BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III DASAR PERANCANGAN LIFT

BAB II LANDASANTEORI

Program pemeliharaan. Proses pemeliharaan. Staf pemeliharaan. Catatan hasil pemeliharaan

UTILITAS 02 PROGRAM STUDI TEKNIK ARSITEKTUR UNIVERSITAS GUNADARMA

JENIS-JENIS LIFT DAN FUNGSINYA

PERHITUNGAN BEBAN SIRKULASI VERTIKAL (LIFT)

MAKALAH ELEVATOR (LIFT) Disusun oleh: Jhon Fetra Sitepu Miftahudin TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

TUGAS BESAR PERANCANGAN SISTEM MEKANIK

LIFT (ELEVATOR) Berikut yang perlu diketahui tentang lift, antara lain : A. Jenis Jenis Motor Penggerak Lift. 1. Motor Gear

BAB II TEORI ELEVATOR

Jenis transportasi vertikal. 1. elevator/lift 2. Gondola 3. Dumb waiters

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS

TUGAS MEKATRONIKA SISTEM LIFT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Perencanaan Lift Hotel Bertingkat Tiga Puluh Berdasarkan SNI Nomor:

BAB II LANDASAN TEORI

PERANCANGAN LIFT PENUMPANG KAPASITAS 1000Kg KECEPATAN 90M/Menit DAN TINGGI TOTAL 80M DENGAN SISTEM KONTROL VVVF

BAB III METODE PERHITUNGAN

PROSEDUR PENYELAMATAN PENUMPANG

BAB III TEORI PENUNJANG. penggerak frekuensi variable. KONE Minispace TM

TRANSPORTASI VERTIKAL

OPTIMASI PERHITUNGAN ULANG KEBUTUHAN LIFT PENUMPANG TYPE IRIS1-NV PA 20 (1350) CO105 PADA GEDUNG APARTEMEN 17 LANTAI

SISTEM TRANSPORTASI PADA BANGUNAN. Disiapkan Oleh: Muhammad Iqbal, ST., M.Sc Jurusan Teknik Arsitektur Universitas Malikussaleh Tahun 2015

ALAT PENGANGKAT CRANE INDRA IRAWAN

ANALISIS KEBUTUHAN ELEVATOR PADA GEDUNG GRHA WIDYA MARANATHA

BAB II DISKRIPSI BUKA TUTUP PINTU YANG DIBANGUN. Fungsi lift merupakan alat transportasi pada gedung atau bangunan bertingkat

MAKALAH PERAWATAN DAN PERBAIKAN ELEVATOR/LIFT

SISTEM PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN I

BAB II TEORI DASAR. Elevator merupakan alat untuk menaikkan dan menurunkan. pada tahun Elevator ini hanya dapat melayani dua tingkat, namun tali

LIFT ELEVATOR & ESCALATOR

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

ANALISA KEBUTUHAN DAN MANAJEMEN PEMELIHARAAN ELEVATOR PADA GEDUNG PERUM PERHUTANI UNIT I JAWA TENGAH

Instalasi Listrik II Makalah Instalasi Passenger Lift

Lift traksi listrik pada bangunan gedung Bagian 2: Pemeriksaan dan pengujian berkala

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

SIRKULASI (VERTIKAL & HORIZONTAL) PADA BANGUNAN BERTINGKAT.

Bagian IV: SISTEM TRANSPORTASI

kondisi jalur di pusat perbelanjaan di jantung kota Yogyakarta ini kurang BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Realisasi Plant Elevator Miniatur

PERBAIKAN KERUSAKAN LIFT BARANG KAPASITAS 1,6 TON DI IRM

ANALISIS KELAYAKAN ELEVATOR STUDI KASUS HOTEL GRAND TJOKRO DAN MATARAM CITY YOGYAKARTA

UTILITAS BANGUNAN 2010 PERHITUNGAN KEBUTUHAN LIFT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TUGAS AKHIR ANALISA PERENCANAAN LIFT PENUMPANG BERKAPASITAS MAKSIMUM 1150 KG MODEL P-17-CO-105 SANYO

OL E H : ICHA AN DOSEN : E

4.3 Sistem Pengendalian Motor

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PERHITUNGAN KOMPONEN UTAMA ELEVATOR BARANG

PEMILIHAN SPESIFIKASI TEKNIS PASSENGER LIFT UNTUK RUMAH SAKIT

BAB II PEMBAHASAN MATERI. dalam setiap industri modern. Desain mesin pemindah bahan yang beragam

PERANCANGAN DAN PENGUJIAN MINIATUR LIFT BERBASIS ARDUINO DENGAN MENGGUNAKAN RFID SEBAGAI SISTEM IDENTIFIKASI LANTAI

DAFTAR ISI LEMBAR JUDUL... LEMBAR PERSETUJUAN... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR Latar Belakang...

MESIN PEMINDAH BAHAN

BAB IV PEMBAHASAN. objek yang nanti berisi penumpang dan counterweight sebagai pemberatnya. Serta

Perancangan Mesin Pengangkut Produk Bertenaga Listrik (Electric Low Loader) PT. Bakrie Building Industries BAB III

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Obyek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Sistem alat angkat Elevator Barang sangat dibutuhkan pada industri

MODUL SSLE 03 : PENGENALAN SISTEM

SISTEM TRANSPORTASI PADA BANGUNAN

BAB II PEMBAHASAN MATERI. lain, dimana jumlah, ukuran dan jarak pemindahannya terbatas. meningkatkan efisiensi dari aktivitas tersebut.

DAFTAR ISI. Daftar Isi... i BAB I KONSEP PENILAIAN Bagaimana Instruktur Akan Menilai Tipe Penilaian... 1

Perlengkapan Pengendali Mesin Listrik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Overhead Crane Overhead Crane merupakan gabungan mekanisme pengangkat secara terpisah dengan rangka untuk mengangkat

Liftt traksi listrik pada bangunan gedung Bagian 1: Pemeriksaan dan pengujian serah terima

BAB III METODE PENELITIAN

kendali pemotongan kertas pada industri rumah tangga, dimana dengan

Hitachi Hoists.

