BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

dokumen-dokumen yang mirip
GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. keuangan yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap laporan keuangan.

A. KOMPONEN AKTIVA PRODUKTIF

BAB II KAJIAN TEORI DAN PERUMUSAN PERTANYAAN PENELITIAN

SURAT KEPUTUSAN DIREKSI BANK INDONESIA TENTANG KUALITAS AKTIVA PRODUKTIF DIREKSI BANK INDONESIA,

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian mengenai pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non. membutuhkan kajian teori sebagai berikut:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagai banknote. Kata bank berasal dari bahasa Italia banca berarti. meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam. terutama guna membiayai investasi perusahaan.

TINJAUAN PUSTAKA Bank

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 4/ 11 /PBI/2002 TENTANG PERLAKUAN KHUSUS TERHADAP KREDIT BANK UMUM PASCATRAGEDI BALI GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ayat 2 dijelaskan bahwa, bank adalah badan usaha yang menghimpun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tidak terlepas dari kaitannya dengan uang. Sebab untuk menjalankan

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu data yang telah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 5/ 7 /PBI/2003 TENTANG GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 1/ 7 /PBI/1999 TENTANG SISTEM INFORMASI DEBITUR GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Krisis global yang terjadi pada saat sekarang ini telah menyebabkan

sampai dengan 30 September 2012 adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. Bank adalah suatu badan usaha yang tugas utamanya sebagai lembaga

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 5/ 9 /PBI/2003 TENTANG PENYISIHAN PENGHAPUSAN AKTIVA PRODUKTIF BAGI BANK SYARIAH GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN. sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang nomor 10 tahun 1998 bahwa yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Krisis moneter pada tahun 1998 yang terjadi di indonesia memberikan

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Peran Bank

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiata usahanya. Banyak

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. mempercepat penyaluran dana-dana dari Surplus Spending Unit (SSU) ke

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bank lainnya. Menurut Manurung dan Manurung (2009: 7) mendefinisikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Istilah bank berasal dari bahasa Italia, yaitu banco yang artinya meja atau

BAB II Kajian Pustaka. mampu diserap dari masyarakat dan disalurkan kembali kepada masyarakat yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pembiayaan atau pembayaran baik dalam menghimpun dana maupun lembaga. yang melancarkan arus uang dari masyarakat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian tentang analisis pengaruh Dana Pihak Ketiga, CAR, ROA, dan

TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Bank

BAB II KAJIAN TEORI. A. Deskripsi Teori. 1. Bank. a. Pengertian Bank

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan. sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dianggap sebagai penggerak perekonomian dalam suatu negara. Menurut Undang-

II. LANDASAN TEORI. Berdasarkan Undang Undang RI No 10 tahun 1998 tentang perbankan, jenisjenis

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PADA KOPERASI LAUT SEJAHTERA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN PELABUHAN PERIKANAN PANTAI TEGAL SARI KOTA TEGAL

BAB I PENDAHULUAN. baik secara langsung maupun tidak langsung. Banyaknya sektor yang tergantung

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu alternatif pilihan sumber dana jangka panjang bagi

BAB I PENDAHULUAN. dengan perusahaan yang menjual produk yang berbentuk jasa. Perbankan. dana, disamping menyediakan jasa-jasa keuangan lainnya.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. uang. Secara umum pengertian bank adalah sebuah lembaga intermediasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitianyang dilakukan oleh Lutfiatun Nukhus pada tahun 2010, Penelitian

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 8/19/PBI/2006 TENTANG KUALITAS AKTIVA PRODUKTIF DAN PEMBENTUKAN PENYISIHAN PENGHAPUSAN AKTIVA PRODUKTIF

PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN FINANSIAL BANK DENGAN MENGGUNAKAN RASIO CAMEL PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK PERIODE TAHUN

ANALISIS PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Sejak krisis moneter pertengahan tahun 1997 perbankan nasional

KATA PENGANTAR. Jakarta, April 2005 BANK INDONESIA Direktorat Perizinan dan Informasi Perbankan

KATA PENGANTAR. Jakarta, Agustus 2005 BANK INDONESIA Direktorat Perizinan dan Informasi Perbankan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagai financial intermediary atau perantara keuangan dari dua pihak, yakni

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. banknote. Kata bank berasal dari bahasa Italia banca berarti tempat

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KATA PENGANTAR. Jakarta, Oktober 2005 BANK INDONESIA Direktorat Perizinan dan Informasi Perbankan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keadaan bank pada masa sekarang memegang peranan penting, karena

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi tidak dapat dilepaskan dari sektor perbankan. Dunia

BAB II KERANGKA TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA. menekankan pada komponen atau suatu elemen (Jogiyanto 2005: 1).

