BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini membahas mengenai model dan kerangka pemikiran yang digunakan dalam penelitian mengenai desain perbaikan kursi untuk karyawan pada bagian kerja penyetelan dan pelapisan di CV. Mitra Jaya berdasarkan prinsip ergonomi beserta penjelasan singkat setiap tahapannya. Gambar 3.1 Metodologi Penelitian Untuk tahapan-tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini sesuai dengan gambar 3.1 37
dijelaskan sebagai berikut : 3.1. Studi Pendahuluan Studi pendahuluan dilakukan untuk mengetahui bagaimana persepsi responden (karyawan CV. Mitra Jaya) terhadap kondisi sarana dan prasarana kursi yang digunakan pada waktu proses bekerja di tinjau dari sisi kenyamanan dalam bekerja. Metode yang digunakan untuk memperoleh informasi tersebut adalah melalui pengisian kuesioner Nordic Body Map (NBM). Dengan melihat dan menganalisa hasil pengisian kuesioner Nordic BodyMap (NBM) maka dapat diketahui keluhan-keluhan yang dirasakan responden meliputi leher, bahu, tengkuk, punggung, pinggang, sikutangan, pergelangan tangan, jari jemari tangan, pantat, paha, lutut, pergelangan kaki, dan popliteal. Selain itu, pada studi pendahuluan juga dilakukan observasi langsung untuk mengamati aktivitas belajar pada siswa di gudang 4 yang meliputi saat karyawan melakukan pekerjaan di bagian penyetelan dan pelapisan. Observasi dilakukan pada gudang 4 di bagian penyetelan dan pelapisan dengan lama observasi selama empat hari. Pada saat melakukan observasi juga dilakukan pengambilan data berupa foto pada saat karyawan melakukan pekerjaan. 3.2. Identifikasi Masalah Berdasarkan permasalahan yang telah disebutkan sebelumnya maka identifikasi masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah keluhan-keluhan musculoskeletaldisorders karyawan di bagian penyetelan dan pelapisan karena karyawan bekerja terlalu membungkuk dan kursi kerja yang terlalu rendah sehingga dilakukan perbaikan desain kursi kerja. Penyebab dan keluhan tersebut dapat di uraikan sebagai berikut: 38
Tabel 3.1 Identifikasi masalah Ketidaknyamanan Tinggi alas kursi tidak sesuai dengan betis Panjang alas kursi tidak sesuai dengan panjang popliteal Lebar alas kusi tidak sesuai dengan dimensi pinggul Tinggi sandaran kursi tidak sesuai dengan tinggi punggung Lebar sandaran kursi tidak sesuai dengan lebar bahu Keluhan(NBM) Betis Paha dan lutut Pinggul, paha dan pantat punggungdan leher Bahu kanan dan kiri 3.3. Data Dimensi Awal Kursi Saat Ini Di CV. Mitra Jaya Data dimensi kursi saat ini diperoleh dari observasi di CV. Mitra Jaya pada bagian kerja penyetelan dan pelapisan. Proses pengukuran dimensi kursi kerja dengan menggunakan alat bantu ukur yaitu meteran. Dimensi kursi kerja pada bagian kerja penyetelan dan pelapisan saat ini akan ditampilkan pada tabel 3.2. Tabel 3.2. Data Dimensi Kursi Kerja Saat Ini Di Bagian Kerja Penyetelan dan Pelapisan No. Dimensi Kursi Kerja Ukuran (cm) 1. Lebar kursi 38 2. Lebar sandaran kursi 37 3. Tinggi sandaran kursi 41 4. Tinggi alas kursi ke 46 lantai 5. Panjang alas duduk kursi 45 6. Lebar alas duduk kursi 44 39
Gambar 3.2. Kursi Awal Mitra Jaya Sumber:Mitra Jaya 3.4. Data Antropometri Karyawan CV. Mitra Jaya Data antopometri di peroleh dengan pengukuran dimensi tubuh pada 5 karyawan pada bagian pelapisan dan penyetelan. Berikut penjelasan mengenai teknis pengukuran antropometri karyawan bagian kerja penyetelan dan pelapisanya itu posisi kerja karyawan duduk tegak pada kursi antropometri: a. Tinggi Popliteal Pengukuran dimensi tubuh untuk jarak vertikal dari lantai ke sudut popliteal yang terletak 40
