Syarat Teknis Dan Prosedur Pelaksanaan Pekerjaan 4.1

Membaca Gambar Merupakan Tuntutan Pekerjaan Mandor Harus Mampu Membaca Gambar, yaitu Memahami Pesan, Perintah, Syarat-syarat Teknis atau Spesifikasi, dan Prosedur Yang Ditentukan Serta Menentukan Langkahlangkah Operasional Membaca Gambar Adalah Memperhatikan Sampai Memahami Yang Tercantum Pada Gambar, dan Dapat Menyatakan Kedalam Langkah-langkah Pelaksanaan 4.2

Dalam industri konstruksi digunakan banyak macam gambar rencana, antara lain : Gambar situasi, gambar denah bangunan, gambar detail, gambar tampak, gambar potongan dan sebagainya. Masing-masing macam gambar mempunyai maksud dan kegunaan sendiri, namun semua sebagai sarana untuk menyampaikan pesan atau perintah dari perencana kepada yang akan melaksanakan pekerjaan. 4.3

4.4

Agar sket dan gambar rencana dapat digunakan sebagai perintah kepada tukang, perlu dilengkapi catatan atau notasi. Untuk catatan atau notasi banyak digunakan simbol, tanda, singkatan, maksudnya agar tidak terlalu banyak tulisan dan agar gambar / sket tampak lebih jelas. Ada simbol simbol, tanda tanda dan singkatan singkatan yang terdapat pada gambar dan sket. 4.5

4.6

4.7

GAMBAR RENCANA PEMBESIAN Contoh gambar denah pondasi gedung Pelat pondasi sloof dan kolom-kolomnya. 4.8

4.9

4.10

4.11

4.12

INSTRUKSI KERJA Instruksi Kerja (IK) merupakan salah satu prosedur sistem manajemen mutu yang harus dilaksanakan oleh seluruh pelaksana pekerjaan konstruksi termasuk mandor dan pekerjaannya. Instruksi kerja (IK) berupa check list yang berisi detail dari langkah-langkah pekerjaan yang harus dilaksanakan seorang mandor beserta kriteria apa saja yang menjadi dasar langkah pekerjaan itu dapat diterima dengan baik 5.1

Manfaat bagi mandor dan karyawannya dalam prosedur mutu tersebut antara lain : : - Tugas dan tanggung jawab menjadi jelas - Menumbuhkan keyakinan kerja, karena bekerja berdasarkan prosedur kerja yang jelas dan benar - Berkurang atau tidak adanya kerja ulang karena system mutu yang baik Manfaat bagi unit kerja mandor borong antara lain : - Efektifitas dan efisiensi operasional mandor meningkat - Produktifitas meningkat - Karena proses / langkah kerja dimonitor dan dikendalikan secara tertulis, dapat diketahui siapa saja tukang yang potensial 5.2

Konsep dasar penerapan ISO 9000 : Tulis apa saja yang anda kerjakan Kerjakan apa yang anda tulis Sudah efektif? Perbaikan yang perlu Rekam dan catat hasil pelaksanaannya 5.3

CONTOH IK 5.4

SCHEDULE KERJA Sebelum melaksanakan pekerjaan dilapangan, mandor harus mempelajari dan menguasai dulu schedule kerja. Apabila dalam bidang mutu, mandor harus mempelajari dan menguasai spesifikasi pembesian termasuk standar yang dipakai, maka dalam hal mutu maka schedule kerja pembesian harus betul-betul dikuasai dan diterapkan dilapangan 6.1

Pemberi pekerjaan dalam hal ini kontraktor biasanya memberikan schedule khusus pekerjaan struktur / pekerjaan beton bertulang dan ditambah schedule harian / mingguan pada lokasi tertentu. Pada schedule harian tersebut dapat dilihat per hari berapa ton pekerjaan pembesian harus diselesaikan Dengan berbekal schedule harian tersebut, maka mandor akan dapat membuat programnya sendiri termasuk pengajuan dan pengadaan bahan, tenaga kerja maupun peralatan 6.2

