BAB II KAJIAN TEORI. Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga (2007: 910), disebutkan bahwa. prestasi adalah penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN TEORI. 1. Tinjauan tentang Perhatian Orang Tua

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS

tingkah laku yang dapat dicapai melalui serangkaian kegiatan, misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, dan meniru.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam proses belajar disiplin belajar sangat penting dalam menunjang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. individu untuk memperoleh perubahan tingkah laku secara keseluruhan

PRADIFTA YUYUN SETYANINGRUM K

BAB II KAJIAN PUSTAKA. proaktif (urun rembuk) dalam memecahkan masalah-masalah yang diberikan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. A. Metode Demonstrasi. Metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara memperagakan

BAB II KAJIAN TEORI. A. Deskripsi Teori. 1. Pendapatan Orang Tua. a. Pendapatan. Wahyu Adji (2004: 3) mengatakan bahwa pendapatan atau

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI. Untuk mengemukakan pengertian tentang fasilitas, penulis dapat sajikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan tidak diperoleh begitu saja dalam waktu yang singkat, namun

BAB I PENDAHULUAN. diukur menggunakan instrumen yang relevan. Banyak faktor yang

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi masa depannya. Sasaran pendidikan yaitu memajukan dan

II. TINJAUAN PUSTAKA, KARANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan

Kata kunci : Fasilitas Belajar, Lingkungan Belajar, prestasi belajar Sosiologi

BAB II KAJIAN PUSTAKA. suatu proses terjadinya peristiwa. Menurut Rusminiati (2007: 2) metode

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Terdapat pengaruh positif dan signifikan Perhatian Orang Tua terhadap

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dengan tujuan dan bahan acuan interaksi. Di dalamnya dikembangkan

Pengaruh Pemberian Tugas Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Geografi ABSTRAK

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI. dapat memberikan hasil belajar yang optimal. 1. strategi pembelajaran itu ialah harus menguasai teknik-teknik penyajian, atau

pesar baik dari segi materi maupun kegunaannya. Tugas guru adalah membosankan. Jika hal ini dapat diwujudkan maka diharapkan di masa yang

BAB II KAJIAN TEORITIS. menggambarkan pola tingkah laku yang diharapkan dalam berbagai interaksi belajar

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORITIS. Para ahli psikologi banyak mengemukakan tentang pengertian belajar,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dedukasi. IPA mempelajari alam semesta, benda-benda yang ada di

BAB I PENDAHULUAN. sekolah yang melibatkan guru sebagai pendidik dan siswa sebagai peserta didik,

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, HASIL PENELITIAN YANG RELEVAN, DAN HIPOTESIS

I. PENDAHULUAN. pendidik, tujuan pendidikan, sarana dan prasarana pembelajaran. Pembelajaran tidak. pembangunan untuk masa depan bangsa Indonesia.

BAB V PENUTUP. 1. Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan Minat Belajar terhadap

BAB II KAJIAN TEORI. seseorang. Belajar merupakan kegiatan yang berproses dan merupakan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Hasil Belajar. a. Pengertian Hasil Belajar

peningkatan kompetensi guru melalui penataran-penataran, perbaikan saranasarana pendidikan, dan lain-lain. Hal ini dilaksanakan untuk meningkatkan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Efektivitas berasal dari kata efektif yang berarti dapat membawa hasil atau

BAB I PENDAHULUAN. banyak berhubungan dengan para siswa jika dibandingkan dengan personal

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Minat Siswa Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Adi Maulana Sabrina, 2013

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

I. PENDAHULUAN. individu yang belajar, maka tidak dapat dikatakan bahwa pada diri individu

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. hipotesis penelitian; f) kegunaan penelitian; g) penegasan istilah.