di bawah paha, tepat di bagian belakang lutut kaki. b. Panjang Popliteal Pengukuran dimensi tubuh pada jarak horizontal dari bagian belakang pinggul ke bagian belakang lutut. c. Lebar Pinggul Pengukuran dimensi tubuh dari jarak horizontal antara sisi luar pinggul kiri dan sisi luar pinggul kanan. d. Lebar Sisi Bahu Pengukuran dimensi tubuh dari jarak horizontal antara sisi paling luar bahu kiri dan sisi paling luar bahu kanan. e. Tinggi Bahu dalam Posisi Duduk Pengukuran dimensi tubuh dari vertikal dari alas duduk ke bagian atas bahu. f. Lebar Bahu Bagian Atas Pengukuran dimensi tubuh dari jarak horizontal antara bahu atas kanan dan bahu atas kiri. 3.5. Uji Keseragaman Data Uji keseragaman data berfungsi untuk memperkecil varian yang ada dengan membuang data ekstrim. Jika ada data yang berada diluarbatas kendali atas (BKA) ataupun batas kendalibawah (BKB) maka dilakukan pengambilan data kembali untuk data dimensi antropometri tubuh karyawan. Langkah pertama dalam uji keseragaman ini adalah perhitungan mean dan standar deviasi untuk mengetahui batas kendali atas dan bawah. Rumus: BKA= + 2SD BKB= - 2SD Dimana : =Nilairata-rata SD =Standardeviasi Nilai standar deviasi diperoleh dengan persamaan: 41
SD = Jika data yang di ambil berada di dalam batas kontrol (BKA dan BKB) maka data dikatakan seragam kemudian dilanjut ke tahapan berikutnya sedangkan jika data ada satu atau lebih data yang berada di luar batas kontrol (BKA dan BKB) maka data tersebut tidak digunakan atau dibuang. Kemudian dilakukan perhitungan ulang di antaranya; nilai rata-rata, standar deviasi, BKA, dan BKB sehingga didapatkan data yang seragam. 3.6. Perhitungan Persentil Pada penentuan dimensi rancangan kursi kerja yang dibutuhkan beberapa persamaan berdasarkan pendekatan antropometri, ini berkaitan dengan penentuan penggunaan persentil 5, 50 dan 95 (Panero,2003). Perhitungan nilai persentil 5,50 dan 95 dari setiap jenis data yang diperoleh, dilanjutkan dengan perhitungan untuk penentuan ukuran rancangan dan pembuatan rancangan berdasarkan ukuran hasil rancangan. Menurut Sritomo Wignjosoebroto (1995), untuk menghitung persentil 5,50 dan 95 menggunakan rumus perhitungan yaitu : a. Persentil 5 = x - 1.645 b. Persentil 50 = x c. Persentil 95 = x+ 1.645 Persentil digunakan untuk menentukan ukuran desain perbaikan kursi kerja yang disesuaikan dengan antropometri karyawan dengan rincian sebagai berikut: a. Tinggi alas kursi memakai persentil 50 b. Panjang alas kursi memakai persentil 50 c. Lebar alas kursi memakai persentil 95 d. Tinggi sandaran kursi memakai persentil 50 e. Lebar sandaran kursi memakai persentil 95 3.7. Desain Kursi Kerja Pada tahap ini dilakukan desain perbaikan kursi kerja pada bagian penyetelan dan pelapisan dalam gambar desain. Dimana ukurannya disesuaikan dengan data antropometri 42
karyawan dan penggunaan data persentil yang telah ditentukan pada tahapan sebelumnya. 3.8. Ergonomis Setelah dilakukan tahap desain kursi kemudian dilakukan uji tingkat keergomisannya bila desain kursi kerja belum ergonomis maka akan dilakukan desain ulang. Jika desain kursi kerja sudah ergonomis maka dilanjutkan pada tahapan selanjutnya. 3.9. Analisis dan Pembahasan Hasil pengolahan data akan di analisa berdasarkan keterkaitanya dengan tujuan penelitian yaitu dapat menghasilkan rancangan atau desain ulang kursi kerja yang ergonomis berdasarkan data antropometri karyawan. Serta melakukan perbandingan dimensi kursi kerja sebelum dan sesudah dilakukan rancangan atau desain ulang dengan penyesuaian ukuran antropometri karyawan. 3.10. Kesimpulan dan Saran Hasil dari tahapanalisis selanjutnya disimpulkan. Pada bagian inidi sertakan juga usulan atau masukan yang mungkin dapat dipergunakan oleh pabrikuntuk mendapatkan hasil yang lebih baik serta untuk penelitian selanjutnya. 43