I. PENDAHULUAN. dalam hal ekonomi rumah tangga mereka. Banyak petani padi sawah khususnya. di pedesaan yang masih berada dalam garis kemiskinan.

dokumen-dokumen yang mirip
PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA TENGAH SEPTEMBER 2012

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA TENGAH SEPTEMBER 2014

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA TENGAH MARET 2014

I. PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan proses kenaikan pendapatan perkapita

I. PENDAHULUAN. terlihat dari peranan sektor pertanian dalam penyediaan lapangan kerja, penyedia

I. PENDAHULUAN. tani, juga merupakan salah satu faktor penting yang mengkondisikan. oleh pendapatan rumah tangga yang dimiliki, terutama bagi yang

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA TENGAH MARET 2015

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA TENGAH SEPTEMBER 2013

TINGKAT KEMISKINAN DI PROVINSI BENGKULU SEPTEMBER 2014

PROFIL KEMISKINAN DI INDONESIA SEPTEMBER 2013

PROFIL KEMISKINAN DI JAWA TENGAH SEPTEMBER 2016

PROFIL KEMISKINAN DI INDONESIA MARET 2017

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Desa Suka Jawa merupakan salah satu Desa di Kecamatan Bumiratu Nuban

PROFIL KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH SEPTEMBER 2013

BPSPROVINSI JAWATIMUR

PROFIL KEMISKINAN DI INDONESIA MARET 2014

BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN TINGKAT KEMISKINAN DI SUMATERA SELATAN (KEADAAN SEPTEMBER TAHUN 2015)

PROFIL KEMISKINAN DI JAWA TENGAH SEPTEMBER 2015

PROFIL KEMISKINAN DI INDONESIA MARET 2010

PROFIL KEMISKINAN DI INDONESIA SEPTEMBER 2011

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA TENGAH MARET 2016

PROFIL KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH SEPTEMBER 2014

BPSPROVINSI JAWATIMUR

BPS PROVINSI LAMPUNG ANGKA KEMISKINAN LAMPUNG SEPTEMBER PERKEMBANGAN PENDUDUK MISKIN DI LAMPUNG. No. 08/07/18/TH.

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI BANTEN SEPTEMBER 2013

BPSPROVINSI JAWATIMUR

TINGKAT KEMISKINAN DI DKI JAKARTA MARET 2013

PROFIL KEMISKINAN SULAWESI SELATAN, MARET 2017

PROFIL KEMISKINAN DI INDONESIA SEPTEMBER 2016

PROFIL KEMISKINAN DI INDONESIA SEPTEMBER 2012

BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN

BPSPROVINSI JAWATIMUR

PROFIL KEMISKINAN DI NUSA TENGGARA BARAT MARET 2015

BPS PROVINSI LAMPUNG ANGKA KEMISKINAN LAMPUNG MARET PERKEMBANGAN PENDUDUK MISKIN DI LAMPUNG. No. 08/07/18/TH.

PROFIL KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH MARET 2013

BPSPROVINSI JAWATIMUR

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU, MARET 2017

PROFIL KEMISKINAN DI JAWA TENGAH MARET 2017

BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN

TINGKAT KEMISKINAN DI PROVINSI BENGKULU MARET 2015 SEBESAR 17,88 PERSEN.

PROFIL KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH MARET 2016

PROFIL KEMISKINAN DI INDONESIA MARET 2009

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU, SEPTEMBER 2016

PROFIL KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH MARET 2017

TINGKAT KEMISKINAN DI DKI JAKARTA TAHUN 2010

I. PENDAHULUAN. Ubi kayu mempunyai peran cukup besar dalam memenuhi kebutuhan pangan

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI SULAWESI BARAT SEPTEMBER 2013

PROFIL KEMISKINAN DI BALI SEPTEMBER 2014

BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN TINGKAT KEMISKINAN DI SUMATERA SELATAN MENURUN DARI SEPTEMBER 2015 KE MARET 2016

