Spesifikasi bangunan pelengkap unit instalasi pengolahan air

dokumen-dokumen yang mirip
Spesifikasi material baja tahan karat unit instalasi pengolahan air

Spesifikasi material baja unit instalasi pengolahan air

Spesifikasi material fibreglass reinforced plastic unit instalasi pengolahan air

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan pondasi untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan beton untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan kayu untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

PEDOMAN Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan pondasi untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

Revisi SNI Daftar isi

Kepada Yth.: Para Pejabat Eselon I di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat SURAT EDARAN NOMOR : 46/SE/M/2015 TENTANG

Cara uji bakar bahan bangunan untuk pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan rumah dan gedung

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan tanah untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

Lampiran A...15 Bibliografi...16

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan langit-langit untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan langit-langit untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

Revisi SNI T C. Daftar isi

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan plesteran untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

PENGGUNAAN STANDAR, PEDOMAN DAN MANUAL DALAM PENYELENGGARAAN PEMBANGUNAN KONSTRUKSI

Revisi SNI Daftar isi

Spesifikasi saluran air hujan pracetak berlubang untuk lingkungan permukiman

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan plesteran untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

RSNI Rancangan Standar Nasional Indonesia

RANCANGAN PEDOMAN TEKNIS BAHAN KONSTRUKSI BANGUNAN DAN REKAYASA SIPIL. Konsep. Pedoman Analisa Harga Satuan Pekerjaan

TABEL A1 SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN GEDUNG PEMERINTAH/LEMBAGA KLASIFIKASI TINGGI/TERTINGGI NEGARA

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan pondasi Untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

SNI 7395:2008 Standar Nasional Indonesia

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan tanah untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

3.3.1 Diseminasi/Sosialisasi di kota Makasar

Cara uji kelarutan aspal modifikasi dalam toluen dengan alat sentrifus

Cara uji kuat lentur beton normal dengan dua titik pembebanan

Cara uji kandungan udara dalam beton segar dengan metode tekan

RANCANGAN PEDOMAN TEKNIS BAHAN KONSTRUKSI BANGUNAN DAN REKAYASA SIPIL. Konsep. Pedoman Analisa Harga Satuan Pekerjaan

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan pipa dan saniter

Revisi SNI Daftar isi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan dinding untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan besi dan aluminium untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

Cara uji sifat tahan lekang batu

Revisi SNI Daftar isi

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan tanah untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

RSNI T C. Daftar isi

PEDOMAN. Penggunaan tailing untuk lapis pondasi dan lapis pondasi bawah DEPARTEMEN PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAH. Konstruksi dan Bangunan

Cara uji keausan agregat dengan mesin abrasi Los Angeles

Cara uji jalar api pada permukaan bahan bangunan untuk pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan rumah dan gedung

6.26 Memasang 1m 2 labriziring dari papan kayu kelas I Memasang 1m 2 dinding lambrizing dari plywood ukuran (120x240) cm

Cara uji keausan agregat dengan mesin abrasi Los Angeles

Revisi SNI Daftar isi

1. Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan Gedung (SNI ) 3. Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia (PPBBI-1983)

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan besi dan aluminium untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

Tata cara pembuatan benda uji di laboratorium mekanika batuan

Cara uji kepadatan ringan untuk tanah

Perencanaan rumah maisonet

Cara uji berat isi beton ringan struktural

Cara uji abrasi beton di laboratorium

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan pondasi

Jenis pengujian atau sifat-sifat yang diukur

PERBAIKAN BETON PASCA PEMBAKARAN DENGAN MENGGUNAKAN LAPISAN MORTAR UTAMA (MU-301) TERHADAP KUAT TEKAN BETON JURNAL TUGAS AKHIR

Spesifikasi batang baja mutu tinggi tanpa pelapis untuk beton prategang

RANCANGAN PEDOMAN TEKNIS BAHAN KONSTRUKSI BANGUNAN DAN REKAYASA SIPIL. Konsep. Pedoman Analisa Harga Satuan Pekerjaan

Cara uji kuat tekan beton ringan isolasi

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan pasangan dinding

Cara uji berat isi, volume produksi campuran dan kadar udara beton

Spesifikasi blok pemandu pada jalur pejalan kaki

BAB III METODE PENELITIAN

SNI 7827:2012. Standar Nasional Indonesia. Papan nama sungai. Badan Standardisasi Nasional

Tata cara pengambilan contoh uji beton segar

Cara uji berat jenis dan penyerapan air agregat kasar

Metode uji pengendapan dan stabilitas penyimpanan aspal emulsi (ASTM D , MOD.)

3.3.1 Diseminasi/sosialisasi di Kota Batam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Tata cara pengambilan contoh uji beton segar

RANCANGAN PEDOMAN TEKNIS BAHAN KONSTRUKSI BANGUNAN DAN REKAYASA SIPIL. Konsep. Pedoman Analisa Harga Satuan Pekerjaan

3.3.1 Diseminasi/Sosialisasi di kota Surabaya

Revisi SNI Daftar isi

Tata cara pembuatan model fisik sungai dengan dasar tetap

Cara uji bliding dari beton segar

Cara uji daktilitas aspal

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Tata cara perencanaan dan pemasangan tangki biofilter pengolahan air limbah rumah tangga dengan tangki biofilter

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Batako merupakan salah satu alternatif bahan dinding yang murah dan

Cara uji geser langsung batu

TINJAUAN KUAT LENTUR RANGKAIAN DINDING PANEL DENGAN PERKUATAN TULANGAN BAMBU YANG MENGGUNAKAN AGREGAT PECAHAN GENTENG

Cara uji berat jenis dan penyerapan air agregat kasar

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

6.16 Memasang 1 m 2 dinding HB 20, campuran spesi 1 PC : 3 PP Memasang 1 m 2 dinding HB 20, campuran spesi 1 PC : 4 PP

Metode pengujian kuat lentur kayu konstruksi Berukuran struktural

Cara uji slump beton SNI 1972:2008. Standar Nasional Indonesia

Spesifikasi lembaran bahan penutup untuk perawatan beton

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PEDOMAN. Perencanaan Median Jalan DEPARTEMEN PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAH. Konstruksi dan Bangunan. Pd. T B

Cara uji kemampuan penyelimutan dan ketahanan aspal emulsi terhadap air

Cara uji slump beton SNI 1972:2008

DATA LAPANGAN WAKTU DASAR INDIVIDU WAKTU NORMAL INDIVIDU TABULASI DATA TES KESERAGAMAN DATA TES KECUKUPAN DATA WAKTU NORMAL WAKTU STANDAR

Unit penghasil biogas dengan tangki pencerna (digester) tipe kubah tetap dari beton

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PENGGUNAAN PASIR DARI BEBERAPA DAERAH TERHADAP KUAT TEKAN BETON. Abstrak

Spesifikasi kereb beton untuk jalan

PENGARUH JARAK SENGKANG TERHADAP KAPASITAS BEBAN AKSIAL MAKSIMUM KOLOM BETON BERPENAMPANG LINGKARAN DAN SEGI EMPAT

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PENGGUNAAN STELL FIBER TERHADAP UJI KUAT TEKAN, TARIK BELAH DAN KUAT LENTUR PADA CAMPURAN BETON MUTU f c 25 MPa

Cara uji penetrasi aspal

Transkripsi:

Standar Nasional Indonesia ICS 91.140.60 Spesifikasi bangunan pelengkap unit instalasi pengolahan air Badan Standardisasi Nasional

Daftar isi Daftar isi.. i Prakata ii Pendahuluan.iii 1 Ruang lingkup.. 1 2 Acuan normatif..1 3 Istilah dan definisi.... 1 4 Persyaratan umum dan teknis.. 2 4.1 Persyaratan umum.. 2 4.2 Persyaratan teknis.. 2 Lampiran A.. 4 Lampiran B... 5 Bibliografi. 6 i

Prakata Standar ini merupakan SNI baru yang mengacu pada buku referensi (text book) dan pengalaman yang telah digunakan oleh masyarakat secara luas baik dalam hal perencanaan, sistem, teknologi bahan, maupun metode pembangunan yang digunakan. Standar ini disusun sebagai rujukan dalam perencanaan pelaksanaan, dan pengawasan mutu dalam pembangunan bangunan pelengkap unit instalasi pengolahan air minum sehingga pada pelaksanaannya di lapangan dapat diterapkan dan mencapai kualitas yang tepat mutu. Standar ini disusun oleh Panitia Teknis 91-01 Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil melalui Subpanitia Teknis 91-01-S3 Perumahan, Sarana, dan Prasarana Lingkungan Permukiman dalam rangka memenuhi efisiensi dan meningkatkan hasil pembangunan dalam bidang Sarana dan prasarana perumahan. Tata cara penulisan disusun mengikuti PSN 08 Tahun 2007 dan dibahas pada forum rapat konsensus pada tanggal 4-5 Desember 2007 di Pusat Penelitian dan Pengembangan Permukiman Bandung dengan melibatkan stakeholder yang mewakili unsur pemerintah, pakar/tenaga ahli, produsen dan konsumen/pengguna. ii

Pendahuluan Spesifikasi bangunan pelengkap unit instalasi pengolahan air (unit IPA) berisi mengenai persyaratan umum dan teknis yang diperlukan dan merupakan sumber informasi untuk para perencana produsen dan pengelola dalam pembangunan bangunan pelengkap unit IPA. Persyaratan teknis yang tercantum dalam standar ini terdiri dari rencana tata letak unit IPA dan bangunan pelengkap, kebutuhan luas lahan bangunan pelengkap unit IPA, persyaratan material dan struktur bangunan pelengkap unit IPA, dan penghitungan beban untuk bangunan pelengkap unit IPA. Standar ini disusun dalam rangka melaksanakan amanat Peraturan Menteri Pekerjaan Umum (Permen PU) Nomor 16 tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum, yaitu Bagian Kedua Wewenang dan Tanggung Jawab Pemerintah, Pasal 38 butir b. Menetapkan norma, standar, pedoman, dan manual. iii

1 Ruang lingkup Spesifikasi bangunan pelengkap unit instalasi pengolahan air Spesifikasi ini menetapkan mengenai bangunan pelengkap unit IPA untuk kapasitas maksimum 50 L/detik, yang meliputi: komponen, kebutuhan luas lahan, material, dan struktur bangunan. 2 Acuan normatif SNI 03-1727, Tata cara perencanaan pembebanan untuk rumah dan gedung SNI 03-1296, Atap plastik gelombang dari PVC SNI 03-2445, Spesifikasi ukuran kayu untuk bangunan rumah dan gedung SNI 03-2847, Tata cara penghitungan struktur beton untuk bangunan gedung SNI 03-2840, Tata cara pengerjaan lembaran asbes semen untuk penutup atap pada bangunan rumah dan gedung SNI 03-4255, Genteng baja lapis paduan Al Zn berlapis butiran batu SNI 03-2095, Genteng keramik SNI 15-2094, Bata merah pejal untuk pasangan dinding SNI 03-6839, Spesifikasi kayu awet SNI 03-1729, Tata cara perencanaan struktur baja untuk bangunan gedung SNI 03-6764, Spesifikasi baja struktural SNI 03-1726, Tata cara perencanaan ketahanan gempa untuk bangunan dan gedung SIN 03-6882, Spesifikasi mortar untuk pekerjaan pasangan SEI/ASCE 7 05, Minimum design loads for buildings and others structures. 3 Istilah dan definisi 3.1 bangunan pelengkap unit IPA bangunan yang menunjang operasional pengolahan air meliputi ruang kantor, penyimpanan bahan kimia, laboratorium, rumah pompa, rumah genset, rumah jaga dan gudang 3.2 kuat tekan yang disyaratkan ( f ' c ) kuat tekan yang ditetapkan oleh perencana struktur (benda uji berbentuk silinder diameter 150 mm dan tinggi 300 mm) untuk dipakai dalam perencanaan struktur beton, dinyatakan dalam satuan MPa 3.3 unit instalasi pengolahan air (unit IPA) suatu unit yang dapat mengolah air baku melalui proses fisika, dan/atau kimia, dan/atau biologi tertentu sehingga menghasilkan air minum 1 dari 6

3.4 utilitas bangunan merupakan sarana penunjang bangunan yang membuat bangunan tersebut dapat berfungsi yang meliputi listrik dan penerangan, air minum, air limbah, drainase bangunan, dan penangkal petir 4 Persyaratan umum dan teknis 4.1 Persyaratan umum a) tata letak bangunan pelengkap pada unit IPA direncanakan agar efisien dari sisi kemudahan pergerakan pengangkutan bahan dan/atau barang serta energi; b) bangunan pelengkap pada unit IPA harus dipasang di atas tanah yang stabil. Bilamana kondisi tanah tidak stabil maka perlu ada rekayasa tanah dan/atau rekayasa pondasi; c) bangunan pelengkap pada unit IPA harus disediakan utilitas bangunan sesuai dengan kebutuhan. 4.2 Persyaratan teknis 4.2.1 Rencana tata letak unit IPA dan bangunan pelengkap Luas rencana tata letak bangunan pelengkap dan unit IPA minimal 60% dari dari luas lahan. 4.2.2 Kebutuhan luas lahan bangunan pelengkap unit IPA Kebutuhan luas lahan bangunan pelengkap unit IPA harus sesuai Tabel 1. No. Tabel 1 - Kebutuhan luas ruangan minimal bangunan pelengkap unit IPA Komponen bangunan pelengkap Satuan Kebutuhan ruangan minimal sesuai kapasitas IPA L/detik 1,0 2,5 5,0 10 20 30 40 50 A Ruang operasional/kantor m 2 20 20 24 24 24 32 40 48 B Ruang penyimpanan m 2 5 5 8 10 15 20 30 40 bahan kimia C Ruang laboratorium m 2 10 10 10 10 10 10 10 10 D Rumah pompa m 2 10 10 10 10 10 20 20 30 E Rumah genset m 2 10 10 10 10 10 20 20 30 F Pos jaga m 2 9 9 9 9 9 9 9 9 G Gudang barang m 2 Sesuai kebutuhan, minimal 9 Catatan: Sesuai dengan Kepmen Kimpraswil No. 332/KPTS/M/2002, tentang Pedoman Teknis Bangunan Negara 4.2.3 Persyaratan material dan struktur bangunan pelengkap unit IPA a) bahan bangunan yang digunakan untuk komponen struktur: 1) beton dengan persyaratan f = 17,5 MPa (setara K 175) sesuai SNI 03-2847-1992; ' c 2) baja harus sesuai dengan SNI 03-6764-2002 / ASTM A 36; 3) kayu harus sesuai dengan SNI 03-2445-1991 dan SNI 03-6839-2002; b) bahan bangunan yang digunakan untuk dinding: 1) pasangan bata merah dan mortar; bata yang digunakan harus memenuhi syarat SNI 15-2094-2000 dan diutamakan yang mempunyai ukuran dan bentuk yang seragam, 2

tidak mudah patah, rusuknya siku dan stabil, bebas dari debu dan kotoran lain yang menempel yang dapat mempengaruhi ikatannya/mortar. Mortar harus sesuai dengan SNI 03-6882-2002; 2) kayu, khusus untuk ruang kantor dan rumah jaga harus menggunakan kayu awet sesuai dengan SNI 03-2445-1991 dan SNI 03-6839-2002; c) bahan untuk penutup atap: 1) genteng keramik sesuai SNI 03-2095-1998; 2) atap plastik gelombang dari PVC sesuai SNI 03-1296-1989; 3) ferrocement/asbes sesuai dengan SNI 03-2840-1992; 4) metal (zinc alum atau alumunium) sesuai dengan SNI 03-4255-1996; d) bahan dan struktur untuk pondasi bangunan pelengkap disesuaikan dengan kondisi tanah setempat dan sesuai dengan aturan yang berlaku: 1) beton bertulang sesuai dengan SNI 03-2847-1992; 2) baja tulangan sesuai dengan SNI 03-6764-2002 / ASTM A 36; 3) pondasi untuk bangunan satu lantai dapat menggunakan beton tumbuk atau pasangan batu belah/batu kali harus sesuai dengan daya dukung tanah setempat dimana bangunan pelengkap IPA akan diletakkan; e) pondasi genset dan pompa harus dipisahkan dari pondasi bangunan pelengkap dan direncanakan dengan pondasi setempat sesuai dengan SNI 03-2847-1992. 4.2.4 Penghitungan beban untuk bangunan pelengkap unit IPA Penghitungan beban untuk bangunan pelengkap harus sesuai dengan SNI 03-1727-1989 atau SEI/ASCE 7 05 dan SNI 03-1726-2002. 3 dari 6

Lampiran A (Informatif) Contoh denah bangunan pelengkap unit instalasi pengolahan air Gambar A.1 - Contoh denah dan skematik unit instalasi pengolahan air 4

Lampiran B (informatif) Daftar nama dan lembaga 1) Pemrakarsa Direktorat Pengembangan Air Minum, Direktorat Jenderal Cipta Karya, Departemen Pekerjaan Umum 2) Penyusun N a m a Ir. S. Bellafolijani, M. Eng Ir. Oloan Simatupang, M.Eng Sihombing Aryananda, ST, MT Ir. Deny Yusuf Sumargana Ratria Anggraini, ST Didik Wahyudi, ST Ir. Felisia Simarmata Lembaga Ditjen Cipta karya Ditjen Cipta karya Ditjen Cipta karya Ditjen Cipta karya Ditjen Cipta karya Ditjen Cipta karya Konsultan Individu 5 dari 6

Bibliografi SNI 03-6816-2002, Tata cara pendetailan penulangan beton RSNI T-02-2003, Tata cara perencanaan konstruksi kayu Indonesia Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 18/PRT/M/2007 tentang Penyelenggaraan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum 6