Gambar Lampu kepala

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V. 1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan. mengenai isu krisis energi dan pemanasan global.

MODUL SSLE 05 : INSTALASI DAYA

MAKALAH MOTOR LISTRIK 3 FASA

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA

Gambar 3.1 Wiring Diagram Direct On Line Starter (DOL)

SISTEM PANEL KENDALI LIFT SCHINDLER BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER DI PRSG

BAB III TEORI PERHITUNGAN. Data data ini diambil dari eskalator Line ( lampiran ) Adapun data data eskalator tersebut adalah sebagai berikut :

BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR STASIUN INTERMODA DI TANGERANG

BAB 13 SISTEM KELISTRIKAN TAMBAHAN (ASESORIS)

BAB V MENGENAL KOMPONEN SISTEM PENDINGIN

TUGAS MAKALAH INSTALASI LISTRIK

DC TRACTION. MK. Transportasi Elektrik. Fakultas Teknologi Industri Universitas Katolik Soegijapranata Semarang 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab V. PROGRAM PERENCANAAN dan PERANCANGAN MARKAS PUSAT DINAS KEBAKARAN SEMARANG. No Kelompok Kegiatan Luas

BAB IV INSTALASI SISTEM DETEKSI KEBAKARAN

BAB III DASAR TEORI. makanan kaleng yaitu ikan kaleng. Water Decaunting adalah proses dimana

MODIFIKASI STRUKTUR GEDUNG WISMA SEHATI MANOKWARI DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM GANDA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk mengangkat/memindahkan muatan dari suatu tempat ke tempat lain, dimana jumlah, ukuran dan jarak pemindahannya terbatas.

MODUL SSLE 08 : TEKNIK PEMERIKSAAN & UJI

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. Sebuah modifikasi dan aplikasi suatu sistem tentunya membutuhkan

3.3.3 Perancangan dan Pembuatan Rangkaian Mekanis Pemasangan Sistem Telemetri dan Rangkaian Sensor

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN STUDI BANDING

BAB II SISTEM PENGONTROLAN MOTOR LISTRIK PADA INDUSTRI. pengendalian terhadap operasi motor listrik yang di pergunakan untuk

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN KAMPUS II PONDOK PESANTREN MODERN FUTUHIYYAH DI MRANGGEN

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sekarang ini banyak bangunan atau gedung (perkantoran, apartemen, instansi, hotel berbintang, trade center, dan lainnya) yang dibangun dengan konsep luas dan ketinggian yang berbeda. Sebagian besar gedung-gedung tersebut mencapai ketinggian hingga empat lantai atau bahkan lebih. Hal tersebut diperhatikan dengan maksud untuk meminimalisir lahan bangunan, supaya tidak memakan banyak tempat atau lahan untuk dipakai. Para arsitektur membuat konsep bangunan gedung bertingkat yang paling banyak diterapkan di daerah perkotaan, dikarenakan banyak faktor yang mendukung hal tersebut. Dahulu sebelum adanya Elevator (lift), Eskalator (tangga berjalan), dan Travelator (Moving Walk) untuk mencapai lantai atas agar dari lantai dasasar atau sebaliknya, kita harus naik tangga lantai secara manual yaitu dengan jalan kaki. Mungkin hal ini tidak akan menjadi masalah/kerepotan, jika lantai gedung berjumlah sedikit, namun akan menjadi maslah besar dan sangat kerepotan jika lantai gedung berjumlah banyak sedangkan kita akan memindahkan barang yang berbobot berat dari lantai bawah ke lantai atas. Apalagi hal tersebut terjadi disebuah perkantoran atau gedung-gedung instansi lainnya, maka bisa dibayangkan banyak kerugian yang akan dirasakan instansi perusahaan/perkantoran tersebut. Namun seiring berjalannya teknologi hal tersebut bukanlah menjadi penghalang lagi untuk berbagai alasan dalam sebuah instansi perkantoran. Karena kini kebanyakan gedung-gedung tinggi khususnya daerah kota dipermudah dengan adanya teknologi Eskalator (tangga berjalan), Travelator (moving walk) maupun Elevator (lift). Sehingga hal tersebut membuat pekerjaan jadi lebih mudah, efektif, dan efisien bagi manusia. Karena kita dapat naik/turun lantai sebuah gedung dengan beberapa detik atau menit saja. Kini kita tak perlu kerepotan untuk memindahkan barang berat kelantai atas pada suatu gedung, Menghitung Kebutuhan Lift pada Hotel Boulevard Manado 1

hanya beberapa detik saja menggunakan elevator. Inilah salah satu dari sekian banyak teknologi yang bermanfaat dan membantu manusia. Cara kerja sistem dari sebuah lift adalah menampung setiap permintaan atau interupsi dari dalam lift (penumpang/pemakai) maupun dari luar lift (calon penumpang) kemudian dijalankan satu per satu sampai semua permintan dijalankan. (Sumber : Sistem Elevator, Agus Nandar) 1.2 Tujuan dan Manfaat Tujuan dari penulisan studi kasus ini yaitu : a) Jumlah lift yang dibutuhkan, b) Waktu menunggu, c) Waktu perjalanan bolak balik. Manfaat dari penulisan studi kasus ini adalah bisa lebih mengetahui cara menghitung kebutuhan pada lift. 1.3 Metodologi Penulisan Untuk penulisan studi kasus ini menggunakan tiga metode pengambilan data : 1. Pengambilan data dari lokasi proyek, yaitu mengumpulkan data selama pelaksanaan studi kasus berupa konsultasi dengan pimpinan proyek dan mengambil data gambar kerja. 2. Pengambilan data dari literatur, yaitu dengan cara mengumpulkan data dari bukubuku literatur yang berhubungan dengan pokok pembahasan, serta pengambilan data-datapendukung dan teori dasar melalui media elektronik. 3. Konsultasi langsung dengan dosen pembimbing serta pihak-pihak yang terkait dengan penyusunan laporan studi kasus. Menghitung Kebutuhan Lift pada Hotel Boulevard Manado 2

