BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN SMART PACKAGING INTIP DENGAN MENGGUNAKAN METODE KANSEI ENGINEERING DAN ECO-DESIGN

PUBLIKASI ILMIAH. Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dituntut untuk selalu menghasilkan produk-produk yang baru dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan sektor UKM sering diartikan sebagai salah satu indikator

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Konsumen adalah faktor penentu keberhasilan suatu produk, oleh karena itu perlu

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan-perusahaan Indonesia. Di satu sisi, era globalisasi memperluas

BAB I PENDAHULUAN. Usaha kecil merupakan salah satu sektor keberhasilan yang penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Krisis moneter yang terjadi di Indonesia pada tahun 1997 merupakan momen yang

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan pendapatan masyarakat, serta mendorong pertumbuhan ekonomi. stabilitas ekonomi pada khususnya (Ardiana dkk, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin pesat dan persaingan pasar semakin. Apabila perusahaan sudah menetapkan strategi pemasarannya khususnya

BAB 1 PENDAHULUAN. industri lagi, tetapi mereka harus lebih mengandalkan SDM yang kreatif.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

kecocokan dengan pelanggan. Karena jika pelanggan puas akan produk yang

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan ialah menyediakan modal kerja yang diperlukan untuk menunjang

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Fenomena persaingan yang ada telah membuat para pengusaha

BAB I PENDAHULUAN. Perdagangan bebas antara ASEAN CHINA atau yang lazim disebut Asean

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan pelanggan. Para penyedia produk berupaya memenangkan. persaingan dari para kompetitornya dengan mengimplementasikan suatu

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Usaha Mikro Kecil dan Menengah mempunyai peranan yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN an dimana terjadi krisis ekonomi. UKM (Usaha Kecil dan Menengah) demikian UKM tidak dapat dipandang sebelah mata.

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian Indonesia. Sektor UMKM adalah salah satu jalan untuk

Jumlah Penduduk Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Kecil Menengah (UMKM). Adalah suatu kegiatan ekonomi yang berperan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Terhadap Objek Studi Sejarah dan Perkembangan PT Leoco Indonesia

I. PENDAHULUAN. Lapangan Usaha * 2011** Pertanian, Peternakan, Kehutanan & Perikanan

BAB 1 PENDAHULUAN. UKM, pengangguran akibat angkatan kerja yang tidak terserap dalam dunia kerja

BAB I PENDAHULUAN. Usaha kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan tersebut dapat dilihat dalam berbagai sektor, salah satunya adalah

BAB I PENDAHULUAN. semakin kuatnya gelombang globalisasi. Disinilah peran penting dari usaha kecil

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup perusahaan. Tuntutan konsumen saat ini terus meningkat dan

DENI HAMDANI, 2015 PENGARUH PERILAKU KEWIRAUSAHAAN, PERSAINGAN, DAN MODAL KERJA TERHADAP TINGKAT PENDAPATAN PEDAGANG

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki peranan yang penting bagi pertumbuhan pembangunan

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Seminar Nasional IENACO ISSN:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. kota ataupun kabupaten untuk berlomba-lomba mengembangkan daerahnya di

BAB I PENDAHULUAN. Istilah industri pada Industri Kreatif menimbulkan banyak penafsiran,

BAB I PENDAHULUAN. banyaknya suatu produk yang dikeluarkan pada masing masing perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan dan Pertumbuhan UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) merupakan salah satu motor pengerak yang sangat

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator

BAB I PENDAHULUAN. dampak positif juga memberi dampak negatif terutama ditunjukkan oleh

memiliki potensi yang sekaligus menjadi identitas kota, salah satunya yang dirintis oleh beberapa warga setempat. Produk Cibaduyut tak

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional merupakan usaha peningkatan kualitas manusia, yang

diarahkan untuk memenuhi tujuan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan di bidang furnitur mebel semakin banyak jumlahnya disetiap

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan industri otomotif khususnya sepeda motor di Indonesia saat ini begitu

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi beserta penemuan-penemuan baru menyebabkan perubahan dari

