BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan menyebutkan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Limbah padat atau sampah padat merupakan salah satu bentuk limbah

BAB I PENDAHULUAN. dan kualitas sampah yang dihasilkan. Demikian halnya dengan jenis sampah,

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut H.L. Blum, dikutip Notoadmodjo (2007), derajat kesehatan

BAB 1 : PENDAHULUAN. Dalam hal ini sarana pelayanan kesehatan harus pula memperhatikan keterkaitan

BAB I PENDAHULUAN. dari semua pihak, karena setiap manusia pasti memproduksi sampah, disisi lain. masyarakat tidak ingin berdekatan dengan sampah.

BAB I PENDAHULUAN. produktif secara sosial dan ekonomis. Masyarakat berperan serta, baik secara perseorangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dalam pembangunaan kesehatan menuju Indonesia sehat ditetapkan enam

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud. Derajat kesehatan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Air sangat dibutuhkan oleh semua mahkluk hidup tanpa terkecuali

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Status kesehatan suatu populasi sangat ditentukan oleh kondisi tempat- tempat dimana

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A.

PENDAHULUAN. waktu terjadi pasang. Daerah genangan pasang biasanya terdapat di daerah dataran

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengertian sehat sesuai dengan UU No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang memiliki beragam masalah

BAB I PENDAHULUAN. maju adalah mempunyai derajat kesehatan yang tinggi, karena derajat kesehatan

I. PENDAHULUAN. Masalah sampah memang tidak ada habisnya. Permasalahan sampah sudah

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan derajat kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tidak terjadi dengan sendirinya (Mukono, 2006). Pertambahan penduduk,

Bertindak tepat untuk sehat dengan menjaga lingkungan dan kebersihan

BAB I PENDAHULUAN. perubahan gaya hidup yang berkaitan dengan perilaku dan sosial budaya

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Laporan terbaru berjudul What a Waste: A Global Review of Solid Waste

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendorong peran dan membangun komitmen yang menjadi bagian integral

DESKRIPSI PROGRAM/KEGIATAN

PENGARUH PENURUNAN KAPASITAS ALUR SUNGAI PEKALONGAN TERHADAP AREAL HUNIAN DI TEPI SUNGAI TUGAS AKHIR

I. PENDAHULUAN. Manusia dalam menjalani aktivitas hidup sehari-hari tidak terlepas dari

BAB V PEMBAHASAN A. Pembahasan

I. PENDAHULUAN. dimanfaatkan untuk dapat memenuhi kebutuhan tersebut. Standar kelayakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat. Derajat kesehatan masyarakat yang optimal dapat

B P L H D P R O V I N S I J A W A B A R A T PENGELOLAAN SAMPAH DI PERKANTORAN

BAB 1 : PENDAHULUAN. dan pengelolaan yang berkelanjutan air dan sanitasi untuk semua. Pada tahun 2030,

BAB 1 PENDAHULUAN. Semua kegiatan manusia pada awalnya adalah untuk memanfaatkan

sekolah dengan upaya promotif dan preventif (Simon, 2007).

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

KUESIONER HUBUNGAN PERILAKU PENGOLAHAN LIMBAH IKAN ASIN DENGAN SANITASI LINGKUNGAN KERJA PADA INDUSTRI IKAN ASIN PHPT MUARA ANGKE JAKARTA UTARA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Aktivitas manusia tidak terlepas dari kegiatan yang menghasilkan limbah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN KONDISI FASILITAS SANITASI DASAR DAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN DIARE DI KECAMATAN SEMARANG UTARA KOTA SEMARANG.

BAB I PENDAHULUAN. menentukan corak kehidupan dan mempunyai peranan yang sangat dominan

Sambutan Presiden RI pada Peninjauan Hutan Mangrove Taman Wisata Alam Muara Angke, 7 Juni 2010 Senin, 07 Juni 2010

ARTIKEL PENELITIAN HUBUNGAN KONDISI SANITASI DASAR RUMAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS REMBANG 2

PENGELOLAAN PERSAMPAHAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sampah merupakan masalah yang dihadapi hampir di seluruh negara dan

BAB I PENDAHULUAN. mulai menggalakkan program re-use dan re-cycle atas sampah-sampah yang ada.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber

PENDAHULUAN Latar Belakang

DAMPAK SAMPAH TERHADAP KESEHATAN LINGKUNGAN DAN MANUSIA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan bahwa wilayah tersebut memiliki daya tarik tersendiri untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan kesehatan bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan dan

LAMPIRAN V DESKRIPSI PROGRAM/KEGIATAN

I. PENDAHULUAN. bagi manusia. Bagi kelangsungan hidupnya, manusia membutuhkan air baik

BAB I PENDAHULUAN. segi yang ada pengaruhnya terhadap masalah kesehatan tersebut. diakses pada tanggal 15 September 2015 pukul 17.05).

