BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Produktivitas pada dasarnya berkaitan erat dengan sistem produksi, yaitu sistem dimana faktor-faktor semacam tenaga kerja dan modal/kapital (mesin, peralatan kerja, bahan baku, bangunan pabrik, dan lain-lain.) dikelola dalam suatu cara yang terorganisir untuk mewujudkan barang atau jasa secara efektif dan efisien. Proses produksi dapat dinyatakan sebagai serangkaian aktivitas yang diperlukan untuk mengolah ataupun merubah sekumpulan masukan menjadi sejumlah keluaran yang memiliki nilai tambah. Perubahan ataupun pengolahan yang terjadi disini baik secara fisik ataupun nonfisik, dimana perubahan tersebut bisa terjadi terhadap bentuk, dimensi maupun sifat-sifatnya. Produktivitas secara sederhana dapat didefinisikan sebagai perbandingan antara output per input-nya. Dengan diketahui nilai produktivitas, maka akan diketahui pula seberapa efisien pula sumber-sumber input telah berhasil dihemat. Upaya peningkatan produktivitas secara terus-menerus dan menyeluruh merupakan satu hal yang penting tidak saja berlaku bagi setiap individu pekerja, melainkan juga bagi perusahaan. PT. X merupakan perusahaan manufacturing yang bergerak di bidang otomotif. Pada plant 1 PT. X terdapat Departemen Produksi Casting, kemudian
2 dibagi lagi menjadi seksi LPDC (Low Pressure Die Casting) dan seksi HPDC (High Pressure Die Casting). Produk yang dihasilkan pada seksi LPDC berupa part Cylinder Head. Tahap-tahap urutan proses produksi LPDC Cylinder Head meliputi : a. Proses Melting. b. Proses injeksi pasir core. c. Proses injeksi LPDC. d. Proses Chipping adalah proses Perontokan pasir resin yang terbentuk pada proses LPDC. e. Proses Cutting. f. Proses Trimming. g. Proses T4. h. Proses Blasting. i. Final Inspection. Mesin Chipping adalah alat yang digunakan pada Proses Chipping untuk merontokkan pasir pada Part Cylinder Head dengan cara digetarkan. Cylinder Head dimasukkan ke dalam Mesin Chipping untuk digetarkan dengan menggunakan batang besi yang disebut Hammer (lihat pada Lampiran 3). Kondisi Mesin Chipping saat ini sering mengalami trouble atau kerusakan sehingga proses produksi dapat terganggu dan mesin menjadi tidak efisien.
3 1.2 Identifikasi Perumusan Masalah Berdasarkan pengamatan di lapangan, terdapat penurunan produktivitas (produktivitas yang rendah) pada Mesin Chipping dalam proses produksi casting Cylinder Head plant 1 PT X. Hal ini dikarenakan tingginya downtime akibat trouble mesin yaitu sebesar 428,64 menit perbulan (standar downtime mesin perbulan sebesar 182 menit), kenyamanan kerja operator menurun akibat kebisingan yang ditimbulkan mesin sebesar 107,2 dba (standar tingkat kebisingan 85 dba), dan cycle time Mesin Chipping yang kurang efisien yaitu sebesar 58,81 detik (standar cycle time Mesin Chipping 45±5 detik). Action sementara yang dilakukan perusahaan saat ini adalah dengan melakukan banyak perbaikan pengelasan pada head chipping unit. Berkaitan dengan masalah tersebut, maka diajukan improvement pada Mesin Chipping (head chipping unit) sebagai solusinya dalam upaya peningkatan produktivitas proses produksi tersebut. Improvement yang dilakukan adalah dengan merubah design head chipping unit yang sesuai dengan performa dan fungsi Mesin Chipping. Manfaat positif yang dapat dicapai dengan terjadinya peningkatan produktivitas adalah terjadinya penurunan biaya proses produksi khususnya running cost Mesin Chipping. Berdasarkan masalah tersebut judul penelitian ini adalah Peningkatan Produktivitas dan Efisiensi Mesin Chipping Pada Proses Produksi Casting Cylinder Head di Plant 1 PT X sebagai tugas skripsi untuk memenuhi syarat kelulusan program sarjana teknik industri di Universitas Bina Nusantara.