JIIA, VOLUME 3 No. 3, JUNI 2015

BPSPROVINSI JAWATIMUR

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah

PROFIL KEMISKINAN DI NUSA TENGGARA BARAT MARET 2016

PROFIL KEMISKINAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

PROFIL KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN SEPTEMBER 2012

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU, MARET 2016

BPS PROVINSI LAMPUNG ANGKA KEMISKINAN LAMPUNG MARET No. 08/07/18/TH.IX, 17 Juli 2017

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI ACEH SEPTEMBER 2016

BPS PROVINSI KEPULAUAN RIAU

BPS PROVINSI KEPULAUAN RIAU

KEADAAN KEMISKINAN DI PROVINSI PAPUA SEPTEMBER, 2014

PROFIL KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH MARET 2014

BADAN PUSAT STATISTIK

PROFIL KEMISKINAN DI BALI SEPTEMBER 2013

TINGKAT KEMISKINAN DI DKI JAKARTA TAHUN 2009

I. PENDAHULUAN. Salah satu kebutuhan dasar manusia sebagai makhluk hidup adalah kebutuhan

PROFIL KEMISKINAN DI NUSA TENGGARA BARAT SEPTEMBER 2012

BPS PROVINSI LAMPUNG

BADAN PUSAT STATISTIK

KEADAAN KEMISKINAN DI PROVINSI PAPUA MARET, 2016

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian, khususnya tanaman pangan bertujuan untuk meningkatkan

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

BPS PROVINSI LAMPUNG

PROFIL KEMISKINAN DI NUSA TENGGARA BARAT SEPTEMBER 2015

TINGKAT KEMISKINAN DI DKI JAKARTA MARET 2017

I. PENDAHULUAN. Kesejahteraan masyarakat adalah tujuan utama suatu negara, tingkat

TINGKAT KEMISKINAN DI PROVINSI BENGKULU SEPTEMBER 2015

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI BANTEN SEPTEMBER 2015

TINGKAT KEMISKINAN DI DKI JAKARTA MARET 2014

PROFIL KEMISKINAN DI NUSA TENGGARA BARAT MARET 2017

BERITA RESMI STATISTIK

PROFIL KEMISKINAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SEPTEMBER 2015

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kemiskinan merupakan masalah yang dialami secara global dan telah

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI PAPUA BARAT SEPTEMBER 2015

PROFIL KEMISKINAN DI INDONESIA MARET 2008

TINGKAT KEMISKINAN DI PROVINSI BENGKULU MARET 2017

PROFIL KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH SEPTEMBER 2016

BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI SULAWESI BARAT MARET 2016

BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

KEMISKINAN PROVINSI BENGKULU SEPTEMBER 2016

BADAN PUSAT STATISTIK

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

IV. POLA KONSUMSI RUMAH TANGGA MISKIN DI PULAU JAWA

BAB I. PENDAHULUAN. adalah mencukupi kebutuhan pangan nasional dengan meningkatkan. kemampuan berproduksi. Hal tersebut tertuang dalam RPJMN

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI SULAWESI BARAT SEPTEMBER 2015

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI BANTEN MARET 2014

BPS PROVINSI KEPULAUAN RIAU

PROFIL KEMISKINAN DI BALI MARET 2014

I. PENDAHULUAN. Sasaran pembangunan pertanian tidak saja dititik-beratkan pada. peningkatan produksi, namun juga mengarah pada peningkatan

Transkripsi:

1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian besar penduduknya bermatapencaharian sebagai petani. Luasnya lahan pertanian di Indonesian pada kenyataannya belum mampu meningkatkan taraf kehidupan petani. Petani di Indonesia khususnya petani padi sawah masih banyak yang mengalami kesulitan dalam hal ekonomi rumah tangga mereka. Banyak petani padi sawah khususnya di pedesaan yang masih berada dalam garis kemiskinan. Berdasarkan data Susenas pada tahun 2011 diketahui bahwa jumlah penduduk miskin di Indonesia (penduduk dengan pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan yaitu sebesar jumlah rupiah yang dapat memenuhi konsumsi makanan setara 2100 kilo kalori sehari, perumahan, pakaian, kesehatan, pendidikan, transportasi dan lain-lain) pada September 2011 mencapai 29,89 juta jiwa (12,36 persen dari jumlah penduduk di Indonesia) diantaranya 10,95 juta jiwa di daerah perkotaan dan 18,94 juta jiwa di daerah pedesaan. Daftar komoditi yang berpengaruh besar terhadap kenaikan Garis Kemiskinan di Indonesia pada tahun 2011 dapat dilihat pada Tabel 1.

2 Tabel 1. Daftar komoditi yang berpengaruh besar terhadap kenaikan garis kemiskinan di Indonesia pada tahun 2011 Komoditi Kota (%) Desa (%) A. Pangan Beras 26,60 33,71 Rokok 8,31 7,11 Telur 3,35 2,66 Gula Pasir 2,78 3,74 Mie Instan 2,58 2,28 Daging Ayam 2,30 1,27 Tempe 2,25 1,84 Tahu 1,97 1,50 B. Nonpangan Perumahan 7,36 5,72 Listrik 2,75 1,58 Pendidikan 2,49 1,21 Angkutan 2,10 0,89 Pakaian Jadi anak-anak 2,10 1,72 Sumber : BPS, 2012 Berdasarkan Tabel 1 tersebut dapat kita ketahui bahwa persentase pengeluaran pangan jauh lebih tinggi dibandingkan dengan persentase pengeluaran non pangan, sehingga dapat dikatakan bahwa Indonesia dapat digolongkan ke dalam negara yang masih rawan pangan. Berdasarkan data Susenas yang telah diolah oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Lampung pada tahun 2012 diketahui bahwa dari tahun 2009 sampai tahun 2013 terjadi peningkatan pengeluaran rata-rata nominal baik pengeluaran untuk makanan dan bukan makanan. Konsumsi rata-rata makanan dan bukan makanan Provinsi Lampung dapat dilihat pada Tabel 2.

3 Tabel 2. Konsumsi rata-rata makanan dan bukan makanan per kapita sebulan menurut jenis pengeluaran 2009-2013 di Provinsi Lampung Tahun Nominal (Rp) Bukan Makanan Makanan Pengeluaran per Kapita Persentase Jumlah Makanan Bukan Makanan Jumlah 2009 183.147 167.708 250.855 52,20 47,80 100,00 2010 219.887 191.716 411.603 53,42 46,58 100,00 2011 261.519 228.662 490.181 53,35 46,65 100,00 2012 283.870 233.840 517.710 54,83 45,17 100,00 2013 314.408 259.226 573.634 54,81 45,19 100,00 Sumber: BPS, 2012 Pada Tabel 2 dapat diketahui bahwa persentase pengeluaran untuk makanan dari tahun ke tahun selalu berada di atas 50 persen, sebaliknya pengeluaran bukan makanan kurang dari 50 persen. Hal ini menunjukan masih terjadi kecendrungan bahwa konsumsi makanan masih menjadi prioritas penduduk Lampung dalam membelanjakan uangnya. Kegiatan konsumsi adalah kegiatan menggunakan barang dan jasa oleh rumah tangga untuk memenuhi kebutuhan mereka. Menurut Pindyck dan Rubinfeld (2009) teori prilaku konsumen adalah deskripsi tentang bagaimana konsumen mengalokasikan pendapatan antara barang dan jasa yang berbeda-beda untuk memaksimalkan tingkat kepuasan mereka. Konsumsi barang dan jasa rumah tangga tersebut akan menggambarkan kualitas hidup rumah tangga. Konsumsi barang dan jasa oleh rumah tangga juga menggambarkan tingkat kesejahteraan mereka. Suatu rumah tangga mempunyai pola atau struktur konsumsi yang berbeda-beda dengan rumah tangga yang lainnya. Perbedaan ini umumnya

