III. KERANGKA PEMIKIRAN

dokumen-dokumen yang mirip
III. KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN. Menurut Kadariah (2001), tujuan dari analisis proyek adalah :

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

II. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN

VII. ANALISIS FINANSIAL

III KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

IV. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB IV KERANGKA PEMIKIRAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

KERANGKA PEMIKIRAN. dengan membangun suatu tempat pengelolaan sampah, tetapi yang dapat

III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. AsiA Day Madiun-Malang, penelitian menggunakan metode-metode penilaian

IV METODE PENELITIAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis Pengertian Usaha

III. KERANGKA PEMIKIRAN

VIII. ANALISIS FINANSIAL

KERANGKA PEMIKIRAN. 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. METODE PENELITIAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual

VIII. ANALISIS FINANSIAL

III. KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis

III KERANGKA PEMIKIRAN

KERANGKA PEMIKIRAN. Pada bagian ini akan dijelaskan tentang konsep dan teori yang

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Data dan Instrumentasi 4.3. Metode Pengumpulan Data

III. KERANGKA PEMIKIRAN

METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengumpulan Data

III. METODOLOGI PENELITIAN

VII. RENCANA KEUANGAN

6 ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN SURIMI

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Penentuan Narasumber

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Definisi Internet

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober sampai dengan Desember 2014.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

III KERANGKA PEMIKIRAN

III. METODE PENELITIAN

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL PEMBANGUNAN JALAN TOL GEMPOL-PANDAAN

III. METODOLOGI. 3.1 Kerangka Pemikiran. 3.2 Metode Penelitian

METODOLOGI PENELITIAN. (Purposive) dengan alasan daerah ini cukup representatif untuk penelitian yang

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. (barang/jasa) dibutuhkan peranan supplyer untuk memasok produk yang

IV. METODE PENELITIAN

Makalah Analisis Bisnis dan Studi Kelayakan Usaha

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Daya Mandiri merencanakan investasi pendirian SPBU di KIIC Karawang.

METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengumpulan Data

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Penentuan Responden

ANALISIS ASPEK KEUANGAN DALAM MANAJEMEN PROYEK *)

3 METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Metode Penelitian 3.4 Metode Pengambilan Responden 3.5 Metode Pengumpulan Data

Aspek Ekonomi dan Keuangan. Pertemuan 11

IV METODOLOGI PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Rantauprapat Kabupaten Labuhanbatu Propinsi Sumatera Utara. Pemilihan lokasi

III. METODOLOGI PENELITIAN

MATERI 7 ASPEK EKONOMI FINANSIAL

III. KERANGKA PEMIKIRAN

ANALISIS PENGEMBANGAN USAHA AYAM GORENG SABANA CABANG PERUMAHAN ANGKASA PURI JATI ASIH - BEKASI

IV. METODE PENELITIAN

BAB III LANDASAN TEORI

METODOLOGI PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI

VII ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL

IV. METODE PENELITIAN

VII. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. baik agar penambangan yang dilakukan tidak menimbulkan kerugian baik. dari segi materi maupun waktu. Maka dari itu, dengan adanya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III. METODE PENELITIAN

Pertemuan 12 Investasi dan Penganggaran Modal

BAB II LANDASAN TEORI

MODUL 13 PPENGANTAR USAHATANI: KELAYAKAN USAHATANI 1. PENDAHULUAN SELF-PROPAGATING ENTREPRENEURIAL EDUCATION DEVELOPMENT

Aspek Keuangan. Dosen: ROSWATY,SE.M.Si

VII ANALISIS ASPEK FINANSIAL

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia usaha yang semakin berkembang saat ini, di mana ditunjukkan