1.4 Sistematika Penulisan Untuk mendapat gambaran yang lebih luas tentang isi dari laporan studi kasus ini, maka dapat di lihat urutan sistematika penulisan dari bab ke bab yaitu : BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisikan latar belakan, tujuan dan manfaat, metodologi penulisan, dan sistematika penulisan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini menulis tentang teori-teori konsep penunjang materi yang mendukung tentang perhitungan lift. BAB III PEMBAHASAN Bab ini berisikan tentang pembahasan mengenai lokasi pelaksanaan studi kasus yang mengidentifikasi tentang masalah yang ada dan penanggulangan yang di lakukan terhadap masalah yang ada di lokasi. BAB IV PENUTUP Bab ini berisikan tentang kesimpulan dan rekomendasi berdasarkan isi dari pembahasan dalam bab III. DAFTAR PUSTAKA Memuat tentang literatur-literatur yang di gunakan dalam pembahasan dasar teori dalam penyusupan laporan studi kasus ini. LAMPIRAN-LAMPIRAN Berisikan tentang data-data pendukung dalam penyusunan studi kasus ini seperti foto-foto lokasi proyek yang di tinjau, dn peta situasi dari proyek yang di tinjau. BAB II Menghitung Kebutuhan Lift pada Hotel Boulevard Manado 3

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Elevator (Lift) Lift adalah angkutan transportasi vertikal yang digunakan untuk mengangkut orang atau barang. Lift umumnya digunakan di gedung-gedung bertingkat tinggi, biasanya lebih dari 3 atau 4 lantai. Gedung-gedung yang lebih rendah biasanya hanya mempunyai tangga atau eskalator. Lift pada zaman modern mempunyai tombol-tombol yang dapat dipilih penumpangnya sesuai lantai tujuan mereka, terdapat 3 jenis mesin pada lift, yaitu Hidraulik, Traxon atau katrol tetap, dan Hoist atau katrol ganda. 2.2 Jenis-jenis Elevator (Lift) Secara umum jenis lift dilihat dari pemakaian muatan dapat digolongkan menjadi 3 (tiga) kelompok, yaitu : 1. Lift Penumpang (Passenger Elevator) 2. Lift Barang (Freight elevator) 3. Lift Pelayan (Dumb Waiter, lift barang berukuran kecil) Secara teknis lift-lift tersebut tidak jauh berbeda secara prinsip. Perbedaan yang nyata pada interior dan pelengkap operasi dari lift-lift tersebut. Juga pada sistem pengamanan operasi yang dipasang sebagian besar sama, hanya pada dumb waiter sistem pengamana perasi yang disediakan lebih sederhana. Perbedaan tersebut akan semakin nyata apabila dibandingkan antara lift barang untuk pabrik (besar) dengan lift penumpang yang dipergunakan didalam gedung-gedung diperkantoran. Lift barang untuk pabrik (sesuai dengan kebutuhan) dilengkapi dengan pembuka pintu yang lebih besar, baik dipasang dengan pembukaan secara horizontal (terdiri lebih dari dua pintu) maupun yang dipasang dengan sistem pembukaan pintu vertikal (biasanya terdiri dari dua daun pintu atau lebih). Perbedan lain juga dapat dilihat pada cara penulisan kapasitas muatannya. Kapasitas digerakan pada COP (Car Operation Panel, Operation Panel Board) didalam kereta biasanya dinyatakan dalam kilogram (kg) atau (Ib) untuk jenis lift barang, sedangkan untuk penumpang sering dinyatakan dalam jumlah orang (persons) atau kombinasi keduanya. Akan tetapi perbedaan tersebut akan menjadi semakin tipis apabila Menghitung Kebutuhan Lift pada Hotel Boulevard Manado 4

kita bandingkan lift penumpang dan lift barang yang terpasang dalam gedung perkantoran. Hal tersebut disebabkan karena sebagian besar lift barang yang terpasang didalam gedung hunian dipersyaratkan juga unntuk dapat mengangkut penumpang atau orang. Gambar 2.1. Jenis-jenis Elevator (lift) Jenis Elevator / lift dilihat dari penggunaannya, adalah : 1. Passenger Elevator. 2. Observation Elevator (Panoramic Elevator, Lift Capsul) 3. Service Elevator (passenger-freiht elevator) 4. Fireman lift (lift Pemadam Kebakaran) Menghitung Kebutuhan Lift pada Hotel Boulevard Manado 5

Observation elevator adalah jenis lift penumpang yang sebagian besar pada dindingnya atau pintunya dilengkapi dengan kaca. Sehingga memungkinkan penumpang dapat melihat kearah luar. Lift jenis ini biasanya dipasang pada pertokoan atau hotel yang memiliki pemandangan yang bagus. Gambar 2.2. Observation Elevator 2.3Komponen Utama Elevator (Lift) 1. Ruang Mesin (Machine Room) Ruang mesin adalah ruang terpenting, dimana ruang tersebut terjadinya semua proses pengoperasian elevator berlangsung secara keseluruhan. Didalam ruang mesin terdapat beberapa alat penggerak elevator, yaitu : a) Motor Penggerak b) Governor c) Panel Menghitung Kebutuhan Lift pada Hotel Boulevard Manado 6