berbeda antar agroekosistem, antar kelompok pendapatan, antar etnis atau suku dan antar waktu (Rachman dan Supriyati, 2004). 4 Rumah tangga petani yang mempunyai pendapatan tinggi, pengeluaran untuk makanan dan pakaiannya bukan lagi merupakan bagian yang terbesar dari pengeluaran rumah tangga. Pengeluaran untuk pendidikan, perumahan, dan transportasi merupakan pengeluaran yang penting bagi mereka. Selain itu untuk rumah tangga yang berpendapatan tinggi akan mengalokasikan pendapatannya untuk disimpan atau ditabung. Hal tersebut sangat berbeda dengan yang terjadi pada rumah tangga yang berpendapatan rendah yaitu alokasi pengeluaran mereka sebagian besar adalah untuk makanan dan pakaian, yaitu keperluan sehari-hari yang paling pokok (Sukirno, 2013). Menurut BPS (2011), Provinsi Lampung merupakan Provinsi yang mempunyai penduduk miskin berjumlah 1.277.00 jiwa. Kabupaten Lampung Tengah merupakan Kabupaten yang menempati urutan ke dua setelah Kabupaten Lampung Timur yang mempunyai penduduk miskin terbanyak di Provinsi Lampung dengan jumlah 187.000 jiwa. Persentase jumlah penduduk miskin di Provinsi Lampung dapat dilihat pada Tabel 3. Berdasarkan Tabel 3 tersebut, Kabupaten Lampung Tengah dapat dikategorikan sebagai Kabupaten yang mempunyai persentase penduduk miskin cukup banyak.

5 Tabel 3. Persentase jumlah penduduk miskin di Provinsi Lampung tahun 2011 No Kabupaten Jumlah Penduduk Miskin (Jiwa) Persentase (%) Garis Kemiskinan (Rp/Kap/Bulan) 1 Lampung Barat 67.900 5,31 269,670 2 Tanggamus 92.700 7,25 250,134 3 Lampung Selatan 177.700 13,9 256,153 4 Lampung Timur 189.500 14,83 257,284 5 Lampung Tengah 187.000 14,63 271,262 6 Lampung Utara 155.800 12,19 274,291 7 Way Kanan 72.500 5,67 241,330 8 Tulang Bawang 40.700 3,18 256,793 9 Pesawaran 77.100 6,03 251,723 10 Pringsewu 43.000 3,36 269,212 11 Mesuji 15.300 1,19 256,185 12 Tulangbawang Barat 18.100 1,41 253,773 13 Bandar Lampung 121.600 9,51 359,948 14 Metro 19.000 1,48 255,231 Total 1.277.900 100,00 Sumber : BPS, 2011 Desa Sukajawa merupakan salah satu desa di Lampung Tengah dengan jumlah penduduk yang berprofesi sebagai petani padi sebesar 2.686 jiwa bekerja sebagai petani dari jumlah penduduk keseluruhan 4.185 jiwa. Kegiatan pertanian di Desa Sukajawa dapat didukung oleh berbagai aspek yaitu aspek sumberdaya alam dan aspek sarana dan prasarana yang terdapat di desa tersebut. Desa Sukajawa banyak terdapat sarana dan prasarana yang dapat menunjang kelancaran berusahatani, seperti tersedianya irigasi, adanya kelompok tani yang masih aktif dan kelancaran transportasi. Kebutuhan terhadap air merupakan kebutuhan yang sangat mendasar untuk berjalannya suatu usahatani, namun bagi petani di Desa Sukajawa kebutuhan terhadap air sudah tidak lagi menjadi masalah pokok sebab sudah tersedianya