III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Proyek Proyek adalah kegiatan-kegiatan yang dapat direncanakan dan dilaksanakan dalam suatu bentuk kesatuan dengan mempergunakan sumber daya untuk mendapatkan benefit. Proyek juga berarti kegiatan usaha yang rumit karena menggunakan sumberdaya-sumberdaya untuk memperoleh keuntungan atau manfaat. Rangkaian dasar dalam perencanaan dan pelaksanaan proyek adalah siklus proyek yang terdiri dari identifikasi, persiapan, dan analisis penilaian, pelaksanaan dan evaluasi (Gittingger, 1986). Evaluasi proyek sangat penting, evaluasi ini dapat dilakukan beberapa kali selama pelaksanaan proyek. Menurut Husnan dan Suwarsono (2000), studi kelayakan proyek adalah penelitian tentang dapat tidaknya suatu proyek (proyek investasi) dilaksanakan dengan berhasil. Studi kelayakan proyek merupakan suatu analisis yang dapat menunjukkan apakah suatu proyek pembangunan yang direncanakan atau yang sedang berjalan layak untuk dilaksanakan atau dipertahankan kelangsungan hidupnya. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil perhitungan manfaat dan biaya yang diakibatkan oleh bisnis atau proyek pembangunan tersebut. Tujuan analisis proyek adalah untuk mengetahui tingkat keuntungan yang dapat dicapai melalui investasi dalam suatu proyek, menghindari pemborosan sumber-sumber yaitu dengan menghindari pelaksanaan proyek yang tidak menguntungkan, mengadakan penilaian terhadap peluang investasi yang ada sehingga kita dapat memilih alternatif proyek yang paling menguntungkan, dan menentukan prioritas investasi. Untuk mengetahui tingkat keuntungan suatu calon proyek perlu dihitung benefit dan biaya yang diperlukan sepanjang umur proyek (Gray, et. al,. 1999). 3.1.2. Analisis Biaya dan Manfaat Menurut Gittingger (1986), tujuan analisis dalam suatu proyek harus disertai dengan definisi mengenai biaya dan manfaat. Biaya adalah suatu yang mengurangi tujuan. Biaya yang umumnya dimasukkan dalam analisis proyek 23

adalah biaya-biaya yang langsung berpengaruh terhadap suatu investasi, antara lain seperti biaya operasional dan biaya investasi. Biaya investasi adalah biaya yang pada umumnya dikeluarkan pada awal kegiatan proyek dalam jumlah yang cukup besar, sedangkan biaya operasional adalah biaya yang rutin dikeluarkan setiap tahun pada umur proyek. Biaya operasional terdiri dari biaya tetap (fixed cost) dan biaya variabel (variabel cost). Biaya tetap adalah banyaknya biaya yang dikeluarkan dalam kegiatan produksi yang jumlah totalnya tidak berubah atau tetap pada volume kegiatan tertentu, penyusutan pajak dan sebagainya. Biaya variabel adalah biaya yang dikeluarkan cenderung berubah sesuai dengan bertambahnya volume produksi, meliputi biayabiaya bahan baku, tenaga kerja langsung dan sebagainya. Menurut Nurmalina et al. (2009), manfaat proyek dapat dibagi menjadi dalam tiga bagian yaitu : Tangible benefit, indirect benefit, dan intangible benefit. Tangible benefit adalah manfaat yang dapat diukur, misalnya disebabkan oleh adanya peningkatan produksi, perbaikan kualitas produk, perubahan waktu dan lokasi penjualan, perubahan bentuk produk, mekanisasi pertanian, pengurangan biaya transportasi dan penurunan atau menghindari kerugian. Indirect benefit adalah manfaat yang dirasakan di luar bisnis itu sendiri, sehingga mempengaruhi keadaan eksternal di luar bisnis. Intangible benefit adalah manfaat yang riil yang ada tetapi sulit diukur, seperti bisnis pertamanan dimana manfaat keindahan kenyamanan dan kesegaran, kesehatan serta pendidikan. 3.1.3. Laba Rugi Menurut Nurmalina et al. (2009), laporan laba rugi berisi tentang total penerimaan, pengeluaran dan kondisi keuntungan yang diperoleh suatu usaha dalam satu tahun produksi. Laporan laba rugi menggambarkan kinerja perusahaan dalam upaya mencapai tujuannya selama periode tertentu. Laporan laba rugi merupakan ringkasan dari empat jenis kegiatan dalam suatu bisnis, meliputi : a) Penerimaan dari penjualan produk dan jasa. b) Beban produksi untuk mendapatkan barang atau jasa yang akan dijual. c) Beban yang timbul dalam memasarkan dan mendistribusikan produk atau jasa pada konsumen, serta yang berkaitan dengan beban administratif dan operasional. 24

