TEKNOLOGI PENGELOLAAN & PANEN AIR HUJAN (MK. Manajemen Agroekosistem, smno.jurtnh.fpub.2013)

dokumen-dokumen yang mirip
PEMULSAAN ( MULCHING ) Pemulsaan (mulching) merupakan penambahan bahan organik mentah dipermukaan tanah. Dalam usaha konservasi air pemberian mulsa

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penggunaan Lahan

dan penggunaan sumber daya alam secara tidak efisien.

PENDAHULUAN. perekonomian Indonesia. Berdasarkan luas lahan dan keragaman agroekosistem,

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Hampir semua sektor pembangunan fisik memerlukan lahan,

PENDAHULUAN. Latar Belakang

POLA TANAM TANAMAN PANGAN DI LAHAN SAWAH DAN KERING

DAFTAR ISI. Halaman Judul... Halaman Persetujuan... Kata Pengantar... Daftar Isi... Daftar Tabel... Daftar Gambar... Daftar Peta... Daftar Lampiran...

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil analisis mengenai dampak perubahan penggunaan lahan

KONSERVASI LAHAN: Pemilihan Teknik Konservasi, Fungsi Seresah dan Cacing Tanah, dan mulsa organik

TINJAUAN PUSTAKA. Semua varietas kedelai merupakan tanaman semusim, dan termasuk tanaman

commit to user BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih baik. Menurut Bocco et all. (2005) pengelolaan sumber daya alam

HASIL DAN PEMBAHASAN

Soal Jawab DIT (dibuat oleh mahasiswa)

TUGAS TEKNOLOGI KONSERVASI SUMBER DAYA LAHAN

II. TINJAUAN PUSTAKA Pertumbuhan Penduduk dan Dampaknya terhadap Perkembangan Suatu Wilayah

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

2016 ANALISIS NERACA AIR (WATER BALANCE) PADA DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) CIKAPUNDUNG

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kebutuhan manusia akibat dari pertambahan jumlah penduduk maka

BAB III LANDASAN TEORI

A. Usaha pertanian dipengaruhi oleh kondisi lingkungan:

TINJAUAN PUSTAKA Budidaya Tebu

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. Bahasan mengenai degradasi dan resiliensi (resilience) merupakan hal

BAB I PENDAHULUAN. Pertanian merupakan suatu proses produksi untuk menghasilkan barang

PENDAHULLUAN. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. terutama pangan dan energi dunia, termasuk Indonesia akan dihadapkan pada

DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL...i HALAMAN PENGESAHAN...ii KATA PENGANTAR...iii PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN...iv DAFTAR ISI...

BAB III LANDASAN TEORI A. Hidrologi Menurut Triatmodjo (2008), Hidrologi adalah ilmu yang berkaitan dengan air di bumi, baik mengenai terjadinya,

BAB I PENDAHULUAN. hidrologi di suatu Daerah Aliran sungai. Menurut peraturan pemerintah No. 37

BAB I PENDAHULUAN. fungsi utama, yaitu sebagai sumber unsur hara bagi tumbuhan dan sebagai matriks

TINJAUAN PUSTAKA. Faktor Lingkungan Tumbuh Kelapa Sawit

PERANAN AGROFORESTRY UNTUK KONSERVASI TANAH DAN AIR. Oleh Firmansyah, S.Hut, M.Si Penyuluh Kehutanan Ahli Pusat Penyuluhan Kehutanan BP2SDM

PENDAHULUAN. Permasalahan yang dihadapi dalam pengusahaan tanah-tanah miring. berlereng adalah erosi. Untuk itu dalam usaha pemanfaatan lahan-lahan

BAB I PENDAHULUAN. Pertanian merupakan salah satu sektor penting dalam ekonomi Indonesia. Potensi

BAB I PENDAHULUAN. pangan saat ini sedang dialami oleh masyarakat di beberapa bagian belahan dunia.

