BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS 1. Landasan Teori A. Definisi Produk Pembiayaan Modal Kerja

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Penerapan Pembiayaan Mudharabah pada KJKS BMT Usaha

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Pelaksanaan Pembiayaan Mudharabah di Baitul maal wat. 1. Prosedur Pembiayaan di BMT Surya Parama Arta

BAB IV MEKANISME DAN ANALISIS TERHADAP PRODUK PEMBIAYAAN USAHA BAGI HASIL

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Mekanisme Akad Mudharabah dalam Pembiayaan Modal Kerja di KJKS Mitra

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Ada beberapa tahapan dalam pembiayaan mudharabah yang harus dilalui. sebelum dana itu diserahkan kepada nasabah :

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PEMBAHASAN A. Penerapan Akad Bai Bitsaman Ajil Pada Pembiayaan Multiguna Di KSPPS BMT Walisongo Semarang

BAB IV PEMBAHASAN Syarat dan Ketentuan Pembiayaan Mikro Syariah Di KSPPS Tamzis Bina Utama Cabang Kejajar Wonosobo.

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI AKAD MURABAHAH DALAM PEMBIAYAAN KENDARAAN DI KOPERASI SIMPAN PINJAM (KOSPIN) JASA LAYANAN SYARIAH BULAKAMBA

BAB IV. Pengelolaan Pembiayaan Mudharabah dalam Modal Kerja di BMT Bina Ummat menurut Fatwa DSN-MUI

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Analisis Mekanisme Pembiayaan Bai u Bithaman Ajil di BMT Matra

BAB IV PEMBAHASAN. ( Data Jumlah Pembiayaan kantor cabang Gunungpati II tahun )

BAB III PEMBAHASAN. Penerapan Aspek 5C dan 1S pada Pembiayaan Murabahah di KJKS. Baituttamwil Tamzis Cabang Pasar Induk Wonosobo (PIW)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III HASIL PENELITIAN. yang peduli terhadap perkembangan ekonomi umat. BMT PAM merupakan

BAB IV MEKANISME PENILAIAN BARANG JAMINAN PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA KSPPS BINAMA SEMARANG

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Penerapan Akad Mudharabah Pada PembiayaanPertanian Di KSPPS

2) Membina masyarakat dengan mengadakan sosialisasisosialisasi BAB IV. mengenai perbankan syari ah bahwasanya bunga

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BUPATI PENAJAM PASER UTARA,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Pelaksanaan Pembiayaan Mudharabah untuk Pertanian di KSPPS TAMZIS Cabang Batur

BAB V HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS SITEM PEMBERIAN PEMBIAYAAN PADA KJKS BMT AMANAH USAHA MULIA MAGELANG. A. Sistem dan Prosedur Pemberian pembiayaan

BAB III PEMBAHASAN. A. Prosedur Pembiayaan Akad Mudharabah di BMT Harapan Ummat. a. Telah masuk sebagai anggota. sebesar Rp ,-.

BAB III PENERAPAN AKTA JAMINAN FIDUSIA DALAM PERJANJIAN AL QARDH. Pensyaratan adanya jaminan sebelum diadakan pembiayaan diterapkan oleh

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PEMBAHASAN. pembiayaan untuk beragam keperluan, baik produktif (investasi dan modal

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Prosedur Pengikatan Jaminan Pada Pembiayaan Murabahah di BPRS

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB V PEMBAHASAN. A. Penerapan Akad Mudarabah di Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Prosedur Pembiayaan Murabahah di BPRS Bangun Drajat Warga

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS. 1. Prosedur Pembiayaan Musyārakah Pada Bank Negara Indonesia. Syariah Kantor Cabang Banjarmasin

BAB IV ANALISISIS MEKANISME PENCAIRAN DANA PEMBIAYAAN MUDHARABAH DENGAN AGUNAN CAST COLLATERAL DI KSPPS ARTHAMADINA, BATANG.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Proses Akad Ijarah Multiguna Untuk Biaya Umroh. multiguna untuk biaya umroh yang diserahkan kepada nasabah diharapkan

