BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. berbatasan dengan Laut Jawa, Selatan dengan Samudra Indonesia, Timur dengan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 4 ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. diukur dengan handal dan merepresentasikan hasil dari penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN. metode analisis data serta pengujian hipotesis.

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh GCG dan Manajemen Risiko

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Prosedur Pemilihan Sampel

BAB 4 ANALISIS DAN HASIL PENELITIAN. Penggunaan analisis statistik deskriptif untuk memberikan gambaran data yang akan

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV. Tabel 4.1. dan Pendapatan Bagi Hasil. Descriptive Statistics. Pembiayaan_Mudharabah E6 4.59E E E9

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Berikut adalah kriteria sampel yang digunakan dalam penelitian ini.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Textile dan Otomotif yang terdaftar di BEI periode tahun

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Populasi dalam penelitian ini adalah PT. Bank Syariah Mandiri dan Bank

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. deskriptif yaitu : N merupakan jumlah data yang akan diolah dalam penelitian

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun Pengambilan sampel

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. Dalam bab ini akan diuraikan hal-hal yang berkaitan dengan data-data

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Statistik deskriptif menggambarkan tentang ringkasan data-data penelitian

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. digunakan untuk mengetahui deskripsi suatu data, analisis ini digunakan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. atau populasi dan untuk mengetahui nilai rata-rata (mean), minimum, Tabel 4.1. Hasil Uji Statistik Deskriptif

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN HASIL PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. tertinggi, standar deviasi, varian, modus, dan sebagainya.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Perusahaan emiten manufaktur sektor (Consumer Goods Industry) yang

BAB IV PEMBAHASAN. Berdasarkan data olahan SPSS yang meliputi audit delay, ukuran

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. keputusan investasi terhadap nilai perusahaan pada perusahaan Consumer

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Indonesia. Teknik sampling pada penelitian ini adalah menggunakan purposive

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Daerah (PAD), Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK),

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV PENGUJIAN. Uji validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat tingkat kevalidan atau

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum.

BAB 1V HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel dalam penelitian ini adalah 35 kabupaten/kota dijawa tengah tahun 2011-

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. data dari perusahaan yang melakukan Initial Public Offering (penawaran saham

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. periode dan dipilih dengan cara purposive sampling artinya metode

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. yang terdaftar dalam LQ-45 di Bursa Efek Indonesia periode

BAB IV HASIL PENELITIAN. penelitian ini, maka diperlukan gambaran mengenai data-data yang digunakan.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Statistik Deskriptif menjelaskan karakteristik dari masing-masing

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. maksimum. Penelitian ini menggunakan current ratio (CR), debt to equity ratio

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Objek penelitian ini adalah perusahaan LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

HASIL UJI REGRESI PENGARUH KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN TERHADAP CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY. Descriptive Statistics

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Dari data-data sekunder berupa laporan keuangan yang telah diperoleh, maka

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

mempunyai nilai ekstrim telah dikeluarkan sehingga data diharapkan

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. digunakan dalam penelitian ini serta dapat menunjukkan nilai maksimum, nilai

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dari tiga variabel independen yaitu Dana Pihak Ketiga (DPK), Non Performing

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. saham pada perusahaan food and beverages di BEI periode Pengambilan. Tabel 4.1. Kriteria Sampel Penelitian

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. penelitian ini meliputi jumlah sampel (N), nilai minimum, nilai maksimum,

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DAN TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA (TPAK) TERHADAP PDRB PADA PROVINSI DKI JAKARTA

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

Biaya operasional terendah adalah dialami oleh PT. Centrin Online Tbk (CENT), dan tertinggi di alami oleh Mitra Adi Perkasa Tbk (MAPI

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. selanjutnya akan membahas mengenai penelitian tentang pengaruh komisaris

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. barang konsumsi yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia pada tahun Tabel 4.1