6 irigasi yang dibangun pemerintah sejak tahun 2004, selain pembangunan irigasi kelembagaan pertanian juga sangat berperan dalam kegiatan pertanian disuatu wilayah. Kelompok tani misalnya, sebagai pusat belajar dan kerjasama antar petani menjadi suatu lembaga yang sangat bermanfaat jika dapat berjalan dengan lancar. Selain kelompok tani, transportasi merupakan sarana yang dapat menunjang berjalannya kegiatan pertanian. Transportasi berfungsi sebagai sarana pengangkut faktor produksi dan hasil produksi pertanian. Transportasi yang ada di Desa Sukajawa tergolong sanat lancar sebab desa ini terletak di sepanjang kawasan Jalan Lintas Sumatera, sehingga akses untuk membeli faktor produksi dan memasarkan hasil pertaniannya sangat mudah. Berbagai sarana dan prasarana yang tersedia di Desa Sukajawa, pada kenyataannya masih banyak penduduknya yang kurang sejahtera, berdasarkan data profil Desa Sukajawa diketahui dari 1.106 jumlah keluarga, sebanyak 134 keluarga tergolong pra sejahtera dan 596 keluarga sejahtera 1. Hal ini menunjukan masih rendahnya tingkat kesejahteraan di Desa Sukajawa. Selain tingkat kesejahteraan yang masih rendah, tingkat pendidikan di Desa Sukajawa juga tergolong masih rendah. Jumlah penduduk yang hanya tamat SD berjumlah 1.375 orang dan yang hanya tamat SMP 1.245 orang. Hal ini relevan dengan hasil penelitian Milyaniza (2011) yang menyebutkan bahwa tingkat pendidikan, pengetahuan dan kesehatan petani kecil relatif sangat rendah dan mereka sering terjerat hutang.

7 Pada dasarnya masyarakata miskin saat ini menjadi fokus perhatian pemerintah untuk mengeluarkan mereka dari beban kemiskinan. Banyak program yang ditujukan kepada mereka seperti Kartu Sejahtera, Bantuan Langsung Tunai (BLT), dan yang lainnya. Semua program tersebut ditujukan untuk mengurangi kemiskinan yang telah terjadi di tengah-tengah masyarakat saat ini. Keinginan pemerintah untuk mengeluarkan masyarakat miskin dari beban kemiskinannya harus dituntut dengan mengetahui terlebih dahulu bagaimana keadaan sosial ekonomi dan mengetahui bagaimana pola pengeluaran rumah tangga di wilayah tersebut. Oleh sebab itu berdasarkan uraian tersebut, maka permasalahan yang akan dibahas pada penelitian ini adalah : 1. Berapa besar pendapatan rumah tangga petani padi di Desa Sukajawa Kecamatan Bumiratu Nuban, Kabupaten Lampung Tengah? 2. Bagaimana alokasi pengeluaran rumah tangga petani padi di Desa Sukajawa, Kecamatan Bumiratu Nuban, Kabupaten Lampung Tengah? 3. Faktor apa yang mempengaruhi pengeluaran rumah tangga petani padi di Desa Sukajawa, Kecamatan Bumiratu Nuban, Kabupaten Lampung Tengah? B. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui pendapatan total rumah tangga Petani padi di Desa Sukajawa, Kecamatan Bumiratu Nuban, Kabupaten Lampung Tengah.

8 2. Untuk mengetahui pengeluaran rumah tangga petani padi di Desa Sukajawa, Kecamatan Bumiratu Nuban, Kabupaten Lampung Tengah. 3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pengeluaran rumah tangga petani padi di Desa Sukajawa, Kecamatan Bumiratu Nuban, Kabupaten Lampung Tengah. C. Manfaat Penelitian Adapun kegunaan penelitian ini adalah untuk : 1. Penelitian ini diharapkan dapat member masukan terhadap penyuluh setempat untuk dapat memberikan wawasan terhadap masyarakat Desa Sukajwa. 2. Sebagai bahan pertimbangan pemerintah dalam membantu meningkatkan kualitas hidup rumah tangga petani. 3. Penelitian ini diharapkan mampu memberikan masukan kepada pihakpihak yang tertarik untuk meneliti tentang alokasi pengeluaran rumah tangga petani.