Menurut Undang-undang Nomor 14 Tahun 1967 tentang Pokok-Pokok Perbankan, yang dimaksud lembaga keuangan adalah semua badan yang rnelalui

BAB II LANDASAN TEORI. Pengertian Bank menurut Undang-undang Negara Republik Indonesia Nomor 10

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian terdahulu yang dijadikan acuan adalah milik Hetty Puspita

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bentuk tabungan dan fasilitas lainnya serta menyalurkannya dalam bentuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

CAKUPAN DATA. AKSES DATA Data Antar Bank Aktiva dapat di akses dalam website BI :

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Undang-Undang RI nomor 10 tahun 1998 tanggal 10

BAB I PENDAHULUAN. perantara keuangan antara pihak yang memiliki dana dan pihak yang

SURAT KEPUTUSAN DIREKSI BANK INDONESIA TENTANG BATAS MAKSIMUM PEMBERIAN KREDIT BANK UMUM DIREKSI BANK INDONESIA,

BAB II KAJIAN PUSTAKA

STIE DEWANTARA Manajemen Bank

BAB II LANDASAN TEORI. sebagai lembaga keuangan yang kegiatan nya tidak terlepas dari transaksi

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Suatu himpunan bagian atau unsur yang saling berhubungan secara teratur dan

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN PERBANKAN BERDASARKAN METODE CAMELS

JENIS, PERIZINAN, PENDIRIAN DAN KEPEMILIKAN

BAB I PENDAHULUAN. perantara keuangan (financial intermediaries), yang menyalurkan dana dari pihak

[JURNAL ECOBISMA] Vol. 1 No. 2 Juni 2014 ANALISIS LIKUIDITAS BANK MANDIRI TAHUN Oleh

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Masih banyak perbankan yang tidak melakukan Peraturan Bank Indonesia (PBI)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) Aktiva bank terdiri dari aktiva produktif (earning assets) dan aktiva

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu ukuran untuk melihat kinerja keuangan perbankan adalah melalui

BAB I PENDAHULUAN. adequacy ratio), batas maksimum pemberian kredit (legal lending limit), kualitas aktiva

Sistem Informasi Debitur. Peraturan Bank Indonesia No. 7/8/PBI/ Januari 2005 MDC

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

NERACA PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN PER 31 MARET 2007 (Dalam Jutaan Rupiah)

Vegitya Ramadhani Putri, SH, S.Ant, MA, LLM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. negara Indonesia memiliki peranan cukup penting. Hal ini dikarenakan sektor

Transkripsi:

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Tinjauan Umum Tentang Bank 2.1.1.1 Pengertian Bank Bank didefinisikan oleh Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan atas UU Nomor 7 Tahun 1992 tentang Bank yaitu badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Berikut ini beberapa definisi bank dikemukakan dari berbagai sumber lain: a. Bank adalah suatu badan usaha yang tugas utamanya sebagai perantara keuangan, yang menyalurkan dana dari pihak yang berkelebihan dana pihak yang membutuhkan dana atau kekurangan dana pada waktu yang ditentukan (Lukman,2005:25). b. Bank adalah badan yang usaha utamanya menciptakan kredit (Suyatno, 1996 : 1). 10