LEMBAR OBSERVASI PENELTIAN PENYELENGHGARAAN KESEHATAN LINGKUNGANSEKOLAH DASAR (SD) NEGERI DAN SD SWASTA AL-AZHAR DI KECAMATAN MEDAN JOHOR TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan lingkungan pada hakikatnya adalah suatu kondisi atau kaadaan

I. PENDAHULUAN. mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Manusia melakukan berbagai aktivitas untuk memenuhi kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sampah adalah kumpulan berbagai material buangan (limbah) berbentuk cair,

Tabel 1.1 Target RPJMN, RPJMD Provinsi dan kondisi Kota Depok. Jawa Barat. Cakupan pelayanan air limbah domestic pada tahun 2013 sebesar 67-72%

BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

SATUAN ACARA PENYULUHAN. Sub Pokok Bahasan : Pegelolaan Sampah : Masyarakat RW 04 Kelurahan Karang Anyar

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia (Achmadi, 2010). melakukan kegiatannya, oleh karena itu perlu dikelola demi kelangsungan

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini termasuk metode deskriptif kuantitatif dan

PENGOLAHAN SAMPAH PLASTIK MENJADI BRIKET YANG BERGUNA DAN RAMAH LINGKUNGAN

I. PENDAHULUAN. sumber daya alam yang bersifat mengalir (flowing resources), sehingga

Implementasi Perda No 02 Tahun 2011 Di Kota Samarinda (Ghea)

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia mempunyai visi yang sangat ideal, yakni masyarakat Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. disebut molekul. Setiap tetes air yang terkandung di dalamnya bermilyar-milyar

I. PENDAHULUAN. Kelurahan Purus merupakan salah satu kelurahan di kota Padang yang relatif berkembang

BAB I PENDAHULUAN. terpadu dengan lingkungannya dan diantaranya terjalin suatu hubungan fungsional

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini di laksanakan pada 28 April sampai 5 Mei 2013 di Desa

kabel perusahaan telekomunikasi dan segala macam (Setiawan, 2014).

Pengaruh Pencemaran Sampah Terhadap Kualitas Air Tanah Dangkal Di TPA Mojosongo Surakarta 1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pertumbuhan penduduk dunia bergerak cepat dan terus bertambah. Sejarah

I. PENDAHULUAN. Keberadaan ruang terbuka hijau saat ini mengalami penurunan yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Wini Oktaviani, 2015

memenuhi kebutuhan manusia yang terus meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. air limbah. Air limbah domestik ini mengandung kotoran manusia, bahan sisa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan yang bertujuan untuk membangun manusia indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dan lingkungan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada saat ini pandangan perkembangan pertanian organik sebagai salah satu teknologi alternatif untuk menanggulangi

BAB I. Persiapan Matang untuk Desain yang Spektakuler

Kuesioner Penelitian

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Usaha kesehatan lingkungan merupakan salah satu dari enam usaha dasar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional di Indonesia adalah pembangunan yang dilaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. kasus tersebut akan dialami oleh TPA dengan metode pengelolaan open dumping

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan penduduk perkotaan di Indonesia akhir-akhir ini mengalami tingkat

BAB 1 PENDAHULUAN. penting diperhatikan baik pengelolaan secara administrasi, pengelolaan habitat hidup,

Gambar 2.1 organik dan anorganik

BAB I PENDAHULUAN. internal maupun eksternal. Menurut WHO, setiap tahunnya sekitar 2,2 juta

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari adalah masalah sampah. Setiap manusia, memiliki potensi untuk