SCHEDULE PEMBESIAN PEKERJAAN STRUKTUR 6.3

GAMBAR KERJA PEMBESIAN 6.4

6.5

RENCANA KERJA MINGGUAN NO. JENIS PEKERJAAN ANIS BULAN : SEPTEMBER... TAHUN : 2006 VOLUME MINGGU KE : III TANGGAL RENCANA REALISASI SN/18 SL/19 RB/20 KM/21 JM/22 SB/23 MG/24 1 Plat Lantai 5 AP 11' - 12' / G-H - Bekisting 210 M2 - Pembesian 26.716 Kg - Pengecoran 80 M3 KETERANGAN 2 Dinding kolam renang AP 14-16 / D - E - Bekisting 81 M2 - Pembesian 1.25 Kg - Pengecoran 6 M3 3 Tangga core AP 12-13 / E 4 Lantai 3 AP 13-15 / G - H' - Bekisting 56 M2 - Pembesian 2.7 Kg - Pengecoran 15 M3 5 Dinding retaining wall AP 7-8 / G - H' 6 Lantai 3 AP 9-12 / G' - H' - Bekisting 37 M2 - Pembesian 3.74 Kg - Pengecoran 20 M3 Mengetahui Kepala Proyek Disetujui Kepala Lapangan Jakarta, 18 September 2006 Dibuat oleh, Pelaksana 6.6

MENGHITUNG ONGKOS KERJA Dengan menghitung harga satuan ongkos kerja secara teliti dan cermat, mandor akan dapat menyusun harga borongan yang wajar untuk ditawarkan, tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah Dengan harga wajar, kemungkinan penawaran akan dapat diterima, dapat dilaksanakan dengan tetap mempertahankan mutu, dan mendapat keuntungan yang cukup, serta memperoleh kepercayaan dan peluang order berikutnya dari pemberi kerja. 7.1

Perhitungan perlu dilakukan berdasarkan ketentuan dan satu cara yang berlaku, dengan mempertimbangkan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi harga seperti tempat, waktu dan sebagainya. Sebagai dasar perhitungan, dahulu masih digunakan analisa BOW. Namun sekarang telah dikembangkan cara-cara lain sesuai perkembangan teknologi. Karena itu hitungan harga satuan ongkos kerja bisa berbeda-beda, tergantung keahlian dan pengalaman masing-masing. 7.2

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HARGA BORONGAN Jenis dan sifat pekerjaan (misalnya mudah atau sulit / berbahaya) Tempat, letak, lokasi pekerjaan (misalnya mudah atau sulit / berbahaya) Volume pekerjaan (volume besar, harga dapat ditekan) Keadaan cuaca di tempat pekerjaan (banyak hujan) 7.3

Ketrampilan dan produktifitas tukang, efisiensi penggunaannya dan tingkat upah sangat mempengaruhi biaya dan harga. Faktor waktu juga sangat mempengaruhi biaya / harga. Jika pekerjaan harus selesai dalam waktu singkat, harga / biaya cenderung tinggi. Harga bahan yang dapat mempengaruhi biaya antara lain : langkahnya bahan, salah beli, kelebihan, jarak tempat tersedianya barang. Penyediaan dana dan cara pembayaran mempengaruhi biaya. Peraturan setempat sering menimbulkan biaya. 7.4

Dalam menghitung harga borongan, ada 2 faktor yang sangat penting yang mempengaruhi hal tersebut yaitu produktifitas dan waste. Faktor produktifitas dipakai untuk menghitung kebutuhan sumber daya tenaga kerja dan peralatan dan faktor waste dipakai untuk menghitung kebutuhan sumber daya bahan / material. Dengan menghitung produktifitas tenaga kerja dan peralatan serta waste bahan secara benar maka tercapai penawaran harga borongan yang realistis sesuai kemampuan mandor. 7.5

Data produktifitas dan waste perlu diketahui untuk : Mengetahui tingkat kemampuan mandor dalam efisiensi Untuk dasar peningkatan efisiensi seorang mandor Butir a) terkait penyusunan penawaran harga borongan agar menghasilkan harga penawaran yang realistik Butir b) berupa program menerus untuk meningkatkan efisiensi 7.6