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

Nama : Nurlita NPM : Pembimbing : Rini Tesniwati,SE.,MM

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Sampel Provinsi Jawa Timur mempunyai 229 pulau dengan luas wilayah daratan sebesar 47.130,15 Km2 dan lautan seluas 110.764,28 Km2. Wilayah ini membentang antara 111 0' BT - 114 4' BT dan 7 12' LS - 8 48' LS. Sisi Utara wilayahnya berbatasan dengan Laut Jawa, Selatan dengan Samudra Indonesia, Timur dengan Selat Bali, Provinsi Bali dan Barat dengan Provinsi Jawa Tengah. Berdasarkan administrasi wilayah, secara umum wilayah Jawa Timur terbagi dalam dua bagian besar, yaitu Jawa Timur daratan hampir mencakup 90% dari seluruh luas wilayah Provinsi Jawa Timur atau mencapai 47.157,72 kilometer persegi, dan wilayah Kepulauan Madura yang sekitar 10% dari luas wilayah Jawa Timur. Provinsi Jawa Timur terdiri dari 38 Kabupaten/ Kota, 662 Kecamatan dan 8.503 Desa/ Kelurahan. Provinsi Jawa Timur termasuk daerah paling padat di Pulau Jawa. Provinsi ini memiliki pesona wisata yang unik sehingga akan memikat untuk dikunjungi. Jawa Timur sangat kaya akan berbagai tempat alternatif liburan. Daya tarik atau tujuan wisata yang ada di antaranya: wisata alam, wisata pantai, wisata gunung, wisata belanja, wisata pendidikan, wisata seni, wisata budaya, wisata bahari, wisata petualangan, wisata sejarah, wisata kerajinan, wisata lingkungan, wisata agro, wisata udara, wisata konvensi, wisata ziarah wali songo, dan juga wisata rohani. 49

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan pendapatan asli daerah dari sektor pariwisata di Jawa Timur tahun 2011-2013. Penelitian ini merupakan penelitian dengan data cross section, karena memfokuskan pada suatu peristiwa pada tahun 2011 hingga tahun 2013 serta pengumpulan data dilakukan tiga tahun. Jumlah sampel pada penelitian ini sebesar 114 pemerintah daerah, dan LKPD Kabupaten/ Kota di Provinsi Jawa Timur pada tahun 2011-2013 yang telah diaudit oleh BPK Kabupaten/ Kota di Provinsi Jawa Timur. B. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif adalah untuk memberikan informasi mengenai karakteristik variabel penelitian guna memperjelas pemahaman atas hasil penelitian. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah pendapatan asli daerah dan variabel independen adalah pajak restoran, pajak hotel, pajak hiburan dan retribusi tempat rekreasi dan tempat olah raga. Penggambaran data yang akan dibahas dalam bab ini meliputi nilai mean, nilai tertinggi, nilai terendah, serta nilai standar deviasi yang akan menggambarkan penyebaran data penelitian ini. 50

Berikut ini disajikan statistik deskriptif data penelitian ini. Tabel 4.1 Statistik Deskripsi Variabel Variabel Minimum Maximum Mean Std. Deviation Coevicient Variasi Pajak Restoran 25580500.00 211755737412.00 6979511913.84 28177968397.20 4,0372405 Pajak Hiburan 1440250.00 41979608730.88 1634941012.85 5867112222.05 3,5885773 Pajak Hotel 19800000.00 151418187250.00 4390724218.07 20829547155.39 4,7439889 Retribusi Pariwisata 3900000.00 17490636162.00 1160311849.71 2472007518.72 2,1304682 PAD 22247679748.78 2279613848832.6 1 184597203994.39 348316304088.74 1,8868991 Sumber:Output SPSS, 2015 Berdasar hasil uji deskripsi variabel pada Tabel 4.1 di atas didapat variabel pendapatan pajak restoran atas pelayanan restoran yang dipungut berdasarkan PERDA Nomor 14 Tahun 2006, yang termasuk dalam penerimaan daerah tahun 2011-2013 nilai minimum sebesar Rp 25.580.500,00 pada Kabupaten Magetan tahun 2011 dan nilai maksimum sebesar Rp211.755.737.412,00 terdapat pada Kota Surabaya, nilai rata-rata untuk pajak restoran se Provinsi Jawa Timur sebesar Rp6.979.511.913,84 dengan standar deviasi 28.177.968.397,20 oleh karena nilai mean lebih kecil dari standar deviasi maka penyebaran data pada variabel pajak restoran tidak merata. Variabel pajak hiburan yaitu pendapatan pajak hiburan atas penyelenggaraan hiburan yang dipungut berdasarkan peraturan daerah Jawa Timur nomor 14 tahun 51

