Pengenalan Terhadap Perkumpulan Akses Keuangan Indonesia (PAKINDO) Jakarta, 5 Oktober 2016

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Penyaluran Kredit Perbankan Tahun (Rp Miliar).

Inklusi Keuangan dan (TPAKD) Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah. UIN Syarif Hidayatullah, Juli 2017

PERSEROAN TERBATAS (PT) - LEMBAGA KEUANGAN MIKRO (LKM) SOLUSI PELESTARIAN DANA BERGULIR PNPM-MD

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia PEMBIAYAAN UMKM DALAM PAKET KEBIJAKAN EKONOMI SEPTEMBER 2015

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

LAPORAN KETUA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN INDONESIA FINTECH FESTIVAL & CONFERENCE

TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN DALAM RANGKA MENINGKATKAN INKLUSI KEUANGAN DI SEKTOR JASA KEUANGAN

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.07/2016

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mendapatkan referensi yang sesuai dengan penelitian yang ingin dilakukan.

KEBIJAKAN OTORITAS JASA KEUANGAN STIMULUS PERTUMBUHAN EKONOMI NASIONAL DAN PENINGKATAN SUPPLY VALUTA ASING DI SEKTOR JASA KEUANGAN 7 OKTOBER 2015

BAB IV SEJARAH UMUM PERUSAHAAN. 4.1 Profil, Sejarah dan Perkembangan PT. Bank Perkreditan Rakyat Mitra

BANGKITNYA INDONESIA. Prioritas Kebijakan untuk Tahun 2010 dan Selanjutnya

Mengenal OJK & Lembaga Keuangan Mikro

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB II OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK) REGIONAL 5 SUMATERA BAGIAN UTARA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Untuk mewujudkan perbankan Indonesia yang lebih

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

BAB II DESKRIPSI PT BANK INDEX SELINDO

BAB II PERUSAHAAN GO PUBLIC DI INDONESIA. menjadikan perusahaannya sebagai salah satu perusahaan go public akan

Pelaksanaan Fungsi Bank Indonesia Sebagai Lender Of The Last Resort Dalam Stabilitas Sistem Keuangan Oleh: Muhammad Yusuf Sihite *

INFORMASI LAPORAN RENCANA DAN REALISASI KEGIATAN DALAM RANGKA MENINGKATKAN LITERASI DAN INKLUSI KEUANGAN

PEMBIAYAAN UMKM DALAM PAKET KEBIJAKAN EKONOMI SEPTEMBER 2015

Dr. Harry Azhar Azis, MA. WAKIL KETUA KOMISI XI DPR RI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA,

PPN/Bappenas: KNKS Untuk Percepatan Pengembangan Ekonomi dan Keuangan Syariah di Indonesia Kamis, 27 Juli 2017

ADHI PUTRA ALFIAN DIREKTUR PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN UKM BATAM, 18 JUNI 2014

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 86 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK BARAT,

TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN DALAM RANGKA MENINGKATKAN LITERASI KEUANGAN DI SEKTOR JASA KEUANGAN

REVITALISASI KOPERASI DI TENGAH MEA. Bowo Sidik Pangarso, SE Anggota DPR/MPR RI A-272

BAB I PENDAHULUAN. Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) dapat dipandang sebagai tulang punggung

DAMPAK UNDANG-UNDANG OTORITAS JASA KEUANGAN, LEMBAGA KEUANGAN MIKRO, DAN PERKOPERASIAN TERHADAP SEKTOR KEUANGAN ARDITO BHINADI

Evolusi Kerangka Kebijakan Financial Inclusion. BANK INDONESIA November 2013

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/ 258 /KPTS/013/2013

- 3 - PASAL DEMI PASAL. Pasal 1 Cukup jelas.

Sosialisasi. Strategi Perlindungan Konsumen Keuangan (SPKK) Disampaikan kepada

BAB I PENDAHULUAN. merupakan mata rantai yang penting dalam melakukan bisnis karena. melaksanakan fungsi produksi, oleh karena itu agar

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. tahan yang kuat dalam kondisi krisis. Dengan keunggulan yang dimiliki oleh

BAB I PENDAHULUAN. Sektor perekonomian adalah salah satu sektor yang menjadi fokus

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 14 TAHUN 2009 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 14 TAHUN 2009 TENTANG

JENIS DAN BESARAN PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN JENIS PUNGUTAN SATUAN BESARAN

PENJELASAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Pembentukan Organisasi Dinas Daerah Kabupaten Bandung, Dinas Koperasi

PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PEMBERDAYAAN, PENGEMBANGAN DAN PERLINDUNGAN KOPERASI DAN USAHA KECIL

BAB I PENDAHULUAN. uang giral serta sistem organisasinya. Lembaga keuangan dibagi menjadi lembaga

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada era globalisasi ini perusahaan-perusahaan berlomba-lomba untuk memenangkan

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 1 / 9 /PBI/1999 TENTANG PEMANTAUAN KEGIATAN LALU LINTAS DEVISA BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN NON BANK