11 c. Bank adalah suatu jenis lembaga keuangan yang melaksanakan berbagai macam jasa, seperti memberikan pinjaman, mengedarkan uang, pengawasan terhadap mata uang, bertindak sebagai tempat penyimpanan benda-benda berharga, membiayai perusahaanperusahaan, dan lain-lain.(a. Abdurrachman, Ensiklopedia Ekonomi Keuangan dan Perdagangan). 2.1.1.2 Fungsi Bank Fungsi Utama Bank adalah menghimpun dana dan menyalurkan dananya kembali kepada masyarakat dengan berbagai tujuan sebagai perantara di bidang keuangan. Menurut Lukman Dendawijaya dalam buku Manajemen Perbankan, secara lebih spesifik bank dapat berfungsi sebagai berikut : a. Agent of trust (Lembaga yang landasannya adalah kepercayaan) Dasar utama kegiatan perbankan adalah kepercayan (trust), baik dalam menghimpun dana maupun menyalurkan dana. Masyarakat mau menitipkan dananya dibank dilandasi dengan kepercayaan. Masyarakat percaya uangnya tidak akan disalahgunakan oleh pihak bank dan pada saat telah dijanjikan simpanan tersebut dapat ditarik kembali dari bank. Begitupun pihak bank mau

12 menyalurkan dananya padan masyarakat dilandasi dengan kepercayaan. Pihak bank percaya bahwa debitur (masyarakat) tidak akan menyalahgunakan pinjamannya, dan mengembalikan pinjaman beserta kewajiban lainnya pada saat jatuh tempo. b. Agent of development (Lembaga yang memobilisasi dana untuk pembangunan ekonomi) Kegiatan perekonomian masyarakat di sektor moneter dan sektor riil yang saling mempengaruhi.sektor riil tidak dapat berkinerja dengan baik apabila sektor moneter tidak bekerja dengan baik.kegiatan bank menhimpun dan menyalurkan dananya, memungkinkan masyarakat melakukan investasi dan kegiatan konsumsi barang dan jasa. Kegiatatan investasi dan konsumsi ini tidak lain adalah kegiatan pembangunan perekonomian suatu masyarakat. c. Agent of services (Lembaga yang member pelayanan jasa) Disamping menghimpun dan menyalurkan dana, bank juga memberikan penawaran jasa perbankan lain kepada masyarakat. Jasa yang ditawarkan berkaitan erat dengan kegiatan perekonomian masyarakat secara umum. Jasa ini antara lain dapat

13 berupa pengiriman uang, penitipan barang berharga, pemberi jaminan dan lain-lain. Ketiga fungsi bank tersebut diharapkan dapat memberikan gambaran lengkap mengenai fungsi bank dalam perekonomian. 2.1.1.3 Jenis Bank Menurut UU No.7 Tahun 1992 tentang perbankan sebagaimana telah diubah dengan UU No.10 Tahun 1998 tentang perbankan, jenis bank meliputi: 1. Bank Umum Bank Umum menurut UU No.10 Tahun 1998 yaitu bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan/atau berdasarkan Prinsip Syariah yag dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Kegiatan-kegiatan usaha yang dapat dilakukan oleh Bank Umum yaitu: a. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa deposito berjangka, tabungan, dana atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu. b. Menerbitkan surat pengakuan utang. c. Menerima pembayaran atas tagihan surat berharga dan melakukan perhitungan dengan atau antar pihak ketiga.

14 2. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Bank Perkreditan Rakyat menurut UU No.10 Tahun 1998, yaitu adalah sebagai bank yang melaksanakan kegiatan usaha konvensional dan atau berdasarkan Prinsip Syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa lalu lintas pembayaran. Tugas dari Badan Perkreditan Rakyat meliputi: a. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa deposito berjangka, tabungan, dana atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu. b. Memberikan kredit kepada pengusaha kecil dan rumah tangga. c. Menyediakan pembiayaan bagi nasabah berdasarkan prinsip bagi hasil sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah. 2.1.2 Tingkat Kesehatan Bank 2.1.2.1 Pengertian Peraturan Bank Indonesia No. 6/10/PBI/2004 tanggal 12 April 2004 tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan bank Umum menjelaskan bahwa bank wajib melakukan penilaian tingkat kesehatan bank secara triwulan. Peraturan tersebut menjelaskan bahwa tingkat kesehatan bank merupakanhasil