2006 yang termasuk dalam penerimaan daerah tahun 2011-2013 didapat nilai minimum sebesar Rp1.440.250,00 pada kabupaten Sampang, nilai maksimum pendapatan pajak hiburan sebesar Rp41.979.608.730,88 dimiliki oleh kota Surabaya. Sedangkan nilai rata-rata pendapatan pajak hiburan se Jawa Timur sebesar Rp1.634.941.012,85. Pendapatan pajak hotel minimum sebesar Rp19.800.000,00 dimiliki oleh kabupaten Blitar dan nilai maksimum pendapatan hotel sebesar Rp 151.418.187.250,00 terdapat pada kota Surabaya. Sedangkan nilai rata-rata pajak hotel Kabupaten/kota di Jawa Timur sebesar Rp 4.390.724.218,07 dan nilai standar deviasi sebesar 20.829.547.155,39 dimana nilai standar deviasi lebih besar dari nilai rata-rata, hal ini menyatakan bahwa penyebaran data variabel pendapatan pajak hotel tidak merata atau berfluktuasi dari tahun 2011 hingga tahun 2013. Pendapatan Retribusi tempat rekreasi atau pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan diberikan oleh pemerintah daerah untuk kepentingan pariwisata yang dipungut berdasarkan PERDA Kabupaten/ Kota Jawa Timur Nomor 14 tahun 2006 yang termasuk dalam penerimaan daerah tahun 2011-2013 nilainya minimum sebesar Rp3.900.000,00 yang dimiliki Kabupaten Jombang, nilai maksimum sebesar Rp17.490.636.162,00 dimiliki oleh Kabupaten Probolinggo dan nilai rata-rata pendapatan retribusi tempat rekreasi Kabupaten/ Kota Jawa Timur sebesar Rp1.160.311.849,71. Pendapatan asli daerah adalah pendapatan daerah yang bersumber dari hasil pajak daerah, hasil retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah mempunyai nilai minimum 52

sebesar Rp22.247.679.748,78 terdapat pada kabupaten Jombang pada tahun 2012, nilai maksimum sebesar Rp2.279.613.848.832,61 dimiliki oleh kota Surabaya. Nilai rata-rata PAD pada Kabupaten/kota Jawa Timur sebesar Rp184.597.203.994,39. Hasil peningkatan Pajak restoran, pajak hiburan, pajak hotel, retribusi rekreasi dan PAD dari tahun 2011 hingga tahun 2012 dapat dibuat grafik sebagai berikut: 160% 140% 146% 120% 100% 80% 60% 40% 20% 0% 36% 16% 20% 1 19% Pjk.Restoran Pjk.Hiburan Pjk.Hotel Retb.Rekreasi PAD Gambar 4.2. Peningkatan Pendapatan Pajak dan PAD tahun 2011-2012 Grafik tersebut di atas menunjukkan bahwa pajak restoran Kabupaten/ Kota Jawa Timur mengalami peningkatan dari tahun 2011-2012 sebesar 35%, pajak hiburan 16%, pajak hotel 20%, retribusi rekreasi sebesar 146% dan PAD mengalami peningkatan sebesar 19%. Dilihat dari masing-masing variabel tersebut yang paling tinggi peningkatannya adalah retribusi rekreasi (pariwisata), sedangkan yang paling rendah adalah pajak hiburan. 53

30% 20% 26% 26% 22% 25% 10% 0% -10% -20% -30% -33% -40% 1 Pjk.Restoran Pjk.Hiburan Pjk.Hotel Retb.Rekreasi PAD Gambar 4.3. Peningkatan Pendapatan Pajak dan PAD tahun 2012-2013 Gambar grafik 4.3. menunjukkan bahwa pendapatan pajak restoran dan pajak hiburan dari tahun 2012-2013 mengalami peningkatan sebesar 26%, pajak hotel sebesar 22% dan PAD mengalami kenaikan sebesar 25%, sedangkan pendapatan retribusi rekreasi mengalami penurunan sebesar 33%. Hal ini disebabkan rendahnya pemerintah dalam mengelola tempat-tempat pariwisata di Kabupaten/ Kota Jawa Timur. C. Hasil Analisis Data 1. Pengujian Asumsi Klasik. Uji asumsi klasik adalah uji yang digunakan untuk menentukan apakah data yang akan dipakai terbebas dari masalah asumsi klasik atau tidak. Ada empat model dalam pengujian asumsi klasik yaitu Normalitas, Multikolinieritas, Autokorelasi, dan Heteroskedastisitas. a. Uji normalitas data dilakukan untuk menguji apakah data terdistribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah model regresi yang memiliki 54