KEYNOTE SPEECH KEPALA EKSEKUTIF PENGAWAS IKNB OTORITAS JASA KEUANGAN

PERLINDUNGAN dan PEMBERDAYAAN NASABAH BANK DALAM ARSITEKTUR PERBANKAN INDONESIA 1

BAB VI ARSITEKTUR PERBANKAN INDONESIA (API)

Pidato Sambutan Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan pada Seminar IFSB bertema Meningkatkan Keuangan Inklusif melalui Keuangan Islami

PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN NOMOR 3 TAHUN TENTANG PEMBENTUKAN PERSEROAN TERBATAS PENJAMINAN KREDIT DAERAH BANTEN

I. PENDAHULUAN. bentuk investasi kredit kepada masyarakat yang membutuhkan dana. Dengan

SAMBUTAN KETUA DEWAN KOMISIONER OJK PADA PENANDATANGANAN MOU ANTARA KEMENAKER, BI, OJK DAN BNP2TKI Jakarta, 16 Februari 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Kebijakan dan Strategi Nasional untuk Pengembangan Keuangan Mikro

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 14/ 22 /PBI/2012 TENTANG

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN NOMOR 1 TAHUN 2006 TENTANG

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 64, Tambahan

Sambutan KETUA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN PADA Peresmian Kantor OJK Palangkaraya Palangkaraya, 25 Mei 2015

1. BAB I PENDAHULUAN

Highlights May Memahami penggunaan layanan keuangan masyarakat di Indonesia 1,250 20,000. kabupaten. provinsi di wilayah timur Indonesia

PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 13/POJK.05/2014 TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA LEMBAGA KEUANGAN MIKRO

Undang-Undang tentang LKM tersebut mengamanatkan beberapa materi pengaturan teknis lebih lanjut terkait kegiatan usaha LKM, tata cara memperol

Dampak Positif UMKM Perempuan Kurangi Angka Kemiskinan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sektor perbankan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi, industri perbankan

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Indonesia. memiliki tempat tersendiri dalam perkembangan ekonomi Indonesia.

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38/PERMEN-KP/2013 TENTANG KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENYULUHAN PERIKANAN

BAB V P E N U T U P. 1. Terbentuknya Otoritas Jasa keuangan (OJK) sebagaimana Undang- Undang Republik Indonesia No. 21 tahun 2011 tentang OJK:

Memperkuat Stabilitas Sistem Keuangan di Tengah Dinamika Tantangan Global dan Domestik

Strategi Pengembangan UMKM dengan Mengatasi Permasalahan UMKM Dalam Mendapatkan Kredit Usaha

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. keuangan yang bermanfaat bagi berbagai lapisan masyarakat.sekitar tahun

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR DINAS KOPERASI DAN USAHA MIKRO

Mengenal Otoritas Jasa Keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini industri perbankan pasca krisis multidimensi yang melanda

BAB I PENDAHULUAN. sektor riil yang sangat penting keberadaannya adalah Usaha Mikro Kecil dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

WELCOME ADDRESS. Dr. Firdaus Djaelani. Anggota Dewan Komisioner dan Kepala Eksekutif Pengawas Industri Keuangan Non Bank Otoritas Jasa Keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Usaha Menengah sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini. (KSP), UMKM mampu menyerap 99,9 persen tenaga kerja di Indonesia.

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

- 1 - BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 55 TAHUN 2016

Informasi dalam buku ini bersumber dari National Strategy for Financial Inclusion Fostering Economic Growth and Accelerating Poverty Reduction

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan syariah telah berkembang begitu pesat di Indonesia dengan

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi global sangat mempengaruhi kinerja perusahaan-perusahaan di

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 42 TAHUN 2010 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. (UMKM) dalam pertumbuhan perekonomian suatu negara sangat penting. Ketika

I. PENDAHULUAN. Reksa Dana, yang merupakan salah satu instrumen alternatif berinvestasi di pasar

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan dengan sebaik-baiknya dari perencanaan jumlah kredit, pengorganisasian,

WALIKOTA TASIKMALAYA,

Manajemen Kinerja Sosial

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Transkripsi:

Pengenalan Terhadap Perkumpulan Akses Keuangan Indonesia (PAKINDO) Jakarta, 5 Oktober 2016

Akses Keuangan di Indonesia Akses Keuangan adalah kemampuan individu atau perusahaan untuk mendapatkan jasa keuangan seperti pinjaman, deposito, pembayaran, asuransi, dan jasa manajemen resiko lainnya. Akses Keuangan di Indonesia tergolong rendah jika dibandingkan dengan negaranegara lain di Asia. Industri keuangan mikro di Indonesia memiliki peran yang semakin penting dalam meningkatkan inklusi keuangan bagi penduduk berpenghasilan rendah. Index Inklusi Keuangan Negara (% Orang Dewasa yang memiliki Rekening di Lembaga Keuangan) Indonesia 36% Malaysia 81% Cina 79% India 53% Asia Timur & Pacific 69% Sumber: World Bank 2014

