E(Pa) E(Pa) HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengujian Tarik Material Kayu. Spesimen uji tarik pada kayu dilakukan pada dua spesimen uji.

dokumen-dokumen yang mirip
\ / BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Bahan. Spesimen uji yang digunakan pada pengujian ini adalah kayu kamfer. 1. UjiTarik

BAB III LANDASAN TEORI Klasifikasi Kayu Kayu Bangunan dibagi dalam 3 (tiga) golongan pemakaian yaitu :

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MATERI/MODUL MATA PRAKTIKUM

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

HHT 232 SIFAT KEKUATAN KAYU. MK: Sifat Mekanis Kayu (HHT 331)

Sidang Tugas Akhir (TM091486)

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

Analisis Teknis Pengaruh Suhu Ruang Mesin Kapal Kayu Terhadap Bambu Laminasi Dengan Variasi Lama Pemanasan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BABII TINJAUAN PUSTAKA. Bab ini berisi tentang teori dari beberapa sumber buku seperti buku - buku

BAB I PENDAH ULUAN 1.1 Lata r Be lakang

I. PENDAHULUAN. Logam merupakan material kebutuhan manusia yang banyak penggunaannya

BAB III LANDASAN TEORI. Kayu memiliki berat jenis yang berbeda-beda berkisar antara

(trees). Terdapat perbedaan pengertian antara pohon dan tanam-tanaman

I. PENDAHULUAN. untuk diperkirakan kapan terjadinya, dan tidak dapat dilihat secara kasat mata

PENGGUNAAN KAWAT BAJA SEBAGAI PENGGANTI BATANG TARIK PADA KONSTRUKSI KUDA-KUDA KAYU

BAB III LANDASAN TEORI

PRESENTASI TUGAS AKHIR PENGARUH SIFAT MEKANIK TERHADAP PENAMBAHAN BUBBLE GLASS, CHOPPED STRAND MAT DAN WOVEN ROVING PADA KOMPOSIT BENTUK POROS

BAB III METODE PENELITIAN. sesuai dengan SNI no. 03 tahun 2002 untuk masing-masing pengujian. Kayu tersebut diambil

BAB II STUDI PUSTAKA

BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN

Bab II STUDI PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Badan Standardisasi Nasional (2010) papan partikel merupakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR MODUL 4 MODULUS ELASTISITAS

BAB II TINJAIJAN PllSTAKA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA PUBLIKASI ILMIAH

Laboratorium Mekanika Rekayasa

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Pembebanan Batang Secara Aksial. Bahan Ajar Mekanika Bahan Mulyati, MT

KEKUATAN MATERIAL. Hal kedua Penyebab Kegagalan Elemen Mesin adalah KEKUATAN MATERIAL

SNI Standar Nasional Indonesia

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab V : Analisis 32 BAB V ANALISIS

Kuliah ke-2. UNIVERSITAS INDO GLOBAL MANDIRI FAKULTAS TEKNIK Jalan Sudirman No. 629 Palembang Telp: , Fax:

I. PENDAHULUAN. mengalami pembebanan yang terus berulang. Akibatnya suatu poros sering

PERILAKU BALOK KAYU MERANTI SEBAGAI BAHAN BANGUNAN UTAMA RUMAH TRADISIONAL ACEH

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PERBANDINGAN PERENCANAAN SAMBUNGAN KAYU DENGAN BAUT DAN PAKU BERDASARKAN PKKI 1961 NI-5 DAN SNI 7973:2013

DESIGN UNTUK KEKUATAN LELAH

JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2010 TUGAS AKHIR TM091486

BAB IV PEMBAHASAN. (a) (b) (c) Gambar 10 (a) Bambu tali bagian pangkal, (b) Bambu tali bagian tengah, dan (c) Bambu tali bagian ujung.

BAB IV DATA DAN ANALISA

III. METODOLOGI PENELITIAN. Universitas Lampung. Sedangkan estimasi waktu penelitian dikisarkan

PERILAKU BALOK KOMPOSIT KAYU PANGGOH BETON DENGAN DIISI KAYU PANGGOH DI DALAM BALOK BETON

III. METODOLOGI PENELITIAN. Universitas Lampung. Sedangkan waktu penelitian dilaksanakan pada rentang

SIFAT FISIKA DAN MEKANIKA KAYU BONGIN (Irvingia malayana Oliv) DARI DESA KARALI III KABUPATEN MURUNG RAYA KALIMANTAN TENGAH

BAB 1. PENGUJIAN MEKANIS

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

SIFAT-SIFAT FISIKA DAN MEKANIKA KAYU KERUING - SENGON. Oleh : Lorentius Harsi Suryawan & F. Eddy Poerwodihardjo

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kolom adalah batang tekan vertikal dari rangka (frame) struktural yang

JURNAL TEKNIK PERKAPALAN Jurnal Hasil Karya Ilmiah Lulusan S1 Teknik Perkapalan Universitas Diponegoro

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 3 HUBUNGAN ANTARA KAYU DAN AIR: PENYUSUTAN KAYU

Penyelidikan Kuat Tekan Komposit Polimer yang Diperkuat Serbuk Kayu Sebagai Bahan Baku Konstruksi Kapal Kayu

STRUKTUR KAYU. Dosen Pengampu: Drs. DARMONO, M.T.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.6.4 Analisis Uji Morfologi Menggunakan SEM BAB III METODOLOGI PENELITIAN Alat dan Bahan Penelitian Alat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Pengertian rangka

BAB V ANALISIS HASIL

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

TEORI SAMBUNGAN SUSUT

I. PENDAHULUAN. Baja adalah sebuah senyawa antara besi (Fe) dan karbon (C), dimana sering

3. SIFAT FISIK DAN MEKANIK BAMBU TALI Pendahuluan

TEGANGAN DAN REGANGAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu material yang sangat penting bagi kebutuhan manusia adalah

BAB III LANDASAN TEORI

III. METODOLOGI PENELITIAN. waktu pada bulan Oktober hingga bulan Maret Peralatan dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini :

BAB I PENDAHULUAN. di alam dan pertama kali digunakan dalam sejarah umat manusia. Kayu sampai saat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Beton Ringan

PENGARUH KEKUATAN BENDING DAN TARIK BAHAN KOMPOSIT BERPENGUAT SEKAM PADI DENGAN MATRIK UREA FORMALDEHIDE

BAB IV HASIL DAN ANALISA

ANALISA TEKNIK DAN EKONOMIS VARIASI JENIS BAMBU SEBAGAI BAHAN LAMINASI UNTUK PEMBUATAN KAPAL IKAN

UNIVERSITAS DIPONEGORO TUGAS AKHIR ARGO KUNCAHYO GUMILANG L2E FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK MESIN

BAB II STUDI PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Djapilus dan Suhaendi (1978) dalam Utomo (2008) E. urophylla

INFO TEKNIK Volume 8 No. 1, Juli 2007 (15-18) PERILAKU GESER PADA PENGUJIAN KETEGUHAN LENTUR STATIK JENIS KAYU KELAS DUA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Analisis Pengaruh Cooling Rate pada Material ASTM A36 Akibat Kebakaran Kapal Terhadap Nilai Kekuatan, Kekerasan dan Struktur Mikronya

SIFAT FISIS, MEKANIS DAN PEMESINAN KAYU RARU (Cotylelobium melanoxylon) SKRIPSI

IDENTIFIKASI KUAT ACUAN TERHADAP JENIS KAYU YANG DIPERDAGANGKAN DI KOTA KUPANG BERDASARKAN SNI 7973:2013

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH SERAT BAMBU TERHADAP SIFAT-SIFAT MEKANIS CAMPURAN BETON

TRIAKSIAL PADA KONDISI UNCONSOLIDATED-UNDRAINED (ASTM D (1999))

II. TEGANGAN BAHAN KAYU

I. PENDAHULUAN. rotating bending. Dalam penggunaannya pengaruh suhu terhadap material

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kekuatan Tarik Komposit Partikel Tempurung Kelapa

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian tarik dilakukan pada empat variasi dan masing-masing variasi

Analisis Teknis Dan Ekonomis Penggunaan Bambu Ori Dengan Variasi Umur Untuk Pembuatan Kapal Kayu

BAB III METODE PENELITIAN

Tugas Akhir. Studi Corrosion Fatigue Pada Sambungan Las SMAW Baja API 5L Grade X65 Dengan Variasi Waktu Pencelupan Dalam Larutan HCl

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknologi Material, Laboratorium

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Kekuatan tarik komposit lamina berbasis anyaman serat karung plastik bekas (woven bag)

PENGARUH PEMANASAN DAN PERUBAHAN BENTUK PADA KEKUATAN TARIK POLYVINYL CHLORIDE (PVC)

Transkripsi:

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4. Pengujian Tarik Material Kayu Spesimen uji tarik pada kayu dilakukan pada dua spesimen uji. Dengan mengacu pada ASTM (American Standart for Testing Material) Wood D07 Tensile Strength Paralel to Surface maka diperoleh hasil pengujian yang tidak bervariasi pada masingmasing spesimen (Tabel dan Tabel 4). label. Pengujian tarik spesimen I Beban (kn) 4 6 8 0 Regangan 0.00058 0.00805 0.007564 0.005 0.005804 0.000897 E Rata-rata = E(Pa) 69988684 788405797 898487 06899406 545 84749406 078055 Tabel 4. Pengujian tarik spesimen II Beban (kn) 4 6 8 0 Regangan 0.00479 0.008448 0.006506 0.006 0.00784 0.009584 E Rata-rata = E(Pa) 685976 79498658 8545 068994064 478487 868994 00074

Pengujian tarik menunjukkan adanya perbedaan tegangan yang dialami spesimen pada setiap kenaikan beban. Kenaikan ini terjadi karena regangan yang dialami juga mengalami peningkatan sampai menyebabkan patah (broke). Modulus dengan regangan dan tegangan berbanding adalah lurus. Perbedaan modulus dari kedua hasil pengujian o sekitar 006778 Pa «x 0 Pa. Sedangkan modulus elastisitas rata-rata adalah E = 804475 Pa atau E =,80 x 0 8 Pa. Dalam buku Atlas Kayu Indonesia (Martawijaya, 98) diberikan informasi tentang modulus elastisitas kayu kamfer dalam keadaan kering adalah E =6 x 0 8 Pa.. Perbedaan nilai yang cukup signifikan terjadi karena pengaruh higroskopis yang dimiliki oleh kayu dan juga mutu kayu yang berbeda (Felix Yap, 99). Selain itu, sifatsifat kayu yang lain juga sangat mempengaruhi kekuatan kayu antara lain sifat mekanik. Bila ditinjau dari sifat mekanik maka faktor yang mempengaruhi kekuatan kayu adalah pengaruh kadar lengas, pengaruh kembang susut dan pengaruh penyimpangan arah serat Perubahan kadar lengas kayu menyebabkan mengembang dan menyusutnya kayu. Selsel kayu mengandung air. Sebagian air disebut air bebas (free water) yang mengisi ruangan sel kayu dan sebagian lagi disebut air ikat (imbibet water) yang menembus dinding sel dan kemudian ditahan oleh pori-pori dinding sel. Bila kayu mengering, air bebas keluar lebih dahulu kemudian air ikat akan meninggalkan dinding sel. Pada kondisi kayu terus mengering, air bebas akan habis. Keadaan ini disebut titik jenuh serat (fiber saturation point). Saat itu kadar lengasnya berkisar antara 5 sampai 5%. Apabila kayu terus mengering hingga di bawah titik jenuh seratnya akan menyebabkan dinding sel semakin padat, akibatnya serat-seratnya menjadi kuat dan kokoh. Turunnya kadar lengas kayu mengakibatkan bertambahnya kekuatan kayu. Hal ini tidak

berpengaruh hanya pada pengujian tarik namun juga pada pengujian statis spesiemen. Kayu sangat peka terhadap terhadap kadar lengas udara di sekelilingnya. Kayu akan selalu berusaha mencapai keseimbangan dengan keadaan tersebut. Kayu akan menghisap air dari udara dan akan mengeluarkan kandungan air. Daya hisap ini dipengaruhi temperatur udara. Hal berikutnya yang mempengaruhi kekuatan kayu adalah kembang-susut. Kayu akan mengembang bila kadar lengasnya bertambah dan akan menyusut bila kadar lengasnya berkurang. Kembang susut ini dipengaruhi derajat panas dan angka rapat kayu. Pengaruh kembang susut berbeda dalam arah serat penampang kayu yaitu arah radial (menuju pusat kayu/tegak lurus arah serat), arah tangensial (searah dengan garis singgung) dan arah aksial (searah dengan arah panjang batang/sejajar arah serat). Penyusutan kayu mengakibatkan cacat kayu, misalnya sobek dan pecah-pecah. Cacat kayu ini cenderung akan mengurangi kekuatan kayu. Arah serat kayu mempengaruhi modulus kenyal juga kuat tarik. Sehingga setiap kayu memiliki perbedaan apabila diuji menurut ketiga arah tersebut. 4. Pengujian Bending Sambungan Plain Scarf Lambung kapal kayu dapat dianggap sebagai tumpuan yang diberi beban merata pada setiap lambung. Beban yang diterima seharusnya dari dalam dan luar kapal itu sendiri. Namun untuk memodelkan lambung dengan beban dari dalam dan luar memerlukan peralatan yang kompleks, maka lambung kapal dengan tipe sambungan plain scarf dibuat dengan beban terpusat di mana beban terpusat ini dimaksudkan untuk mengetahui ketahanan mnksimum lambung kapal untuk menahan beban hingga batas maksimum yaitu lambung kapal mengalami patah. Lambung kapal ini diuji dengan perbedaan panjang sambungan dan buah spesimen untuk setiap sambungan (Tabel 5). 4