distribusi nilai residual normal atau mendekati normal. Pengujian normalitas dalam penelitian ini dilakukan menggunakan alat uji Kolmogorov-Smirnov dengan nilai residu atas regresi yang digunakan dalam penelitian ini. Kriteria yang digunakan adalah dengan membandingkan probability value yang diperoleh dengan pedoman pengambilan keputusan bahwa jika probability value > 0,05 maka data terdistribusi normal dan jika probability value < 0,05 maka data tidak terdistribusi tidak normal. Tabel 4.2. Uji Normalitas Data Unstandardized Residual N 114 Normal Parameters a,,b Mean.0000000 Std. Deviation.50022466 Most Extreme Differences Absolute.058 Positive.032 Negative -.058 Kolmogorov-Smirnov Z.615 Asymp. Sig. (2-tailed).843 Sumber: Output SPSS, 2015 Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai P (sig.) unstandardized residual pada penelitian ini adalah sebesar 0,843 > 0,05 yang berarti data dalam penelitian ini berdistribusi normal. 55

b. Uji multikolinieritas digunakan untuk menunjukkan ada tidaknya hubungan linier di antara variabel independen dengan model regresi. Pengujian ini dilakukan menggunakan tolerance value (TV) dan variance inflation factor (VIF) jika tolerance value > 0,10 dan VIF < 10 maka tidak terjadi multikolinieritas. Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai VIF variabel independen dibawah nilai 10 dan Tolerance Value diatas 0,10, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinieritas dalam model regresi dan dapat dijadikan dasar analisis. Tabel 4.3. Uji Normalitas Data Collinearity Statistics Model Tolerance VIF 1 Pajak Restoran.447 2.236 Pajak Hiburan.352 2.840 Pajak Hotel.295 3.385 Retribusi Pariwisata.978 1.022 Sumber: Output spss,2015 c. Uji Autokorelasi menggambarkan apakah ada hubungan antara nilai yang berurutan dari variabel yang sama adanya korelasi berurutan antara unsurunsur variabel gangguan dalam suatu rangkaian data runtun waktu. Untuk melihat adanya autokorelasi dalam penelitian ini digunakan metode Runs tes. Hasil uji autokorelasi menunjukkan nilai p (0,347) > 0,05, yang berarti tidak ada gejala autokorelasi pada model regresi yang digunakan pada penelitian ini. 56

Tabel 4.4.Uji Autokorelasi Runs Test Unstandardized Residual Test Value a.00286 Cases < Test Value 57 Cases >= Test Value 57 Total Cases 114 Number of Runs 63 Z.941 Asymp. Sig. (2-tailed).347 Sumber: Output spss, 2015 d. Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homokedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya heterokedastisitas dalam model, peneliti akan menggunakan uji Glejser. Hasil uji heteroskedastisitas menunjukkan bahwa variabel independen mempunyai nilai p > 0,05 (pada tabel 4.5) hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak ada 57

gejala heteroskedastisitas pada model regresi yang digunakan dalam penelitian ini. Tabel 4.5.Uji Heteroskedastisitas Variabel Nilai t P-value Pajak restoran Pajak Hiburan Pajak Hotel Retribusi Pariwisata Sumber: Output SPSS 2015 0.005 0.744 0.653-1.433 0.996 0.458 0.515 0.155 Berdasarkan uji asumsi klasik (normalitas, multikolinieritas, autokorelasi, dan heteroskedastisitas) diperoleh bahwa dalam model yang digunakan tidak terjadi penyimpangan asumsi klasik, artinya model regresi pada penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar analisis. 2. Analisis Regresi Alat analisa yang digunakan dalam penelitian ini adalah model regresi linier berganda (multiple regression) untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah PAD dan diprediksikan dipengaruhi oleh variabel independen yaitu pendapatan pajak restoran, pajak hiburan, pajak hotel dan pendapatan retribusi tempat rekreasi. Hasil persamaan regresi linear berganda adalah sebagai berikut: 58