15 penilaian kualitatif atas berbagai aspek yang berpengaruh terhadap kondisi atau kinerja suatu bank melalui penilaian faktor permodalan, kualitas asset, manajemen, rentabilitas,likuiditas, dan sensitivitas terhadap risiko pasar. 2.1.2.2 KriteriaTingkat Kesehatan Bank Tingkat kesehatan pada dasarnya dinilai dengan pendekatan kuantitatif atas berbagai aspek yang berpengaruh terhadap kondisi dan perkembangan suatu bank.pendekatan kuantitatif tersebut dapat dilakukan dengan mengadakan penilaian terhadap faktor CAMELS yaitu permodalan, kualitas aktiva produktif, rentabilitas, likuiditas dan sensitivas terhadap resiko pasar.berdasarkan nilai CAMELS, ditetapkan empat kriteria tingkat kesehatan Bank Umum sebagai berikut : Tabel 2.1 Kriteria Tingkat Kesehatan Bank Nilai 81 100 66 < 81 51 < 66 0 < 51 Predikat Sehat Cukup Sehat Kurang Sehat Tidak Sehat Sumber : SK DIR BI No. 30/12/KEP/DIR

16 2.1.2.3 Metode CAMELS Menurut Bank Indonesia, penilaian tingkat kesehatan suatu bank dapat diukur berdasarkan faktor CAMELS yakni Capital, Assets Liability, Manajemen, Earning Asset, Likuidity dan Sensitivity. Metode CAMELS berisikan langkah-langkah yang dimulai dengan menghitung besarnya masing-masing rasio pada komponen-komponen sebagai berikut : a. Capital Faktor Capital atau permodalan yaitu sampai dimana bank memenuhi penilaian permodalan bank, kecukupan penyediaan modal terhadap Aktiva Tertimbang Menurut Rasio (ATMR).Dengan modal sendiri yang cukup, bank dapat memanfaatkan sebagian dari padanya untuk membiayai kebutuhan atas prasarana dan sarana operasi yang memadai. Bobot yang diberikan untuk penilaian ini adalah sebesar 25% dari keseluruhan penilaian faktor CAMELS. b. Asset Quality Faktor yang dinilai adalah Kualitas Aktiva Produktif yakni sampai sejauhmana bank memelihara kualitas aktivanya seproduktif mungkin sehingga menjamin hasil yang mendukung rentabilitas.

17 Bobot yang diberikan untuk penilaian ini adalah sebesar 30% dari keseluruhan penilaian faktor CAMELS. c. Manajemen Penilaian didasarkan kepada manajemen dibagi dalam 5 (lima) kelompok yaitu manajemen permodalan, manajemen aktiva, manajemen rentabilitas, manajemen likuiditas, dan manajemen umum. Manajemen bank dinilai atas dasar 250 pertanyaan yang diajukan. Bobot yang diberikan untuk penilaian ini adalah sebesar 25% dari keseluruhan penilaian faktor CAMELS. d. Earning Penilaian ini didasarkan kepada rentabilitas suatu bank yaitu dengan melihat kemampuan suatu Bank dalam menciptakan atau menghasilkan keuntungan. Bobot yang diberikan untuk penilaian ini adalah sebesar 10% dari keseluruhan penilaian faktor CAMELS. e. Likuidity Penilaian ini didasarkan untuk mengetahui kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban segeranya.bobot yang diberikan

18 untuk penilaian ini adalah sebesar 10% dari keseluruhan penilaian faktor CAMELS. f. Sensitivity Kemampuan bank dalam menghadapi risiko pasar, diukur dari manajemennya yaitu kecukupan penerapan Sistem Manajemen Risiko Pasar (Market Risk). 2.1.3 Kualitas Aktiva Produktif 2.1.3.1 Pengertian Aktiva Produktif sebagaimana dimaksud dalam Surat Keputusan Bank Indonesia No. 31/147/KEP/DIR/ Tanggal 12 November 1998 adalah penanaman dana, baik dalam rupiah maupun valuta asing dalam bentuk kredit, surat berharga, penempatan antar bank, penyertaan, termasuk komitmen dan kontijensi pada transaksi rekening administratif. Adapun komponen dari aktiva produktif terdiri dari : 1. Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yangdapat dipersamakan dengan itu, berdasarkanpersetujuan atau kesepakatan pinjam meminjamantara Bank dengan pihak lain yang