2015 PENGARUH KREATIVITAS, INOVASI DAN DIFERENSIASI PRODUK TERHADAP LABA PENGUSAHA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan perusahaan saat ini semakin pesat. Era saat ini

perlu emberikan perhatian yang besar untuk mendorong pengembangannya. Pengembangan UKM melalui pendekatan pemberdayaan usaha, perlu

I. PENDAHULUAN. usaha pada tahun 2006 menjadi usaha pada tahun 2007 (Tabel 1).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di Indonesia persaingan produk impor dan produk dari Usaha Kecil Menengah

Seminar Nasional IENACO ISSN:

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah telah menunjukkan bahwa usaha Mikro, Kecil, dan. Menengah (UMKM) di Indonesia tetap eksis dan berkembang dengan

PENDAHULUAN. penulisan. Pada latar belakang dibahas mengenai isu-isu yang berhubungan dengan

I. PENDAHULUAN. UNIT USAHA Satuan Tahun 2009 Tahun 2010 A. Usaha Mikro, Kecil dan (Unit)

Sepatu Formal. Penunjang penampilan. Faktor Ergonomis Pengguna

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Usaha untuk memperkenalkan sebuah produk pada masyarakat pasti dilakukan

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Tahun 2009

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi nasional. Hal ini terlihat dari kontribusinya terhadap Produk Domestik

BAB I PENDAHULUAN. agar mampu berkompetisi dalam lingkaran pasar persaingan global. Tidak hanya dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. industri. Satu hal yang sangat berarti dalam meningkatkan kinerja

BAB I PENDAHULUAN. untuk dapat memenuhi kebutuhannya yang tidak terbatas sehingga tidak

sedangkan industry, dapat diartikan sebagai kerajinan, usaha produk barang atau juga perusahaan kecil. Dikatakan sebagai perusahaan kecil karena jenis

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengembangkan pasar dengan penemuan-penemuan barunya dan menetukan harga

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. melonjak dengan tinggi dan cepat, khususnya kebutuhan listrik bagi rumah

BAB I PENDAHULUAN. Bisnis ritel tersebut antara lain hypermart, supermarket, specialty store,

BAB I PENDAHULUAN. lapangan kerja, menaikan devisa negara serta mengangkat prestise nasional.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setiap usaha di sektor informal dituntut memiliki daya adaptasi yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) merupakan benteng penyelamat

BAB I PENDAHULUAN. yang ditawarkannya pun semakin beraneka ragam. Setiap Pelaku usaha saling

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan usaha yang tergolong besar (Wahyu Tri Nugroho,2009:4).

BAB I. Pendahuluan. masyarakat adalah usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Hal ini terbukti

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan teknologi yang semakin pesat di era globalisasi akan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. tersebut pada saat ini dikatakan sebagai era ekonomi kreatif yang

BAB I PENDAHULUAN. Sektor jasa dewasa ini telah mengalami peningkatan yang cukup pesat. Dinamika

BAB I PENDAHULUAN. industri kreatif atau biasa disebut ekonomi kreatif. Pada tahun 2012, ekonomi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