Tabel 4.6 Hasil Uji Regresi Linier Berganda Constanta Variabel Koefisien Regresi 14,695 t hitung Signifikansi Kesimpulan Pajak restoran 0,183 4,100 0,000** Ho diterima Pajak hiburan 0,090 2,178 0,032* Ho diterima Pajak hotel 0,131 2,538 0,013* Ho diterima Retribusi rekreasi 0,132 4,754 0,000** Ho diterima F hitung 51,850 F Prob 0,000 R 2 0,655 Adjusted R 2 0,640 Sumber: data diolah, 2015. Berdasarkan hasil analisis regresi yang dirangkum pada Tabel 4.6 didapatkan persamaan sebagai berikut: Y =14,695+0,183X1+0,090X2 +0,131X3 +0,132X4 Hasil perhitungan di atas menunjukkan bahwa empat variabel independen yaitu pendapatan pajak restoran, pajak hiburan, pajak hotel dan retribusi tempat rekreasi berpengaruh singnifikan terhadap variabel dependen yaitu Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Provinsi Jawa Timur. 59

3. Pengujian Hipotesis a. Pengujian Determinasi (R 2 ) Koefisien determinasi menyatakan persentase total variasi dari variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel independen dalam model. Untuk model regresi dengan satu variabel independen koefisien determinasi ditunjukkan oleh R square (R 2 ) dan untuk model regresi dengan menggunakan dua atau lebih variabel independen koefisien determinasi ditunjukkan oleh nilai adjusted R sqaure (adj R 2 ). Penelitian ini menggunakan nilai adj R 2. Nilai adj R 2 berkisar 0 sampai 1. Apabila adj R 2 mendekati 1, hal ini menunjukkan bahwa variasi variabel dependen dapat dijelaskan oleh variasi variabel independen. Sebaliknya jika nilai adj R 2 mendekati 0, hal ini menunjukkan bahwa variasi variabel dependen tidak dapat dijelaskan oleh variasi variabel independen. Pada variabel dependen pertumbuhan ekonomi hasil perhitungan untuk nilai R 2 dengan bantuan program SPSS, dalam analisis regresi berganda diperoleh nilai Adjusted R 2 sebesar 0,640 atau 64,00%. Hasil ini mengindikasikan bahwa variabel independen dalam penelitian ini yang terdiri dari pendapatan pajak restoran, pajak hiburan, pajak hotel dan pendapatan retribusi tempat rekreasi menjelaskan variabilitas variabel dependen yaitu PAD daerah sebesar 64,00%. Sementara sisanya 36,00% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak ikut terobservasi. b. Uji F Uji F adalah pengujian secara bersama-sama variabel independen apakah mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Uji F dilakukan 60

guna menentukan good of fit test atau uji kelayakan model regresi untuk digunakan dalam melakukan analisis hipotesis dalam penelitian. Kriteria yang digunakan dalam pengujian ini adalah probability value (sig), apabila probability value dalam hasil pengujian lebih kecil dari 5%, maka dapat dinyatakan bahwa model layak (fit) untuk digunakan sebagai model regresi dalam penelitian dan sebaliknya. Berdasarkan hasil perhitungan menunjukkan bahwa probability value dari model regresi variabel dependen yaitu pendapatan asli daerah dalam penelitian lebih kecil dari tingkat signifikansi penelitian 1% yaitu sebesar 0,000. Hasil ini mengindikasikan bahwa model regresi yang digunakan dalam penelitian ini layak (fit) untuk digunakan sebagai model regresi pengujian hipotesis. Kesimpulannya ada pengaruh yang signifikan dari pendapatan pajak restoran, pajak hiburan, pajak hotel dan pendapatan retribusi tempat rekreasi terhadap PAD secara simultan. c. Uji t Uji t digunakan untuk pengujian pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen dalam penelitian sebagaimana dinyatakan dalam hipotesis penelitian ini. Uji t juga digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh masingmasing variabel independen secara individu. Kriteria pengambilan kesimpulan atas hasil pengujian adalah probability value (sig) t, apabila probability value (sig) t lebih kecil dari 5% maka dapat dinyatakan bahwa variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen sehingga hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini dapat diterima atau apabila probability value (sig) t lebih besar dari 61

