BAB I PENDAHULUAN. anak dengan sebutan (misalnya bodoh, tidak berguna, jelek) (Chang et al, 2008). Noh

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. (usia 18 sampai 20 tahun) (WHO, 2013). Remaja merupakan salah satu

BAB 1 PENDAHULUAN. Komunikasi bisa terjadi apabila ada korelasi yang baik antara penutur dan

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan seseorang atau sekelompok orang lain, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini sering kita dengar tentang banyaknya kasus kekerasan yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nurlaela Damayanti, 2013

BAB I PENDAHULUAN. mulai bergabung dengan teman seusianya, mempelajari budaya masa kanakkanak,

BAB I PENDAHULUAN. (aggregate) dari semua kondisi yang berasal dari luar aggregate yang. perilaku manusia, atau kelompok masyarakat (Budioro, 2000).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. batas kewajaran. Kekerasan yang mereka lakukan cukup mengerikan, baik di

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan anak untuk optimalisasi bagi perkembangannya.

BAB I PENDAHULUAN. banyak anak yang menjadi korban perlakuan salah. United Nations Children s

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

BAB 1 PENDAHULUAN. Mendengar terjadinya sebuah kekerasan dalam kehidupan sehari-hari

BAB II LANDASAN TEORI. tersebut mempelajari keadaan sekelilingnya. Perubahan fisik, kognitif dan peranan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat komunikasi atau alat interaksi yang digunakan oleh manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Saat ini berbagai masalah tengah melingkupi dunia pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kesuksesan yang dicapai seseorang tidak hanya berdasarkan kecerdasan

BAB I PENDAHULUAN. adalah kekerasan yang terjadi pada anak. Menurut data yang di dapat dari

BAB I PENDAHULUAN. memiliki konsep diri dan perilaku asertif agar terhindar dari perilaku. menyimpang atau kenakalan remaja (Sarwono, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. terjadi akhir-akhir ini sangat memprihatinkan. Perilaku Agresi sangat

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah merupakan sebuah lembaga atau tempat yang dirancang untuk

INTENSITAS TERKENA BULLYING DITINJAU DARI TIPE KEPRIBADIAN EKSTROVERT DAN INTROVERT

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENGANIAYAAN TERHADAP ANAK DALAM KELUARGA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hasil proyeksi sensus penduduk 2011, jumlah penduduk Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Membolos merupakan salah satu perilaku siswa di sekolah yang dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan anak dan cara mendidik anak supaya anak dapat mencapai tahapan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masa remaja merupakan masa dimana seseorang akan mulai

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan karakter manusia sebagai makhluk sosial. membutuhkan manusia lainnya untuk berinteraksi.

BAB I PENDAHULUAN. generasi penerus bangsa, sehingga setiap anak berhak atas kelangsungan. memajukan kehidupan berbangsa dan bernegara.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sebagai makhluk sosial, manusia tidak akan dapat bertahan hidup sendiri.

BAB 1 PENDAHULUAN. penuh gejolak dan tekanan. Istilah storm and stress bermula dari psikolog

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bagi sebagian besar orang, masa remaja adalah masa yang paling berkesan

PENGARUH BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK MODELING UNTUK MENGURANGI PERILAKU AGRESIF PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 3 WERU TAHUN PELAJARAN 2017/2018

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia sekolah (6-12 tahun) disebut juga sebagai masa anak-anak

BAB I PENDAHULUAN. tidak adil, dan tidak dapat dibenarkan, yang disertai dengan emosi yang hebat atau

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam menjalankan kehidupan sehari-hari, manusia selalu membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. Bullying juga didefinisikan sebagai kekerasan fisik dan psikologis jangka

I. PENDAHULUAN. universal. Anderson dalam Tarigan (1972:35) juga mengemukakan bahwa salah

BAB I PENDAHULUAN. membangun bangsa ke arah yang lebih baik. Mahasiswa, adalah seseorang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa berperan penting bagi kehidupan manusia sebagai alat komunikasi, untuk

INSTRUMEN PENELITIAN PROFIL PROAKTIVITAS PESERTA DIDIK SMP PETUNJUK PENGISIAN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KECEMASAN PADA ANAK USIA PRASEKOLAH DI BANGSAL MELATI RSUD TUGUREJO SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masa remaja merupakan suatu fase perkembangan antara masa kanakkanak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. diantaranya adalah ilmu bersosialisasi, ilmu kepemimpinan dan cara berbicara dimuka umum

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diah Rosmayanti, 2014

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Beberapa teori akan dipaparkan dalam bab ini sebagai pendukung dari dasar

I. PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan suatu tahapan yang harus dilalui seorang individu untuk bergerak ke

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan kemajuan zaman banyak dampak yang dialami manusia

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam bahasanya. Bahasa setiap daerah memiliki style atau gaya tersendiri dalam

BAB I PENDAHULUAN. perilaku menyimpang. Dalam perspektif perilaku menyimpang masalah sosial

BAB I PENDAHULUAN. anak-anak terus bekerja, dan daya serap anak-anak tentang dunia makin meningkat.