BAB IV PEMBIAYAAN MUSYARAKAH MODAL KERJA UNTUK USAHA DAGANG DI BANK SYARIAH MANDIRI (BSM) KANTOR CABANG PAYAKUMBUH

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Kelayakan Benda Jaminan Dalam Pembiayaan di KSU. KOTA SANTRI Cabang Karanganyar

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Pembiayaan Pensiunan pada Bank Mandiri Syariah Kantor Cabang

BAB IV METODE PERHITUNGAN BAGI HASIL PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI BSM CABANG PEKALONGAN DITINJAU DARI FATWA DSN-MUI NO.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Minat Nasabah Terhadap Akad Mudharabah untuk Usaha di BPRS Gala

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENERAPAN PRINSIP KEHATI-HATIAN PADA PELAKSANAAN PEMBIAYAAN MUDHARABAH

BAB III PELAKSANAAN SANKSI ATAS NASABAH MAMPU YANG MENUNDA PEMBAYARAN DI BMT FAJAR MULIA UNGARAN. 1. Sejarah Berdiri BMT Fajar Mulia Ungaran

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Penyebab Pembiayaan Bermasalah di BMT Marhamah Wonosobo

A. Praktik Akad Murabahah dan Wakalah di KJKS BMT Bahtera

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV. PEMBIAYAAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) MIKRO ib PADA BRISYARIAH KANTOR CABANG PADANG

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V PEMBAHASAN. A. Kebijakan Harga Jual Pembiayaan Murabahah di BMT Istiqomah Unit

BAB IV PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA PRODUK MODAL USAHA DI KJKS BMT BINAMA SEMARANG

Kesimpulan dan Saran 47 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB III PEMBAHASAN DAN ANALISIS. A. Karakteristik Pembiayaan Produk Flexi ib Hasanah BNI Syariah Kantor

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. BMT Walisongo Mijen Semarang dilandasi dengan prinsip kehati-hatian

BAB IV PEMBAHASAN. A. Prosedur pemberian pembiayaan murabahah pada Bank Syariah

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. A. Syarat-syarat Pemberian Kredit Umum BPR Nusamba

BAB IV ANALISIS HASIL PEMBAHASAN PEMBIAYAAN. A. Analisis Akad Ijarah Muntahiyah Bit Tamlik Pada Produk. Pembiayaan Angsuran di BMT SM NU Cabang Kajen.

DAFTAR RIWAYAT HIDUP. Randublatung-Blora, Jawa Tengah.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PEMBAHASAN APLIKASI PEMBIAYAAN MURABAHAH KONSUMTIF MOTOR PADA BMT AT-TAQWA CABANG BANDAR BUAT PADANG

BAB III PEMBAHASAN A. PENGERTIAN DAN LANDASAN SYARI AH BAI BITSAMAN AJIL. sebagai pembelian barang dengan pembayaran cicilan atau angsuran.

BAB IV MEKANISME DAN ANALISIS PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA SEKTOR PERTANIAN A.

BAB IV PEMBAHASAN. prosedur pembiayaan griya di BSM Kantor Area Padang dapat diuraikan. 1. Tahap permohonan dan pengajuan persyaratan.

BAB III GAMBARAN UMUM KSPPS BMT BINA UMMAT SEJAHTERA(BUS)

BAB III GAMBARAN BMT NU SEJAHTERA. yang sedang lesu pada saat itu, maka kaum Nahdliyin (NU) sebagai organisasi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Karakteristik Produk Simpanan Berjangka (Simka) / Deposito Mudharabah di KSPPS Arthamadina Banyuputih

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. mengembangkan dan memperbesar usaha-usaha mereka, baik secara

PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 21 TAHUN 2012 TENTANG

BAB IV PEMBAHASAN. A. Pelaksanaan Pembiayaan Dana Berputar (PDB) pada Bank Syariah. Dalam menyalurkan dana pembiayaan, Bank Syariah Mandiri memiliki

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PENERAPAN AKAD IJARAH MULTIJASA PADA PEMBIAYAAN PERNIKAHAN DI KJKS BTM KEDUNGWUNI

BAB IV ANALISIS MEKANISME PEMBIAYAAN MIKRO PADA BANK BRI SYARIAH. pembiayaan/penilaian pembiayaan yang dilakukan yaitu analisis 5C (Character,