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF SNOWBALL THROWING KELAS VII.1 SMP NEGERI 5 TEBING TINGGI

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia adalah melalui pendidikan. Hal ini identik dengan yang

I. PENDAHULUAN. Bagian pertama ini membahas beberapa hal mengenai latar belakang masalah,

BAB I PENDAHULUAN. terwujud jika pendidikan mampu melahirkan peserta didik yang cakap dan

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh. Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi

BAB V PEMBAHASAN. 1. Strategi yang dilakukan Guru Fiqh dalam Meningkatkan Prestasi. Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqh

BAB II KAJIAN PUSTAKA. STAD (Student Teams Achievement Division) merupakan satu sistem

BAB II KAJIAN TEORI. yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Metode berasal dari bahasa latin methodos yang berarti jalan yang harus

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. Pembahasan pada Bab II ini terdiri dari tinjauan pustaka, hasil penelitian yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan paparan mengenai pendidikan tersebut maka guru. mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam dirinya.

BAB I PENDAHULUAN. dengan demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang. memungkinkan berfungsi untuk memenuhi dalam kehidupan, masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. kelas. Oleh karena itu, diperlukan manajemen kelas yang baik sehingga tujuan

BAB I PENDAHULUAN. berpotensi dalam arti yang luas diciptakan oleh dunia pendidikan akan

Berdasarkan pernyataan di atas, bahwa peserta didik harus

STUDI TENTANG FAKTOR- FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI IPS DI SMA NEGERI I TAPA KABUPATEN BONE BOLANGO

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dapat membentuk persamaan dan kemauan siswa, metode ini juga melibatkan

BAB II VARIASI PEMBELAJARAN DAN HASIL BELAJAR SISWA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laku individu melalui interaksi dengan lingkungan. Aspek tingkah laku tersebut

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. secara konvensional maupun inovatif. Hal tersebut lebih terfokus lagi dalam

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar tidak hanya sekedar

BAB II KAJIAN TEORI. pengertian dari belajar itu sendiri. Belajar merupakan suatu. aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam

BAB II KAJIAN TEORI. aspek organism atau pribadi. 1. interaksi dengan lingkungan. 2. interaksi dengan lingkungan. 3

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI. baik guru maupun siswa pada proses pembelajaran. Bagi guru, strategi

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan manusia

BAB II KAJIAN TEORI. mendalam pada bidang ilmu yang berkaitan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran discovery (penemuan) adalah model mengajar yang

MANAJEMEN FASILITAS PENDIDIKAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO

PENGARUH METODE EKSPERIMEN DAN METODE DEMONSTRASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR FISIKA POKOK BAHASAN LISTRIK DINAMIS

II. KAJIAN PUSTAKA. atau bentuk fisik dan suatu arti/pengertian yang dijelaskan. Bentuk fisik

BAB I PENDAHULUAN. komponen penting yang terdiri dari "fakta-fakta, generalisasi, konsep, hukum/aturan, dan sebagainya, yang terkandung dalam mata

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. cara menjelaskan dan mendefinisikan makna belajar (learning). Di antaranya

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan

BAB I PENDAHULUAN. negara yang demokratis serta bertanggung jawab (UU No. 20, 2003, h. 4).

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. memiliki potensi kreatif dan inovatif dalam segala bidang kehidupannya, sehingga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORI. dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara afektif dan efesien. Senada dengan

BAB I PENDAHULUAN. Kom petensi merupakan pengetahuan, ketrampilan, sikap, dan nilai-nilai yang

II. TINJAUAN PUSTAKA

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN METODE NUMBERED HEADS TOGETHER

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan proses interaksi yang mendorong terjadinya belajar. Peran serta pendidikan mempunyai

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara umum menurut Gagne dan Briggs (2009:3) yang disebut konstruktivisme

BAB I PENDAHULUAN. Perguruan tinggi merupakan institusi yang mendidik para mahasiswa untuk

Transkripsi:

BAB II KAJIAN TEORI A. Prestasi Belajar 1. Pengertian Prestasi Menurut Poerwadarminta. W.J.S (2006: 915), prestasi adalah hasil yang telah dicapai dari yang telah dilakukan dan dikerjakan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga (2007: 910), disebutkan bahwa prestasi adalah penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang dikembangkan melalui mata pelajaran, lazimnya ditunjukan dengan nilai tes atau angka yang diberikan oleh guru. Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain (2002: 120), yang menjadi indikator bahwa suatu proses belajar mengajar dianggap berhasil adalah daya serap terhadap materi pelajaran yang diajarkan mencapai prestasi tinggi, baik secara individual maupun klasikal, dan perilaku yang ditentukan dalam tujuan pembelajaran telah dicapai oleh siswa baik individual maupun klasikal. Winkel (1997: 21), mengatakan prestasi adalah bukti usaha yang dapat dicapai. Menurut Oemar Hamalik (1990: 21), prestasi adalah bentuk pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara tingkah laku yang baru, berkat pengalaman dan latihan Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi adalah hasil belajar yang telah dicapai siswa dalam proses pembelajaran yang dinyatakan dengan angka atau kata-kata. 7

2. Pengertian Belajar Belajar merupakan kegiatan yang paling pokok dalam proses pendidikan. Berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan bergantung kepada bagaimana proses belajar yang dialami peserta didik. Menurut Sugihartono, dkk. (2007: 74), belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku sebagai hasil interaksi individu dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Santrock dan Yussen (Sugihartono, 2007: 74), mendefinisikan belajar sebagai perubahan yang relatif permanen karena adanya pengalaman. Sardiman (2011: 22), belajar merupakan suatu proses interaksi antara diri manusia dengan lingkungannya yang mungkin berwujud pribadi, fakta, konsep ataupun teori. Anita E.Wool Folk (Sunaryo Kartadinata, dkk. 1998: 57), Belajar adalah proses perubahan pengetahuan atau perilaku sebagai hasil dari pengalaman. Pengalaman ini terjadi melalui interaksi antara individu dengan lingkungannya. Menurut Sumadi Suryabrata (2008: 232), definisi belajar adalah (a) bahwa belajar itu membawa perubahan (dalam arti behavioral changes, aktual maupun potensial), (b) bahwa perubahan itu pada pokoknya adalah didapatkannya kecakapan baru, (c) bahwa perubahan itu terjadi karena usaha (dengan sengaja). Slameto (2010: 2), mendefinisikan belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. 8

Syaiful Bahri Djamarah (2002: 13), mendefinisikan belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor. Muhibbin Syah (2010: 90), secara umum belajar dapat dipahami sebagai tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif. Dari beberapa pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan perubahan pengetahuan atau tingkah laku seseorang yang tadinya belum bisa menjadi bisa, belum tahu menjadi tahu dikarenakan pengalaman yang diperolehnya melalui interaksi dengan lingkungannya. 3. Pengertian Prestasi Belajar Menurut Benjamin S. Bloom (Asep Jihad dan Abdul Haris, 2008: 14), mengemukakan bahwa terdapat tiga ranah dalam hasil belajar yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik. Hal ini sejalan juga dengan tujuan dari belajar, yakni adanya perubahan peserta didik menyangkut pengetahuan, keterampilan dan juga sikap. Untuk mencapai hasil tersebut, pembelajaran harus dipersiapkan dan dirancang sebaik mungkin sehingga tujuan tersebut dapat tercapai. Sutratinah Tirtonegoro (1984: 23), prestasi belajar adalah penilaian hasil usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol-simbol angka, huruf atau kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah 9

dicapai oleh setiap peserta didik dalam periode tertentu. Muhibbin Syah (2010: 139), Prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai oleh siswa setelah melakukan serangkaian aktivitas belajar yang berupa perubahan tingkah laku baik berupa kognitif, psikomotorik maupun afektif yang bisa dilihat dari prestasi belajar di sekolah. Dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar merupakan hasil dari kemampuan perubahan siswa dalam berbagai bidang dinyatakan dalam bentuk simbol angka, huruf atau kalimat yang dapat dicapai setelah mengerjakan suatu tes sebagai indikasi sejauhmana siswa telah menguasai materi pelajaran yang disampaikan oleh guru yang idealnya mencakup tiga aspek yaitu kognitif, afektif dan psikomotor. B. Pemanfaatan Fasilitas Belajar di Rumah 1. Tinjauan tentang Fasilitas Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga (2007: 895), fasilitas adalah sarana untuk melancarkan pelaksanaan fungsi; kemudahan. Menurut Mauling (Tatang M. Amirin, dkk. 2011: 76), fasilitas adalah prasarana atau wahana untuk melakukan atau mempermudah sesuatu. Wahyuningrum (Tatang M. Amirin, dkk. 2011: 76), menyatakan bahwa fasilitas adalah segala sesuatu yang dapat memudahkan dan melancarkan pelaksanaan suatu usaha. Tatang M. Amirin, dkk. (2011: 76), fasilitas merupakan sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam melakukan atau memperlancar suatu kegiatan. 10

Wahyuningrum (Tatang M. Amirin, dkk. 2011: 77), berpendapat bahwa sarana pendidikan adalah segala fasilitas yang diperlukan dalam proses pembelajaran, yang dapat meliputi barang bergerak maupun barang tidak bergerak agar tujuan pendidikan tercapai. Tatang M. Amirin, dkk. (2011: 77), sarana pendidikan adalah segala fasilitas bisa berupa peralatan, bahan dan perabot yang langsung dipergunakan dalam proses belajar di sekolah. Mulyasa (2007: 49), sarana pendidikan adalah peralatan atau perlengkapan yang secara langsung digunakan dan menunjang proses pendidikan, khususnya proses belajar mengajar seperti ruang kelas, meja kursi dan media pembelajaran. Ibrahim Bafadal (Tatang M. Amirin, dkk. 2011: 77), mengemukakan bahwa prasarana pendidikan dapat diartikan sebagai perangkat yang menunjang keberlangsungan sebuah proses pendidikan. Tatang M. Amirin, dkk. (2011: 77), prasarana pendidikan adalah perangkat yang menunjang keberlangsungan proses pendidikan agar tujuan pendidikan tercapai. Mulyasa (2007: 49), prasarana pendidikan adalah fasilitas yang secara tidak langsung menunjang jalannya proses pendidikan atau pengajaran. Tatang M. Amirin, dkk. (2011: 77), mendefinisikan sarana dan prasarana adalah semua fasilitas yang diperlukan dalam proses belajar mengajar baik yang bergerak maupun tidak bergerak, yang secara langsung maupun tidak langsung dapat berpengaruh terhadap tujuan pendidikan. 11

Ary H. Gunawan (1996: 115), membedakan fasilitas berdasarkan fungsi, jenis dan sifatnya. 1. Ditinjau dari fungsinya terhadap proses pembelajaran, a. Prasarana pendidikan berfungsi tidak langsung (kehadirannya tidak sangat menentukan). Termasuk dalam prasarana pendidikan adalah tanah, halaman, tanaman, bangunan sekolah, telepon, dan sebagainya. b. Sarana pendidikan berfungsi langsung (kehadirannya sangat menentukan) terhadap proses pembelajaran, seperti alat pelajaran, alat peraga, dan media pembelajaran. 2. Ditinjau dari jenisnya, a. Fasilitas fisik atau fasilitas material yaitu segala sesuatu yang berwujud benda mati atau dibendakan yang mempunyai peran untuk memudahkan atau melancarkan suatu usaha, seperti komputer, alat peraga, media pembelajaran, dan lain-lain. b. Fasilitas non fisik yakni sesuatu yang bukan benda mati, atau kurang dapat disebut benda atau dibendakan, yang mempunyai peranan untuk memudahkan atau melancarkan sesuatu usaha seperti manusia, jasa, dan uang. 3. Ditinjau dari sifat barangnya, a. Barang bergerak atau barang berpindah/dipindahkan dikelompokkan menjadi barang habis-pakai, dan barang tak habis pakai. 12

