BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jalur transportasi air/laut merupakan salah satu jalur transportasi yang paling sering digunakan untuk pengiriman barang dalam skala kecil sampai dengan skala besar, yang pada umumnya barang yang dikirim merupakan barang kebutuhan industri, rumah tangga dan pemerintah. Hal tersebut mengakibatkan sarana dan prasarana ataupun fasilitas pelayanan menjadi hal yang sangat penting untuk dipenuhi oleh dermaga tempat pengiriman ataupun penerimaan barang agar barang dapat sampai tepat pada waktunya. Belawan International Container Terminal (BICT) sebagai unit usaha PT. Pelabuhan Indonesia I dengan tujuan memberikan pelayanan terbaik dalam menangani bongkar muat peti kemas eksport, import dan antar pulau. Bongkar muat peti kemas merupakan kegiatan antar moda transportasi yang mendukung kegiatan ekonomi regional. Belawan International Container Terminal (BICT) yang menangani bisnis bongkar muat peti kemas terus dituntut berbenah diri untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi pelanggan. Pelayanan terbaik bagi pelanggan dapat terwujud dengan memiliki peralatan yang baik, sistem antrian yang baik, ketersediaan tempat (cointainer yard), dan sumber daya manusia yang memiliki kompetensi serta komitmen manajemen. Belawan International Container Terminal (BICT) merupakan operator terminal peti kemas yang memberikan jasa bongkar muat peti kemas internasional dengan
kegiatan ekspor, impor dan antar pulau. Unit BICT yang menjadi pelabuhan utama berlokasi di Kotamadya Medan Provinsi Sumatera Utara. Kegiatan unit BICT secara rutin melayani kapal-kapal feeder dengan tujuan Penang, Port Klang, Singapura, dan pelabuhan lainya. Sedangkan di dermaga antar pulau melayani kapal dalam negeri dengan tujuan Tanjung Priok, Tanjung Perak serta pelabuhan lainnya. Sistem pelayanan pada Belawan International Container Terminal (BICT) adalah bersifat single channel multiphase, di mana terdapat satu antrian yang dilayanin oleh beberapa fasilitas pelayanan yang tersusun secara seri. Dengan penggunaan pola antrian yang bersifat single channel multiphase membuat antrian pelayanan kontainer. Adapun data keterlambatan (delay) aktivitas bongkar muat kapal-kapal dapat dilihat pada Tabel 1.1. No. Tabel 1.1. Lama Keterlambatan Produksi Bongkar Muat Peti Kemas Bulan April 2013 Nama Kapal Kedatangan/ Sandar Selesai Pelayanan Lama Keterlambatan (ETMAL) Bongkar Muat 1 Meratus Medan 31/3/13 1/4/13 ¼ 641 583 2 Tanto Setia 31/3/13 2/3/13 ¼ 804 833 3 Strait Mas 1/4/13 2/4/13 ¼ 638 688 4 Oriental Ruby 3/4/13 4/4/13 ¼ 433 878 5 CTP Delta 4/4/13 5/4/13 0 400 0 6 Tanto Bersatu 5/4/13 6/4/13 ¼ 770 866 7 Meratus Medan 7/4/13 9/4/13 ½ 513 713 8 Tanto Bersama 8/4/13 9/4/13 ¼ 831 718 9 Meratus Medan 1 9/4/13 11/4/13 ½ 499 325 10 Oriental Mutiara 11/4/13 12/4/13 ¼ 573 737 11 CTP Honour 11/4/13 12/4/13 0 253 0 12 Tanto Pratama 12/4/13 13/4/13 ¼ 714 816 13 Meratus Medan 3 14/4/13 16/4/13 ½ 577 574 14 Armada Permata 15/4/13 16/4/13 ¼ 305 191
No. Nama Kapal Tabel 1.1. (Lanjutan) Kedatangan/ Sandar Selesai Pelayanan Lama Keterlambatan (Hari) Bongkar Muat 15 Tanto Setia 16/4/13 17/4/13 ¼ 896 608 16 Selat Mas 17/4/13 19/4/13 ½ 842 939 17 Oriental Ruby 18/4/13 19/4/13 ¼ 775 829 18 CTP Java 19/4/13 19/4/13 0 319 0 19 Tanto Bersatu 20/4/13 21/4/13 ¼ 822 623 20 Meratus Medan 2 21/4/13 23/4/13 ½ 720 556 21 Strait Mas 23/4/13 25/4/13 ½ 657 671 22 Oriental Mutiara 24/4/13 25/4/13 ¼ 846 678 23 Meratus Medan 1 26/4/13 28/4/13 ½ 405 311 24 CTP Honour 27/4/13 28/4/13 ¼ 388 179 25 Meratus Medan 3 28/4/13 29/4/13 ¼ 751 678 26 Tanto Pratama 39/4/13 30/4/13 ¼ 780 385 Sumber : BICT Pelindo I Cabang Belawan Tabel 1.1 memperlihatkan adanya keterlambatan bongkar muat peti kemas bulan April 2013. Keterlambatan yang terjadi akan meyebabkan cost yang tinggi karena biaya sandar di tetapkan berdasarkan: GRT x ETMAL x Tarif Tetap x Tarif Variabel... (1.1) Keterangan: GRT ETMAL Tarif Tetap Tarif Variabel = Gross Tons = Waktu Sandar per 24 Jam = Biaya sandar Tetap = Biaya sandar Variabel ETMAL adalah istilah untuk lamanya kapal sandar di dermaga, diberlakukan per 6 jam (1/4 ETMAL). Jika kapal sandar selama 7 jam, dihitung ½ ETMAL, dan seterusnya.