I. PENDAHULUAN. luput dari pengamatan dan dibiarkan terus berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya pergeseran pola penyebab tindak kriminalitas. World Health

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perubahan zaman yang semakin pesat ini membawa dampak ke berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Keluaga mempunyai fungsi tidak hanya terbatas sebagai penerus keturunan

BAB II LANDASAN TEORI A. BURNOUT

BAB 1 PENDAHULUAN. bermain/oddler, masa usia prasekolah, usia sekolah, remaja sampai dewasa. Anak

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya, hukuman hanya menjadi salah satu bagian dari metode

BAB I PENDAHULUAN. kognitif, dan sosio-emosional (Santrock, 2007). Masa remaja (adolescence)

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi dari anak-anak menuju masa. lainnya. Masalah yang paling sering muncul pada remaja antara lain

BAB 2 TINJUAN PUSTAKA. dan sebuah karakter unik yang memberikan konsistensi sekaligus individualis bagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai makhluk sosial manusia memerlukan alat komunikasi antar

BAB I PENDAHULUAN. dimana kedua aspek tersebut terjadi secara bersama-sama. Sebagai makhluk

I. PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa manusia menemukan jati diri. Pencarian. memiliki kecenderungan untuk melakukan hal-hal diluar dugaan yang

BAB I PENDAHULUAN. adolescence yang berasal dari kata dalam bahasa latin adolescere (kata

manusia dimulai dari keluarga. Menurut Helmawati (2014:1) bahwa Keluarga adalah tempat pertama dan utama bagi pembentukan dan pendidikan anak.

BAB I PENDAHULUAN. berdiri sendiri. Apabila seorang remaja telah merasa dapat bertanggung jawab

BAB I PENDAHULUAN. dan pergaulan dari teman-temannya. Mereka membuat permainan game online

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah mahluk sosial yang memiliki kemampuan untuk menyesuaikan tingkah

BAB I PENDAHULUAN. dirinya, budayanya serta budaya orang lain. Pembelajaran bahasa juga dapat

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menimbulkan konflik, frustasi dan tekanan-tekanan, sehingga kemungkinan besar

BAB I PENDAHULUAN. pendapat dari seorang penutur kepada mitra tutur. mengemukakan pendapat, yang perlu diperhatikan bukan hanya kebahasaan

BAB I PENDAHULUAN. baik dari faktor luar dan dalam diri setiap individu. Bentuk-bentuk dari emosi yang

BAB I PENDAHULUAN. perempuan. Menstruasi pertama kali disebut dengan menarche (Wong,2008).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Salah satu kebijakan pemerintah di sektor pendidikan yang mendukung

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan periode kehidupan penuh dengan dinamika, dimana

BAB I PENDAHULUAN. fisik seperti sakit perut, jantung berdebar, otot tegang dan muka merah. Lalu

BULLYING & PERAN IBU Penyuluhan Parenting PKK Tumpang, 29 Juli 2017

BAB 1 PENDAHULUAN. dikenal dengan child abuse disebut juga child maltreatment merupakan

BAB I PENDAHULUAN. pada individu seperti dampak fisik, sosial, intelektual, psikologis dan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2011) prestasi belajar

BAB I PENDAHULUAN. dengan perubahan pesat dalam setiap aspek kehidupan. Salah satu aspek yang

BAB I PENDAHULUAN. individu dengan individu yang lain. Untuk mewujudkannya digunakanlah media

BAB I PENDAHULUAN. dalam pikiran kita. Dengan demikian bahasa yang kita sampaikan harus jelas dan

1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak menuju

BAB I. Kekerasan Dalam Rumah Tangga atau KDRT diartikan setiap perbuatan. terhadap seseorang terutama perempuan yang berakibat timbulnya kesengsaraan

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan meningkatnya aktivitas masyarakat dengan berbagai kegiatan