PRODUKTIVITAS = OUTPUT Out put : Kuantitas atau volume Input : Tenaga kerja atau alat PER SATUAN INPUT (alat termasuk operator) Faktor yang mempengaruhi produktifitas : Kondisi pekerjaan dan lingkungan Ketrampilan tenaga kerja / kapasitas alat Motivasi tenaga kerja / operator Cara kerja (metoda) Manajemen (SDM dan alat) WAKTU 7.7

Waste : kelebihan kuantitas material yang digunakan / didatangkan yang tidak menambah nilai pekerjaan. Agar tercapai efisiensi, harus diusahakan waste serendah mungkin. Kemampuan mandor pembesian menekan waste tercermin dari kemampuannya mengatur / menghitung dan menempatkan besi beton sisa untuk dimanfaatkan. Jenis waste ada dua yaitu waste individu yang menyangkut satu jenis material dan waste campuran yaitu menyangkut material campuran 7.8

Penyebab waste material : Masa tunggu / idle, material di datangkan jauh sebelum waktu yang diperlukan Akibat transportasi khusus material lepas (bulk) seperti pasir, koral dll. Stok bahan berlebihan Kerusakan / cacat, baik material maupun produk jadi termasuk material yang ditolak (reject) Kehilangan, termasuk penyusutan 7.9

ANGGARAN BIAYA PELAKSANAAN Anggaran biaya pelaksanaan adalah jumlah biaya yang dianggarkan untuk melaksanakan pekerjaan sesuai bentuk yang ada. Dalam menghitung harga satuan ongkos kerja, pekerjaan dipecah-pecah menjadi bagian-bagian yang lebih kecil, disebut pos pekerjaan. Dari masing-masing pos pekerjaan dapat dihitung harga satuan pos pekerjaan, berdasarkan perhitungan analisa biaya. Dari perhitungan biaya yang terinci tersebut dapat diharapkan hasil perhitungan yang dapat dipertanggung jawabkan. 7.10

Harga jual adalah harga pokok (anggaran biaya pelaksanaan) ditambah keuntungan mandor, ditambah lagi pajak. Contoh : HARGA POKOK = Rp. 1.000.000,- KEUNTUNGAN 10 % = Rp. 100.000,- = Rp. 1.100.000,- PAJAK 15 % = Rp. 165.000,- HARGA JUAL = Rp. 1.265.000,- 7.11

Contoh Perhitungan Pekerjaan Pembesian / Penulangan Beton : 7.4.1. Contoh Perhitungan Pekerjaan Pembesian / Penulangan Beton Contoh analisa harga satuan pembesian / penulangan beton per Kg Koef : Koef : Bahan : Besi beton = (Disediakan owner) Transport lokal = Rp.... A = Rp.../ kg Upah : Koefisien x Rp. 150.000 = Rp.... Koefisien x Rp. 100.000 = Rp.... Koefisien x Rp. 50.000 = Rp.... B = Rp.... / kg Peralatan : Sewa Bar Bender = Rp.... Sewa Bar Cutter = Rp.... Alat-alat bantu = Rp.... C = Rp.... / kg A + B + C = Rp. / kg (Harga satuan pembesian per kg besi beton) (Disediakan Owner) Upah mandor = Rp. 150.000/ hari Upah tukang = Rp. 100.000/ hari Upah pekerja = Rp. 50.000/ hari Catatan : Koefisien bias dari BOW atau pengalaman mandor 7.12

Koefisien upah bisa dari BOW atau pengalaman mandor. Agar harga bisa bersaing, sebaiknya tidak mengambil nilai koefisien dari BOW. Semua biaya baik bahan, upah maupun peralatan di transfer menjadi biaya per kg besi beton. Dapat dimasukkan biaya persiapan, mobilisasi dan akomodasi tukang dan pekerja. Koefisien upah tergantung dari produktifitas tenaga kerja Koefisien alat tergantung dari produktifitas alat. Apabila termasuk penyediaan bahan, maka koefisien bahan tergantung dari waste bahan. 7.13

SEKIAN & TERIMA KASIH