Tabel 4.1. Zona agroklimat di Indonesia menurut Oldeman

HASIL DAN PEMBAHASAN. Neraca Kebutuhan dan Ketersediaan Air. dilakukan dengan pendekatan supply-demand, dimana supply merupakan

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN. Berdasarkan data Bappenas 2007, kota Jakarta dilanda banjir sejak tahun

Ekologi Padang Alang-alang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lingkungan hidup menyediakan sumberdaya alam bagi kelangsungan

PENDAHULUAN Latar Belakang

Bab IV DRAINASE BERWAWASAN LINGKUNGAN

PERSYARATAN JARINGAN DRAINASE

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tinggi sehingga rentan terhadap terjadinya erosi tanah, terlebih pada areal-areal

KONSERVASI TANAH DAN AIR DI LAHAN TAMAN HUTAN RAYA: UPAYA PENCEGAHAN DAN PERBAIKAN KERUSAKAN. Syekhfani

BAB I PENDAHULUAN. memiliki potensi sangat besar dalam menyerap tenaga kerja di Indonesia.

DAFTAR ISI. 1.1 Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian... 4

PENDAHULUAN Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. erosi, tanah atau bagian-bagian tanah pada suatu tempat terkikis dan terangkut

KESESUAIAN LAHAN TANAM KENTANG DI WILAYAH BATU

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

PENTINGNYA PENDEKATAN NERACA AIR DALAM PEMBANGUNAN HUTAN RAKYAT YANG PRODUKTIF DAN BERWAWASAN LINGKUNGAN

PENDAHULUAN. Produksi Benih Tanaman Pakan

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Erosi

PENDAHULUAN. daya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lahan merupakan sumberdaya yang sangat penting untuk memenuhi

SISTEM IRIGASI PADA LAHAN KERING (TANAH PASIR) STUDI KASUS: ARAB SAUDI. Farida Ery

TINJAUAN PUSTAKA. Daerah Aliran Sungai (DAS) didefinisikan sebagai suatu wilayah yang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Prestasi Vol. 8 No. 2 - Desember 2011 ISSN KONSERVASI LAHAN UNTUK PEMBANGUNAN PERTANIAN. Oleh : Djoko Sudantoko STIE Bank BPD Jateng

sumber daya lahan dengan usaha konservasi tanah dan air. Namun, masih perlu ditingkatkan intensitasnya, terutama pada daerah aliran sungai hulu

II. TINJAUAN PUSTAKA. Embung berfungsi sebagai penampung limpasan air hujan/runoff yang terjadi di

θ t = θ t-1 + P t - (ETa t + Ro t ) (6) sehingga diperoleh (persamaan 7). ETa t + Ro t = θ t-1 - θ t + P t. (7)

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR xiii BAB I PENDAHULUAN... 1

PENDAHULUAN. hutan yang dialih-gunakan menjadi lahan usaha lain. Agroforestry adalah salah

Berdasarkan TUJUAN evaluasi, klsifikasi lahan, dibedakan : Klasifikasi kemampuan lahan Klasifikasi kesesuaian lahan Kemampuan : penilaian komponen lah

I. PENDAHULUAN. Intervensi manusia dalam pemanfaatan sumberdaya alam yang makin

I. PENDAHULUAN. bercocok tanam. Berdasarkan luas lahan dan keragaman agroekosistem, peluang

I. PENDAHULUAN. Siklus hidrologi dimulai dari proses penguapan pada permukaan tanah dan

SUMBER DAYA HABIS TERPAKAI YANG DAPAT DIPERBAHARUI. Pertemuan ke 2

BAB I PENDAHULUAN. dalam mengatur tata air, mengurangi erosi dan banjir. Hutan mempunyai

I. PENDAHULUAN. Ubikayu merupakan sumber bahan makanan ketiga setelah padi dan jagung.

mampu menurunkan kemampuan fungsi lingkungan, baik sebagai media pula terhadap makhluk hidup yang memanfaatkannya. Namun dengan

1267, No Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2011 tentang Informasi Geospasial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 49, Tambahan Lem

I. PENDAHULUAN. masyarakat dengan memperhatikan tiga prinsip yaitu secara ekologi tidak merusak. waktu, aman dan terjangkau bagi setiap rumah tangga.