Gambar 2.4. Ruang Mesin Elevator / lift a) Motor Penggerak Motor penggerak pada elevator ini memiliki asupan daya tegangan bolak-balik (Ac) dari PLN yang sangat berperan dalam pelaksanaan kerja elevator, motor penggerak ini mempunyai kemampuan putar antara 50 putaran per menit sampai dengan 210 putaran per menit. Dengan kapasitas tegangan motor yang di sesuaikan dengan kapasitas angkut. Motor penggerak ini dilengkapi dengan rem magnet (magnetik brake) yang berfungsi menahan motor ketika kereta telah sampai pada lantai yang dituju, pergerakan cepat atau lambatnya elevator diatur oleh PLC (Programable Logic Control). Motor penggerak dalam menarik dan menurunkan elevator menggunakan tali baja (rope) yang melingkar pada puli mesin (sheave). Jenis penggerak elevator / lift pada umumnya dapat digolongkan menjadi 2 (dua) kelompok, yaitu : 1) Lift dengan sistem penggerak hidrolis (hydrolic elevator) 2) Lift dengan sistem penggerak dengan motor listrik (traction type elevator) Perbedaan pokok dari kedua jenis lift tersebut yaitu : No Perbandingan Traction Machine Hydrolic Menghitung Kebutuhan Lift pada Hotel Boulevard Manado 7

. 1. Pelayanan Tidak terbatas Terbatas 20 meter 2. Pemakaian Lebih dari 80 start/stop perjam Terbatas 80 start/stop perjam 3. Kecepatan Tidak terbatas(1000m/menit) Terbatas (maks 90m/menit) (a) (b) Gambar 2.5. (a) hydrolic elevator, (b) traction elevator. Jenis lift dengan traction motor dapat dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu : 1. Jenis tarikan langsung (drum type) Cara operasi lift jenis ini seperti crane-crane pada proyek konstruksi bangunan, dengan menggulung tali baja pada tabung gulung. Pemakaian jenis lift ini pada lift penumpang tidak terlalu poluler. Oleh karena itu lift jenis ini hanya di pergunakan untuk lift-lift dengan kapasitas kecil seperti pada lift perumahan (home elevator) dan lift pelayan (dumb waiter). 2. Jenis tarikan gesek (Traction Drive) Lift jenis ini dapat di golongkan menjadi dua bagian penggolongan, yaitu dilihat dari segi mesin penggerak dibagi menjadi 2 yaitu Geared Elevator dan Gearless Menghitung Kebutuhan Lift pada Hotel Boulevard Manado 8

Elevator, dilihat dari jenis motor traksi yang dipergunakan dapat menjadi 2 jenis, yaitu Lift traksi motor AC dan Lift traksi motor DC. Geared elevator dengan penggerak AC geared biasanya dipergunakan pada lift berkecepatan rendah dan sedang. Sebaliknya Gearless elevator dengan penggerak motor DC (AC VVVF) dipergunakan pada lift kecepatan tinggi. Pada umumnya lift jenis traksi meletakkan motor traksi dan panel control diatas ruang luncur (hoistway), namun demikian dalam beberapa kasus tertentu penempatan motor traksi dan panel control ada yang di letakkan samping bawah atau disamping atas ruang luncur. Untuk mengatasi masalah dimana ketinggian bangunan yang terbatas. b) Governor Governor adalah komponen penggerak utama dalam elevator, didalam governor ini terdapat saklar yang berfungsi untuk menonaktifkan semua rangkaian sehingga otomatis elevator mati dan tidak berfungsi. Selain saklar juga terdapat pengait rem, pengait rem ini berfungsi untuk menghentikan kawat selling dan kawat selling ini menarik rem yang ada di kereta elevator. Gambar 2.4. Governor c) Panel Panel adalah tempat kontrol elevator secara otomatis, panel ini terdapat inverter motor dan program logic control yang berfungsi untuk mengatur gerakannya elevator. Menghitung Kebutuhan Lift pada Hotel Boulevard Manado 9

2. Ruang Luncur Ruang luncur ini adalah tempat dimana elevator beroperasi berbentuk lorong vertikal, disinilah elevator menjangkau tiap-tiap lantainya. Didalam ruang luncur ini terdapat beberapa komponen utama yang tak kalah pentingnya dibandingkan dalam ruang mesin. a) Kereta (Sangkar) Kereta elevator beroperasi pada ruang lucur dan menapak pada rail di kedua sisinya, pada sisi kanan dan kiri terdapat pemandu rail (sliding guide) yang berfungsi memandu atau menapaki rail. Selain pemandu rail (sliding guide) juga terdapat karet peredam (silencer rubber) yang berfungsi untuk mengurangi kejutan ketika elevator berhenti maupun start, selai itu pula terdapat pendeteksi beban (switch overload) yang terdapat dibawah kereta elevator. Pada pintu kereta elevator juga terdapat sensor gerak (safety ray) dan sensor sentuh (safety shoe) yang terpasang pada pintu kereta dan berfungsi supaya untuk penumpang elevator tidak terjepit pintu elevator, didalam kereta elevator juga terdapat tombol-tombol pemesanan lantai (floor button) yang akan dituju oleh pengguna elevator. Kereta elevator memiliki pintu otomatis yang di gerakkan oleh motor stepper yang bekerja berdasarkan sinyal digital yang asalnya dari sensor kedekatan (proximity) yang berfungsi menentukan level atau tidaknya lantai, setelah lantai dinyatakan level atau rata maka motor stepper akan membuka pintu secara otomatis. Ada beberapa komponen pendukung kerja elevator antara lain seperti dibawah ini : 1. Saklar pintu (door contact) 2. Kunci pintu (door lock) 3. Saklar batas atas (final up) dan bawah (final down) Saklar batas atas dan bawah berfungsi untuk mengamankan kereta elevator terhadap kemungkinan terjadinya kelebihan kecepatan. b) Saklar Pintu Saklar pintu atau door contact adalah salah satu komponen yang termasuk penting dalam pengamanan elevator, cara kerja dari saklar pintu ini adalah saklar di hubungkan kabel saklar pintu tiap-tiap lantai secara seri. Menghitung Kebutuhan Lift pada Hotel Boulevard Manado 10