d) Beban keuangan dalam menjalankan bisnis, contohnya bunga yang dibayarkan bank, penyusutan dan lainnya. Adapun laba rugi akan memudahkan untuk menentukan besarnya aliran kas tahunan yang diperoleh suatu perusahaan, untuk menghitung berapa penjualan minimum baik dari kuantitas ataupun nilai uang dari suatu aktivitas bisnis, nilai produksi atau penjualan minimum tersebut merupakan titik impas (break even point), dan untuk menaksir pajak yang akan dimasukkan ke dalam cash flow. 3.1.4. Aspek-Aspek Analisis Kelayakan Studi kelayakan atas suatu proyek harus dilakukan untuk semua aspek yang terkait sehingga penilaian kelayakan terhadap suatu proyek tidak hanya berdasarkan kelayakan finansial saja. Untuk melakukan studi kelayakan perlu memperhatikan aspek-aspek yang secara bersama-sama menentukan bagaimana keuntungan yang diperoleh dari suatu penanaman investasi tertentu. Haming dan Basalamah (2010), mengklasifikasikan aspek-aspek tersebut menjadi enam aspek yaitu aspek pasar dan pemasaran, aspek teknik dan produksi, aspek manajemen dan organisasi, aspek hukum, aspek ekonomi dan sosial, dan aspek finansial. Menurut Gittinger (1986), aspek pasar, aspek sosial, aspek ekonomi dan aspek finansial. Menurut Husnan dan Suwarsono (2000), aspek-aspek studi kelayakan proyek terdiri aspek pasar, aspek teknis, keuangan, hukum dan ekonomi negara. Namun tergantung pada besar dan kecilnya dana yang tertanam dalam investasi tersebut, maka juga terkadang ditambah dengan studi dampak sosial. 1) Aspek pasar dan pemasaran Menurut Nurmalina et al. (2009), aspek pasar dan pemasaran mencoba mempelajari tentang : a) Permintaan, baik secara total ataupun diperinci menurut daerah, jenis konsumen, perusahaan besar pemakai dan perlu diperkirakan tentang proyeksi permintaan tersebut. b) Penawaran, baik yang berasal dari dalam negeri, maupun juga berasal dari impor. Bagaimana perkembangannya di masa lalu dan bagaimana perkembanganya di masa yang akan datang. 25

c) Harga, dilakukan perbandingan dengan barang-barang impor, produksi dalam negeri lainnya. d) Program pemasaran, mencakup strategi pemasaran yang akan dipergunakan bauran pemasaran (marketing mix). Identifikasi siklus kehidupan produk (product life cycle), pada tahap apa produk yang akan dibuat. e) Perkiraan penjualan yang bisa dicapai perusahaan, market share yang biasa dikuasai perusahaan. 2) Aspek teknis dan produksi Analisis secara teknis dan produksi berhubungan dengan penyediaan input proyek dan output (produksi) berupa barang dan jasa (Gittinger, 1986). Input dari usaha peternakan ayam broiler adalah pakan, bibit, obat-obatan, vaksin dan vitamin, tenaga kerja dan bahan penunjang lainnya. Bagaimana strategi dalam mendapatkan bahan baku di atas dalam hal kualitas dan kuantitas, dan juga manajemen produksinya agar penggunaan input-input tersebut menghasilkan output yang berkualitas dengan tingkat kuantitas maksimal. Output dari usaha ini adalah ayam broiler dan kotoran ayam, bagaimana peternak dapat menghasilkan produk yang berkualitas yaitu ayam yang bebas penyakit, bersih dan higienis, segar, dan memiliki bobot yang sesuai dengan keinginan konsumen. Analisis secara teknis juga dapat mengidentifikasikan perbedaan-perbedaan yang terdapat dalam informasi yang harus dipenuhi baik sebelum perencanaan proyek atau pada tahap awal pelaksanaan. 3) Aspek manajemen dan organisasi Menurut Nurmalina et al. (2009), aspek manajemen dan organisasi mempelajari tentang manajemen dan organisasi dalam masa pembangunan bisnis dan manajemen dan organisasi dalam masa operasi. Manajemen dan organisasi dalam masa pembangunan bisnis, terkait dengan siapa pelaksana bisnis, bagaimana jadwal penyelesaian bisnis, dan siapa yang melakukan studi masing-masing aspek kelayakan bisnis. Manajemen dan organisasi dalam masa operasi, terkait bagaimana bentuk organisasi atau badan usaha bisnis yang dipilih, bagaimana struktur organisasi, bagaimana deskripsi 26