I. PENDAHULUAN. kerusakan akibat erosi dalam ekosistem DAS (Widianto dkk., 2004). Kegiatan

II. TINJAUAN PUSTAKA. berinteraksi dalam satu sistem (pohon, tanaman dan atau ternak) membuat

Gambar 13. Citra ALOS AVNIR

dampak perubahan kemampuan lahan gambut di provinsi riau

Tanah dapat diartikan sebagai lapisan kulit bumi bagian luar yang merupakan hasil pelapukan dan pengendapan batuan. Di dala

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hutan menurut Undang-undang RI No. 41 Tahun 1999 adalah suatu kesatuan

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 TINJAUAN UMUM SUB-DAS CITARIK

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... iii. LEMBAR PENGESAHAN... iii. PERNYATAAN... iii. KATA PENGANTAR... iv. DAFTAR ISI... v. DAFTAR TABEL...

PETA SATUAN LAHAN. Tabel 1. Besarnya Indeks LS menurut sudut lereng Klas lereng Indeks LS 0-8% 0,4 8-15% 1, % 3, % 6,8 >40% 9,5

DAFTAR ISTILAH Air lebih: Bahan pembenah tanah ( soil conditioner Bangunan terjunan: Bedengan: Berat isi tanah: Budidaya lorong ( alley cropping

I. PENDAHULUAN. peranan penting dalam meningkatkan perekonomian Indonesia melalui. perannya dalam pembentukan Produk Domestic Bruto (PDB), penyerapan

I. PENDAHULUAN. jagung adalah kedelai. Kedelai juga merupakan tanaman palawija yang memiliki

TINJAUAN PUSTAKA. tersebut dinamakan akar adventif (Duljapar, 2000). Batang beruas-ruas dan berbuku-buku, tidak bercabang dan pada bagian

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Penelitian

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... xiii

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan sumber daya yang sangat penting untuk kehidupan

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...

PENDAHULUAN Latar Belakang

Transkripsi:

TEKNOLOGI PENGELOLAAN & PANEN AIR HUJAN (MK. Manajemen Agroekosistem, smno.jurtnh.fpub.2013) Prinsip-prinsip Panen Air Hujan Pemanenan-air-hujan dalam makna yang luas dapat didefinisikan sebagai kegiatan pengumpulan runoff untuk penggunaan yang produktif. Runoff dapat ditangkap dan dikulpulkan dari cucuran atap atau dari permukaan lahan, atau dari sungai-sungai musiman. Sistem pemanenan air yang memanen runoff dari atap-bangunan atau dari permukaan lahan termasuk dalam kategori pemanenan air hujan, sedangkan semua system yang mengumpulkan runoff dari sungai-sungai musiman dikelompokkan dalam kategori pemanenan air banjir. SIKLUS HIDROLOGI Gambar 1. Siklus hidrologi: Pentingnya hujan dalam siklus hidrologi Sebagian tertentu dari lahan, daerah tangkapan-air, dibiarkan tidak diolah. Air hujan yang jatuih di daerah-tangkapan ini dialirkan ke petakan lahan yang diolah dan ditanami. Runoff dapat juga dikumpulkan di area budidaya tanaman dengan menggunakan metode-metode konservasi lengas tanah (bangunan-bangunan yang terbuat dari tanah atau batu), yang memungkinkan air hujan ber-infiltrasi ke dalam tanah dan menjadi tersedia bagi akar tanaman.

ZONE TANGKAPAN AIR ZONE BUDIDAYA Gambar 2. Prinsip panen air hujan untuk produksi tanaman Teknik-teknik pemanenan air hujan bersekala kecil dapat menangkap air hujan dan runoff dari daerah-tangkapan yang kecil, meliputi lereng-lereng yang pendek, panjang lereng kurang dari 30 m (daerah-tangkapan mikro). Pemanenan air hujan pada lereng lebih dari (30m - 200m), di luar lahan pertanian budidaya juga dapat dilakukan. Gambar 3 menyajikan contoh sistem daerah tangkapan sekala mikro. Kondisi yang dipersyaratkan panen air hujan Iklim Pemanenan air hujan sangat sesuai untuk daerah-daerah semi-arid dengan rataan curah hujan tahunan (300-700 mm). Teknologi ini juga dipraktekkan di beberapa daerah arid dengan rataan curah hujan tahunan (100-300 mm). Di kebanyakan daerah tropis, periode utama curah hujan terjadi selama periode panas summer, pada saat alju evaporasi sangat tinggi. Di daerah tropis yang lebih kering, risiko kegagalan panen tanaman lebih besar. Biaya struktur pemanenan air hujan juga lebih tinggi karena haruis dibuat dengan sekala lebih besar. Kemiringan Lereng Pemanenan air hujan tidak direkomendasikan pada lahan dengan kemiringan lebih dari 5% karena distribusi runoff tidak merata, erosi tanah intensif dan biaya pembuatan bangunan penangkap air hujan juga mahal.