FENOMENA KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang menghubungkan masa kanak-kanak dan masa dewasa (Santrock,

BAB I PENDAHULUAN. A. LatarBelakangMasalah. dalam mengantarkan peserta didik sehingga dapat tercapai tujuan yang

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Verbal abuse adalah perilaku secara lisan yang dianggap kasar seperti mengancam anak, mengancam anak untuk keluar rumah, memaki anak, memanggil anak dengan sebutan (misalnya bodoh, tidak berguna, jelek) (Chang et al, 2008). Noh & Talaat (2012) menyatakan bentuk-bentuk dari verbal abuse seperti memanggil dengan panggilan (bodoh), menghina seperti (kamu anak bodoh, kamu busuk), mengancam atau menolak anak seperti aku berharap kau tidak pernah dilahirkan, orang tua yang berteriak kepada anaknya, membuat pernyataan mengejek sehingga anak merasa direndahkan. Verbal abuse lebih berbahaya dari kekerasan fisik karena verbal abuse menyerang emosional dan mental pada remaja (Noh & Talaat, 2012). Brendgen et al (2006) dalam Noh & Talaat (2012) mengungkapkan bahwa verbal abuse mencakup secara luas dari kekerasan psikologis pada remaja. Penulis dapat menyimpulkan bahwa pengertian verbal abuse adalah kekerasan secara lisan yang dilakukan orang tua kepada anaknya dalam bentuk ancaman, dipanggil selain nama anaknya, pemberian label negatif, mengancam, memaki, memarahi pada remaja itu sendiri. Usia remaja merupakan usia untuk mencari jati diri. Berdasarkan fenomena verbal abuse yang terjadi pada remaja saat ini akan berdampak negatif terhadap pembentukan kepribadian pada remaja. Tipe kepribadian merupakan bagaimana individu tampil dan menimbulkan kesan bagi individu lain atau organisasi yang dinamis dari sistem psikofisik individu yang menentukan tingkah laku dan pemikiran individu secara khas sehingga mereka

2 dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya (Allport, 2004). Tipe kepribadian diakui merupakan sesuatu yang penting dalam mempelajari manusia dengan segala tingkah lakunya, karena dengan mendalami dan memahami manusia berdasarkan tipe kepribadiannya, maka akan diperoleh keterangan yang jelas, langsung, dan lugas mengenai karakteristik kepribadian orang tersebut dan pada gilirannya dapat meramalkan tingkah laku (Feldmen, 2012). Kepribadian membimbing orang untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial dan lingkungan fisik. Sejak awal kehidupan, kepribadian adalah kesatuan atau berpotensi membentuk kesatuan. Kepribadian disusun oleh sejumlah sistem yang beroperasi dalam tiga tingkat kesadaran; ego beroperasi pada tingkat sadar, kompleks beroperasi pada tingkat tak sadar pribadi, dan arsetip beroperasi pada tingkat tak sadar kolektif. Disamping sistem-sistem yang terikat dengan daerah operasinya masing-masing, terdapat sikap (introvert-ekstrovert) dan fungsi (pikiran, perasaan, persepsi, intuisi) yang beroperasi pada semua tingkat kesadaran. Eysenck berpendapat bahwa dasar umum sifat-sifat kepribadian berasal dari keturunan, dalam bentuk tipe dan trait. Eysenck juga berpendapat bahwa semua tingkah laku dipelajari dari lingkungan (Alwisol, 2009) Kaitan verbal abuse dengan tipe kepribadian adalah ketika orang tua melakukan verbal abuse pada remaja akan mengarah perilakunya ke arah negatif karena secara langsung dilakukan pada remaja itu sendiri. Ketika orang tua sudah melakukan verbal abuse maka akan berdampak pada perkembangan dan psikologis remaja seperti cemas, depresi, harga diri rendah, dan tertutup (Ericsson et al, 2006). Verbal Abuse dapat berdampak pada tipe kepribadian, menurut Widyastuti (2006) dalam Ria (2008) akibat dari verbal abuse dapat membentuk kepribadian seorang remaja menjadi orang yang eksentrik, sering membolos, mencuri, bohong, bergaul dengan anak-anak