masing-masing jabatan, berapa banyak jumlah tenaga kerja yang digunakan dan menentukan siapa-siapa anggota direksi dan tenaga-tenaga inti. Kadariah et al. (1999), menyatakan bahwa keahlian manajemen hanya dapat dievaluasi secara subjektif, meskipun demikian jika hal ini tidak mendapat perhatian yang khusus, ada banyak kemungkinan terjadi pengambilan keputusan yang kurang realistis dalam proyek yang direncanakan. 4) Aspek hukum Studi aspek hukum harus mampu menjelaskan berbagai hal yang berkaitan dengan msalah ligitasi, kesepakatan-kesepakatan; hubungan industrial; perizinan; status perusahaan; desain mengenai hak dan kewajiban pendiri; pemegang saham, tim manajemen dan karyawan (Haming, 2010). 5) Aspek ekonomi dan sosial Aspek sosial menyangkut dampak sosial, budaya dan lingkungan yang disebabkan adanya bisnis yang akan dilaksanakan dan kesesuaian dengan pola sosial budaya dan lingkungan masyarakat setempat. Gittinger (1986), menyatakan bahwa pertimbangan-pertimbangan sosial harus difikirkan secara cermat agar dapat menentukan apakah suatu proyek yang diusulkan tanggap (responsive) terhadap keadaan sosial tersebut. Sebab tidak ada proyek yang akan bertahan lama bila tidak tanggap terhadap sosial. Aspek sosial juga dapat berkenaan dengan kontribusi bisnis terhadap manfaat ekonomi seperti penyerapan tenaga kerja, pemerataan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. 6) Aspek finansial Aspek finansial berkenaan dengan pengaruh-pengaruh finansial bisnis terhadap petani sebagai pelaku dalam bisnis tersebut. Husnan dan Suwasono (2000), menyebutkan bahwa analisis terhadap aspek finansial dilakukan untuk melihat apakah proyek tersebut mampu memenuhi kewajiban finansial ke dalam dan keluar perusahaan serta dapat mendatangkan keuntungan yang layak bagi perusahaan atau pemiliknya. Aspek finansial ditentukan berapa jumlah dana modal tetap dan modal awal kerja yang dibutuhkan, struktur 27