5% maka dapat dinyatakan bahwa variabel independen tidak berpengaruh terhadap variabel dependen sehingga hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini ditolak. Berdasarkan hasil perhitungan menunjukkan bahwa variabel independen yaitu pendapatan pajak restoran, pajak hiburan, pajak hotel dan pendapatan retribusi tempat rekreasi berpengaruh signifikan terhadap PAD yang terbukti dengan nilai probabilitas pada variabel independen tersebut mempunyai tingkat signifikansi kurang dari 5%. D. Pembahasan Hasil Penelitian Berdasarkan hasil pengujian hipotesis 1 pendapatan pajak restoran berpengaruh positif signifikan terhadap PAD. Hal tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Sari (2013), pertumbuhan hotel dan restoran berpengaruh positif terhadap PAD Provinsi Bali periode 1991-2009, dan prospek perkembangan PAD Provinsi Bali periode 2010-2014 terus mengalami peningkatan. Hal senada diungkapkan oleh Halim (2008) pajak daerah masih mendominasi dalam perolehan PAD Provinsi Kalimantan Barat dengan kontribusi rata-rata sebesar 83,69% atau Rp268,04 miliar per tahun. Suartini (2011) pajak restoran berpengaruh signifikan terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Gianyar Tahun anggaran 1991-2010. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis 2 pajak hiburan berpengaruh positif signifikan terhadap PAD. Hal tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Prameka (2012) bahwa pajak daerah di Kabupaten Malang yang selalu masuk dalam kategori sangat efektif (di atas 100%) setiap tahunnya selama kurun waktu lima tahun 62

(2007-2011) adalah pajak hiburan. Hal senada diungkapkan oleh Suartini (2011) pajak hiburan berpengaruh signifikan terhadap PAD Kabupaten Gianyar tahun anggaran 1991-2010. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis 3 pendapatan pajak hotel berpengaruh positif signifikan terhadap PAD. Hal tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Sari (2013), pertumbuhan hotel dan restoran berpengaruh positif terhadap PAD Provinsi Bali periode 1991-2009, dan prospek perkembangan PAD Provinsi Bali periode 2010-2014 terus mengalami peningkatan. Hal senada diungkapkan oleh Suartini (2011) Pajak hotel berpengaruh signifikan terhadap PAD Kabupaten Gianyar Tahun anggaran 1991-2010. Diantara ketiga variabel yaitu jumlah kunjungan wisatawan, pajak hiburan dan pajak hotel dan restoran, yang paling dominan berpengaruh terhadap PAD adalah pajak hotel dan restoran. Pengujian terhadap hipotesis 4 pendapatan retribusi tempat rekreasi berpengaruh positif signifikan terhadap Pendapatan Asli Daerah, akan tetapi data peningkatan dari pendapatan retribusi tempat rekreasi dari tahun 2012-2013 mengalami penurunan yang sangat rendah yaitu sebesar 33%, hal ini dikarenakan pemerintah daerah kurang mendukung adanya tempat-tempat rekreasi yang ada di daerahnya masing-masing tidak dikelola dengan baik. Penelitian Octivido et al. (2014) menunjukkan hasil yang sama, analisis menunjukkan bahwa tahun 2010 Kota Batu memiliki efektivitas yang terendah (69,30%) dan untuk kontribusi tahun 2009 memiliki kontribusi yang terkecil (45,21%) pada PAD dikarenakan ada penolakan dari para pelaku usaha tempat hiburan yang melakukan protes untuk dilakukannya revisi terhadap Perda terhadap pajak hiburan, hal inilah yang berdampak secara langsung terhadap besar kecilnya penerimaan dari sektor pajak daerah. 63

Ditinjau dari segi ekonomi, pariwisata dapat memberikan sumbangan terhadap penerimaan daerah yang bersumber dari pajak hotel, pajak restoran, pajak hiburan, retribusi daerah atau dapat mendatangkan devisa dari para wisatawan mancanegara yang berkunjung. Dari penerimaan sektor pariwisata tersebut diharapkan dapat meningkatkan penerimaan PAD. Karena pariwisata merupakan salah satu sumber pendapatan yang penting bagi suatu Negara atau lebih khusus lagi pemerintah daerah. Keterkaitan industri pariwisata dengan penerimaan daerah berjalan melalui jalur PAD industri pariwisata, karena PAD adalah merupakan salah satu indikator dari kemadirian otonomi daerah dalam menggali potensi untuk meningkatkan sumbersumber penerimaan. Semakin besar PAD maka semakin mandiri daerah dalam mengambil keputusan dan kebijakan pembangunan. Besarnya kontribusi pengeluaran pemerintah daerah terhadap pertumbuhan ekonomi daerah merupakan sebuah peluang yang dapat dimanfaatkan secara optimal untuk mendorong perekonomian daerah (Sari, 2013). 64