IV.B.10. Urusan Wajib Koperasi dan UKM

2015 MANFAAT HASIL BELAJAR FASHION PACKAGING SEBAGAI KESIAPAN MENJADI FASHION PACKAGING DESIGNER

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi pada dasarnya dicerminkan oleh terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. batik. Batik Indonesia dibuat di banyak daerah di Indonesia dan memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Di Era globalisasi seperti sekarang ini, teknologi sangatlah menjadi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki beraneka ragam budaya, dimana hal tersebut merupakan aset yang penting bagi Negara dan warga Negara Indonesia. Keragaman tersebut terdiri dari adat istiadat, budaya, dan berbagai jenis kearifan lokal suatu daerah yang dapat dijadikan sebagai investasi menarik dengan pemanfaatan yang baik pula dalam hal pengelolaannya. Salah satunya yang masih dapat bertahan dan terjaga di era modernisasi sekarang ini adalah jajanan tradisional. Jajanan tradisional merupakan salah satu kerafian lokal yang wajib dijaga keberadaannya agar tidak terkikis dengan gempuran modernisasi yang semakin besar. Jajanan tradisional itu sendiri masih tumbuh di beberapa Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Solo. Dimana UMKM itu sendiri berasal pada aktivitas home industry dalam suatu masyarakat, kelompok tertentu, pengrajin, peternakan, paguyuban, dan lain sebagainya. Bermula dari masyarakat yang ingin mandiri secara ekonomi dengan kemampuan modal terbatas, kelompok-kelompok kecil tersebut dapat tumbuh dan berkembang menjadi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) (Setyanto, dkk., 2012). Terkait UMKM berdasarkan data yang dirilis dari Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2000, pasca krisis (tahun 1997) sektor UMKM telah memberikan kontribusi yang dapat dibilangan mengesankan, yaitu dalam total pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Nasional tahun 2000 sebesar 4,9%, dimana 2,8% dari nilai tersebut didapatkan dari pertumbuhan sektor UMKM (Primiana, 2009). Sedangkan menurut data BPS tahun 2003, jumlah UKM di Indonesia berjumlah 42 juta unit atau 99,99% dari jumlah seluruh unit usaha di Indonesia, dimana 99,85% terdiri dari skala usaha kecil dan 0,14% dari skala usaha menengah. Hal tersebut membuktikan bahwa sebagian besar usaha di Indonesia berada di skala usaha kecil dan menengah. 1

2 Namun, fenomena modernisasi yang terus berkembang dan mempengaruhi berbagai lini kehidupan masyarakat dimana dalam hal ini tidak lepas dalam dunia kuliner, justru semakin mengancam eksistensi UMKM. Dimana fokus pada penelitian kali ini adalah UKM makanan tradisional khas Solo yaitu intip sebagai salah satu jajanan tradisional yang ada di Solo. Diperlukan sebuah inovasi kreatif untuk dapat merevitalisasi intip agar mampu bersaing dengan gempuran modernisasi yang terus menerus hadir dengan hal-hal barunya. Inovasi kreatif telah muncul dari sisi produk dimana terjadi fenomena lahirnya intip baru berupa PIEMIRSA (Pie Intip Rasa-rasa) dengan berbagai topping yang menghiasi intip sehingga dapat bersaing dengan berbagai hal-hal baru yang muncul di era modernisasi sekarang ini. Inovasi dalam produk saja ternyata tidak cukup, perlu adanya pengembangan inovasi lain yang dapat menunjang keberadaan inovasi yang telah ada guna mengukuhkan kekuatan jajanan intip di pasaran. Hal tersebut dapat disoroti dalam pemasarannya, dimana pemasaran belum dapat berkembang secara luas dengan kondisi intip yang rawan pecah sehingga sangat beresiko ketika harus terjadi pengiriman dalam jarak jauh guna perluasan daerah pemasaran. Berikut adalah contoh gambar kondisi setelah pengiriman barang terjadi: Gambar 1.1 Kondisi Intip pada Beberapa Pengiriman Para pelanggan cenderung memiliki keinginan akan pemenuhan kebutuhan yang tidak ada habisnya sesuai dengan pilihan, keinginan, dan kenyamanan mereka. Sangat menguntungkan bagi suatu usaha dalam hal ini

3 pengusaha intip ketika dapat menangkap pikiran costumers terhadap suatu produk guna memberikan citra yang cocok dengan apa yang diinginkan costumers. Maka usaha harus diubah menjadi sistem costumers oriented dimana hal tersebut telah disinggung guna memenuhi keingingan costumers akan produk yang memiliki daya tarik. Daya tarik disini selain dari produk tentunya adalah dari packaging yang menyelimuti produk sehingga memilik daya tarik tersendiri bagi costumers. Packaging memiliki kekuatan yang dapat memberikan brand image akan suatu produk. Ditinjau dari hal-hal tersebut, tentunya costumers ketika membeli intip, hal pertama yang mereka lihat adalah cover dari intip itu sendiri yang memiliki impact yang besar akan keingingan costumers untuk membeli intip. Pandangan lainnya adalah bagaimana packaging tersebut dapat menjaga kondisi intip tetap utuh ketika terjadi pengiriman jarak jauh. Kondisi intip yang rawan pecah, packaging sederhana yang hanya berupa plastik yang kurang menunjukkan identitas dari intip itu sendiri, pengiriman yang hanya menggunakan plastik dan kardus seadanya penuh lakban merupakan faktor utama kenapa costumers tidak melihat keberadaan intip di era sekarang ini atau lebih tepatnya takut untuk membeli intip ketika harus dikirim dalam jarak yang jauh. Gambar 1.2 Packaging Intip yang Aktual Ketika Pengiriman Situasi tersebut harusnya memberikan pandangan baru dimana seorang pengusaha intip harus memperhatikan Human Kansei seperti perasaan, citra, dan keinginan costumers guna menerjemahkan informasi