permodalan, sumber pinjaman yang diharapkan dan persyaratan, serta kemampuan proyek memenuhi kewajiban finansial. Husnan dan Suwarsono (2000), pada umumnya ada lima metode yang biasa dipertimbangkan untuk dipakai dalam penilaian investasi, metode tersebut yaitu metode avarage rate of return, payback period, internal rate return, net benefit and cost ratio, dan profitability indeks. Selain itu Gittinger (1986) menyebutkan bahwa dana yang diinvestasikan itu layak atau tidak akan diukur melalui kriteria investasi net present value, gross benefit cost ratio, dan internal rate of return. a) Net Present Value (NPV) Net present value merupakan nilai selisih antara nilai sekarang investasi dengan nilai sekarang penerimaan-penerimaan kas bersih dari masa yang akan datang (Husnan dan Suwarsono, 2000). Menurut Gittinger (1986), net present value adalah nilai sekarang dari arus pendapatan yang ditimbulkan oleh penanaman investasi, untuk menghitung NPV, perlu ditentukan tingkat bunga yang relevan. Terdapat tiga penilaian investasi dalam metode NPV, yaitu jika NPV lebih besar dari nol berarti layak untuk dilakukan. Sebaliknya, jika NPV kurang dari nol, maka usaha tersebut tidak layak untuk dilaksanakan, hal ini dikarenakan manfaat yang diperoleh tidak cukup untuk menutup biaya yang dikeluarkan. Jika NPV sama dengan nol, berarti proyek dapat dilaksanakan tetapi dengan konsekuensi hanya dapat memberikan manfaat atau keuntungan yang cukup untuk menutupi biaya yang dikeluarkan. b) Net benefit and cost ratio (Net B/C) Rasio manfaat dan biaya diperoleh bila nilai sekarang arus manfaat dibagi dengan nilai sekarang arus biaya (Gittinger 1986). Net B/C ratio didefinisikan sebagai angka perbandingan antara jumlah NPV positif sebagai pembilang dengan jumlah NPV negatif sebagai penyebut. Nilai Net B/C menunjukkan besarnya tingkat tambahan manfaat pada setiap tambahan biaya sebesar satu rupiah (Husnan dan Suwarsono, 2000). Untuk menggunakan metode Net B/C ratio perlu menentukan tingkat bunga yang dipergunakan. Nilai Net B/C ratio mengandung dua arti penting, yaitu : 28

i) Net B/C > 1, maka proyek layak atau menguntungkan. ii) Net B/C = 1, maka proyek layak tetapi proyek tidak memberikan keuntungan. iii) Net B/C < 1, maka proyek tidak layak atau tidak menguntungkan. c) Internal rate of return (IRR) Perhitungan internal rate of return (tingkat pengembalian internal) adalah tingkat bunga maksimal yang dapat dibayar oleh proyek untuk sumberdaya yang digunakan karena proyek membutuhkan dana lagi untuk biaya-biaya operasi dan investasi dan proyek baru sampai pada tingkat pulang modal (Gittinger, 1986). Perhitungan IRR digunakan untuk mengetahui persentase keuntungan dari suatu proyek tiap tahunnya dan menunjukkan kemampuan proyek dalam mengembalikan pinjaman. Suatu investasi dikatakan layak apabila nilai IRR lebih besar dari tingkat suku bunga yang berlaku, apabila IRR lebih kecil dari tingkat suku bunga berarti investasi tidak layak untuk dilaksanakan karena tidak menguntungkan. d) Payback period (PP) Menurut Gittinger (1986), payback period adalah jangka waktu kembalinya keseluruhan jumlah investasi modal yang ditanamkan, dan dihitung mulai dari permulaan proyek sampai dengan arus nilai netto produksi tambahan, sehingga mencapai jumlah keseluruhan investasi modal yang ditanamkan. e) Analisis switching value Analisis sensitivitas dapat dilakukan dengan pendekatan switching value. Menurut Gittinger (1986), analisis switching value adalah suatu analisis untuk dapat melihat pengaruh-pengaruh yang akan terjadi akibat keadaan yang berubah-ubah. Pendekatan switching value (nilai pengganti), dimana analisis ini mencari beberapa perubahan maksimum yang dapat ditolerir agar proyek masih bisa dilaksanakan dan masih bisa memberikan keuntungan normal. Perubahan-perubahan yang terjadi, misalnya perubahan pada tingkat produksi, harga jual output maupun kenaikan harga input. Analisis ini dilakukan dengan teknik coba-coba terhadap perubahan terjadi, sehingga 29

