BAB III PERENCANAAN, PERHITUNGAN BEBAN PENDINGIN, DAN PEMILIHAN UNIT AC

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISA DATA PERHITUNGAN BEBAN PENDINGIN

BAB IV ANALISIS DAN PERHITUNGAN

BAB III PERHITUNGAN. Tugas Akhir

Universitas Mercu Buana 49

BAB II DASAR TEORI. pengembangan dari teknologi mesin pendingin. Alat ini dipakai bertujuan untuk

benar kering. Kandungan uap air dalam udara pada untuk suatu keperluan harus dibuang atau malah ditambahkan. Pada bagan psikometrik ada dua hal yang p

BAB IV PERHITUNGAN PENDINGIN GEDUNG

BAB III DATA ANALISA DAN PERHITUNGAN PENGKONDISIAN UDARA

BAB IV PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA

BAB 9. PENGKONDISIAN UDARA

BAB III DATA GEDUNG DAN LINGKUNGAN

Analisis Konsumsi Energi Listrik Pada Sistem Pendingin Ruangan (Air Conditioning) Di Gedung Direktorat Politeknik Negeri Pontianak

BAB III PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN. Perhitungan beban pendinginan office PT. XX yang berlokasi di Jakarta

BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN

Udara luar = 20 x 30 cmh = 600 cmh Area yang di kondisikan = 154 m². Luas Kaca (m²)

ANALISA KEBUTUHAN BEBAN PENDINGIN DAN DAYA ALAT PENDINGIN AC UNTUK AULA KAMPUS 2 UM METRO. Abstrak

LAMPIRAN I. Universitas Sumatera Utara

BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian Umum

Pengantar Sistem Tata Udara

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Kondisi Dan Letak Ruangan Server. Lampiran Kondisi ruang server

BAB II DASAR TEORI. pengembangan dari teknologi mesin pendingin. Alat ini dipakai bertujuan untuk

LAPORAN TUGAS AKHIR ANALISA BEBAN KALOR PADA RUANGAN SERVER SEBUAH GEDUNG PERKANTORAN

STUDI KINERJA MESIN PENGKONDISI UDARA TIPE TERPISAH (AC SPLIT) PADA GERBONG PENUMPANG KERETA API EKONOMI

BAB III PERANCANGAN.

PERHITUNGAN ULANG SISTEM PENGKONDISIAN UDARA PADA GERBONG KERETA API PENUMPANG EKSEKUTIF MALAM (KA. GAJAYANA)

SOFTWARE PERHITUNGAN KAPASITAS SISTEM PENYEJUK UDARA DALAM RANGKA KONSERVASI ENERGI TATA UDARA PADA BANGUNAN GEDUNG

BAB II LANDASAN TEORI

RANCANG BANGUN INSTALASI TATA UDARA RUANG AUDITORIUM DIREKTORAT JENDRAL AHU KEMENKUMHAM

BAB III DASAR PERANCANGAN INSTALASI AIR CONDITIONING

PENGARUH TEKANAN TERHADAP PENGKONDISIAN UDARA SISTEM EKSPANSI UDARA

PERHITUNGAN BEBAN PENDINGIN PADA LANTAI 2 GEDUNG SENTRA BISNIS & DISTRIBUSI PT. CITRA NUSA INSAN CEMERLANG (CNI)

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

PENGHITUNGAN BEBAN KALOR PADA GEDUNG AULA UNIVERSITAS SULTAN FATAH DEMAK

BAB III PERHITUNGAN BEBAN PENDINGIN

BAB III METODOLOGI DATA PERHITUNGAN BEBAN PENDINGIN

PERHI TUNGAN BEBAN PENDI NGI N PADA RUANG LABORATORI UM KOMPUTER PAPSI - I TS

BAGIAN III PRINSIP-PRINSIP ESTIMASI BEBAN PENDINGIN TATA UDARA

Pemanfaatan Sistem Pengondisian Udara Pasif dalam Penghematan Energi

BAB IV. ducting pada gedung yang menjadi obyek penelitian. psikometri untuk menentukan kapasitas aliran udara yang diperlukan untuk

BAB I PENDAHULUAN. ruangan. Untuk mencapai kinerja optimal dari kegiatan dalam ruangan tersebut

Laporan Tugas Akhir 2012 BAB II DASAR TEORI

Ada beberapa rumus cara menentukan PK AC yang sesuai untuk ruangan, saya akan me nuliskan 2 diantaranya.