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan menyebutkan bahwa kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual, maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Untuk itu, pembangunan kesehatan perlu diselenggarakan dengan tujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis. Menurut H.L. Blum, derajat kesehatan dipengaruhi 4 (empat) macam faktor yaitu lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan, dan hereditas. Faktor lingkungan dan perilaku merupakan faktor terbesar yang berpengaruh terhadap tinggi rendahnya derajat kesehatan. Oleh karena itu, lingkungan sehat dan perilaku sehat perlu diupayakan dengan sungguh-sungguh. Sampah padat merupakan salah satu bentuk limbah yang terdapat di lingkungan. Masyarakat awam biasanya hanya menyebutnya sampah saja. Bentuk, jenis, dan komposisi sampah padat sangat dipengaruhi oleh tingkat budaya masyarakat dan kondisi alamnya (Kusnoputranto, 2000). Sampah erat kaitannya dengan kesehatan masyarakat, karena dari sampahsampah tersebut akan hidup berbagai mikroorganisme penyebab penyakit (bacteri

pathogen), dan juga binatang serangga pemindah/penyebar penyakit (vektor). Oleh sebab itu sampah harus dikelola dengan baik sampai sekecil mungkin agar tidak menganggu atau mengancam kesehatan masyarakat. Pengelolaan sampah yang baik, bukan saja untuk kepentingan kesehatan saja, tetapi juga untuk keindahan lingkungan (Notoadmodjo, 2003). Di negara maju yang sangat peka terhadap masalah kesehatan lingkungan, sampah padat umumnya telah diatur pembuangannya sedemikian rupa, sehingga hampir semua jenis sampah padat telah dipisahkan untuk memudahkan pengolahannya. Sedangkan di negara-negara berkembang, umumnya sampah padat masih dibuang tanpa ada usaha memisah-misahkan terlebih dahulu sehingga wadahwadah penampungan sampah masih menampung sampah yang sangat heterogen. Berbagai sampah organik dan non organik masih menjadi satu, sehingga menyulitkan penanganannya (Kusnoputranto, 2000). Sampah merupakan konsekuensi dari adanya aktivitas manusia. Seiring peningkatan populasi penduduk dan pertumbuhan ekonomi di Indonesia saat ini, pengelolaan sampah sebagian besar kota masih menimbulkan permasalahan yang sulit dikendalikan (Mardiana, 2009). Karena penumpukan sampah atau membuangnya sembarangan ke kawasan terbuka akan mengakibatkan pencemaran air, udara, sehingga berdampak pada kesehatan masyarakat. Sebuah data menunjukkan bahwa sekitar 40 persen penduduk jakarta atau 4 juta orang, membuang sampah domestik secara langsung ke sungai-sungai, yang bermuara ke teluk Jakarta. Menurut Gempur Adnan, Deputi Menneg LH Bidang

Pengendalian Pencemaran Lingkungan, 60-70 persen total volume pencemaran yang masuk ke sungai-sungai Jakarta disebabkan oleh limbah domestik, sampah rumah tangga (Indonesia News, 2007). Kota Medan juga terkenal sebagai kota sampah. Volume sampah kota Medan dari tahun ke tahun mengalami peningkatan yang signifikan. Hal ini disebabkan oleh pesatnya pertumbuhan penduduk dan hadirnya industri-industri baru. Data terakhir menyebutkan bahwa penduduk kota medan telah mencapai 2.102.105 jiwa (data dari BPS 2008-2009), jika diasumsikan produksi sampah kira-kira 2,5 3 liter/orang/hari, maka dengan hitungan kasar, volume sampah yang dihasilkan seluruh penduduk kota Medan dalam satu hari sebesar 5 sampai 6 juta liter (Sibuea, 2009) Dengan volume sampah yang sedemikian besar, dan belum adanya pengelolaan sampah secara saniter (baik dan sehat), maka kota medan diperhadapkan dengan kesulitan penanganan sampah. Sebab sampah berserakan dimana-mana, tidak peduli mau pusat kota atau pinggiran kota. Sampah selalu setia mengisi setiap sudut kota Medan (Sibuea, 2009). Sampah banyak dibuang dimana-mana, dan setiap orang bisa dipastikan akan menghasilkan sampah, tak terkecuali juga di sekolah. Sekolah sebagai tempat berkumpulnya banyak orang bisa menjadi penghasil sampah terbesar selain pasar, rumah tangga, industri dan perkantoran. Dengan komposisi sebagian besar penghuninya adalah warga belajar tidak menutup kemungkinan pengelolaannya pun belum optimal. Di sekolah, sampah bisa menjadi sesuatu yang memerlukan perhatian

