Teknologi Beton II. B e t o n B e r t u l a n g

Ukuran: px

Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Teknologi Beton II. B e t o n B e r t u l a n g"

Lanny Kusumo
6 tahun lalu
Tontonan:

1 Teknologi Beton II B e t o n B e r t u l a n g

Konsep Dasar Beton Berulang Beton bertulang adalah beton yang ditulangi dengan luas dan jumlah tulangan yang tidak kurang dari nilai minimum yang

2 Konsep Dasar Beton Berulang Beton bertulang adalah beton yang ditulangi dengan luas dan jumlah tulangan yang tidak kurang dari nilai minimum yang disyaratkan dengan atau tanpa prategang, dan direncanakan berdasarkan asumsi bahwa kedua material bekerja bersama-sama dalam menahan gaya yang bekerja. Perencanaan Semua komponen struktur beton bertulang harus direncanakan cukup kuat sesuai dengan ketentuan yang dipersyaratkan dalam standar SK SNI tentang tata cara perhitungan struktur beton untuk bangunan gedung,dengan menggunakan faktor beban dan faktor reduksi kekuatan φ yang sesuai.

3 Kelebihan dan Kekurangan Beton Bertulang 1. Keuntungan Beton Bertulang Dapat mengikuti bentuk bangunan secara bebas Tahan terhadap karat Tahan terhadap bahaya kebakaran Pemeliharaan hampir tidak ada Tahan terhadap gempa Ukuran lebih kecil jika dibandingkan dengan beton tak bertulang/pasangan batu Sebagai lantai dasar/pondasi pada tanah yang jelek/lembek sangat baik sekali Menyerap/Mengistolir suara 2. Kerugian Beton Bertulang Mutu beton tergantung pada bahan dan pelaksanaannya Tak dapat dibongkar pasang/dipindahkan Bongkaran tidak dapat dipakai kembali Berat konstruksi besar jika dibandingkan dengan konstruksi kayu atau baja

4 Jenis beton bertulang Berdasarkan bentuknya, baja tulangan beton dibedakan menjadi 2 (dua) jenis yaitu baja tulangan beton polos dan baja tulangan beton sirip. Baja tulangan beton polos Baja tulangan beton polos adalah baja tulangan beton berpenampang bundar dengan permukaan rata tidak bersirip, disingkat BjTP. Baja tulangan beton sirip Baja tulangan beton sirip adalah baja tulangan beton dengan bentuk khusus yang permukaannya memiliki sirip melintang dan rusuk memanjang yang dimaksudkan untuk meningkatkan daya lekat dan guna menahan gerakan membujur dari batang secara relatif terhadap beton, disingkat BjTS.

5 Baja tulangan beton polos Baja tulangan beton sirip

Syarat Mutu Sifat tampak Baja tulangan beton tidak boleh mengandung serpihan, lipatan, retakan, gelombang, cerna yang dalam dan hanya diperkenankan berkarat ringan pada permukaan Bentuk 1.

Setiap batang diperkenankan mempunyai rusuk memanjang yang searah dan sejajar dengan sumbu batang, serta sirip-sirip lain dengan arah melintang sumbu batang.

6 Syarat Mutu Sifat tampak Baja tulangan beton tidak boleh mengandung serpihan, lipatan, retakan, gelombang, cerna yang dalam dan hanya diperkenankan berkarat ringan pada permukaan Bentuk 1. Baja tulangan beton polos Permukaan batang baja tulangan beton harus rata tidak bersirip. 2. Baja tulangan beton sirip Permukaan batang baja tulangan beton sirip harus bersirip teratur. Setiap batang diperkenankan mempunyai rusuk memanjang yang searah dan sejajar dengan sumbu batang, serta sirip-sirip lain dengan arah melintang sumbu batang. Sirip-sirip melintang sepanjang batang baja tulangan beton harus terletak pada jarak yang teratur. Serta mempunyai bentuk dan ukuran yang sama. Bila diperlukan tanda angka angka atau huruf-huruf pada permukaan baja tulangan beton, maka sirip melintang pada posisi di mana angka atau huruf dapat ditiadakan. Sirip melintang tidak boleh membentuk sudut kurang dari 45 terhadap sumbu batang, apabila membentuk sudut antara 45 sampai 70, arah sirip melintang pada satu sisi, atau kedua sisi dibuat berlawanan. Bila sudutnya diatas 70 arah yang berlawanan tidak diperlukan.

7 Ukuran dan toleransi Baja tulangan beton polos

8 Baja tulangan beton sirip

Menghitung Volume Bertulang Sebuah pekerjaan kolom beton bertulang setinggi 6 m dengan gambar potongan besi seperti ini: Menghitung besi tulangan pokok : volume besi D10 adalah 4 bh x 6 m = 24 m jika

808 kg Menghitung kebutuhan besi tulangan sengkang: Panjang tulang sengkang perbuah adalah 25+15+25+15+5+5 = 90 cm = 0.

9 Menghitung Volume Bertulang Sebuah pekerjaan kolom beton bertulang setinggi 6 m dengan gambar potongan besi seperti ini: Menghitung besi tulangan pokok : volume besi D10 adalah 4 bh x 6 m = 24 m jika panjang besi perbuah dipasaran adalah 11 m maka kebutuhan besi adalah 24 m : 11 m = 2.18 buah berat per m besi D10 adalah kg maka total kebutuhan besi D10 adalah kg/m x 24 = kg Menghitung kebutuhan besi tulangan sengkang: Panjang tulang sengkang perbuah adalah = 90 cm = 0.9 m jumlah tulangan sengkang pada kolom setinggi 6 m dengan jarak pemasangan 15 cm adalah 6 : 0.15 = 40 buah besi tulangan sengkang. total panjang besi tulangan sengkang adalah 40 bh x 0.9 m = 36 m jka panjang besi perbuah dipasaran 11 m maka kebutuhan besi tulangan sengkang 36 : 11 = 3.27 buah berat besi per kg besi D8 pada tabel adalah kg maka jumlah kebutuhan besi adalah kg/mâ x 36 m = kg

10 Dari perhitungan diatas maka kebutuhan besi tulangan nya adalah Besi D10 = 2.18 batang = kg Besi D8 = 3.27 batang =Â kg beton sebesar = 0.36 m3

dokumen-dokumen yang mirip

SNI Standar Nasional Indonesia. Baja tulangan beton. Badan Standardisasi Nasional

SNI Standar Nasional Indonesia. Baja tulangan beton. Badan Standardisasi Nasional Standar Nasional Indonesia Baja tulangan beton ICS 27.180 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup...1 2 Acuan normatif...1 3 Istilah dan definisi... 1 4 Jenis...