BAB I PENDAHULUAN. menjadi kurang dari 70/ kelahiran hidup. 1. Secara global, Maternal mortality Ratio (MMR) selama 25 tahun terakhir terjadi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Millennium Development Goals (MDG) telah menjadi tujuan milenium

BAB I PENDAHULUAN. Preeklamsia dan eklamsia merupakan masalah kesehatan yang. memerlukan perhatian khusus karena preeklamsia adalah penyebab kematian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Obesitas adalah salah satu faktor yang paling umum menyebabkan umur harapan hidup (UHH) lebih pendek dan beberapa

BAB I PENDAHULUAN. lahir adalah Angka Kematian Bayi (AKB). Angka tersebut merupakan indikator

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi dalam kehamilan adalah hipertensi yang terjadi saat kehamilan

BAB I PENDAHULUAN. Kematian Bayi (AKB) menjadi indikator pertama dalam menentukan derajat

BAB 1 PENDAHULUAN. atau dikenal dengan Millennium Development Goals (MDG s) hingga tahun 2015 adalah dengan menurunkan ¾ risiko jumlah

BAB 1 : PENDAHULUAN. dengan penyebab yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan, dan nifas

BAB I PENDAHULUAN. yang terkait dengan kehamilan dan persalinan, dengan kata lain 1400 perempuan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan tekanan darah dan proteinuria yang muncul ditrimester kedua

BAB I PENDAHULUAN. paling kritis karena dapat menyebabkan kesakitan dan kematian bayi. Kematian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penentu status kesejahteraan negara. Hal tersebut dikarenakan Angka Kematian

BAB 1 PENDAHULUAN. Angka kematian ibu (AKI) adalah jumlah kematian selama kehamilan atau

BAB I PENDAHULUAN. 2012, Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia adalah 359 per

BAB I PENDAHULUAN. dunia mengalami preeklampsia (Cunningham, 2010). Salah satu penyulit dalam

BAB I PENDAHULUAN. serius di negara berkembang. Menurut laporan World Health Organization

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Berdasarkan data World Health Organization (WHO) 2015, terlihat

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN meninggal dunia dimana 99% terjadi di negara berkembang. 1 Angka

BAB 1 : PENDAHULUAN. morbiditas dan mortalitas bayi karena rentan terhadap kondisi-kondisi infeksi saluran

BAB I PENDAHULUAN. tahun diperkirakan wanita di dunia meninggal sebagai akibat. per kelahiran hidup (Wiknjosastro, 2006).

BAB 1 PENDAHULUAN. 2012, Angka kematian ibu adalah 395 per kelahiran hidup.

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Angka kematian ibu (AKI) atau Maternal Mortality Rate (MMR) merupakan

BAB I PENDAHULUAN. seorang wanita, dimana kehamilan merupakan proses fertilisasi atau

BAB I PENDAHULUAN. adalah kematian ibu dan angka kematian perinatal. Di dunia, setiap menit

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indikator derajat kesehatan masyarakat, tercermin dalam kondisi angka kematian,

BAB I PENDAHULUAN. Millenium development goal (MDG) menargetkan penurunan AKI menjadi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehamilan (HDK), infeksi, partus lama/macet, dan abortus. 1 Infeksi

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi merupakan tekanan darah di atas batas normal, hipertensi

BAB I PENDAHULUAN. tidak adanya insulin menjadikan glukosa tertahan di dalam darah dan

ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN PREEKLAMPSIA

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes melitus (DM) adalah penyakit akibat adanya gangguan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Salah satu sasaran

BAB I PENDAHULUAN. faktor utama mortalitas (Saefudin, 2002). AKI ini menggambarkan jumlah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V PEMBAHASAN. dengan preeklamsi di RSUD Dr. Moewardi Surakarta yang sesuai kriteria inklusi

BAB 1 PENDAHULUAN. Angka Kematian Bayi (AKB). AKB menggambarkan tingkat permasalahan kesehatan

aktivitas simpatis yang lebih besar daripada maternal normotensif (Schobel et al., 1996; Greenwood et al., 2001; Fischer et al., 2004; Yusuf et al.