Gambar 3. Sistem Daerah Tangkapan (catchment) Mikro (Critchley, 1991). Tanah dan Pengelolaan Kesuburan Tanah Tanah-tanah di zone budidaya harus cukup tebal sehingga mempunyai kapasitas simpanan air yang cukup besar, dan tanahnya subur. Tanah-tanah di daerah-tangkapan air harus mempunyai laju infiltrasi yang rendah. Untuk kebanyakan sistem pemanenan air, kesuburan tanahnya harus diperbaiki, atau dipertahankan, supaya tetap produktif dan lestari. Peningkatan ketersediaan lengas tanah dan peningkatan produktivitas tanaman yang dihasilkan dari kegiatan penangkapan air hujan akan berdampak pada eksploitasi hara tanah yang lebih besar. Tanah-tanah berpasir tidak terlalu banyak memberikan nilai-tambah dari kegiatan pemanenan air hujan ini, kecuali kalau pada saat yang bersamaan juga ditingkatkan kesuburan tanahnya.

Tanaman Salah satu kriteria utama untuk memilih teknologi panen air hujan adalah kesesuaiannya dengan jenis tanaman yang akan ditanam. Akan tetapi, jenis tanaman juga dapat disesuaikan dengan struktur bangunan pemanen air hujan. Beberapa karakteristik umum dalam kaitannya dengan kebutuhan air disajikan dalam bagian lain. Perbedaan penting di antara tanaman tahunan (misalnya pohon) dengan tanaman semusim adalah bahwa pohon memerlukan konsentrasi air pada titik-titik tertentu, sedangkan tanaman semusim biasanya lebih diuntungkan kalau distribusi air lebih merata ke seluruh areal pertanaman. Distribusi air yang merata dapat dicapai dengan jalan meratakan tanah garapan. Rerumputan lebih toleran dengan kondisi distribusi air yang tidak merata dibandingkan dengan tanaman biji-bijian lainnya. TAJUK POHON AKAR PENYERAP AIR DAN HARA BATANG POHON Kriteria Teknis Gambar 4. Sistem perakaran pohon memainkan fungsi sangat vital (sumber: snwa.com) Untuk memilih suati teknik pemanenan air hujan yang palign sesuai, ada perangkat criteria yang harus diperhatikan: 1. Teknik pemanenan air secara teknis harus dapat berfungsi dengan baik. 2. Teknik ini harus sesuai dengan system prduksi tanaman yang dilakukan oleh petani. Kalau risiko kegagalan produksi akibat teknik-teknik baru dinilai terlalu besar dibandingkan dengan teknik-teknik yang telah ada, atau persyaratan skill tenaga kerjanya terlalu tinggi, maka adopsi teknologi baru ini tidak akan diadopsi oleh para penggunanya. Input untuk Panen Air hujan Seperti halnya dengan praktek pertanian lainnya, harus ada keseimbangan antara biaya dan manfaat dari sistem-sistem pemanenan air hujan. Manfaat yang sangat nyata adalah peningkatan hasil tanaman bagi petani. Dalam tahun-tahun dengan curah hujan rata-rata saja, pemanenan air hujan dapat meningkatkan produksi pertanian 50-100%, tergantung pada sistem yang digunakan, tipe

tanah, pengelolaan lahan, dll. Disamping itu, beberapa sistem panen air hujan ini memungkinkan untuk menanam tanaman yang sebelumnya tidak mungkin ditanam. Dalam tahun-tahun dengan curah hujan rendah, hasil tanaman biasanya lebih tinggi dibandingkan dengan petakan kontrol; sedangkan pada tahun-tahun sangat buruk biasanya dampaknya terhadap hasil pertanian bersifat netral. Gambar 5. The stormwater is held in the basin awhile and slowly released to a nearby waterbody. In this way, stormwater detention basins reduce how fast runoff enters our natural waterways.( SUMBER: http://bebasbanjir2025.wordpress.com/teknologipengendalian-banjir/)