Hal tersebut terjadi akibat waktu kedatangan kapal yang membawa kontainer lebih cepat dibandingkan waktu pelayanan dari setiap stasiun palayanan. Selain itu juga, kriteria antrian pada BICT pada umumnya sesuai dengan skala prioritas ataupun bobot container. Bobot container yang paling berat akan dimuat terlebih dahulu sehingga sewaktu melakukan pembongkaran maka container yang paling berat akan keluar belakangan. Terjadinya keterlambatan yang disebabkan minimnya fasilitas pelayanan yang disediakan akan dapat menimbulkan kerugian bagi pihak jasa pengiriman barang yang berupa claim dari konsumen serta menimbulkan biaya yang tinggi karena kapal lebih lama menyandar di dermaga. Amelia (2011). menyatakan bahwa optimalisasi pelayanan kontainer pada terminal 1 PT. Jakarta International Cointainer Terminal dapat menurunkan waktu ratarata tunggu kontainer dalam antrian dari 10 menit menjadi 8 menit, dengan cara disiplin pelayanan penerimaan kointainer pada slots cointainer yard. Rudi, dkk (2010), menyatakan bahwa simulasi sistem penanganan peti kemas yang dilakukan di cointainer yard pelabuhan Tanjung Perak Surabaya dengan pelayanan yang optimal dapat menampung sampai 2.838 ground slots, atau 30% diatas daya tampung saat ini. 1.2. Perumusan Masalah Salah satu pokok permasalahan yang dicermati berkaitan dengan pelabuhan peti kemas Belawan International Container Terminal (BICT) yang menjadi fokus studi ini adalah lamanya pelayanan kointainer. Hal tersebut sering terjadi karena pelayanan yang dilakukan tidak disiplin, terutama pada craine yang digunakan untuk menyusun
kointainer yang diturunkan dari kapal juga melayani kointainer yang sudah disusun untuk dikirim ke konsumen. Proses ini sering menyebabkan waktu tunggu pelayanan kointainer untuk disusun. 1.3. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian adalah: 1. Mengoptimalisasikan BICT (Belawan International Container Terminal) untuk menurunkan waktu sandar di dermaga. 2. Merancang fasilitas pelayanan yang optimal dengan mensimulasikan antrian pelayanan bongkar muat peti kemas sehingga jumlah antrian dapat diminimumkan ataupun dihilangkan. 1.4. Batasan dan Asumsi Penelitian Batasan dalam penelitian ini adalah: 1. Penelitian dilakukan hanya di bagian Terminal Domestik (Antar Pulau) pada Belawan International Container Terminal (BICT). 2. Rancangan yang diusulkan adalah sebuah rancangan konseptual. Sedangkan asumsi yang digunakan antara lain: 1. Operator dan fasilitas pelayanan unit-unit di Terminal Belawan dalam keadaan normal. 2. Kondisi lingkungan dalam keadaan baik. 3. Disiplin antrian yang digunakan adalah first in-first out.
1.5. Manfaat Penelitian Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, maka hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan kajian penelitian pada sistem antrian peti kemas dan memberikan sumbangan pemikiran khususnya bagi pengambil keputusan. 2. Bagi peneliti adalah penerapan ilmu pengetahuan (knowledge applied) terutama riset operasi dan metode ilmiah dalam mengatasi permasalahan. 3. Bagi perguruan tinggi dapat bermanfaat sebagai pengembangan ilmu pengetahuan yang relevan dengan kebutuhan dunia industri.