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud. Pembangunan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Penyebab tingginya angka kematian ibu terutama disebabkan karena faktor

BAB I PENDAHULUAN. status kesehatan ibu pada suatu wilayah, salah satunya yaitu angka

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kematian yang dialami ibu selama masa kehamilan masih cukup tinggi di

BAB I PENDAHULUAN. negara berkembang lainnya. Angka Kematian Bayi (AKB) adalah jumlah

BAB 1 PENDAHULUAN. Upaya untuk memperbaiki kesehatan ibu, bayi baru lahir, dan anak telah

HUBUNGAN ANTARA PREEKLAMPSIA DENGAN PERSALINAN PREMATUR DI RSUD DR. SOESILO KABUPATEN TEGAL SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. hidup, dan Singapura 6 per kelahiran hidup. 1 Berdasarkan SDKI. tetapi penurunan tersebut masih sangat lambat.

ANALISIS FAKTOR RISIKO USIA KEHAMILAN DAN PARITAS TERHADAP KEJADIAN ABORTUS. La Ode Ali Imran Ahmad Universitas Haluoleo Kendari.

HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU BERSALIN DENGAN KEJADIAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DI RUMAH SAKIT UMUM Dr. SOEDIRAN WONOGIRI SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Bayi (AKB) atau Infant Mortality Rate merupakan. indikator yang lazim digunakan untuk menentukan derajat kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. jumlah serta tingkat kompleksitasnya. 2. penyakit jantung semakin meningkat. 3 Di Washington, Amerika Serikat,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angka kematian bayi yang berarti tingkat risiko kematian terhadap anak yang lahir hidup sebelum ulang tahun

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Derajat kesehatan penduduk merupakan salah satu indikator kualitas

BAB 1 PENDAHULUAN. normal. Pre-eklampsia dalam kehamilan adalah apabila dijumpai tekanan darah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Angka kematian wanita yang disebabkan oleh karena kehamilan

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW. masih tingginya angka kematian bayi. Hal ini sesuai dengan target Millenium

BAB I PENDAHULUAN. angka morbilitas dan morbiditas yang masih tinggi. World Health Organization

BAB III METODE PENELITIAN. observasional cross sectional, dimana data yang menyangkut variabel bebas

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Indonesia masih tergolong tinggi jika dibandingkan dengan negara-negara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dimana terjadi penurunan hemoglobin (Hb) atau sel darah merah <11 gr/dl selama

BAB I PENDAHULUAN. berperan sebagai salah satu penyulit kehamilan. 1. (AKI) di Indonesia masih merupakan salah satu yang tertinggi di Asia

BAB 1 PENDAHULUAN. saat menghadapi berbagai ancaman bagi kelangsungan hidupnya seperti kesakitan. dan kematian akibat berbagai masalah kesehatan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu penyakit tidak menular (PTM) yang meresahkan adalah penyakit

BAB I PENDAHULUAN. konsepsi, fertilisasi, nidasi, dan implantasi. Selama masa kehamilan, gizi ibu dan

BAB I PENDAHULUAN. kurang 347 juta orang dewasa menyandang diabetes dan 80% berada di negara-negara

BAB I PENDAHULUAN. tubuh manusia tersebut menjadi melemah. Pertahanan tubuh yang menurun

BAB 1 PENDAHULUAN. umur kehamilan minggu dihitung dari hari pertama haid terakhir. Badan

BAB I PENDAHULUAN. yaitu meningkatnya status kesehatan dan gizi masyarakat antara lain dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan antenatal yang ditetapkan. Pelayanan antenatal care ini minimum

BAB I PENDAHULUAN jiwa dan Asia Tenggara sebanyak jiwa. AKI di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. bulan, 80% anak meninggal terjadi saat umur 1-11 bulan. 1 Menurut profil

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di dunia ini setiap menit seorang perempuan meninggal karena

BAB I PENDAHULUAN. Angka kematian maternal (maternal mortality) merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. leiomyoma uteri, fibromioma uteri, atau uterin fibroid. 1 Angka kejadian