4 Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka masalah yang dapat dirumuskan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana downtime mesin yang diakibatkan oleh kerusakan mesin dapat berkurang. 2. Bagaimana mengurangi suara bising yang di timbulkan oleh Mesin Chipping agar operator lebih merasa nyaman dalam bekerja. 3. Bagaimana solusi untuk memperbaiki cycle time pada Mesin Chipping. 1.3 Ruang Lingkup dan Batasan Masalah Agar penelitian tidak terlalu meluas dan agar dapat dilakukan analisis yang sesuai dengan tujuan semula, maka perlu dikemukakan beberapa batasan permasalahan yaitu sebagai berikut : 1. Analisa efisiensi dan produktivitas yang dilakukan hanya pada Mesin Chipping dalam ruang lingkup Produksi Casting Cylinder Head type KPH di seksi LPDC Plant I PT X. 2. Pengambilan data pada penelitian ini dilakukan mulai bulan Januari 2009 sampai dengan januari 2010. 3. Tidak dilakukan analisis terhadap biaya produksi total, hanya melihat perbandingan biaya improvement dan running cost per unit pada Mesin Chipping. 4. Pengukuran produktivitas yang dilakukan hanya produktivitas parsial running cost per unit Mesin Chipping terhadap total cost per unit Cylinder Head.
5 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian yang dilakukan adalah : 1. Meningkatkan produktivitas dan efisiensi pada Mesin Chipping dengan mengurangi downtime mesin serta memperbaiki cycle time mesin. 2. Memberikan solusi berupa improvement dengan redesign mesin. 3. Meningkatkan kenyamanan kerja operator dengan mengurangi kebisingan yang timbul akibat Mesin Chipping. 1.5 Manfaat Penelitian Sedangkan kegunaan penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat dan masukan yaitu : 1. Dengan melakukan improvement berupa redesign mesin, maka akan meningkatkan produktivitas dan efisiensi Mesin Chipping. 2. Dengan terjadinya peningkatan produktivitas, maka akan terjadi pula penurunan biaya produksi per-unitnya sehingga akan mampu meningkatkan daya saing dari output yang dihasilkan oleh perusahaan. 3. Dengan melakukan improvement berupa redesign mesin, maka akan meningkatkan juga kenyamanan kerja operator. 1.6 Gambaran umum Perusahaan Pertumbuhan konsumen sepeda motor meningkat luar biasa. Di tengah-tengah persaingan yang begitu tajam akibat banyaknya merek pendatang baru, sepeda motor
6 X yang sudah lama beredar di Indonesia, dengan segala keunggulannya, tetap mendominasi pasar dan sekaligus memenuhi kebutuhan angkutan yang tangguh, irit, serta ekonomis. Menjawab tantangan tersebut, organisasi yang berada di balik kesuksesan sepeda motor X di Indonesia terus memperkuat diri. PT. X merupakan perusahaan manufacturing sepeda motor pertama dan terbesar di Indonesia. Dengan jumlah karyawan sekitar 11.962 orang (data September 2007), saat ini mampu memproduksi 2,5 juta unit per-tahunnya. Pada awal pendiriannnya, nama yang digunakan adalah PT. X Motor didirikan tepatnya pada tanggal 11 Juni 1971. Pada saat itu, kepemilikan saham mayoritas dikuasai oleh PT. Z International Tbk. Baru pada tahun 2000 setelah terjadi merger dengan beberapa anak perusahaan, serta adanya perubahan komposisi kepemilikan saham (50% PT Z International Tbk dan 50% Y Motor Company Limited, Jepang) dan nama perusahaan berubah menjadi PT. X yang resmi digunakan sejak awal tahun 2001. Saat ini PT. X telah mempunyai berbagai sertifikasi standar dari internasional diantaranya adalah JIS (Japan Industrial Standart), SII (Standard Indutrial Indonesia), SNI (Standar Nasional Indonesia), ISO 9001:2000, ISO 14001:2004, dan ISO 17025. Oleh sebab itu produk-produk yang dihasilkan PT. Z ini mampu bersaing di pasar dunia. PT. X merupakan sinergi keunggulan teknologi dan jaringan pemasaran yang kuat di Indonesia. Keunggulan teknologi X Motor diakui di seluruh dunia dan telah dibuktikan dalam berbagai kesempatan, baik di jalan raya maupun di lintasan balap. Pihak perusahaan pun terus mengembangkan teknologi yang mampu menjawab
7 kebutuhan pelanggan yaitu mesin yang bandel dan irit bahan bakar, sehingga menjadikannya sebagai pelopor kendaraan roda dua yang ekonomis. Tidak heran jika harga jual kembali sepeda motor X tetap tinggi.