Apabila salah satu pintu dibuka secara sengaja maka elevator tidak akan bekerja, ini dikarenakan untuk keselamatan pengguna elevator atau bagian perawatan elevator. c) Bobot Imbang (Counterweight) Bobot imbang atau counterweigth biasanya terpasang atau disamping kereta elevator, bobot dari bobot imbang ini harus sesuai dengan ketentuan yang ada. Faktor-faktor yang menentukan beberapa berat dari bobot imbang ini diantaranya harus memperhitungkan berat kereta, kapasitas penuh pada kereta dan faktor keseimbangan. 2.4Mengenal Secara Umum Alat Pengaman Pada Lift 1. Cirduit braker, berfungsi : Memutuskan Sumber (aliran) listrik dari panel induk (sub panel) ke panel control lift Menjaga peralatan elektronik dari lift jika terjadi arus lebih (over current) 2. Govenoor, berfungsi : Memutuskan power/aliran listrik ke control panel lift jika governor mendeteksi terjadinya over speed (kecepatan lebih) pada traffict lift (putaran roda pulley governoornya) Menjepit sling governor (cathing) Secara mekanik bandul governor akan menjepit sling governor (rope governor) dan dengan terjepitnya sling ini, maka sling ini akan menarik safety wedge pada unit safety gear/safety wedge yang terletak di bawah car lift dan akan mencengcram rail untuk melakukan pengereman secara paksa terhadap lift. 3. Final limit switch (upper/bagian atas), berfungsi : Merupakan doublr proteksi untuk menghentikan operasi lift jika limit switch (upper) gagal beroperasi. 4. Limit switch (upper/bagian atas), berfungsi : Berfungsi menjaga lift beroperasi melewati batas travel lantai tertingginya. 5. Emergency exit (manhole), berfungsi : Menghitung Kebutuhan Lift pada Hotel Boulevard Manado 11

Penumpang dapat di tolong/evakuasi dari dalam sangkar melalui manhole ini pada saat emergency. Manhole ini hanya dapat di buka dari sisi luar bagian atas jika pintu ini terbuka lift otomatis akan berhenti. 6. Emergency light (lampu darurat), berfungsi : Akan menyala secara otomatis jika terjadi pemadaman sumber listrik. Lampu ini dapat bertahan rata-rata sampai 15 menit. 7. Safety gear/safety wedge, berfungsi : Melakukan pengereman (menjepit) terhadap rail jika governor mendeteksi terjadinya over speed. 8. Limit switch (lower/bagian bawah), berfungsi : Menjaga lift beroperasi melewati batas travel lantai terendahnya. 9. Final limit switch (lower/bagian bawah), berfungsi : Merupakan double proteksi untuk menghentikan opersi lift jika limit switch gagal beroperasi. 10. Lubang kunci pintu luar, berfungsi : Terletak di sisi sebelah atas dari pintu luar lift yang memungkinkan untuk di buka jika ingin melakukan pertolongan darurat pada penumpang jika terjadi emergency. 11. Door lock switch, berfungsi : Mencegah pintu terbuka pada saat lift sedang beroperasi (running). Pintu hanya dapat di buka setelah sangkar berhenti. 12. Interphone, berfungsi : Penumpang dapat berkomunikasi dengan petugas teknisi (building maintenance) di ruang mesin, ruang control atau ruang security jika terjadi pemadaman listrik atau hal emergency. 13. Safety shoe, berfungsi : Mendeteksi gangguan pada saat pintu akan menutup dan membuka kembali jika mendeteksi sesuatu. Photocell dapat digunakan secara bersamaan safety shoe ini. 14. Weighing device (pendeteksi beban), berfungsi : Memberikan/mengaktifkan buzzer alarm pada saat weighing device ini mendeteksi beban sangkar yang berlebihan. Jika weighing device ini aktif pintu lift akan tetap terbuka sampai dengan sangkar dikurang beban. 15. Apron, berfungsi : Mencegah penumpang terjatuh ke dalam hoistway (ruang luncur lift) pada saat penumpang mencoba keluar ketika lift tidak berhenti tidak level. 16. Buffer, berfungsi : Menghitung Kebutuhan Lift pada Hotel Boulevard Manado 12

Jika sangkar atau counterweight (beban penyeimbang) bergerak ke arah paling bawah, buffer akan mengurangi terjadinya shock (guncangan). (sumber : Lift pada gedung bertingkat, Muhammad Taufan) 2.5 Kualitas Pelayanan Elevator (Lift) 1. Waktu Menunggu (Interval, Waiting Time) Kesabaran orang untuk menunggu lift tergantung kota dan negara dimana gedung itu berada. Orang-orang di kota besar lazimnya kurang sabar di banding dengan orang-orang di kota kecil. Untuk proyek-proyek komersil perkantoran di perhitungkan waktu menunggu sekitar 30 detik. waktu perjalanan bolak balik Waktu menunggu = jumlah lift Penting : Jika jumlah lift total dihitung atas dasar daya angkut pada beban puncak saat-saat sibuk, maka untuk proyek-proyek perkantoran yang beberapa lantainya disewa oleh satu penyewa, jumlah lift totatnya harus ditambah dengan 20-40%, sebab sebagian lift didalam zone yang disewa satu penyewa tersebut dipakai untuk lalulintas antar lantai, sehingga waktu menunggu dilantai dasar dapat memanjang menjadi 90 detik atau lebih. Waktu menunggu juga sangat variabel tergantung jenis gedung. Contoh-contohnya sebagai berikut : a. Perkantoran 25 45 detik b. Flat 50 120 detik c. Hotel 40 70 detik d. Asrama 60 80 detik Waktu menunggu minimum = waktu pengosongan lift (kapasitas lift) x 1,5 detik/penumpang. 2. Daya Angkut Lift (handing capacity) Daya angkut lift tergantung dari kapasitas dan frekuensi pemuatanya. Standard daya angkut lift diukur untuk jangka waktu 5 menit jam-jam sibuk (rush-hour). Daya angkut 1 lift dalam 5 menit adalah : Menghitung Kebutuhan Lift pada Hotel Boulevard Manado 13