dapat diketahui tingkat kenaikan dan penurunan maksimum yang boleh terjadi pada usaha peternakan ayam broiler agar memperoleh keuntungan. Pengujian analisis switching value dilakukan sampai mencapai tingkat maksimum, dimana proyek dapat dilaksanakan dengan menentukan berapa besarnya proporsi manfaat yang akan turun akibat manfaat bersih sekarang menjadi nol (NPV=0). Nilai NPV sama dengan nol akan membuat IRR menjadi sama dengan tingkat suku bunga yang ditentukan (IRR=suku bunga) dan Net B/C rasio menjadi sama dengan satu (Net B/C = 1). 3.2. Kerangka Pemikiran Operasional Usaha peternakan ayam broiler mandiri skala kecil memilih untuk bekerjasama dengan perusahaan kemitraan dengan harapan bisa mengatasi masalah persaingan pemasaran produk, kenaikan harga input dan penurunan harga jual ayam, agar terhindar dari kerugian bahkan kebangkrutan. Dengan bekerjasama dengan perusahaan kemitraan peternak tidak perlu memikirkan bagaimana pemasaran produk dan penurunan harga jual ayam. Namun, sebagai plasma dari sebuah perusahaan kemitraan pun, peternak tetap menghadapi beberapa tantangan dalam mempertahankan usahanya. Peternak plasma menghadapi harga jual ayam broiler tetap atau kontrak dari perusahaan inti sehingga penerimaan tetap, tetapi harus menutupi biaya produksi yang besar dan cenderung meningkat. Hal tersebut seringkali menyebabkan peternak plasma memperoleh keuntungan tetap bahkan berkurang dari periode sebelumnya, walaupun harga jual di pasar meningkat. Usaha peternakan ayam brolier Agus Suhendar merupakan peternakan ayam broiler skala kecil yang memilih bergabung dengan usaha kemitraan inti plasma untuk mengatasi permasalahan-permasalahan di atas, peternakan Agus Suhendar bergabung dengan CV. Tunas Mekar Farm (TMF) sejak tahun 2005 hingga sekarang. Sebagai plasma, peternakan Agus Suhendar menghadapi harga jual ayam broiler tetap atau kontrak dari perusahaan inti sehingga penerimaan tetap, tetapi harus menutupi biaya produksi yang besar dan cenderung meningkat. Untuk itu dibutuhkan analisis kelayakan usaha peternakan ayam broiler pola inti plasma untuk mengetahui tingkat keuntungan yang dicapai dalam usaha 30

peternakan ayam broiler, apakah usaha peternakan ayam broiler layak dijalankan berdasarkan arus penerimaan dan biaya. Kerangka pemikiran operasional digambarkan pada Gambar 1. Analisis kelayakan usaha peternakan ayam Agus Suhendar dilakukan berdasarkan aspekaspek studi kelayakan, baik non finansial meliputi aspek pasar dan pemasaran, aspek teknik dan produksi, aspek hukum, aspek manajemen dan organisasi, serta aspek ekonomi dan sosial maupun finansialnya dengan menggunakan perhitungan NPV, Net B/C, IRR, Payback period, dan Switching value untuk menilai apakah usaha peternakan layak dan melanjutkan kerjasama dengan CV. TMF atau melakukan evaluasi. Analisis sensitivitas menggunakan pendekatan Switching value untuk melihat kelayakan usaha ayam broiler dalam menghadapi kenaikan harga DOC dan harga pakan serta penurunan harga jual. Apabila hasil analisis menunjukkan hasil usaha sesuai dengan kriteria kelayakan, maka usaha tersebut layak, dan tetap bekerjasama dengan CV. TMF. 31

Usaha Peternakan Ayam Broiler: - Persaingan pemasaran produk - Kenaikan harga input - Penurunan harga jual ayam Kemitraan Kemitraan Peternakan Agus Suhendar dengan CV. Tunas Mekar Farm - Harga Sapronak Meningkat - Harga jual ayam tetap Peternakan Agus Suhendar Mengalami Penurunan Pendapatan Akibat Penerimaan Tetap Harus Menutupi Biaya Meningkat Analisis Kelayakan Usaha Analaisis Kelayakan Non Finansial - Aspek pasar dan pemasaran - Aspek teknik dan produksi - Aspek hukum - Aspek manajemen dan organisasi - Aspek ekonomi dan sosial Analisis Kelayakan Finansial - NPV - Net B/C - IRR - Payback period - Switching value Layak Tidak layak Kerjasama Dilanjutkan Evaluasi Kemitraan Gambar 1. Kerangka Pemikiran Operasional 32