3 nakal. Verbal Abuse juga berdampak pada psikologis remaja. Remaja menjadi agresif. Verbal abuse menyebabkan gejala yang tidak spesifik. Kekerasan akan menyebabkan anak menjadi generasi yang lemah, seperti agresif, apatis, pemarah, menarik diri, kecemasan berat, gangguan tidur, ketakutan yang berlebihan, kehilangan harga diri dan depresi. Bahkan dampak lebih jauh dari kekerasan yang dilakukan orang tua pada anaknya adalah memperpanjang lingkungan kekerasan. Remaja yang mengalami tindakan kekerasan, selanjutnya akan cenderung menjadi pelaku tindakan kekerasan terhadap orang lain. Fenomena ini akhirnya menjadi suatu mata rantai yang tidak terputus, dimana setiap generasi akan memperlakukan hal yang sama untuk merespon kondisi situasional yang menekannya, hingga pola perilaku yang diwariskan ini menjadi budaya kekerasan. Jadi, bila pola asuh yang ada saat ini masih tetap membudayakan kekerasan, boleh jadi 20-30 tahun kedepan masyarakat kita akan lebih buruk lagi dari apa yang disaksikan saat ini (King, 2010). Fenomena kekerasan yang terjadi di Indonesia pada tahun 2014 menurut KPAI (Komisi Perlindungan Anak Indonesia) sebanyak 622 kasus yang terdiri dari kekerasan fisik, kekerasan psikis dan kekerasan seksual. Kasus kekerasan fisik terhadap anak, lanjutnya, sejak Januari hingga April 2014 sebanyak 94 kasus, kekerasan psikis sebanyak 12 kasus dan kekerasan seksual sebanyak 459 kasus. Ericcson et al (2006) menemukan sebanyak 6,6% orang tua melakukan kekerasan fisik, 4,5% kekerasan seksual, dan sebanyak 29,7% orang tua melakukan verbal abuse. Shaffer et al (2009) mengatakan bahwa dari 196 sampel (87 perempuan, 109 laki-laki), terdapat 26 anak (34,6% perempuan, 65,4% laki-laki) yang diidentifikasi mengalami kekerasan secara emosional (emotional abuse) dan 44 anak

4 (43,2% perempuan, 56,8% laki-laki) diidentifikasi mengalami pengabaian secara emosional. Goldsmith (2005) menyatakan 50,3% mengalami verbal abuse dan kekerasan seksual 49,7%. Purwanti (2009) mengatakan 61,3% berkepribadian ekstrovert dan 38,7% berkepribadian introvert. Satarina (2014) menyatakan bahwa 29.7% dikategorikan ekstrovert dan yang dikategorikan introvert sebanyak 70.3%. Pamuncak (2011) sebanyak 72,7% siswa memiliki kecenderungan kepribadian ekstrovert dan 27,3% siswa kecenderungan kepribadian introvert. Febriliana et al (2008) mengatakan bahwa 22,1% berkepribadian ekstrovert dan 25,4% berkepribadian introvert. Catrunada (2012) menyatakan bahwa 52,94% berkepribadian introvert dan 47,06% berkepribadian ekstrovert. Gonzales et al (2005) menyatakan bahwa 61% berkepribadian ekstrovert dan 39% berkepribadian introvert. Othman et al (2007) menyatakan 66,67% berkepribadian introvert dan 33,33% berkepribadian ekstrovert. Menurut Survey dan Wawancara yang telah peneliti lakukan di SMP Islam 1 Kota Batu dari 20 siswa kelas 7 dan 8 sebanyak 13 siswa (65%) menyatakan mengalami kekerasan verbal (verbal abuse) terlihat dari sikap siswa tersebut yang introvert dan sebanyak 7 siswa (35%) tidak mengalami verbal abuse. Berdasarkan jawaban yang peneliti dapatkan, dari 13 siswa yang mengalami verbal abuse tersebut sebanyak 3 siswa (23%) mendapatkan ancaman dari orang tuanya ketika anak tersebut tidak menuruti perintah orang tuanya, 6 siswa (46,2%) dipanggil dengan sebutan bodoh oleh orang tua mereka, 9 siswa (69,2%) merasa takut ketika mereka melakukan kesalahan, 9 siswa (69,2%) dimarahi atau dimaki orang tuanya ketika siswa tersebut keluar tanpa meminta izin dari orang tuanya.