Akses Keuangan di Indonesia Terdapat ribuan pelaku keuangan mikro namun banyak yang berukuran kecil, tidak resmi, dan tidak mengikuti praktek pembiayaan yang bertanggung jawab. Dalam beberapa tahun terakhir, keuangan mikro mengalami pertumbuhan pesat karena meningkatnya jumlah pelaku keuangan mikro dari pihak swasta maupun pemerintah. Pertumbuhan pesat kredit mikro di Indonesia meningkatkan kemungkinan terjadinya pinjaman berlebih, terutama di daerah yang memiliki banyak tumpang tindih (co: Jawa Barat). Kasus serupa yang terjadi di India, Mexico, Bosnia dan Nicaragua telah memicu terjadinya kegagalan pembayaran dan krisis keuangan. DIPERLUKAN ASOSIASI YANG AKTIF DAN KOMPREHENSIF

Mengapa Asosiasi? Indonesia tidak memiliki asosiasi Akses Keuangan yang aktif, yang didirikan oleh para praktisi seperti di negara-negara lain dengan sektor keuangan mikro. Asosiasi dapat memenuhi tingginya kebutuhan untuk mewakili, memperkuat, dan mengkoordinasikan sektor keuangan mikro dengan lebih baik, agar tercipta dampak yang positif dan berkelanjutan. Untuk memastikan sebanyak mungkin lembaga keuangan mikro yang menerapkan prinsip-prinsip keuangan yang bertanggung jawab, sehingga memberikan nilai lebih bagi nasabah dengan cara yang layak dan berkelanjutan.

Latar Belakang PAKINDO Perkumpulan Akses Keuangan Indonesia (PAKINDO) pada awalnya dimulai dengan "Indonesian Microfinance Forum, pada tanggal 8 April 2015. Resmi didirikan berdasarkan Akta Notaris No. 41 tanggal 18 Agustus 2016. Didirikan oleh praktisi (founder dan CEO) lembaga keuangan mikro utama di Indonesia.

Visi dan Misi PAKINDO Visi Menjadi asosiasi keuangan mikro lintas badan hukum yang terkemuka di Indonesia di dalam mendukung penerapan prinsipprinsip keuangan yang bertanggung jawab dan berkelanjutan. Misi Membangun kapasitas lembaga keuangan mikro Indonesia melalui penerapan praktek-praktek keuangan yang bertanggung jawab dan berkelanjutan.

Tujuan Utama 1. Menjadi forum bagi lembaga keuangan seperti bank umum, bank perkreditan rakyat, koperasi simpan pinjam, modal ventura, perusahaan pembiayaan dan badan hukum lainnya untuk memajukan akses keuangan dan keuangan yang bertanggung jawab di Indonesia. 2. Merepresentasikan kepada pemangku kepentingan yakni Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Bank Indonesia (BI), dan Instansi Pemerintah lainnya, khususnya Kementerian Koperasi dan UKM, dalam rangka menciptakan kebijakan yang kondusif dan memberikan manfaat bagi lembaga keuangan mikro serta kemajuan inklusi keuangan.

Tujuan Utama 3. Mempromosikan standar umum dan pengaturan diri sendiri diantara anggota Perkumpulan dalam hal pedoman perilaku, keterbukaan, pengelolaan risiko, perlindungan konsumen dan keuangan yang bertanggung jawab. 4. Memperkuat kapasitas anggota Perkumpulan dalam menerapkan standar umum melalui kegiatan penelitian, konsultansi dan pelatihan, kerjasama, koordinasi dan pertukaran pengalaman, keahlian serta sumber daya. 5. Membangun hubungan antara anggota Perkumpulan dengan lembaga pendanaan, lembaga pemeringkat, lembaga asuransi mikro, lembaga pelatihan dan jasa konsultan, lembaga riset dan lembaga terkait lainnya.

Siapa Yang Dapat Menjadi Anggota? Penyedia Akses Keuangan yang beroperasi di Indonesia: bank umum, bank perkreditan rakyat, koperasi simpan pinjam, perusahaan modal ventura, lembaga keuangan mikro, perusahaan pembiayaan, atau lembaga keuangan lainnya dalam perijinan dan pengawasan pemerintah Indonesia (OJK, BI, Menkop). Harus memiliki komponen pemberian pinjaman modal kerja produktif bagi usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) dalam kegiatan inti bisnisnya di Indonesia.

Pendiri

Struktur Organisasi Badan Pengawas Manajemen Pengurus Latif Efendy (Ketua) Slamet Riyadi (Ketua) Shafiq Dhanani (Anggota) Franky Suhenda (Sekretaris) Christian Banno (Bendahara)

Fokus Aktivitas 2016 Membentuk Asosiasi Kajian Pinjaman Berlebih Merancang Pedoman Perilaku Forum Diskusi: Akses Keuangan Bertanggung Jawab di Indonesia

Tujuan Utama 2016-2017 Meratifikasi Pedoman Perilaku dan Penerapannya oleh Anggota Memastikan Transparansi Data (MIX Market, berbagi data dengan PAKINDO) Memilih Kredit Biro yang akan digunakan oleh PAKINDO Mengadakan Diskusi dengan Regulator dan Pemerintah

TERIMA KASIH www.pakindo.org