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

Problematika kehidupan manusia selalu dilatarbelakangi oleh keadaan perekonomian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS

I. Flow-chart. Dimas Hidim, mahasiswa EPI C, Penjelasan alur/flow chat akad musyarakah :

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. sebelumnya, maka dapat menyimpulkan beberapa hal. Selain itu juga memberikan

PROSEDUR IMPLEMENTASI PEMBIAYAAN MUDHARABAH (STUDI KASUS PADA KOPERASI SYARI AH DASA ARTHA BAROKAH) Anggun Kusumawati Universitas Terbuka

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Dalam pelaksanaan Kerja Praktek di PD.BPR BKK TAMAN. KAB.PEMALANG penulis ditempatkan pada Bagian Kredit pada aspek

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Prosedur Umum Pengajuan Pembiayaan di BMT Mitra Hasanah Genuk Semarang 1. Permohonan a. Telah masuk sebagai

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III PEMBAHASAN DAN ANALISA. A. Ketentuan Jaminan Pembiayaan Murabahah di BPRS Asad Alif

BAB IV PELAKSANANAN PEMBIAYAAN MURABAHAH DI KJKS BMT KECAMATAN LUBUK BEGALUNG KOTA PADANG

BAB IV. ANALISIS MEKANISME TRANSAKSI PRODUK DEPOSITO ib HASANAH DOLLAR PADA BNI SYARIAH PEKALONGAN

BAB II STANDAR OPERASIONAL DAN PROSEDUR BAGI HASIL TABUNGAN MUDHARABAH. Wattamwil yaitu simpanan (funding) dan pembiayaan (financing).

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB IV ANALISIS PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Pelaksanaan Akad Pembiayaan Mudharabah Pada KJKS

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP ASURANSI JIWA PADA PEMBIAYAAN MURA>BAH}AH DI BMT UGT SIDOGIRI CABANG LARANGAN SIDOARJO

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III GAMBARAN UMUM KJKS CEMERLANG. Kendal yang produktif. Produktifitas ini bisa dilihat dari keberadaan

BAB IV ANALISIS KELAYAKAN DEBITUR PADA PEMBIAYAAN MURABAHAH DI BMT ANKASA KABUPATEN PEKALONGAN

BAB IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan. mengetahui bagaimanakan sistem pengendalian kredit Gambaran Singkat Koperasi Simpan Pinjam TABITA

Transkripsi:

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS A. Mekanisme Pembiayaan MudharabahUntuk Modal Kerjadi KSPPS BMT BUS Cabang Demak 1. Pembiayaan Mudharabah dikspps BMT BUS a. Pengertian pembiayaan mundharabah Akad pembiayaan antara dua pihak, dimana BMT sebagai shahibul maal (penyedia modal)dan anggota sebagai mundharib (pengelola usaha), atas kerjasama ini berlaku sisitem bagi hasildengan ketentuan nisbah sesuai kesepakatan kedua belah pihak. 1 b. Rukun dan syarat sah akad 1) Subyek akad (para pelaku akad) Syarat: cakap melakukan perbuatan hukum. 2) Obyek akad (barang atau jasa yang diakad) Syarat: ada, diperkirakan ada, halal. 3) Ijab qabul (penawaran dan penerimaan) Syarat: jelas pengertiannya, ada kesamaan pemahaman para pelaku akad, saling merelakan. c. Ketentuan pembiayaan mundharabah Ketentuannya: 1) BMT BUS memberikan pembiayaan kepada anggota sejumlah dana dengan kontan untuk kepetingan modal usaha dengan kesepakatan bagi hasil. 2) Ijab dan qabul akad mundharabah harus disampaikan baik tertulis dalam formulir akad ataupun secara lisan, dan harus dipahamioleh kedua belah pihak. 3) Nisbah bagi hasil untuk masing-masing pihak harus dimunculkan baik dalam formulir akad ataupun secaralisan. 1 Brosur KSPPS BMT Bina Ummat Sejahtera.