1) Barang habis pakai ialah barang yang susut volumenya pada waktu digunakan, dan dalam jangka waktu tertentu barang tersebut dapat susut terus sampai habis atau tidak berfungsi lagi, seperti alat tulis, kertas, spidol, penghapus, dan lain-lain. 2) Barang tak habis pakai ialah barang-barang yang dapat dipakai berulang kali serta tidak susut volumenya semasa digunakan dalam jangka waktu yang relatif lama, tetapi tetap memerlukan perawatan agar selalu siap pakai untuk pelaksanaan tugas, seperti komputer, media pendidikan, kendaraan, dan sebagainya. b. Barang tidak bergerak ialah barang yang tidak berpindah-pindah letaknya atau tidak bisa dipindahkan, seperti tanah, gedung, air, dan sebagainya. 2. Tinjauan tentang Fasilitas Belajar di Rumah Menurut Irawati Istadi (2007: 169), rumah sebagai basis pendidikan akan dapat dicapai dengan melengkapi fasilitas pendidikan. Fasilitasfasilitas tersebut antara lain: a. Tempat belajar yang menyenangkan Tempat belajar tidak harus mahal. Seperangkat meja kursi sederhana dilengkapi dengan rak buku sudah bisa digunakan sebagai tempat belajar. Untuk menciptakan suasana menyenangkan, penataannya yang harus disesuaikan dengan kebutuhan anak. Misalkan, anak-anak suka beragam warna dan gambar yang menarik dan lucu. 13

Beri kesempatan mereka memilih atau membuat sendiri hiasan di sekitar tempat belajarnya. Kalau bisa, harus ada tempat belajar khusus untuk masing-masing anak. Dan beri kebebasan serta tanggung jawab kepada mereka untuk mengurusi meja belajarnya masing-masing. Semakin baik dan menarik keberadaan fasilitas pendidikan yang satu ini, anak akan merasakan bahwa kegiatan belajar adalah satu hal yang istimewa dalam keluarga. Selanjutnya, ini akan memacu motivasi belajarnya sehingga mendapatkan prestasi belajar yang optimal. b. Media Informasi Ilmu pengetahuan tidak bisa dipisahkan dengan media informasi. Karena dari sinilah sebagian besar ilmu pengetahuan akan diperoleh. Media-media ini bisa berupa televisi, radio, komputer, buku, majalah, dan internet. Dari setiap media yang ada tidak semua informasi yang disampaikan diperlukan oleh anak. Bahkan ada yang cenderung merusak anak. Oleh karena itu, tindakan seleksi perlu dilakukan oleh orang tua. Misalnya televisi, apabila orang tua ingin memanfaatkannya sebagai media informasi pendidikan bagi anak, maka harus konsekuen dengan hanya memutar acara-acara yang menunjang pendidikan saja. Acara hiburan boleh diberikan tetapi hanya sebatas refresing saja. 14

c. Perpustakaan Minimal ada buku-buku yang dikoleksi. Karena untuk menumbuhkan motivasi kependidikan anak, buku adalah sarana yang paling tepat. Kecintaan anak terhadap buku harus ditumbuhkan sedini mungkin dan rumah adalah tempat yang paling cocok untuk keperluan itu. Penataan dan perawatan yang baik terhadap buku-buku ini akan menunjang keberadaan fasilitas ini. Buku sederhana ataupun bekas akan menarik jika disampul dengan rapi dan bersih. Dan jika orang tua memberikan perhatian terhadap koleksi buku anak-anak ini, maka anakanak pun akan semakin menghargai keberadaan perpustakaan mini mereka. Rudi Mulyatingsih, dkk. (2006: 52), berpendapat bahwa agar semangat belajar meningkat maka perlu mengatur tempat belajar. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengatur tempat belajar yaitu. a. Tentukan tempat belajar tetap. b. Hindari gangguan belajar yang berupa suara, pandangan, dan gangguan selingan belajar. c. Aturlah cahaya lampu agar tidak langsung mengenai mata dan dapat menerangi seluruh ruangan. d. Membersihkan meja belajar dari barang-barang yang tidak ada hubungan dengan mata pelajaran. e. Pilih kursi belajar yang dapat dipakai untuk duduk dengan tegak. f. Tempatkan bahan pelajaran di tempat yang dekat dengan meja belajar. g. Berilah ventilasi yang cukup. Dengan adanya semangat belajar yang meningkat diharapkan prestasi belajar yang diperoleh juga meningkat. 15