[ 5 60 m 60 m N M = w ] =M=5 t Dimana : M = kapasitas lift (orang) dan daya angkut 75 kg/orang W = waktu menunggu (interval / waiting time) dalam detik = T/N Jika 1 zone dilayani satu lift, maka waktu menunggu = waktu perjalanan bolak-balik lift, jadi : 5 60 m N M = t 3. Kecepatan Lift Waktu yang dibutuhkn untuk bergerak dari lantai paling atas ke lantai paling bawah tidak lebih dari 30 detik. Kecepatan tergantung tinggi gedung, semakin tinggi gedung, maka makin cepat lift. Kecepatan mempengaruhi : Waktu bolak-balik lift Waktu menunggu lift Sebagai batas kecepatan diambil gerak jatuh bebas oleh gaya tarik bumi (10m/dtk). Kecepatan rendah lift = 1m/dtk dan kecepatan tinggi lift = mendekati 10m/dtk. Hubungan antara kecepatan elevator dan jumlah lantai adalah sebagai berikut : (Sumber : Metode Penentuan Kebutuhan Lift, Baqin, 2008) Menghitung Kebutuhan Lift pada Hotel Boulevard Manado 14

4. Waktu Perjalanan Bolak-balik Lift (round trip time) Waktu ini hanya dpat dihitung secara pendekatan sebab perjalanan lift antar lantai pasti tidak akan mencapai kecepatan yang menjadi kemampuan lift itu sendiri dan pada perjalanan lift non stop, kecepatan kemampuannya baru tercapai setelah lift bergerak beberapa lantai dulu, misalnya lift dengan kemampuan bergerak 6m/detik baru dapat mencapai kecepatan tersebut setelah bergerak 10 lantai. Perhitungan elevator dilakukan oleh supplier lift yng menghitung kebutuhan lift berdasarkan data-data dari pabrik pembuatnya. Secara pendekatan, yaitu perjalanan bolak balik lift terdiri dari : a. Penumpang memasuki lift lantai dasar yang memerlukan waktu 1,5 detik per orang dan untuk lift dengan kapasitas m/orang perlu waktu..1,5detik b. Pintu lift menutup kembali...2 detik c. Pintu lift membuka di setiap lantai..(n-1) 2 detik d. Penumpang meninggalkan lift disetiap lantai dalam 1 zone sebanyak (n-1) lantai : (n-1) x m/n-1 x 1,5 detik. 1,5 detik e. Pintu lift menutup kembali di setiap lantai tingkat. (n-2) 2 detik f. Perjalanan bolak-balik dalam 1 zone. 2 (n 1 ) h s detik g. Pintu membuka lantai dasar. 2 detik Jumlah T= (2h+4 s) (n 1)+s(3m 4) s Dimana : T = Waktu perjalanan bolak balik lift H = Tinggi lantai sampai dengan lantai s = Kecepatan rata-rata lantai n = Jumlah lantai dalam 1 zone m = Kapasitas lantai Menghitung Kebutuhan Lift pada Hotel Boulevard Manado 15

5. Beban pucak lift (peak load) Beban pucak lift diperhitungkan berdasarkan presentasi empiris terhadap jumlah penghuni gedung, yang diperhitungkan harus terangkat oleh lift-lift dalam 5 menit pertama jam-jam padat (rush-hour). Untuk Indonesia presentasi tersebut adalah : a. Perkantoran 4% x jumlah penghuni gedung b. Flat... 3% x jumlah penghuni gedung c. Hotel.. 5% x jumlah penghuni gedung Data-data untuk penaksiran jumlah penghuni gedung : a. Perkantoran.. 4m² / orang b. Flat.... 3m²/ orang c. Hotel.... 4m² / orang 6. Efisiensi Bangunan (building efficiensi) Efisiensi adalah presentasi luas lantai yang dapat dihuni atau disewakan terhadap luas lantai kotor. Untuk proyek perkantoran adalah : 10 lantai.. 85% 20 lantai : 1-10 lantai. 80% 11-20 lantai. 85% 30 lantai : 1-10 lantai. 75% 11-20 lantai. 75% 21-30 lantai. 85% 40 lantai : 1-10 lantai. 75% 11-20 lantai. 80% 21-30 lantai. 85% 31-40 lantai. 90% Data-data ini hanyalah untuk keperluan lift saja. Effisiensi bangunan sangat tergantung luas lantai yang dipakai oleh inti gedung dimana tabung lift ada di dlamnya. Besarnya rongga yang dipakai oleh tabung lift tergntung tinggi gedung. Secara empiris luas inti gedung adalah sekitar 5-10 x luas tabung lift. Proyek perkantoran memerlukan luas inti yang besar daripada flat. Menghitung Kebutuhan Lift pada Hotel Boulevard Manado 16

7. Perhitunngan Jumlah Lift (dalam 1 zone) Jika beban lift dalam suatu gedung diperhitungkan sebesar P% x jumlah penghuni gedung atas dasar a m²/orang luas lantai netto, maka beban punck lift : a} L = P (a k ) n Dimana: P = persentasi empiris beban puncak lift (%) a = luas lantai kotor per tingkat (%) n = jumlah lantai k = luas inti gedung (m²) a = luas lantai netto per orang (m²) sedangkan : k = 5 x N x m x 0,3 = 1,5 mn maka [ L = a } P (a 1,5 mn )n ] = [ L = 2 a} P (2 a 3 mn ) n ] daya angkut lift 5 menit 300 mn MN = t Persamaan L = MN = 2a} P (2a 3mN ) n = 300 mn t = N = 200 a+ntp)} 3m 2anTP Dimana : N = jumlah lift dalam 1 zone a = luas lantai kotor pertingkat P = persentasi jumlah penghuni gedung yang diperhitungkan sebagai bebean puncak lift T = waktu perjalanan bolak-balik m = kapasitas lift a = luas lantai netto per orang n = jumlah lantai dalam 1 zone 8. Korelasi Jumlah Lantai dalam 1 Zone Kapasitas lift dan jumlah lift Daya angkut lift dalam 5 menit : M = 5 60 m w = 300 m w Menghitung Kebutuhan Lift pada Hotel Boulevard Manado 17