DIAGRAM ALIR MODEL NERACA LENGAS TANAH Gambar 6. Bagan perhitungan neraca lengas tanah bulanan (sumber: fao.org)

Simbol dalam bagan alir: Variabel Parameter S(m) Surplus bulan, m Smax Kapasitas maksimum simpanan lengas tanah, mm P(m) Precipitasi bulan, m Seav Air tanah mudah tersedia, mm ETo(m) Reference evapotranspiration in mm RP Reduction point in mm (=Smax-Seav) ETa(m) Actual evapotranspiration in mm Prd Period reduksi evapotranspirasi Sav(m) Air tanah tersedia pada bulan, m Kc Koefisien tanaman B(m) Neraca air tanah bulan, m

TRENCHES Trenches adalah parit besar dan mendalam yang dibangun di sepanjang kontur dengan tujuan utama untuk mengumpulkan & menyimpan air hujan untuk mendukung pertumbuhan pohon, semak, tanaman pertanian dan rumput atau kombinasi spesies-spesies tersebut di daerah yang mengalami cekaman lengas tanah (350-900 mm curah hujan). Parit-parit ini dapat memiliki DESAIN yang FLEKSIBEL, untuk mengakomodasi kebutuhan spesies tanaman yang berbeda. Oleh karena itu disain parit ii disesuaikan dnegan jenis tanaman apa yang ingin ditanam oleh petani. Parit ini mengumpulkan dan menyimpan cukup banyak air limpasan, sehingga vegetasi dapat tumbuh lebih cepat dan kuat. Parit melindungi bidang olah-garapan yang terletak di bagian hilirnya dari bahaya banjir dan erosi. Sebagian dari air yang ditangkap oleh parit ini mencapai akuifer bawah tanah. Oleh karena itu, tabel air-tanah akan diisi kembali, mata air dan sumur mendapatkan pasokan air dengan kualitas yang baik dan untuk jangka waktu yang panjang. MULTISTOREY GARDENING (MG) Kebun bertingkat adalah cara menanam tanaman campuran, semak dan pohon dengan tinggi tajuk yang berbeda dan penggunaan hasil panennya juga berbeda: tanaman pangan, tanaman industry-komersial, pohon buah-buahan, tanaman kayu-kayuan, dan tanaman hijauan pakan. Cara seperti ini membuat tanah lebih produktif dan meningkatkan kesuburan tanah, menurunkan suhu tanah, memberikan naungan, dan meningkatkan pendapatan keluarga, khususnya selama periode kering (paceklik). Lahan-lahan di sekitar pekarangan dapat dikonversi menjadi unit diversifikasi yang produktif (penurunan faktor risiko, peningkatan pendapatan, dll.). Sistem kebun ini memiliki ketahanan yang tinggi terhadap gangguan hama dan penyakit tanaman.

Biaya, Tenagakerja dan Peralatan Biaya utama bagi skema pemanenan air hujan adalah untuk pekerjaan penggalianpenimbunan tanah dan penataan batu-batu. Jumlah penggalian tanah untuk parit-parit, pengumpulan dan pengangkutan batu-batu. Pemeliharaan struktur bangunannya dan lain-lainnya juga akan menjadi biaya tambahan. Biasanya kebutuhan tenaga kerja cukuyp banyak. Biasanya struktur bangunan pemanen air hujan dibuat pada musim kering. Akan tetapi tidak benar bahwa petani bersedia menginvestasikan banyak tenaga kerja secara sukarela untuk membuat bangunan-bangunan ini. Selama musim kering biasanya petani melakukan kegiatan lain, seperti memelihara ternaknya atau bekerja pada sektor informal lainnya di perkebunan atau di kota. Pada kondisi lingkungan yang khusus, seperti adanya tekanan lahan yang sangat besar dan degradasi lingkungan, petani biasanya lebih berkeinginan untuk investasi dalam pemanenan air hujan. Kebutuhan tenagakerja tergantung pada jenis-jenis peralatan yang digunakan. Pemilihan peralatan tergantung pada sumber energi yang tersedia. Pada sistem dengan sekala kecil, penyelesaian pekerjaan dilakukan secara manual. Tenagakerja ternak, seperti sapi, kerbau atau kuda, dapat digunakan untuk pekerjaan membuat bedengan, pematang atau tanggul-tanggul... bersambung!!.