UNIVERSITAS DIPONEGORO PERENCANAAN INSTALASI AIR CONDITIONING DI RUANG PENGAJARAN UMUM PSD III TEKNIK MESIN

BAB I PENDAHULUAN. Tugas Akhir ini diberi judul Perencanaan dan Pemasangan Air. Conditioning di Ruang Kuliah C2 PSD III Teknik Mesin Universitas

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV PENGOLAHAN DATA

Analisis Konsumsi Energi Listrik Pada Sistem Pengkondisian Udara Berdasarkan Variasi Kondisi Ruangan (Studi Kasus Di Politeknik Terpikat Sambas)

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu persyaratan ruangan yang baik adalah ruangan yang memiliki

ANALISA BEBAN KALOR SEBAGAI PARAMETER PENENTUAN PEMILIHAN MESIN PENYEGAR UDARA UNTUK DI APLIKASI PADA GEDUNG REKTORAT UNIVERSITAS PASIR PENGARAIAN

Jurnal Kajian Teknik Mesin Vol. 2 No. 1 April

HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini berlangsung dalam 2 (dua) tahap pelaksanaan. Tahap pertama

BAB I PENDAHULUAN. Annis & McConville (1996) dan Manuaba (1999) dalam Tarwaka (2004)

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Saran. 159

BAB III METODOLOGI PENGAMBILAN

Kajian Termis pada Beberapa Material Dinding untuk Ruang Bawah Tanah. I G B Wijaya Kusuma 1)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II PERPINDAHAN PANAS DALAM PENDINGINAN DAN PEMBEKUAN

UNIVERSITAS DIPONEGORO PERENCANAAN BEBAN PENDINGINAN DAN PEMASANGAN INSTALASI AIR CONDITIONIG DI RUANG PENGAJARAN UMUM PSD III TEKNIK MESIN

OPTIMASI RANCANGAN TERMAL SISTEM PENGKONDISIAN UDARA RUANGAN PASCA SARJANA UNISMA BEKASI

BAB V METODOLOGI DAN ALAT PENGUKURAN

BAGIAN II : UTILITAS TERMAL REFRIGERASI, VENTILASI DAN AIR CONDITIONING (RVAC)

Laporan Tugas Akhir BAB II TEORI DASAR

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. refrijerasi. Teknologi ini bisa menghasilkan dua hal esensial yang

PERHITUNGAN DAN METODE KONSTRUKSI SISTEM PENDINGINAN TERHADAP AUDITORIUM

Kata kunci : pemanasan global, bahan dan warna atap, insulasi atap, plafon ruangan, kenyamanan

TUGAS AKHIR ANALISIS KEMAMPUAN MESIN PENYEGAR UDARA TERPASANG TERHADAP BEBAN PANAS RUANG AIR TRAFIC CONTROL DI BANDAR UDARA BUDIARTO

Evaluasi kinerja Akustik dari Ruang Kedap Suara pada Laboratorium Rekayasa Akustik dan Fisika Bangunan Teknik Fisika -ITS

RANCANG BANGUN EVAPORATIVE COOLING

ANALISIS BEBAN PENDINGIN PADA RUANG KULIAH PRODI NAUTIKA JURUSAN KEMARITIMAN

Identifikasi Pengaruh Material Bangunan Terhadap Kenyamanan Termal (Studi kasus bangunan dengan material bambu dan bata merah di Mojokerto)

PENELITIAN. ANALISA TERHADAP SISTEM PENDINGIN RUANGAN (AC) TERPASANG PADA RUANGAN PROSES PENENUNAN (Weaving Proces) DI PABRIK TEKSTIL OLEH :

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

JTM Vol. 04, No. 1, Februari

SOLUSI VENTILASI VERTIKAL DALAM MENDUKUNG KENYAMANAN TERMAL PADA RUMAH DI PERKOTAAN

DAFTAR PUSTAKA. W. Arismunandar, Heizo Saito, 1991, Penyegaran Udara, Cetakan ke-4, PT. Pradnya Paramita, Jakarta

Air dalam atmosfer hanya merupakan sebagian kecil air yang ada di bumi (0.001%) dari seluruh air.