2 4) Untuk membuat nisbah (prosentasi) bagi hasil yang diproyeksikan, harus membuat asumsi perolehan hasilataukeuntungan usaha dari anggota perperiodeyang disepakati, serta asumsi bagi hasil untuk lembaga (BMT BUS) yang diharapkan. 5) Apabila ada kerugian atas kelalaian anggota, maka anggota tetap bertanggung jawab. 6) Akad mundharabah dinyatakan selesai apabila seluruh modal usaha dan bagi hasil yang menjadi tanggung jawab anggota telah terselesaikan. 2 d. Skema pembiayaan mudharabah Gambar 4.1 Skema pembiayaan mudharabah di KSPPS BMT BUS 1). Negosiasi BMT Anggot (2) (3) Usaha 4). Keuntungan 5). Modal Sumber data: panduan implementasi akad-akad syariah di KSPPS BMT Bina Ummat Sejahtera. Keterangan: 1) Akad bagi hasil dengan nisbah yang disepakati, 2) BMT menyerahkan modal usaha, 3) Anggota melakukan usaha, 2 Panduan Implementasi Akad-akad Syariah di KSPPS BMT Bina Ummat Sejahtera, h.9.

3 4) Keuntungan dibagi sesuai nisbah, 5) Modal kembali ke BMT. 3 2. Alur pembiayaan mudharabah di KSPPS BMT BUS Alur pembiayaan mudharabah dapat digambarkan sebagai berikut: Gambar 4.2 Alur pembiayaanmudharabah Permohonanatau pengajuan Berkas masuk Survei Pencairan Rapat komite analisis survei Legal akadatau pengikatan Sumber: hasil wawancara dengan Joko Supriono (second line) a. Permohonan atau pengajuan pembiayaan Calon anggotaatau anggota harus melengkapi persyaratan permohonan pembiayaan dan memenuhi persyaratan seperti: 1) Mengisi formulir permohonan pembiayaan, 2) Mempunyai usahaatau sumber pendapatan yang jelas, 3) Bersedia menjadi anggota KSPPS BMT BUS, 4) Foto copy KK (Kartu Keluarga), h.16. 3 Panduan Implementasi Akad-akad Syari ah di KSPPS BMT Bina Ummat Sejahtera,

4 5) Foto copy KTP suami dan istri, (jika belum menikah menggunakan KTP orang tua), 6) Foto copy Surat nikah, 7) Foto copy Jaminan {berupa BPKB (disertai STNK, dan nomer mesin), Sertifikat tanah, dan surat pasar}, 8) Foto jaminan. b. Data atau berkas masuk ke BMT Setelah AO menerima persyaratan permohonan pembiayaan.kemudian bagian AO ini meneliti atau mengecek data calon anggotaatauanggota yang mengajukkan pembiayaan. Jika data sudah lengkap dan sudah memenuhi syarat, selanjutnya diberikan kepada manager. c. Survei Pada tahap survei ini, tahap yang paling penting bagi manager dan AO untuk menentukan layak atau tidaknya calon anggotaatau anggota tersebut diberikan pembiayaan. AO harus mencari informasi tentang calon anggotaatau anggota dari lingkungan sekitar melalui wawancara lasung kepada anggota, dan menganalisis usahanya. AO melakukan survai dengan menggunakan prinsip 5C, yaitu: 1) Charakter Charakter atau watak calon anggota menjadi penilaian yang penting bagi BMT dalam pemberian pembiayaan. Calon anggotaatau anggota harus mempunyai watakatau sifat yang baik dalam kehidupan pribadi maupun dalam lingkungan usaha. Penilaian ini dapat dilihat dari riwayat hidup, dan reputasi calon anggotaatau anggota dalam mengambil pembiayaan sebelumnya. Penilaiancharacter ini menjadi ukuran kemauan calon anggotaatau anggota dalam membayar angsuran.