Beban puncak lift : L = P% x luas lantainetto dalam 1 zone luas lantai netto per otang = L =P na' a' ' Dimana na adalah luas lantai netto dalam 1 zone. a} Persamaan : M = L, 300 m w =P na' Maka: [ n = 300 a m} over {a'pt} ] & [ 300 a} a' nwp ] [ n = 300 am} over {a'pt} ] [N = 300 am} a' npt ] 9. System Zone Banyak (multi zone system) Untuk meningkatkan efisiensi bangunan, orang berusaha memperkecil volume gedung yang dipergunakan untuk sirkulasi vertikal, terutama dalam bangunan tinggi (lebih dari 20 lantai) juga memperpendek waktu perjalanan bolak-balik lift yang memperpendek waktu menunggu lift terutama di lantai dasar. Untuk tujuan orang melakukan zoning lift artinya pembagian kerja kelompok lift, misalnya 4 lift melayani 1-15 lantai, 4 lift melayani lantai 16-30, jadi tidak berhenti di lantai 1-15. Karena ada kelompok 4 lift yang tidak berhenti dilantai 1-15 maka dalam tabung-tabungnya tidak diadakan lubang pintu ke luar, ini merupakan penghematan biaya sirkulasi vertikal. Dalam hal zoning lift maka perhitungan lumlah lift diadakan untuk setiap zone, yang mempunyai waktu perjalanan bolak-balik lift masing-masing. 10. Sistem Zone Banyak Dengan Skylobby Untuk bangunan yang sangat tinggi dengan jumlah puluhan lantai mendekati 100 lantai atau lebih perlu diadakan penghematan volume inti dengan mengadakan zoning pelayanan elevator ditambah lobby-lobby antara (skylobby)yang dapat dicapai dari lantai dasar dengan lift-lift ekspres yang langsung menuju skylobby-skylobby tersebut. Skylobby berfungsi untuk : Menghitung Kebutuhan Lift pada Hotel Boulevard Manado 18

1. Lantai perpindahan untuk menuju lift-lift lokal dalam zone diatasnya. 2. Tempat berkumpul sementara (mengungsi) pada waktu keadaan darurat (kebakaran, gempa bumi) sambil menunggu pertolongan. 3. Karena lift-lift lokal yang melayani zone-zone, maka diperlukan ruang mesin lift langsung diatasnya. Kebutuhan ruang mesin lift disatukan pula dengan ruang mesin AC, ruang mesin-mesin pompa air, reservoir antara untuk persediaan air bersih dan lain-lain. Ruang mesin tersebut berupa beton tulang yang padat dan kokoh yang berfungsi pula sebagai penghalang menjalarnya kebakaran ke atas. Sedangkan skylobby-skylobby tersebut terletak diatas ruang-ruang mesin yang kokoh tersebut. 11. Daya Listrik Untuk Lift Daya listrik yang diperlukan untuk satu kelompok lift sangat tergantung kapasitas, kecepatan, dan jumlah lift. Suatu lift dengan kapasitas m dan kecepatan s m/detik memerlukan daya : 0,75 m 75 s [E = 75 HP] = 0,75 ms kw. Sedangkan faktor kebutuhan daya untuk suatu kelompok lift adalah : Jumla h lift Faktor daya 2 3 4 5 6 7 10 15 20 25 0,85 0,77 0,72 0,67 0,63 0,59 0,56 0,44 0,40 0,35 12. Beban Panas Ruang Mesin Lift Beban panas ruang mesin lift maksimum diperhitungkan 1/3 x jumlahhp dimana satu HP = 2500 Btu (1 Btu = 0,25 kalori). Temperatur ruang mesin lift harus dipertahankan antara 60-90ºF. Suatu lift dengan kapasitas 2000 lb dan kecepatan 2,5 m/detik memerlukan daya listrik : Menghitung Kebutuhan Lift pada Hotel Boulevard Manado 19

0,75 2000 0,4536 2,5 75 HP = 23 HP (1 pound = 0,4536 kg : 1 HP = 75 m/detik : 1HP = 0,746 KVA) Beban panas = 1/3 x 23 x 2500 Btu = 19,167 Btu (sumber :Transportasi Vertikal) BAB III PEMBAHASAN Menghitung Kebutuhan Lift pada Hotel Boulevard Manado 20

3.1 Identifikasi Masalah Dari hasil penelitian studi kasus yang dilakukan pada pembangunan Hotel Boulevard Manado, akan di lakukan perhitungan kebutuhan lift pada hotel tersebut. 3.2 Pemecahan Masalah 3.2.1 Tahapan perhitungan kebutuhan lift 1. Menentukan Building Population Hotel Boulevart Manado dengan jenis normal use terdiri dari 8 lantai dengan jumlah kamar 36 kamar (dari lantai 2 s/d lantai 7). Disesuaikan dengan fungsi dan satuan yang ada dalam tabel. Jika hotel dengan standar normal use dengan jumlah kamar 36 maka building populationnya adalah : Population = jumlah kamar x D = 48 1.3 = 62,4 63 orang Dimana D adalah kebutuhan standar gerak per orang 2. Menghitung Handling Capacity (HC) Maka untuk hotel 8 lantai dengan jenis normal use yang terdiri dari 6 dari lantai 2 s/d lantai 7 : Bulding Population = 63 orang. Menghitung Kebutuhan Lift pada Hotel Boulevard Manado 21