ELEMEN PEMBENTUK RUANG INTERIOR

DAFTAR ISI. Halaman Judul Pengesahan Persetujuan ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR

Grafik tegangan (chanel 1) terhadap suhu

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Hotel Sapadia Siantar. Hotel Danau Toba International Medan. Rumah Sakit Columbia Asia Medan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II DASAR TEORI. BAB II Dasar Teori. 2.1 AC Split

LAPORAN PEKERJAAN BANGUNAN PENGHUBUNG

PERANCANGAN DAN ANALISA PERFORMANSI COLD STORAGE

METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat

Bab IV Analisa dan Pembahasan

BAB III ANALISA DAN PENGHITUNGAN DATA

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. kendaraan dan manusia akan direncanakan seperti pada gambar dibawah ini.

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV DATA DAN ANALISIS

BAB 8 RENCANA ANGGARAN BIAYA

BAB IV ANALISA STUDI KASUS

PENERUSAN PANAS PADA DINDING GLAS BLOK LOKAL

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Self Dryer dengan kolektor terpisah. (sumber : L szl Imre, 2006).

LAMPIRAN 1 PERAN ENERGI DALAM ARSITEKTUR

Bab 14 Kenyamanan Termal. Kenyaman termal

BAB III DASAR PERANCANGAN INSTALASI TATA UDARA GEDUNG

Transkripsi:

BAB III PERENCANAAN, PERHITUNGAN BEBAN PENDINGIN, DAN PEMILIHAN UNIT AC Dalam perancangan pemasangan AC pada Ruang Dosen dan Teknisi, data-data yang dibutuhkan diambil dari berbagai buku acuan. Data-data yang akan diterangkan disini antara lain lokasi ruangan yang dirancang, temperature udara rancangan, temperature udara pada bulan terpanas pada lokasi tersebut, dan dimensi dari ruangan yang akan dirancang. 3.1 Denah Ruangan Gambar 3.1 Denah Ruangan Data Ruangan: 1. Panjang : 5,45 m 2. Lebar : 4,63 m 3. Tinggi : 3,20 m 4. Dinding : Batu bata + plester semen 5. Lantai : Keramik

6. Plafon : Gypsum 7. Pintu : Bahan Triplex, L = 0,92 m, T = 2,08 m 8. Jendela : Kaca biasa, 2 Jendela ukuran 0,64 m x 1,14 m 9. Lampu : 1 buah @42 W 10. Penghuni : 6 orang 11. Laptop : 6 buah @60 W 12. Peralatan lain : Lemari 2, Meja 6, Kursi 6 13. Jenis Bangunan : Ruangan Kantor Objek Ruang Teknisi Tabel 3.1 Dimensi Ruangan Panjang (m) Lebar (m) Tinggi (m) Luas (m 2 ) Volume (m 3 ) 5,45 4,63 3,20 25,23 80,75 Tabel 3.2 Luas Dinding No. Objek Meter Luas Jumlah Panjang Tinggi (m 2 ) Keterangan D. Selatan 5,45 3,20 1 17,44 Pengurangan 1 Jendela 0,64 1,14 2 1,46 akibat adanya Pintu 0,92 2,08 1 1,91 pintu dan Luas Dinding Selatan 14,07 jendela No. Objek Meter Luas Jumlah Panjang Tinggi (m 2 ) Keterangan 2 D. Barat 4,63 3,20 1 14,82-3 D. Utara 5,45 3,20 1 17,44-4 D. Timur 4,63 3,20 1 14,82-3.2 Kondisi Rancangan a. Kondisi Udara Dalam Ruangan Rancangan

Lokasi ruangan yang akan dikondisikan berada di Semarang, Indonesia. (Wiranto A. & Heizo Saito Penyegaran Udara Tabel 3.2, halaman 33) Temperatur bola kering (Tdb) untuk ruangan biasa adalah 24ºC Kelembaban relative (RH) rata-rata adalah 50% Perbandingan kelembaban rata-rata adalah 0,0105 kg/kg b. Kondisi Udara Luar Ruangan Rancangan Kondisi udara rancangan dapat di lihat pada tabel 3.3 (Wiranto A. & Heizo Saito Penyegaran Udara ) didapat bahwa bulan terpanas adalah bulan Mei September: Temperatur bola kering (Tdb) rata-rata adalah 32ºC Perubahan temperatur harian adalah 8ºC Perbandingan kelembaban rata-rata adalah 0,020 kg/kg Volume spesifik udara luar adalah 0,892 m 3 /kg Tabel 3.3 Temperatur Rancangan Temperatur bola kering Perubahan temperatur harian Temperatur bola basah Kelembaban relative Perbandingan Kelembaban ratarata sepanjang hari Di dalam ruangan Di luar ruangan 24ºC 50% 0,0105 kg/kg 32ºC 8ºC 0,020 kg/kg 3.3 Perhitungan Beban Pendinginan a. Temperatur Udara Luar