19 mewajibkanpihak peminjam untuk melunasi utangnya setelahjangka waktu tertentu dengan pemberian bunga,termasuk ; a. pembelian surat berharga nasabah yangdilengkapi dengan Note PurchaseAgreement ( NPA) ; b. pengambilalihan tagihan dalam rangkakegiatan anjak piutang ; 2. Surat Berharga adalah penanaman dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia (SBI), Surat Berharga Pasar Uang (SBPU), dan sahamsaham serta obligasi yang diperdagangkan di pasar modal. 3. Penempatan adalah penempatan dana bank pada bank lain dalam bentuk tabungan, deposito berjangka, sertifikat deposito, kredit yang diberikan dan penanaman dana lainnya yang sejenis baik dalam negeri maupun luar negeri. 4. Penyertaan adalah penanaman dana bank dalam bentuk saham pada perusahaan yang bergerak di bidang keuangan yang tidak melalui pasar modal, serta dalam bentuk penyertaan modal sementara pada peruusahaan debitur untuk mengatasi akibat kegagalan kredit. 5. Transaksi Rekening Administratif adalah komitmen dan kontijensi yang terdiri dari warkat penerbitan jaminan, akseptasi/endosemen, Irrevocable Letter Of Credit yang masih berjalan, akseptasi impor atas dasar L/C berjangka, penjualan surat berharga dengan syarat repurchase agreement (repo), standby L/C, dan garansi lainnya, serta transaksi deviratif yang mempunyai resiko kredit.

20 Aktiva produktif yang dimiliki bank memiliki lima golongan yaitu lancar, perhatian khusus, kurang lancar, diragukan dan macet sesuai dengan kolektibilitasnya. Menurut sigit Triandaru dan Totok Budisantoso dalam buku Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, kolektibilitas merupakan keadaan pembayaran kembali pokok dan bunga kredit nasabah serta tingkat kemungkinan diterimanya kembali dana yang ditanamkan dalam surat berharga atau penanaman lainnya. Berikut Kolekbilitas berdasarkan kemampuan membayarnya : Tabel 2.2 Kriteria Kolektibilitas berdasarkan Kemampuan Membayar Kriteria Kemampuan Membayar Lancar Pembayaran tepat pada waktunya, perkembangan rekening baik dan tak ada tunggakan serta sesuai syarat kredit. Perhatian Khusus Tunggakan pokok atau bunga sampai 90 hari. Kurang Lancar Tunggakan pokok atau bunga di atas 90 hari sampai dengan 120 hari. Diragukan Tunggakan pokok atau bunga di atas 120 hari sampai dengan 180 hari. Macet Tunggakan pokok atau bunga lebih dari 180 hari. Sumber :(Sigit dan Totok, 2006:120) 2.1.3.2 Perhitungan Menurut Lukman Dendawijaya dalam buku Manajemen Perbankan, perhitungan kedua rasio penilaian Kualitas Aktiva Produktif adalah sebagai berikut :

21 1. Bad Debt Ratio (BDR) Besar nilai bad debt ratio suatu bank dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut : BDR = Aktiva Produktif yang Diklasifikasikan Total Aktiva Produktif X 100 % Perhitungan rasio aktiva produktif yang diklasifikasikan adalah sebagai berikut : a. 0% dari aktiva produktif yang digolongkan lancar, b. 25% dari aktiva produktif yang digolongkan perhatian khusus. c. 50% dari aktiva produktif yang digolongkan kurang lancar, d. 75% dari aktiva produktif yang digolongkan diragukan, e. 100% dari aktiva produktif yang digolongkan macet. Nilai kredit rasio aktiva produktif yang diklasifiksikan dihitung sebagai berikut : a. Untuk BDR = 15,5% atau lebih, nilai kredit = 0, b. Untuk setiap penurunan 0,15%, nilai kredit ditambah 1 dengan maksimum 100.