Tabel 5. Hasil pengujian statis spesimen No. Ukuran Sambungan (mm) 00 50 70 4 00 Spesimen Beban Maksimum (kn) 4.80 6.05 5.48 9.5 6.07 8.78 0.5 9.86 0.55.98.4.7 Stress ( 0 4 Pa) 40.08 4.47 4.44 5.8 4.7 50.48 56.4 54. 56.94 58.8 60. 6.0 Rata-Rata Stress (0 4 Pa) 4.66 48.67 55.76 60.0 Dari pengujian statis, setelah melakukan tiga kali pengujian, beban maksimum yang mengakibatkan spesimen patah ternyata mengalami variasi. Namun rata-rata beban maksimum menunjukkan kenaikan yang cukup signifikan. Variasi beban ini terjadi juga karena pengaruh sifat-sifat kayu tadi. Pengujian spesimen tidak dilakukan pada saat yang sama, karena pemasangan spesimen pada tumpuan memerlukan waktu. Sebagai tambahan saat pengujian terdapat perbedaan suhu. Kondisi ini mungkin menjadi alasan terjadinya perbedaan pada perhitungan beban maksimum karena akan ada penambahan dan pengurangan kadar lengas begitu juga dengan timbulnya berbagai cacat kayu. Pengujian dilakukan dengan arah serat yang sama, namun kemimgkinan perbedaan besar arah serat radial akan mempengaruhi hasil kekuatan kayu. 5

Dari ketiga percobaaan maka dapat disimpulkan bahwa ukuran konstruksi plain scarfyang paling kuat pada sambungan papan kulit lambung adalah 00 mm. 4. Pengujian Fatigue Sambungan Plain Scarf Tabel 6. Hasil pengujian dinamis % Stress Maksimum 90% 80% 70% 50% 0% Stress (0 4 Pa) 54.08 48.06 4.04 0.0 8.006 Cycle Count 8777 875 5798 98777* 6987* (* spesimen tidak rusak) Bila digambarkan dalam bentuk SN diagram maka grafik harus dibuat dalam bentuk cycle dan logaritma cycle. 60 50 CJ &< 40 SN - Diagram o^ 0 'Vj 0 0 0 Gambar 9. SN-Diagram sambungan plain scraf 0 cm 500000 000000 Cycle 6

60 50 ^ex Tf 40 S w 0 ; 0 S N - Diagram " 0 ; 0 i 0000 000000000 LogN (Cycle) Gambar 0. SN-Diagram Sambungan plain scraf 0 cm dalam log N dan Tegangan The Gougeon Brothers (995) menjelaskan bahwa kayu memiliki kekuatan dinamis (kekuatan lelah) yang berbeda dibandingkan dengan material logam. Kelelahan pada kayu berada lebih tinggi daripada material logam (mild steel). Material logam memiliki kelelahan terendah sekitar 5% tegangan maksimum, sedangkan untuk kayu sekitar 60% tegangan maksimum atau hampir kali lebih besar dari material logam. Hal ini berarti kegagalan struktur material logam lebih tinggi jika dibandingkan dengan material kayu apabila diberi pembebanan secara kontinu masing-masing pada batas kelelahan terendah. Tegangan di bawah tegangan terendah mempakan fatigue limit material. Pada keadaan ini struktur tidak akan mengalami kegagalan (failure: break, wreckage) kecuali pengaruh sifat fisis material (korosi/lapuk). Untuk merancang suatu bangunan baik konstruksi rumah, gedung ataupun bangunan kapal dianjurkan untuk mengetahui besar fatigue limit agar ketahanan struktur dapat diprediksi serta upaya kegagalan dapat diantisipasi. Diagram S-N menunjukkan pada saat material dibebani berturut-turut dengan 0% dan 50% tegangan maksimum ternyata spesimen dengan hampir jutaan 7

cycle tidak mengalami perubahan atau kerusakan pada material/spesimen. Sedangkan pada 70% tegangan maksimum spesimen mengalami kegagalan. Dapat disimpulkan bahwa fatigue limit material kayu kamfer berada antara 50% s.d 70% tegangan maksimum. Nilai ini masih berada dalam batas yang dikemukakan oleh The Gougeon Brother yaitu 60%. 8