4 terakit menjadi sebuah design yang tepat guna dalam suatu pengembangan produk baru dan memberikan brand image positif bagi produk terkait. Bentuk kongkrit mengenai ide ini telah dikembangkan dalam Kansei Engineering oleh Nagamachi yang digunakan menjadi sebuah teknologi guna mendukung pengambilan keputusan dari costumers dan kekreatifitasan design (Nagamichi, 1995). Kansei Engineering merupakan jenis teknologi erat kaitannya dengan ergonomik manusia yang memberikan definisi akan proses psikologis manusia seperti perasaan, emosi, keinginan akan produk yang dapat dijadikan elemen-elemen design produk yang sesuai ditinjau dari bentuk, ukuran, dan warna. Dengan metode Kansei ini pihak terkait dapat menentukan keinginan konsumen ditinjau dari segi packaging guna pemasaran produk intip melalui citra dan keinginan perasaan costumers sehingga dapat mendukung kekreatifitasan designer dalam menerjemahkan keinginan costumers kedalam sebuah produk. Berdasarkan penyampainnya di atas, maka diperlukan perancangan dan pembuatan packaging intip yang berupa active packaging. Active packaging merupakan smart packaging dengan fungsi untuk menjaga kondisi makanan tetap dalam keadaan sempurna baik dari segi bentuk maupun ketahanan produk makanan itu sendiri dengan maksud memperpanjang umur produk makanan. Smart packaging ini diharapkan mampu meningkatkan brand image dan nilai ekonomis dari jajanan tradisional intip itu sendiri yang merupakan salah satu kearifan lokal bagi masyarakat kota solo yang masih tumbuh dan berkembang di beberapa Usaha Kecil Menengah (UKM) di wilayah Solo. Smart Packaging didesain menggunakan konsep eco design agar aplikatif dalam pembuatannya tidak memberikan dampak negatif terkait nilai ekonomis dari jajanan intip tersebut dan juga bagi lingkungan sekitar sepanjang umur smart packaging tersebut. Harapan yang timbul ketika terciptanya brand image yang baik bagi costumers adalah dapat menjaga eksistensi jajanan tradisional intip sebagai salah satu kearifan lokal masyarakat solo tersebut dari berbagai macam gempuran modernisasi yang

5 terjadi sekarang ini terutama di dalam bidang kuliner dan dapat memperluas area pemasaran dari usaha intip itu sendiri. Sehingga secara tidak langsung merupakan salah satu upaya agar para pengusaha intip (UKM) dapat bersaing, bertahan, dan mengimbangi kondisi tersebut serta mengembangkan usaha intip tersebut. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan penyampaian di atas, perumusan dalam penelitian kali ini adalah bagaimana membuat design smart packaging for intip (jajanan tradisional solo) sesuai dengan citra atau keinginan costumers sehingga didapatkan spesifikasi smart packaging for intip yang tepat, kuat, dan dapat menjaga kondisi intip tetap sempurna sepanjang rantai distribusi dengan menggunakan metode Kansei Engineering dan konsep eco design. 1.3 Batasan Masalah Berdasarkan perumusan masalah yang ada, maka batasan dari penelitian ini berpusat pada : 1. Responden yang dipilih berasal dari 10 UKM intip di area Solo yang terdaftar di BAPEDA dan 11 UKM yang tidak terdaftar di BAPEDA, serta costumers dari UKM terkait, dan masyarakat umum. 2. Tidak meyinggung perihal teknologi yang digunakan. 3. Penelitian menggunakan beberapa elemen seperti bentuk, warna, ukuran, bahan. 4. Bentuk yang digunakan dalam perancangan smart packaging for intip adalah salah satu dari bentuk tabung atau balok yang compatible dengan produk intip. 5. Bahan dasar yang digunakan dalam perancangan smart packaging for intip meliputi salah satu dari bahan karton, bambu, dan kayu. 6. Warna yang digunakan dalam perancangan smart packaging for intip meliputi salah satu dari warna natural atau non natural, dimana dalam