22 Bobot CAMELS untuk bad debt ratio(bdr) adalah 25%. 2. Cadangan Aktiva yang Diklasifiksikan (CAD) Perhitungan Rasio penyisihan (cadangan) penghapusan aktiva produktif yang diklasifikasikan dihitung sebagai berikut : CAD = PPAP yang telah dibentuk PPAPWD X 100 % Perhitungan rasio cadangan aktiva produktif yang diklasifikasikan adalah sebagai berikut : a. 0% dari PPAP yang digolongkan lancar. b. 5% dari PPAP yang digolongkan perhatian khusus. c. 15% dari PPAP yang digolongkan kurang lancar. d. 50% dari PPAP yang digolongkan diragukan. e. 100% dari PPAP yang digolongkan macet. Nilai Kredit rasio penyisihan (cadangan) penghapusan aktiva produktif yang diklasifikasikan dihitung sebagai berikut : a. Untuk rasio = 0 (tidak memiliki cadangan atau penyisihan), nilai kredit = 0, b. Untuk setiap kenaikan sebesar 1%, nilai kredit ditambah 1 dengan maksimum 100.

23 Bobot CAMELS untuk penyisihan (cadangan) bagi Aktiva Produktif yang Diklasifikasikan (CAD) adalah 5%. Tabel 2.3 Kriteria penilaian tingkat kesehatan faktor KAP Kriteria Hasil Rasio u Rasio 1 Rasio 2 Sehat 0,00% 10,35% 81,00% Cukup Sehat > 10,35% 12,60% 66,00% <81,00% Kurang Sehat > 12,60% 14,85% 51,00% <66,00% Tidak Sehat > 14,85% < 51% Sumber: SK DIR BI No.30/12/KEP/DIR/97 2.2 Kerangka Pemikiran Pengertian bank berdasarkan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan atas UU Nomor 7 Tahun 1992 menjelaskan bahwa : Bank yaitu badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Persaingan antar bankyang sangat ketat diperlukan bagi suatu bank untuk meningkatkan kesehatan bank. Karena tingkat kesehatan merupakan salah satu faktor dalam rangka menuju perbankan yang sehat.menurut Bank Indonesia, penilaian tingkat kesehatan suatu bank dapat diukur berdasarkan faktor CAMELS yang salah satunya adalah aktiva produktif.

24 Aktiva Produktif sebagaimana dimaksud dalam Surat Keputusan Bank Indonesia No. 31/147/KEP/DIR/ Tanggal 12 November 1998 menjelaskan bahwa: Aktiva Produktif adalah penanaman dana, baik dalam rupiah maupun valuta asing dalam bentuk kredit, surat berharga, penempatan antar bank, penyertaan, termasuk komitmen dan kontijensi pada transaksi rekening administratif. Bank Indonesia sebagai induk dari seluruh bank yang ada di Indonesia wajib mengawasi dan memberlakukan ketentuan tentang aktiva produktif demi kelancaran kegiatan usaha bank yang berpengaruh terhadap perekonomian Indonesia. PT. Bank Tabungan Negara (Persero) merupakan salah satu bank yang wajib melaporkan kualitas aktiva produktif kepada Bank Indonesia sesuai tata cara penilaian yang telah ditentukan sebagai berikut : 1. Bad Debt Ratio (BDR) BDR = Aktiva Produktif yang Diklasifikasikan Total Aktiva Produktif X 100 % Nilai kredit rasio aktiva produktif yang diklasifiksikan dihitung sebagai berikut : a. Untuk BDR = 15,5% atau lebih, nilai kredit = 0, b. Untuk setiap penurunan 0,15%, nilai kredit ditambah 1 dengan maksimum 100.

25 2. Cadangan Aktiva yang Diklasifikasikan (CAD) Perhitungan Cadangan dilakukan sebagai berikut : CAD = PPAP yang telah dibentuk PPAPWD X 100 % Nilai kredit rasio penyisihan (cadangan) penghapusan aktiva produktif yang diklasifikasikan dihitung sebagai berikut : a. Untuk rasio = 0 (tidak memiliki cadangan atau penyisihan), nilai kredit = 0, b. Untuk setiap kenaikan sebesar 1%, nilai kredit ditambahkan 1 dengan maksimum 100.