formula: Temperatur udara pada suatu saat tertentu dapat diperkirakan dengan to = to, rancangan t 2 + t cos 15 (τ γ ) 2 Dimana : to = Temperatur udara luar sesaat, ( O C) to rancangan = Temperatur udara luar untuk perancangan, ( O C) t = Perubahan temperature harian, ( O C) 15 = Perubahan waktu sudut ( 360 24 Jam ) τ = waktu penyinaran matahari (Dalam persamaan ini, pukul 12 siang adalah 0, pagi dari (A.M) adalah negative (-) dan siang hari (P.M) adalah positif (+), dengan besarnya dinyatakan sampai satu angka decimal, misalnya pukul setengah sepuluh pagi dinyatakan dengan -2.5) γ = saat terjadinya temperature maksimum (+2) Temperatur udara luar sesaat pada pukul 11.00, 12.00, 13.00, 14.00, dan 15.00 to rancangan = 32ºC dan t = 8ºC. Maka persamaan: to = 32 4 + 4 cos 15 (τ 2) = 28 + 4 cos 15 (τ 2) pada waktu penyinaran matahari secara berturut-turut τ = -1, τ = 0, τ = 1, τ = 2, dan τ = 3. Sehingga, Pukul 11, to = 28 + 4 cos 15 (-1 2) = 28 + 4 cos -45 = 28 + 2,8

= 30,8ºC Pukul 12, to = 28 + 4 cos 15 (0 2) = 28 + 4 cos -30 = 28 + 3,5 = 31,5ºC Pukul 13, to = 28 + 4 cos 15 (1 2) = 28 + 4 cos -15 = 28 + 3,9 = 31,9ºC Pukul 14, to = 28 + 4 cos 15 (2 2) = 28 + 4 cos 0 = 28 + 4 = 32ºC Pukul 15, to = 28 + 4 cos 15 (3 2) = 28 + 4 cos 15 = 28 + 3,9 = 31,9ºC Tabel 3.4 Temperatur Udara Luar Waktu, Pukul 11 12 13 14 15 Temperatur Udara Luar (ºC) 30,8 31,5 31,9 32 31,9 3.3.1 Kalor Sensibel daerah perimeter (tepi) 1. Beban transmisi kalor melalui jendela

Luas jendela (m 2 ) x koefisien transmisi kalor melalui jendela, K (kcal/ m 2 jam o C) x t ruangan ( o C) a. Jendela bagian selatan Luas jendela = 1,46 m 2 K transmisi kalor melalui jendela = 5,5 kcal/m 2 h C t ruangan = 32ºC - 24ºC = 8ºC Q = 1,46 m 2 x 5,5 kcal/m 2 h C x 8ºC Q = 64,20 kcal/h 2. Infiltrasi beban kalor sensibel {(Volume ruangan (m 3 ) x jumlah penggantian ventilasi alamiah, Nn) + jml udara luar} x 0,24 kcal/kg C Volume Spesofik x t ruangan (ºC) Volume ruangan = 80,75 m 3 Jumlah pergantian ventilasi alamiah = 1 Jumlah Orang = 6 orang Udara Luar Masuk = 18 m 3 /h Jumlah udara luar = 18 m 3 /h x 6 = 108 m 3 /h t ruangan = 8ºC Q = {(80,75 m 3 x 1) + 108 m 3 /h } x Q = 313,21 kcal/h 3. Beban Kalor sensible melalui dinding 0,24 kcal/kg C 0,892 m 3 /kg x 8ºC

Beban kalor sensible melalui dinding (dengan lapisan plester 3mm dan bagian utama batu bata). Gambar 3.2 Bagian dinding Luas dinding (m 2 ) x koefisien transmisi kalor dari (dinding atau atap), K (kcal/ m 2 jam. o C) x (selisih temperatur ekivalen dari radiasi matahari o C ) Dinding bagian selatan Luas dinding = 14,07 m 2 KBatu Bata KAdukan Rso (udara luar) Rsi (udara dalam) = 1,62 kcal/m 2 h C = 2,05 kcal/m 2 h C = 0,05 m 2 hºc/kcal = 0,125 m 2 hºc/kcal Rt = 0,05 m 2 hºc/kcal + 0,125 m 2 hºc/kcal Rt = 0,175 m 2 hºc/kcal K Rt = 1 Rt K Rt = 1 0,175 K Rt = 5,71 Kcal/m 2 hºc Koefisien dinding = 1,62 + 2,05 + 5,71 Kcal/m 2 hºc

= 9,38 Kcal/m 2 hºc t ekivalen radiasi matahari = 2,4ºC Q = 14,07 m 2 x 9,38 kcal/m 2 h ºC x 2,4ºC Q = 316,68 kcal/h 4. Perhitungan beban kalor tersimpan dari ruangan dengan penyegaran udara (pendinginan) terputus-putus. (Beban transmisi kalor melalui jendela + Infiltrasi beban kalor sensible + Beban kalor sensible melalui dinding) x faktor beban kalor tersimpan Q = (64,20 kcal/h + 313,21 kcal/h + 316,68 kcal/h) x 20% Q = 138,82 kcal/h Q Total Kalor Sensibel daerah perimeter (tepi) Q = 64,20 kcal/h + 313,21 kcal/h + 316,68 kcal/h + 138,82 kcal/h Q total = 832,92 kcal/h 3.3.2 Beban Kalor laten daerah perimeter 1. Beban kalor laten oleh infiltrasi Vol ruang (m 3 ) x jml ventilasi alamiah, Nn x Q = {80,75 m 3 x 1 x Q = 8,56 kcal/h 597,3 kcal/kg 0,892 m 3 /kg 597,3 kcal/kg 0,892 m 3 /kg x w (kg/kg ) x (0,020 0,0105) kg/kg } : 60 3.3.3 Beban kalor sensible daerah interior 1. Koefisien transmisi dari partisi langit-langit L. kompartemen m 2 x k. kompartemen kcal/m 2 hºc x t ruangan

Koefisien transmisi pada partisi langit-langit Luas langit-langit = 25,23 m 2 K langit-langit = 2,86 kcal/m 2 hºc t ruangan = 8ºC Q = 25,23 m 2 x 2,86 kcal/m 2 hºc x 8ºC Q = 577,34 kcal/h 2. Koefisien transmisi dari partisi pintu L. kompartemen m 2 x k. kompartemen kcal/m 2 hºc x t ruangan Gambar 3.3 Pintu Triplek Tebal pintu Rso (udara luar) Rsi (udara dalam) r = 0,5 cm x 2 = 1 cm = 0,01 m = 0,05 m 2 hºc/kcal = 0,125 m 2 hºc/kcal = 7,35 m 2 hºc/kcal Rpintu = r pintu x tebal pintu = 7,35 m 2 hºc/kcal x 0,01 m = 0,0735 m 2 hºc/kcal Rt = Rso + Rpintu + Rsi

= 0,05 m 2 hºc/kcal + 0,0735 m 2 hºc/kcal + 0,125 m 2 hºc/kcal = 0,2485 m 2 hºc/kcal K = 1 Rt K = 1 0,2485 K = 4,02 kcal/m 2 hºc Luas Pintu = 1,91 m 2 K Pintu = 4,02 kcal/m 2 hºc t ruangan = 32ºC - 24ºC = 8ºC Q = 1,91 m 2 x 4,02 kcal/m 2 hºc x 8ºC Q = 61,43 kcal/h 3. Koefisien transmisi dari partisi dinding L. kompartemen m 2 x k. kompartemen kcal/m 2 hºc x t ruanganºc a. Dinding bagian selatan Luas dinding = 14,07 m 2 K dinding = 1,62 kcal/m 2 hºc t ruangan = 8ºC Q = 14,07 m 2 x 1,62 kcal/m 2 hºc x 8ºC Q = 182,35 kcal/h b. Dinding bagian timur Luas dinding = 14,82 m 2 K dinding = 1,62 kcal/m 2 hºc

t ruangan = 2ºC Q = 14,82 m 2 x 1,62 kcal/m 2 hºc x 2ºC Q = 48,02 kcal/h c. Dinding bagian barat Luas dinding = 14,82 m 2 K dinding = 1,62 kcal/m 2 hºc t ruangan = 3ºC Q = 14,82 m 2 x 1,62 kcal/m 2 hºc x 2ºC Q = 48,02 kcal/h d. Dinding bagian utara Luas dinding = 17,44 m 2 K dinding = 1,62 kcal/m 2 hºc t ruangan = 2ºC Q = 17,44 m 2 x 1,62 kcal/m 2 hºc x 2ºC Q = 56,51 kcal/h Q koefisien transmisi dinding = Dinding selatan + Dinding timur + Dinding barat + Dinding utara Q = 182,35 kcal/h + 48,02 kcal/h + 48,02 kcal/h + 56,51 kcal/h Q = 334,89 kcal/h 4. Beban kalor sensible karena adanya sumber kalor interior a. Jumlah Orang Jml orang x kalor sensibel manusia (kcal/ jam.orang) x faktor kelompok Q = 6 orang x 50 kcal/h orang x 0,897

Q = 269,10 kcal/h b. Lampu Neon Jumlah x Peralatan, kw x kalor sensibel peralatan, kcal / kw x faktor penggunaan peralatan Q = 1 x 0,042 kw x 1000 kcal/kw x 1 Q = 42 kcal/h c. Laptop Jumlah x Peralatan, kw x kalor sensibel peralatan, kcal / kw x faktor penggunaan peralatan Q = 6 x 0,06 kw x 0,860 kcal/kw x 1 Q = 0,31 kcal/h Q Beban sensible adanya sumber kalor interior = Orang + Neon + Laptop Q = 269,10 kcal/h + 42 kcal/h + 0,31 kcal/h Q = 311,41 kcal/h Beban kalor sensible interior Q = Koefisien transmisi dari partisi langit-langit + Koefisien transmisi dari partisi pintu + Koefisien transmisi dari partisi dinding + Beban kalor sensible karena adanya sumber kalor interior Q = 577,34 kcal/h + 61,43 kcal/h + 334,89 kcal/h + 311,41 kcal/h Q = 1.285,06 kcal/h 3.3.4 Beban kalor laten daerah interior 1. Tambahan kalor laten oleh sumber penguapan interior Jml orang x kalor sensibel manusia (kcal/ jam.orang) x faktor kelompok

Q = 6 orang x 28 kcal/h orang x 0,897 Q =150,70 kcal/h 3.3.5 Beban kalor sensible 1. Beban kalor sensibel ruangan total Q = Beban kalor sensibel tepi + Beban kalor sensibel interior Q = 832,92 kcal/h + 1.285,06 kcal/h Q = 2.117,98 kcal/h 2. Kenaikan beban oleh kebocoran saluran udara Q = beban kalor sensibel ruangan total x faktor kebocoran saluran udara Q = 2.117,98 kcal/h x 0,2 Q = 423,60 kcal/h Q Beban kalor sensibel = Beban kalor sensibel ruangan total + Kenaikan beban oleh kebocoran saluran udara Qtotal = 2.117,98 kcal/h + 423,60 kcal/h Qtotal = 2.541,58 kcal/h 3.3.6 Beban kalor laten 1. Beban kalor laten ruangan total Q = Beban kalor laten daerah tepi + Beban kalor laten daerah interior Q = 8.56 kcal/h + 150,70 kcal/h Q = 159,26 kcal/h 2. Kenaikan beban oleh kebocoran saluran

Q = Beban kalor laten ruangan total x factor kebocoran Q = 159,26 kcal/h x 0,2 Q = 31,85 kcal/h Q Beban kalor laten = Beban kalor laten ruangan total + kenaikan oleh kebocoran Qtotal = 159,26 kcal/h + 31,85 kcal/h Qtotal = 191,11 kcal/h Beban pendinginan total = beban kalor sensibel total + beban kalor laten total = 2.541,58 kcal/h + 191,11 kcal/h = 2.732,69 kcal/h = 10.844,19 Btu/h 3.4 Pemilihan Unit AC Menurut letak dan posisi ruangan Dosen dan Teknisi yang berbatasan langsung dengan kondisi luar, maka untuk ruangan tersebut sebaiknya menggunakan jenis AC Split. Karena AC ini cocok untuk ruangan yang membutuhkan ketenangan serta suara didalam ruangan yang tidak berisik. Berdasarkan hasil dari perhitungan beban pendinginan pada ruangan Dosen dan Teknisi dengan desain suhu dalam 24 C, RH = 50% didapat beban atau panas pendingin total sebesar 2.732,69 kcal/h atau 10.844,19 Btu/h. Sehingga AC yang memenuhi beban pendingin dan dapat dipasang untuk rancangan ruang Dosen dan Teknisi adalah AC berukuran 1,5 PK sebanyak 1 buah.

3.5 Proses Psikometrik Jika besarnya beban pendingin sudah di ketahui, kita dapat menghitung jumlah udara yang diperlukan dan temperature udara pada setiap sisi dan menggambarkan proses pengkondisian udara pada grafik psikometrik.