serius. Namun juga bisa dipakai sebagai media pembelajaran bagi siswa-siswinya (Santoso, 2009). Sekolah sebagai salah satu pusat pendidikan bagi anak-anak bangsa, hingga kini belum bisa melaksanakan anjuran untuk bisa hidup bersih dan sehat, walaupun diketahui itu indah. Kenyataannya, banyak sekolah yang masih belum bersih dan indah, bahkan sangat gersang karena tidak ditanami dengan pohon-pohon yang menyejukkan. Banyak sekolah yang masih dikotori dengan sampah. Ada kamar mandi dan WC tersedia, namun kondisinya sangat kotor atau jorok sehingga sangat mengganggu lingkungan sekitar sekolah (Anonim, 2007). Seharusnya, sekolah sebagai sebuah lembaga pendidikan dan tempat anak bisa belajar harus dapat menerapkan tentang tata cara mengelola sampah yang benar dan bermanfaat. Namun banyak sekolah yang hingga kini tidak mengelola sampah dengan benar. Anak-anak dalam keseharian masih membuang sampah di selokan dan di sungai-sungai. Walau di sekolah sering diajarkan bahwa membuang sampah di sungai dan selokan bisa menyebabkan banjir dan menjadi sumber penyakit yang dapat merugikan diri sendiri dan orang lain (Speedy, 2007). Di Sekolah Menengah Atas Negeri 12 Medan Helvetia Kota Medan juga tidak terlepas dari permasalahan sampah tersebut di atas. Berdasarkan observasi yang dilakukan penulis, bahwa lingkungan sekolah SMA Negeri 12 Medan juga terdapat banyak sampah yang disebabkan karena tindakan siswa-siswi yang membuang sampah tidak pada tempatnya, selain itu ketersediaan tempat pembuangan sampah yang sedikit juga menjadi penyebabnya. Adapun sampah yang dihasilkan di

lingkungan sekolah tersebut terdiri dari sampah peralatan sekolah seperti kertas dan sampah bungkusan makanan (jajanan). Banyak siswa dan siswinya membuang sampah di selokan dan halaman sekolah, dan hanya petugas kebersihan sekolah yang membersihkan halaman tersebut. Untuk memperbaiki cara pembuangan sampah, perilaku masyarakat khususnya siswa dan siswi sekolah SMA Negeri 12 Medan sangat berperan penting. Pelajar SMA Negeri 12 Medan juga perlu ditanam nilai-nilai Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di sekolah, selain ketersediaan tempat sampah di sekolah. Pelajar SMA Negeri 12 Medan juga harus ikut berpartisipasi dalam hal pengolahan sampah dengan cara memisahkan sampah organik dan anorganik dalam dua tempat sampah yang berbeda dan tidak membuang sampah di lingkungan sekolah seperti halaman sekolah dan selokan. Berdasarkan uraian di atas, penulis ingin meneliti bagaimana gambaran perilaku pelajar SMA mengenai pengelolaan sampah di SMA Negeri 12 Kecamatan Medan Helvetia sebagai usaha preventif untuk meningkatkan derajat kesehatan siswasiswi SMU Negeri 12 Kecamatan Medan Helvetia. 1.2. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka yang menjadi perumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana perilaku pelajar SMA mengenai pengelolaan sampah di SMA Negeri 12 Kecamatan Medan Helvetia Tahun 2011.

1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum Untuk mengetahui perilaku pelajar SMA mengenai pengelolaan sampah di SMA Negeri 12 Kecamatan Medan Helvetia Tahun 2011. 1.3.2. Tujuan Khusus 1. Untuk mengetahui pengetahuan pelajar SMA mengenai pengelolaan sampah di SMA Negeri 12 Kecamatan Medan Helvetia Tahun 2011. 2. Untuk mengetahui sikap pelajar SMA mengenai pengelolaan sampah di SMA Negeri 12 Kecamatan Medan Helvetia Tahun 2011. 3. Untuk mengetahui tindakan pelajar SMA mengenai pengelolaan sampah di SMA Negeri 12 Kecamatan Medan Helvetia Tahun 2011. 1.4. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah : 1. Untuk memberikan informasi dan masukan kepada pihak sekolah terkait perilaku pelajar SMA Negeri 12 Kecamatan Medan Helvetia dalam pengelolaan sampah. 2. Untuk memberikan informasi dan masukan kepada petugas kesehatan di Puskesmas Helvetia di Medan Helvetia khususnya bagian Kesehatan Lingkungan dalam hal Program Pengawasan Sanitasi Lingkungan. 3. Untuk menambah pengetahuan dan pengalaman peneliti. 4. Sebagai referensi bagi mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat.