ABSTRAK Kesehatan gigi dan mulut merupakan salah satu indikator kesehatan masyarakat. Adanya gangguan kesehatan pada gigi dan mulut menyebabkan penurunan fungsi kesehatan individu. Gangguan kesehatan gigi dan mulut disebabkan oleh kebiasaan anak menggosok gigi tidak teratur. Pendidikan kesehatan dapat diberikan untuk meningkatkan pengetahuan anak dan dapat merubah perilaku menggosok gigi pada anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan dengan media poster terhadap perilaku menggosok gigi. Jenis penelitian yang digunakan adalah Pre-Eksperimen yang menggunakan rancangan One Group Pretest Posttest Design. Penelitian ini akan dilakukan di Sekolah Dasar Negeri No 2 Padangbai Kabupaten Karangasem dengan jumlah sampel 32 orang. Untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini, digunakan uji non parametrik yaitu uji Wilcoxon. Hasil analisis univariat sebelum diberikan intervensi didapatkan hasil (78,1%) responden memiliki perilaku cukup. Setelah diberikan intervensi didapatkan hasil (68,8%) responden memiliki perilaku baik. Sedangkan dihasil analisis bivariat menunjukan ada pengaruh pendidikan kesehatan dengan media poster terhadap perilaku menggosok gigi pada siswa kelas IV SDN 2 Padangbai Karangasem dengan nilai p=0,000 (p<0,05). Berdasarkan hasil temuan diatas disarankan kepada pihak sekolah diharapkan dapat memberikan penyuluhan tentang perilaku menggosok gigi secara berkelanjutkan dengan fasilitas yang ada di sekolah. Kata kunci: Menggosok gigi, perilaku, pendidikan kesehatan.
ABSTRACT Dental and oral health is one indicator of public health. The presence of health disorders of the teeth and mouth cause the decline in individual health functions. Dental and oral health disorders are caused by irregular child brushing habits. Health education can be provided to improve children's knowledge and can change the behavior of brushing teeth in children. This study aims to determine the effect of health education with the media poster on the behavior of brushing teeth. The type of research used is Pre-Experiment using One-Group Pretest-Posttest Design. This research will be conducted at State Elementary School No. 2 Padangbai Karangasem with a sample of 32 people. To test the hypothesis in this research, used non parametric test that is Wilcoxon test. The result of univariate analysis before giving intervention got result (78,1%) respondent have enough behavior. After the intervention was obtained the results (68.8%) of respondents have good behavior. While the result of bivariate analysis showed that there was influence of health education with poster media on tooth brushing behavior in grade 4 students of SDN 2 Padangbai Karangasem with p = 0,000 (p <0,05). Based on the findings above suggested to the school is expected to provide counseling about the behavior of brushing teeth in continuous with the existing facilities at school. Keywords: Brushing teeth, behavior, health education.
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL...i PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN...ii LEMBAR PERSETUJUAN...iii HALAMAN PENGESAHAN...iv KATA PENGANTAR...v ABSTRAK...vii ABSTRACT...viii DAFTAR ISI...ix DAFTAR BAGAN...x DAFTAR TABEL...xi DAFTAR LAMPIRAN..xii DAFTAR SINGKATAN xiii BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Rumusan Masalah... 5 1.3. Tujuan Penelitian... 5 1.4. Manfaat Penelitian... 6 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pendidikan Kesehatan... 7 2.1.1. Pengertian Pendidikan Kesehatan... 7 2.1.2. Tujuan Pendidikan Kesehatan... 8 2.1.3. Metode Pendidikan Kesehatan... 9 2.1.4. Media Pendidikan Kesehatan... 11
2.1.5. Pendidikan Kesehatan Pada Anak Usia Sekolah... 12 2.2. Perilaku Menggosok Gigi... 14 2.2.1 Pengertian Perilaku... 14 2.2.2 Cara Merawat Gigi... 17 2.2.3 Langkah-langkah Menggosok Gigi... 18 2.2.4 Syarat Sikat Gigi yang Baik... 18 2.2.5 Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Menggosok Gigi... 19 2.3 Hubungan Pendidikan Kesehatan Dengan Perubahan Perilaku Menggosok Gigi Pada Anak SD... 21 BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL 3.1. Kerangka Konsep... 24 3.2. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel... 25 3.3. Hipotesis... 27 BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Rancangan Penelitian... 28 4.2. Kerangka Kerja... 29 4.3. Lokasi dan Waktu Pelaksanaan... 30 4.3.1 Lokasi Penelitian... 30 4.3.2 Waktu Penelitian... 30 4.4. Penentuan Sumber Data... 30 4.4.1 Populasi... 30 4.4.2 Sampel... 30 4.4.3 Besar Sampel... 31 4.4.4 Teknik Sampling... 31 4.5. Alat dan Teknik Pengumpulan Data... 31 4.5.1 Alat Pengumpulan Data... 31 4.5.2 Teknik Pengumpulan Data... 34
4.6. Pengolahan dan Analisis Data... 35 4.6.1. Teknik Pengolahan Data... 35 4.6.2. Analisis Data... 36 4.7. Etika Penelitian... 37 BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Hasil Penelitian... 39 5.1.1. Kondisi Lokasi Penelitian... 39 5.1.2. Karakteristik Subjek Penelitian... 39 5.1.3. Gambaran Perilaku Menggosok Gigi... 40 5.1.4. Hasil Analisis Data... 41 5.2. Pembahasan Hasil Penelitian... 41 5.2.1 Perilaku Menggosok Gigi Sebelum Diberikan Intervensi... 41 5.2.2 Perilaku Menggosok Gigi Setelah Diberikan Intervensi... 43 5.2.3 Pengaruh Pendidikan Kesehatan Melalui Media Poster... 45 5.3. Keterbatasan Penelitian... 48 BAB 6 PENUTUP 6.1. Simpulan... 50 6.2. Saran... 51 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan gigi dan mulut merupakan salah satu indikator kesehatan masyarakat. Adanya gangguan kesehatan pada gigi dan mulut menyebabkan penurunan fungsi kesehatan individu. Gangguan kesehatan gigi dan mulut hingga kini masih menjadi masalah kesehatan masyarakat yang memerlukan tindakan komprehensif. Hal tersebut menyebabkan dampak yang sangat luas sehingga memerlukan penanganan segera (Putri, 2014). Salah satu upaya untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut adalah dengan menggosok gigi. Kebiasaan menggosok gigi harus dilakukan dengan cara yang baik dan benar serta dengan waktu yang tepat (Ariningrum, 2006). Perilaku menggosok gigi dapat mencegah berbagai masalah kesehatan, diantaranya pembentukan plak gigi (karies) (Putri, 2014). Menggosok gigi juga memiliki peran yang sangat penting dalam pencegahan perkembangan bakteri yang dapat menyebabkan kerusakan pada gigi (Sampakang, 2015).
Kebiasaan menggosok gigi yang kurang optimal dapat menyebabkan gangguan kebersihan gigi (Potter & Perry, 2005). Karies gigi merupakan salah satu gangguan kebersihan gigi yang disebabkan adanya plak gigi oleh karena kurangnya kebersihan gigi akibat sisa-sisa makanan kecil yang terletak pada gigi (Alhamda, 2012). Gangguan pada gigi juga dapat menyebabkan nyeri, gangguan tidur, penanggalan gigi, gangguan pengunyahan, dan infeksi. Penyebab penyakit tersebut dapat bervariasi, dimulai dengan konsumsi makanan yang manis dan lengket, malas atau salah dalam menggosok gigi, hingga kurangnya perhatian mengenai kesehatan gigi dan mulut atau bahkan tidak pernah sama sekali memeriksa kesehatan gigi (Syukra, 2012). Gangguan gigi dan mulut dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya perilaku masyarakat yang masih kurang optimal dalam membersihkan gigi. Masyarakat banyak yang sudah mengetahui tentang menggosok gigi, akan tetapi masyarakat belum memahami metode atau cara dalam menggosok gigi yang baik dan benar (Tamrin, 2014). Prevalensi penduduk di Indonesia yang mengalami masalah gigi dan mulut menjadi urutan tertinggi yaitu sebesar 45,68% dan termasuk dalam 10 besar penyakit yang diderita oleh masyarakat (Riset Kesehatan Dasar Republik Indonesia, 2013). Prevalensi karies gigi di Indonesia mencapai 85% pada anak-anak usia sekolah (Lukihardianti, 2011). Berdasarkan penelitian Dhar & Bhatnagar (2009) presentasi karies gigi di SDN 197 Palembang pada kelompok anak usia 6 sampai 10 tahun sebesar 63,20% dan 85,70% dari anak-anak yang mengalami karies gigi tersebut membutuhkan perawatan gigi. Sementara itu, ditemukan pula bahwa prevelensi karies gigi di Indonesia pada anak dengan perilaku menggosok gigi yang salah yakni sebesar 63,8% (Ambari, Hutomo, & Rahaswanti, 2015). Frekuensi penduduk Bali dalam menggosok gigi adalah sebesar 86,2%. Namun, ditemukan hanya sebesar 10,9% yang menggosok gigi dengan waktu dan metode yang benar (Riset Kesehatan Dasar Provinsi Bali, 2010). Presentase penduduk terendah untuk menggosok gigi yang benar di Provinsi Bali terdapat di Kabupaten Karangasem dengan proporsi sebesar 19,1%. Prevalensi karies gigi pada siswa usia 7
hingga 12 tahun di Kabupaten Karangasem didapatkan masih tinggi (58,8%). Sebanyak 85,3% didapatkan masih menerapkan perilaku menggosok gigi yang salah. Kondisi tersebut dapat berpengaruh pada derajat kesehatan penduduk salah satunya pada proses tumbuh kembang anak (Riskesdas, 2010). World Health Organization (2007) menyatakan bahwa angka kejadian karies gigi pada anak mengalami kenaikan sebesar 60-90% setiap tahun, sedangkan persatuan dokter gigi Indonesia menyebutkan bahwa sedikitnya 89% penderita karies adalah anak-anak usia sekolah. Gangguan kesehatan gigi dan mulut yang dialami pada anak sekolah umumnya ditandai dengan kondisi kebersihan mulut yang buruk. Hal tersebut dikarenakan adanya karies pada permukaan gigi yang disebabkan kurangnya pengetahuan anak tentang waktu menggosok gigi yang tepat, dan kebiasaan konsumsi jajan yang bersifat kariogenik yang dilakukan anak-anak (Wirayuni, 2006). Makanan kariogenik juga banyak mengandung gula dan bersifat lengket sehingga dapat menempel pada permukaan gigi apabila tidak dibersihkan dengan baik (Herijulianti, 2005). Hal ini menjadikan perlunya upaya peningkatan kebersihan gigi pada anak usia sekolah dasar didasarkan pada perilaku yang ada (Worotitjan, 2013). Berbagai upaya dapat dilakukan untuk meningkatkan kebersihan gigi diantaranya dengan melakukan perawatan secara berkala seperti rajin menggosok gigi, menggunakan obat kumur gigi, tidak membiasakan mengkonsumsi makanan yang manis juga lengket, serta mengkonsumsi buah dan sayur (Jamil, 2011). Selain upaya diatas pendidikan kesehatan juga dapat meningkatkan perilaku menggosok gigi pada anak usia sekolah. Pemberian pendidikan kesehatan cukup efektif dalam meningkatkan status kebersihan gigi dan mulut pada anak usia sekolah (Hamdalah, 2013). Hastuti dan Andriyani (2010) juga mengatakan bahwa dengan pemberian pendidikan kesehatan pada anak usia sekolah memiliki perbedaan yang sangat efektif dalam meningkatkan status kesehatan gigi dan mulut. Metode pendidikan kesehatan seperti melalui flip chart dan power point dapat menunjukkan adanya perubahan dalam peningkatkan pengetahuan mengenai kesehatan gigi dan mulut pada anak SD (Nurhidayat dan Tunggul, 2012). Metode lain yang dapat digunakan adalah latihan
atau demonstrasi dapat menyebabkan terjadinya penurunan nilai plak gigi pada anak sekolah dasar (Ilyas dan Pantow, 2014). Pendidikan kesehatan merupakan bagian dari promosi kesehatan dan pencegahan penyakit untuk meningkatkan kesehatan gigi dan mulut pada anak-anak usia sekolah dasar (Sinor, 2012). Metode tersebut secara komprehensif dapat menjadi upaya potensial dalam menyelesaikan permasalahan kesehatan yang berorientasi pada tingkat penyadaran mengenai pentingnya kebersihan bagi anak-anak usia dini. Berdasarkan penelitian sebelumnya didapatkan bahwa metode pendidikan kesehatan menggunakan media poster dan leaflet mampu meningkatkan perilaku menggosok gigi pada anak usia sekolah (Yanti, 2012). Menurut Siagian (2010) dalam penelitiannya menyatakan bahwa pemberian pendidikan kesehatan dengan menggunakan metode poster mampu meningkatkan kesehatan gigi dan mulut. Manfaat media poster dalam proses pendidikan kesehatan akan lebih menarik perhatian siswa-siswi sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar, bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya, metode mengajar akan lebih bervariasi sehingga siswa-siswi tidak bosan, serta anak SD akan lebih aktif dalam belajar di kelas (Rita, 2015). Studi pendahuluan yang dilakukan di SDN 2 Padangbai Karangasem dengan menggunakan metode wawancara menunjukan bahwa lima siswa dipilih secara random sampling didapatkan bahwa kelima siswa tersebut menyatakan tidak mengetahui langkah-langkah, waktu, serta perawatan menggosok gigi yang baik dan benar. Setelah dikonfirmasi kepada pihak sekolah, ternyata di SDN 2 Padangbai Karangasem belum pernah mendapat penyuluhan serupa mengenai metode menggosok gigi yang baik dan benar terhadap siswa-siswinya. Berdasarkan hal tersebut, penulis tertarik untuk meneliti pengaruh pendidikan kesehatan dengan media poster terhadap perilaku menggosok gigi pada siswa SDN 2 Padangbai Karangasem.
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan tersebut maka didapat rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Apakah ada pengaruh pendidikan kesehatan dengan media poster terhadap perilaku menggosok gigi pada siswa SDN 2 Padangbai Karangasem? 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Tujuan umum dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan dengan media poster terhadap perilaku menggosok gigi pada siswa SDN 2 Padangbai Karangasem. 1.3.2 Tujuan Khusus Adapun tujuan khusus yang dapat dijabarkan sebagai berikut:
a. Untuk mengidentifikasi perilaku menggosok gigi pada siswa kelas IV SDN 2 Padangbai Karangasem sebelum diberikan pendidikan kesehatan dengan media poster. b. Untuk mengidentifikasi perilaku menggosok gigi pada siswa kelas IV SDN 2 Padangbai Karangasem setelah diberikan pendidikan kesehatan dengan media poster. c. Untuk menganalisis pengaruh perilaku menggosok gigi pada siswa kelas IV SDN 2 Padangbai Karangasem sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan dengan media poster. 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Teoritis Manfaat dari penelitian ini adalah diperolehnya informasi tentang perilaku menggosok gigi pada siswa Sekolah Dasar setelah diberikan pendidikan kesehatan menggunakan media poster. Jika dapat mengalami peningkatan maka dapat disarankan agar metode ini diterapkan di Sekolah Dasar yang lain. 1.4.2 Manfaat Praktis a. Untuk Perawat
Perawat akan memiliki pengetahuan yang baru dalam meningkatkan kesehatan siswa sekolah dasar sehingga pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan masyarakat dapat terpenuhi. b. Untuk Sekolah Dasar Dengan diterapkannya metode pendidikan kesehatan dengan media poster diharapkan dapat meningkatkan perilaku menggosok gigi pada siswa sehingga akan membantu meningkatkan prestasi siswa.