6 penelitian ini warna non natural disesuaikan dengan sampel indentitas produk dari salah satu produsen intip yaitu intip PIEMIRSA. 7. Perancangan design smart packaging for intip menggunakan software Solidwork dan coreldraw. 8. Hasil Penelitian ini berupa smart packaging for Intip yang tepat dan kuat, serta dapat menjaga kondisi intip tetap sempurna baik dari segi bentuk dan ketahanan produk dengan menambahkan pemanfaatan salah satu dari oxygen scavenger atau silica gel guna memperpanjang umur produk intip sehingga dapat mendukung proses pengiriman jarak jauh dengan konsep eco design. 1.4 Tujuan Penelitian Penelitian ini mengacu pada beberapa tujuan, yaitu: 1. Mengetahui spesifikasi packaging yang sesuai dengan citra atau keinginan dan kebutuhan costumers. 2. Membuat design smart packaging for intip. 3. Mengetahui estimasi biaya yang digunakan dalam pembuatan smart packaging for intip. 4. Menghasilkan smart packaging for intip yang tepat dan kuat, serta dapat menjaga kondisi intip tetap sempurna sehingga dapat mendukung proses pengiriman jarak jauh dengan konsep eco design. 1.5 Manfaat Penelitian Melalui penelitian ini dapat dilihat beberapa manfaat dari beberapa sudut pandang, yaitu: 1. Menambah pengetahuan bagi penulis mengenai dampak packaging sebagai pemicu brand image suatu produk terutama intip. 2. Memberikan bantuan bagi para pengusaha intip guna menunjang usaha terkait agar lebih maju dan berkembang. 3. Meningkatkan perkembangan usaha intip erat kaitanya dalam menunjang proses pemasarannya.

7 4. Memberikan brand image yang baik terkait produk intip. 5. Memberikan kompensasi bagi pengusaha intip sendiri dan para costumers dan calon costumers terkait mengenai keselamatan produk intip ketika proses pengiriman. 6. Memberikan pengetahuan akan spesifikasi packaging intip sesuai dengan kebutuhan costumers. 7. Memfasilitasi designer dalam pembuatan design smart packaging yang berupa active packaging for intip guna memenuhi kebutuhan dan keinginan para costumers. 8. Mengetahui pengaruh dari atribut-atribut kansei dalam pembuatan design packaging dilihat dari sudut pandang usaha dan costumers dari usaha terkait. 1.6 Sistematika Penulisan Penulisan laporan Tugas Akhir ini terbagi menjadi 5 bab dan tiap bab terdiri dari beberapa sub bab dengan sistematika penulisan sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisikan penjelasan gambaran mengenai permasalahan yang dibahas seperti Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, dan Sistematika Penulisan. BAB II LANDASAN TEORI Bab ini berisikan mengenai landasan teori yang mendukung penelitian dan tinjauan pustaka, dimana dalam hal ini membahas mengenai deskripsi produk, perancangan dan pengembangan produk, pertimbangan akan pengembangan produk terkait, strategi dan tahapan design smart packaging for intip menggunakan metode Kansei Engineering dengan konsep eco-design, dan sebagainya. BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini menjelaskan mengenai uraian rinci pengumpulan data, pelaksanaan penelitian, pengolahan dan teknik pengolahan data serta analisis kerangka pemecahan masalah.

8 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini membahas mengenai proses-proses yang dilakukan dalam pembuatan smart packaging for intip menggunakan metode dan langkah-langkah yang terkait dalam penelitian. BAB V PENUTUP Bab ini berisikan hasil kesimpulan dari penelitian yang dilaksanakan berdasarkan seluruh pembahasan dan analisa yang telah dilakukan di dalam penelitian.