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun terus meningkat, data terakhir dari World Health Organization (WHO)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang Indonesia, sebagai salah satu negara berkembang memiliki Angka kematian

Hubungan Tingkat Pendidikan dan Jumlah Paritas dengan Kematian Ibu di Kabupaten Bandung Tahun 2014

BAB I PENDAHULUAN. anemia masih tinggi, dibuktikan dengan data World Health Organization

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan persalinan yang ditolong tenaga kesehatan di. kesehatan meluncurkan upaya terobosan berupa Jaminan Persalinan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berkembang organ demi organ lengkap dengan segala fungsi masing-masing, dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan salah satu masa penting di dalam kehidupan. seorang wanita, selama kehamilan akan terjadi proses alamiah berupa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PREEKLAMPSI PADA IBU HAMIL DI WILAYAH PUSKESMAS BATURADEN I BANYUMAS

BAB I PENDAHULUAN. kematian ibu dan angka kematian perinatal. Menurut World Health. melahirkan dan nifas masih merupakan masalah besar yang terjadi di

BAB I PENDAHULUAN. berhasil dalam meningkatkan derajat kesehatan masyara kat yang setinggitingginya.

BAB 1 PENDAHULUAN. Kematian Ibu (AKI), sehingga menempatkannya diantara delapan tujuan Millennium

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan masyarakat merupakan salah satu tujuan Rencana. Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJN-N) tahun yang

BAB I PENDAHULUAN. dan kesejahteraan keluarga. Setelah era Millenium Development Goals

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sustainable Development Goals (SDG) tahun 2015-2030 terdiri dari 17 tujuan yang terbagi menjadi 169 target dan sekitar 300 indikator. Terjaminnya kehidupan yang sehat dan mendorong kesejahteraan bagi semua orang di segala usia yang merupakan tujuan ketiga dari SDG memliki 13 target pencapaian, salah satu targetnya adalah mengurangi angka kematian ibu secara global menjadi kurang dari 70/ 100.000 kelahiran hidup. 1 Menurut World Health Organization, setiap hari sekitar 830 wanita di dunia meninggal karena sebab yang berhubungan dengan kehamilan dan persalinan yang dapat dicegah, 99% kematian ibu terjadi di negara berkembang. 2 Secara global, Maternal mortality Ratio (MMR) selama 25 tahun terakhir terjadi penurunan menjadi 216/ 100.000 kelahiran hidup di tahun 2015 dari 385/ 100.000 kelahiran hidup di tahun 1990. MMR di negara berkembang pada tahun 2015 mencapai 239/ 100.000 kelahiran hidup jauh tertinggal oleh negara maju yang hanya 12/ 100.000 kelahiran hidup. MMR di Asia Tenggara mencapai 176/ 100.000 kelahiran hidup yang merupakan angka yang cukup tinggi. Gambar 1.1 menunjukkan grafik MMR Indonesia menurut WHO, UNICEF, UNFPA, The World Bank, dan United Nations Population Division tahun 1990-2015. 2,3 Hasil perhitungan AKI menurut SDKI 2012 yang menunjukkan peningkatan dari tahun 2011 sebanyak 228/ 100.000 kelahiran hidup menjadi 359/ 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2012. 4 1

2 Gambar 1.1 MMR Negara Indonesia tahun 1990-2015. 500 400 300 200 MMR Indonesia 100 0 1990 1995 2000 2005 2010 2015 (Sumber : WHO, UNICEF, UNFPA, The World Bank, dan United Nations Population Division tahun 2015) 2 Di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Angka Kematian Ibu (AKI) mengalami penurunan yang baik pada 5 tahun terakhir. Pada tahun 2008 AKI di Yogyakarta sebanyak 104/ 100.000 kelahiran hidup menjadi 101/ 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2013. Gambar 1.2 dibawah ini menunjukkan angka kematian ibu di DIY dari 2010-2014. 5 Gambar 1.2 Angka Kematian Ibu di Daerah Istimewa Yogyakarta 2010-2014 60 50 40 30 20 10 0 2010 2011 2012 2013 2014 AKI DIY (Sumber : Dinas Kesehatan DIY tahun 2015) 5 Kasus kematian ibu terbanyak pada tahun 2014 terdapat di Kabupaten Bantul yaitu 14 kasus, Kabupaten Sleman terdapat 12 kasus, Kabupaten Gunung Kidul terdapat 7 kasus, Kabupaten Kulon Progo terdapat 5 kasus, dan Kota Yogyakarta 2 kasus. 5 Pre-eklampsia termasuk dalam salah satu penyebab utama kematian ibu dan bayi di dunia. Setiap tahunnya, terdapat 76.000 wanita meninggal dan

3 500.000 kematian bayi akibat pre-eklampsia dan gangguan hipertensi. Di Amerika Serikat, Kanada dan Eropa Barat, angka kejadian pre-eklampsia berkisar 2-5%. 7 Angka kejadian pre-eklampsia dan eklampsia di kawasan Afrika mencapai 4-18% dari 10-25% kasus-kasus ini akan mengakibatkan kematian ibu. Namun pre-eklampsia menjadi penyebab utama kematian ibu di Negara Amerika Serikat. 8 Menurut WHO Tahun 2015, penyebab kematian ibu yang paling umum di Indonesia yaitu perdarahan 28%, pre-eklamsi/ eklamsi 24%, infeksi 11. Di DIY, penyebab kematian ibu yang paling umum adalah perdarahan 33%, eklamsi 2%, preklampsia berat 28%, infeksi 9%, dan lain-lain kematian ibu. 6 Angka Kejadian Pre-eklampsia di DIY adalah 1%, angka kejadian terbanyak di Kota Yogyakarta yaitu 6,3%, kemudian Bantul 0,9%, Sleman 0,4%. Pre-eklampsia adalah kelainan malfungsi endotel pembuluh darah atau vaskular yang menyebar luas sehingga terjadi vasospasme setelah usia kehamilan 20 minggu, mengakibatkan terjadinya penurunan perfusi organ dan pengaktifan endotel yang menimbulkan terjadinya hipertensi, edema nondependen, dan dijumpai proteinuria 300mg per 24 jam atau 30mg/dl (+1 pada dipstick) dengan nilai sangat fluktuatif saat pengambilan urin. 9 Preeklampsia adalah salah satu sindrom yang dijumpai pada ibu hamil di atas 20 minggu terdiri dari hipertensi dan proteinuria dengan atau tanpa edema. Preeklampsia mengakibatkan terjadinya gangguan vasospasme plasenta sehingga berkurangnya nutrisi dan oksigen ke janin. Sehingga ibu dengan pre-eklampsia seringkali melahirkan prematur dan juga melahirkan bayi dengan berat lahir rendah. 10 Faktor risiko terjadinya pre-eklampsia antara lain yaitu obesitas,

4 primigravida, kehamilan ganda, usia ibu <20 tahun atau >35 tahun, riwayat preeklampsia pada kehamilan sebelumnya, penyakit ginjal, hipertensi dan diabetes melitus yang sudah ada sebelum kehamilan, dan etnis tertentu. 11 Di Amerika Serikat, prevalensi obesitas maternal berkisar antara 10 hingga 20%, 12 Suatu penelitian oleh Anjel di Amerika Serikat pada wanita usia subur menunjukkan bahwa 24,5% wanita usia 20-44 tahun memiliki status gizi overweight dan 23% di antaranya obesitas. 13 Penelitian yang dilakukan oleh James et al 14, menyatakan bahwa obesitas pada wanita hamil berhubungan dengan pre-eklampsia. Pada penelitian yang dilakukan Mark et al 15, dilaporkan bahwa obesitas pada kehamilan berhubungan dengan peningkatan morbiditas pada ibu dan bayi. Frederick, dkk menemukan bahwa peningkatan berat badan sebelum kehamilan menyebabkan peningkatan risiko pre-eklampsia sebesar 8%. 16 Kegemukan, baik pada kelompok anak-anak maupun dewasa, meningkat hampir satu persen setiap tahunnya. Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 yang diselenggarakan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan menunjukkan bahwa prevalensi penduduk perempuan dewasa dengan Indeks Massa Tubuh >25kg/m 2 di Indonesia 32,9% dan di DIY berat badan lebih 11,6% dan obesitas 19,8%. 17 Data dari WHO, IMT para perempuan di Indonesia tahun 2010 adalah 23 kg/m 2 (22,3-23,7) meningkat menjadi 23,4 kg/m 2 tahun 2014 (22,4-24,4). 13 Salah satu faktor yang berkaitan erat dengan terjadinya pre-eklampsia adalah obesitas, obesitas sendiri masuk dalam risiko terbesar kelima kematian global. Obesitas adalah adanya penyimpanan lemak yang sangat tinggi dalam tubuh, kondisi tersebut dapat menimbulkan banyak komplikasi. Berdasarkan

5 penelitian yang dilakukan pada populasi wanita hamil di Pittsburgh, didapatkan bahwa risiko pre-eklampsia meningkat 3 kali lipat pada ibu hamil dengan obesitas. 14 Selain itu juga dijelaskan bahwa kejadian pre-eklampsia pada usia akhir kehamilan, lebih banyak ditemukan pada wanita overweight atau obesitas. Salah satu cara untuk mengidentifikasi adanya kelebihan berat badan adalah dengan menggunakan Indeks Massa Tubuh (IMT), yaitu dikategorikan overweight jika IMT 25kg/m 2 dan obesitas jika >30kg/m 2 untuk wilayah Asia Pasifik. 18 Pada tahun 2014, 8 dari 40 kematian ibu di DIY disebabkan oleh preeklampsia dan eklampsia. Di DIY kasus kematian ibu dikarenakan oleh preeklampsia terdapat 5 kasus di Kabupaten Sleman, 2 kasus di Kabupaten Bantul, dan 1 kasus di Kabupaten Gunungkidul. Di Kabupaten Sleman, terdapat 26 rumah sakit dan salah satunya adalah Rumah Sakit Umum Pusat, pusat rujukan dari rumah sakit tipe C dan D dari seluruh DIY dan sekitarnya, sehingga kematian dan kejadian pre-eklampsia tidak hanya berasal dari DIY, maka dari itu peneliti memutuskan untuk melakukan penelitian di RSUD Panembahan Senopati. Berdasarkan ulasan diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang Hubungan obesitas dengan kejadian pre-eklampsia pada ibu hamil di RSUD Panembahan Senopati B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian dalam latar belakang, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Adakah hubungan obesitas dengan kejadian pre-eklampsia pada ibu hamil di RSUD Panembahan Senopati?

6 C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui hubungan obesitas dengan kejadian pre-eklampsia pada ibu hamil di RSUD Panembahan Senopati tahun 2014. 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui jumlah ibu hamil di RSUD Panembahan Senopati tahun 2014. b. Mengetahui karakteristik ibu hamil (paritas, usia, riwayat pre-eklampsia) di RSUD Panembahan Senopati tahun 2014. c. Mengetahui jumlah obesitas pada ibu hamil di RSUD Panembahan Senopati tahun 2014. d. Mengetahui Odds Ratio obesitas pada pre-eklampsia pada ibu hamil RSUD Panembahan Senopati tahun 2014. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis a. Memperkaya bukti empiris hubungan obesitas terhadap kejadian preeklampsia pada ibu hamil. b. Sebagai bahan referensi bagi mahasiswa kebidanan ataupun tenaga kesehatan lainnya jika kelak melakukan penelitian serupa. 2. Manfaat Praktis a. Bagi peneliti Manfaat bagi peneliti yaitu menambah pengetahuan dan pengalaman dalam melakukan penelitian terkait hubungan obesitas dengan preeklampsia pada ibu hamil.

7 b. Bagi bidan Penelitian ini dapat dijadikan referensi tenaga kesehatan sehingga dapat mencegah terjadinya pre-eklampsia dengan cara melakukan deteksi dini pada ibu hamil. c. Bagi ibu hamil Ibu hamil dapat mengontrol berat badan ibu sebelum hamil untuk mengurangi kejadian pre-eklampsia. d. Bagi masyarakat Penelitian ini dapat memberikan informasi kepada ibu hamil bahwa status gizinya dapat berpengaruh terhadap kehamilannya. E. Keaslian Penelitian 1. Penelitian sebelumnya serupa dengan penelitian ini pernah dilakukan oleh Mutia Fatriani pada tahun 2014 dengan judul Pengaruh Pertambahan Berat Badan pada Trimester III Terhadap Kejadian Preeklampsia Berat dan Eklampsia pada Ibu Hamil. 19 Subjek penelitian adalah ibu hamil yang melakukan perawatan kehamilan pada bulan Desember 2013 sampai April 2014 di RSUP Dr. Sardjito dan RSKIA Sadewa Yogyakarta sebanyak 84 subjek. Hasil penelitian Mutia ada pengaruh yang signifikan antara berat badan ibu ditrimester ketiga dengan kejadian preeklampsia berat dan eklampsia. Perbedaan dengan penelitian ini adalah terletak pada tujuan dan variabel yang diteliti. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara dua variabel sedangkan penelitian oleh Mutia adalah untuk mengetahui pengaruh antara dua variabel. Variabel di penelitian ini adalah obesitas dengan kejadian pre-eklampsia sedangkan variabel di penelitian

8 Mutia adalah pertambahan berat badan di Trimester III dengan preeklampsia dan eklampsia. 2. Penelitian sebelumnya yang serupa dengan penelitian ini pernah dilakukan oleh Iyoke, Chukwuemeka A. dkk tahun 2013. Retrospective Cohort Study Of The Effects Of Obesity In Early Pregnancy On Maternal Weight Gain And Obstetric Outcomes In An Obstetric Population In Africa 20. Desain penelitian cohort retrospektif pada ibu hamil dengan obesitas di awal kehamilan dan dengan ibu hamil dengan IMT normal pada 3 rumah sakit di Nigeria Tenggara. Sampel penelitian sejumlah 648 ibu hamil (324 ibu obesitas dan 324 ibu dengan IMT normal). Hasil penelitian Iyoke yaitu obesitas awal kehamilan dapat menjadi faktor risiko peningkatan morbiditas yang berhubungan dengan kehamilan dan atau kematian pada populasi sampel. Perbedaan dengan penelitian ini adalah terletak pada variabel yang diteliti dan metode yang digunakan. Variabel dalam peneltian ini adalah obesitas dengan kejadian pre-eklampsia sedangkan penelitian Iyoke, dkk adalah obesitas di awal kehamilan terhadap pertambahan berat badan ibu hamil dan akibatnya terhadap kehamilan. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah observasional dengan desain Case-Control sedangkan penelitian oleh Iyoke menggunakan desain kohort retrospektif. 3. Penelitian serupa dilakukan oleh Achmad Semi Rahayu Slamet tahun 2014 dengan judul Hubungan Obesitas Maternal Prakehamilan dengan Kejadian Preeklampsia di Rumah Sakit Umum Muntilan Kabupaten Magelang. 21 Desain yang digunakan adalah observasional dengan rancangan case control study dengan pendekatan kuantitatif. Subjek penelitian, yaitu ibu hamil 20

9 minggu dan postpartum 48 jam yang dirawat antara 1 April 2013 sampai 31 Maret 2014 di RSU Muntilan Magelang dan memenuhi kriteria inklusi (90 kasus dan 90 kontrol). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ibu prakehamilan dengan indek massa tubuh (IMT) 25 kg/m2 mempunyai risiko 4,7 kali lebih tinggi (OR: 4,7 CI 95%: 2,47-9-08). Perbedaan dengan penelitian ini terletak pada variabel yang diteliti, tempat dan waktu penelitian. Variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah obesitas ibu hamil sedangkan variabel penelitian oleh Achmad Semi Rahayu Slamet adalah obesitas prakehamilan. Tempat dan waktu penelitian ini adalah di RSUD Panembahan Senopati Bantul Tahun 2017 sedangkan penelitian oleh Achmad Semi Rahayu Slamet dilakukan di RSU Muntilan Magelang tahun 2014