5 Upaya yang telah dilakukan untuk mengurangi verbal abuse melakukan diskusi dan berbagi pengetahuan dengan orang lain untuk mengetahui seberapa tepat pandangan orang tua ke anak, sosialisasi yang lebih lagi dari pemerintah tentang pentingnya untuk segera melaporkan apabila terjadi tindak kekerasan, melakukan komunikasi yang intensif antara orang tua dengan anak tanpa memarahi atau melarang. Ini bertujuan agar anak mau terbuka menceritakan semuanya, jangan memaksakan pendapat dan saran kepada anak, karena akan membuatnya enggan untuk berkonsultasi, orang tua hendaknya memonitor perkembangannya, temantemannya dan kelompok yang diikutinya (Sugijokanto, 2014). Berdasarkan data Studi Pendahuluan yang sudah peneliti lakukan tersebut, maka peneliti tertarik melakukan penelitian tentang Hubungan Verbal Abuse Orang Tua terhadap Tipe Kepribadian Remaja usia 12-15 tahun di SMP Islam 01 Kota Batu. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan dari latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat disimpulkan rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana Hubungan Verbal Abuse Orang Tua terhadap Tipe Kepribadian Remaja Usia 12-15 tahun di SMP Islam 01 Kota Batu?

6 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Sesuai dengan permasalahannya, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Hubungan dari Verbal Abuse orang tua terhadap tipe kepribadian remaja usia 12-15 tahun di SMP Islam 01 Kota Batu. 1.3.2 Tujuan Khusus 1. Untuk mengidentifikasi Verbal Abuse orang tua terhadap Remaja usia 12-15 tahun di SMP Islam 01 Kota Batu. 2. Untuk mengidentifikasi tipe kepribadian remaja usia 12-15 tahun di SMP Islam 01 Kota Batu. 3. Menganalisis hubungan Verbal Abuse orang tua terhadap tipe kepribadian remaja usia 12-15 tahun di SMP Islam 01 Kota Batu. 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Bagi Peneliti Penelitian ini dilakukan agar dapat menerapkan pengetahuan yang berkaitan dengan metodologi penelitian serta dapat mengembangkan wawasan dan pengetahuan keilmuan penulis serta dapat mengetahui hubungan verbal abuse orang tua terhadap tipe kepribadian anak usia 12-15 tahun di SMP Islam 01 Kota Batu.

7 1.4.2 Bagi Masyarakat Memberikan pengetahuan kepada masyarakat agar tidak melakukan kekerasan kepada anaknya dan sebagai referensi yang dapat digunakan bagi pembaca pada khususnya dan masyarakat pada umumnya dalam mendidik anak agar tidak terjadi tindak kekerasan baik secara verbal maupun psikis. 1.4.3 Bagi profesi keperawatan/instansi kesehatan Bagi profesi keperawatan dapat diimplikasikan dalam asuhan keperawatan tentang bagaimana cara penanganan ataupun penatalkasanaan secara psikologis pada remaja yang mengalami kekerasan verbal serta memotivasi perawat untuk terus melakukan penelitian-penelitian untuk mengurangi angka kejadian verbal abuse. 1.4.4 Bagi tempat penelitian Sebagai media untuk memberikan informasi, bagaimana tipe-tipe kepribadian dari remaja usia 12-15 tahun di SMP Islam 01 Kota Batu. 1.5 Keaslian Penelitian 1. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Maulyta Andriani (2014) yang meneliti tentang Penggambaran Kekerasan Verbal dan Non Verbal dalam Sinema Unggulan (Aku Bukan Budak Suami) di Indosiar (Analsis Semiotika Charles Sanders Pierce) dari Departemen Ilmu Komunikasi. Berdasarkan penelitian tersebut didapatkan kesimpulan yaitu Kekerasan Verbal jumlahnya hampir seimbang dengan kekerasan non verbal. Adegan-adegan yang diperlihatkan secara jelas yang bertujuan untuk menyakiti seseorang baik secara

8 fisik maupun secara psikis. Dalam undang-undang penyiaran adegan-adegan tersebut sudah jelas pelarangan dan keterbatasannya untuk di sebarkan ke masyrakat. Perbedaan antara penelitian Maulyta Andriani (2014), dengan penelitian yang saya lakukan adalah variabel yang digunakan, tempat dan waktu. Variabel yang saya gunakan adalah kekerasan verbal orang tua sebagai variabel independen dan tipe kepribadian anak sebagai variabel dependen. 2. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Iswara Suci (2010) yang meneliti tentang Tindak Kekerasan Verbal Orang Tua dan Anak dalam Acara Televisi Happy Family: ME vs MOM di Ttrans Tv dari Departemen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Metode yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah metode deskriptif kualitatif. Hasil dari penelitian ini adalah diperoleh 47 data tuturan (32 tuturan orang tua dan 17 tuturan anak). Hasil analisis menunjukkan: 1. Tindak kekerasan verbal orang tua dan anak dalam acara Happy Family: Me vs Mom umumya memiliki wujud verbal kalimat ekslamatif; 2. Umumya bersifat meruntuhkan, disampaikan secara langsung, dan mengarah pada perilaku; 3. Jenis tuturan ekspresif, maksud tuturan berupa kritikan dengan pelanggaran terhadap maksim penghargaan; 4. Direspon secara verbal oleh mitra tutur; 5. Masyarakat umumnya mempersepsikan tindak kekerasan verbal orang tua dan anak dalam acara Happy Family: Me vs Mom sebagai hal yang wajar dan sopan karena berada dalam suasana permainan. Perbedaan persepsi masyarakat dipengaruhi oleh usia, jenis kelamin, latar pendidikan, latar budaya, status sosial ekonomi, dan profesi. 3. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Novitasari (2014) yang meneliti tentang Analisis isi tentang unsur kekerasan verbaldalam program show imah

9 di trans tv (periode 09-20 september 2013) dari Departemen Ilmu Komunikasi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analisis Isi dengan pendekatan penelitian secara Kuantitatif. Lokasi den Waktu penelitian adalah berkisar dari awal September sampai dengan Maret. Hasil dari penelitian ini adalah Kekerasan Verbal pada program Show Imah pada tanggal 09-20 September 2013 mengucapkan kata-kata kasar dengan kemunculan frekuensi sebanyak 48 dan persentase sebesar 43,6%. Mengancam dengan kemunculan frekuensi sebanyak 14dan persentase sebesar 12,7% dan menghina dengan kemunculan frekuensi sebanyak 48 dan persentase 43,6%. Perbedaan antara penelitian yang dilakukan oleh Novitasari (2014) dan penelitian yang saya lakukan adalah Variabel dependen, tempat dan waktu. Variabel yang saya gunakan adalah Kekerasan Verbal Orang tua sebagai Variabel Independen dan Tipe Kepribadian remaja sebagai Variabel Depeden. Tempat penelitian yang saya lakukan adalah di Malang. 4. Berdasarkan peneltian yang dilakukan oleh Nina Ambarwati (2013) yang meneliti tentang kekerasan verbal bahasa indonesia dalam wacana pasar tradisional di kota Denpasar dari Departemen Sastra Indonesia Fakultas Sastra. Metode yang digunakan adalah Metode yang digunakan pada tahap pengumpulan data adalah metode simak bebas libat cakap (SBLC) dan metode wawancara. Tempat penelitian ini adalah di Denpasar. Hasil dari penelitian ini adalah Dalam berkomunikasi, masing-masing individu, baik Pd maupun Pm saling berinteraksi dengan tujuan masing-masing. Interaksi tersebut diwujudkan dalam tindak tutur dan gerak tubuh. Tindak tutur dalam suatu interaksi terkadang dapat mengundang kemarahan, ketertekanan, ketakutan, ketidaknyamanan, dan

10 kecemasan orang lain yang diwujudkan dengan berbagai cara. Perbedaan penelitian yang dilakukan oleh Nina Ambarwati (2013) dengan penelitian yang saya lakukan adalah dari Waktu dan tempat penelitian. Penelitian yang saya lakukan di Malang. 5. Penelitian yang dilakukan oleh Rizky Wira Pradana (2014) yang meneliti tentang Analisis Bentuk, Faktor Penyebab Dan Dampak Kekerasan Verbal Orang Tua Terhadap Perilaku Tokoh Lola Dalam Film Lol dari Departemen Bahasa dan Sastra. Hasil dari penelitian ini adalah bentuk kekerasan verbal dalam penelitian ini diantaranya merendahkan martabat, memarahi, membentak, dan memaki. Kekerasan verbal ini disebabkan oleh faktor- faktor sebagai berikut perceraian orang tua, lingkungan yang buruk, kelelahan fisik. Serta kekerasan verbal ini menimbulkan dampak buruk yaitu kata-kata tidak layak yang diucapkan anak kepada ibu, penipuan anak yang dilakukan kepada ibu, hardikan anak kepada ibu, dan perilaku anak menghindari ibu. Perbedaan penelitian yang dilakukan oleh Rizky Wira Pradana (2014) dengan penelitian yang dilakukan ooleh saya adalah Variabel Dependen yang digunakan dan tempat penelitian. Tempat penelitian dilakukan di Malang.