Radin (Conny R Semiawan 1998: 203), menjelaskan enam kemungkinan cara yang dilakukan orang tua dalam mempengaruhi anak, salah satunya yaitu menyediakan fasilitas atau bahan-bahan dan adegan suasana (providing materials and settings). Orang tua dapat mempengaruhi perilaku anak dengan mengontrol fasilitas atau bahanbahan dan adegan suasana. Misalnya, untuk menciptakan suasana yang menumbuhkan minat belajar anak, orang tua membelikan buku-buku yang diminati anak dari pada membelikan pistol-pistolan. Menurut Muhibbin Syah (2010: 135), salah satu faktor yang termasuk lingkungan non sosial yang dapat mempengaruhi prestasi belajar adalah fasilitas belajar. Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono (2004: 88), keadaan peralatan seperti pensil, tinta, penggaris, buku tulis, buku pelajaran, jangka dan lain-lain akan membentuk kelancaran dalam belajar. Kurangnya alatalat tersebut akan menghambat kemajuan belajar anak. Jadi, jika siswa dalam belajarnya didukung dengan fasilitas belajar yang lengkap maka siswa tersebut akan lebih mudah dalam memanfaatkannya. Dengan adanya fasilitas belajar di rumah yang lengkap akan sangat penting dan membantu bagi anak dalam proses belajar. Fasilitas tersebut dapat berupa alat tulis, tempat belajar maupun fasilitas belajar lainnya. Fasilitas yang dimaksud dalam penelitian ini adalah fasilitas belajar individual yang dimiliki oleh siswa di rumah. 16

Jadi dapat disimpulkan bahwa pemanfaatan fasilitas belajar di rumah adalah pemanfaatan sarana dan prasarana yang disediakan oleh orang tua yang digunakan untuk memperlancar atau mempermudah kegiatan belajar. 3. Tinjauan tentang Pemanfaatan Fasilitas Belajar di Rumah Ibrahim Bafadal (2004: 42), mengemukakan bahwa ada dua prinsip yang harus diperhatikan dalam menggunakan perlengkapan sekolah yaitu prinsip efektivitas dan efisiensi. Efektif berarti pemakaian fasilitas belajar ditunjukkan semata-mata untuk memperlancar proses pembelajaran. Efisiensi berarti pemakaian fasilitas belajar harus dilakukan secara hemat sesuai dengan kegunaan dan hati-hati. Hartati Sukirman, dkk. (1999: 28), berpendapat bahwa dalam rangka peningkatan mutu pendidikan maka setiap fasilitas belajar perlu diatur penggunaannya seoptimal mungkin. Suharsimi Arikunto (1993: 195), proses pembelajaran yang efektif dapat dilakukan dengan memaksimalkan pemanfaatan sarana dan prasarana. Fasilitas belajar di rumah meliputi semua fasilitas yang diperlukan dalam proses pembelajaran baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak agar pencapaian tujuan pendidikan dapat berjalan lancar, teratur, efektif, dan efisien sehingga siswa dapat mencapai prestasi belajar yang optimal. Sebagai tempat belajar, rumah harus didukung dengan sarana dan prasarana yang digunakan dalam proses belajar seperti meja, kursi, rak buku, alat pelajaran, buku-buku pelajaran, media informasi dan penerangan. Sehubungan hal tersebut maka pemanfaatan fasilitas belajar 17