Jika perhitungan diatas dimasukkan dalam kriteria hotel 1 nd untuk mencari prosentasi yang dihendel (phc)nya maka menurut tabel sekitar 12 15 %. Maka Handling Capacity (HC) HC = phc Building Population = 12% 63 = 7,56 8 (dibulatkan keatas) 3. Menentukan perjalanan bolak balik (Round Trip time) T ( 2h 4s)( n 1) s(3m 4) s detik Dimana : (h) adalah jarak lantai ke lantai (s) adalah kecepatan rata-rata lift (m/det) (n) adalah jumlah lantai yang dilayani lift (m) adalah daya angkut / kapasitas lift (orang) Kecepatan lift untuk berbagai ketinggian dapat dilihat pada tabel di bawah ini, sedangkan untuk kapasitas lift dapat dilihat pada tabel berikutnya. Menghitung Kebutuhan Lift pada Hotel Boulevard Manado 22

Menghitung Kebutuhan Lift pada Hotel Boulevard Manado 23

Hasil data lift yang didapatkan dari pembangunan Hotel Boulevard Manado adalah h = 3.7m s = 90 m/min (1,5 m/det) n = 7 lantai (yang dilayani oleh lift) m = 15 orang Dengan kapasitas lift (kg) adalah 1000kg, maka waktu bolak-balik dari lift yaitu : ( (2 3,7 )+ (4 1,5 ) ) (7 1)+1,5((3 15 )+4) RT= 1,5 = 140,4 1,5 = 93,6 detik Menghitung Kebutuhan Lift pada Hotel Boulevard Manado 24

4. Menghitung kapasitas dalam 1 kali pengangkutan (h) 300 p h = RT = 300 15 93,6 = 48,07 Dimana p adalah kapasitas penumpang pada lift. 5. Menentukan jumlah lift (N) HC N = h Maka untuk jumlah lift pada hotel tersebut adalah : N = HC h = 8 48,07 = 0,16 1 (dibulatkan ke atas) 6. Menentukan maksimal interval Gedung kantor mewah Gedung kantor komersial Gedung kantor instansi Hotel berbintang Hotel resort Rumah sakit Apartment kelas mewah Apartment kelas menengah Apartment kelas biasa Gedung sekolah / kuliah 25 35 detik 25 35 detik 30 40 detik 40 60 detik 60 90 detik 40 60 detik 50 70 detik 60 80 detik 80 120 detik 40 90 detik Berdasarkan tabel diatas maka, I = 60 90 detik 7. Cek interval (I) Menghitung Kebutuhan Lift pada Hotel Boulevard Manado 25

I = RT N Jika sesuai OK. Jika I > I standar maka kecepatan dinaikkan atau kapasitas lift diperkecil Jika I < I standar maka kecepatan diturunkan atau kapasitas diperbesar Seperti yang kita ketahui berdasarkan tabel menentukan maksimal interval I = 60 90 detik, maka : I = 93,6 1 =93,6 Hasil cek interval tidak sesuai maka kecepatan dinaikkan atau kapasitas lift diperkecil. h = 3.7m s = 150 m/min (2,5 m/det) n = 7 lantai (yang dilayani oleh lift) m = 12 orang Dengan kapasitas lift (kg) adalah 1000kg, maka waktu bolak-balik dari lift yaitu : ( (2 3,7 )+ (4 2,5 ) ) (7 1)+2,5((3 12)+4) RT= 2,5 = 204,4 2,5 = 81,76 detik Kapasitas dalam satu kali pengangkutan (h) h = = 300 p RT 300 12 81,76 = 44,03 Dimana p adalah kapasitas penumpang pada lift. Maka jumlah lift, Menghitung Kebutuhan Lift pada Hotel Boulevard Manado 26

N = HC h Maka untuk jumlah lift pada hotel tersebut adalah : N = HC h = 8 44,03 = 0,18 1 (dibulatkan ke atas) Lalu kita cek Interval RT I = N Jika sesuai OK. Jika I > I standar maka kecepatan dinaikkan atau kapasitas lift diperkecil Jika I < I standar maka kecepatan diturunkan atau kapasitas diperbesar Seperti yang kita ketahui berdasarkan tabel menentukan maksimal interval I = 60 90 detik, maka : I = 81,76 =81,76 1 Interval sesuai, sehingga jumlah lift yang diperlukan adalah 1 (sesuai dengan desain) dengan spesifikasi - Car capacity = 1000kg - Minimum car speed = 150 m/min (2,5 m/s) - Car travel = 26,7 m BAB IV Menghitung Kebutuhan Lift pada Hotel Boulevard Manado 27

PENUTUP 4.1 Kesimpulan Dari hasil pelaksanaan studi kasus yang telah dilakukan pada pembangunan hotel Boulevard Manado, disusunlah laporan bedasarkan masalah yang sudah diidentifikasi dari hotel tersebut yaitu pada kecepatan rata-rata dan kapasitas / daya angkut lift. Pemecahan masalah yang sudah dilakukan yaitu menghitung kembali kebutuhan lift. Dari hasi perhitungan yang sudah didapat maka kesimpulan yang dapat diambil di uraikan sebagai berikut : 1. Building population 63 orang 2. Handling capacity 8 orang 3. Perjalanan bolak balik pada lift adalah 93,6 detik 4. Kapasitas dalam satu kali pengangkutan 48,07 5. Jumlah lift adalah 1 6. Waktu menunggu / interval 93,6 detik 4.2 Rekomendasi Dari hasil perhitungan kebutuhan lift pada hotel Boulevard Manado yang telah diperoleh maka sesuai dengan spesifikasi lift yang digunakan yaitu : - Kapasitas 15 orang - Car capacity 1000 kg - Kecepatan rata rata 90 m/min (1,5 m/det) - Car travel 26,7 m - Jumlah lift 1 Dengan melihat hasil perhitungan kebutuhan lift yang telah dilakukan, penulis merekomendasikan untuk menaikkan kecepatan lift serta menurunkan kapasitas / daya angkut (orang) pada lift hotel Boulevard Manado. Menghitung Kebutuhan Lift pada Hotel Boulevard Manado 28

Menghitung Kebutuhan Lift pada Hotel Boulevard Manado 29

Menghitung Kebutuhan Lift pada Hotel Boulevard Manado 30