5 2) Capacity Dalam penelitian capacity ini, AO menganalisis dari penggunaan modal yang akan diberikan pihak BMT kepada calon anggotaatau anggota. AO juga menganalisis pendapatan danpengeluaran dari hasil usaha calon anggotaatau anggota. Apabila pendapatan lebih banyak dari pengeluaran, maka calon anggotaatau anggota layak diberikan pembiayaan. Dari sini dapat disimpulkan bahwa semakin besar pendapatan seseorang maka semakin besar kemampuannya dalam membayar angsuran. 3) Capital Menganalisis tentang modal yang digunakan dalam usahanya, berapa modal sendiri dan berapa modal yang diperoleh dari pinjaman. 4) Collateral Penilaian collateral berhubungan dengan agunan atau jaminan,agunan atau jaminan menjadi poin penting dalam menentukan jumlah pemberian pembiayaan. Agunan atau jaminan ini juga digunakan untuk menilai sejauh mana resiko kewajiban financial calon anggotaatau anggota kepada BMT. Jaminan ini hendaknya melebihi jumlah pembiayaan yang akan diajukkan. 5) Condition Pada penilai ini pihak BMT akan mempertimbangkan situasi dan kondisi ekonomi tentang prospek usaha yang akan dijalankan calon anggota. d. Rapat komite atau analisis survei Setelah AO melakukan survei dan menganalisis pembiayaan, kemudian AO menyusun laporan survei dan selanjutnya diajukkan kepada komite (manager). Komite pembiayaan ini bertugas untuk menentukanataumemutuskan permohonan pembiyaan calon anggotaatauangota di tolak atau disetujui.

6 Komite pembiayaan menyetujui permohonan calon anggotaatau anggota dilihat dari usaha dan hasil analisis 5C. Selanjutnya keputusan pembiyaan dituangkan secara tertulis dalam lembar persetujuan komite pembiayaan mudharabah atau disebut dengan disposisi. Didalam disposisi ini memuat data tantang calon anggota, jenis pembiayaan, jenis pengajuan, fasilitas pembiayaan, analisa usaha, dan jaminan pembiayaan. e. Legal akad atau pengikatan Setelah menager memutuskan bahwa permohonan pembiayaan ini layak untuk diberikan, maka manager menghubungi notaris untuk cek sertifikat, membuat surat pemberitahuan keputusan pembiayaan kepada calon anggotaatau anggota, dan membuat berita acara jaminan. Di notaris calon anggotaatauanggota akan ditentukan legalitas pembiayaannya. Cara menentukan legalitas pembiyaan dilihat dari jumlah pembiayaan yang diajukkan oleh calon anggota. Apabila pembiayaannya 1-10 juta dengan menggunakan jamina BPKB maka legal akadnya adalah waarmerking, tetapi jika pembiayaannya 20-40 juta dengan mengunakan jaminan sertifikat pasar atau sertifikat tanah maka menggunakan legal akad SKMHT, selanjutnya jika pembiayaannya di atas 50 juta dan menggunakan jaminan sertifikat pasar atau sertifikat tanah maka menggunakan legal akad APHT. Kemudian notaris mengelarkan covernote yang merupakan surat jaminan dalam proses. Calon anggotaatauanggota menandatangani akad dan pengikatan notaris yang dibuktikan adanya tanda tanggan notaris atausurat keterangan. Kemudian AO menghubunggi calon anggotaatauanggota datang ke BMT untukpencairan pembiayaan. f. Pencairan Pada proses pencairan ini, calon anggota diminta ke BMT untuk menerima dana pencairan. Teller menyerahkan

7 langsungdanapencairan kepada anggota, setelah anggota menandatangani data-data yang terkait dengan pencairan. 3. Pembahasan Pada pelaksanaan pembiayaan modal kerja KSPPS di BMT BUS Cabang Demak menggunakan produk pembiayaan mudharabah yang mana pihak BMT memberikan tambahan modal untukmodal kerja. Pembiayaan mundharabah adalah akad kerjasama antara pemilik modal (BMT) dengan pengelola usaha (mundharib), perolehan bagi hasil atas kesepakatan bersama. Kemudian kerugian ditanggung pemilik modal, tetapi jika kerugian dikarenakan oleh kelalaian mundharib maka menjadi tanggung jawab mundharib. Adanya KSPPS BMT BUS Cabang Demak dapat membantuuntuk kebangkitanperekonomian masyarakat khususnya masyarakat Demak. Seperti motto KSPPS BMT BUS yaitu wahana kebangkitan ekonomi ummat dari ummat untuk ummat sejahtera untuk semua. Keberadaan KSPPS BMT BUS Cabang Demak manjadi salah satu cara untuk membantu masyarakat mendapatkan modal kerja, masyarakat dengan mudah mendapatkan modal kerja untuk mngembangkan usahanya. Produk yang banyak di minati di KSPPS BMT BUS Cabang Demak adalah produk pembiayaan mundharabah. Produk mundharabah digunakan untuk membiayai di bidang industri, pertanian, perdagangan,jasa danperikanan. Salah satu program BMT yaitu UMKM, program yang dibuat untuk mensejahterakan usaha kecildan untuk meningkatkan kemajuan ekonomi masyarakat setempat. Perkembagan jumlah anggota pembiayaan mundharabah dapat dilihat pada table berikut ini:

8 Tabel: 4.1 Jumlah anggota pembiayaan mudharabah dari bulan November 2016 sampai bulan Maret 2017 Bulan Keterangan November Desember Januari Februari Maret 2016 2016 2017 2017 2017 Anggota: Harian 168 170 177 182 185 Mingguan 15 17 20 25 28 Bulanan 50 50 60 61 65 musiman 14 14 17 17 19 Sumber: wawancara dengan Asih Arfiani (teller) Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa pembiayaan mundharabah dari bulan kebulan mengalami kenaikan. Itu dikarenakan tingginya kebutuhan masyarakat untuk mendapatkan modal kerja agar usahanya dapat berkembang. Mekanisme pembiayaan mundharabah di KSPPS BMT BUS Cabang Demak memerlukan proses yang panjang. Pihak BMT menganalisa calon anggota agar tidak terjadi kredit macet, oleh karena itu pihak BMT terjun langsung untuk mencari informasi mengenai calon anggota. Informasi tersebut didapat dari lingkungan sekitar rumah, tempat usaha dan wawancara lasung kepada calon anggota. Pertama calon anggota harus memenuhi persyaratan permohonan pembiyaan. Kemudian persyaratan permohonan pembiayaan tersebut di bawah ke BMT. Setelah data masuk ke BMT di bagian AO, selanjutnya AO memeriksa kelengkapan data calon anggota. Saat data sudah lengkap, kemudian di berikan kepada manager untuk ditindak lanjuti. Manager dan AO mendatanggi rumah calon anggota untuk melakukan survei, dalam survei ini manager dan AO menggunakan podoman pinsip 5C untuk menentukan layak atau tidaknya permohonan pembiayaan calon anggota di setujui.

9 Setelah selesai survei diadakan rapat komite untuk menganalisis hasil survei, disinilah keputusan terakhir calon anggota diberikan pembiayaan atau tidak. Saat calon anggota disetujui maka akan di keluarkan surat desposisi, yaitu surat keputusan bahwa pengajuan pembiayaan sudah di acc. Kemudian dilegalkan untuk mengikat akad agar mempunyai badan hukum. Selanjutnya calon anggota di minta ke BMT untuk pencairan dana. Pembiayaan mudharabah untuk modal kerja di KSPPS BMT BUS Cabang Demak dalam prinsipnya sudah sesuai dengan Fatwa DSN-MUI No: 07/DSN/IV/2000 tentang Pembiayaan Mudharabah. Pihak BMT menyalurkan pembiayaan dengan cara mundharabah, yaitu akad kerjasama suatu usaha antara dua pihak dimana pihak pertama (shahibul maal,bmt) menyediakan seluruh modal, sedangkan pihak kedua (mundharib, anggota) bertindak selaku pengelola, dan keuntungan usaha dibagi sesuai kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak. Jangka waktu usaha, tata cara pengembalian dana, dan pembagian keuntungan ditentukan berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak. BMT sebagai penyedia dana menanggung semua kerugian akibat dari mundharabah. Jika mundharib melakukan kesalahan yang disengaja, lalai, menyalahi perjanjian maka yang menanggung adalah mundharib. Pada dasarnya penerapan SOP di KSPPS BMT BUS Cabang Demak dalam mekanisme pembiayaan mudharabah untuk modal kerja sudah dipenuhi oleh anggota. Akan tetapi pada syarat bagian laporan keuangan ada sebagian anggota yang tidak menyerakan syarat tersebut. Mungkin dikarenakan kurangnya pemahaman anggota dalam pembuatan laporan keuangan menjadi salah satu kendala sehingga syarat tersebut tidak terpenuhi.

10