yang efektif dan efisien perlu diperhatikan agar prestasi belajar yang diperoleh maksimal. C. Pengaruh Pemanfaatan Fasilitas Belajar di Rumah terhadap Prestasi Belajar Banyak faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa, salah satu diantaranya adalah fasilitas belajar. Fasilitas belajar merupakan faktor yang tidak dapat diabaikan begitu saja karena tanpa adanya fasilitas belajar yang mendukung proses belajar, siswa tidak akan bersemangat dalam belajar dan tujuan belajar juga akan terhambat ketercapaiannya. Jika siswa telah kehilangan semangat belajar, maka akan berdampak pada prestasi yang didapat oleh siswa. Sumadi Suryabrata (2008: 233), mengemukakan bahwa, alat-alat yang dipakai untuk belajar dan faktor-faktor lainnya harus diatur dengan sedemikian rupa sehingga dapat membantu proses belajar secara maksimal. Senada dengan pernyataan tersebut Muhibbin Syah (2007: 154), mengatakan bahwa alat-alat belajar merupakan faktor yang berpengaruh dalam menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa. Rudi Mulyatingsih, dkk. (2006: 52), berpendapat bahwa pemanfaatan fasilitas belajar berpengaruh terhadap prestasi belajar seseorang. Muzamil Misbach (2010) berpendapat fasilitas belajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran. Proses pembelajaran akan semakin produktif jika siswa, guru, dan materi pelajaran didukung oleh fasilitas yang memadai serta pemanfaatan yang baik sehingga dapat menghasilkan prestasi belajar yang optimal. 18

Fasilitas belajar meliputi semua fasilitas yang diperlukan dalam proses pembelajaran baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak agar pencapaian tujuan pendidikan dapat berjalan dengan lancar, teratur, efektif dan efisien sehingga siswa dapat mencapai prestasi belajar yang optimal. Sebagai tempat belajar rumah harus didukung dengan fasilitas yang diperlukan dalam belajar seperti ruang belajar, alat pelajaran, buku-buku, dan media informasi. Selain itu siswa juga harus dapat memanfaatkan fasilitas yang tersedia dengan semaksimal mungkin supaya prestasi belajar yang diperoleh optimal. D. Hasil Penelitian yang Relevan Hubungan antara Kecerdasan Emosi, Fasilitas Belajar dan Perhatian Orang Tua dengan Prestasi belajar Fisika Siswa Kelas 1 Semester 2 SMA N se-kecamatan Temon Kulon Progo Yogyakarta Tahun Pelajaran 2003-2004. Berdasarkan penelitian RR. Triwulandari (2004) menyatakan bahwa terdapat hubungan yang positif dan sangat signifikan antara kecerdasan emosi, fasilitas belajar dan perhatian orang tua dengan prestasi belajar fisika di SMA N se-kecamatan Temon. E. Kerangka Pikir Belajar tidak hanya berlangsung di lingkungan sekolah tetapi juga di lingkungan keluarga. Banyak faktor yang mempengaruhi belajar salah satunya yaitu fasilitas belajar. Keluarga berperan dalam menyediakan fasilitas belajar yang dibutuhkan anak. Fasilitas belajar yang lengkap akan membantu siswa dalam belajar. Sebaliknya jika fasilitas belajar tidak lengkap akan 19

menghambat belajar siswa. Adanya fasilitas belajar yang lengkap di rumah diharapkan anak dapat memanfaatkannya dengan baik. Pemanfaatan fasilitas belajar harus memperhatikan prinsip efektivitas dan efisiensi supaya fasilitas tersebut benar-benar dapat digunakan sesuai dengan kebutuhan siswa dan prestasi belajar yang diperoleh optimal. Untuk mempermudah pelaksanaan penelitian sekaligus untuk mempermudah dalam penelitian agar tidak menyimpang dari inti permasalahan maka perlu dijelaskan dalam kerangka pikir yang digambarkan dalam bagan sebagai berikut. Pemanfataan Fasilitas Belajar di Rumah (X) Prestasi Belajar (Y) Gambar 1. Kerangka Pikir Keterangan: Dari skema kerangka pikir menunjukkan bahwa variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel terikat. Dalam gambar kerangka pikir di atas yang menjadi variabel bebas adalah pemanfaatan fasilitas belajar di rumah (X) sedangkan variabel terikatnya adalah prestasi belajar (Y). F. Hipotesis Penelitian Berdasarkan kajian teori dan kerangka pikir yang telah disampaikan penulis di atas, maka hipotesis yang diajukan adalah tingginya pemanfaatan fasilitas belajar di rumah berpengaruh signifikan terhadap prestasi belajar. 20